4 Uji Quality, St Scan Rsud Buleleng (ringkasan, Abstrack).docx

  • Uploaded by: Kevin Tagah
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4 Uji Quality, St Scan Rsud Buleleng (ringkasan, Abstrack).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,271
  • Pages: 18
PROPOSAL PENGABDIAN KESEHATAN MASYARAKAT

JUDUL PROGRAM “Uji Quality control pesawat ST Scan di RSUD BULELENG”

DIUSULKAN OLEH: Dr I Made Wijaya, Sp.Rad

AKADEMIK TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN TERAPI BALI 2015

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Uji Quality control dan Quality Assurance Pesawat CR 2. Bidang Kegiatan : PENGABDIAN MASYARAKAT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama a. Nama Lengkap : b. NIM : c. Jurusan : Radiodiagnsotik d. Akademik : ATRO BALI e. Alamat Rumah : Jln Tukad Batanghari VII No. 21 Panjer, Denpasar f. Handphon / tlpn : (0361) 8959881 g. Alamat email : 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : X (tidak termasuk ketua)orang 5. Biaya Kegiatan Total : a. Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali : Rp.1.000.000.

(dimaksilmalkan) b. Sumber lain 6. Jangka Waktu Pelaksanaan

:: 1 Hari Denpasar, 09-Agustus-2015

Menyetujui, Ketua Yayasan ATRO Bali

Ir. I Wayan Adyana, S.H, M.Kn Sp.Rad

Direktur ATRO Bali

Dr.I Bagus Gede Dharmawan,

Ketua LPPM

Ketua Peneliti

Anak Agung Aris Diartama M.Tr.ID

Maghfiruloh Iffah, S.T., M.Erg

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................2 DAFTAR ISI ............................................................................................................3 RINGKASAN ..........................................................................................................4 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................5 1.1.

Latar belakang ......................................... Error! Bookmark not defined.

1.2.

Rumusan Masalah .....................................................................................6

1.3.

Tujuan...................................................... Error! Bookmark not defined.

1.4.

Luaran yang Diharapkan ......................... Error! Bookmark not defined.

1.5.

Kegunaan Program .................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKATError! Bookmark not defined. BAB III METODE PELAKSANAAN .................. Error! Bookmark not defined. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ....................................................18 4.1. Anggaran Biaya ...........................................................................................18 4.2. Jadwal Kegiatan ..........................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................... Error! Bookmark not defined. Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ........... Error! Bookmark not defined. Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ....... Error! Bookmark not defined. Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas .... Error! Bookmark not defined. Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan .. Error! Bookmark not defined. Lampiran 5. Nota Kesepahaman MOU atau Pernyataan Kesediaan dari Mitra ............................................................................ Error! Bookmark not defined. Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja... Error! Bookmark not defined.

