LAPORAN KEGIATAN PRADIK LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
Kelompok B-3: Aditya Primadana Cagar Irwin Taufan Pamungkas Khanif Muflikhatun Melati Permata Devi
SMF PATOLOGI KLINIK RSUD DR SOEBANDI 2019
DIVISI PHLEBOTOMY Divisi Phlebotomy merupakan tempat dilakukannya pengambilan sampel darah vena melalui penusukan di vena (venipuncture) tepatnya pada vena mediana cubiti anterior. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung yang digunakan untuk pemeriksaan tertentu. 1. Tabung Warna Ungu Digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan LED yang berisi EDTA, sampel yang diambil untuk darah lengkap 1ml sedangkan untuk LED sebanyak 2ml. 2. Tabung Warna Kuning Digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik dan berisi gel, sampel yang diambil sebanyak 2ml. 3. Tabung Warna Merah Digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik dan uji imunoserologis, sampel yang diambil sebanyak 2ml. 4. Tabung Warna Biru Digunakan untuk pemeriksaan faal hemostasis yang berisi natrium citrate. Untuk pemeriksaan gula darah sewaktu dan gula darah puasa digunakan glukotest strip.
DIVISI IMUNOSEROLOGI Pemeriksaan yang dilakukan di divisi Imunoserologi yaitu: Tes HIV, Tes Widal, Tes Narkoba, Tes Urine Lengkap, Tes Batu Ginjal, Tes CD4, Tes IgG, IgM, Tes Pleura dan Acites (Transudat/Eksudat), Tes HbsAg, Tes Vidas, Tes Dengue (IgG dan IgM), Tes Plano, Tes ASLO, Tes Feses Lengkap, Pemeriksaan yang kami amati adalah sebagai berikut : a. Tes Widal, digunakan untuk mendeteksi adanya antigen O dan H bakteri Salmonella typi dalam serum, dengan metode aglutinasi. Pemeriksaan Widal dilakukan dengan cara membuat beberapa pengenceran untuk mengetahui adanya reaksi antigen dan antibodi. Beberapa langkah yang dilakukan dalam melakukan pemeriksaan widal yaitu: 1) Pada pengenceran 1/20 maka dibuat dengan mencampurkan 40 µl serum dan ditambah 25 µl reagen. 2) Pada pengenceran 1/40 dibuat dengan mencampurkan 20 µl serum dan 25 µl reagen. 3) Pada pengenceran 1/80 dibuat dengan mencampurkan 10 µl serum dan 25 µl reagen. 4) Pada pengenceran 1/160 dibuat dengan mencampurkan 5 µl serum dan 25 µl reagen. 5) Pada pengenceran 1/320 dibuat dengan mencampurkan 5 µl serum dan 50 µl reagen. Hasil positif apabila terdapat aglutinasi pada pengenceran yang diamati dengan menggunakan mikroskop. b. Tes Narkoba, digunakan untuk mendeteksi obat-obatan berbahaya yang dikonsumsi pasien dengan metode rapid test. Spesimen yang digunakan adalah urin sewaktu, Pemeriksaan narkoba dilakukan menggunakan urine pasien. Tes narkoba dilakukan dengan cara mencelupkan alat deteksi “Multiple-Drug Test Panel” ke dalam urine pasien kemudian diamati pada setiap kolom golongan obat. Pada Multiple Drug Test Panel terdiri dari beberapa sampel obat yang digunakan yaitu: Morphin, Kokain, Benzodiazepam, Methamphetamin, Amphetamin dan THC. Hasil pemeriksaan dikatakan positif apabila terdapat
satu garis merah pada kontrol dan negatif apabila terdapat garis pada kolom T dan C. c. Urin Lengkap 1) Sampel urin dilabelisasi identitas dan jenis pemeriksaan yang dilakukan. 2) Sampel urin dilakukan strip test untuk mengetahui sifat fisik dan kimia urin antara lain : glukosa, protein, berat jenis warna, bilirubin , keton, urobilin, nitrat leukosit secara semi kuantitatif. 3) Sampel dipusingkan menggunakan sentrifuge 3000 rpm selama 5 menit lalu dibuang dan diambil endapannya pada bawah tabung. 4) Endapan diletakkan di kaca objek dan ditutup dnegan kaca penutyp lalu diamati dibawah mikroskop untuk mengevaluasi adanya sedimen, leukosit, parasite, bakteri, eritrosit, kristal dan silinder. 5) Hasil dicatat dan dilaporkan.
