Lampiran Sk no;…..
PEDOMAN PERKESMAS
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Puskemas merupakan ujung tombak penyelenggara upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP) di strata pertama pelayanan kesehatan,dan merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota
yang
bertanggung
ijawab
menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan di kabupaten/kota. Upaya perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) merupakan upaya kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan puskesmas
termasuk
dalam
upaya
kesehatan
wajib
(promosi
kesehatan,kesehatan lingkungan,KIA/KB,P2,Gizi dan pengobatan) tetapi dapat juga sebagai upaya kesehatan pengembangan yang wajib dilakukan pada daerah tertentu.Dengan terintegrasi upaya perkesmas kedalam upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan,diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu karena diberikan secara holistic,komprehensif pada semua tingkat pencegahan. Upaya perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan professional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dipuskesmas yang dilaksanakan oleh
perawat.perawat
pelayanan
puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan
keperawatan
dalam
bentuk
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat.
asuhan
keperawatan
B. TUJUAN 1.Tujuan Umum Sebagai Acuan dalam melaksanakan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) 2.Tujuan Khusus a.Diperolehnya persepsi yang sama dalam penyelenggaraan perawatan kesehatan masyarakat b.Meningkatnya keterpaduan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan c.Meningkatnya
efisiensi
dan
efektifitas
pelayanan
kesehatan
pada
masyarakat,terutama kelompok rentan dan resiko tinggi. d.Diperolehnya
dukungan
sumber
daya
yang
memadai
dalam
penyelenggaraan upaya perawatan kesehatan masyarakat.
C. Ruang Lingkup Pelayanan Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya
kesehatan
perorangan(UKP),maupun
upaya
kesehatan
masyarakat.pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.upaya preventif
meliputi
prevention),pencegahan
pencegahan
tingkat
tingkat
(secondary
kedua
pertama
(primary
prevention)maupun
pencegahan tingkat ketiga (tertier prevention).
D. Pencatatan dan pelaporan Upaya perkesmas sebagai upaya dipertanggung
jawabkan
baik
yang professional harus dapat dalam
aspek
teknis
maupun
administrative.untuk mendukung hal tersebut diperlukan dokumentasi yang tepat dan benar antara lain melalui pencatatan dan pelaporan kegiatan. 1. Pencatatan Meliputi: a.Formulir pengkajian keperawatan Formulir pengkajian keperawatan baik individu,keluarga,kelompok dan masyarakat. b.Register rawat jalan
Merupakan catatan klien yang mendapat asuhan keperawatan,dapat terintegrasi dengan register rawat jalan ( Rekam Medis ) yang sudah ada. c.Catatan keperawatan Dimaksudkan untuk mencatat rencana tindakan,pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. d.Family folder Merupakan kumpulan kartu status kesehatan (Rekam Medis ) setiap anggota keluarga rawan kesehatan yang di bina. e.Buku register kohor keluarga pembinaan keluarga rawan. Merupakan catatan untuk mengetahui identitas,masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan keluarga rawan kesehatan yag di bina. f.Buku register pembinaan kelompok/desa/masyarakat Merupakan catatan untuk mengetahui identitas,masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan kelompok khusus/masyarakat/desa yang di bina. 2 .Pelaporan Disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk mengukur keberhasilan upaya perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan indicator yang sudah ditetapkan,bentuk format laporan terintegrasi dengan system pelaporan yang berlaku.
E. Landasan Hukum 1.Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2.Peraturan menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 3.Keputusan
Menteri
279/MENKES/SK/IV/2006
Kesehatan tentang
Republik
pedoman
keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas.
Indonesia
penyelenggaraaan
nomor upaya
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Adapun tenaga pelayanan perkesmas di Puskesmas sebagai berikut : No
1
JENIS TENAGA
KUALIFIKASI
Perawat
Minimal D III
Koordinator
Keperawatan+Pelatihan
Perkesmas
keperawatan kesehatan
JUMLAH
1
komunitas+Pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas 2
Perawat
Minimal D III
Pelaksana
Keperawatan
6
Perkesmas di Puskesmas 3
Perawat
Minimal D III
Penaggungjawab
Keperawatan
6
Desa/ Daerah Binaan (Darbin)
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN 1. Perawat Koordinator Perkesmas Perawat Kooordinator Perkesmas bertangung jawab kepada Kepala Puskesmas terhadap keberhasilan upaya perkesmas di mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
puskesmas,
pemantauan serta penilaian. Koordinator perkesmas ditetapkan oleh Kepala Puskesmas dengan kualifikasi Minimal D III Keperawatan, telah mengikuti pelatihan keperawatan kesehatan komunitas dan memiliki pengalaman dalam pelaksanaan perkesmas. 2. Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas adalah semua tenaga fungsional
perawat
di
puskesmas.
