MAKALAH MODEL MANAJEMEN KASUS DALAM KEPERAWATAN “Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan”
Disusun Oleh : Kelompok V 1. Dewi Ria Pah 2. Nurfitriani 3. Suci Ashari 4. Rekza muhammad Tingkat III A FAAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS TADULAKO 2019
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang .................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C.
Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Model Manajamen Kasus ................................................ 3
B.
Tujuan Model Manajemen Kasus ..................................................... 4
C.
Fungsi Manajemen Kasus .................................................................. 4
D.
Langkah Kegiatan Manajemen Kasus ............................................... 7
E.
Tugas Pendamping sebagai Manajer Kasus ....................................... 8
F.
Kerangka Kerja Manajemen Kasus ................................................... 10
G.
Kelebihan dan kekurangan dalaManajemen Kasus ........................... 10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 12 B. Saran ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap profesional.Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit.Slah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan professional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan professional (MPKP) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, srana dan prasarana yang memadai. Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, praktik bersama dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana dan kebijakan rumah sakit. Kategori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien, usia, diagnose atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron, 1987). Pelayanan yang professional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standar asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efisien tenaga, waktu dan ruang serta 1
2
meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen keperawatan, dan model keperawatan berfokus pada pasien
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari model manajemen kasus? 2. Apa saja tujuan model manajemen kasus? 3. Apa saja fungsi manajemen kasus? 4. Bagimana langkah kegiatan manajemen kasus? 5. Apa saja tugas pendamping sebagai manajer kasus? 6. Bagaimana kerangka kerja manajement kasus? 7. Apa saja kekurangan dan kelebihan manajemen kasus?
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memahami tentang model manajemen kasus 2. Tujuan Khusus Setelah membaca makalah ini, pembaca akan memahami: a. Pengertian dari Model Manajemen Kasus b. Tujuan Model Manajemen Kasus c. Fungsi Manajemen Kasus d. Langkah Kegiatan Manajemen Kasus e. Tugas Pendamping Sebagai Manajer Kasus f. Kerangka Kerja Manajemen Kasus g. Kekurangan Dan Kelebihan Manajemen Kasus
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary nursing. Dalam model ini asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan pandangan, bahwa untuk penyelesaian kasus keperawatan secara tuntas berdasarkan berbagai sumber daya yang ada. Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan lanjut. Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi. Di sisi lain, metode kasus keperawatan ini akan memberikan kesempatan untuk komunikasi di antara perawat, dokter, dan tim kesehatan lain, efisien dalam manajemen perawatan melalui monitoring, koordinasi dan intervensi. Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke rumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen kasus, case manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari qualitycost-access dan consumers- providers-funders.
3
4
B. Tujuan Model Manajemen Kasus 1. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai dengan standar. 2. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin 3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin. 4. Efisiensi biaya 5. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui kolaborasi dengan tim lainnya. 6. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja. 7. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan
C. Fungsi Manajemen Kasus Terdapat beberapa fungsi dasar manajemen kasus 1. Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation) Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin dicapai, kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan pelayanan yang dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen kasus. 2. Asesmen klien (Client Assessment) Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan suatu asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi kehidupan, dan sumber-sumber.Dalam hal ini termasuk jua melakukan penggalian atas potensi klien, baik kekuatan dan kelemahannya, mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang tidak. a. Menyadari kebutuhan komprehensif kliennya, termasuk kekuatan dan kelemahannya b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum tentu harus terlibat secara langsung
