5. Tradisi Keagamaan Dan Kepercayaan Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Kesehatan.docx

  • Uploaded by: gustri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 5. Tradisi Keagamaan Dan Kepercayaan Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Kesehatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,565
  • Pages: 16
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pada zaman dahulu penyakit yang diderita oleh manusia sering dihubungkan dengan gejala-gejala spiritual. Ketika ada salah seorang dari mereka ada yang sakit, maka dengan spontanitas mereka akan mengkaitkan penyakit tersebut karena adanya gangguan dari mahluk halus. Oleh karena itu pada zaman dahulu ketika ada orang menderita penyakit selalu berkaitan dengan para dukun yang dipercaya mampu untuk berkomunikasi dengan mahluk tersebut sehingga diharapkan sang dukun dapat mengobati penyakitnya atau menahan gangguannya. Tradisi Keagamaan dan Kepercayaan yang berhubungan dengan peningkatan Kesehatan mengeplorasi pengaruh Gaya hidup, Social, Budaya, dan Spiritual terhadap status kesehatan dan memberikan suatu dasar pengetahuan untuk mengembangkan Pengkajian keperawatan dan ketrampilanketrampilan Intervensi Asuhan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah Apa saja yang mempengaruhi tentang Tradisi Keagamaan dan Kepercayaan yang berhubungan dengan peningkatan Kesehatan…?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk

memperdalam

wawasan

tentang

Tradisi

Keagamaan

dan

Kepercayaan yang berhubungan dengan peningkatan Kesehatan. 2. Agar mahasiswa mampu mendiskusikan dengan tugas yang diberikan yaitu Tradisi Keagamaan dan Kepercayaam yang berhubungan dengan peningkatan Kesehatan. 3. Agar mahasiswa mengetahui apa yang ada kaitannya dengan Tradisi Keagamaan dan Kepercayaan yang berhubungan dengan peningkatan Kesehatan.

1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi 1. Manusia ( Paradigma kesehatan ) Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan (Leininger, 1984 dalamk barnum, 1998, Giger dan Davidhizar, 1995, dan Andrew dan boyle,1995 ). 2. Tradisi Tradisi yang bahasa Inggrisnya tradition berasal dari kata latin traditio yakni dari tradire yaitu menyerahkan, menurunkan atau mengingkari. Tradisi juga berarti intelek (bukan intelegensi), sedangkan dalam ilmu, tradisi berarti kontunuitas pengetahuan dan motode-metode penelitian. Menurut Pranowo (2002 : 8) yang dikutip oleh Nur Syam Tradisi adalah suatu yang diwariskan atau ditranmisikan dari masa lalu ke masa kini. Sedangkan menurut Anton Rustanto tradisi adalah suatu perilaku yang lazim orang lakukan dalam sebuah tatanan masyarakat tertentu secara turun menurun. Hal ini dilakukan semata-mata karena sifat dari tradisi adalah kontinuitas, dilakukan terus menerus sesuai dengan apa yang dilakukan oleh para pendahulu mereka 3. Transkultural Nursing Transkultural Nursing merupakan lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lainnya. 4. Agama Agama merupakan penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 ( tiga ) unsur, yaitu : manusia, penghambaan dan Tuhan. 5. Kepercayaan Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih

2

keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993). Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995). Tradisi Keagamaan dan Kepercayaan yang berhubungan dengan peningkatan Kesehatan mengeplorasi pengaruh Gaya hidup, Social, Budaya, dan Spiritual terhadap status kesehatan dan memberikan suatu dasar pengetahuan untuk mengembangkan Pengkajian keperawatan dan ketrampilanketrampilan Intervensi Asuhan keperawatan.