RINGKASAN RINGKASAN (maksimum satu halaman) Bagian ini digunakan untuk mengemukakan tujuan dan target penelitian yang ingin dicapai serta metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan teRSUDebut. Ringkasan harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana kegiatan yang diusulkan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam bidang kesehatan, radiologi merupakan salah satu unit penunjang yang memanfaatkan penggunaan radiasi pengion khususnya sinar x untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit pasien. Hasil dari pelayananradiologi akan menentukan diagnosa penyakit pasien sehingga dapat ditentukan perencanaan pengobatan bagi pasien teRSUDebut dengan lebih akurat, tepat dan optimal. Radiografer sebagai tenaga kesehatan yang diberiwewenang dan tanggung jawab untuk melakukan kegiatan radiografi dengan pemanfaatan radiasi pengion di instalasi radiologi harus mampu menjaminkeakurasian dan keamanan pesawat sehingga dapat teRSUDelenggaranya pelayanan kesehatan di bidang radiologi yang aman bagi pasien, radiografer dan lingkungan. Pengendalian mutu (quality control) merupakan kegiatan mengendalikan mutu dengan memeriksa (inspeksi) hasil produksi apakah mutu telah seperti yang dikehendaki yang sesuai standar (Wijono, 2000: 241). .Sedangkan tujuan quality control adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan dari suatu jasa atau produk yang ditawarkan dengan cara memeriksa hasil produksi, memonitor dan menilai produk yang bermutu (Vidiani, 2009: 8). Kegiatan inilah yang seharusnya dilakukan para radiografer untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di instalasi radiologi yaitu pesawat sinar x, film, kaset, alat processing dan kamar gelap. Saranadan prasarana teRSUDebut harus diperhatikan, terutama pesawat sinar x karenamerupakan komponen utama dalam pelayanan radiologi. Sebagai komponen utama dalam pelayanan radiologi, pesawat sinar x harus dalam keadaan layak untuk digunakan. Jika pesawat teRSUDebut dalam keadaan tidak layak atau tidak memenuhi standar-standar keselamatan maka pesawat teRSUDebut dapatmembahayakan bagi radiografer, pasien dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan Radiological Council of Western Australia, untuk mengetahui apakah pesawat teRSUDebut layak untuk digunakan maka diperlukan kegiatan pengendalian mutu berupa pengukuran keakurasian kolimasi, pengukuran keakurasian tegangan tabung (kV), pengukuran keakurasianwaktu eksposi, pengukuran linearisasi mA, pengukuran titik fokus efektif, pengukuran ketepatan pusat grid, pengukuran kebocoran tabung pesawat sinar x dan paparan radiasi hambur. Jika hasil pengukuran tidak sesuai denganstandar yang diperbolehkan maka pesawat teRSUDebut tidak layak untuk digunakan. Berdasarkan pengalaman penulis ketika Praktek Kerja Lapangan,ditemukan bahwa proses pengendalian mutu terhadap pesawat-pesawat jarangdilakukan secara intensif, sehingga penulis berkeinginan untuk melakukan proses pengujian kendali mutu pesawat teRSUDebut untuk mengetahui apakahsudah memenuhi standar-standar keselamatan sehingga layak untuk digunakan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskanmasalah yaitu bagaimana proses kendali mutu pesawat ST Scan di RSUD Buleleng. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Untuk mengetahui uji kelayakan dan keselamatan pesawat ST Scan di RSUD Buleleng. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang proses pengendalian mutu suatu pesawat sinar x. 2. Institusi Dapat diajukan sebagai salah satu bahan pertimbangan terhadap pentingnya dilakukan pengendalian mutu untuk meningkatkankeselamatan bagi pasien, radiografer dan lingkungan sekitar. 3. Penulis Dapat menambah pengalaman penulis tentang proses pengendalian mutusuatu pesawat sinar x sehingga pesawat teRSUDebut aman bagi pasien,radiografer dan lingkungan sekitar.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP A. Kajian Teori 1. Jaminan Mutu (Quality Assurance) a. Pengertian Quality assurance terdiri dari segala macam aktivitas yang bertujuan untuk memberikan kepercayaan terhadap pelayananradiologi yang selalu konsisten, baik dalam pelayanan maupundalam hal pemberian gambar yang berkualitas tinggi. Quality assurance meliputi evaluasi terhadap aktivitas seperti interpretasihasil pemeriksaan, perawatan peralatan, standar prosedur, pencatatanfilm, perbaikan kerja, penjadwalan pemeriksaan dan lain-lain. Proses quality assurance

