305225364-lp-gangguan-citra-tubuh.docx

  • Uploaded by: andi nurdidin suhaedi. am
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 305225364-lp-gangguan-citra-tubuh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,305
  • Pages: 8
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Definisi Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara terus menerus ( anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh.Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan. Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh persepsi dan pandangan orang lain. Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Perry & Potter (2005) Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. (Honigman dan Castle). Melliana (2006) Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan ( Keliat ,1992 ).

Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manarima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Banyak Faktor dapat yang mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti, munculnya Stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa operasi seperti : mastektomi, amputsi ,luka operasi yang semuanya mengubah gambaran diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain-lain. Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 1. Kegagalan fungsi tubuh. Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tadak mengkui atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh seperti sering terjadi pada klien gangguan jiwa, klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan. Tergantung pada mesin. Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik engan penggunaan lntensif care dipandang sebagai gangguan.

2. Perubahan tubuh berkaitan Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.

3. Umpan balik interpersonal yang negatif Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.

4. Standard sosial budaya Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap pada setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder. E. Etiologi 1) Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit 2)

Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, pemasangan, alat di

dalam tubuh. 3) Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan pemasangan 4) Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh 5) Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan 6)

Makna dan objek yang serang kontak : penampilan dan dandanan berubah, pemasangan alat

pada tubuh klien (infuse, traksi, respriator, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll) 7) Kemungkinan etiologi (yang berhubungan dengan) 8) Kekurangan umpan balik positif 9) Kegagalan yang dirasakan 10) Harapan-harapan yang tidak realistis (pada bagian dan orang lain) 11) Perkembangan ego mengalami ketardasi

12) Kebutuhan ketergantungan yang tidak terpenuhi 13) Ancaman terhadap keamanan karena gangguan fungsi pada dinamika-dinamika keluarga.

F. Tanda dan Gejala

1.

Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah

2.

Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi

3.

Menolak penjelasan perubahan tubuh

4.

Persepsi negatif pada tubuh

5.

Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang

6.

Mengungkapkan keputusasaan

7.

Mengungkapkan ketakutan

8.

Citra yang mengalami distorsi, melihat diri sebagai gemuk, meskipun pada keadaan berat badan normal atau sangat kurus

9.

Penolakan bahwa adanya masalah dengan berat badan yang rendah

10.

Kesulitan menerima penguatan positif

11.

Kegagalan untuk mengambil tanggung jawab menurut diri sendiri. Pengobatan diri

12.

Tidak berpartisipasi pada terapi

13.

Perilaku merusak diri sendiri, muntah yang dibuat sendiri; penyalahgunaan obat-obat pencahar dan diuretic, penolakan untuk makan

14.

Kontak mata kurang

15.

Alam perasaan yang tertekan dan pikiran-pikiran yang mencela diri sendiri setelah episode dari pesta dan memicu perut

16.

Perenungan yang mendalam tentang penampilan diri dan bagaimana orang-orang lain melihat diri mereka.

G. Pohon Masalah

Gangguan isolasi sosial

Gangguan citra tubuh

Perubahan bentuk tubuh

(Keliat, 2005)

H. Pengkajian Keperawatan 1. Identitas Pasien : nama, umur, alamat dll. 2. Alasan masuk 3. Faktor Predispdsisi dan Presipitasi 4. Pengkajian fisik 5. Psikososial a. Genogram b. Konsep Diri : Gambaran diri atau citra tubuh, Identitas Diri, Peran Diri, Ideal Diri, Harga Diri c. Hubungan Sosial

d. Spiritual : Nilai, Keyakinan dan Ibadah 6. Status Mental a. Penampilan b. Pembicaraan c. Aktivitas Motorik : Hipomotorik, Hipermotorik, TIK, Agitasi, Grimaseren, Tremor atau Kompulsif d. Alam Perasaan e. Afek 

Dari mana datangnya afek di dapatkan?



Jenis Afek : Appropriate atau inappropriate

f. Interaksi selama wawancara g. Persepsi h. Proses berpikir : Sirkumtansial, Tangensial, Kehilangan asosiasi, Flight of Ideas, Blocking, Reeming, Perseverasi i. Isi Pikir (dapat di ketahui dari?) : Obsesi, Phobia, Ide terkait, Depeersonalisasi, Waham ( agama, somatik, kebesaran, curiga, nihilistic, hipokondria, magik mistik ) atau Waham yang bizar (ada berapa?) j. Tingkat kesadaran dan Orientasi 

Kesadaran Pasien (bingung, sedasi, atau stupor)



0rientasi terhadap waktu, tempat, orang

k. Memori ( Gangguan daya ingat jangka panjang, Gangguan daya ingat jangka pendek, Gangguan daya ingat saat ini, Konfabulasi ) l. Tingkat

Konsentrasi

dan

Berhitung

(mudah

dialihkan,

tidak

mampu

berkomunikasi, atau tidak mampu berhitung ) m. Kemampuan Penilaian (gangguan kemampuan penilaian ringan, gangguan penilaian hermaka) n. Daya Tilik Diri 7. Masalah Psikososial da Lingkungan 8. Pengetahuan 9. Aspek Medik 

Diagnosa Medis



Program terapi obat yang diberikan

I. Deteksi Dini Dan Pencegahan Kunci Utama Sebagai penatalaksanaan pasien dengan gangguan ini. Maka psikoterapi memegang peranan yang penting. Psikoterapi berorientasi tilikan berguna untuk memperbaiki tilikan pasien terhadap dirinya. Selain juga tentunya obat-obatan terutama dari golongan antidepresan SSRI seperti Fluoxetine dan Sertraline dapat bermanfaat. Penelitian di Amerika mengatakan pengobatan dengan golongan SSRI seperti Fluoxetine dan juga golongan Clomipramine dapat menurunkan gejala kepada 50% pasien. Bila terdapat komorbiditas dengan gangguan mental lain, seperti gangguan depresi atau gangguan cemas, maka pengobatan secara psikofarmakologi dan psikoterapi yang tepat perlu juga dilakukan. Pasien seringkali datang ke dokter bedah plastik untuk memperbaiki kekurangan yang dia milliki. Dari laporan yang ada, pembedahan dan perbaikan secara estetik terhadap apa yang dikeluhkan pasien tidak bermakna menghilang. Sehingga disarankan bagi beberapa pasien yang ingin melakukan bedah plastik estetik karena gangguan ini berkonsultasi terlebih dahulu dengan seorang psikiater. Hal ini untuk menilai apakah terdapat gangguan citra tubuh pada pasien ini. Bila ternyata ada maka segala usaha operasi untuk memperbaiki diri mereka juga tidak akan berhasil dan membuat puas si pasien karena sebenarnya yang menjadi masalah adalah bukan hasil operasinya atau bagaimana fisik mereka terlihat, tetapi lebih terhadap pandangan mereka terhadap citra tubuh mereka sendiri. Sehingga perlu adanya kerjasama antara dokter ahli bedah

plastik dengan psikiater untuk menilai kesiapan para pasien bedah plastik estetik yang ingin menjalani operasi.

More Documents from "andi nurdidin suhaedi. am"