2.2 Dasar dan Bentuk Tradisi Keagamaan Dasar dan bentuk Tradisi keagamaan sering ditemui sulit berubah karena sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, tampaknya tradisi keagamaan sudah terbentuk sebagai norma yang dibakukan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Dalam pendidikan tradisi keagamaan merupakan unsur sosial yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat dan sulit berubah. Pada umumnya, pada masyarakat pedesaan, tradisi keagamaan erat kaitannya dengan mitos dan agama. Mitos lahir dari tradisi yang sudah mengakar kuat di suatu masyarakat, sementara agama dipahami berdasarkan kultur setempat sehingga mempengaruhi tradisi. Dasar tradisi keagamaan memang lahir dari suatu ajaran yang bersifat normatif. Dari sudut pandang sosiologis, tradisi merupakan suatu pranata sosial, karena tradisi dijadikan kerangka acuan norma dalam masyarakat Kerangka acuan norma ini ada yang bersipat sekunder dan primer. Yang sekunder, pranata itu bercorak rasional, terbuka dan umum, kompetitif dan konflik yang menekankan legalitas, seperti pranata politik, pranata pemerintahan, ekonomi

3

dan pasar, berbagai pranata hukum dan keterkaitan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Pranata ini dapat diubah struktur dan peranan hubungan antar peranannya maupun norma-norma yang berkaitan dengan itu. Tampaknya, pranata sekunder ini bersipat fleksibel, mudah berubah sesuai dengan situasi yang diinginkan oleh pendukungnya. Sedangkan pranata primer berhubungan dengan kehormatan dan harga diri, jati diri serta kelestarian masyarakatrnya, karena, pranata ini merupakan kerangka acuan norma yang mendasar dan hakiki dalam kehidupan manusia itu sendiri Oleh karena itu, pranata ini tidak dengan mudah dapat berubah begitu saja. Mengacu kepada penjelasan di atas, tradisi keagamaan termasuk ke dalam pranata primer. Karena pranata keagamaan ini mengandung unsur-unsur yang berkaitan dengan Ketuhanan atau keyakinan, tindakan keagamaan, perasaanperasaan yang bersifat mistik, penyembahan kepada yang suci, dan keyakinan terhadap nilai-nilai yang hakiki. Dalam hubungan dengan masalah kebudayaan yang sudah menjadi tradisi inilah, maka tradisi keagamaan sulit berubah, karena selain didukung oleh masyarakat, juga memuat sejumlah unsur-unsur yang memiliki nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan keyakinan masyarakat. Demikian juga, tradisi keagamaan mengandung nilai-nilai yang sangat penting yang berkaitan dengan agama yang dianut oleh masyarakat atau pribadi-pribadi pemeluk tersebut. Dalam aspek pendidikan di Indonesia, tradisi keagamaan begitu kental sehingga dapat ditemui pada materi pelajaran yang mengandung banyak tradisi keagamaan. Secara sederhana penulis memaknai bahwa tradisi keagamaan adalah hal-hal yang mengandung ajaran agama, dalam hal ini agama Islam. Dapat kita temui dan lihat beberapa institusi pendidikan yang berbasis pesantren atau agama banyak memakai tradisi keagamaan, misalnya memasukkan materi Yasinan atau tahlilan ke dalam materi atau bahan ajar pendidikan. Kenyataan ini tentu saja dapat dikatakan bahwa pendidikan dan tradisi keagamaan sangat erat dan begitu sulit untuk dipisahkan. Kembali pada dasar tradisi keagamaan itu, jika kita melihat rujukan dalil naqli tentang dasar tradisi keagamaan sangat bervariatif dalam menginterpretasikannya. Misalkan kebiasaaan membaca yasin pada saat-saat tertentu. Jika dilihat dasar membaca

4

yasin memang ada anjuran dalam Islam karena yasin adalah bagian dari ayat alQur’an, sedangkan bagi kaum muslimin sangat dianjurkan untuk membaca alQur’an dan memahaminya.

2.3 Hubungan antara Manusia, Agama, dan Transkultural Keperawatan 2.3.1

Manusia Dan Agama Psikologi Agama merupakn salah satu bukti adanya perhatian Khusus para ahli psikologi terhadap peran agama dalam kehidupan kejiwaan

manusia.