5
c. Selalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk meyakinkan bahwa informasi mereka menyeluruh (komprehensif) dan terkini (aktual) d. Selalu kontak secara teratur dengan klien sehingga dapat memahami perubahan kemampuan dan kebutuhannya. 3. Rencana Intervensi/Pelayanan. Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayananpelayanan atau sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk membantu penanganan masalah klien. a. Memiliki daftar lengkap tentang lembaga/organisasi pelayanan di dalam masyarakat serta memahami pelayanan yang diberikan masing-masing lembaga/organisasi, termasuk kebijakan dan prosedurnya b. Memberikan informasi yang dimilikinya kepada perencanaan kasus tentang sumber-sumber yang tersedia c. Menginterprestasikan tujuan dan fungsi rencana kasus kepada pemberi pelayanan 4. Koordinasi hubungan dan pelayanan Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang sesuai.Selain itu juga harus menekankan adanya koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan oleh klien dengan menjadi sebuah saluran serta poin utama dari komunikasi yang teriintegrasi. 5. Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut yang terus menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk menyaknkan baha pelayanan yang diperlukan memang benar-benar diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oleh klien secara tepat.Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau ketidaksesuaian, manajer kasus
harus
segera mengambil
tindakan perbaikan atau
memodifikasi rencana pelayanan.Manajer kasus juga menyelesaikan laporan
6
termasuk didalamnya dokumen klien, kemajuan yang dicapai dalam perkembangan kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta kesesuaian terhadap rencana yang telah disusun. 6. Mendukung klien Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan keluarganya pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak diharapkan dalam mendapatkan pelayanan. Kegiatan ini termasuk mengatasi konflik pribadi, konseling, penyediaan informasi, memberikan dukungan emosional, dan apabila sesuai, melakukan pembelaan atas nama klien untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan sesuai dengan haknya. Jangkauan fungsi manajemen kasus tergantung kontekstualnya, seperti misalnya: a. Karakteristik populasi sasaran, maksudnya adalah seorang manajer kasus harus mengetahui benar permasalahan, siapa saja yang terlibat di dalam masalah ini, bagaimana sifat-sifatnya, besaran masalah serta berbagai alternatif penanganan. b. Kendala lingkungan. Lingkungan yang melingkupi suatu kasus dapat berbeda-beda antara satu kasus dengan kasus yang lain. Misalnya konteks individu, kelompok kecil, komunitas tertentu dan masyarakat secara luas. Masing-masing lingkungan seringkali memiliki kendala sendiri-sendiri. Hal ini perlu dipahami benar oleh seorang manajer kasus. c. Jenis lembaga yang mempekerjakan manajer kasus. Maksudnya adalah lembaga apa atau siapa yang mempekerjakan manajer kasus (jenis, sifat dan sebagainya) membawa implikasi bagi pelaksanaan peran manajer kasus.
7
d. Beban kasus. Jenis dan sifat kasus yang ditangani masing-masing klien juga sangat bervariasi, sehingga akan sangat mempengaruhi pelaksanaan pelayanan manajemen kasus. e. Hakekat sistem pelayanan. Maksudnya adalah apa saja pelayanan yang tersedia oleh suatu sumber, jenis, tujuan pelayanan, sistem dan cara penjangkauannya.
D. Langkah Kegiatan Manajemen Kasus a. Orientasi dan identifikasi klien Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam pemberian pelayanan yang ditujukan untuk menjamin agar klien yang mempunyai masalah ganda dan kompleks dapat memperoleh semua pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat.Kasus di sini adalah orang dalam situasi meminta atau mencari pertolongan. Dalam masalah penyalahgunaan NAPZA, orang yang mencari pertolongan dapat para penyalahguna NAPZA langsung, keluarga atau orang lain. Dalam manajemen kasus ini, pekerja sosial melaksanakan peranan sebagai manajer kasus (case manager).Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam pemberian pelayanan yang ditujukan untuk menjamin agar klien yang mempunyai masalah ganda dan kompleks dapat memperoleh semua pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat.Kasus di sini adalah orang dalam situasi meminta atau mencari pertolongan.Dalam manajemen kasus ini, pekerja sosial melaksanakan peranan sebagai manajer kasus (case manager).ntifikasi dan menyeleksi kepada individu untuk mendapatkan hasil pelayanan , yang dapat berdampak positif pada kualitas hidup melalui managemen kasus b. Assessment informasi dan memahami situasi klien Fungsi ini merujuk pada pengumpulan informasi dan memformulasikan suatu asesment kebutuhan klien, situasi kehidupan dan sumber-sumber yang ada serta penggalian potensi klien.
