4. Waham.docx

  • Uploaded by: aceps
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4. Waham.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 898
  • Pages: 5
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM

I. Kajian Teori A.

Pengertian Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misal, mata saya adalah komputer yang dapat mengontrol dunia) atau bisa “tidak aneh” (misal, FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya.

B. Tanda dan Gejala  Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan  Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan  Takut, kadang panik  Tidak tepat menilai lingkungan / realitas  Ekspresi wajah tegang  Mudah tersinggung C. Jenis – Jenis Waham Ada beberapa jenis waham yang meliputi : -

Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”

-

Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”

-

Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara 15

berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.” -

Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).

-

Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalny a, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh -roh”

- Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam pikirannya. - Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut - Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya

D. Rentang Respon

16

E. Pohon masalah Kerusakan komunikasi verbal, Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan …… etiologi Perubahan isi pikir : waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah II. Asuhan Keperawatan A. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji 1. Faktor Predisposisi a. Genetik : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif. b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbik c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat. d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli. 2. Faktor Presipitasi a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal. c. Adanya gejala pemicu 3. Mekanisme Koping Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang menakutkan dengan respon neurobiologist yang maladaptive meliputi: regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi ansietas, proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi, menarik diri, pada keluarga: mengingkari.

C. Rencana tindakan Keperawatan Diagnosa Keperawatan: Perubahan Proses Pikir: Waham 1. Tujuan umum : Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham 2. Tujuan khusus : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

17

Tindakan : a. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat). b. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien. c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. d. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri. 2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki Tindakan : a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis. b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis. c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri). d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting. 3) Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi Tindakan : a. Observasi kebutuhan klien sehari-hari. b. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah) c. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham. d. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin). e. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya. 4) Klien dapat berhubungan dengan realitas Tindakan : a. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu). 18

b. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas. c. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien 5) Klien dapat menggunakan obat dengan benar Tindakan : a. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat b. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu). c. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan d. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

19

Related Documents

4:4
June 2020 76
4-4
December 2019 120
4
December 2019 37
4
November 2019 31
4
November 2019 44
4
November 2019 47

More Documents from ""