Manusia

lari

kepada

agama

karena

rasa

ketidakberdayaannya menghadapi bencana. Dengan demikian segala bentuk prilaku keagamaan merupakan ciptaan manusia yang timbul dari dorongan agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapat memberikan rasa aman. Untuk mengatasi masalah ini manusia menghadirkan tuhan dalam dirinya sebagai pelindung mereka tatkala mereka merasa terancam dan memerlukan perlindungan terhadap segala macam bentuk ancaman terhadap dirinya. Menurut Abraham Maslow manusia membutuhkan kebutuhan yang paling dasar hingga yang paling puncak, yaitu : 1. Kebutuha Fisiologi. 2. Kebutuhan akan rasa aman yang mendorong manusia untuk bebas dari rasa takut dan cemas. 3. kebutuhan akan rasa kasih saying, antara lain berupa pemenuhan hubungan antar manusia. 4. Kebutuhan akan harga diri. 5. Aktualisasi diri Pendekatan berikutnya menurut Victor Frankley, yaitu eksistensi manusia ditandai oleh 3 (tiga) factor,yaitu : 1. Spirituality ( kerohanian ) 2. Freedom ( kebebasan ) 3. Responsibility ( tanggung jawab )

5

2.3.2

Agama, Transkultural Keperawatan dan Pengaruhnya Terhadap Mental Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan,

serta

prosedur-prosedur

untuk

mempertinggi

kesehatan rohani. Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, dan tentram. Sedangkan permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat dalam lapangan psikologi, kedokteran, biologi, sosiologi, dan agama. Dalam kedokteran dikenal ada beberapa macam pengobatan antara lain : dengan menggunakan bahan –bahan kimia, cairan suntiik atau dengan meminum obat atau bisa juga dengan menggunakan sorot sinar laser, getaran arus listrik, dan lain sebagainya. Selain itu juga dikenal pengobatan tradisional dengan cara pijat, suntiki jarum sampai pada keperdukunan. Barangkali hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan. Antara Agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap sesuatu kepuasaan yang maha tinggi, sikap pasrah yang semacam ini diduga akan memberi sikap positif seperti rasa bahagia, rasa aman, senang, sukses, merasa dicintai. Sikap yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan mendasar manusia yang harus dipenuhi sebagai mahluk yang ber-Tuhan. Maka kondisi yang seperti ini akan membawa manusia dalam keadaan yang tenang dan normal sehingga manusia dapat melaklasanakan aktifitas keseharian mereka dengan penuh rasa percaya diri dan merasakan ketenangan dalam diri mereka karena sebagian dari kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar mereka belum terpenuhi, maka manusia akan merasa cemas, kuwatir, ragu-ragu dan tidak merasakan ketenangan dalam hidupnya sehingga ketika mereka beraktifitas mereka tidak maksimal dan hasil yang mereka peroleh pun tidak akan memuaskan.

6

2.4 Terapi Keagamaan Seseorang yang tidak merasa aman, tenang, serta tentram dalam hatinya adalah orang yang sakit rohani atau mentalnya. Setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan mereka secaralancar. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohaniatau juga kebutuhan social. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusiaakan menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada bahwa mereka harus berusaha lebih keras lagi untuk memenuhi kekurangan dari kebutuhan mereka. Sehingga segala macam cara mereka lakukan guna terpenuhinya kebutuhan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang dijumpai bahwa seseorang tidak mampu menahan keinginan bagi seseorang yang ingin memenuhi kebutuhan dirinya atau ketika seseorang terhimpit oleh persoalan ekonomi, maka dalam diri mereka akan terjadi adanya konflik dalam batin mereka yang memerlukan pengobatan atau penyelesaian dengan cepat. Ketika konflik yang dihadapinya tidak segeradiselesaikan, maka batin akan merasa berat untuk menanggungnya sehingga akan bertambah parah permasalahan yang ditanggungnya . pertengkaran ini akanmenimbulkan ketidak seimbangan dalam kehidupan Rohani yang dalam Ksehatan mental dikenal dengan kekusutan Rohani. Usaha penanggulangan kekusutan rohani atau mental ini sebenarnya dapatdilakukan sejak dini oleh penderita. Dengan mencari cara yang tepat untuk menyesuaikan ini dengan memilih norma-norma moral, maka kekusutan mentalajaran dari agama.(Perry AG dan Potter PA,2006)

2.5 Peran Agama Dalam transkultural Nursing Adapun peran agama dalam transkultural nursing adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pandangan dari penanganan kesehatan. 2. Budaya

akan

memengaruhi

bagaimana

orang

menyebutkan

dan

mengkomunikasikan masalahnya. 3. Mempersepsikan pelayanan kesehatan jiwa. 4. Menggunakan atau merespon penanganan kesehatan jiwa.

