4818_tugas Kelompok 1 Komunikasi Dan Konseling.docx

  • Uploaded by: Jeany Christy Mairuma
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4818_tugas Kelompok 1 Komunikasi Dan Konseling.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,086
  • Pages: 34
TUGAS KELOMPOK SWAMEDIKASI ( KOMUNIKASI DAN KONSELING PROFESI )

Disusun oleh:

1. Rifka Aisyah 2. Monica Yunita Letoaty 3. Abi Karami Muhammad 4. Farika Rahmawati 5.Uliya Ita Rahmita 6. Arina Titami 7. Jeany Christy Mairuma

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019

Skenario Kasus Mual dan Muntah : Chika akan pergi ke Jakarta untuk datang ke konser sang idola. Untuk menghemat pengeluaran maka Chika melakukan perjalanan darat menggunakan travel dari Jojga menuju Jakarta. Sebelum perjalanan, Chika sarapan terlebih dahulu agar tidak lapar saat perjalanan. Selama perjalanan Chika merasa mual dan beberapa menit kemudian muntah. Akhirnya travel yang ditumpangi Chika berhenti di apotek untuk mengatas mual dan muntah tanpa perlu ke dokter terlebih dahulu. Penyelesaian : 1.

Tata laksana terapi

a.

Non-Farmakologi  Pengaturan makanan : mengurangi makanan pemicu mual/muntah, mengatur waktu makan

b.

Farmakologi 

2.

Dimenhydrinate (Dramamine)

Informasi obat (Dramamine)

a.

Komposisi 

b.

Dimenhydrinate 50 mg Dosis

 Dewasa : 3-4 x sehari 1-2 tablet, Anak > 12 tahun : 2-3 x sehari 1 tablet, Anak 8-12 tahun : 2-3 x sehari 0.5-1 tablet, Anak 6-8 tahun : 2-3 x sehari 0.25-0.5 tablet, mencegah mabuk perjalanan : Diawali 30 menit sebelum bepergian c.

Indikasi :  Untuk mencegah dan meredakan mabuk perjalanan dan mengobati vertigo, mual atau muntah sehubungan dengan terapi elektrosyok, anestesi dan pembedahan, sakit akibat radiasi.

d.

Aturan pakai 

e.

Diminum sebelum atau sesudah makan Kontra Indikasi

 f.

Diabetes melitus tipe 1, Gagal jantung berat, Riwayat kanker kandung kemih. Perhatian



Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin.

SKENARIO KASUS SAKIT KEPALA (MIGRAIN) Contoh Kasus : Seorang Wanita (40 tahun) datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala yang telah terjadi selama 2 hari, sebelum sakit kepala terjadi pasien mengaku melihat cahaya yang cukup terang kemudian kepala terasa nyeri dan berdenyut pada bagian kanan saja, selain itu pasien juga merasa mual. Sebelumnya pasien belum megkonsumsi obat dan hanya menggunakan minyak angin. Pasien diketahui merupakan pekerja kantor yang akhir-akhir ini sedang banyak pekerjaan sehingga kurang beristirahat dan pola makan yang tidak teratur.

1. Penanganan swamedikasi migrain a. Terapi non-famakologi  Menempelkan es di kepala dan beristirahat atau tidur sejenak, biasanya dalam ruangan yang gelap dan tenang.  Mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang memicu serangan migrain.  Intervensi perilaku (relaksasi, biofeedback dan terapi kognitif) dapat membantu pasien yang memilih terapi non-obat atau ketika terapi dengan obat tidak efektif atau tidak dapat ditoleransi. (Dipiro, 2014) b. Terapi farmakologi 

Analgesik : parasetamol



NSAID : ibuprofen



Antiemetik : metoklopramid

2. Identifikasi penyakit : 

Sakit kepala sudah terjadi selama 2 hari



Muncul cahaya terang sebelum terjadinya sakit kepala



Nyeri hanya dirasakan pada bagian kanan kepala



Pasien merasa mual dan belum mengkonsumsi obat



Pasien sedang banyak pekerjaan sehingga kurang istirahat dan makan tidak teratur

3. Penanganan terhadap kasus yang dialami : Pertama-tama pasien diberikan antiemetik metoklopramid untuk mengatasi mual yang dialaminya. Metoklopramid yang diberikan dengan dosis 10 mg dapat diminum 3 kali sehari dandiminum 15-30 menit sebelum mengkonsumsi obat migrain. Metoklopramid dapat meningkatkan gerakan lambung yang selama serangan sangat terhambat dan dapat meningkatkan absorpsi obat oral. (Dipiro, 2014) Langkah selanjutnya adalah penggunaan obat analgesik ataupun NSAID. Dalam hal ini, pasien akan diberikan parasetamol 500 mg dengan aturan pakai sekali minum 2 tablet dan dapat diminum 3 kali sehari. Apabila pasien mual dan tidak dapat meminum obat melalui mulut (per oral), maka dapat menggunakan obat dalam sediaan suppositoria (per rektal). Setelah minum obat-obat tersebut, sebaiknya pasien berbaring di ruang gelap dan berusaha tidur. Apabila serangan yang terjadi lebih hebat dan pasien tidak kunjung membaik maka perlu ditangani oleh dokter dengan obat migrain spesifik seperti ergotamin.

Daftar Obat Wajib Apotek (OWA) untuk Sakit Kepala No.

Nama Obat

1.

Metampiron

2.