bekerja dengan melakukan identifikasi masalahatau daerah potensial yang bermasalah, memonitor masalah dankemudian memecahkan masalah (Charlton, 1992: 439). Beberapa definisi quality assurance dikemukakan sebagai berikut: 1) Menurut WHO (1982), quality assurance adalah upaya yangteratur oleh staf yang mengoperasikan fasilitas untuk menjamin bahwa image diagnostic yang dihasilkan oleh fasilitas primasecara konsisten memberikan informasi diagnostik yang tepat dengan paparan radiasi serendah mungkin terhadap pasien dan peRSUDonil. 2) Bethesda MD, Quality Assurance for Diagnostic Imaging : Quality Assurance adalah seluruh pemasukan program termasuk kualitas control dengan penyampaian secara administratif, berpendidikan dan metode yang ekonomis termasuk pengeluaran secara terus-menerus sesuai dengan kemampuandan efektif, semua program imaging dengan memastikan suatu kebenaran berdasarkan kebutuhan. 3) Dr. Heater Palmar (1983) dari UniveRSUDitas Howard mendefinisikan quality assurance adalah suatu proses pengukuran mutu, menganalisa kekurangan yang ditemukan danmembuat kegiatan untuk meningkatkan penampilan yang diikutidengan pengukuran mutu kembali untuk menentukan apakah peningkatan telah tercapai Jaminan mutu atau quality assurance adalah suatu programyang termasuk di dalamnya kualitas kontrol, untuk proses perbaikandengan memberikan informasi diagnostik yang tepat untuk mengurangi paparan radiasi dan meningkatkan citra radiodiagnostik dengan biaya serendah mungkin dan meminimalisasi suatu kesalahandengan membuat program kegiatan agar dapat mengukur kembaliuntuk menentukan apakah peningkatan mutu telah tercapai b. Tujuan Tujuan dari dibentuknya quality assurance dalam bidangradiologi yaitu untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, lebih efektif dan efisien, dengan informasi diagnostik yang setinggimungkin dan paparan radiasi yang serendah-rendahnya serta biayayang sewajarnya (Bryan, 1987: 28). Dengan tercapainya tujuan dari QA dalam bidang radiologimaka diharapkan pelayanan radiologi yang diberikan kepada pasiendapat terus ditingkatkan sehingga dapat memberikan kepuasankepada pasien.

2. Kendali Mutu (Quality Control ) a. Pengertian 1) Kendali mutu adalah teknik-teknik dan aktivitas operasionalyang digunakan untuk memenuhi peRSUDyaratan kualitas. (GaspeRSUD,2006: 2) 2) Kendali mutu adalah kegiatan yang dilakukan sebagai upayadalam mengendalikan mutu. (Charlton, 1992: 439)

b. Tujuan Tujuan dari kendali mutu adalah memberikan kepuasankebutuhan kepada pelanggan dari suatu jasa atau produk yangditawarkan dengan cara memeriksa hasil produksi, memonitor, danmenilai produk yang bermutu. 3. Linearisasi kV Linearisasi kV atau kesetaraan kV merupakan pengukuran nilaikV pada pesawat radiodiagnostik dengan cara mengukur nilai densitasyang dihasilkan secara objektif pada variasi nilai kV (kilovoltage ) dengan besaran mAs sama, untuk menilai keakuratan besaran nilai kVyang tertera pada control table dengan kualitas foton sinar x yangdihasilkan. Linearisasi juga dapat dilihat dengan nilai d ensitas yang naik atau turun secara gradual. Menurut Bushong (1988), ada beberapa metode dalam melakukan uji linearisasi kV yaitu menggunakan: a. Metode dengan stepwedge Metode ini mengguanakan alat bantu stepwedge sebagai nilaidensitas dari beberapa jenis ketebalan yang dihasilkan dari varisi kVdengan mAs tetap, yang kemudian dihitung dengan densitometer dari densitas yang dihasilkan. b. Metode dengan spinning top Metode ini menggunakan alat yang disebut spinning top, yang berbahan Pb berbentuk melingkar dengan lubang yangmelingkari lubang teRSUDebut. Caranya membagi kaset radiografi dalamempat bagian yang setiap bagiannya diekspose dengan kV yang berbeda dan spinning top teRSUDebut ditaruh diatas kaset yang akan diekspose, setelah itu hitung nilai densitas dari nilai yang dihasilkan c. Metode dengan kVp meter Metode ini menggunakan kVp meter sebagai alat ukurnya. Caranya dengan mengekspose kVp meter dan kolimasi diatur sesuailuas sensor dengan mengguanakan variasi kV dan nilai mA tetap. d. Metode dengan kVp kaset Metode ini menggunakan kaset yang khusus untuk mengujikV, kaset ini terdiri dari beberapa nilai uji kV mulai dari 60 kV, 80kV, 100 kV, 120 kV yang setiap bagiannya terdiri dari 20 titik.Dengan cara film dimasukkan ke dalam kaset teRSUDebut, kemudian diekspose sesuai nilai kV yang diuji dengan mengatur kolimasi danditutupi dengan lead rubber pada bagian yang tidak ingin terkena ekspose. 4. Linearisasi mA Linerisasi mA atau kesetaraan mA merupakan pengukuran nilaimA pada pesawat radiodiagnostik dengan cara mengukur nilai densitasgambar yang dihasilkan secara objektif pada variasi penggunaan nilaimA (miliAm pere) dan s (second) dalam besaran nilai mAs yang sama,untuk menilai keakuratan besaran