7

5. Mengatasi masalah bahasa dan menciptakan dialog yang sensitive budaya. 6. Mengatasi masalah-masalah kesehatan mental.( Perry AG dan Potter PA,2006)

2.6 Masalah Religi Masalah religi klien dapat mempengaruhi spiritualitas klien. Praktik kebiasaan keagamaan, jika terganggu atau berubah, dapat mempengaruhi struktur atau dukungan agama terhadap rasa sejahtera seseorang. Turner et al. (1995) menuliskan bahwa intensifikasi praktik keagamaan secara sukarela dapat menyebabkan masalah ketika seseorang tidak merasa bebas atau tidak mengetahui bagaimana harus membicarakan tentang aspek keagamaan atas perubahan. Seseorang sering mengintensifikasi praktik keagamaan dalam menghadapi rasa bersalah atau untuk menghadapi trauma yang sulit atau kehilangan. Menjadi lebih terlibat dalam praktik keagamaan atau mengekspresikan keyakinan lebih dalam mungkin merupakan suatu cara dalam menemukan makna peristiwa yang menyulitkan atau untuk menguji perkembangan spritual seseorang. Kepercayaan didefenisikan oleh Studzinki (1986) sebagai lebih dari sekedar sekumpulan kesehatan. Kepercayan adalah cara menunjukkan diri seseorang, komunitas seseorang, dan kekuatan yang lebih tinggi dan cara mengintegrasikan masa lalu kita, masa kini dan masa mendatang dengan kekuatan yang lebih sebagai pusat. Seseorang sering menemukan cara untuk mengekspresikan kepercayaannya melalui praktik keagamaan. Kepercayaan berkambang sepanjang waktu, sejalan dengan pertumbuhan spiritual seseorang. Seseorang yang berada pada tahap awal perkembangan kepercayaan mereka atau menemukan kepercayaan mereka tertantang oleh kejadian hidup yang penting, dapat menjadi rentan terhadap kehilangan atau keraguan tentang kepercayaan mereka (Turner et al, 1995). Hal ini dapat terjadi ketika seseorang dijauhi oleh komunitas-keagamaannya(mis. Seorang penganut Saksi Yehova yang memilih untuk menjalani-trnsplantasi jantung dan membutuhkan transfusi darah) atau ketika seseorang secara serius mempertanyakan tempat penting denominasi keagamaannya pada masalah publik (mis. Aborsi atau euthanasia).

8

Kehilangan atau meragukan kepercayaan dapat menyebabkan rasa bersalah serius dan bahkan rasa kesepian.

2.7 Spiritualitas dan Religi Spiritualitas sangat sulit untuk didefenisikan. Kata-kata yang digunakan untuk menjabarkan spiritualitas termasuk makna, trnsenden, harapan, cinta, kualitas, hubungan dan eksistensi (Emblen, 1992). Farren et al. (1989) menyarankan bahwa defenisi spiritualitas, atau dimensi spiritual, akan unik bagi setiap individu. Defenisi individual tentang spiritualitas dipengaruhi oleh kultur, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Meskipun spiritualitas sulit untuk didefenisikan, terdapat dua karakteristik penting tentang spiritualitas yang disetujui oleh sebagian penulis: 1. Spiritualitas adalah kesatuan tema dalam kehidupan kita 2. Spiritualitas merupakan keaadan hidup. Farren et al. (1989) menggunakan defenisi fungsional spiritualitas “ komitmen tertinggi individu, yang merupakan prihsip yang paling konfrehensip dari perintah atau nilai final yaitu argumen yang sangat kuat yang diberikan untuk pilihan yang dibuat dalam hidup kita”. Young (1984) mendefenisikan intuisi klinik sebagai suatu proses di mana perawat mengetahui sesuatu tentang klien yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, yang diungkapkan dengan kesulitan, atau yang sumber pengetahuannya tidak diketahui. Intuisi adalah suatu aspek dari berpikir kritisw,yang

mencakup

manganalisis

dan

merasakan

isarat

yang

berbeda,ingatan,dan perasaan untuk membantu perawat memiliki kesadaran lebih baik terhadap kebutuhan klien.