Perawat
pelaksana
perkesmas
memberikan pelayanan/ asuhan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun kelompok. Penilaian kinerja perawat pelaksana menggunakan instrumen penilaian jabatan fungsional bagi perawat di puskesmas. 3. Perawat Penaggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin) Perawat Penanggungjawab Desa/ Daerah Binaan (Darbin) merupakan pelaksana sekaligus membantu perawat koordinator perkesmas dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai
asuhan
keperawatan
terhadap
individu,
keluarga,
kelompok,
masyarakat di satu atau lebih desa/ daerah binaan yang menjadi tanggung jawabnya.
C.JADWAL KEGIATAN Jadwal Kegiatan Pelayanan Perkesmas
No. 1.
Jenis pelayanan Perkesmas dalam
Waktu
Keterangan
07.30 – 12.00 Wita
gedung puskesmas 2.
Perkesmas luar
Sesuai jadwal
gedung puskesmas
pertemuan rutin lintas sektor /sesuai jadwal yang dibuat untuk
Jadwal pelayanan hari Jumat
pertemuan yang tidak
sampai jam 10.30 WIta dan hari Sabtu
Rutin
sampai jam 11.00
08.00 – 13.30 WIB ataupun diluar jam kerja sesuai Kesepakatan
Wita
BAB III STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG LAYOUT RUANG PERKESMAS 1
5
4
2
6
6 4
4
4
3
KETERANGAN RUANGAN : 1. Pintu masuk 2. Meja Petugas Perkesmas 3. Lemari Food Model & Leaflet 4. Kursi petugas 5. Meja komputer 6. Kursi pasien
B. STANDAR FASILITAS 1. PERLENGKAPAN a. Meja b. Kursi c. Almari alat d. Wastafel e. Komputer f. Printer
2. PERALATAN SNESIFIKASI PAKET PHN KIT UNTUK KEGIATAN PERKESMAS NO
NAMA BARANG
1 Tas PHN Kit
SPESIFIKASI BARANG
JUMLAH
Bahan Tas tahan air (Waterproof).
1 buah
Stainless Steel (Dual Head) Model Meja Stainless Steel, Kepala Segitiga terbuat dari Karet LCD Display Stainless Steel dengan 2 AAA Batery
1 buah 1 buah 1 buah
Bentuk timbangan dari bahan kaca. Berfungsi untuk anak-anak dan dewasa, menggunakan baterai. LCD Display Terdapat ukuran cm dan inchi pada sisi tali Meteran
1 buah
Stainless Steel Stainless Steel
1 buah 1 buah
Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel
1 1 1 1 1 1 1
ALAT KESEHATAN A. PEMERIKSAAN TTV 2 Stetoskop 3 Tensimeter Air Raksa 4 Palu Reflek Karet Segitiga 5 Termometer Digital 6 Pen Light B. PEMERIKSAAN STATUS GIZI & DARAH 7 Timbangan Badan Digital 8 Meteran
1 buah 1 buah
1 buah
C. PERAWATAN LUKA 10 Dressing Forceps 14 cm 11 Tissue Forceps 14cm 1x2 teeth 12 Kom (lodine Cup) 6cm 13 Kom + Tutup 12cm 14 Bak Instrument Sedang 15 Gunting verband 16 Gunting Jaringan 17 Gunting Iris Lurus 18 Klem Arteri/ Pean Lurus 14cm
buah buah buah buah buah buah Buah
19 Nierbeken 20cm 20 Gunting Angkat Jahitan 21 22 23 24 25 26
D. BAHAN HABIS PAKAI Alkohol Swab Refill Stick Gula Darah Refill Stick Kolesterol Refill Stick Trigliserida Tongue spatel Masker Tali Telinga
27 Blood Lancets
Stainless Steel Stainless Steel
1buah 1buah
Disposible, Isi 100 buah Disposible, Isi 25 buah Disposible, Isi 10 buah Disposible, Isi 25 buah Disposible, Isi 50 buah, terbuat dari kayu Disposible, Isi 50 buah, masker hidung dan mulut, non woofen dibuat dari serat kapas 3 Lapis Disposible, Isi 100 buah
1kotak 1kotak 1kotak 1kotak 1kotak 1kotak 1kotak
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
Kegiatan
Perawatan
Kesehatan
Masyarakat
(Perkesmas)
meliputi kegiatan di dalam maupun di luar puskesmas baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). -
Kegiatan dalam gedung puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan di poli rawat jalan meliputi: o Penemuan kasus baru pada pasien rawat jalan: pneumoni, suspek campak dll. o Penyuluhan/ pendidikan kesehatan. o Pemantauan keteraturan berobat. o Rujukan kasus/ masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di puskesmas. o Melaksanakan kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan wewenang yang diberikan dan
atau
prosedur
yang
telah
ditetapkan
(pengobatan, penanggulangan kasus gawat darurat, dll) -
Kegiatan di luar gedung puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga/ kelompok/ masyarakat untuk melakukan asuhan keperawatan di keluarga/ kelompok/ masyarakat. o Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah (individu dalam konteks keluarga). Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Penemuan suspek/ kasus kontak serumah.
Penyuluhan/ pendidikan kesehatan kepada individu dan keluarganya.
c. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan. d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai rencana. e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care). f. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan. g. Dokumentasi keperawatan 2. Asuhan keperawatan keluarga. Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan kepada keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan dilakukan di lakukan di rumah keluarga. Kegiatannya antara lain: a. Identifikasi keluarga rawan kesehatan/ keluarga miskin dengan masalah kesehatan di masyarakat. b. Penemuan dini supek/ kasus kontak serumah. c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).. d. Kunjungan rumah (home visit/ home health nursing) sesuai rencana. e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care). f. Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang. g. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan di rumah. h. Dokumentasi keperawatan. 3. Asuhan keperawatan kelompok khusus. a. Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu instansi maupun non instansi. Kegiatannya antara lain: Identifikasi faktor – faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di kelompok.
b. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan c. Pelayanan keperawatan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni yang memerlukan keperawatan. d. Memotivasi pembentukan, membimbing dan memantau kader – kader kesehatan sesuai jenis kelompoknya. e. Dokumentasi keperawatan. 4. Asuhan keperawatan di daerah binaan. Merupakan
asuhan
keperawatan
yang
ditujukan
pada
masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan kunjungan ke daerah binaan untuk: a. Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan masalah kesehatan spesifik. b. Meningkatkan
partisipasi
melalui
kegiatan
memotivasi
masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat. c. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan masyarakat. d. Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau kader – kader kesehatan di masyarakat. e. Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS. f. Dokumentasi keperawatan
BAB V LOGISTIK Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Puskesmas direncanakan dalam renstra, POA. Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan pengadaan sendiri oleh Puskesmas. Untuk pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK. Untuk yang pengadaan Puskesmas, tergantung kebutuhan Puskesmas yang habis logistik yang mana, karena logistik yang datang dari DKK belum bisa mencukupi kebutuhan Puskesmas, sehingga Puskesmas harus mencukupi sendiri disesuaikan dengan keuangan Puskesmas.
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) perlu diperhatikan keselamatan sasaran kegiatan/program dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran kegiatan
harus
dilakukan
untuk
tiap-tiap
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan. Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang wajib dilaksanakan oleh tenaga pelayanan Perkesmas meliputi: A. Penerapan Kewaspadaan Isolasi 1. Kewaspadaan Standar 2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi B. Surveilans C. Pendidikan dan Pelatihan Penerapan Kewaspadaan Isolasi
1. Kewaspadaan Standar: a. Kebersihan tangan b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) c. Manajemen limbah dan benda tajam d. Manajemen lingkungan e. Penanganan linen f. Peralatan perawatan pasien g. Perlindungan kesehatan karyawan h. Penyuntikan yang aman i.
Etika batuk
2. Kewaspadaan Berdasarkan transmisi a. Transmisi airborne/udara b. Transmisi droplet/percikan c. Transmisi kontak
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan Perkesmas yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam ruang maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya
yang
terjadi,
setiap
petugas
Perkesmas
harus
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja Perkesmas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan : A. Di tempat kerja dan lingkungan kerja 1. Desain tempat kerja yang menunjang K3 a. Ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja. b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja c. Pencahayaan cukup dan nyaman d. Ventilasi cukup dan sesuai e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah di jangkau jika diperlukan. 2. Sanitasi lingkungan a. Semua ruangan harus bersih b. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus. c. Tata ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat. d. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara teratur. e. Pengelolaan bahan kimia yang benar 1) Semua
petugas
harus
mengetahui
cara
pengelolaan bahan kimia yang benar (antara lain
penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya) 2) Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia
dan
mempunyai
pengetahuan
serta
ketrampilan untuk menangani kecelakaan. 3) Semua bahan kimia yang ada, harus diberi label/etiket dan tanda limbah cair Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair : a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank b) Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku B. Perlindungan Kesehatan Karyawan 1. Imunisasi Tenaga pelayanan Perkesmas harus diberikan imunisasi atau memperoleh booster terhadap infeksi yang umum
terjadi:
tetanus,
meningococcal,
hepatitis
difteri, A,
poliomyelitis,
hepatitis
tifoid,
B,
rubella,
mumps.
dan
tuberkulosis, measles,
batuk
rejan,
mencatat/mendokumentasikan
imunisasi
yang
telah
dilakukan. 2. Manajemen pasca pajanan Pencegahan pajanan darah dan bahan infeksius lainnya a. Tempatkan limbah tajam dalam kontainer tahan tusuk, tahan air, dan anti bocor b. Jangan memanipulasi jarum syringe atau benda tajam setelah digunakan c. Jangan membengkokkan, mematahkan atau melepas jarum setelah digunakan
d. Gunakan tehnik satu tangan atau peralatan lain jika harus menutup kembali jarum setelah digunakan e. Jangan pernah menerima limbah jarum atau benda tajam dari orang lain 4. Pencegahan Kecelakaan kerja Instrumen tajam yang digunakan dalam memberikan pelayanan Perkesmas (misalnya:sonde, jarum dan ampul anestesi
yang
telah
digunakan)
memiliki
potensi
mengakibatkan luka dan menyebarkan penyakit menular: a. Penanganan minimal jarum, syringe dan instrumen tajam lainnya setelah penggunaan b. Tangani instrumen tajam dengan hati-hati c. Buang instrumen/alat tajam dalam wadah yang tidak dapat robek segera setelah digunakan. Apabila wadah tersebut penuh, keluarkan isinya dan bakar atau diisi dengan semen selanjutnya dikubur d. Selalu gunakan utility gloves ketika mencuci instrumen yang tajam e. Apabila instrumen tajam harus diberikan dari aisten ke operator selama perawatan maka instrumen tersebut tidak
boleh
dipegang
secara
bersamaan
oleh
keduanya. Asisten meletakkan instrumen tajam dalam baskom atau baki yang telah didisinfeksi, beritahukan pada operator bahwa instrumen tersebut telah siap untuk digunakan 5. Gunakan “tehnik satu-tangan” apabila perlu menutup kembali jarum suntik. Letakkan tutup jarum suntik di atas permukaan datar. Dengan satu tangan memegang syringe dan jarum dimasukkan ke tutupnya. Apabila tutup jarum suntik telah menutup jarum, tekan tutup jarum suntik pada permukaan datar jangan menggunakan tangan yang lainnya untuk mengencangkan tutup.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada unit pelayanan Perkesmas diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu pelayanan promosi kesehatan. Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan: 1.
Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,
2.
Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan antara kinerja aktual dan tujuan,
3.
Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan peningkatan mutu. Setiap
kegiatan
dijabarkan
dalam
langkah-Iangkah
semuanya mengacu pada upaya peningkatan mutu.
yang
BAB VII KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program perkesmas perlu diperhatikan keselamatan kerja petugas
terkait dengan
melakukan minimalisasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan kegiatan perkesmas dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indicator sebagai berikut: 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metoda yang digunakan 4. Tercapainya kegiatan sesuai indikator 5. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Penyelenggaraan pelayanan kesehatan perkesmas Puskesmas Sudiang Raya ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, upaya pengembangan, dan peningkatan pelayanan serta mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas.Hal-hal tesebut diatas semaksimal mungkin akan dilaksanakan yang pada akhirnya tujuan kepuasan pelanggan akan tercapai