nilai mA yang tertera pada control table dengan intensitas foton sinar-X yang dihasilkan. Pengujian linearisasi mA menerapkan hukum kesebandingan (Reciprocity Law), yang menyatakan bahwa: ³Ketika dilakukan eksposisecara langsung padanya konstan sedangkan nilai mA dan sekonnya bervariasi maka akan dihasilkan efek densitas radiografi yang samaselama faktor yang lainnya konstan (Chesney, 1971: 294).´ Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai mAs yang konstan, misalnya 20 mAsakan menghasilkan nilai densitas yang sama ketika dilakukan eksposi pada 20 mA dan 1 s, pada 40 mA dan 0,5 s, pada 80 mA dan 0,25 s, pada200 mA dan 0,1 s serta pada 500 mA dan 0,04 s. Ketika tabir penguat (Intensifying Screen) digunakan maka efek pencahayaan pada film ditentukan oleh emisi cahaya tampak yangdipancarkan akibat respon screen terhadap radiasi sinar x. Dalam hal inimaka hukum kesebandingan tidak berlaku, nilai mA yang tinggi untuk second yang rendah dan nilai mA yang rendah untuk second yang tinggitidak akan menghasilkan efek densitas radiografi yang sama walaupunnilai mAs dan faktor lainnya (jenis film, kV, cairan processing ) tetap. Pengaturan nilai mA cenderung diikuti pengaturan nilai second .Hal ini bertujuan untung memperpanjang umur tabung. Keakuratan nilaimAs sangat penting untuk menjaga kualitas gambar karena nilai densitastidak dapat diprediksikan kecuali nilai mA akurat. Pengukuran nilai mAtidak dapat dilakukan secara terpisah melainkan harus digabungkandengan nilai s sehingga dilakukan pengujian mAs, tentu saja setelahdilakukan pengujian nilai kV dan second akurat. ³Pengukuran linearisasidilakukan dengan nilai mAs yang sama pada nilai mA dan s berbeda, dimana nilai mA harus terpelihara dalam batas ketidaklinieran kuranglebih 10% dari nilai densitas yang dihasilkan (Hendree, 1990: 445). 5. Tabung Pesawat sinar-X a. Glass Envelope atau Tube Insert 1. Katoda Katoda pada dasarnya adalah suatu filamen yangterbentuk dari lilitan kawat yang memiliki tahanan tinggi agar mampu menahan panas yang dihasilkan dari pemanasan arusfilamen yaitu ± 5 Ampere. Diameter lilitan filamen katoda ± 0.2cm ± 0.5 cm dan memiliki panjang lilitan ± 1 cm. Bentuk ukuranfilamen katoda akan menentukan ukuran fokus. Untuk menahan panas tinggi biasanya kawat lilitan katoda terbuat dari logam tungsten yang memiliki titik lebur tinggi yaitu sekitar 3370 °C. 2. Anoda Anoda atau target terbuat dari material yang memilikinomor atom tinggi karena intensitas sinar-X sebanding dengannomor atom target yang memiliki titik lebur tinggi untuk menahan panas yang tinggi akibat tumbukan dengan

elektron proyektil sehingga dapat meminimalkan kerusakan anodasebagai penghantar panas yang baik agar mampu melepaskan panas dengan cepat sedikit mungkin mengalami penguapan bahkan pada temperatur sangat tinggi sehingga atom-atom tidak terlepas (boiled off) dari material anoda yang akan menyebabkan permukaan anoda menjadi rusak, biasanya terbuat dari Tungsten yang memiliki titik lebur 3370 °C disamping tungsten juga dapatdikombinasikan dengan bahan lain, misalnya tembaga berbentuk batang yang teRSUDambung keluar tabung untuk melepaskan ekses panas. b. Fokus Efektif Fokus efektif didefinisikan sebagai refleksi dari daerah targettempat tumbukan dengan elektron proyektil dimana besarnya fokusefektif dipengaruhi oleh besarnya ukuran sudut antara target dengansumbu bidang elektron proyektil. Berkas sinar utama yang tegak lurus dengan sepanjang sumbu tabung sinar-X dan berkas elektrondigambarkan dalam bidang central ray. c. Pelindung Tabung Tube Envelope) Pada umumnya terbuat dari dinding kaca yang sangat kuat,dapat dikondisikan hampa udara ± 10-6 mm Hg dan dapatmemberikan isolasi yang baik antara katoda dan anoda, terdapatwindow sebagai tempat lewatnya sinarX menuju objek pemeriksaan. Untuk menunjang hal teRSUDebut, dipilih suatu bahanyang memiliki titik lebur tinggi untuk menahan panas selama proses pembangkitan sinar-X dan mudah dibentuk untuk konstruksi pabrik. d. Rumah Tabung (Tube Housing) Rumah tabung pada umumnya dilapisi timah hitam (Pb)untuk menahan berkas sinar-X yang tidak searah dengan window, terdapat window yang juga berfungsi sebagai filter untuk menahanenergi rendah radiasi sinar-X sebagai tempat sumber daya (power source). Untuk tabung jenis anoda putar terdapat terminal tegangan tinggi, isolator terhadap tegangan tinggi, dapat dipasangkan secaratepat dengan pelindung tabung (tube envelope), dapat dipasangkan peralatan kolimator dan berisi minyak pendingin (cooling oil) untuk menyerap panas tinggi selama proses pembangkitan. e. Filamen Terdiri dari bahan tungsten yang mempunyai titik lebur 3370 °C dengan nomor atom 74. Filamen berfungsi sebagai sumber elektron dan juga terbagi 2 yaitu: 1) Katoda direct / langsung. 2) Katoda indirect katoda bisa berupa single focus atau double focus. 6. Kolimator a. Pengertian

Kolimator adalah alat pembatas radiasi yang umumnyadigunakan pada radiografi yang terdiri dari dua set penutup (shutter) timbal yang saling berhadapan dan bergerak dengan arah berlawanansecara berpasangan (Carlton, 1992: 231) Alat ini mempunyai dua keuntungan yaitu dilengkapi dengan pembatas luas lapangan penyinaran yang dapat diatur dan dapatdijadikan sebagai acuan untuk menentukan titik tengah (central point) sinar-X yang keluar dari bidang target.\ Kolimator dilengkapi oleh bola lampu, cermin dan dua penutup jendela (shutter) yaitu shutter 1 dan shutter 2. Bola lampu dan cermin berfungsi sebagai penunjuk berkas sinar-X yang akantergambar pada film radiografi. Berkas sinar teRSUDebut dibelokkan oleh sebuah cermin yang dipasang pada jalur didalam berkas sinar-Xdengan sudut 45°. Antara target tabung sinar-X dan sinar lampuharus memiliki jarak yang tepat dan sama dari pusat cerminsehingga, berkas sinar yang melewati shutter kedua yang telahterbuka terkolimasi secara tepat dengan berkas sinar-X.

Gambar 1. Bagian-bagian kolimator (Sumber: Charlton, 1992) Dua penutup jendela (shutter) kolimator yaitu S1 dan S2terbuat dari Pb dan dapat digerakkan atau diatur secara beRSUDama-sama, dengan shutter itu luas daerah penyinaran sinar x yang keluar dapat diatur sesuai dengan objek dan kriteria yang diinginkan. b. Fungsi Pembatas Kolimator

Kolimator dan alat pembatas berkas sinar-X lainnya,mempunyai dua fungsi dasar yaitu untuk meminimalkan paparanradiasi yang diterima oleh pasien dan untuk mengurangi radiasihambur (Curry, 1990: 96). 7. Grid Radiasi hambur yang dihasikan oleh sinar-x apabila sampai kefilm dapat menyebabkan penurunan kontras. Oleh sebab itu makadiperlukan suatu alat filtrasi yang bisa mengurangi radiasi hambur yangsampai ke film. Salah satu cara yang sangat efektif dalam mengurangiradiasi hambur adalah dengan menggunakan grid. Grid terdiri dari bahangrid (grid material), yaitu timbal (Pb) dan bahan pemisah yang berupaalumunium atau plastik fiber yang disusun sacara selang-seling.Kontruksi seperti ini memungkinkan grid hanya dapat meneruskansinar-x secara tegak lurus dari sumber ke penerima gambar (film)sehingga radiasi hambur dapat diserap dengan baik. Garis-garis timbaldibutuhkan untuk menyerap radiasi hambur yang terbuat dari bahan atomyang memiliki nomor atom yang tinggi dan juga harganya yang relatif murah dan mudah untuk dibentuk. Sedangkan bahan pemisahnya(inteRSUDpace) biasanya menggunakan alumunium atau plastik fiber sehingga radiasi primer dapat menembusnya.

Gambar 2. Grid (Sumber: www.google.com) a. Jenis Grid 1. Grid menurut tipenya Menurut tipenya (kontruksi lead stripdaninteRSUD pace),grid dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu : 1.Grid linier (linier grid) 2.Grid terpusat (focused grid) 3.Grid terpusat semu (pseudufocused grid) 4.Grid berpotongan (cross grid) 1) Grid linier (linier grid)

Grid linier merupakan grid yang paling sederhana dan yang paling sering digunakan. Tipe ini juga yang paling mudah dibentuk.Grid jenis ini mempunyai lempengan-lempengan timbal daninteRSUDpace material yang sejajar satu sama lain. Penggunaan grid jenis ini memungkinkan sebagian sinar yang arahnya tidak tegak lurus dengan bidang grid (oblique) akan diserap oleh lapisan timbal (lead strip), sehingga densitas yang dihasilkan pada tepi film akan lebih rendah, fenomena penyerapan sinar primer yang tidak diinginkan ini seperti ini disebut cut off. Cut off sering terjadi apabila penggunan FFD yang terlalu dekat. Oleh sebab itu, maka penggunaan grid harus memperhatikan jarak FFD yang digunakan.

Gambar 3. Grid linier (Sumber : Bushong, 1988) 2) Grid terpusat (focused grid) Grid terpusat merupakan yang mempunyai susunan darilempengan-lempengan timbal yang membentuk sudut dan mengarahke suatu fokus. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalm penggunaangrid ini,antara lain : a.Memiliki FFD tertentu b.Penggunaan tidak boleh terbalik c.Tidak boleh off center

Gambar 4. Grid terpusat(Sumber: Bushong, 1988) 3) Grid terpusat semu (pseudufocused grid ) Grid terpusat semu hampir sama dengan grid linier, akantetapi tinggi dari lempengan timbal makin ke tepi makinrendah/pendek. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya cut off, sehingga sinar yang arahnya oblique dapat menembus film.

Gambar 5. Grid terpusat semu (Sumber:www.google.com) 4) Grid berpotongan (cross grid) Grid berpotongan merupakan grid yang mempunyaikontruksi lempengan timbal paralel yang saling menyilang satu sama lain, sehingga garis-garis lead strip saling tegak lurus antara satusama lain. Grid ini biasanya dibuat dengan cara menempel satu gridlinier dengan linier lain yang arah stripnya berbeda (saling berlawanan). Grid berpotongan lebih efesien dalam menyerap radiasihambur, bahkan memiliki faktor peningkatan kontras yang lebihtinggi dibandingkan dengan grid linier dengan rasio yang sama.