2.8 Keyakinan Keagamaan tentang Kesehatan Agama dan kepercayaan spiritual sangat mempengaruhi pandangan klien tentang kesehatan dan penyakit. Rasa nyeri da penderitaan serta kehidupan dan kematian. Banyak budaya tidak memedakan antara agama dan spiritual, tetapi sebagian lain membedakan dengan jelas konsep spiritualitas. Perawat harus memahami perspektif emic kliennya.(Perry AG dan Potter PA,2006)

9

Tabel 1.1: Keyakinan Agama tentang Kesehatan (Perry AG dan Potter AP) Agama Hindu Sikh

Keyakinan perawatan kesehatan Menerima ilmu penetahuan medis modern Menerima modern

ilmu

pengetahuan

Respon terhadap penyakit Penyakit disebabkan oleh dosa masa lalu

Memperpanjang hidup tidak dibenarkan medis Wanita harus diperiksa oleh wanita Melepaskan pakaian dalam akan menyebabkan distres yang besar

Budha

Menerima

ilmu

pengetahuan

medis Dapat menolak pengobatan padsa hari suci

modern

Spirit bukan-manusia yang memasuki tubuh dapat menyebabkan penyakit Mungkin menginginkan pendeta budha Tidak mempraktikkan euthanasia Mengizinkan untuk menghentikan pendukung hidup

Shinto

Menerima pengobatan medis modern Akan tidak mengizinkan pengobatan yang “tampak” mencederai tubuh sejalan dengan tradisi leluhur

Islam

Harus bisa mempraktikkan Lima Rukun

Menggunakan kepercayaan sebagai penyembuh

Islam

Anggota keluarga hsrus tenang

Dapat mempunyai pandangan yang fatal Kelompok pendoa diperkuat tentang kesehatan Mungkin mengizinkan penghentian pendukung hidup Tidak mempraktikkan euthanasia Yahudi

Mempercayai sanksi dari kehidupan

Mengunjungi orang sakit adalah suatu kewajiban

Tuhan dan kedokteran harus mempunyai Mereka berkewajiban untuk mencari perawatan keseimbangan

Euthanasia adalah dilarang

Kepatuhan kepada hari Sabat adalah Pendukung hidup tidak dibenarkan penting Tidak melakukan aktivitas pada hari Sabat Kristen

Menerima modern

ilmu

pengetahuan

medis Menggunakan

doa,

kepercayaan

sebagai

penyembuh Menghargai kunjungan dan gereja Beberapa menggunakan “penumpangan tangan” Komuni suci umumnya digunakan

10

2.9 Contoh Bentuk Tradisi Keagamaan dan Kepercayaan Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Kesehatan a. Sholat Tahajjud Setidaknya ada beberapa parametes yang diukur Sholeh di tiga laboratorium (Klinika, Prodia, dan Paramita) di Surabaya untuk membuat kesimpulan ini. Dengan mengukur kadar hormon kortisol (glukokortikoid alami utama yang dikeluarkn korteks adrenal. Zat ini memengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak) bisa diketahui apakah seseorang mengalami stress atau tidak. Pada mereka yang berhasil melakukan shalat tahajjud sampai dua bulan hormon ini menaik. “Ini pertanda orang tersebut ikhlas dan tidak stress,” ungkap Sholeh. Meningkatnya hormon ini akan disertai dengan meningkatnya kandungan serotonin, epinefrin dan endorfin. Hormon-hormon ini adalah hormon yang membuat kita menjadi tenang dan merasa tenteram. Sebaliknya, tingkat acetylcholine pada kesembilan belas orang ini menurun. Acetylcholine adalah ester asam asetat dari kolin yang berfungsi sebagai neurotransmitter atau bahan kimia yang berfungsi menyampaikan pesan dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. “Bila bahan kimia ini meningkat, itu tandanya orang lagi stress. Akibat lanjutannya orang akan mudah marah, cemas, dan khawatir,” jelas Sholeh. Stress juga ditandai bila kandungan vasopressin atau hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus (bagian otak) meningkat. “Bila tingkat vasopressin ini tinggi dan menumpuk terus menerus, daya tahan tubuh orang akan menurun. Orang akan mudah kena kanker. “Dengan sendirinya berbagai sistem imun yang ada di tubuh seperti makrofag, basofil, monosit, dan lainnya tidak akan terproduksi. Jadi, sekarang ini kalau orang bicara bahwa shalat bisa memperbaiki tingkat moral seseorang, ada alasan yang bisa dikemukakan dengan sangat masuk akal. Dengan shalat yang benar, dijalani tulus dan pasrah, serta rutin akan membuat fisik maupun psikis seseorang sehat. Ketenangan hati, pikiran, dan ketentraman jiwa akan menjadi status dasar mereka yang rajin