Asam mefenamat

Indikasi

Jumlah tiap jenis obat per pasien

Sakit kepala, pusing,

Maksimal 20 tablet

panas/demam, nyeri haid

Sirup 1 botol

Sakit kepala/gigi

Maksimal 20 tablet

Sirup 1 botol 3. 4.

Glafenin

Sakit kepala/gigi

Metampiron+klordiazepoksida/ Sakit kepala yang disertai diazepam

ketegangan

Maksimal 20 tablet Maksimal 20 tablet

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotik Daftar Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas untuk Nyeri (Sakit Kepala) 1. Ibuprofen a. Kegunaan obat Menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri haid), sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan terkilir. b. Hal yang harus diperhatikan • Gunakan obat dengan dosis tepat • Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma dan bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker • Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik, kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk dokter. • Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna. c. Kontra Indikasi Obat tidak boleh digunakan pada: • Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif • Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen • Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuktonjolan pada hidung) • Kehamilan tiga bulan terakhird. Efek Samping • Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi (sembelit/susah buang air besar), nyeri lambung sampai pendarahan. • Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia • Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat dihentikan • Gangguan fungsi hati

• Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi • Anemia kekurangan zat besi e. Bentuk sediaan Tablet 200 mg, Tablet 400 mg f. Aturan pemakaian • Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari,. Diminum setelah makan • Anak : 1 – 2 tahun : ¼ tablet 200 mg, 3 – 4 kali sehari 3 – 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari 8 – 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg. 2. Asetosal (Aspirin) a. Kegunaan obat Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang b. Hal yang harus diperhatikan  Aturan

pemakaian harus tepat,

diminum setelah

makan atau bersama

makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung.  Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi  Jangan diminum

bersama dengan minuman beralkohol

karena dapat

meningkatkan risiko perdarahan lambung.  Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan, kortikosteroid, flu profen, penisilin dan vitamin C. c. Kontra Indikasi Tidak boleh digunakan pada: - Penderita alergi termasuk asma - Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit - Penderita hemofilia dan trombositopeniad. Efek samping - Nyeri lambung, mual, muntah - Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak danperdarahan lambung e. Bentuk Sediaan Tablet 100 mg, Tablet 500 mg

f. Aturan pemakaian Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) Anak :

2-3 tahun : ½ - 1½ tablet 100 mg, setiap 4 jam 4-5 tahun : 1½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam 6-8 tahun : ½ - ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam 9-11 tahun : ¾ - 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam > 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam

3. Parasetamol a. Kegunaan obat Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit b. Hal yang harus diperhatikan  Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapatmenimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal.  Sebaiknya diminum setelah makan  Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapatmenimbulkan overdosis.  Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkanrisiko gangguan fungsi hati.  Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal. c. Kontra Indikasi Obat demam tidak boleh digunakan pada : - penderita gangguan fungsi hati - penderita yang alergi terhadap obat ini - pecandu alkohol d. Bentuk sediaan Tablet 100 mg, Tablet 500 mg, Sirup 120 mg/5ml e. Aturan pemakaian Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3–4 kali sehari, (setiap 4 – 6 jam) Anak :

0-1 tahun : ½ - 1 sendok teh sirup, 3–4 kali sehari(setiap 4 – 6 jam) 1-5 tahun : 1 – 1 ½ sendok teh sirup, 3–4 kalisehari (setiap 4 – 6 jam) 6-12 tahun : ½ - 1 tablet (250-500 mg), 3–4 kalisehari (setiap 4 – 6 jam)

Catatan : • Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi dibandingkan denganefek anti demamnya. • Asetosal dan Parasetamol efek terapi anti demamnya lebih tinggidibandingkan efek antinyeri dan anti radangnya.

Sumber : Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, DitjenBinaKefarmasiandanAlatKesehatan, DepartemenKesehatan, 2006 Contoh obat merek dagang untuk sakit kepala : 1. Paramex Tiap

tablet

mengandung: Paracetamol 250 mg, Propyphenazone

150

mg, Caffeine 50 mg, Dexchlorpheniramine Maleate 1 mg. Aturan pemakaian : Dewasa dan Anak – anak diatas 12 tahun : 2 – 3 kali sehari 1 tablet Indikasi : Meringankan sakit kepala dan sakit gigi Kontra indikasi : penderita dengan gangguan fungsi hati dan hipersensitif terhadap salah satu komponen 2. Panadol Extra Setiap kaplet mengandung:Paracetamol 500 mg, Caffeine 65 mg Aturan Pakai : Dewasa dan anak-anak ≥ 12 tahun: 1 kaplet, ditelan dengan segelas air, 3-4 kali sehari bila gejala membandel. Jangan lebih dari 8 kaplet dalam 24 jam. Jangan diberikan pada anak-anak dibawah umur 12 tahun, kecuali dibawah pengawasan dokter. Minimum interval penggunaan dosis adalah 4 jam. Jangan melebihi dosis yang dianjurkan Indikasi : Untuk meringankan sakit kepala, sakit gigi Kontra Indikasi :  Pada pendeirta yang hipersensitif terhadap paracetamol dan caffeine, dan penderita dengan gangguan fungsi hati

 Reaksi sensitivitas jarang terjadi dan diawali dengan reaksi dermatologis seperti urtikaria, eritmia, atau erupsi 3. Biogesic Tiap tablet mengandung : Paracetamol 500 mg Aturan pakai : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3- 4 kali sehari. Anak (6 – 12 tahun) : ½ - 1 tablet, 3 – 4 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter. Indikasi : Meringankan rasa sakit pada sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam. Kontra indikasi : Penderita gangguan fungsi hati yang berat. Hipersensitifitas terhadap parasetamol. 4. Bodrex Migra Tiap kaplet mengandung: Paracetamol 350 mg, Propifenazon 150 mg, Kofein 50 mg. Aturan pakai: Dewasa: 1 kaplet 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk dokter. Indikasi: Meringankan rasa sakit kepala pada migrain. Kontraindikasi:

Penderita

pada

gangguan

fungsi hati yang

Penderita hipersensitif pada obat ini.

berat.