Gambar 6. Grid berpotongan (Sumber: Bushong, 1988) 2. Grid menurut pergerakannya Ditinjau dari segi pergerakannya,grid dapat dibedakanmenjadi 2 bagian, yaitu : 1.Grid diam (stationary grid) 2. Grid bergerak (moving grid) 1) Grid diam (stationary grid) Grid diam adalah grid yang dalam penggunaannya diam pada saat dilakukan exsposi. Grid diam diperkenalkan pertamakali oleh Dr. Gustav Bucky pada tahun 1913. Dengan griddiam, bayangan lead strip akan overlap dengan gambaran yangdiinginkan yang biasa disebut garis grid. Grid jenis ini biasanya lebih sering digunakan diruang gawat darurat. Hal inidikarenakan grid ini lebih praktis dan dapat digunakan untuk berbagai macam objek dengan berbagai macam proyeksi sertadapat dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. 2) Grid bergerak (moving grid) Dr. Hollis E. Potter menunjukan bahwa pola grid diamdapat dikurangi dengan menggunakan grid yang dibuat sejajar dengan meja pemeriksaan yang bergerak beRSUDamaan dengandilakukannya exsposi. Pergerakan itu mengaburkan garis griddan membuatnya tak dapat dibedakan.

B. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan penjelasan mengenai alur dari konsep penelitian yang dilakukan seperti gambar di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif tentang penjaminan mutu pesawat Toshiba KXO-50F danShimadzu Fluoromax Circlex. Data-data diperoleh melalui pengukuranlangsung di Rumah Sakit Tebet Jakarta dan Rumah Sakit Umum DaerahCengkareng. B. Tempat dan Waktu Penelitian Uji penjaminan mutu pesawat Toshiba KXO-50F ShimadzuFluoromax Circlex dilakukan di Rumah ST Scan di RSUD Buleleng yang dilakukan pada bulan Agustus 2015. C. Metode Pengumpulan Data Untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam karya tulis inidilakukan dengan pengumpulan data yaitu dengan cara: 1. Pengukuran Langsung Penulis melakukan pengukuran langsung di Rumah RSUD Buleleng 2. Studi PustakaPada studi kepustakaan ini penulis mengambil data-data literatur dari beberapa buku yang terdapat di perpustakaan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ATRO BALI, Journal. D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, penulis memerlukan alatalat untuk mengumpulkan data. Alat yang digunakan adalah aturan menurut Radiological Council of Western Australia, National Electrical Manufacture’s Association, Gammex RMI serta lembar pengukuran dan alattulis untuk mencatat data. E. Pengolahan dan Analisa Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisa secara kuantitatif dan dideskripsikan dengan tabel tentang hasil penjaminan mutu pesawat ST Scan di RSUD

Buleleng dengan tetap mengacu padateori yang telah ada.

22BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1. Anggaran Biaya NO. 1.

JENIS PENGELUARAN Peralatan penunjang

ditulis sesuai kebutuhan (15–

BIAYA (Rp) 150.000

25%).

2.

Bahan habis pakai (20–35%).

3.

Perjalanan jelaskan kemana dan untuk tujuan apa (15– 100.000

300.000

25%).

Lain-lain administrasi, publikasi, seminar, laporan,

4.

50.000

lainnya sebutkan (Maks. 15%)

JUMLAH

600.000

4.2. Jadwal Kegiatan No.

Kegiatan

Bulan 8

9

10

11

1.

PeRSUDiapan







2.

Survei Kondisi Sekitar Masyarakat







3.

Pelaksanaan Program Penelitian :



a. Di lapangan



b. Pengukuran pesawat ST Scan



d. Penyuluhan



12

4.

Evaluasi



5.

Penyusunan Laporan



6.

Pengadaan



7.

Laporan Akhir


Related Documents

Scan 4
June 2020 11
Scan 4
November 2019 26
Ringkasan Bab 4.docx
November 2019 19
Ringkasan
May 2020 74
Ringkasan
June 2020 64

More Documents from ""