11

shalat. Orang bisa berpikir logis, matang, dan benar-benar masuk akal. Orang menjadi tahu diri dan tidak seenaknya. Selain itu, penyakit fisik akan enggan mampir dan mengidap ke tubuh mereka yang rajin shalat. Karena sistem kekebalan tubuhnya meningkat pesat. b. Khitanan Khitan secara bahasa artinya memotong. Secara terminologis artinya memotong kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Dalam bahasa Arab khitan juga digunakan sebagai nama lain alat kelamin lelaki dan perempuan seperti dalam hadist yang mengatakan “Apabila terjadi pertemuan dua khitan, maka telah wajib mandi” (H.R. Muslim, Tirmidzi dll.). Dalam agama Islam, khitan merupakan salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Dalam hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:”Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku” (H.R. Bukhari Muslim). Seperti yang diungkapkan para ahli kedokteran bahwa khitan mempunyai faedah bagi kesehatan karena membuang anggota tubuh yang yang menjadi tempat persembunyian kotoran, virus, najis dan bau yang tidak sedap. Air kencing mengandung semua unsur tersebut. Ketika keluar melewati kulit yang menutupi alat kelamin, maka endapan kotoran sebagian tertahan oleh kulit tersebut. Semakin lama endapan tersebut semakin banyak. Bisa dibayangkan berapa lama seseorang melakukan kencing dalam sehari dan berapa banyak endapan yang disimpan oleh kulit penutup kelamin dalam setahun. Oleh karenanya beberapa penelitian medis membuktikan bahwa penderita penyakit kelamin lebih banyak dari kelangan yang tidak dikhitan. Begitu juga penderita penyakit berbahaya aids, kanker alat kelamin dan bahkan kanker rahim juga lebih banyak diderita oleh pasangan yang tidak dikhitan. Ini juga yang menjadi salah satu alasan nonmuslim di Eropa dan AS melakukan khitan. c. Misalnya ada anggota keluarga yang sakit perut atau perutnya buncit dan mengalami kesakitan yang luar biasa dan penyakit lainnya biasanya dapat

12

dibacakan doa dan ayat suci al-quran di atas gelas yang berisi air putih berupa surat yassin dan ayat kursi agar rasa sakit nya dapat berkurang dengan memohon doa kepada Allah swt atas kesembuhannya, kemudian air tersebut diminumkan kepada penderita sakit. d. Di daerah padang pariaman terkenal ritual keagamaannya dengan istilah ruqiah yaitu untuk meningkatkan deratan kesehatan dan menyembuhkan penyakit atas izin Allah dilakukan pengobatan dengan bacaan berbagai macam ayat al_quran e. Di dalam khazanah naskah Sunda terdapat berbagai informasi mengenai penyakit, obat, mantra yang digunakan, dan ritual proses penyembuhan. Informasi tersebut ada yang terbungkus dalam teks cerita, dalam naskah mantra, naskah Paririmbon, dan lain-lain. Dari teks tersebut masyarakat masa kini dapat mengetahui berbagai obat yang digunakan dalam proses penyembuhan penyakit pada masa lalu. Di dalam teks-teks tersebut digambarkan penyakit yang diderita, obat yang digunakan, dan cara penyembuhannya. Di dalam naskah Kumpulan Mantra dari Jampang Kulon Sukabumi, didapat 189 buah mantra yang di dalamnya terdapat 20 buah mantra yang berkaitan dengan pengobatan seperti untuk membasmi wabah penyakit, membuang racun, menyembuhkan penyakit cacar (kuris), menghilangkan pengaruh magis yang buruk, mengupayakan agar wanita seperti gadis kembali, mengobati sariawan, mengobati luka, dan lain-lain. Di dalam naskah tersebut dikemukakan berbagai jenis penyakit, mantra, dan ritual pengobatannya. Teks disajikan dalam dua bahasa, yaitu Sunda dan Jawa. Pengobatan penyakit dalam kumpulan mantra ini seluruhnya disertai mantra, dan ada yang disertai doa dalam bahasa Arab. Cara pengobatannya ada yang disertai semedi (tapa) dan ada yang tidak. Ada yang harus disertai puasa dan ada yang tidak. Ada juga yang disertai pantrangan.