8
c. Merencanakan program pelayanan Pekerja social mengidentifikasi berbagai pelayanan yang dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan klien. Klien dan keluarganya serta orang lain yang berpengaruh secara bersama-sama merumuskan tujuan dan merancangnya dalam suatu rencana intervensi yang terintegrasi. d. Menghubungkan dan Mengkoordinaksikan pelayanan Seperti peranannya sebagai broker, manaer kasus harus menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang tepat. Peranan manager kasus dapat berbeda – beda walaupun pekerja social yang utamanya sebagai partisipan aktif dalam menyampaikan pelayanan kepada individu atau keluarga. Manager kasus menekankan pada koordinasi dengan sumber sumber yang digunakan klien dengan menjadi
saluran dan berkomunikasi
dengan sumber-sumber
pelayanan. e. Memberikan pelayanan tindak lanjut dan monitoring Manager kasus secara regular menindaklanjuti hubungan dengan klien dan penyedia pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan yang dibutuhkan dapat diterima dan dimanfaatkan oleh klien. f. Memberikan support pada klien Selama pelayasnan berlangsung yang disediakan oleh berbagai sumber, manager kasus membantu klien dan keluarganya yang meliputi pemecahan konflik pribadi, konseling, menyediakan informasi, memberi dukungan emosional dan melakukan pembelaan yang tepat untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan yang tepat.
E. Tugas Pendamping Sebagai Manajer Kasus a. Mengumpulkan
informasi
dan
menilai
situasi
klien
agar
dapat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta apa yang dapat dilakukan terhadap mereka
9
b. Memformulasikan suatu rencana pelayanan yang memungkinkan untuk pemenuhan kebutuhan dan masalah klien c. Menempatkan dan menyediakan pelayanan, menyusun dan menyampaikan pelayanan yang dibutuhkan bagi kien serta mengkoordianasikan bantuan dari pelayanan-pelyanan tersebut d. Memonitor keefektifan dari rencana pelayanan dalam memenuhi kebutuhan klien, dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan dalam rencana untuk memberikan pelayanan yang lebih baik e. Pelayanan sebagai titik central dari tanggungjawab dan komunikasi sehingga klien dan berbagai penyedia pelayanan akan mempunyai akses yang cepat pada seseorang yang dapat membantu mereka ketika muncul pertanyaan dan masalah selama pemberian pelayanan f. Pembelaan bagi klien terutama apabila pelayanan yang ada menjadi system yang sulit dimanfaatkan atau diakses g. Bekerja dengan orang-orang lain dalam masyarakat untuk mengembangkan pelayanan dan program yang dibutuhkan oleh klien tetapi tidak tersedia dalam masyarakat tersebut. Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf.Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya.Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya.
10
F. Kerangka Kerja Manajemen Kasus 1. Pasien
masuk
melalui
“agency
kesehatan”,
manager
mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam perencanaan sampai dengan evaluasi pada episode tertentu tanpa membedakan pasien itu berasal dari unit mana. 2. Dalam manajemen kasus menggunakan dua cara, yaitu: a. Case Management Plan (CMP). Merupakan perencanaan bersama dari masing-masing profesi kesehatan. b. Critical Path Diagram (CPD). Merupakan penjabaran dari CMP dan ada target waktunya. 3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari, yang mengacu pada tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Bentuk spesifik dari manajemen kasus ini tergantung dari karakteristik tatanan asuhan keperawatan.
G. Kekurangan dan Kelebihan Manajemen Kasus 1. Kekurangan a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh b. Membutuhkan banyak tenaga. c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan. d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas.
11
2. Kelebihan a. Kebutuhan pasien terpenuhi. b. Pasien merasa puas. c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat. d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan lanjut Adapun tujuan dari model manajemen kasus salah satunya yaitu menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai dengan standar dan memfasilitasi. Selain itu, fungsi dasar manajemen kasus meliputi identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation), pengkajian klien (Client Assessment) dan rencana intervensi/pelayanan, koordinasi hubungan dan pelayanan, tindak lanjut dan monitoring pelaksanaan pelayanan dan yang terakhir mendukung klien. Kekurangan dari model manajemen kasus antara lain, kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh, membutuhkan banyak tenaga. Tetapi darimodel manajemen kasus ini terdapat kelebihan yaitu kebutuhan pasien terpenuhi, pasien merasa puas, masalah pasien dapat dipahami oleh perawat, kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
B. Saran Untuk tenaga keperawatan supaya dapat memahami MPKP (Model Praktek Keperawatan Professional) dengan model manajemen kasus, sehingga dapat menerapkan model tersebut di tempat kerja dengan baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan. Aplikaediksi dalam PraktekKeperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika Sitorus, R, Yulia. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian ASKEP di Ruang Rawat. Jakarta: EGC Kelliat, Nudi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC