BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Nitrogen (N) merupakan unsur yang berlimpah didalam udara dalam bentuk N2 , tetapi bentuk tersebut tidak bisa diserap atau dimanfaatkan oleh tanaman dan agar bisa dimanfaatkan tanaman maka unsur N yang ada diudara tersebut terlebih dahulu harus berfiksasi dengan unsur H ataupun oksigen dan air. Nitrogen yang berlimpah menaikkan pertumbuhan dengan cepat dengan perkembangan yang lebih besar pada batang dan daundaun hijau gelap. Defisiensi Nitrogen akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dimana pada pohon berbuah, rontoknya daun yang terlalu awal, kematian tunas-tunas lateral, rangkaian buah yang kurang baik dan perkembangan buah yang tidak biasa merupakan tanda-tanda defisiensi nitrogen. Selain itu unsur N dan P yang bermanfaat untuk pertumbuhan biota air yang bersifat mikroskopik seperti plankton yang dapat berguna sebagai pakan alami bagi biota perairan. Plankton juga sangat penting dalam memperbaiki kualitas air dan menjaga keseimbanagan lingkungan serta dapat membuang senyawa-senyawa dalam air yang dapat menimbulkan racun terhadap ikan. Unsur N dan P sangat dibutuhkan oleh plankton dalam pertumbuhannya. Komposisi dan kelimpahan plankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respon terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia maupun biologi. Suhu air dan kandungan ammonium berpengaruh terhadap peningkatan jumlah individu dan genus sedangkan kandungan nitrat, salinitas dan oksigen terlarut berpengaruh terhadap penurunan jumlah individu dan genus. 1.2 TUJUAN PRAKTIKUM 1.2.1 Untuk menentukan kadar nitrat dengan metode kolorimetri pada limbah domestik. 1.2.2 Mengetahui kadar maksimum nitrat dalam suatu badan air.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN NITRAT Menurut Ardiansyah (2017), nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrisi utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam sisklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Menurut Saidah (2015), nitrat (NO3) merupakan bentuk nitrogen utama di perairan alami dan juga merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga semikan halnya dengan amoniak. Nitrat dan amoniak adalah sumber utama nitrogen di perairan. Nitrat merupakan salah satu senyawa nitrogen yang ada di perairan dan bersifat stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur yang penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan. 2.2 METODE PENGUJIAN KADAR NITRAT Menurut Hilaliyah (2013), analisis standar N total kebanyakan dilakukan dengan metode kjeldhal. Metode kjeldhal merupakan prosedur analisis yang tertua diantara semua metode analisis. Analisis N total tanah didasari oleh prinsip mengubah N-organik menjadi Namonium oleh asam sulfat yang dipanaskan sekitar 380o C dan dengan menggunakan Cusulfat + Selenium + Na-sulfat sebagai katalisator. Proses ini disebut digestasi dan hasilnya disebut digest; secara keseluruhan disebut Kjeldhal Digestasi. Asam digest yang mengandung amonium dibasakan dengan NaOH sehingga ion amonium dikonversi menjadi ammoniak. Lalu didestilasi menjadi amonium hidroksida. NH4OH ditentukan jumlahnya dengan mentitrasi dengan HCl. Analisa protein cara Kjeldhal pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi. Menurut Utami (2013), metode potensiometri dengan ion selektif elektroda dapat digunakan untuk menganalisis ion nitrat. Elektroda selektif Ion nitrat memiliki membran polimer matriks PVC yang dirancang untuk mendeteksi ion nitrat (NO3 - ) dalam larutan air dan cocok untuk lapangan dan aplikasi laboratorium. Menjelaskan prinsip elektroda nitrat bahwa elektroda selektif ion NO3 - adalah sebuah sensor selektif yang menghasilkan potensial antara membran tipis, berpori, inert yang menahan air agar tidak bisa bercampur dengan larutan internal. Elektroda merespon aktivitas ion NO3 - antara 10-5 dan 10 -1 M (0,14-1400 mg N / L). 2.3 DAMPAK KADAR NITRAT TERLAU TINGGI Menurut Ardiansyah (2017), kadar nitrat yang tinggi dapat menyebabkan pencemarn dalam suatu perairan. Kadar nitrat-nitrogen pada perairan lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/liter mengakibatkan terjadinya eutrofikasi perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Menurut Saidah (2015), adanya siklus nitrogen (nitrifikasi) menyebabkan amoniak teroksidasi menjadi nitrit oleh bakteri Nitrocomonas, kemudian teroksidasi menjadi nitrat oleh bakteri nitrocobacter. Amoniak dan nitrat merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan alga di perairan sehingga dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat memacu pertumbuhan alga secara pesat. Hal ini dapat mengurangi dan menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam perairan. 2.4 APLIKASI NITRAT DI BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN Menurut Patty (2015), fosfat, nitrat dan oksigen terlarut merupakan tiga unsur senyawa kimia yang sangat penting untuk mendukung kehidupan organisme dalam suatu perairan. Fosfat dan nitrat dibutuhkan untuk mendukung organisme dalam pertumbuhan dan
perkembangan hidupnya terutama fitoplankton, sedangkan oksigen terlarut digunakan oleh organisme perairan dalam proses respirasi. Secara alami ketiga senyawa kimia ini terdapat dalam air laut pada kadar yang sesuai. Perubahan kadar yang terjadi tentu akan mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup dalam perairan. Menurut Mustofa (2015), nitrat dapat digunakan untuk mengklafisikasikan tingkat kesuburan perairan. Perairan oligotrofik kadar nitrat 0–1 mg/l, perairan mesotrofik kadar nitrat 1–5 mg/l, perairan eutrofik kadar nitrat 5-50 mg/l. Unsur N dan P sering dijadikan sebagai faktor pembatas di dalam suatu perairan karena kedua unsur ini dibutuhkan oleh fitoplankton dalam jumlah yang besar, namun bila kedua unsur tersebut ketersediannya di habitat bersangkutan di bawah kebutuhan minimum, akibatnya pertumbuhan fitoplankton akan terganggu atau populasinya akan menurun. Jumlah bentuk total P dan total N di perairan adalah dugaan potensial untuk kesuburan suatu perairan. Tingkat kesuburan suatu perairan dapat diukur dengan melimpahnya fitoplankton. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas fitoplankton adalah tercukupinya zat hara yang dibutuhkan. Zat hara anorganik utama yang diperlukan oleh fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak adalah nitrogen sebagai nitrat (NO3).
DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah, Khanif. 2017. Hubungan Nitrat dan Fosfat Terhadap Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pulau Anak Krakatau. Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Hilaliyah, Siti Nur. 2013. Penggunaan Metode Potensiometri dan Spektrometri Untuk Mengukur Kadar Spesi Nitrogen (Nitrat : NO3+ dan Amonia : NH4+) Dalam Tanah Pertanian Dengan Tiga Ekstraktan. Skripsi. Jember : Universitas Jember. Mustofa, Arif. 2015. Kandungan Nitrat dan Pospat Sebagai Faktor Tingkat Kesuburan Perairan Pantai. Vol 9 No 1 : 13-19. Jurnal Disprotek. Patty, Simon I. 2015. Karakteristik Fosfat, Nitrat dan Oksigen Terlarut di Perairan Selat Lembeh, Sulawesi Utara. Vol 2 No 1 : 1-7. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Saidah, Nur. 2015. Analisis Kestabilan Pada Model Interaksi Pertumbuhan Alga dan Perubahan Kadar Amoniak, Nitrat dan Nitrit. Skripsi, Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Utami, Restu Tri. 2013. Desain Ekstraktor Untuk Analisa Nitrat dan Kalium Dalam Tanah Pertanian Dengan Metode Potensiometri. Jember : Universitas Jember.
LAMPIRAN