13

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan (Leininger, 1984 dalamk barnum, 1998, Giger dan Davidhizar, 1995, dan Andrew dan boyle, 1995). Transkultural Nursing merupakan lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lainnya. Agama merupakan penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu: manusia, penghambaan dan Tuhan. Tradisi Keagamaan dan Kepercayaan yang berhubungan dengan peningkatan Kesehatan mengeplorasi pengaruh Gaya hidup, Social, Budaya, dan Spiritual terhadap status kesehatan dan memberikan suatu dasar pengetahuan untuk mengembangkan Pengkajian keperawatan dan ketrampilanketrampilan Intervensi Asuhan keperawatan. Untuk menangani penyakit yang berhubungan dengan mental, banyak yang menggunakan cara pengobatan tradisional dan modern. Akan tetapi dari berbagai kasus yang justru banyak penderita kejiwaan yang disembuhkan dengan pendekatan keagamaan atau kepercayaan. Hal ini membuktikan bahwa manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang ber-Tuhan dan akan kembali keTuhan pada suatu saat. Sehingga ketika mereka terhimpit permasalahan batin mereka akan lari kepada agama dan menemukan jawaban dari permasalahan yang mereka hadapi. Al-Quran berfungsi sebagai As-Syifa atau obat untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun rohani. Dalam Al-Quran banyak sekali yang menjelaskan tentang kesehatan. Ketenangan jiwa dapat dicapai dengan dzikir (mengingat) Allah. Rasa taqwa dan perbuatan baik adalah metode pencegahan dari rasa takut dan sedih. Dan ketika seseorang mengalami permasalahan dalam kehidupannya maka hadapilah dengan sabar dan sholat sebagai jalan keluar dari segala macam permasalahan dan ketika segala macam usaha telah dilakukan secara maksimal maka serahkanlah segala macam urusan kita, sehat sakit kita

14

hanya kepada Allah semata karena hanya dia-lah segala macam urusan dikembalikan. Dan barang siapa yang menyerahkan segala urusan dunia dan akhiratnya hanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan hati mereka rasa aman, tenang dan tentram sehingga mereka dapat beraktivitas dengan maksimal sehingga mencapai hasil yang diinginkan.

3.2 Saran Setelah membaca dan memahami isi makalah tentang “tradisi keagamaan dan kepercayaan yang berlaku dimasyarakat yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan” ini, diharapkan kita dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang tradisi tersebut mulai dari pengertian tradisi, agama, kepercayaan serta bentuk-bentuk tradisi keagamaan dan kepercayaan. Selain itu perawat mampu melakukan asuhan keperawatan dengan maksimal setelah mengetahui kepercayaan dan keyakinan serta kebudayaannya.

15

DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Aziz Alimul.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta Humaidi, adi. http://adehumaidi.com/pendidikan/ajaran-khitan-dalam-islam, diakses tanggal 26 Januari 2013 Potter and Perry. Buku ajar Fundamental edisi 4. EGC: Jakarta Wongso,andri.http://www.andriewongso.com/artikel/aw_artikel/1443/Nilai_Sebu ah_Kepercayaan/, diakses tanggal 26 Januari 2013

16

Related Documents


More Documents from "Kadek Brahmashiro Wididana"