DIVISI MIKROBIOLOGI Pemeriksaan yang dilakukan dalam divisi ini adalah pemeriksaan kultur bakteri, pewarnaan bakteri, tes cepat molekuler (TCM), dan PCR. Pada pemeriksaan kultur bakteri menggunakan specimen urin, sputum, feses, cairan otak, dan darah. Pewarnaan bakteri menggunakan pewarnaan gram dan Zn. Sedangkan TCM digunakan untuk menghitung viral load dan untuk mengetahui adanya resistensi bakteri. Prosedur yang kami amati dalam divisi mikrobiologi adalah pemeriksaan TCM untuk mendeteksi bakteri mycobacterium dan uji resistensi terhadap antibiotik: 1. Persiapan specimen Specimen yang digunakan 2 ml dahak 2. 2 ml dahak kemudian dimasukkan ke dalam catridge 3. Mempersiapkan alat gen expert 4. Memasukkan 2ml pada tempat nya 5. Menunggu selama 2 jam 6. Hasil yang didapatkan berupa konfirmasi bakteri mycobacterium Tb dan keberadaan gen resisten terhadap rifampicin
Gambar 1. Interpretasi Hasil XPERT MTB/RIF
DIVISI HEMATOLOGI Pemeriksaan yang dilakukan pada divisi hematologi meliputi pemeriksaan darah lengkap (DL), pemeriksaan Laju Endap Darah (LED), faal homeostasis, dan apusan sumsum tulang. Sampel yang digunakan pada pemeriksaan whole blood dan aspirat sumsum tulang untuk pemeriksaan apusan sumsum tulang. Alat yang digunakan pada divisi hematologi adalah : 1. Sysmex tipe XN-550 2. Sysmex tipe CA-600 3. Alat LED Pemeriksaan yang kami amati pada divisi hematologi adalah pemeriksaan darah lengkap dan pembuatan apusan darah sumsum tulang. 1. Pemeriksaan Darah Lengkap (DL) Sampel yang digunakan berupa whole blood sebanyak 2ml. sampel dimasukkan pada tabung yang berisi EDTA. Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat hematology autoanalyzer Sysmex SN 550 dengan prosedur sebagai berikut; a. Sampel darah pada tabung yang berisi EDTA dimasukkan pada Sysmex SN 550. b. Hasil pemeriksaan akan terlihat pada monitor disebelah alat. Hasil pemeriksaan yang didapatkan melalui pemeriksaan menggunakan hematology autoanalyzer adalah Hb, leukosit, eritrosit, hematrokit, platelet, MCH, MCHC, MCV, RDW, PDW, MPV, P-CLR, PCT, neutrophil, limfosit, monosit, eosinophil, basophil, retikulosit, IFR, LFR, MFR, HFR, dan IPF.
2. Pembuatan apusan darah sumsum tulang Sampel yang digunakan pada pembuatan apusan darah sumsum tulang berupa spesimen dari sumsum tulang (matriks sumsum tulang). Prosedurnya sebagai berikut; a. Spesimen sumsum tulang diletakkan pada objek glass. b. Fiksasi dengan methanol. Tunggu hingga kering. c. Kemudian pewarnaan menggunakan giemsa. Tunggu hingga kering. d. Lakukan pemeriksaan. DIVISI KIMIA KLINIK Dalam divisi kimia klinik dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui perubahan metabolic kimia tubuh akibat penyakit, efek obat, dan kondisi tertentu. Parameter yang dihitung adalah sebagai berikut.
a. Glukosa j. SGPT s. Ca-F b. Kolesterol k. Bil-T t. Fe-R c. HDL l. Bil-D u. VIBC d. LDL m. ALB v. CRP e. Trigliserid n. GGT w. SGOTS f. Creatinin o. ALP x. SGPTS g. Urea p. Phosp y. ACID h. Uric Acid q. TP z. DIL2 i. SGOT r. Mg-dys Pemeriksaan yang kami amati adalah pemeriksaan kimia klinik dengan alat TMS24i Premium yang dapat melakukan pemeriksaan 30 sampel dan 5 sampel emergency dengan kecepatan 300 parameter/jam dalam satu kali kerja. Sebelum digunakan, alat ini dikalibrasi menggunakan serum control dan serum patologis. Hasil kalibrasi yang baik dinyatakan dalam standart deviasi +2. Prosedur pemeriksaan kimia klinik adalah sebagai berikut. 1. Memasukkan reagen kimia klinik ke dalam alat. Reagen dimasukkan sesuai dengan kebutuhan harian. 2. Mempersiapkan sampel dan specimen. Specimen diambil dari darah serum lalu dilakukan pemusingan dengan alat sentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. 3. Letakkkan tabung para tray alat dengan barcode tabung menghadap depan. 4. Menunggu alat melakukan pembacaan. 5. Hasil akan langsung terbaca dilayar computer yang langsung terintegrasi dengan system rumah sakit. 6. Apabila terdapat nilai patologis dilakukan pemeriksaan duplo (pemeriksaan ulang) apabila terdapat nilai yang berbeda dari 2 pemeriksaan duplo, maka dilakukan pemeriksaan triplo dengan mempertimbangkan kondisi pasien.