SKENARIO KASUS FLU dan BATUK : Kasus : Seorang Ibu datang ke apotik mencari obat Flu dan Batuk untuk anaknya laki – laki yang berumur 12 tahun. Ibunya mengeluhkan jika anaknya sudah batuk dan flu selama 2 hari. Dan belum diberi obat apa – apa. Ibunya baru mencari obat, saat anakmya sudah mulai demam dan saat batuk, anakmya tersebut mengeluarkan dahak. Dan ibunya mencari obat flu dan batuk dalam bentuk sirup karena anaknya tidak bisa menelan obat. Penyelesaian : 1. Gejala umum : - Pengeluaran udara dari saluran nafas secara kuat, yang mungkin disertai dengan pengeluaran dahak - Tenggorokan sakit dan gatal - Infeksi saluran pernapasan bagian atas oleh virus influenza. 2. Penyebab : - Infeksi Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal flu, bronkhitis, dan penyakit yang cukup serius agak jarang yaitu pneumonia, TBC dan kanker paru – paru. - Alergi  Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan. Misal : debu, asap, cairan dan makanan  Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan. Misal : rinitis alergik, batuk pilek  Penyempitan saluran pernapasan misal pada asma

3. Tata laksana terapi a. Non – farmakologi -

Minumlah sekurang – kurangnya 8 – 10 gelas air putih setiap hari untuk menjaga agar dahak tetap encer.

-

Minum cairan hangat (seperti sup ayam) dapat membantu menjaga kelembaban pada saluran pernapasan dan juga bermanfaat sebagai dekongestan saluran napas.

-

Hindari lingkungan yang yang dingin dan kering. Usahakan agar lingkungan sekitar tetap hangat.

-

Hindari aktivitas yang dapat menyebabkan iritasi tenggorokan, seperti pemaparan terhadap debu atau merokok.

-

Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk dengan obat yang aman, seperti minuman hangat manis

-

Kumur – kumur dengan air putih selama 1 menit, 3 kali sehari dapat meredakan gejala batuk. (MIMS, Edisi 14).

b. Farmakologi ( Pilhan Obat ) -

Penekan batuk dan dekongestan oral

4. Daftar Obat a. Datar Obat Wajib Apotek (OWA) untuk Batuk (Mukolitik) Nama Obat

Ketentuan

Asetilsistein

Maksimal 20 dus; sirup 1 botol

Karbosistein

Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol

Bromheksin

Maksimal 20 tablet, sirup 1 botol

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotik b. Daftar Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas untuk Flu dan Batuk 1) Gliseril Guaiakolat a. Kegunaan obat: mengencerkan lendir saluran napas b. Hal yang harus diperhatikan : Hati-hati atau minta saran dokter untuk penggunaan bagi anak di bawah 2 tahun dan ibu hamil. c. Aturan pemakaian 

Dewasa : 1-2 tablet (100 -200 mg), setiap 6 jam atau 8 jam sekali



Anak : 2-6 tahun : ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam 6-12 tahun : ½ - 1 tablet (50-100mg) setiap 8 jam.

2)

Bromheksin a. Kegunaan obat: mengencerkan lendir saluran napas b. Hal yang harus diperhatikan Konsultasi ke dokter atau apoteker untuk penderita tukak lambung dan wanita hamil

bulan pertama

c. Efek samping: rasa mual, diare dan perut kembung ringan d. Aturan pemakaian -

Dewasa : 1 tablet (8 mg) diminum 3 x sehari (setiap 8 jam)

-

Anak : diatas 10 tahun : 1 tablet (8mg) diminum 3 kali sehari (setiap 8 jam) 5-10 tahun : ½ tablet (4mg) diminum 2 kali sehari (setiap 8 jam).

3) Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat a. Kegunaan obat : mengencerkan lendir saluran napas b. Hal yang harus diperhatikan : konsultasikan ke dokter atau apoteker bagi anak dibawah 2 tahun, bagi penderita tukak lambung, dan bagi ibu hamil. c. Efek samping : rasa mual, diare dan kembung ringan.

4) Obat Batuk Hitam (OBH) Dosis : -

Dewasa : 1 sendok makan (15ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)

-

Anak : 1 sendok teh (5ml) 4 x sehari (setiap 6 jam).

5) Dekstrometorfan a. Kegunaan obat : penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang berat b. Hal yang harus diperhatikan -

Hati – hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis

-

Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat

-

Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak

c. Efek samping -

Mual dan pusing

-

Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan

d. Aturan pemakaian -

Dewasa : 10-20 mg setiap 8 jam

-

Anak : 5-10 mg setiap 8 jam

-

Bayi : 2,5-5 mg setiap 8 jam.

6) Difenhidramin HCL a. Kegunaan obat : penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin b. Hal yang harus diperhatikan : -

Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin selama meminum obat ini

-

Konsultasikan dengan dokter dan apoteker untuk penderita asma, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi

c. Aturan pemakaian -

Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam

-

Anak : ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam.

7) Dekongestan oral Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat dekongestan oral antara lain : Fenilpropanolamin, Fenilefrin, Pseudoefedrin dan Efedrin. Obat tersebut pada umumnya merupakan salah satu dalam komponen flu. a. Kegunaan obat : mengurangi hidung tersumbat b. Hal yang harus diperhatikan Hati – hati pada penderita diabet juvenil karena dapat meningkatkan kadar gula darah, penderita tiroid, hipertensi, gangguan jantung dan penderita yang menggunakan antidepresi.

c. Kontra Indikasi Obat tidak boleh digunakan pada penderita insomnia, pusing, tremor, aritmia dan penderita yang menggunakan MAO inhibitor. d. Efek samping -

Menaikkan tekanan darah

-

Aritmia terutama pada penderita penyakit jantung dan pembuluh darah

e. Aturan pakai -

Fenilpropanolamina 

Dewasa : maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari



Anak – anak (6-12 tahun) : maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari

-

-

-

Fenilefrin 

Dewasa : 10 mg kali sehari



Anak – anak (6-12 tahun) : 5 mg 3 kali sehari

Pseudoefedrin 

Dewasa : 60 mg 3 kali sehari



Anak – anak 2-5 tahun : 15 mg, 3-4 kali sehari



Anak – anak 6-12 tahun: 30 mg, 3-4 kali sehari

Efedrin 

Dewasa : 25-30 mg, setiap 3-4 jam



Anak – anak : sehari 3 mg/Kg BB, dibagi dalam 4-6 dosis yang sama

SKENARIO KASUS DEMAM: Pak Andi tiba-tiba mengalami demam dengan suhu sebesar 38.C setelah sehari bekerja lembur. Permasalahan : Demam yang disebabkan karena kelelahan. Definisi : Suatu keadaan dimana suhu tubuh berada diatas rentang normal suhu tubuh Gejala : Suhu tubuh mengalami kenaikan diatas 37.7.C, Penyebab : Demam sendiri merupakan suatu gejala dan dapat berasal dari infeksi atau berasal dari penyebab non infeksisus seperti alergi, stress, vaksin, kanker, dan beberapa panyakit yang dapat menyebabkan demam. Penanganan : Penangan demam sendiri dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis dan cukup mudah , namun perlu diingat bahwa demam sendiri merupakan gejala, sehingga meskipun demam sudah diatasi apabila penyakit yang menyebabkan demam belum disembuhkan maka kemungkinan penderita akan mengalami demam kembali. Untuk penanganan non farmakologis kasus dia atas dapat dilakukan dengan menggunakan kompres dan beristirahat. Untuk penanganan farmakologis umumnya dapat digunakan berbagai obat-obatan dari golongan OWA, OBT dan OTC. Contohnya seperti obat dari golongan NSAID seperti parasetamol, Untuk dari golongan OWA adalah : Metampiron (Antalgin) Bentuk sediaan dan kekuatan : Tablet 500mg Indikasi: sakit kepala,demam, pusing, nyeri haid

Sedangkan untuk obat dari golongan OBT adalah seperti berikut : Parazon Bentuk sediaan dan kekuatan : kaplet salut selaput mengandung propifenazon 150 mg, parasetamol 250 mg, kafein 50mg. Indikasi : meringankan rasa sakit seperti sakit kepala, sakit gig, nyeri pada haid dan menurunkan, demam Untuk dari golongan OTC ada banyak, berikut ini adalah beberapa contohnya : Parasetamol Tersedia dalam merk : Panadol, Acetram, Oskadon, Bodrex demam, dll. Dosis : Dewasa : 325-650 mg setiap 4-6 jam atau 1000 mg 3-4 kali perhari, jangan melebihi4000mg. Anak-anak : < 12 th, 10-15 mg/kg/dosis setiap 4-6 jam setiap diperlukan jangan melebihi 2.6 g dalam 24 jam. Kontraindikasi : gangguan fungsi hati berat,hipersensitifitas. Asetosal Tersedia dalam merk : Bodrexin, Aspirin Dosis : 300 - 900 mg tiap 6 jam maks dosis 4g perhari, anak dan remaja tidak dianjurkan. Kontraindikasi : Hipersensitifitas, anak dan remaja dibawah 16 tahun, sindrom reye Ibuprofen Tersedia dalam merk : Moris, Anafen Dosis : Dewasa : 200 -250 mg setiap 3 - 4 kali sehari Anak-anak : 1-2 tahun, 50 mg 3 - 4 kali sehari 3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali sehari 8 - 12 tahun 200-250 mg 3-4 kali sehari

Tidak boleh dipergunakan pada anak dengan berat badan kurang dari 7 kg. Osteoartritis dan reumatoid artritis :1200-1800mg 3 kali sehari Kontraindikasi : kehamilan trimester terakhir, penderita ulkus peptikum, hipersensitivitas, polip hidung, angiodema, asma, dan rintis serta urtikaria ketika menggunakan asam asetilsalisilat atau AINS lainnya. Efek samping : umumnya berupa pusing Sakit kepala,, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdmen, konstipasi, hematemesis, melena perdarahan lambung, ruam

Perlu diperhatikan bahwa apabila demam tak kunjung turun, kambuh kembali dan diikuti dengan gejala lain maka segera hubungi dokter.

SWAMEDIKASI DIARE 1. Definisi Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satuhari. 2. Gejala Pada diare hebat yang seringkali disertai buang air besar melebihi normal, kotoran encer/cair, sakit/kejang perut, pada beberapa kasus terjadi demam dan muntah. Adapun gejala pada anak meliputi: 

Dehidrasi ringan/sedang: gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat haus, kulit kering.



Dehidrasi berat: lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering, malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering.

3. Penyebab Penyakit diare dapat disebabkan oleh infeksi virus (rotavirus, norovirus, adenovirus, astrovirus, cytomegalovirus), bakteri(E. coli, Campylobacter jejuni, Vibrio Cholera, Shigella sp, V parahaemolyticus dan lain-lain), parasit (Cryptosporidium parvum, Giardia intestinalis, Entamoeba histolytica, Dientamoeba fragilis dan lain-lain), keracunan makanan, mal absorpsi, alergi, imuno defisiensi, self-limited, dan lain-lain. 4. Pengobatan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) 1.) Berikan Oralit Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah. 2.) Berikan Obat Zinc Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana

ekskresienzim

ini

meningkat

selama

diare

dan

mengakibatkanhipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare. Zinc mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi

volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. 3.) Pemberian ASI/Makanan Bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. 4.) Pemberian Antibiotik hanya atas indikasi Hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah dan suspek kolera. 5.) Pemberian Nasehat Kembali segera jika diare lebih sering, muntah berulang, sangat haus, makan/minum sedikit, demam, tinja berdarah, tidak membaik dalam 3 hari.

Pada diare non spesifik, pengobatan diare dilakukan untuk mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit dan mengatasi penyebab diare. Obat diare dibagi menjadi: 

Golongan

antimikroba

seperti

antibiotika

(golongan

sulfonamida,

tetrasiklin, furazalidon, kinolon, dan lain-lain) untuk memberantas penyebab diare karena bakteri, amuba, parasit 

Obstipansia seperti adsorbans (atapulgit, pektin, karboadsorbans dan lain-lain)



Adstringensia seperti tannin, garam bismuth dan aluminium untuk menghilangkan gejala diare



Antimotilitas (antidiare) seperti loperamid untuk mengurangi frekuensi dan durasi diare



Spasmolitik seperti papaverin, hiosin butil bromida, untuk menghilangkan kejang perut

5. Pencegahan 1.) Hindari makanan dan minuman yang tidak bersih 2.) Cuci tangan pakaisabun dan air bersih sebelum makan dan sesudah buang air besar 3.) Rebus air minum terlebih dahulu 4.) Gunakan air bersih untuk memasak 5.) Buang air besar di jamban

6. Contoh kasus Seorang ibu, datang ke apotek menceritakan bahwa anak perempuannya yang berusia 3 tahun diare sejak satu hari yang lalu. Frekuensi BAB si anak 4-5 kali sehari, warna kuning, dan encer, tidak ada darah dalam tinja. Anaknya sangat rewel, kelopak matanya cekung, cubitan kulit perut kembali dengan segera. Ia minum dengan lahap. BB anak 12 kg. Analisis: Gejala: 

Gelisah/rewel



Mata cekung

Anak menderita dehidrasi ringan/sedang Tatalaksana Pada anak-anak, diare umumnya disebabkan oleh infeksi rotavirus. Penanganan utama diare pada infeksi rotavirus adalah mencegah dehidrasi dengan memenuhi asupan cairan, bukan pemberian obat anti diare.



Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit 75 mL/kg BB x 12 kg= 900mL.



Namun demikian, jika anak ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak.



Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap 2 – 3 menit)



Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri minum air matang.



Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya. Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan di rumah o Beri cairan tambahan. o beri tablet Zinc 1 tablet (20mg) selama 10 hari o melanjutkan pemberian minum/makan yang bergizi Berikut adalah makanan yang direkomendasikan: Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacang-kacangan, sayuran dan daging/ikan, jikamungkin, dengan 1-2 sendok teh minyak sayur yang ditambahkan ke dalam setiap sajian. Sari buah segar seperti apel,

jeruk

manis

dan pisang dapat

diberikan untuk

penambahan kalium. Bujuk

anak

untuk

makan

dengan

memberikan

makanansetidaknya 6 kali sehari. Beri makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya selama 2 minggu. o Kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini: anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu, kondisi anak memburuk, anak demam, terdapatdarah dalam tinja anak. Daftar obat untuk penanganan diare 1. Oralit o Kandungan

: Glukosa anhydrat, sodium chloride, pottasium

chloride, trisodium citrate dyhidrat o Kegunaan : Pengganti cairan dan elektrolit pada pasien diare, dehidrasi, muntahber o Kategori

: Obat bebas

o Konsumen : Dewasa dan Anak o Kehamilan : Aman untuk kehamilan o Sediaan

: Oralit 200 ml dalam bentuk serbuk 4,1 gram

o Indikasi

: Oralit digunakan untuk mengobati kondisi tubuh yang

kekurangan cairan atau dehidrasi yang disebabkan oleh diare, mencret atau muntaber. o Kontraindikasi : Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, mereka yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan: 

Sedang mengalami anuria atau ketidakmampuan ginjal memproduksi urin atau oliguria atau terlalu sedikitnya produksi ginjal.



Seseorang dengan kondisi mal absorbsi glukosa, biasanya hal ini dapat dilihat dari keluaran feses yang berlebih dan banyak mengandung glukosa.



Mengalami dehidrasi parah yang disertai kejang, pemberian rehidrasi oral seperti akan terlalu lambat sehingga perlu penanganan rehidrasi secara parenteral.

o Dosis Oralit dan Cara Penggunaan 

Obat ini tersedia dalam bentuk serbuk yang harus dilarutkan dalam 200 ml air sebelum dikonsumsi. Setiap 200 ml Oralit mengandung:





Natrium klorida: 0,52 gram



Kaliumklorida: 0,3 gram



Trisodium sitrat dihirdat: 0,58 gram



Glukosa anhidrat: 2,7 gram

Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain. Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut: Dosis oralit bagi penderita diare: a. Tanpa dehidrasi Umur<1 th



– ½ gelas setiap kali anak mencret

Umur 1-4 th : ½ -1 gelas setiap kali anak mencret

Umur di atas 5th : 1-1 ½ gelas setiap kali anak mencret b. Dehidrasi ringan/sedang Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi. c. Dehidrasi berat Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus. o Petunjuk Penggunaan: 

Gunakanlah obat ini setelah makan, konsumsi bahan makanan yang lembut, kaya karbohidrat dan tidak mengandung laktosa seperti, bubur nasi, bubur gandum, pisang, bubur kentang atau bubur kacang hijau.



Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.



Gunakanlah sesuai dosis yang dianjurkan terutama untuk anak-anak, berikan perlahan, sedikit demi sedikit dan sering. Jika anak bayi sudah mengonsumsi 120 ml Oralit per kilogram berat badannya dalam waktu 24 jam sebaiknya didorong untuk minum air putih untuk mencegah hipernatremia.

o Pemberian susu sapi pada anak-anak sebaiknya dihentikan selama diare dan pemberian obat ini. Alternatifnya bisa menggunakan susu kedelai yang bebas laktosa ditambah bubur yang kaya karbohidrat. o Efek Samping Oralit 

Oralit umumnya ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut: 

Perut kembung.



Nyeri pada abdomen.



Hipernatremia.



Efek Overdosis Oralit

2. Zinc o Jenis obat : Mineral o Kategori

: Obat bebas

o Kegunaan : Mengatasi kekurangan zinc o Konsumen : Dewasa dan anak-anak o Kehamilan & Menyusui: Tidak terklasifikasi o Sediaan

: Tablet, syrup dan cairan injeksi

o Merek

: Zikid, DaryaZinc, L-Zinc, Zircum Kid, Interzinc, Orezinc

o Indikasi 

Menaikkan kadar zinc pada tubuh.



Suplemen untuk mempercepat penyembuhan diare.



Mengatasi iritasi mata minor.

o Kontraindikasi Karena kandungan suplemen zinc merupakan zat dasar pembangun tubuh, obat ini aman dikonsumsi asalkan disesuaikan dengan dosis. o Dosis Zinc dan Cara Penggunaan Zinc tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis berikut: 

Tablet: 10 mg, 20 mg, 25 mg, 30 mg.



Syrup: 10 mg/5ml, 20 mg/5 ml.



Cairaninjeksi: 10 mg/10 ml.

Umur<6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari Umur>6 bulan: 1 tablet (20 mg) per hari selama 20 hari o Petunjuk Penggunaan: 

Gunakanlah obat ini setelah makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih setelahnya.

o Efek Samping Zinc 

Nyeri perut.



Dispepsia.



Mual dan muntah.



Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi tembaga.

3. Obstipansia seperti adsorbans (atapulgit, pektin, karbo adsorbans dan lain-lain) Golongan : Antidiare

Kategori

: Obat bebas

Manfaat

: Meredakan dan mengatasi diare

Dikonsumsi oleh

: Dewasa dan anak-anak ≥ 6 tahun

Kategori kehamilan dan menyusui

:

Kategori

N:

Belum

dikategorikan. Attapulgite tidak diserap ke dalam ASI. Namun, tetap konsultasikan kepada dokter kandungan mengenai risiko dan manfaat

konsumsi

attapulgite saat kehamilan atau menyusui. Bentuk obat

: Tablet

MerkDagang : Diapecta, New Antides, Coro-Sorb, Neo Diastop, New Diatabs, Diagit. Peringatan: 

Diskusikan dahulu dengan dokter jika ingin memberikan attapulgite kepada lansia di atas 60 tahun atau anak-anak di bawah 12 tahun.



Hati-hati konsumsi attapulgite pada penderita asma, obstruksi usus, pembesaran prostat dan gangguan fungsi ginjal.



Beri tahu dokter atau petugas apotek apabila sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan lainnya, termasuk suplemen dan produk herba.



Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan attapulgite, segera hubungi dokter.

Dosis Attapulgite Kondisi

Diare

Usia

Dosis

Dewasa

1,2-1,5 g per hari.

dan

Dosis dapat

anak-anak

ditingkatkan

12 tahun

menjadi 8,4 gr per

ke

hari jika

atas

diperlukan.

Efek Samping Attapulgite Beberapa efek samping umum yang mungkin dapat terjadi setelah menggunakan attapulgite adalah: 

Sembelit



Perutkembung



Mual



Nyeri lambung

4. Bismuth subsalicylate Golongan : Obat diare Kategori : Obat bebas Manfaat : Mengatasi diare, mulas, dan sakit perut Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak usia 12 tahun ke atas Kategori kehamilan dan menyusui: Kategori C: studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Kategori D (pada trimester ketiga): ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa. Bismuth subsalicylate dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa konsultasi dahulu dengan dokter. Bentuk obat

: Tablet

Merek dagang : Neo Adiar, New Sybarin, Scantoma Peringatan: 

Konsultasikan terlebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini, khususnya bila memiliki riwayat penyakit ginjal, BAB berdarah atau muntah darah, penyakit Von Willebrand, dan hemofilia.



Sebelum menggunakan bismuth subsalicylate, beritahu dokter bila sedang menggunakan vitamin, suplemen, atau obat lain, terutama obat pengencer darah, serta obat untuk menangani diabetes, artritis, dan asamurat.



Bismuth subsalicylate dapat memicu munculnya sindrom Reye pada anak-anak, terutama bila sedang menderita cacar air atau influenza.



Bismuth subsalicylate dapat memengaruhi hasil pemeriksaan radiologi pada sistem pencernaan.



Obat ini dapat menyebabkan lidah dan feses menjadi hitam.

Dosis Bismuth Subsalicylate Kondisi

Diare, mulas, mual, sakit perut

Infeksi Helicobacter pylori

Bentuk Obat

Usia

Dewasa dan Tablet

anak-anak 12 tahun ke atas

Dosis

525 mg, tiap 30 menit atau 1 jam bila perlu. Jangan melebihi 4 kali minum dalam 24 jam. 525 mg, dikombinasikan

Tablet

Dewasa

dengan metronidazole dan tetracycline, 4 kali sehari.

Apabila digunakan untuk mengobati diare, minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. Simpan bismuth subsalicylate pada suhu ruangan, dan jauhkan dari tempat yang lembab. Jangan membekukan obat ini, dan jauhkan dari paparan sinar matahari langsung. Interaksi Obat 

Kombinasi bismuth subsalicylate dengan probenecid dapat mengurangi efektifitas probenecid.



Bismuth subsalicylate dapat meningkatkan kadar methotrexate dalam darah.



Kombinasi bismuth subsalicylate dengan obat golongan salisilat lain, misalnya aspirin, dapat menyebabkan overdosis.



Penggunaan bismuth subsalicylate dalam waktu lama dan dosis tinggi, dapat menyebabkan munculnya gula pada tes urine.



Bismuth subsalicylate meningkatkan risiko perdarahan bila dikombinasikan dengan obat pengencer darah, seperti clopidogrel atau warfarin.



Bismuth subsalicylate dapat meningkatkan risiko efek samping bila digunakan bersama dengan obat peredanyeri, seperti ibuprofen atau naproxen.

Efek Samping Bismuth Subsalicylate Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan bismuth subsalicylate adalah: 

Mual dan muntah



Anoreksia nervosa



Diare atau sembelit



Infeksi saluran pencernaan



BAB berdarah



Lemas



Sakit kepala



Penurunan fungsi sara

SWAMEDIKASI AMBEIEN PADA WANITA HAMIL A. Skenario Kasus Ibu Rita berusia 35 tahun dengan usia kehamilan 5 bulan mengalami keluhan nyeri pada bagian dubur dan sudah 3 hari saat melakukan buang air besar selalu diikuti dengan perdarahan yang keluar bersama feses. Darah yang keluar berwarna merah segar kemudian sejak 2 hari terakhir muncul benjolan yang menonjol keluar pada saat buang air besar. Namun, benjolan tersebut dapat masuk kembali ke dalam anus setelah buang air besar selesai. Melalui kejadian tersebut, Ibu Rita pergi ke apotek untuk berkonsultasi dan mendapatkan obat yang sesuai dengan gejala yang Ibu Rita alami. B. Hemoroid (Wasir) Hemorhoid adalah pelebaran dari jaringan submukosa yang mengandung venula, arteriola, dan jaringan otot lunak yang terdapat pada kanalis analis. Hemorhoid diklasifikasikan menjadi hemorrhoid eksterna, hemorrhoid interna,dan kombinasi antara eksterna dan interna atau mixedemorhoid. C. Penyebab Hemorhoid pada wanita hamil banyak dijumpai dan merupakan keadaan yang fisiologis menyertai kehamilan.Pada kehamilan, hemoroid dapat disebabkan karena: 1. Pengaruh kenaikan hormon seks dan bertambahnya volume darah sehingga menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah vena di daerah dubur. 2. Peningkatan hormon progesteron pada wanita hamil akan menyebabkan peristaltik saluran pencernaan melambat dan otot-ototnya berelaksasi, serta relaksasi katup vena di anorektal, sehingga akan mengakibatkan konstipasi yang akan memperberat sistem vena tersebut. 3. Penekanan janin dalam rahim pada pembuluh darah vena didaerah panggul akan mengakibatkan pembendungan. 4. Pengejanan waktu buang air besar yang sering terjadi pada wanita hamil karena konstipasi akan menyebabkan terjadinya prolapshemorhoid.

D. Gejala 1. Gatal atau sensasi panas 2. Keluar darah berwarna merah terang setelah BAB 3. Rasa sakit yang tajam dan menusuk dekat anus Anda 4. Tonjolan atau lapisan kulit ekstra di sekitar anus 5. Nyeri atau sakit selama atau setelah BAB 6. Tekanan yang tidak nyaman E. Tatalaksana Terapi 1. Terapi non-farmakologis 

Berendam. Isi bak kamar mandi Anda dengan air hangat dan rendam tubuh selama 10-15 menit setiap hari. Lakukan 2-3 kali sehari.



Minum banyak air dan makan banyak serat untuk menghindari sembelit.



Lakukan senam Kegel. Selain membantu menguatkan dinding perineum untuk proses persalinan, Kegel juga memperlancar aliran darah yang bisa meredakan dan mencegah wasir.



Gunakan bantal yang memiliki lubang di tengahnya untuk memudahkan duduk



Beristirahat yang cukup, jangan memaksakan diri melakukan aktivitas yang terlalu berat



Hindari duduk terlalu lama. Berbaring, berdiri, dan berjalan adalah alternatif lain yang dapat dilakukan.

2. Terapi farmakologis 

Pengobatan topikal dengan salep atau suppositoria: krim lidokain 5% (anestesi topikal) flukortolon (golongan B untuk wanita hamil)



Obat pencahar untuk mengurangi mengejan saat buang air besar, seperti: parafin, magnesium sulfat 10%



Analgesik: asetaminofen (golongan B untuk wanita hamil)



Hidrosmin (flavonoid)

F. Penyelesaian Kasus 1. Pengumpulan Informasi Pada kasus diatas diketahui bahwa Ibu Rita telah hamil selama 5 bulan. Selama 3 hari terdapat pendarahan saat buang air besar dan 2 hari terakhir muncul benjolan yang menonjol keluar pada saat buang air besar. Benjolan tersebut dapat masuk kembali ke dalam anus setelah buang air besar selesai. 2. Penetapan masalah Usia kehamilan 5 bulan (trimester kedua) dapat memicu munculnya suatu benjolan di sekitar anus atau biasa dikenal wasir. Wasir yang dialami Ibu Rita merupakan kategori hemoroid internal. 3. Penyelesaian masalah Setelah

dilakukan

assessment,

apoteker

akan

menganjurkan

terapi

non-farmakologis dahulu dengan tetap meminum air putih yang banyak, menjaga asupan makanan berserat. Kemudian untuk menghilangkan rasa nyeri yang mengganggu, apoteker dapat memberikan terapi farmakologis berupa anestesi lokal yaitu lidokain suppositoria (obat wajib apotek) dengan tetap melakukan pemantauan. Lidokain merupakan terapi cukup aman untuk ibu hamil dan menyusui (kategori B). Dosis untuk wasir: 1 suppostoria sebanyak 2-3 kali ala sehaari Digunakan jika diperlukan.

Peringatan 

Harap hati-hati dalam menggunakan obat ini, bila pernah atau sedang menderita penyakit jantung seperti gangguan irama jantung, syok kardiogenik, gagal jantung, Sindrom Wolff-Parkinson-White, sindrom Stoke-Adams, serta gangguan hati, hipoksia, gangguan pernapasan, syok hipovolemik, dan defisiensi pseudokolinesterase.



Hati-hati pada pasien yang hipersenstivitas pada anestesi tipe amida



Hubungi dokter apabila dalam 3 hari tidak terjadi pengurangan gejala



Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Efek samping

Efek samping yang umum terjadi yang perlu disampaikan pada pasien yaitu: -

Ganggguan ringan pada saluran pencernaan

-

Sakit kepala

-

Ruam

-

Sakit perut

Cara Pemakaian Suppositoria 1. Mencuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun. 2. Jika suppositoria yang akan digunakan menjadi lembek, maka masukan ke dalam lemari es selama beberapa menit hingga teksturnya kembali menjadi keras. Catatan: jangan dimasukan ke dalam freezer pada lemari pendingin. 3. Buka bungkus/ kemasan suppositoria. 4. Lumasi ujung suppositoria dengan pelumas yang larut dalam air atau dengan melembabkan daerah rektum (anus/ dubur) menggunakan air dingin. 5. Berbaringlah miring dengan posisi kaki bawah diluruskan dan kaki bagian atas ditekuk ke depan perut. Usahakan agar lubang rektum (anus/ dubur) terbuka 6. Masukkan suppositoria hingga ½ sampai 1 inchi. Jika dimasukkan tidak terlalu dalam, suppositoria dapat keluar kembali. 7. Tahan hingga beberapa detik. 8. Tetaplah berbaring hingga 5 menit untuk mencegah suppositoria keluar kembali. 9. Mencuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun.

Beyond Use Date (BUD)

SOP SWAMEDIKASI Dalam pelaksanaan pelayanan swamedikasi di apotek, terdapat prosedur tetap yang harus dijalankan oleh apoteker berdasarkan Petunjuk Teknik Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (SK. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004). Berikut adalah penjelasannya: a. Mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin melakukan swamedikasi b. Menggali informasi dari pasien meliputi : - Tempat timbulnya gejala penyakit - Seperti apa rasanya gejala penyakit - Kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya - Sudah berapa lama gejala dirasakan - Ada tidaknya gejala penyerta - Pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan c. Memilihkan obat sesuai dengan kerasional dan kemampuan ekonomi pasien dengan menggunakan obat bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek d. Memberikan informasi tentang obat yang diberikan kepada pasien meliputi: nama obat, tujuan pengobatan, cara pakai, lama pengobatan, efek samping yang mungkin timbul, hal yang harus dilakuakn maupun dihindari oleh pasien dalam menunjang pengobatan. Bila sakit berlanjut/lebih dari 3 hari hubungi dokter e. Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan. (Depkes RI, 2008)

Related Documents


More Documents from "Rosy Noor Azhizah"