LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN
Dengan basis perhitungan 1 jam, berikut ini adalah spesifikasi peralatan proses prarancangan pabrik amonium klorida dari amoniak dan asam klorida pada kapasitas 30.000 ton/tahun. C.1. Storage Tank Asam Klorida (ST-101)
LI
ST-101
Gambar C.1.1. Skema Storage tank asam klorida (HCl) Fungsi
: Menyimpan asam klorida (HCl) 33% selama 11 hari dengan kapasitas 2.057.066,0 kg.
Tipe Tangki
: Silinder vertikal dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk Torispherical Roof
Bahan
: Stainless Steel AISI 316
Pertimbangan
: Mempunyai allowable stress cukup besar, harganya relatif murah, tahan terhadap korosi cocok untuk asam klorida
C-2
(Timmerhaus:448). Kondisi Operasi
:
Temperatur design
: 50 oC
Temperatur fluida
: 30 oC
Tekanan
: 1 atm
a.
Menentukan Temperatur dan Tekanan Penyimpanan
Siang hari, diperkirakan temperatur dinding tangki mencapai 50 oC. Prancangan akan dilakukan pada temperatur tersebut dengan tujuan untuk menjaga temperatur fluida di dalam tangki. Yaitu untuk menghindari adanya transfer panas dari dinding tangki ke fluida. Oleh karena temperatur dinding tangki pada siang hari diperkirakan mencapai 50 oC, dan apabila dinding tangki tidak dirancang sesuai kondisi tersebut, maka akan terjadi transfer panas dari dinding tangki ke fluida yang menyebabkan tekanan uap fluida semakin besar. Semakin tinggi tekanan uap, maka perancangan dinding tangki akan semakin tebal. Dimana semakin tebal dinding tangki, maka transfer panas dari dinding ke fluida akan semakin kecil, sehingga dapat diabaikan. Berikut adalah perhitungan tekanan fluida pada temperatur 50 oC. Dengan cara trial tekanan pada temperatur 50 oC, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
C-3
Tabel C.1.1. Hasil Perhitungan Tekanan Fluida Dalam Tangki Komponen
Kg/Jam
Kmol/Jam
Xi
Pi, (atm)
Ki = Pi/P
yi = Ki . xi
HCl
2.571,33
70,45
0,20
0,02
5,088
0,995
H2O
5.220,58
290,03
0,80
0,00
0,006
0,005
Total
7.791,92
360,48
1,00
0,02
5,094
1,000
T
= 50 oC
P
= 0,004 atm
Sehingga desain tangki dilakukan pada kondisi: T
= 50 oC
P
= 1 atm + 0,004 atm = 1,004 atm = 14,77 psia
b. Menghitung densitas campuran Tabel C.1.2. Densitas Campuran Komponen
Kg/Jam
Wi
ρ (kg/m3)
wi/ρ
HCl
2571,33
0,33
948,18
3,48E-04
H2O
5220,58
0,67
1023,01
0,0006
Total
7.791,92
1
1971,19
1,00E-03
wi wi
Liquid
=
Liquid
= 997,04 kg/m3
=
1 1,00 x 10−3
= 62,12 lb/ft3
C-4
c.
Menghitung Kapasitas Tangki
Waktu penyimpanan asam klorida adalah 11 hari. Jumlah asam klorida yang harus disimpan dalam 11 hari sebanyak 2.057.066,0 kg. Digunakan waktu tinggal 11 hari karena faktor transportasi dan sumber bahan baku dengan lokasi pabrik. Jumlah asam klorida = 2.057.066 kg
Volume Liquid
=
=
m liquid ρ liqud 2.057.066 kg 997,04 kg/m3
= 2.063,16 m3 = 72.859,94 ft3 Tangki penyimpanan asam klorida dibuat 3 buah dengan volume yang sama yaitu:
Volume Liquid
= 687,72 m3
= 24.286,65 ft3 Over Design
= 20 %
Vtangki
= 1,2 x VLiquid
(Peter and Timmerhaus, 1991,hal. 37)
= 1,2 × 687,72 m3
C-5
= 825,3 m3 = 29.14 ft3 d. Menentukan Rasio Hs/D Vtangki
= Vshell + Vtutup = ¼ π D2 H + 0,00005 D3 + ¼ π D2 sf
Atangki
= Ashell+ Atutup = (¼ π D2 + π D H) + 0,84 D2
Keterangan : D sf
= diameter tangki, in = straight flange, in (dipilih sf = 3 in)
Berdasarkan Tabel 4-27 Ulrich 1984, dimana :
Hs <2 D
(Ulrich, 1984)
Rasio H/D yang diambil adalah rasio yang memberikan luas tangki yang paling kecil. Hasil trial rasio H/D terhadap luas tangki dapat dilihat pada Tabel C.1.3.
C-6
Tabel C.1.3. Hasil Trial Hs/D Terhadap Luas Tangki Trial
H/D
D(ft)
H(ft)
A(ft2)
Vshell, ft3
Vhead, ft3
Vsf
Vtotal
1
2,0
26,44
52,87
5.525,9
29.005,9
0,9
137,2
29.14
2
1,9
26,89
51,09
5.490,4
29.001,1
1,0
141,9
29.14
3
1,8
27,38
49,28
5.455,9
28.995,9
1,0
147,1
29.14
4
1,7
27,90
47,43
5.422,6
28.990,1
1,1
152,8
29.14
5
1,6
28,47
45,55
5.390,9
28.983,8
1,1
159,1
29.14
6
1,5
29,09
43,63
5.361,4
28.976,7
1,2
166,0
29.14
7
1,4
29,76
41,67
5.334,6
28.968,9
1,3
173,8
29.14
8
1,3
30,50
39,65
5.311,5
28.960,0
1,4
182,6
29.14
9
1,2
31,32
37,59
5.293,3
28.950,0
1,5
192,5
29.14
10
1,1
32,24
35,46
5.281,5
28.938,3
1,6
204,0
29.14
11
1,0
33,28
33,28
5.278,5
28.924,9
1,8
217,3
29.14
12
0,9
34,46
31,01
5.287,7
28.909,0
2,0
233,0
29.14
13
0,8
35,83
28,66
5.314,0
28.889,7
2,3
252,0
29.14
14
0,7
37,45
26,22
5365,1
28.866,1
2,6
275,3
29.14
Rasio H/D Optimum
Luas, A
5550
5400
5250 0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
H/D
Rasio H/D Optimum
Gambar C.1.2. Rasio Hs/D Optimum
2.5
C-7
Terlihat bahwa rasio Hs/D yang memberikan luas tangki yang paling kecil yaitu Hs/D = 1. Maka untuk selanjutnya digunakan rasio Hs/D = 1. D
= 33,28 ft = 399,31 in = 10,14 m
Dstandar = 34 ft = 408 in H
= 33,28 ft = 399,31 in = 10,14 m
Hstandar = 34 ft = 408 in Cek rasio H/D : Hs/D
=1 = 1 (memenuhi rasio Hs/D =1)
C-8
e.
Menentukan Jumlah Courses
Lebar plat standar yang digunakan : L
= 9 ft (Appendix E, item 1, brownell and young)
Jumlah courses
=
34 ft 9 ft
= 3,78 buah = 4 buah f.
Menentukan Tinggi Cairan di dalam Tangki
Vshell
= ¼ π D2 H = ¼ π (34 ft)2. 34 ft = 30.853,64 ft3
Vdh
= 0,00005 D3 = 0,00005 . (34)3 = 1,93 ft3
Vsf
= ¼ π D2 sf = ¼ π . (34)2 . 0,25 = 226,86 ft3
Vtangki baru
= Vshell + Vdh + Vsf
C-9
= 30.853,64 ft3 + 1,93 ft3 + 226,86 ft3 = 31.082,43 ft3 Vruang kosong
= Vtangki baru - VLiquid = 31.082,43 ft3 – (72.859,94 ft3 / 3) = 6.795,78 ft3
Vshell kosong
= Vruang kosong – (Vdh + Vsf) = 6.795,78 ft3 – (1,93 ft3 + 226,86 ft3) = 6.566,99 ft3
Hshell kosong
=
=
4.Vshell kosong
.D 2 4 x 6.566,99 ft3 3,14 x 34 2
= 7,24 ft HLiquid
= Hshell – Hshell kosong = 34 ft – 7,24 ft = 26,76 ft
g.
Menenetukan Tekanan desain
Ketebalan shell akan berbeda dari dasar tangki sampai puncak. Hal ini karena tekanan zat cair akan semakin tinggi dengan bertambahnya jarak titik dari
C-10
permukaan zat cair tersebut ke dasar tangki. Sehingga tekanan paling besar adalah tekanan paling bawah. Tekanan desain dihitung dengan persamaan : Pabs
= Poperasi + Phidrostatis
Untuk menentukan tekanan hidrostatis, jika densitas fluida lebih kecil dari densitas air, maka densitas yang digunakan adalah densitas air (Brownell & Young,1959). Maka untuk selanjutnya digunakan densitas air liquid
= 997,04 kg/m3
Phidrostatis
=
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 (H−1) 144
= 62,12 lb/ft3
(Brownell & Young,1959 Pers. 3.17 hal 46)
𝑙𝑏
=
62,12 3 𝑥 (34−1) 𝑓𝑡 144
= 14,24 psi Pabs
= 14,87 psi + 14,24 psi = 29,11 psi
Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut (Coulson, 1988 hal. 637). Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya. Tekanan desain pada courses ke-1 (plat paling bawah) adalah: Pdesain
= 1,1 × Pabs
C-11
= 1,1 × 29,11 psi = 32,02 psi Berikut ini adalah tabel perhitungan tekanan desain untuk setiap courses : Tabel C.1.4. Tekanan Desain Masing-masing Courses Courses
H (ft)
HL (ft)
Phid (psi)
Pabsolut(psi)
Pdesain (psi)
1
34
26,76
11,54
26,42
29,06
2
25
17,76
7,66
22,53
24,79
3
16
8,76
3,78
18,65
20,52
4
7
-0,24
-0,10
14,77
16,25
h. Menentukan Tebal dan Panjang Shell Tebal Shell Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah :
ts =
P.d c 2.( f .E 0,6 P)
(Brownell & Young,1959.hal.256)
Keterangan : Ts
= Ketebalan dinding shell, in
Pd
= Tekanan desain, psi
D
= Diameter tangki, in
F
= Nilai tegangan material, psi Stainless Steel SA-167 Grade 11 Type 316
C-12
= 18.750 psi (Tabel 13.1,Brownell & Young,1959:251) E
= Efisiensi sambungan 0,8 (jenis sambungan las adalah double-welded butt joint without backing strip, no radiographed)
C
= korosi yang diizinkan (corrosion allowance) = 0,15 in/10th (Tabel 6, Coulson vol.6:217)
Menghitung ketebalan shell (ts) pada courses ke-1:
ts
=
32,02 psi x 34 ft
+ 0,15 in
2 x (18.750 psi x 0,8)−(0,6 x 32,02 psi)
= 0,16 in Sehingga digunakan standar tebal shell (ts) = 0,2 in Tabel C.1.5. Ketebalan shell masing-masing courses Courses
H (ft)
Pdesain (psi)
ts (in)
ts standar (in)
1
34
29,06
0,158
0,2
2
25
24,79
0,153
0,2
3
16
20,52
0,148
0,2
4
7
16,25
0,143
0,2
Panjang Shell Untuk menghitung panjang shell, persamaan yang digunakan adalah :
C-13
L
=
π.Do - (weld length) 12.n
(Brownell and Young,1959)
Keterangan : L
= Panjang shell, in
Do
= Diameter luar shell, in
n
= Jumlah plat pada keliling shell
weld length
= Banyak plat pada keliling shell dikalikan dengan banyak sambungan pengelasan vertikal yang diizinkan. = n x butt welding
Menghitung panjang shell (L) pada courses ke-1 : ts
= 0,2 in
Do
= Di + 2.ts = 408 in + (2 x 0,2) = 408,4 in
n
= 8 buah
butt welding
= 8/6 in = 1,33 in
(Brownell and Young,1959,hal. 55)
C-14
L=
(3,14 x 408,4 in)−1,33 in (12 x 8)
= 13,34 ft Tabel C.1.6. Panjang shell masing-masing courses. Parameter
i.
Plat
1
ts, (in)
0,2
do (in)
408,4
L (ft)
13,34
Desain Head (Desain Atap)
Bentuk atap yang digunakan adalah torispherical dished head. Jenis head ini untuk mengakomodasi kemungkinan naiknya temperatur di dalam tangki sehingga mengakibatkan naiknya tekanan dalam tangki, karena naiknya temperatur lingkungan menjadi lebih dari 1 atm. Untuk torispherical dished head, mempunyai rentang allowable pressuse antara 15 psig (1,0207 atm) sampai dengan 200 psig (13,6092 atm) (Brownell and Young, 1959. Hal. 258).
C-15
OD
b = tinngi dish
OA
icr
A
sf
B
ID
t
a
r
C
Gambar C.1.3 Torispherical flanged and dished head. Menghitung tebal head minimum Menentukan nilai stress intensification untuk torispherical dished head dengan menggunakan persamaan (Brownell and Young, 1959.Hal.258):
w
=
1 rc 3 4 icr
icr 6% , dimana rc =Di rC Diketahui : rc
= 114 in
icr
= 6,84 in
Maka :
(Brownell and Young,1959.hal.258)
(Perry, 1997, Tabel 10.65)
C-16
w
=
1 114 . 3 4 6,84
= 1,77 in Menentukan tebal head dengan menggunakan persamaan (Brownell and Young,1959: 258): th
=
=
P.rc .w C 2fE 0,2P 32,02 𝑝𝑠𝑖 𝑥 114 𝑖𝑛 𝑥 1,77 𝑖𝑛 (2 𝑥 18.750 𝑝𝑠𝑖 𝑥 0,8)−(0,2 𝑥 32,02 𝑝𝑠𝑖)
+0,125
= 0,34 in (dipakai plat standar 0,375 in) Untuk th
= 0,375 in, Dari Tabel 5.8 (Brownell and Young, 1959) diperoleh:
Sf
= 1,5 – 3,5 in
Direkomendasikan nilai sf = 3 in Keterangan : th
= Tebal head (in)
P
= Tekanan desain (psi)
rc
= Radius knuckle, in
icr
= Inside corner radius ( in)
w
= stress-intensitication factor
E
= Effisiensi pengelasan
C
= Faktor korosi (in)
Depth of dish (b) (Brownell and Young,1959.hal.87)
b
ID icr = rc (rc icr ) 2 2
2
C-17
= 144 - √(114 − 6,84)2 − (
34 2
− 6,84)2
= 7,32 in Tinggi Head (OA) OA
= th + b + sf
OA
= 0,375 in + 7,32 in + 3 in
(Brownell and Young,1959:87)
= 10,69 in = 0,27 m = 0,08 ft j.
Menentukan Tinggi Total Tangki
Untuk mengetahui tinggi tangki total digunakan persamaan: Htotal
= Hshell + Hhead = 408 in + 10,69 in = 418,69 in = 10,63 m = 34,89 ft
k. Desain Lantai Untuk memudahkan pengelasan dan memperhitungkan terjadinya korosi, maka pada lantai (bottom) dipakai plat dengan tebal minimal ½ in. Tegangan yang bekerja pada plat yang digunakan pada lantai harus diperiksa agar diketahui apakah plat yang digunakan memenuhi persyaratan atau tidak (Brownell and Young, 1959:156).
C-18
Tegangan kerja pada bottom : Compressive stress yang dihasilkan oleh asam klorida S1
=
w
(Brownell and Young,1959:156)
1 Di2 4
Keterangan : S1
= Compressive stress (psi)
w
= Jumlah katalis (lbm)
Di
= Diameter dalam shell (in)
= konstanta (3,14)
S1
=
4.525.545,2 lbm 1 4
x 3,14 x 408 in2
= 34,63 psi Compressive stress yang dihasilkan oleh berat shell
S2
X ρs 144
(Brownell and Young,1959:156)
Keterangan : S2
= Compressive stress (psi)
X
= Tinggi tangki
s
= Densitas shell = 490 lbm/ft3 untuk material steel
= konstanta (3,14)
S2
=
34,891 ft x 490 lbm/ft3 144
= 118,73 psi
C-19
Tegangan total yang bekerja pada lantai : St
= S1 + S 2 = 34,63 psi + 118,73 psi = 153,36 psi
Batas tegangan lantai yang diizinkan : St< tegangan bahan plat (f) x efisiensi pengelasan (E) 153,36 psi < (18750 psi) × (0,8) 153,36 psi <15000 psi (memenuhi) Tabel. C.1.7. Spesifikasi Tangki HCl (ST-101) SPESIFIKASI Alat
Tangki Penyimpanan asam klorida
Kode
ST-101
Fungsi
Menyimpan asam klorida (HCl) 33% dengan kapasitas 2.057.066 kg
Bentuk
Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical roof.
Kapasitas Dimensi
880,161 m3 Diameter shell (D) = 33,28 ft Tinggi shell (Hs)
= 33,28 ft
Tebal shell (ts) = 0,2 in Tebal head
= 0,375 in
Tinggi total
= 34,89 ft
Tekanan Desain
32,02 psi
Bahan
Stainless Steel Austenitic Type 316
Jumlah
tiga buah
C-20
C.2. Storage Amonia (ST-102)
Gambar C.2.1. Tangki Amoniak Storage (ST-102) Fungsi
: menyimpan bahan baku Amoniak 99,5 % selama 5 hari
Kode
: ST-102
Jenis
: Spherical Tank
Tipe Bahan
: Stainless Steel AISI 316
Tekanan (P)
: 11,75 atm atau 172,68 Psi
Temperatur
: 30 oC (303,15 K)
a.
Menghitung Densitas Campuran
Densitasdapat dihitung dengan persamaan:
Dimana,
ρ
= A B –(1-(T/C)^n
(ρ)
= Densitas(g/ml)
(T)
= Temperatur (kelvin)
C-21
Tabel C.2.1. Data untuk Mencari Densitas Cairan Komponen
A
B
N
Tc
Ρ
ρ
(K)
(g/ml)
(kg/m3)
Amonia
0,237
0,255 0,289
405,65
0,59
594,05
Air
0,347
0,274 0,286
647,13
1,02
1022,87
Tabel C.2.2. Densitas Campuran Amoniak Liquid Feed
Komponen
(kg/jam)
Amonia
Total =
Ρ (kg/m3)
0,995
594,05
0,0016
6,14
0,005
1.022,87
4,89E-06
1.228,19
1,000
1 𝑤𝑖 𝜌𝑖
∑
= 595,30 kg/m3 = 37,16 lb/ft3 b. Menentukan kapasitas Waktu tinggal
: 5 hari
mLiquid
: 147.382,7
kg
: 324.922,8
lb
: 247,6
m3
: 8.743,1
ft3
Volume Liquid
Wi/ ρi
1.222,05
Air
ρLiquid
wi
Over design
: 20% (Peter and Timmerhaus, 1991, hal. 37))
Volume tangki
: 297,09
m3
: 10.491,7
ft3
0,002
C-22
c.
Menentuan diameter dan volume tangki 1
DT
=
6×𝑉𝑇 3 ( 𝜋 )
4
D
3
2
= 8,28
m
= 27,15
ft
1
VT
= π( )3
=
VT
= 297,09 m3
= 10.491,71
6
πD3 ft3
d. Menentukan Volume Kosong V kosong
= V tangki – V Liquid = 297,09 m3 – 247,6 m3 = 49,51 m3 = 1.748,62 ft3
H Liquid
= 8,28 m = 27,16 ft
e.
Menghitung Tekanan Desain
P operasi
= 172,68 psi
P hidrostatis
= (ρ × H) / 144 = (595,30 kg/m3 × 8,28 m3) / 144 = 34,21 psi
P abs
= P operasi + P hidrostatis = 172,68 psi + 34,21 psi = 206,89 psi = 14,08 atm
P desain
= 1,1 Pabs
C-23
= 1,1 × 206,89 psi = 227,58 psi = 15,48 atm f.
Menentukan Tebal Tangki
ts =
P di +C 4 f. E − 0.4 P
(Brownell, Young, 1959, Pers. 7.88, hal. 140) Keterangan : ts
= Tebal shell (inch)
P
= Tekanan dalam tangki ( psi )
f
= Allowable stress = 84.848,4 psi
di
= diameter dalam storage (inch)
E
= Efisiensi pengelasan = 80% (double welded butt joint)
c
= Faktor korosi = 0,15 /10 tahun
(Brownell,Young, 1959, Tabel. 13.2, hal. 254; Peter, Timmerhaus, 2002, Tabel. 3.1., hal. 82 ; Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, Tabel. 7.3 hal. 217; Perry’s, Ed.8th, hal. 25-31) P. di +C 4. f. E − 0,4. P
ts
=
ts
= 4×84.848,4 psi ×0.8 −0.4 ×227,58 psi + 0.15
ts
227,58 psi ×325,89 in
= 0,423 in → digunakan tebal standar 0,45 inch
C-24
g.
Menentukan jenis spherical tanki
Volume
= 10.491,71
ft3
= 1.868,6
bbl
Tipe
= Soccer Ball
Berat Total Tangki
= 69.442,5
kg
= 31.457,4
lb
Tabel. C.2.3. Spesifikasi Tangki Amoniak (ST – 102) Spesifikasi Alat
Tangki penyimpanan amonia 99,5 %
Kode
ST – 102
Fungsi
Menyimpan amonia selama 5 hari
Bentuk
Spherical shell
Kapasitas
297,09 m3
Dimensi
Diameter shell (D) = 8,28 m3 Tebal shell (ts) = 0,45 in
Tekanan Desain
15,48 atm = 172,68 psi
Temperatur Desain
30 oC
Bahan
Stainless Steel Austenitic Type 316
C.3. Expansion Valve (EV-101)
NH3 (liquid)
NH3 (gas) EV-101
Gambar C.3.1 Skema Expansion valve (EV-101) Fungsi : Menurunkan tekanan amoniak dari 11,75 atm menjadi 1 atm Kondisi Operasi : Temperatur in (T1)
= 30oC = 303,15 K
C-25
Tekanan masuk (P1) = 11,75 atm Tekanan keluar (P2) a.
= 1 atm
Menentukan diameter masuk :
Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut : 𝐷𝑖,𝑜𝑝𝑡 = 260 𝑥 𝐺𝑓0,52 𝑥 𝜌−0,37
(pers. 5.15 coulson , Hal 221)
Dimana : Di,opt
= diameter optimum, (in)
Gf
= laju alir masuk, (kg/s)
ρ
= densitas, (kg/m3)
V
= Laju alir volumetrik, (m3/s)
Diketahui : ρ umpan
= 8,03 kg/m3
= 0,50 Lb/ft3
G (flowrate)
= 1.228,19 kg/jam
= 0,34 kg/s
maka,
= 260 . Gf 0,52 . ρ -0,37
Di, opt
= 260 × (0,34)0,52 × (8,03)-0,37 = 68,75 mm = 2,70 in Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844): NPS
= 3 in
Schedul number = 40 OD
= 3,50 in
ID
= 3,068 in
a’t
= 0,917 ft2
b. Menentukan kecepatan masuk : Re
=
ρ.v.D μ
C-26
Keterangan
:
ρ
= Densitas fluida (lb/ ft3)
D
= Diameter optimum (ft)
μ
= Viskositas fluida (lb/ft s)
v
= Kecepatan fluida (ft/s)
Laju alir volumetrik fluida : Q
=
m ρ
= 152,88 m3/jam = 1,5 ft3/s Mencari kecepatan fluida :
Q = 1,63 ft/s a
v
=
Sehingga
:
ρ
= 0,50 lb/ ft3
D
= 0,22 ft
μ
= 9,47E-06 lb/ft s
Re
=
ρ.v.D μ
= 19.520,03 ft.lbf/lbm c.
Menentukan diameter keluar:
Diameter optimum dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut : 𝐷𝑖,𝑜𝑝𝑡 = 260 𝑥 𝐺𝑓0,52 𝑥 𝜌−0,37 Dimana : Di,opt
= diameter optimum, (in)
(pers. 5.15 coulson , Hal 221)
C-27
Gf
= laju alir masuk, (kg/s)
ρ
= densitas, (kg/m3)
V
= Laju alir volumetrik, (m3/s)
Diketahui : ρ umpan
= 0,68 kg/m3
= 0,04 Lb/ft3
G (flowrate)
= 1.228,19 kg/jam
= 0,34 kg/s
maka,
= 260 . Gf 0,52 . ρ -0,37
Di, opt
= 260 × (0,34)0,52 × (0,68)-0,37 = 171,38 mm = 6,75 in Digunakan pipa standar (IPS) (Kern, 1950, hal.844): NPS
= 8 in
Schedul number = 40 OD
= 8,62 in
ID
= 7,98 in
a’t
= 2,26 ft2
d. Menentukan kecepatan keluar :
ρ.v.D μ
Re
=
Keterangan
:
ρ
= Densitas fluida (lb/ ft3)
D
= Diameter optimum (ft)
μ
= Viskositas fluida (lb/ft s)
v
= Kecepatan fluida (ft/s)
Laju alir volumetrik fluida : Q
=
m ρ
C-28
= 1.796,35 m3/jam = 17,62 ft3/s Mencari kecepatan fluida :
Q = 7,804 ft/s a
v
=
Sehingga
:
ρ
= 0,043 lb/ ft3
D
= 0,56 ft
μ
= 9,47E-06 lb/ft s
Re
=
ρ.v.D μ
= 19.726,04 ft.lbf/lbm Tabel C.3.3. Spesifikasi Expansion Valve (EV-101) Spesifikasi EV-101 Nama Alat
:
Expansion Valve
Kode Alat
:
EV-101
Fungsi
:
Menurunkan tekanan umpan Amoniak dari 11,75 atm ke 1 atm
Jenis
:
Globe Valve Half Open
Kapasitas
:
1.228,189
kg/jam
Dimensi
:
ID
7.981 in
OD
8.625 in
a't
2,26 ft2
Bahan Konstruksi
:
Stainless Steel (Austenitic) tipe 316
C-29
C.4. Heater (HE-101) Gland
Gland
Gland
Return Bend
Return Head
Tee
Gambar.C.4.1. Double pipe Exchanger (Kern, hal.102, 1965) Fungsi : Memanaskan Asam Klorida (HCl) dari 303,15 K menjadi 368,15 K sebagai umpan Reaktor (RE-201) Jenis : Double Pipe Exchanger Data desain Inner Pipe : Fluida dingin = Asam Klorida (HCl) Laju alir, w
= 7.791,92 kg/jam (17.142,22 lb/jam)
t1
= 30oC (86oF)
t2
= 62,50oC (203oF)
Annulus : Fluida panas = Steam Laju alir, W
= 369,27 kg/jam (812,40 lb/jam)
T1
= 120oC (248oF)
T2
= 95oC (203oF)
C-30
Menentukan jenis Heater Jenis Heater yang digunakan berdasarkan luas perpindahan panas (A). Bila A > 200 ft2, maka jenis heater yang digunakan Shell and Tube. Bila A <200 ft2, maka jenis heater yang digunakan adalah Double Pipe. Luas area perpindahan panas (surface area) A
=
Q U D . Δt
Beban panas Heater – 101 (HE-101) Q
= 813.361,57 kJ/jam = 770.917,93 Btu/jam Tabel C.4.1. Menghitung Δt LMTD
Fluida Panas (oF)
Fluida Dingin(oF)
Δt (oF)
248
Temperatur Tinggi
203
45
203
Temperatur Rendah
86
117
45
Difference
117
-72
Δt LMTD
=
T1 t 2 T2 t 1 T t ln 1 2 T2 t 1
= 75,35 oF Dari tabel 8, hal.840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk : hot fluid
= Steam
cold fluid
= HCl
Range UD
= 200-700 Btu/jam ft2 °F
dipilh UD
= 200 Btu/jam ft2 °F
C-31
Area perpindahan panas (surface area) A
=
Q U D . Δt
= 51,15 ft2 Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang digunakan (tabel 11, kern, 1965): Tabel C.4.2. Ukuran Standar Double Pipe Annulus
Inner Pipe
IPS (in)
2,5
IPS (in)
2,00
Sch. No.
40
Sch. No.
40
OD (in)
2,47
OD (in)
2,07
ID (in)
2,88
ID (in)
2,38
a' (ft2)
0,75
a'' (ft2)
0,62
Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan Rd =
Uc Ud Uc Ud
Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut : Menghitung Uc (Clean over all coefficient ) Mengitung Ud (Design Overall Coefficient) Menghitung Uc (Clean over all coefficient ) Uc
hio .ho hio ho
Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma sebagai berikut :
C-32
Annulus : Steam
Inner pipe : Asam Klorida
Flow area, aa
D2 = 2,88 in
Dp = 2,38 in
= 0,24 ft
= 0,19 ft
Flow area,ap
2 Ap = D
D1 = 2,07 in
4
= 0,17 ft = 0,03 ft2 Menggunakan Pers.6.3 Kern, ( D 2 D1 ) 4 2
aa =
2
Laju Alir Massa, Gp Gp =
= 0,02 ft2
= 555.144 lb/jam.ft2
Equivalent diameter, De
Menggunakan persamaan.6.3
Reynold Number, Rep = 86 oF
Pada tav
Kern, 1965
= 0,24 lb/jam.ft
(D 2 D1 ) De = D1 2
w ap
2
Rep = Dp Gp
= 0,16 ft
= 452.749,6 Laju Alir Massa, Ga W Ga = aa
= 37,05 lb/jam ft2
Reynold number, Rea Pada Tav
= 226oF
= 0,03 lb/jam ft
jH = 850
Pada tav k
(Gambar.24, Kern) = 86 oF
= 0,13 Btu/jam ft.oF
cp = 0,95 Btu/lb oF c k
1
3
= 1,20
C-33
Rea =
De x Ga
hi/Φp =
1
3
= 682,50 Btu/jam ft2 oF
= 191,97
k c jH D k
ho = 412,5 Btu/jam ft2 oF
hio/Φp
ID OD
= hi/Φp x
= 785,85 Btu/jam ft2 oF Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc Uc
hio .ho hio ho
= 270,51 btu/jam ft2.oF Menghitung Ud 1 1 = + Rd UD Uc Ud
Rd = 0,003 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
= 149,33
Menghitung A (surface area)required A
=
Q U D . t
= 68,51 ft2
Menghitung jumlah hairpin
External surface / lin ft, a''= 0,62 ft2 Required length,
L =
(Tabel.11 Kern, 1965)
A a"
= 110,15 ft Panjang hairpin
= 12, 15, 20 ft
Diambil Lh
= 15 ft
(Kern, 1965)
1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = 2) , maka jumlah hairpin yang diperlukan:
C-34
Hairpin
=
L 2.L h
= 3,67 Maka jumlah hairpins yang digunakan = 4 buah Koreksi panjang pipa: Lkor
= 2.Lh x hairpin = 120 ft linier
Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya A
= Lkor x a” = 74,64 ft2
Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act Udact
=
Q A t
= 137,07 Btu/jam ft2 oF (asumsi benar karena Ud koreksi< Ud desain) Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd : Rd
=
Uc Ud Uc Ud
= 0,004 hr ft2 oF/ Btu Rd yang diperlukan = 0,003 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965). Rdhitung> Rddiperlukan
(memenuhi)
C-35
Menghitung Pressure drop Annulus, Steam
Inner pipe, Asam Klorida
1). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 452.749,57 = 0,068 ft
f = 0,0035
Rea' = De 'Ga
= 80.209,003 Fanning Factor untuk Turbulen f = 0,0035
0,264 (Re a ' ) 0, 42
( pers. 3.47b Kern ) 2).
( pers. 3.47b Kern ) = 0,005 ft2/in2 ρ = 115 lb/ft3 2). ΔFp =
Pp =
4 f Ga 2 L 2). Fa = 2 g 2 De (pers. 6.14, kern) = 0,0055 ft 3). Va =
Ga 3600
= 0,097 ft/det
V 2 Fi = 1 x 2 g = 0,001 ft
4 f Gp 2 L 2 g 2 D
= 0,29 ft
= 0,006 ρ = 106,41 lb/ft3
0,264 (Re p ) 0, 42
Fp 144
= 0,23 psi Pp <10 psi (memenuhi)
C-36
Pa
=
Fa Fi 144
= 0,005 psi Pa < 10 psi (memenuhi)
Tabel C.4.3. Spesifikasi Heater (HE-101) Nama Alat
: Heater
Kode Alat
: HE-101
Fungsi
: Memanaskan HCl untuk diumpankan ke Reaktor
Jenis
: Double Pipe Heat Exchanger
Bahan
: Stainless steel type 316
Dimensi
: Annulus (Steam)
Inner ( Asam klorida)
IPS
IPS
= 2,5 in
= 2,0 in
Sch.No = 40
Sch.No = 40
OD
= 2,47 in
OD
= 2,07 in
ID
= 2,88 in
ID
= 2,38 in
Rd
: 0,004 jam ft2 oF/ Btu
Jumlah hairpin
: 4 hairpin
C.5. Heater (HE-102) Gland
Gland
Gland
Return Bend
Return Head
Tee
Gambar.C.5.1. Double pipe Exchanger (Kern, hal.102, 1965)
C-37
Fungsi : Memanaskan NH3 dari 303,15 K menjadi 368,15 K sebagai umpan Reaktor (RE-201) Jenis : Double Pipe heat exchanger Data desain Inner Pipe : Fluida dingin = NH3 Laju alir, w
= 1.228,19 kg/jam (2.702,01 lb/jam)
t1
= 30 oC (86 oF)
t2
= 95 oC (203 oF)
Annulus : Fluida panas = Steam Laju alir, W
= 227,45 kg/jam (500,39 lb/jam)
T1
= 120 oC (248 oF)
T2
= 95 oC (203 oF)
Menentukan jenis Heater Jenis Heater yang digunakan berdasarkan luas perpindahan panas (A). Bila A > 200 ft2, maka jenis heater yang digunakan Shell and Tube. Bila A <200 ft2, maka jenis heater yang digunakan adalah Double Pipe. Area perpindahan panas (surface area) A
=
Q U D . Δt
Beban panas Heater – 102 (HE-102) Q
= 500.979,82 kJ/jam = 474.837,19 Btu/jam
C-38
Tabel C.5.1. Menghitung Δt LMTD Fluida Panas (oF)
Fluida Dingin(oF)
Δt (oF)
248
Temperatur Tinggi
203
45
203
Temperatur Rendah
86
117
45
Difference
117
-72
Δt LMTD
=
T1 t 2 T2 t 1 T t ln 1 2 T2 t 1
= 75,35 oF Dari Tabel 8, hal 840 (Kern, 1983) dipilih UD untuk : hot fluid
= Steam
cold fluid
= NH3
Range UD
= 200-700 Btu/jam ft2 °F
dipilh UD
= 200 Btu/jam ft2 °F
Area perpindahan panas (surface area) A
=
Q U D . Δt
= 31,51 ft2 Karena A < 200 ft2, maka digunakan tipe double pipe dengan ukuran standar yang digunakan (tabel 11, kern, 1965):
C-39
Tabel C.5.2. Ukuran Standar Double Pipe Annulus
Inner Pipe
IPS (in)
2,5
IPS (in)
2,00
Sch. No.
40
Sch. No.
40
OD (in)
2,47
OD (in)
2,07
ID (in)
2,88
ID (in)
2,38
a' (ft2)
0,75
a'' (ft2)
0,62
Menghitung Rd ( Dirt factor ) yang dibutuhkan Rd =
Uc Ud Uc Ud
Untuk menghitung Rd, dilakukan dengan algoritma perhitungan sebagai berikut : Menghitung Uc (Clean over all coefficient ) Mengitung Ud (Design Overall Coefficient) Menghitung Uc (Clean over all coefficient ) Uc
hio .ho hio ho
Untuk menghitung Uc, terlebih dahulu menghitung hio dan ho, dengan algoritma sebagai berikut : Annulus : Steam
Inner pipe : NH3
C-40
Flow area, aa
D2 = 2,88 in
Dp = 2,38 in
= 0,24 ft
Flow area,ap
= 0,2 ft 2 ap = D
D1 = 2,1 in
4
= 0,17 ft = 0,03 ft2 Menggunakan Pers.6.3 Kern, ( D 2 D1 ) = 4 2
aa
2
Laju Alir Massa, Gp Gp =
= 0,022 ft2
= 87.504 lb/jam.ft2
Equivalent diameter, De
Menggunakan persamaan.6.3
Kern, 1965
(D 2 D1 ) De = D1 2
w ap
2
Reynold Number, Rep Pada tav
= 86 oF
= 0,12 lb/jam.ft
Rep = Dp Gp
= 0,16 ft
= 142.917 Laju Alir Massa, Ga W Ga = aa
= 22.823 lb/jam ft2
Reynold number, Rea Pada Tav
= 226 oF
= 0,031 lb/jam ft
jH
Pada tav
= 86 oF
k
= 0,23 Btu/jam ft.oF
cp
= 0,24 Btu/lb oF
= 370
c k
= 0,50 Rea
=
De x Ga
1
3
C-41
= 118,24
ho = 220,38 Btu/jam ft2 oF
hi/Φp =
k c jH D k
1
3
= 215,05 Btu/jam ft2 oF
ID OD
hio/Φp = hi/Φp x
= 247,61 Btu/jam ft2 oF Sehingga didapat Clean over all coefficient, Uc Uc
hio .ho hio ho
= 116,60 btu/jam ft2.oF
Menghitung Ud 1 1 = + Rd UD Uc Ud
Rd = 0,003 (dari Tabel 8 Kern, 1965)
= 86,38
Menghitung A (surface area)required A
=
Q U D . t
= 72,95 ft2
Menghitung jumlah hairpin
External surface / lin ft, a''= 0,62ft2 Required length,
L =
(Tabel.11 Kern, 1965)
A a"
= 117,28 ft Panjang hairpin
= 12, 15, 20 ft
Diambil Lh
= 15 ft
(Kern, 1965)
1 hairpin terdiri dari 2 pipa (n = 2) , maka jumlah hairpin yang diperlukan:
C-42
Hairpin
=
L 2.L h
= 3,91 4 Maka jumlah hairpins yang digunakan = 4 buah Koreksi panjang pipa: Lkor
= 2.Lh x hairpin = 120 ft linier
Menghitung Luas permukaan perpindahan yang tersedia sebenarnya A
= Lkor x a” = 74,64 ft2
Menghitung Actual Design Overall Coeffesient, Ud act Udact
=
Q A t
= 84,43 Btu/jam ft2 oF Setelah didapat nilai Uc dan Udact, maka dapat dihitung nilai Rd : Rd
=
Uc Ud Uc Ud
= 0,0033 hr ft2 oF/ Btu Rd yang diperlukan = 0,003 hr.ft2.oF/btu (Tabel 8. Kern, 1965). Rdhitung> Rddiperlukan
(memenuhi)
Menghitung Pressure drop Annulus, Steam
Inner pipe, NH3
3). De' = (D2 – D1) ( pers. 6.4, Kern) 2’) Rep = 142.917,01 = 0,068 ft
C-43
Rea'= De 'Ga
= 49.403,72 Fanning Factor untuk Turbulen f = 0,0035
0,26 (Re a ' ) 0, 42 ( pers. 3.47b Kern )
4).
= 0,006
4 f Ga 2 L 2). Fa = 2 g 2 De (pers. 6.14, kern) = 0,0024 ft Ga 3600
= 0,06 ft/det Fi = 1
V 2 x 2g
= 0 ft Pa =
0,264 (Re p ) 0, 42
( pers. 3.47b Kern ) = 0,005 ft2/in2 ρ = 115 lb/ft3
4 f Gp 2 L 2). ΔFp = 2 g 2 D = 0,009 ft
ρ = 106,41 lb/ft3
3). Va =
f = 0,0035
Fa Fi 144
= 0,002 psi Pa < 10 psi (memenuhi)
Pp =
Fp 144
= 0,007 psi Pp <10 psi (memenuhi)
C-44
Tabel C.5.3. Spesifikasi Heater (HE-102) Nama Alat
: Heater
Kode Alat
: HE-102
Fungsi
: Memanaskan NH3 untuk masuk ke Reaktor
Jenis
: Double Pipe Heat Exchanger
Bahan
: Stainless steel type 316
Dimensi
: Annulus (Steam)
Inner (Amoniak)
IPS
IPS
= 2,5 in
= 2 in
Sch.No = 40
Sch.No = 40
OD
= 2,47 in
OD
= 2,07 in
ID
= 2,88 in
ID
= 2,38 in
Rd
: 0,0033 jam ft2 oF/ Btu
Jumlah hairpin
: 4 Buah
C.6. Reaktor (RE-201) Fungsi
: Untuk mereaksikan NH3 dengan gas HCl
Jenis
: Reaktor Gelembung (silinder tegak dengan tutup atas bawah tipe torispherical dishead yang dilengkapi dengan sparger dan jaket pendingin)
C-45
Gambar C.6.1. Reaktor Bubble Dasar pemilihan 1.
:
Reaktan merupakan cairan dan gas, sehingga penggelembungan reaktan gas ke dalam badan cairan menggunakan sparger akan mebuat pengontakkan reaktan menjadi lebih efektif.
2.
Pengendalian temperatur pada reaktor continue relatif lebih mudah, dapat menggunakan jaket atau koil.
3.
Dipilih dimensi reaktor berupa silinder tegak dengan flange anddish head tipe Thorisperical sebagai tutup atas dan bawah, karena dish head jenis ini dapat digunakan untuk menangani proses dengan tekanan dalam rentang 15 – 200 psig (Brownelll, 1959, Hal. 95).
4.
Dikarenakan reaksi eksotermis (menghasilkan panas dan meningkatkan suhu reaktor), maka dilakukan perancangan koil pendingin untuk menjaga kondisi suhu reaktor tetap 95oC .
C-46
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel SA 167 Grade 11 type 316
Dasar Pemilihan bahan : 1. Memiliki ketahanan yang lebih kuat terhadap korosifitas 2. memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan kemampuan las yang baik. Kondisi Operasi
: Temperatur : 95oC Tekanan
: 1 atm
Konversi
: 98,8%
Dalam reaktor terjadi reaksi gas-cair, difusi dari badan gas ke badan cair dan reaksi di dalam bulk liquid. Untuk menentukan dimensi dan desain reaktor, terlebih dahulu ditentukan waktu tinggal yang dapat mempengaruhi volume reaktor (RE-201). Volume yang harus digunakan merupakan volume yang paling besar akibat faktor dari waktu tinggal, semakin besar waktu tinggal maka volume yang dibutuhkan semakin besar juga. Untuk menentukan waktu tinggal perlu ditinjau faktor-faktor yang berpengaruh, yaitu proses difusi dari gas ke dalam cairan dan proses reaksi kimia. A. Menghitung CA0 dan CB0 CA = CA0 (1-X), dan CA0 =
CB = CB0 (1-X), dan CB0 =
FA0 V0
FB0 V0
C-47
Dengan , CAo : Konsentrasi HCl mula-mula CBo : Konsentrasi amoniak mula-mula X
: Konversi Tabel C.6.1. Komponen Cairan Masuk Reaktor Massa
Mol
(kg/jam)
(kmol/jam)
HCl
2.571,33
H2O Total
Komponen
ρi (kg/m3)
wi
wi/ρi
70,45
940
0,33
0,00035
5.220,58
290,03
1000
0,67
0,00067
7.791,91
360,48
0,00102
1
ρL campuran
= wi/ρi = 979,37 kg.m-3
Tabel C.6.2. Komponen Gas Masuk Reaktor Komponen
Massa
Mol
wi
ρG
NH3
1.222,05
71,88
0,967
5,56
H2O
41,75
2,32
0,033
5,89
Total
1.263,80
74,20
11,45
maka ρtotal = ρL + ρG = 990,82 kg.m-3 Laju alir volumetrik cairan, Vo =
Massa Total Cairan Densitas Total
=
7.791,91 kg/jam 990,82 kg.m−3
= 7,96 m3.jam-1 Laju alir volumetrik gas, vo
=
Massa Total Gas Densitas Total
C-48
=
1.263,80 kg/jam 990,82 kg.m−3
= 110,33 m3.jam-1 CA0
=
FA0 V0 360,48 kmol/jam
= 110,33 m3.jam−1 = 45,31 kmol.m-3 CB0
=
FB0 v0 74,20 kmol/jam
= 110,33 m3.jam−1 = 0,67 kmol.m-3 CA = CA0 (1-X) = 45,31 (1-0,98) = 0,91 kmol.m-3 CB = CB0 (1-X) = 0,67 (1-0,98) = 0,01 kmol.m-3 B. Kinetika Laju Reaksi Data-data kinetika reaksi yang dipakai berdasarkan data – data kinetika yang didapat dari U.S Patent 2133513 mengenai Process of Making Ammonium Chloride, oleh Hirschkind et al, dimana reaksinya adalah sebagai berikut: NH3 (g) + HCl (aq)
NH4Cl (aq)
Persamaan Laju Reaksi Merupakan reaksi orde 2 terhadap reaktan A (HCl) dengan persamaan laju reaksi -ra = k CA CB Dan k = α exp (-Ea/RT)
................................................... 1)
C-49
Keterangan : (-rA)
: Laju reaksi (mol.L-1.s-1)
CA
: Konsentrasi asam klorida (mol/L)
CB
: Konsentrasi amoniak (mol/L)
k
= konstanta kecepatan reaksi (sec)-1
α
= faktor frekuensi tumbukan
Ea
= Energi aktivasi (kcal/mol)
R
= Konstanta gas ideal (kcal/mol/K)
T
= Suhu Reaksi (K)
Dengan
3
k
= α exp (-Ea/RT) = 2 , 4 x 1 0 5 m /(mmol.detik)
k
= 8,64 x 102 m /(kmol.jam)
3
CA = CA0 (1-X), dan CA0 =
CB = CB0 (1-X), dan CB0 = ρtotal
FA0 V0 FB0 V0
= ρL + ρG = 990,82 kg.m-3
Laju alir volumetrik cairan, Vo = 7,96 m3.jam-1 Laju alir volumetrik gas, vo CA0
= 45,31 kmol.m-3
CB0
= 0,67 kmol.m-3
CA
= 0,91 kmol.m-3
CB
= 0,01 kmol.m-3
Maka, -rA = k CA CB
= 110,33 m3.jam-1
C-50
3
= 8,64 x 102 m /(kmol.jam) x 0,91 kmol.m-3 x 0,01 kmol.m-3 = 10,53 kmol.m-3.jam-1 C. Perancangan Reaktor Bubble 1. Menentukan koefisien diffusivitas (DAB) Gas yang digunakan adalah gas NH3 yang di gelembungkan kedalam cairan 1 1 0,5 + ) 𝑀𝑎 𝑀𝑏 2 P [(∑𝑎 𝑣𝑖 )1/3 + (∑𝑏 𝑣𝑖 )1/3 ]
1,013 x 10−7 (T)1,75 (
DAB
=
(Coulson Vol 6, 2005; Pers 8.21, Hal. 331) Keterangan : DAB = difusivitas gas A ke dalam liquid B, m2/s Ma dan Mb
= Berat molekul gas (a) dan liquid (b)
T
= 368,15 K
P
= tekanan total (bar) = 1,01 bar
∑𝑎 𝑣𝑖 , ∑𝑏 𝑣𝑖 = jumlah koefisien difusi komponen a dan b (Coulson Vol 6 4th Ed., 2005; Tabel 8.5, Hal.332) Berdasarkan Tabel 8.5, Hal.332, Coulson Vol 6 4th Ed., 2005, diperoleh data: ∑𝑎 𝑣𝑖 = 11,63 ∑𝑏 𝑣𝑖 = 21,48 1 17
1,013 x 10−7 (368,15)1,75 ( +
DAB =
1 0,5 ) 36,5 1/3 2
1,01325 [(11,63)1/3 + (21,48)
= 3,57 x 10-9 m2/s = 3,57 x 10-5 cm2/s
]
C-51
2. Menghitung diameter gelembung (dB) Menghitung surface tension σ =[
ρch (ρL −ρv ) 4 M
] x 10−12
(Sinnott, 2005)
ket : ch
= Sugden’s Parachor = 63,8 untuk NH3
L
= densitas liquid (kg/m3) = 979,37 kg/m3
v
= densitas gas (kg/m3) = 11,45 kg/m3
M
= mol umpan (kmol) = 434,68 kmol
σ
=[
(Sinnott, 2005)
63,8 (979,37 − 11,45) 4 434,68
] x 10−12
= 0,0004 kg/s2 Maka didapatkan, = 0,0004 kg/s2 Diameter Gelembung, db Untuk menghitung diameter gelembung perlu didapatkan bilangan reynold terlebih dahulu untuk menentukan rumus yang akan digunakan. Re
4w0
= πd
(Treybal, 1980)
o μG
Viskositas campuran gas masuk reaktor dihitung menggunakan persamaan : log10 µ = A + BT + CT2 dengan T = 368,15 K
(Yaws, 2004)
Tabel C.6.4. Komponen Gas Masuk Reaktor Komponen
A
B
C
Log10 µ
mol
xi
Log10 xi/µi
NH3
-7,874
0,367
-0,000004
126,63
71,88
0,96
0,0076
H2O
-12,039
0,543
-0,00016
166,18
2,32
0,04
0,0002
Total
74,20
0,0078
C-52
µG campuran = Log10 xi/µi = 0,98 cp = 9,8 x 10-4 kg/m.s do (diameter oriffice standar) = 1,6 mm = 0,16 cm wo = 1.263,80 kg/jam Re
4w0
= πd
o μG
= 10.245.319,4
sehingga didapat bilangan reynold sebesar 10.245.319,4 Karena bilangan reynold yang diperoleh lebih dari 50.000 maka diameter gelembung (db) dihitung dengan persamaan : db
= 0,0071 Re-0,05 = 0,0071 ((10.245.319,4)-0,05) = 0,0032 m = 0,32 cm = 3,2 mm
Menentukan Δρ Δρ = ρ (cairan-gas) = kg/m3 3. Menentukan koefisien transfer massa campuran (kL) Persamaan yang digunakan adalah : 1
μ g 3 ρ L D AL k L 0,42 L ρL μL
1
2
(Froment, hal 637)
= 0,13 m/detik 4. Menentukan faktor yang berpengaruh Untuk membandingkan antara faktor reaksi atau difusi yang berpengaruh, maka dibuktikan dengan bilangan hatta (M)
C-53
M
=
𝑘 𝑥 𝐶𝐴𝑂 𝑥 𝐷𝐴𝐵 𝑘𝐿2
(Coulson and Richardson, vol. 3,1983, p.80.) dimana : k
= konstanta kecepatan reaksi = 2,4 x 10-1 (m3/kmol.s)
CAO
= konsentrasi gas = 45,31 kmol/m3
DAB
= difusivitas gas A dalam fase cair = 3,57 x 10-5 m2/s
kL
= koefisien transfer massa gas dalam fase cair = 0,13 m/detik
Sehingga : M
=
𝑘 𝑥 𝐶𝐴𝑂 𝑥 𝐷𝐴𝐵 𝑘𝐿2
= 1,5 x 10-1 = 0,15 Jika : 1. M > 2, reaksi terjadi dilapisan film cairan, laju difusi sangat lambat 2. 0,02 < M < 2, antara difusi dan reaksi kimia keduanya merupakan faktor yang berpengaruh. 3. M < 0,02, reaksi kimia berjalan sangat lambat sedangkan difusi gas berjalan sangat cepat sehingga reaksi kimia merupakan faktor yang berpengaruh. Kesimpulan : Didapatkan nilai 0,02 < M < 2, antara difusi dan reaksi kimia keduanya merupakan faktor yang berpengaruh (Levenspiel, 1999).
C-54
D. Menghitung Parameter Design Reaktor Gelembung Berdasarkan Perry’s Chemical engineering Hand’s Book, ada beberapa parameter design untuk reaktor gelembung yaitu : diameter gelembung (db), gas hold up (є), superficial velocity (usg), dan Interfacial area (α). a. Diameter gelembung (db) Telah dihitung di atas diperoleh db = 0,0032 m b. Gas hold up (є) Untuk menghitung gas hold up(є), dapat digunakan persamaan :
ε
0,0661 Ug 0,69 1 0,06610,69
Keterangan : Ug
: kecepatan gas masuk tiap lubang, cm/s
Ug (kecepatan gas masuk tiap lubang) dapat di hitung dengan mencari beberapa parameter terlebih dahulu, yaitu : luas tiap lubang orrifice (Ao), dan laju volumetrik tiap lubang (Q). (Perry’s, 1997) -
Diameter Hole Sparger (Dh)
Berdasarkan Perry, 1999 diameter hole ditentukan dengan persamaan : Dh
=
db 3 (ρL −ρg )g 6,028×σ
Keterangan : Dh
= Diameter hole (m)
db
= Diameter bubble (m)
ρL
= Densitas liquid (gr/cm3)
ρG
= Densitas gas (gr/cm3)
(Perry, 1999; hal 6-53)
C-55
σ
= Tegangan permukaan liquid
g
= Percepatan gravitasi (cm/detik2) Diameter Lubang Sparger dh
=
db 3 (ρL −ρg )g
(Perry, 1997)
6,028×σ
= 0,12 m = 12 cm –
Luas tiap lubang orrifice (Ao) 𝜋
Ao = 4 x dh2 𝜋
Ao = 4 x 0,12 2 Ao = 1,18.10-2 m2 = 118 cm2 –
Laju volumetrik tiap lubang (Q)
Q
6
d πg b 8,268 3
5
3
5
(Perry, 1997)
Q = 1,6 x 10-3 cm3/s
= 1,6 x 10-9 cm3/s –
Kecepatan gas masuk tiap lubang (Ug) Ug =
Ug =
Q Ao
(Perry, 1997)
1,6 x 10−9 cm3/s 118 cm2
Ug = 1,37.10-5 cm/s
C-56
–
Gas hold up
ε
0,0661 Ug 0,69 1 0,0661 Ug 0,69
(Perry, 1997)
= 2,92 x 10-5 c. Menentukan superficial gas velocity (usg) Untuk menghitung superficial velocity gas (Usg), dapat digunakan persamaan : Usg = Ut {1- є)n-1}
(Perry, 1997)
Keterangan : n : Fungsi Reynold number di bubble reactor = 2,39 Ut : Terminal velocity bubble – Terminal velocity bubble (Ut) 2σ Ut = 0,5 d b g db ρ
0,5
(Perry, 1997)
= 12,46 cm/s = 0,12 m/s Sehingga : Usg = Ut {(1- є)n-1} = 12,46 cm/s {(1- 2,9.10-5)1,39} = 12,46 cm/s d. Interfacial Area Untuk menghitung interfacial area dapat digunakan persamaan sebagai berikut : =
6ε db
(Perry, 1997)
C-57
6 𝑥 (2,92 x 10−5)
=
12 cm
= 0,0005 cm-1 = 0,05 m-1
e. Menghitung Laju Difusivitas NA = KL..(CA0 – CA) = 0,13 m/s x 0,05 m-1 (45,31 kmol.m-3 – 0,9 kmol.m-3) = 0,31 kmol/m3.s = 1.124 kmol/ m3.jam Laju difusivitas (NA) lebih besar daripada laju reaksi (-rA) (1.124 kmol/ m3.jam > 10,53 kmol/ m3.jam), maka untuk menentukan volume reaktor digunakan laju reaksi yang nilainya lebih kecil (laju yang paling lambat). Sehingga perancangan volume reaktor berdasarkan pada laju reaksi. E. Perhitungan Dimensi Reaktor Untuk menentukan volume reaktor digunakan laju reaksi yang nilainya lebih kecil (laju yang paling lambat). Sehingga perancangan volume reaktor berdasarkan pada volume reaktan yang digunakan. a. Menentukan Volume Reaktor Laju alir massa liquid = 7.791,92 kg/jam Laju alir mol liquid (Vo) = 434,68 kmol/jam Densitas liquid
= 990,83 kg/m3
Laju alir massa gas
= 1.263,80 kg/jam
Laju alir mol gas (vo) = 74,20 kmol/jam Densitas gas
= 11,45 kg/m3
Laju alir mol total
= 508,88 kmol/jam
-rA
= 10,53 kmol/ m3.jam
C-58
Vreaktor
=
Dimana :
FA0 .X −𝑟𝐴
FA0 = Laju alir mol umpan X = konversi reaksi -rA = laju reaksi
Maka, Vreaktor =
FA0 .X −𝑟𝐴 kmol
508,88
x 0,98
jam = 10,53 kmol/ m3.jam
= 47,35 m3 = 1.672,35 ft3 Safety factor (over design 20%)
(Timmerhaus, 1991)
Vreaktor = 56,83 m3 = 2.006,82 ft3 Waktu tinggal (t) =
Vreaktor 𝑣𝑜
Dimana vo = laju alir volumetrik umpan Maka, Waktu tinggal (t)
=
Vreaktor 𝑣𝑜
47,35 m3
= 118,29 𝑚3/𝑗𝑎𝑚 = 0,4003 jam
= 0,4003 jam x
60 menit 1 𝑗𝑎𝑚 60 detik
= 24,02 menit
= 24,02 menit x 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 1.441,2 detik VL = V0 x waktu tinggal = 3,18 m3 = 112,48 ft3 Vgas
= v0 x waktu tinggal = 44,17 m3 = 1.559,87 ft3
b. Menentukan Diameter dan Tinggi Reaktor Vreaktor = 47,35 m3 = 1.672,35 ft3
C-59
Safety factor (over design 20%)
(Timmerhaus, 1991)
Vreaktor = 56,83 m3 = 2.006,82 ft3 Berdasarkan Ulrich G, 1984, Tabel 4.27 Hal 248, rasio tinggi tangki dengan diameter tangki lebih kecil dari dua (H/D < 2). Maka dipilih rasio H/D = 1,5, sehingga H = 1,5D. π
Vreaktor = 4 Dtangki Htangki π
2.006,82 ft3 = 4 Dtangki Htangki Diperoleh :
Dtangki = 11,94 ft Htangki = 17,92 ft
Digunakan D dan H standar: Dtangki
= 12 ft = 3,65 m = 144 in
Htangki
= 18 ft = 5,48 m = 216 in
D. Perancangan Jaket Pendingin a. Kebutuhan Pendingin dan Propertisnya Massa Pendingin = 6.441,35 kg/jam = 14.200,6 lb/jam Propertis Pendingin : ρ = 1.000 kg/m3 = 63,42 lb/ft3 µ = 0,004 kg/m.s = 1,97 lb/ft.h b. Luas Perpindahan Panas Koefisien transfer panas keseluruhan (UD) dengan fluida panas berupa aqueous solution dan fluida dingin berupa air adalah sebesar 250-500 Btu/h.ft2.oF
C-60
Dipilih : UD = 300 Btu/h.ft2.oF Diketahui dari hasil neraca energi, panas yang dibutuhkan adalah sebesar : Q = 896.477,46 kJ/jam = 849.693,35 btu/jam Tabel C.6.4. Tabel ∆TLMTD o
F
cold fluid oF
Diff
203
higher T
140
63
∆t2
203
lower T
86
117
∆t1
-54
∆t2 - ∆t1
hot fluid
Sehingga :
ΔTLMTD
Δt 2 - t 1 Ln t 2 t 1
= 87,23 oF Maka, luas perpindahan panas yang dibutuhkan :
A
=
Q = 32,47 ft2 UD t
Sedangkan luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar : A = luas selimut silinder + luas penampang bawah 2 A = .Do .H L Do 4
Keterangan : Do = diameter selimut = diameter luar reaktor = 145 in = 12,08 ft = 3,68 m HL = ketinggian cairan dalam reaktor = 0,31 m = 1,0043 ft Maka diperoleh luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar A
= 14,19 m2
C-61
= 152,72 ft2 Luas perpindahan panas yang tersedia jauh lebih besar dibandingkan luas perpindahan panas yang dibutuhkan sehingga jaket pendingin dapat digunakan. c. Menentukan koefisien panas keseluruhan, U U
=
Q A TLMTD
= 63,78 btu/h.ft2.oF d. Koefisien transfer panas dalam reaktor hi Dt 0,74 Nre 2 / 3 Npr1/ 3 k w
0 ,14
Keterangan : Dt
= diameter dalam tangki, ft
Nre
= bilangan reynold
Npr
= bilangan Prandtl
Karena Twall w k
= T cairan dalam reaktor maka
0 ,14
=1 = 0,29 btu/ft.h.oF
µmix cairan
= 0,72 cp = 1,75 lbm/ft.h
Cpmix
= 111,9 kJ/kg.K = 26,7 btu/lb.oF (Neraca Energi)
Nre
=
𝐼𝐷 𝐺𝑡 𝜇
= 8.119,23
C-62
Npr
=
hi Dt k
hi
𝐶𝑝 𝜇 𝑘
= 161,22
= 1.629,96 = 129 W/m2 K = 22,68 btu/h.ft2.oF
e. Koefisien transfer panas dalam jaket hio
=
1 1 1 − ℎ𝑖 𝑈
= 126,15 btu/h.ft2.oF f. Volume Jaket Pendingin Vj
=
𝑊 𝜌
= 6,34 m3 = 225,33 ft3
g. Tebal Jaket tj
PxD
= 2 (f x E)− (0,6 x P) + C
keterangan : D
= diameter luas tangki
f
= allowable stress
E
= efisiensi pengelasan
C
= faktor korosi
Didapat tebal jaket sebesar, tj = 0,13 in Digunakan tebal standar, tj = 0,25 in
C-63
E. Tekanan Operasi Reaktor Untuk menghitung tekanan hidrostatis. jika densitas fluida lebih kecil dari densitas air, maka densitas yg digunakan adalah densitas air (Brownell & Young, 1959) Pabs
= Poperasi
+ Phidrostatis
= 14,97 psi
+ mix ( H L 1) 144
= 14,97 psi
(Brownell & Young, 1969)
+ 0,029 psi
= 14,998 psi = 1,02 atm Pdisain 10% diatas Pabs (Walas, 1990), maka : Pabs = 1,1 x 14,998 psi = 16,5 psi = 1,12 atm F. Tebal Tangki Reaktor ts
P×ri
= f×E−0,6×P + C
(Brownell & Young, 1969)
keterangan : ts
= tebal shell (in)
P
= tekanan dalam tangki (16,5 psi)
ri
= jari-jari dalam tangki (102 in)
f
= allowable stress (18750 psi)
E
= efisiensi pengelasan (80%, double welded joint) (Brownell & Young, 1969)
C
= faktor korosi (0,12 in)
(Peters & Timmerhaus, 1991)
ts
= (18750×0,8)−(0,6×119,6695) + 0,12 = 0,13 in
16,498 x 144
Maka digunakan tebal standard 0,25 in
(Brownell & Young, 1969)
C-64
Dari tebal shell yang telah diperoleh, maka diameter luar dapat dihitung dengan: Do
= 2 ts + Di = 2 (0,25) + 144 in = 144,5 in
Digunakan OD standar, yaitu 145 in G. Menentukan Head Tangki dan Dimensinya Ada beberapa jenis bentuk head tangki sebagai berikut: 1. Standar Dished Head Dished headjenis ini digunakan untuk vessel proses vertikal bertekanan rendah, terutama digunakan untuk tangki penyimpan horizontal, serta untuk menyimpan fluida yang bersifat volatil. 2. Torispherical Dished Head Dished head jenis ini digunakan untuk vessel dengan tekanan dalam rentang 15 – 200 psig. 3. Elliptical Dished Head Dished headjenis ini digunakan untuk vessel dengan tekanan tinggi dalam rentang 100 psig dan tekanan diatas 200 psig 4. Hemispherical Dished Head Dished headjenis ini digunakan untuk vessel dengan tekanan tinggi (dua kali lebih besar dari tekanan maksimum yang dapat ditangani elliptical dished head pada ketebalan dan diameter yang sama. (Brownell & Young, 1969)
C-65
Maka bentuk head dan bottom yang digunakan adalah Torispherical Dished Head yang mampu menangani proses dengan tekanan 15 – 200 psig
OD
b=depth of dish A
OA
icr
sf
B ID
t
a r
Gambar C.6.2. Tutup Atas dan Bawah Reaktor (Torispherical Dished) Dengan OD 145 in dan tebal tangki 0,25 in diperoleh : rc = 170 dan icr = 12,25 Tebal Head dan Bottom P.d
th = 4.f.E−0,4P + c ket : th
= tebal head (in)
d
= diameter dalam tangki (144 in)
P
= tekanan dalam tangki (16,5 psi)
f
= allowable stress (18750)
th
= 0,11 in
(Brownell & Young, 1969)
C-66
Maka digunakan tebal standar 0,25 in, dimana tebal head = bottom, th = tb = 0,25 in Tinggi Head, OA Pada th sebesar 0,25 in diperoleh standar straight flange dengan range sebesar 1,5 – 2,5 in. Dipilih sf = 2 in (Brownell & Young, 1969) ID
AB
=
BC
= rc – icr = 157,75 in
b
= rc-√BC2 − AB2 = 24 in
2
- icr = 59,75 in
Maka, OA
= th + b + sf
= 0,25 + 24 + 2 = 26,25 in = 0,67 m sehingga tinggi total tangki (Htot)
= H + (2 x (OA)) = 5,48 + (2 x 0,67) = 6,82 m = 22,37 ft
H. Perancangan Sparger Surface Tension σ =[
ρch (ρL −ρv ) 4 M
] x 10−12
(Sinnott, 2005)
ket : ch
= Sugden’s Parachor = 63,8 untuk NH3
L
= densitas liquid (kg/m3) = 979,37 kg/m3
v
= densitas gas (kg/m3) = 11,45 kg/m3
(Sinnott, 2005)
C-67
M
= 434,68 kmol
Maka didapatkan, = 0,0004 kg/s2 Diameter Gelembung, db µG campuran = 0,98 cp = 9,8 x 10-4 kg/m.s do (diameter oriffice standar) = 1,6 mm = 0,16 cm wo = 1.263,80 kg/jam 4w0
Re
= πd
o μG
= 10.245.319,4
sehingga didapat bilangan reynold sebesar 10.245.319,4 Karena bilangan reynold yang diperoleh lebih dari 50.000 maka diameter gelembung (db) dihitung dengan persamaan : = 0,0071 Re-0,05
db
= 0,0071 ((10.245.319,4)-0,05) = 0,0032 m = 0,32 cm = 3,2 mm Luas Tiap Lubang 𝜋
Ao = 4 x dh2 𝜋
Ao = 4 x 0,12 2 Ao = 1,18.10-2 m2 = 118 cm2 Laju volumetrik tiap lubang (Q)
Q
6
d πg b 8,268 3
5
3
5
(Perry, 1997)
C-68
Q = 1,6 x 10-3 cm3/s
= 1,6 x 10-9 cm3/s Kecepatan gas masuk tiap lubang (Ug) Ug =
Ug =
Q Ao
(Perry, 1997)
1,6 x 10−9 cm3/s 118 cm2
Ug = 1,37.10-5 cm/s Menentukan Sparger Ring Ditetapkan diameter sparger ring, Ds = 40 % Dreaktor Ds
= 0,4. Dreaktor (Peters and Timmerhause, 1991)
Ds
= 0,4. 3,65 m (Peters and Timmerhause, 1991) = 1,46 m
Luas plate sparger (Ls)
Ls
π Ds 2 = 1,68 m2 4
Pitch Sparger (Tringular Pitch) C
= 1,5 dh = 1,5 x 0,12 m = 0,18 m = 18 cm
Tinggi Sparger (h) = C x sin 60 = 0,16 m = 16 cm 1
Luas Pitch Sparger = 2 𝑥 𝐶 𝑥 ℎ = 0,01469 m2 = 146,9 cm2 luas tiap lubang
Rasio luas = luas pitch sparger 0,0118 m2
= 0,01469 m2 = 0,81
C-69
Jumlah lubang Sparger Luas total lubang
= rasio luas x luas plate sparger = 1,68 m2 x 0,81 = 1,35 m2
Jumlah lubang
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 1,35 m2
= 0,0118 m2 = 114,39 ≈ 115 buah
C-70
Tabel C.6.5. Spesifikasi Reaktor (RE-201) Fungsi
:
Mereaksikan HCl dengan gas NH3
Kode
:
RE-201
Tipe
:
Silinder tegak dengan tutup bagian atas dan bawah berbentuk torispherical dished head yang dilengkapi dengan coil dan sparger
Bahan Konstruksi :
Stainless Steel SA 167 Grade 11 type 316
Kondisi Operasi :
T
95oC
Pabs
1,02 atm
Diameter
12 ft
Tinggi
18 ft
Tebal
0,25 in
Tinggi
26,25 in
Tebal
0,25 in
Tinggi
26,25 in
Tebal
0,25 in
Tipe
Hex Nipple Sparger
Diameter
0,5 m
Jumlah hole
115 buah
Diameter hole
122 mm
ID jaket
12,04 ft
Tinggi
18 ft
Tebal jaket
0,25 in
Dimensi Shell
Dimensi Head
:
:
Dimensi Bottom :
Dimensi sparger :
Dimensi jaket
:
C-71
C.7. Separator (SP-301) Kode Alat
: SP-301
Fungsi
: Memisahkan gas NH3 dari produk larutan NH4Cl
Bentuk
: Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah torispherical dilengkapi dengan half-open pipe feed inlet
Jenis
: Knock-Out Drum
Gambar C.7.1. Separator (SP-301) A. Kondisi Operasi Tekanan Umpan
: 1 atm
Temperatur umpan
: 95oC
Laju alir umpan
: 9.020,10 kg/jam
Densitas umpan
: 1.346,94 kg/m3
Laju alir volumetrik (Q) : 6,697 m3/jam : 0,0018602 m3/s
C-72
Tabel C.7.1. Neraca massa pada Separator Massa masuk
Massa keluar
(kg/jam)
(kg/jam)
H2O
5.226,7251
5.226,7251
NH4Cl
3.768,9394
3.768,9394
NH3
24,441
24,441
Total
9.020,1054
9.020,1054
Komponen
B. Menentukan Dimensi Separator Untuk separator jenis knock out drum, maka diameter nozzle masuk adalah ≥ 0,3 m. Maka diambil d1 = 0,3 m.
(DEP, 2007; 31.22.05. 11-Gen)
1. Tinggi Separator H tangki = X1 + X2 + X3 Dimana : d1 = X2 = 0,3 m X1
= Ketinggian bawah tangent line sampai nozzle, 2,5 - 7,5 dari X2
X3
= the clearance between the inlet device and the top tangent line (1 - 2,5 dari X1)
X1
(DEP, 2007; 31.22.05. 11-Gen)
= 7,5 . X2 = 2,3 m
X3
= 1 . X1 = 2,3 m
Maka H tangki = X1 + X2 + X3 = 4,8 m 2. Diameter Separator X3 = 0,9 D Maka D = 2,5 m
(DEP, 2007; 31.22.05. 11-Gen)
C-73
C. Menghitung Tebal Dinding Shell Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah : ts = 𝑓 .
𝑃 . 𝑟𝑠 𝜀− 0,6 𝑃
+c
(Pers. 13.1. Brownell and Young, 1959)
ts = tebal shell, in P = tekanan dalam tangki, psi f = allowable stress, psi r = jari-jari kolom e = effiensi pengelasan c = faktor korosi, in Material : stainless steel AISI type 316 Dari Tabel 13.1 & 13.2 pada -20 sampai 650 oF, Brownell and Young, 1959 diperoleh data: f = 84.100 psi e = 0,85
(single-welded butt joint with backing strip)
c = 0,12 in
(Brownell and Young, 1959 tabel 13.2)
Tekanan desain = 1,1 x Tekanan operasi = 1,1 atm = 16,5 psi rs
= D/2 = 1,25 m = 49,2 in
ts
= 0,14 in
Digunakan tebal standar = ¼ in
C-74
D. Desain Head dan Bottom Bentuk head & bottom yang digunakan adalah torishperical flanged and dished head. Tebal head dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : th = 2 .
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 . 𝑟𝑐 . 𝑊 𝑓 . 𝜀− 0,2 𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
+c
(Pers. 7.77 Brownell and Young, 1959)
dimana, 1
𝑟𝑐
W = 4 [3 + (𝑖𝑐𝑟)0,5 ]
(Pers. 7.76 Brownell and Young, 1959)
Dari tabel 5.7 Brownell and Young, 1959. Diperoleh data untuk: OD shell = IDs + 2ts OD shell = 102 in Maka, icr = 6 1/8 dan rc = 96 Sehingga: W = 1,74 th = 0,14 digunakan tebal head standar (th) = ¼ in E. Menghitung Tinggi Head (OA) OA
= b + th + sf
(Brownell and Young, 1959)
Dimana, b = rc − √(𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟)2 − (
𝐼𝐷ℎ 2
− 𝑖𝑐𝑟)
2
b = 20,8 in Straight flange (sf) untuk torisperichal head adalah 2 in (Megyesy, 1983). Jadi, tinggi head (OA) :
C-75
OA
= 23,05 in = 1,92 ft = 0,58 m
F. Menentukan Pressure Drop Pin – Pout = (0,5 x ρm x V2 m,in ) + (0,22 x ρG x V2 G,out ) Dimana: ρG x V2 G,out = 4.500 Pa (Untuk separator jenis knock-out drum dengan half-open pipe) V m,in
𝑄
= 𝜋(𝑑12 /4) = 0,026 m/s
Maka: Pin – Pout
= 990,47 Pa = 0,0099 atm
Pin adalah tekanan campuran masuk Separator, dan Pout adalah tekanan gas NH3 keluar, dengan mengetahui nilai pressure drop-nya, maka dapat ditentukan tekanan gas NH3 keluar yaitu: Pout
= 0,99 atm
C-76
Tabel C.7.2. Spesifikasi Separator (SP-301) Alat
:
Separator
Kode
:
SP-301
Fungsi
:
Jenis
:
Bentuk
Untuk memisahkan gas NH3 dengan produk larutan NH4Cl Knock-out drum Silinder tegak (vertikal) dengan dasar (bottom)
:
dan atap (head) berbentuk torispherical dished head.
Bahan Konstruksi
:
Stainless Steel AISI 316
Temp. mixture in
:
95oC
Pressure in
:
1 atm
Pressure Drop
:
0,0099 atm
Pressure out
:
0,99 atm
:
2,5 m (8,20 ft)
Kondisi:
Dimensi Shell: Diameter Tinggi
:
4,8 m (15,48 ft)
Tebal
:
¼ in
Dimensi Head: Atas
:
1,92 ft
Bawah
:
1,92 ft
Tebal
:
1/4 in
Jumlah
:
1 buah
C-77
C.8. Evaporator (EV-301/302) Fungsi
: Memekatkan larutan produk keluaran Dekanter (DE-201)
Jenis
: Short Tube Vertical Forward Feed Evaporator. Dengan tutup atas berbentuk flanged and standard dish head dan tutup bawah berbentuk konis.
Bahan Konstruksi
: Stainless Steel tipe 316
Alasan Pemilihan : - Kebutuhan steam yang digunakan pada Double Effect Evaporator lebih sedikit jika dibandingkan dengan Single Effect Evaporator serta berdasarkan steam ekonomi pada Double Effect Evaporator lebih effisien dibandingkan dengan Single Effect Evaporator. - Jenis Short Tube Evaporator relatif lebih murah serta pengoperasian dan pembersihannya lebih mudah. -
Flanged and standard dished head cocok digunakan pada tekanan permukaan 1atm (Brownell & Young,1959).
- Short-Tube Vertical Evaporator memiliki luas area pembentukan vapor-liquid yang besar (Perry's, 2008). A. Kondisi operasi Temperatur umpan
= 95°C = 368,15 K
Laju alir umpan
= 9.665,23 kg/jam
Laju alir uap,V1
= 3.872,57 kg/jam
Viskositas umpan, μ
= 1,15 cp
Densitas Umpan, ρ
= 1.232,86 kg/m3
C-78
Gambar C.8.1. Evaporator (EV-301/302) Luas perpindahan panas, A
= 30,51 m2 = 328,24 ft2
B. Dimensi tube : Dipilih tube dengan spesifikasi sebagai berikut: Panjang tube = 6 ft = 1,83 m OD
= 1 in = 25,28 mm
BWG
= 15
Dari tabel 10, Kern 1965, hal 843, diperoleh: ID
= 0,86 in = 0,07ft = 21,74 mm
Surface per lin ft, a”
= 0,26
Flow area per tube, at’ = 0,58 in2 (Table 10. Kern 1965, Hal.843) C. Menghitung jumlah tube, Nt Nt
= 208,96 tube
Diambil harga Nt dari tabel 9, Kern, 1965, hal 841 yang mendekati perhitungan, Nt
= 199 tube (triangular pitch)
C-79
D. Koreksi Ud Luas permukaan perpindahan panas yang sebenarnya: = 312,59 ft2 = 29,05 m2
A
= N x L x a"
Ud
= 400,02 btu/jam.ft2.0F
E. Pemilihan pitch Pt’
= 1 1/4 in
= 0,10 ft = 3,10 cm
Alasan pemilihan : a). Film koefisien triangular pitch lebih tinggi dari pada rotated triangular pitch dan square pitch b). Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya lebih rapat. R Pt
P
Q
Gambar C.8.2. Susunan Tube Clearance (C’) = Pt’ - ODt = 0,10 ft - 0,08 ft = 0,02 ft = 0,62 cm A’
= Nt x 2 . Luas pitch (ABC)
Luas ABC
= ½ . alas. Tinggi = ½ . Pt . t ; dengan t = Pt . Sin 60 = ½ . Pt . Pt . Sin 60 = ½. (Pt)2.Sin 60
C-80
= 0,026 in2 = 1.665,70 mm2 F.
Menghitung volume tube
Volume per tube
= 1/ 4 IDt L 2
= 0,00068 m3 Volume total tube
= 0,00068 m3 x 199 tube = 0,13 m3
G. Dimensi shell ts
=
P.d c 2.( f .E 0,6 P)
(Brownell & Young, 1959, Pers.13.1, hal.254) Keterangan: ts
: Tebal shell, in
P
: Tekanan desain, psi
F
: Allowable stress, psi = 18750 (Brownell, Young, 1959, Tabel. 13.1, hal. 251)
d
: Diameter shell, in = 21,25 in
E
: Efisiensi pengelasan = 80% (double welded butt joint) (Brownell,Young, 1959, Tabel. 13.2, hal. 254)
c
: Faktor korosi = 0,125 in/10th
Tekanan desain dihitung berdasarkan tinggi cairan di dalam tangki sebagai berikut: Pabs
= Poperasi + Phidrostatis = 30 psi + 0,03 psi = 30,03 psi
(Brownell, Young, 1959, Pers. 3.17, hal.46)
C-81
Tekanan desain 5 -10 % di atas tekanan kerja normal/absolut. Digunakan tekanan desain 10% di atas tekanan normal (Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 637) Pdesain = 1,1 × Pabs = 33,03 psi Maka, ts
= 0,17 in
Digunakan tebal standar 1/4 in
(Brownell,Young, 1959, tabel 5.7 hal.91)
Diameter luar shell, ODs ODs
= IDs + 2 (tshell) = 21,25 in + (2 . 3/16) = 21,62 in = 1,76 ft
Panjang shell (Ls) Diambil
= flanged shell (FL) = 2 x 2 in = 4 in = 1/3 ft
Panjang shell (Ls)
= Panjang tube + FL = 6 ft + 1/3 ft = 6,33 ft = 1,93 m
Volume total shell
= ¼ x π x IDs2 x L = 0,44 m3
Volume shell tanpa tube
= Volume total shell – Volume total tube = 0,44 m3 – 0,13 m3 = 0,31 m3
Tipe Shell
: Tipe E (Standart TEMA)
C-82
Alasan Pemilihan
: Shell tipe E merupakan salah satu jenis shell yang paling
ekonomis, efisiensi thermalnya baik dan
terdiri dari 1 pass sesuai dengan karakteristik yang dipakai. Dan juga memiliki LMTD yang tinggi. Tabel C.8.1. Spesifikasi Evaporator (EV-301) Shell
Tube
ID
= 21,25 in
Nt
= 199 tube
Pass
=1
Panjang
= 6 ft
Baffle spaces = 5,31 in
OD
= 1 ¼ in
Jumlah baffle = 14
ID
= 0,88 in
BWG
= 15
Pitch
= 1 1/4 in (triangular pitch)
Pass
=1
at'
= 0,58 in2
(Sumber: Kern,1950; Tabel 9 dan 10) ∆T LMTD : Hot fluid 302
302
Cold fluid Higher Temperature Lower Temperature ∆T
∆T LMTD = 19,30oF Tavg
= 302oF
tavg
= 236,99oF
Difference
194
108
279,98
22,02 85,98
C-83
Hot Fluid, shell side, steam 1) Menghitung flow area , as
Cold Fluid, tube side, C6H5ONa solutions 1’) Flow area, at
Nt a 't 144 n
ID x C ' x B 144 x PT
as = 0,16 ft2
at = 0,79 ft2
2) Laju alir massa, Gs
2’) Laju alir massa, Gt
W = 3.233,39 lb/jam
W = 19.516,63 lb/jam
Gs = W/as
G = W /at
= 20.620,86 lb/jam.ft2
= 24.518,38 lb/jam.ft2
3) Bilangan Reynold, Res
3’) Bilangan Reynold, Ret
μ
μ
= 0,036 lb/jam.ft
= 2,78 lb/jam.ft
De Gs Res
=
D Gt Ret
=
[Pers. 3.6]
[Pers. 3.6]
Res
Ret
= 154.967,28
4’). JH
= 800 (fig. 28, Kern)
5’) Pada tavg
= 236,99oF
= 982.560,1
= ho/Фs hio 6) Condensation of steam, tw ho tw= t av ho hio/ Tav t av t
= 4.359,53 btu/jam.ft2 = 1.500 btu / jam ft² °F
6) tw = 253,63oF µ = 2,73 lb/jam.ft
C-84
Фs = 0,54 = 253,63oF
ho = 2.380,46 btu/jam.ft2.oF 7) Clean overall coefficient, UC UC = UC = 920,17 btu/jam.ft2.oF UD = 400,02 btu/jam.ft2.oF 8) Dirt factor, Rd UC UD UC UD
Rd =
Rd = 0,0014 btu/jam.ft2.oF Rd yang diperlukan = 0,001 btu/jam.ft2.oF Rd hitung > Rd diperlukan (memenuhi)
(Tabel 8. Kern, 1965)
Pressure drop Shell
f Gs Ds N 1 10 5 , = 22 10 De s s
Tube
2
ΔPs
Dimana :
f Gt L n 5,22 1010 D s t 2
ΔPt
=
Dimana :
Gs
= 20.620,86 lb/ jam.ft2
Gt
= 24.518,38 lb/ jam.ft2
s
= 0,001
s
= 0,97
Res
= 982.560,1
Ret
= 154.967,28
f
= 0,01
f
= 0,00025...(Fig.29, Kern)
Ds
= 17,59 ft
Dt
= 16,2 ft
ΔPt
= 8,68 x 10-5 psi
Maka : ΔPs = 0,0101 psi
C-85
Pressure Drop Steam < 1 psia Sehingga, ΔPT = ΔPt + ΔPs (memenuhi) = 0,0102 psi H. Pemilihan baffle Baffle yang dipilih adalah baffle cut 25% dapat dilihat pada gambar F.3 berikut :
Gambar C.8.3. Baffle Cut 25% Dimensi baffle : Hb = Tinggi Baffle Cut Db = Diameter Baffle Ds = Diameter Shell Bc = Baffle Cut sebagai fraksi Diketahui : Diameter baffle = Ds = PQ = 21,25 in = 53,97 cm Bc
= 25%
maka : Hb
= 5,31 in = 13,49 cm
di mana Hb
= CD
AO
= BO = PO = QO = DO
(Coulson, 1989)
C-86
= Jari-jari Baffle = 1/2 x Diameter Baffle = 10,62 in = 0,88 ft = 26,99 cm CO
= DO − CD = 5,31 in = 0,44 ft = 13,49 cm
BC
= 0,77 ft = 23,37 cm
sehingga, AB
= 2 x BC = 1,53 ft = 46,74 cm
< AOB
= < AOC + < BOC
Karena segitiga AOB adalah segitiga samakaki, maka : < AOC
= < BOC
Sin (< AOC)
= 0,87
< AOC
= 60°
Sehingga < AOB = 2 x < AOC = 120° Dimensi baffle dan baffle cut dapat dilihat pada gambar F.4 berikut : 708,66 cm
P
354,33 cm
O
m 3c
120°
A
,3
306,86 cm
177,17 cm
4 35
354,33 cm
4,3
308,86 cm
3c
Q
m
B
177,17 cm
C
35
D
Gambar C.8.4. Dimensi Baffle dan Baffle Cut 25%
C-87
I.
Perancangan bagian bottom shell
Bentuk tutup bagian bawah shell yang digunakan adalah torispherical flanged bottom. Biasa digunakan untuk merancang vessel dengan tekanan dalam rentang 15 psig (1,020689 atm) – 200 psig (13,60919 atm).
OD
r
Ls
a
t
ID sf
B b = tinngi dish
icr
OA
A
Gambar C.8.5. Torispherical flanged and dished bottom Dimana : OD
= Diameter luar
= 1,76 ft = 53,67 cm = 21,13 in
ID
= Diameter dalam
= 1,73 ft = 52,72 cm = 20,75 in
Dari tabel 5.7 hal 89, Brownel & Young diperoleh nilai icr dan r yaitu : icr
= Inside corner radius, in
= 2,25 in
rc
= Radius of dish, in
= 22 in
Dari tabel 5.8 hal 93, Brownel & Young untuk thickness = 3/8 in rentang sf adalah 1 ½ - 3 in. sf = straight flange = 3 in ( range 1,5 – 3)
(Brownell & Young, 1959, Tabel 5.6)
Stress intensification factor for torispherical dished head (W) W= 1 x(3 r / icr ) 4
C-88
W = 1,75 in = 4,42 cm
(Brownell and Young, 1959, Pers.7-76)
Tebal bottom th =
P rc W C 2 fE 0,2 P
(Brownell and Young, 1959, Pers.7-77)
Maka, th = 0,17 in Tebal standar = 3/16 in
(Brownell and Young, 1959, Table 5.8)
Tinggi head bottom
AB
ID icr 2 = 9,0029 in = 22,87 cm
BC
= r – icr
AC
=
AC
= 18,56 in
AB
=
= 20,62 in = 52,39 cm
BC 2 AB2 = 47,13 cm
Tinggi dari dished (b) : ( BC ) 2 ( AB) 2
b
=r–
b
= r – AC = 3,44 in = 8,75 cm
Maka tinggi head (OA) : OA
= t + b + sf = 6,61 in = 16,79 cm
Tinggi total Shell and Tube pada Evaporator (H) Htotal dengan dish bottom = Tinggi tube + OA + sf Dimana : Tinggi tube
= 6 ft
= 182,88 cm
Tinggi bottom, OA
= 0,55 ft = 16,79 cm
C-89
Tinggi flanged
= 3 in
Htotal
= 6,79 ft
= 2,07 m
Tanpa dish bottom
= 6,24 ft
= 1,90 m
J.
Tube Sheet
Tube sheet berupa plat berbentuk lingkaran dan berfungsi sebagai pemegang ujungujung tube dan pembatas aliran fluida disisi shell dan tube. Pemasangan tube pada Evaporator (EV-201), menggunakan teknik pengelasan (welded).
Gambar. C.8.6. Tube sheet dengan teknik pengelasan Material tube sheet
= SA-129 C
Spec. Min Tensile
= 42.000 psi
Maximum allowable stress, f = 10.500 psi Perhitungan Tebal Tube Sheet :
FG P t 2 S
1
2
(Garbett, 1958)
dimana : t
= Tebal plat dari tube sheet yang efektif, in
S
= Tegangan tarik yang diijinkan pada suhu perencanaan bahan tube sheet = 10.500 psi
C-90
G
= Diameter dalam
= 21,25 in
P
= tekanan pada shell
= 33,03 psi
F
= 1 berdasarkan nilai ts/IDs pada grafik 5.3 APK
maka :
FG P t 2 S
1
2
= 0,59 in = ½ in (tebal standar) K. Perhitungan Dimensi Evaporator Perancangan Deflector (Primary Separator) Tipe : Vertikal Drum Menghitung Kecepatan uap maksimum 𝜌𝑖
(𝑢𝑣 )𝑚𝑎𝑥 = 0,035√𝜌𝑣 = 1,37 m/s = 4,51 ft/s Menghitung luas area minimum vessel (Amin) Q = A. v
dimana : Qv = laju alir uap, ft3/s
= 2.306,63 m3/jam = 22,63 ft3/s
(pers.10-10, Coulson,1983)
C-91
Maka, Amin
= 50,21 ft2 = 4,66 m2
Menghitung diameter minimum Dmin =
4 . A min
= 7,99 ft = 2,44 m = 98,25 in Menghitung volume liquid dalam deflector Laju massa liquid C6H5ONa = 7.338,03 kg/jam Laju alir (Q ) =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 (𝑚) 𝜌
= 7,99 m3/jam = 0,0022 ft3/s
V = 360s x 0,0022 ft3/s = 28,23 ft3 Kedalaman liquid dalam deflector (HL) = 1⁄
𝑉
2 4𝜋𝐷
= 11,47 ft
Tinggi vapor dalam evaporator 1,5 – 2 HL
(Evans, 1974, hal 155)
Kedalaman vapor dalam deflector Hv, diambil 2HL Hv = 2HL = 17,2 ft Cek Geometri Nilai (HL+Hv)/D, antara 3 -5 Jadi,
(HL +Hv ) D
= 3,5 (memenuhi)
(Evans,1974 hal 155)
C-92
Menghitung tebal shell deflector Untuk menentukan tebal shell, persamaan yang digunakan adalah : 𝑃𝑥𝑟
𝑖 𝑡𝑠 = (𝑓 𝑥 𝐸)−(0,6 +𝑐 𝑥 𝑃)
(Pers. 13.1, Brownell and Young, 1959)
Keterangan : P
= Tekanan desain, psi
d
= Inside diameter shell, in
f
= Allowable stress
C
= Faktor korosi
E
= Efisiensi
f
= 18.700 psi, Material yang digunakan adalah Stainless Steel AISI tipe 316 (Ulrich, 1984)
E
= 85% (double-welded butt joint) (Brownell & Young, 1959, Tabel 13.2)
c
= 0,12 in
L. Menghitung tekanan desain Pabs
= Poperasi + Phidrostatis = 14,94 psi +
𝑔 𝜌( ⁄𝑔𝑐 )𝐿 144
= 16,7 psi Tekanan desain 5 – 10% di atas tekanan kerja/absolut (Coulson, 1988, hal, 637) Maka, tekanan desain yang dipilih 10% di atasnya : Pdesain = 1,1 x Pabs = 18,37 psi
C-93
Menghitung ketebalan shell (ts) : ts
= 0,18 in
Tebal shell standar
= 3/16 in
M.
(Brownell and Young, 1959, Tabel 5.8)
Desain head dan bottom deflector
Bentuk – bentuk head :
Flange and Standart Dished Head Digunakan untuk vessel proses vertikal bertekanan rendah, terutama digunakan untuk
tangki penyimpanan horizontal, serta untuk
menyimpan fluida yang volatil
Torispherical Flanged and Dished Head Digunakan untuk tangki dengan tekanan dalam rentang 15 psig (1,020689 atm) hingga 200 psig (13,60919 atm).
Elliptical Flanged and Dished Head Digunakan untuk tangki dengan tekanan tinggi dalam rentang 100 psig dan tekanan di atas 200 psig (Brownell and Young, 1959) Dalam perancangan ini digunakan jenis Torispherical Flanged and Dished Head
C-94
icr
h
A
B sf
r ID
a
C
Gambar C.8.7. Flanged and Standart Dished Head Keterangan : th
= Tebal head, in
Icr
= Inside corner radius, in
r
= Radius of dish, in
sf
= Straight flange,in
OD
= Diameter luar, in
ID
= Diameter dalam, in
b
= Depth of dish, in
OA
= Tinggi head, in
Tebal Head (th)
th
P.rc .w C 2 fE 0,2 P
di mana : w
rc 1 . 3 4 icr
(Brownell & Young, 1959, hal. 258)
C-95
Keterangan : th
= Tebal head (in)
P
= Tekanan desain (psi)
rc
= Radius knuckle, in
icr
= Inside corner radius ( in)
w
= stress-intensitication factor
E
= Effisiensi pengelasan
C
= Faktor korosi (in)
Menentukan Inside corner radius dan corner radius : OD
= ID + 2 ts = 98 in + 2 (0,1875) = 98,37 in
Pada t = 3/16 in icr = 5 7/8 in
(Brownell & Young, 1959, Tabel 5.7)
rc = 96 in Maka : 1
96
𝑤 = 4 [3 + √5 7 ] = 1,76 ⁄8
th = 0,22 in (dipakai plat standar ¼ in) Untuk th = ¼ in, dari tabel 5.8 Brownell & Young hal. 93, maka sf = 2,25 in ( range 1,5 – 2,25 in). Depth of dish (b)
b rc
rc icr 2 ID 2 icr
2
(Brownell and Young, 1959, hal. 87)
C-96
b = 16,8625 in Tinggi Head (OA) OA = th + b + sf
(Brownell and Young,1959, hal.87)
OA = ( 0,25 + 16,86 + 2,25) in = 19,36 in = 1,58 ft N. Perancangan bottom deflector Bentuk : Kerucut terpancung
h d ID
Gambar C.8.8. Head Bawah Kerucut Terpancung Keterangan : ID
= diameter deflector = 98 in
d
= diameter ujung kerucut = 21,25 in
h
= tinggi kerucut, in
Menentukan dimensi konis Perhitungan diameter tutup bawah telah dihitung pada perhitungan di atas : Ds
= diameter dalam shell, Ds = 98 in
D
= diameter kerucut terpancung
Sudut kerucut, Ɵ = 60o h
= {(ID - d)/2}tan Ɵ
C-97
h
= {(ID - d)/2}tan 60
h
= 0,87 (ID - d)
h
= 0,87 (98 in – 21,25 in) = 66,46 in = 5,41 ft
Tinggi total deflector = Tinggi shell + Tinggi head atas + Tinggi head bawah = 8,74 ft + 1,58 ft + 5,41 ft = 15,72 ft = 4,79 m Tinggi total evaporator
= Tinggi total deflector + Tinggi shell and tube = 15,72 ft + 6,79 ft = 22,52 ft = 6,86 m
O. Menghitung volume deflector Tutup atas tangki
= torispherical
Tutup bawah tangki
= kerucut terpancung
Vtangki
= Vshell + Vtorispherical + Vkerucut
Vtorispherical a.
Volume tanpa bagian sf: V
= 0,0000439 × ID3 = 0,022 ft3
b.
Volume pada sf: Vsf
= 0,25 × π × D2 × sf
C-98
= 9,41 ft3 = ( 0,02 + 9,41 ) ft3
Vtorispherical
= 9,44 ft3 = [1/12 π.h(ID2 + ID.d +d2)]
Vkerucut
= 114,35 ft3 Volume total deflector: = (0,25 × π × ID2 × Hs) + 9,44 ft3+ 114,35 ft3
Vtangki
= 1.563,0016 ft3 Tabel C.8.2. Spesifikasi Evaporator Efek I (EV-301) Alat
: Evaporator I
Kode
: EV – 301
Fungsi
: Memekatkan larutan produk keluaran Reaktor
Tipe
: Shell and Tube Short Vertical Evaporator
Kapasitas
: 9.665,23 kg/jam
Dimensi
Tinggi total evaporator = 6,86 m Shell : Diameter shell (ID) = 21,25 in Tebal shell (ts)
= 3/16 in
Tebal head (th)
= 3/16 in
Tube : OD tube
= 0,081 ft
Panjang tube
= 6 ft
Jumlah tube
= 199 tubes
= 1,83 m
C-99
Tabel C.8.3. Spesifikasi Evaporator Efek II (EV-302) Alat
: Evaporator II
Kode
: EV – 302
Fungsi
: Memekatkan larutan produk keluaran EV - 301
Tipe
: Shell and Tube Short Vertical Evaporator
Kapasitas
: 7.912,0781 kg/jam
Dimensi
Tinggi total evaporator = 5,85 m Shell : Diameter shell (ID) = 19,25 in Tebal shell (ts)
= 3/16 in
Tebal head (th)
= 3/16 in
Tube : OD tube
= 0,081 ft
Panjang tube
= 6 ft
Jumlah tube
= 163 tubes
= 1,83 m
C.9. Crystallizer (CR-301) Fungsi
: Mengkristalkan Amonium Klorida
Tipe
: Agitated continuous crystallizer dengan tutup atas torispherical dan tutup bawah kerucut terpotong
Dasar pemilihan : 1. Digunakan crystallizer untuk menghasilkan kristal garam (Jones, 2002) 2. Pada proses kristalisasi, digunakan pengaduk untuk meningkatkan transfer panas. (Mullin, 2001) Kondisi operasi
: Temperatur Tekanan operasi
= 35oC = 1 atm
C-100
Sistem Referigerant
: jaket pendingin
Jenis pengaduk
: Six blade open turbine dengan menggunakan 4 buah baffel
Asumsi – asumsi : 1. Crystallizer selalu berisi magma suspensi-campuran 2. Dalam keseluruhan magma itu terdapat keadaan lewat jenuh yang seragam 3. Hukum
L tentang pertumbuhan kristal berlaku
4. Tidak ada kristal yang pecah menjadi partikel dengan ukuran tertentu
Mekanisme Kristalisasi Mekanisme kristalisasi terdiri dari dua tahap, yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal. Potensial pendorong untuk kedua tahap itu ialah kelewat jenuhan atau supersaturasi. Proses pembuatan larutan supersaturasi pada perancangan pabrik amonium klorida ini adalah dengan menggunakan: Pendinginan larutan Pendinginan larutan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan yang akan dikristalisasi sampai keadaan lewat jenuh tercapai disaat konsentrasi larutan lebih tinggi dari pada konsentrasi larutan lewat jenuh pada suhu itu.
Perhitungan Desain Mekanis Kondisi Operasi : Temperatur larutan masuk, T1
= 109,7oC
Temperatur kristal keluar, T2
= 35oC
C-101
Temperatur amonia masuk, t1
= -33oC
Temperatur amonia keluar, t2
= -33oC
Umpan Masuk : Tabel C.9.1. Umpan Masuk Kristalizer Komponen
Liquid
Kristal
Wi
Wi
Mass
Mol
Mass
Mol
Liq
Sol
NH4Cl
1.239,59
23,17
3.104,90
58,03
0,46
1
H2O
1.448,17
80,45
0
0
0,54
Total
2.687,76
103,62
3.104,90
58,03
1
ρ campuran cairan
= 1,23E+03 kg/m3
ρ campuran padatan
= 1,69E+03 kg/m3
ρ
wi/ρ liq
1694
2,723E-04
1000
5,388E-04 8,111E-04
Menentukan Dimensi tangki Untuk menghitung volume Crystallizer harus diketahui terlebih dahulu kinetika kristalisasinya, dengan tahapan perhitungan sebagai berikut: Menghitung rasio konsentrasi lewat jenuh dan larutan jenuh (α), dengan menggunakan persamaan Kelvin.
ln
4 Vm RTL
(Mc Cabe)
Keterangan: L
= ukuran Kristal NH4Cl = 2 nm = 2 x10-7 cm (Mullin,1960)
Vm
= volume molar Kristal NH4Cl BM NH4 Cl
=ρ
camp. Sol
= 3,16 x 10-2 m3/kmol
wi/liq solid 0,00059
5,9E-04
C-102
σ
= tegangan permukaan = 7 ergs/cm2
υ
= jumlah ion per molekul = 1
R
= 83143000 ergs/cm2
T
= Temperatur (K) = 308,15 K
(Mc Cabe, 1985)
Maka ln α = 0,00017 α = 1,00017 Menghitung laju nukleasi 16π V 2 Naσ3 m B 10 exp 2 3υ (R T) 3 (lnαl 2 o
25
(Mc Cabe, 1985)
Diketahui NH4 = 6,02 x 1023 molekul/mol Maka laju nukleasi yang didapat adalah sebesar : Bo
= 1,02 x 1022
Menghitung laju pertumbuhan dan waktu kristalisasi Populasi densiti juga dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: n=
MT c k l L3
Keterangan: MT
= densitas larutan = 1.443,54 kg/m3
ρc
= densitas larutan = 1,69 x 103 kg/m3
kl
= shape factor = 1 (untuk partikel kubus dan speris)
dari persamaan diatas diperoleh tabel sebagai berikut. Diawali dengan L = Ukuran kristal 2 nm
C-103
Tabel C.9.2. Distribusi Ukuran Kristal L, cm
n
Log n
9,95 x 10-8
8,65 x 1020
20,94
9,97 x 10-8
8,58 x 1020
20,93
1,10 x 10-7
6,40 x 1020
20,81
1,12 x 10-7
5,98 x 1020
20,77
1,17 x 10-7
5,25 x 1020
20,72
1,85 x 10-7
1,34 x 1020
20,13
2,00 x 10-7
1,06 x 1020
20,03
2,00 x 10-7
1,06 x 1020
20,03
Untuk memudahkan dalam melakukan plot grafik L versus Log n Tabel C.9.3. Distribusi Ukuran Kristal L, nm 0,99 0,99 1,10 1,12 1,17 1,85 2 2
C-104
Diperoleh grafik sebagai berikut :
Gambar C.9.1. Distribusi Ukuran Kristal Slope
= -1/G,t = -0,89
Dari grafik diperoleh, log no = 22,27 Maka, no = 1,86 x 1022 nilai dari laju pertumbuhan, G dapat dicari dengan persamaan: Bo
= no.G
G
=
Slope
= 𝑡 𝐺= -0,89
B = 0,55 cm/ jam = 0,005 m/jam n −1
t = -1/(G x slope) = 1,02 jam = 61,50 menit Menghitung laju alir volumetric (Q) dan Volume tank Laju alir volumetrik umpan : M = 4,01 m3/jam ρ mix
QL
=
Vcr
= Q x treactor = 4,01 m3/jam x 1,02 jam = 4,11 m3
Over Design 20% Maka Vcr = 1,2 x 4,11 m3
C-105
= 4,94 m3 = 174,28 ft3 Dimensi Tangki
h
tg D d (Hesse, Pers.4-17, hal 92) 2
Keterangan : D = diameter shell (ft) d = diameter ujung konis (ft) H = tinggi shell (ft) h = tinggi konis (ft) ɵ = sudut gelinding atau sudut konis (o) Sudut gelinding (angle of repose) = 36o
(Wallas, Tabel 5.3 Hal 79)
tg36o D d h 7,75D d 2 Vconical
= 7,75 (D-d) Sehingga,
Vconical
= 2,03 (D-d) x (D2+Dd+d2)
Vconical
= 0,17 x (D-d) x (D2+D.d+d2)
Vconical
= 0,17 x (D3+D2.d+D.d2-D2.d-D.d2-d3)
Vconical
= 2,03 (D3-d3)
D 4 d
d = D/4
Rasio Hs/Ds = 1, maka Ds = Hs Sehingga : Vtot
= Vshell + Vkonis
(Ulrich, 1984) (McGlinchey, 2008, hal.115)
C-106
= ¼ π Ds2 H + 2,03 x (D3 – d3) = ¼ π Ds3 + 2,03 (D3 -
D3 4
Vshell
= ¼ π Ds2 H = 222,02 ft3
D
=H
D
= 6,05 ft
)
= 72,66 in digunakan standar : D
= 7 ft
= 84 in
= 2,13 m
H
= 7 ft
= 84 in
= 2,13 m
maka, d = D/4 = (7/4) = 1,75 ft h
= 7,75 (D – d) = 33,37 ft = 10,17 m
Vkonis
= 2,03 x (73 ft – 1,753 ft) = 685,62 ft3 (Vpadatan di konis)
Vkoreksi = 0,78 ID3 + 0,072 𝜋 (ID-d) x (ID2 + ID x d + d2) = 345,80 ft3 Menghitung Tinggi Cairan Di Dalam Crystallizer 4𝑉
HL = 𝜋 𝐼𝐷𝐿2
= 3,78 ft = 1,13 m
Menghitung Tekanan Design Ptot
= Poperasi +Phidrostatis = 14,70 +
mix . g g hL c 144
= 14,70 psi + 11,36 psi = 26,05 psi Pdesain
= 1,1 x Ptot = 1,1 x 26,05 = 28,65 psi = 1,95 atm
C-107
Menentukan Tebal Dinding dan atap Shell ts
P.ri C f .E 0,6 P
(Brownell & Young, 1969)
Keterangan : ts = Tebal shell (in) P = Tekanan absolut tangki
= 28,66 psi
f = Allowable stress
= 18.750 psi
ri = Jari-jari dalam silo
= 42 in
E= Efisiensi pengelasan (double welded butt joint)
= 80%
(Brownell & Young, 1969) c = Faktor korosi (0,12 in/10 tahun) ts
(Peters & Timmerhaus, 1991)
P.ri C f .E 0,6 P
ts = 0,20 in digunakan tebal standar = 1/4 in = 0,25 in Menentukan Tebal Dinding Konis Silo Kemiringan konis = = 36o tc
P.D C 2 cos ( f .E 0,6 P)
tc = 0,224 in digunakan tebal standar = 0,25 in
(Brownell & Young, 1969)
C-108
h
d Ds
Gambar C.9.2. Detail untuk bottom tangki Diameter Luar Shell Diameter luar shell (OD) = ID + (2 x ts) = 42 in Digunakan OD standar, yaitu 42 in. Head Tangki Bentuk
: Torispherical Dished Head
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk tangki vertikal pada tekanan rendah (2-14,61 atm) (Brownell & Young, 1969) OD
b = tingi dish
OA
icr
A
sf
B
ID
t
a
r
C
Gambar C.9.3. Dimensi Torispherical Dished Head Crystallizer (CR-301). Dengan OD 66 in, didapat : Inside Corner Radius (icr) standar
= 4 in
Jari-Jari Crown (rc) standar
= 56 in
(Brownell & Young, 1969)
C-109
Menentukan Tebal Head th
P rW C 2 f E 0,2 P
(Brownell, Young, 1959,
hal. 138) Keterangan :
th = tebal tutup rc = radius crown w = faktor intensifikasi stress
Dengan :
rc 1 = 1,69 in w . 3 4 icr Sehingga didapatkan th = 0,22 in Dipilih th standar = 1/4 in = 0,25 in
(Brownell, Tabel 5.7, hal.91)
Dengan ukuran th diatas, maka : Sehingga tebal head (th) = tebal bottom (tb) = 1/4 in = 0,25 in Menentukan Tinggi Head Untuk th = 1/4 in , diperoleh : nilai sf = 2,5 in (range 1,5 – 3,5 in)
(Brownell & Young, 1969)
Tinggi head (OA) = th + b + sf dimana : b = panjang dish → b r ( BC ) 2 ( AB) 2 BC = r – icr = 52 in AB = (ID/2) – icr = 38,000021 in
b r ( BC ) 2 ( AB) 2 = 20,50 in
C-110
Maka tinggi head (OA) = th + b + sf = 23,25 in = 0,59 m = 1,94 ft Sehingga tinggi total tangki (Htot) = H + (2 x (OA)) = 3,31 m Volume Torispherical Dished Head Volume sebuah head
= Vhead + Vsf = (0,000049 D3 + ¼ 𝜋 D2.sf) = 13.876,46 in3 = 0,23 m3 = 8,03 ft3
Vtotal Crystallizer
= (0,25 x 𝜋 x ID2 x L) + (2 x volume head) = 285,32 ft3 = 8,08 m3
Perancangan Jaket Pendingin Kebutuhan Pendingin (amoniak) dan Propertisnya Massa Pendingin
= 84,03 kg/jam = 185,25 lb/jam
Propertis Pendingin : ρ = 595,30 kg/m3 = 63,424 lb/ft3 µ = 0,0001 kg/m.s = 0,19 lb/ft.h Luas Perpindahan Panas Koefisien transfer panas keseluruhan (UD) dengan fluida panas berupa aqueous solution dan fluida dingin berupa air adalah sebesar 250-500 Btu/h.ft2.oF
C-111
Dipilih : UD = 300 Btu/h.ft2.oF Diketahui dari hasil neraca energi, panas yang dibutuhkan adalah sebesar : Q = 115.050,80 kJ/jam = 109.046,69 btu/jam Tabel F.12. Tabel ∆TLMTD F
cold fluid oF
∆t(oF)
229,46
higher T
-27,4
256,86
∆t2
95
lower T
-27,4
122,4
∆t1
134,46
∆t2 - ∆t1
o
hot fluid
Sehingga :
ΔTLMTD
Δt 2 - t 1 Ln t 2 t 1
= 181,4 oF Maka, luas perpindahan panas yang dibutuhkan : A=
Q = 121,46 ft2 UD t
Sedangkan luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar : A = luas selimut silinder + luas penampang bawah 2 A = .Do .H L Do 4
Keterangan : Do = diameter selimut = diameter luar kristalizer = 84 in = 7 ft HL = ketinggian cairan dalam kristalizer = 1,15 m = 3,78 ft Maka diperoleh luas perpindahan panas yang tersedia adalah sebesar A
= 11,28 m2
C-112
= 121,46 ft2 Luas perpindahan panas yang tersedia jauh lebih besar dibandingkan luas perpindahan panas yang dibutuhkan sehingga jaket pendingin dapat digunakan. Menentukan koefisien panas keseluruhan, U U
=
Q A TLMTD
= 4,95 btu/h.ft2.oF Koefisien transfer panas dalam kristalizer hi Dt 0,74 Nre 2 / 3 Npr1/ 3 k w
0 ,14
Keterangan : Dt
= diameter tangki, ft
Nre
= bilangan reynold
Npr
= bilangan Prandtl
Karena Twall w k
= T cairan dalam kristalizer maka
0 ,14
=1 = 0,29 btu/ft.h.oF
µmix cairan
= 0,72 cp = 1,75 lbm/ft.h
Cpmix
= 145,4 kJ/kg.K = 34,7 btu/lb.oF (Neraca Energi)
Nre
=
𝐼𝐷 𝐺𝑡 𝜇
= 8.119,23
C-113
Npr
=
hi Dt k
hi
𝐶𝑝 𝜇 𝑘
= 209,38
= 1.775,09 = 71 W/m2 K = 12,49 btu/h.ft2.oF
Koefisien transfer panas dalam jaket hio
=
1 1 1 − ℎ𝑖 𝑈
= 5,32 btu/h.ft2.oF Volume Jaket Pendingin
Vj
=
𝑊 𝜌
= 0,14 m3 = 5,02 ft3
Tebal Jaket
tj
PxD
= 2 (f x E)− (0,6 x P) + C
keterangan : D
= diameter luas tangki
f
= allowable stress
E
= efisiensi pengelasan
C
= faktor korosi
Didapat tebal jaket sebesar, tj = 0,39 in Digunakan tebal standar,
tj = 0,5 in
C-114
Perancangan Pengadukan Jenis
: six blade open turbin
Dasar Pemilihan
:
1. menghasilkan 2 aliran yaitu axial dan radial sehingga pencampuran akan lebih sempurna 2. lebih baik digunakan pada campuran solid yang tersuspensi (Geancoplis hal 142) Diameter Pengaduk (Di) Di/Dt
= 0,3 m
Di
= 0,64 m
= 2,1 ft
= 25,2 in
= 0,13 m
= 0,42 ft
Lebar Impeller (w) W
= 0,2Di
= 5,04 in
Jarak pengaduk ke dasar tangki (c) Zi = HI/6 = 0,19 m Jarak pengaduk dari buffle (L) L = 0,25Di
= 0,16 m
= 0,53 ft
= 6,30 in
= 0,58 ft
= 7 in
Lebar baffle, (J) Jumlah Baffle
= 4 buah
J = ID/12
= 0,18 m
Offset top & offset bottom Offset top
= 1/6 x W
= 0,02 m
Offset bottom
= Da/2
= 0,32 m
C-115
Tinggi buffle & clearence antar buffle Tinggi baffle
= Hs – (Offset top + Offset bottom) = 2,97 m
Clearence antara Baffle (C)
= 0,15 x J = 0,03 m
Jumlah pengaduk (Nt) Jumlah Pengaduk (Nt) = WELH/Dt Keterangan :
(Rase, 1977, Pers, 8.9, hal. 345)
WELH
= HL.sg
dengan : sg
= campuran/air = 1,44
maka: WELH = 1,64 m Jumlah pengaduk (Nt) = 1 Kecepatan putaran (N)
N
600 π.Di
WELH 2Di
N = 337,40 rpm = 5,62 rps Daya Pengaduk (P)
N Re
mix .N .Di 2 mix
(Geancoplis, Hal 144) Tabel C.9.5. Viskositas Campuran Komponen dalam Crystallizer Komponen
Massa (kg)
Xi
µi (cp)
ln µi (cp)
xi.ln µi
NH4Cl
3589,218
0,620
1,02
0,019803
0,01227
H2O
2202,080
0,380
0,5
0,69315
0,26356
Total
5791,298
1,000
0,28768
C-116
Viskositas campuran dapat dihitung dengan persamaan : ln
mix = ∑ (x . ln i ) i
mix
= 11,7532 cp = 0,01175 kg/m.s
Sehingga didapatkan nilai NRe = 120.210,778 = 1,20210 x 105 Berdasarkan Grafik dibawah ini, untuk pengaduk jenis six blades turbine, didapatkan Bilangan Power (Np) sebesar 0,7
Gambar C.9.5. Grafik Hubungan NRe dengan Np untuk Crystallizer (CR-301). Power pengaduk (Pinput) = Pteoritis + Philang (gland loss)
N P . mix .N 3 .DI = 1.205,46 J/s = 1,62 hp 5
dimana: Pteoritis = Philang (gland loss)
= 10 % x Pteoritis = 0,1 x 1,62 hp = 0,16 hp
Pinput = Pteoritis + Philang (gland loss) = 1,78 hp
C-117
Gambar C.9.6. Grafik hubungan brake power (P) dengan efisiensi motor Crystallizer (CR-301). Didapatkan efisiensi motor sebesar 87%, sehingga daya motor yang digunakan = P/= 2,04 hp. Diameter Sumbu d3 =
Z p x 16
= 0,96 m d = 0,99 m Menghitung Tm Tm= 1,5 x Tc Tc =
P x 75 x 60 2xπxN
Keterangan : Tc = Momen putaran, kg.m P = Daya, Hp N = Kecepatan putaran, rpm Tc = 3,78 kg.m Tm = 5,66 kg.m
C-118
Tabel. C.9.6. Spesifikasi Crystallizer (CR-301) Fungsi
Membentuk kristal amonium klorida
Kode Alat
CR-301
Tipe Alat
Agitated continuous crystallizer = 35 oC
Temperatur Kondisi Operasi
Tekanan desain = 1 atm Refrigerant
= Amoniak
Tinggi
= 7 ft
Diameter shell = 7 ft Tebal shell
= 1/4 in
Tebal head
= 1/4 in
Diameter Konis = 1,75 ft Tinggi Konis Dimensi
= 33,37 ft
Tipe Pengaduk : six flat blades turbine Jumlah pengaduk : 1 buah Kecepatan pengaduk : 337,40 rpm Daya pengaduk
: 2,04 Hp
Jaket pendingin OD jaket
= 7,08 ft
Tebal jaket
= 0,042 ft
Volume jaket = 5,02 ft3/jam Bahan Konstruksi
Stainless Steel SA-316
C-119
C.10. Centrifuge (CF-301) Fungsi
: Memisahkan kristal NH4Cl dari mother liquor
Tipe
: Scrool Convenyor Centrifuge (Decanter Centrifuge)
Dasar Pemilihan : 1.
Tipe scrool conveyor centrifuge dapat digunakan secara continous.
2.
Scrool conveyor centrifuge dapat digunakan untuk memisahkan fluida dengan kapasitas besar yaitu solid hingga 100 ton/jam serta liquid hingga 54000 gal/jam (Tabel 18.15 Perrys hal 18.141).
3.
Diameter sesuai untuk pemisahan solid - Liquid dengan ukuran partikel solid 100-10000 μm atau 0.1 mm – 10 mm. (figure 10.6, coulson & Richardson, 2005)
Kondisi Operasi : T masuk (Tin) = 30oC = 303 K Tekanan (P) a.
= 1 atm = 2116.217 lb/ft2 = 14.696 Psi
Menghitung Densitas Umpan, Padatan dan Liquid
Aliran Umpan Tabel C.10.1 Aliran Umpan masuk Centrifuge Komponen
Feed (F5) Kg/Jam
Kmol/Jam
Fraksi
Ρ
(wi)
(Kg/m3)
wi/ρ
(NH4Cl) (l)
599,5408
11,2064
0,0693
994,5
3,16.E-05
(NH4Cl) (s)
3744,9578
69,9992
0,4330
994,5
1,97.E-04
H2O
1448,1662
80,4537
0,4977
924,74
4,86.E-04
Total
5792,66
161,66
1
0,000715
C-120
ρ umpan
=
1 wi i
(Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 238)
= 1/0,00071 = 1.397,85 kg/m3 Aliran Padatan (Produk) Tabel C.10.2 Aliran Padatan keluar Centrifuge Feed (F7)
Komponen
Fraksi
ρ
wi/ρ
Kg/Jam
Kmol/Jam
(wi)
(kg/m3)
3.768,94
70,45
0,9849
994,46473
0,000449
H2O
57,93
3,22
0,0151
924,74
0,000016
Total
3826,87
73,67
1
(NH4Cl) (s)
0,000465
Menghitung Laju Alir Volumetrik F
Q= =
ρ 5792,66 kg/jam 1.919,24 kg/m3
= 4,144 m3/jam = 0,01 m3/s Aliran Liquid (Mother Liquor) Tabel C.10.3 Aliran Liquid (mother liquor) keluar Centrifuge Komponen
Feed (F6)
Fraksi
ρ
wi/ρ
Kg/Jam
Kmol/Jam
(x)
(kg/m3)
(NH4Cl) (l)
575,56
10,76
0,29
994,46
0,000133
H2O
1390,24
77,24
0,71
924,74
0,000765
Total
1965,80
87,99
1,0
0,00089819
C-121
Menghitung Densitas Padatan 𝜌𝑠
=
1 wi i
(Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, hal. 238)
= 1/0,00046 = 2149,78 kg/m3 b. Menghitung Viskositas Liquid Tabel C.10.4 Viskositas Liquid pada Centrifuge Komponen
Feed (F6)
Fraksi
μ (viscosity)
wi/μ
Kg/Jam
Kmol/Jam
(wi)
Cp
Kg/m.s
(NH4Cl) (l)
575,56
10,76
0,29
3,8
0,0038
76,316
H2O
1390,24
77,24
0,71
8,18
0,00081
867,970
1965,80
87,99
1,0
Total
944,286
Menghitung Densitas Liquid =∑
ρL
wi ρi
= 1/ 0,000898 = 1.113,35 kg/m3 c.
Menghitung Viscositas Liquid μmix =
1 ∑(
wi ) μi
= 1,0616E-03 kg/m.s d. Menghitung Kecepatan Terminal Partikel Padatan (Ug)
.d s .g 18 2
Ug
=
Q/ ∑
= 2 Ug
(Coulson, Richardson, Vol.6th, 1983, Pers. 10.2, hal. 323)
Keterangan : ∑
= nilai sigma dari centrifuge (m2)
C-122
Ug
= Kecepatan terminal dari partikel padatan (m/s)
Q
= Laju alir volumetrik Liquid masuk ke centrifuge (m3/s) = 0,0011 m3/s
Δρ
= Perbedaan densitas antara solid dan Liquid (kg/m3) = 1.036,43 kg/m3
ds
= Diameter partikel (m) “cut off size” = 0,00059 m
μ
= Viskositas Liquid Nm-2s (kg/m.s) = 0,0011 kg/m.s
g
= Percepatan Gravitasi (m/s2) = 9.81 m/s2
Ug
.d s .g = 18 2
𝑘𝑔
=
1.036,43 3 𝑥 0,0005952 𝑚 𝑥 9,81 𝑚/𝑠2 𝑚 𝑘𝑔 .𝑠 𝑚
18 𝑥 0,00106
= 0,188 m/s Q/∑
= 2 Ug = 2 ×0,188 = 0,38 m/s
e.
Dimensi Bowl
Laju alir padatan
= 3.826,87 kg/jam
= 3,83 ton/jam
Laju alir Liquid
= (1.965,80 kg/m3) / (1.113,35 kg/m3) = 1,765 m3/jam = 7,774 gal/min
Berdasarkan Tabel 18-12, Hal18-121, Perry,1997: Laju alir padat 28,09 ton/jam berada pada range (20-60) ton/jam Laju alir Liquid 320.599 gal/min berada pada range laju alir yang hingga mencapai 750 gal/min, Maka dipilih spesifikasi centrifuge jenis Scroll Conveyor Centrifuge dengan spesifikasi sebagai berikut:
C-123
1. Diameter Bowl (Db)
= 54 in = 4,4 ft = 1,37 m
2. Kecepatan Putar Bowl (nb)
= 1000 rpm = 16.67 rps
3. Power Motor penggerak Bowl (pb)
= 250 hp
4. Gaya centrifugal max.× g
= 770
Sumber : Tabel 18-12 Hal. 18-121 Perry 8 ed, 1997 Menentukan ukuran centrifuge Dari Perry ed. 8 hal.18-124 diketahui bahwa L/D centrifuge = 1- 4→ Dipilih 2,5 L/D
= 2,5
L
= 2,5 D
L
= 2,5 × 54 in
L
= 135 in = 11,25 ft = 3,43 m
f.
Menghitung Luas Centrifuge ∑
Q 𝑒𝑓𝑓 x 2ug
∑= g.
0,0115 m3 .s 0,90 x 0,38 m/s
= 0,034 m2 = 340 cm2 = 52,62 in2 = 0,36 ft2
Menghitung Waktu Tinggal Waktu tinggal dapat dihitung dengan persamaan berikut ini: tT =
M Mt
Keterangan: tT
= (waktu tinggal di centrifuge,s)
M
= Massa Umpan (5.792,665 kg/jam atau 1,609 kg/s)
Mt
=
Fc 0,0109 x r x N 2
C-124
Dimana: mt
= Massa per waktu tinggal (kg)
Fc
= Gaya Centrifugal = 770 / 9.81 = 78,49
r
= jari-jari (0,6858 m)
N
= Kecepatan putar bowl (16.67 rps)
Mt
=
78,49 0,0109 0,6858 16,67 2
= 37,80 kg Sehingga : tT
=
M Mt
= 1,61 kg / (37,80 kg/s) = 0,042 s = 2,55 menit h. Power Penggerak scrool conveyor HP
=
C W L 33000
(Brown , hal.53)
Keterangan: HP
= Tenaga penggerak conveyor, hp
c
= Coefficient, 4 for ashes
w
= Kapasitas scrool conveyor, lb/mnt = 212,4 lb/mnt
L
= Panjang scrool conveyor
HP
= 0,29 HP
= 11,25 ft
C-125
Efisiensi Motor
= 80 %
Sehingga power motor penggerak scrool conveyor pada centrifuge yaitu: P
= HP / µ = 0,29 / 0,8 = 0,36 Hp 1 hp
Tabel C.10.5 Spesifikasi Centrifuge (CF-301) Spesifikasi Centrifuge (CF-301) Alat
Centrifuge
Kode
CF-301
Fungsi
Memisahkan kristal (NH4Cl) dari mother liquor
Tipe
Scrool Convenyor Centrifuge (Decanter Centrifuge)
Bahan
Stainless Steel AISI 316
Dimensi
Diameter Bowl (Db)
= 1,37 m
Kecepatan Putar Bowl
= 16.67 rps
Panjang Centrifuge
= 3,43 m
Luas Centrifuge
= 4,7 m2
Power
1 hp
Jumlah
1 Buah
C-126
C.11. Rotary Dryer (RD-301)
Gambar C.11.1 Rotary Dryer (RD-301) Fungsi
: Mengurangi kadar air pada produk NH4Cl padat hingga batas yang memenuhi spesifikasi yang diperbolehkan
Tipe
: Rotary Dryer
Dasar pemilihan alat: 1.
Dikarenakan solid yang akan dihilangkan airnya berupa kristal, sehingga dryer yang digunkan berupa rotary
2.
Efisiensi Panas tinggi
3.
Instalasi dan maintenence mudah dan proses pencampuran baik
Kondisi Operasi: ms
= Laju alir massa solid
= 3.826,87 kg/ jam = 8.436,71 lb/jam
Xa
= Moisture awal
= 1,5%
Xb
= Moisture akhir
= 0,5%
Tsa
= Temperatur solid inlet
= 30oC
= 86oF
Tsb
= Temperatur solid outlet
= 50oC
= 122oF
Tha
= Temperatur udara masuk
= 120oC
= 248oF
C-127
= 28oC
Twa = Temperatur bola basah di dalam dryer a.
= 82,4oF
Menentukan Luas Penampang dan Diameter
Nilai NTU untuk Rotary Dryer
= 1,5 – 2,5 (Perry’s, 7ed. 1999. Hal 12-54)
Ditentukan nilai NTU
= 1,5
Untuk sistem air dan Udara, Twa
= Twb
Nt
= ln
Tha Twa Thb Twa
(Mc.Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 713. Pers 25-8)
Keterangan : Twa
= Temperatur Bola Basah
Tha
= Temperatur inlet
Thb
= Temperatur Outlet
Nt
= ln
248 82,4 Thb 82,4
1,5
= ln
248 82,4 Thb 82,4
Thb
= 119,35 oF = 48,53oC
Kadar air pada umpan = 3 % wt Fraksi inlet air terhadap padatan kering, x1 =
0,03 = 0,031 kg air/kg padatan 1 0,03
Kadar air pada produk akhir padatan = 0,1 % wt Fraksi outlet air terhadap padatan kering, x2 = padatan Menghitung Laju Pengeringan Padatan (LS) :
0,001 = 0,001 kg air/kg 1 0,001
C-128
LS
= Fumpan in (1 – x2)
LS
=28.909,07 kg kg/ jam (1 – 0,001)
LS
= 28.880,13 kg padatan kering/jam
Menghitung Laju Transfer Panas (qT) : qT
= panas keluar – panas masuk = 4.717.932 – 4.641.116 kJ/jam = 76.816 kJ/jam = 72.811,062 btu/jam
Menentukan nilai Humid Heat ( Panas Kelembapan) Csa dengan menggunakan humidty chart: Csa
= 0,03 Btu/lb oF
Menghitung Laju Alir Udara Panas yang masuk (mg) : qT
= mg (1 + Ha) Csa (Tha + Thb) (Mc. Cabe, 1985. Hal 711. Pers 25-1) = 64.109,91 lb/jam
Kecepatan superficial udara (Gg)
= 28.667,61 kg/jam = 3.600 lb/jam.ft2
Luas Penampang Dryer (A)
=
mg Gg
=
63.200,62 lb/jam 2300 lb/jam ft 2
= 32,97 ft2 = 3,06 m2 Rotary dryer ini berbentuk silinder horizontal, sehingga dapat diperoleh hubungan antara luas penampang rotary dryer (S) dengan diameter rotary dryer (D) yaitu sebagai berikut :
C-129
S
=
G G'
= 21,067 ft2 = 1,96 m2
Maka, dapat diperoleh nilai diameter dryer yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: D
=
4 A π
= 5,18 ft
= 1,58 m
b. Menentukan coefficient heat transfer (Ua) Untuk menentukan panjang dari rotary dryer ini digunakan persamaan berikut: = 0,5 G' 0,67 / D
Ua
(Mc. Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 733. Pers 25-29)
Sehingga : = 32,81 Btu/ft3.oF.h
Ua c.
Menentukan Panjang Rotary dryer
Untuk menentukan panjang dari rotary dryer ini digunakan persamaan berikut : L
= NTU
G' s Ua
(Mc. Cabe, 1985. 4th Ed, Hal 247)
Keterangan: L
= Panjang rotary dryer, ft
s
= Kelembaban udara, 0,27 Btu/lboF
G’
= Kecepatan superficial udara panas,
D
= Diameter rotary dryer, ft
Ua
= Koefficient heat transfer, Btu/ft3.oF.h
∆TLMTD
= Log mean Temperature difference, oF
lb jam. ft 2
C-130
LMTD (ΔT)m =
(TG 2 Tw ) (TG1 Tw ) (T Tw ) ln G 2 (TG1 Tw )
= 85,77 oF Dimana NTU = (TG1 – TG2)/(∆T)m = 1,5 Sehingga L
= 42,63 ft = 12,99 m
Syarat L/D untuk rotary drier: 4 – 10 (Perry’s, 1999. 7ed, Hal 12-54) L/D
= 8,23 (memenuhi)
Sehingga,diameter dan panjang rotary dryer yang diperoleh dapat digunakan. d. Menentukan Putaran Rotary Dryer ( N ) Putaran rotary dryer, N berkisar antara 25/D – 35/D (Wallas, hal 247), dengan D adalah diameter rotary dryer. Maka, dipilih nilai putaran (N) sebesar 35/D. N
=
35 5,1804
= 6,76 rpm = 7 rpm e. θ
Menentukan Waktu Tinggal ( θ ) Produk di dalam RD-301
L B LG 0,23 0,6 0,9 F SN D
55) Keterangan: θ
= Waktu tinggal, menit
L
= Panjang rotary dryer, ft
(Perry’s 7ed, pers 12-55, hal 12-
C-131
S
= Slope/kemiringan rotary dryer, ft/ft dipilih nilai = 0,06 (S = 0 – 0,08 cm/m, Perry’s 7ed, hal 12-56)
N
= Putaran rotary dryer, rpm
D
= Diameter rotary dryer, ft
B
= Konstanta = 5 × Dp-0.5
Dp = Diameter rata-rata partikel, µm (mikronmeter) = 2000 μm G
= Kecepatan superficial gas,
lb jam. ft 2
M = Massa umpan masuk rotary dryer, S
= Luas penampang rotary dryer
F
=
M S
=
63732,941 33,449
lb jam
= 3.025,27 lb/jam ft2 Sehingga diperoleh nilai θ = 8,9 menit f.
Menentukan Jumlah Flight dan Tinggi Flight
Jenis flight
= radial flight
Jumlah flight
= 2,4 D – 3 D
Jumlah flight
= 2,5 × D
( Perry’s 7ed, hal 12-54 )
= 12,95 13 flight (dalam 1 bagian keliling lingkaran)
C-132
Berdasarkan Perry’s ed.7th, hal.12-56, tinggi flight berkisar antara (D/12) – (D/8), dengan D dalam satuan meter. Pada perhitungan ini diambil D/8. Sehingga, tinggi flight
=
1,5790 8
= 0,2 m = 0,65 ft Jarak antar flight
= 3,14.D / jumlah flight = 3,14 × 0,65 / 13 = 1,25 ft
g.
Menentukan Daya Motor
Berdasarkan Perry’s 7ed hal 12-56, jumlah total daya untuk fan, penggerak dryer dan conveyor umpan maupun produk berkisar antara 0,5 D2 – 1,0 D2 (kW). Pada perhitungan ini dipilih total daya sebesar 0,5 D2 Sehingga, Power = 0,5 × 5,182 = 13,42 kW = 17,99 hP Oleh karena itu, digunakan daya standar yaitu sebesar 20 hP h. Menentukan Tebal Dinding Diketahui bahwa tekanan operasi di dalam rotary dryer adalah 1 atm, sehingga diambil faktor keamanan (safetyfactor) sebesar 10 %, sehingga : Pdesain = 1,1 x 1 atm = 1,1 atm
= 16,2 psi
Untuk menghitung tebal rotary dryer digunakan persamaan :
C-133
t
Pr C f E 0.6 P
(Brownell & Young, 1959, pers. 13.1, hal. 254)
Keterangan: t
= Tebal rotary dryer, in
f
= Nilai tegangan material, psi
Stainless Steel Tipe-304 = 23.931 psi (tabel 13.2, coulson vol : 6 , hal : 812) E
= Welded Joint Efficiency Dipilih Double welded butt joint berdasarkan Table 13.2 Brownell and Young = 80 %
P
= Tekanan desain, psi
r
= Jari-jari rotary dryer = 31,08 in
C
= Korosi yang dipakai adalah faktor korosi terhadap udara luar, = 0.125 inci/10 tahun (Peters dan Timmerhaus, hal 542).
ts
= 0,15 in
maka digunakan tebal dinding standar yang digunakan adalah 3/16 in. berdasarkan tebal dinding tersebut dapat dihitung diameter luar rotary dryer, yaitu sebagai berkut : OD
= ID + 2.ts = 62,17 + 2 × 0,1875 = 62,5401 in
C-134
Tabel. C.11.1 Spesifikasi Rotary Dryer (RD-301) Spesifikasi Alat
:
Rotary Dryer
Kode
:
RD-301
Fungsi
:
Bahan kontruksi
:
Kondisi Operasi
:
Dimensi
:
Menghilangkan kadar air hasil keluaran centrifuge (CF-301) Stainless Steel Tipe-304 (18% Cr, 8% Ni, 0,08% C) T. Udara masuk
: 800oC
T. Udara keluar
: 40oC
T. Produk masuk
: 35oC
T. Produk keluar
: 40oC
T. Bola basah
: 28 oC
Diameter
: 1,58 m
Panjang
: 12,99 m
Putaran
: 7 rpm
Waktu tinggal
: 8,9 menit
Kemiringan
: 0,06 cm/m
Jumlah radial flight : 13 buah Tinggi flight Power
:
: 0,2 m
20 hP
C.12. Fan (F-301) Fungsi
: Mengalirkan udara menuju Heater Udara (H-301)
Tipe
: Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan
Jumlah
: Satu Buah
Alasan Pemilihan
:
1. Sesuai untuk mengalirkan udara menuju unit pengeringan dalam jumlah yang besar pada tekanan yang rendah.
C-135
2. Kapasitas untuk mengalirkan udara cukup tinggi 3. Biaya instalasi, perawatan, utilitas, serta pembelian sangat rendah dibandingkan dengan tipe Centrifugal Backward Curved Fan (Perry’s 8th Edition, 1999, hal. 10-45, 10-46 ; Ulrich G., 1984, Tabel. 4-9, hal. 120 ; Banchero, B., 1955, hal. 111 – 112 ; Peter, Timmerhaus, 2002, hal. 523)
Gambar C.12.1. Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan (Sumber : Perry’s, 7th Edition, 1999, hal. 10-46 ; Banchero, B,. 1955, hal. 112) a.
Menentukan Densitas Udara Masuk
Udara masuk pada temperatur = 30 oC (303 K) Densitas udara pada 0 oC
= 1,29 kg/m3 (Perry’s, Ed.4th,1963,Tabel 3-48, hal.3-71)
Densitas udara pada 30 oC
= (303/273) × 1,293 kg/m3 = 1,43 kg/m3
b. Menentukan Laju Alir Volumetrik Udara (Qu) Jumlah udara masuk pada temperatur 30°C (G) sebesar 1.810,92 kg/jam Qu
= 21,03 m3/menit = 742,69 ft3/menit = 0,35 m3/s
Laju alir volumetrik udara (Qu) akan menentukan biaya pembelian fan tersebut.
C-136
c.
Menentukan Daya Fan (P) Untuk menghitung daya fan, digunakan persamaan 10-88, hal. 10-46, Perry’s 7th Edition, 1999. P
= 1,57 × 10-4 . Qu . Pop
Keterangan : P
= power (hp)
Qu
= laju volumetrik udara masuk (ft3/menit)
Pop
= tekanan operasi fan (5 in H2O) (Banchero, 1955 , hal. 112)
P
= 1,57 × 742,69 ft3/menit × 5 / 10.000
P
= 0,56 hp
Berdasarkan Perry’s 7th Edition, 1999, hal. 10-46, efisiensi fan berkisar antara 40 – 80 %, digunakan efisiensi sebesar 80 %, didapatkan power aktual fan yakni, Paktual = 0,7 hp Tabel C.12.1. Spesifikasi Fan (F-301) Nama Alat
:
Fan
Kode Alat
:
F-301
Fungsi Alat
:
Untuk mengalirkan udara ke heater udara (H-301)
Tipe
:
Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan
Power
:
1 hp
Jumlah
:
1 buah
C.13. Fan (F-302) Fungsi
: Mengalirkan udara menuju Rotary Dryer (RD-301)
Tipe
: Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan
Jumlah
: Satu Buah
C-137
Alasan Pemilihan
:
1. Sesuai untuk mengalirkan udara menuju unit pengeringan dalam jumlah yang besar pada tekanan yang rendah. 2. Kapasitas untuk mengalirkan udara cukup tinggi 3. Biaya instalasi, perawatan, utilitas, serta pembelian sangat rendah dibandingkan dengan tipe Centrifugal Backward Curved Fan (Perry’s 8th Edition, 1999, hal. 10-45, 10-46 ; Ulrich G., 1984, Tabel. 4-9, hal. 120 ; Banchero, B., 1955, hal. 111 – 112 ; Peter, Timmerhaus, 2002, hal. 523)
Gambar C.13.1. Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan (Sumber : Perry’s, 7th Edition, 1999, hal. 10-46 ; Banchero, B,. 1955, hal.112) a.
Menentukan Densitas Udara Masuk
Udara masuk pada temperatur = 60 oC (333,15 K) Densitas udara pada 0 oC
= 1,29 kg/m3 (Perry’s, Ed.4th,1963,Tabel 3-48, hal.3-71)
Densitas udara pada 60 oC
= (423/273) × 1,29 kg/m3 = 1,58 kg/m3
b. Menentukan Laju Alir Volumetrik Udara (Qu) Jumlah udara masuk pada temperatur 60°C (G) sebesar 1.810,92 kg/jam
C-138
= 19,13 m3/menit
Qu
= 675,48 ft3/menit = 0,32 m3/s Laju alir volumetrik udara (Qu) akan menentukan biaya pembelian fan tersebut. c.
Menentukan Daya Fan (P) Untuk menghitung daya fan, digunakan persamaan 10-88, hal. 10-46, Perry’s 7th Edition, 1999. P
= 1,57 × 10-4 . Qu . Pop
Keterangan : P
= power (hp)
Qu
= laju volumetrik udara masuk (ft3/menit)
Pop
= tekanan operasi fan (5 in H2O) (Banchero, 1955 , hal. 112)
P
= 1,5 × 675,48 ft3/menit × 5 / 10.000
P
= 0,51 hp
Berdasarkan Perry’s 7th Edition, 1999, hal. 10-46, efisiensi fan berkisar antara 40 – 80 %, digunakan efisiensi sebesar 80 %, didapatkan power aktual fan yakni, Paktual = 0,63 hp Tabel C.13.1 Spesifikasi Fan (F-301) Nama Alat
:
Fan
Kode Alat
:
F-302
Fungsi Alat
:
Untuk mengalirkan udara menuju Rotary Dryer (RD-301)
Tipe
:
Centrifugal Multiblade Forward Curved Fan
Power
:
1 hp
Jumlah
:
1 buah
C-139
C.14. Heater Udara (H-301)
Udara in
Udara Out
Steam out
Steam in
Gambar C.14.1. Skema Shell and Tube Heater Udara
Fungsi
: Memanaskan udara yang akan digunakan pada rotary dryer (RD-301)
Aliran
: Counter-current 1-1
Jenis
: Shell and Tube
Alasan Pemilihan : 1.
Shell & Tube digunakan ketika kita menginginkan luas transfer panas yang lebih besar (Kern, 1965, hal 125)sedangkan, untuk double pipe exchanger digunakan ketika kebutuhan luas transfer panasnya relatif lebih kecil yaitu 100 – 200 ft2 atau kurang (Kern, 1965, hal 108).
2.
Shell & Tube dapat dibuat dari berbagai macam material, mudah dibersihkan, rancangan mekaniknya lebih baik karena bentuknya bagus untuk kondisi bertekanan (R.K. Sinnot, 2003).
C-140
Tata Letak Lokasi Shell & Tube 1.
Temperatur fluida : Jika temperatur yang digunakan cukup tinggi maka dibutuhkan spesial logam, peletakkan temperatur yang lebih tinggi berada di tube dan akan mengurangi biaya secara keseluruhan.
2.
Tekanan Operasi : Aliran dengan tekanan tinggi sebaiknya diletakan pada tube – side dari pada di shell – side. Tekanan tinggi di tube akan lebih murah bila dibandingkan dengan tekanan tinggi di shell. (R.K. Sinnot, 2003).
Data design Shell: Fluida dingin = Udara Laju alir, w
= 1.810,92 kg/jam = 3.992,40 lb/jam
T masuk, t1
= 30 oC = 86 oF
T keluar, t2
= 80 oC = 176 oF
T averange
= 55 oC
Tube : Fluida panas
= Steam
Laju alir, W
= 25,3083 kg/jam = 55,80 lb/jam
T masuk, T1
= 150 oC = 302 oF
T keluar, T2
= 150 oC = 302 oF
Taverange
= 150 oC
1. Q
Beban panas HE-301 = 2.763.274,74 kj/jam
C-141
Q
= 6.091.970,76 lb/jam
2.
Menghitung ΔT LMTD Tabel C.14.1 Data Perhitungan ΔTLMTD
Fluida Panas
FluidaDingin
Perbedaan
(F)
(F)
Temperatur
302
Higher Temp
176
126
∆T2
302
Lower Temp
86
216
∆T1
0
Beda Suhu
90 (t2 -t1)
(T1 - T2)
Δt LMTD
=
T1 t 2 T2 t1 (Kern, 1983, hal 89) T t ln 1 2 T2 t1
= 96,49 F S
= (t2 - t1)/(T1 -t1)
FT
=1
∆t LMTD
= Ft x LMTD
= 0,43
= 96,49 F 3. Area heat transfer Overall heat transfer Dari tabel 8 (Kern, 1965) dipilih Ud untuk Hot fluid : Steam dan Cold fluid : udara Range Ud
= 5 - 50 BTU/hr ft2 °F → dipilih 50 BTU/hr ft2 °F
Pemilihan Spesifikasi Tube (Kern, 1983, Tabel 10, hal 843) OD
= 1,5 in
BWG
= 16
At
= 0,39 ft2/lin ft
a''
= 1,47 in2
C-142
Lenght, L
= 16 ft
Luas Perpindahan Panas A
=
Qtotal = 1.262,65 ft2 U Δt
Number of tube (Nt) : Nt
= A / L.a" = 47,38 tube = Dipilih Nt 48 tube (Kern, 1983, Tabel 9, hal 841)
Adapun data selengkapnya adalah sebagai berikut : Susunan tube = square pitch Jumlah aliran = 2 pass Pitch, Pt
= 1,87 in
ID shell
= 19,25 in
(Kern, 1983, Tabel 9, hal 841)
Sehingga : A terkoreksi
= L.a".N = 1.129 ft2
UD terkoreksi = Q/A.∆tLMTD = 55,92 Btu/jam.ft2 F
Shell side, Cold Fluid : Udara
Tube side, Hot Fluid : Steam
1a. Flow area, as
1b. Flow area, at
Baffle = 0,75 x ID shell
Dari tabel 10, (Kern, 1965) untuk
Jarak Baffle maksimum 0,2-1 ID shell
OD(in) = 1,5
Baffle = 14,44 ft
BWG = 16
Clearance, = Pt – OD tube = 0,37 n
at'
as
flow area, at = Nt. at'/144n
= IDs .C. B/ (144 Pt)
= 1,47 in2
C-143
= 0,39 ft2
= 0,24 ft2
2a. Mass Velocity, Gs
2b. Mass Velocity, Gt
Gs = w/as
Gt = w/at
= 10.342,92 lb/ft2.jam
= 227,74 lb/ft2.jam
3a. Bilangan Reynold, Re,s
3b. Bilangan Reynold, Re,t
Pada tav = 113 oF
Pada tav = 212 oF
ms
μs = µ x 2,42
= µ x 2,42
µ = 0,02 (Kern, Gambar 15, hal 825)
µ = 0,0142 (Kern, Gambar 15, p 825)
μs = µ x 2,42 = 0,048 lb/ft.jam
μs = 0,0142 x 2,42 = 0,034 lb/ft.jam
Dari gambar 28 untuk OD tube 1,5 in
Untuk OD tube (tabel 10, Kern,1983) :
Pitch, Pt = 1,875 in
BWG = 16
Equivalent Diameter, De = 1,48 in
IDt
= 1,37 in
Equivalent Diameter, De = 0,12 ft
IDt
= 0,11 ft
Re,s = De.Gs/μs
Re,t = D.Gt/μt
Re,s = 26.355,9
Re,t = 756,6
4a. JH
4b. Condensation of Steam
pada Re 26.355,94 , jH = 615
hio =1500 Btu/jam.ft2oF (Kern, 1983, hal 208)
5a. (Cp.μa
/k)1/3
C = 0,26 Btu/lb. F
5a. tw’ tw’ = t c + h
hio
io +ho
(Kern, Gambar 3, hal 805) K = 0,0175 Btu/hr.ft2.(oF/ft)
tw’ = 212,95 oF
(Tav − t av )
C-144
(Kern, Tabel 5, hal 802) (Cp.μa/k)1/3 = 0,89 6a. Mencari ho jH ID
Dimana
cp. μ 1/3 μ μ w S W
0,14
0 ,14
1
= 77,75 btu/hr ft2 oF
ho
pada , t w tc
ho Tc tc hio ho
= 212,95 oF μw = 0,023 × 2,42 = 0,05 θs = (μs / μw)0,14 = ( 0,048 / 0,0556 )0,14 = 0,98 ho = 77,75 × 0,98 = 79,28 Btu/hr.ft2.F
4. Clean overall coefficient Uc
hio .ho = 75,305 Btu/hr.ft2.F hio ho
5. Faktor Pengotor, Rd Dari tabel 12, Kern, hal 845 faktor kekotoran untuk : ~ fluida panas : Steam → Rd = 0
(Kern,1983, hal 845)
C-145
~ fluida dingin : Udara → Rd = 0,002 Rd min total = 0,002, Rd hitung adalah : Rd =
Uc Ud = 0,0067 → Memenuhi Uc Ud
Tube, Cold fluid:NH3 1a. Untuk Re,s = 26.355,94 Dari Gambar 29 (Kern hal. 1965) :
Shell, Hot fluid : Steam 1b. Untuk Re,t = 756,6 Dari Gambar 26 (Kern hal. 1965)
(f)
= 0,0012 ft2/in2
(f) = 0,0002 ft2/in2
Ρ
= 1,75
𝜌 = 0,96
s
= 0,027
s = 0,015
IDS = 19,25 in = 0,031 ft 2a. Number of crosses N + 1 = 12 L/B = 13,3 f G s Ds (N 1) 3a. ΔPs = 5,22 x 1010 x D e S φ s 2
= 0 Psi
Gt = 227,73 lb/jam.ft2 f G t L .N 2b. ΔPt = 5,22 1010 s D θt 2
= 0,0000036 psi 3b ΔPr = (4n / s) × (V2/2g’) = (4×12 / 0,015) × 0 = 0,0001 psi 4. ΔPT = ∆Pt + ΔPr = 0,0000036 + 0,0001 = 0,0001 Psi
C-146
Tabel C.14.2 Spesifikasi Heater Udara (H-301) Spesifikasi Nama alat
:
Heater
Kode alat
:
H-301
Fungsi
:
Memanaskan hot air yang akan digunakan pada rotary dryer (RD-301)
Type
:
Shell and tube
Aliran
:
Counter-current
Surface area
:
1.262,65 ft2
Diameter shell
:
19 in
Diameter tube
:
1,37 in
Jumlah tube
:
48 tube
Panjang tube
:
16 ft
Bahan Kontruksi
:
1-1
Stainless Steel AISI 316
C.15. Screw Conveyor (SC-401) Fungsi
: Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Crystallizer (CR101) menuju Centrifuge (CF-101)
Jenis
: Helicoid screw conveyor
Gambar C.15.1 Screw conveyor (Walas, 1998)
C-147
Kondisi Operasi Massa Kristal = 5.792,85 kg/Jam = 2.627,64 lb/jam Temperatur a.
= 30 oC (303 K)
Menghitung Kapasitas Rancangan Tabel C.15.1 Tabel Densitas Komponen pada SC-101 Massa
Densitas
Fraksi Berat
Kg / Jam
(kg/m3)
Wi
NH4Cl
4.344,50
2.194,46
0,75
0,000341769
H2O
1.448,16
1.018,27
0,25
0,0002455
Total
5.792,66
1
0,000587283
Komponen
mix
=
Wi / ρi
1 Wi ρi
= 1/ (0,000587283) = 1.702,75 kg/m3 = 106,3 lb/ft3 Laju alir volumetrik =
Massa Densitas 5.792,8497
= 1.702,7557 = 3,40 m3/jam = 120,14 ft3/jam = 0,033 ft3/detik Over Desain
= 20 %
Kapasitas Design
= 1,2 3,40 m3/jam
(Tabel 6. Timmerhaus, 1991:38)
C-148
= 4,08 m3/jam = 144,17 ft3/jam b. Desain Screw Conveyor (SC-101) Berdasarkan kapasitas desain yang telah dihitung, maka dipilih screw conveyor sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut: Kapasitas
: 200 ft3/jam
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Panjang Conveyor
: 10 ft
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Screw
: 9 inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
: 2 ½ inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
: 2 inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Pipa Diameter Shaft c.
Menghitung Putaran Conveyor =
Q Kecepatan Putaran yang disarankan Kapasitas Rancangan
Keterangan :
= Putaran Conveyor
Q
= Laju alir volumetrik = 120,14 ft3/jam
Kapasitas Rancangan = 144,17 ft3/jam Kecepatan maksimum yang disarankan untuk diameter screw conveyor 12 in yaitu 140 rpm (Tabel 5.4.a Walas, 1988, hal 79) 120,14 ft3 /jam
= 144,1705 ft3 /jam x 140
= 116,67 rpm 120 rpm
C-149
d.
Menghitung Power Motor
Daya screw conveyor dihitung dengan persamaan : Ṕ
=
s. . F . Q. .L 0,51 elevasi 30000 106
(Walas, 1988, hal. 80)
Keterangan: P
= Daya screw conveyor, hp
s
= Bearing factor untuk Diameter screw 12 in = 55
(Tabel 5.2.c Walas, 1988, hal 79)
= Putaran screw, rpm
= 120 rpm
F
= Faktor Material
=2
Q
= Laju alir massa, ft3/jam
= 120,14 ft3/jam
= Densitas material
= 106,30 lb/ft3
L
= Panjang Conveyor
= 10 ft
Elevasi
(Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)
= 5 ft (55 x 120+2 x 120,14
Ṕ
=
Ṕ
= 0,4 hp
ft3 lb3 )x 10+0,51 x 5 x 30000 x 106,30 jam ft 106
Diketahui: Efisiensi Pompa
= 90 %
G
= 1,25
Sehingga Power aktual pompa adalah:
G Ṕ η
Pm
=
Pm
=
Pm
= 0,55 Hp Digunakan power screw conveyor 1 Hp
(1,25 x 0,3979 hp) 90 %
C-150
Tabel C.15.2. Spesifikasi Screw Conveyor (SC -401) Spesifikasi Screw Conveyor Nama
: Screw Conveyor
Kode
: SC-401
Tipe
: Helicoid screw conveyor Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari
Fungsi
: Crystallizer (CR-101) menuju Bucket Elevator (BE-401)
Bahan
: Stainless Steel AISI 316
Kapasitas screw
: 4,08
m3/jam
Kecepatan screw
: 120
Rpm
Diameter pipa
: 2,5
In
Diameter shaft
: 2
In
Diameter screw
: 9
In
Max. kapasitas torque
: 16400
in-lb
Daya motor
: 1
Hp
Panjang screw
: 10
Ft
C.16. Screw Conveyor (SC-402) Fungsi
: Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Centrifuge (CF-101) menuju Rotary dryer (RD-301)
Jenis
: Helicoid screw conveyor
Gambar C.16.1 Screw conveyor (Walas, 1998)
C-151
Kondisi Operasi Massa Kristal = 3.827,05 kg/Jam = 1.735,95 lb/jam Temperatur a.
= 30 oC (303 K)
Menghitung Kapasitas Rancangan Tabel C.16.1 Tabel Densitas Komponen pada SC-402 Massa
Densitas
Fraksi Berat
Kg / Jam
(kg/m3)
Wi
3.768,939
2.194,2913
0,98481557
0,0004488
H2O
58,112
1.018,271
0,01518443
0,0000149
Total
3.827,051
1
0,0004637
Komponen NH4Cl
mix
=
Wi / ρi
1 Wi ρi
= 1/ (0,0004637) = 2.156,47 kg/m3 = 134,62 lb/ft3 Laju alir volumetrik = =
Massa Densitas 3.827,051 2.156,4737
= 1,77 m3/jam = 62,67 ft3/jam = 0,017 ft3/detik Over Desain
= 20 %
Kapasitas Design
= 1,2 1,77 m3/jam
(Tabel 6. Timmerhaus, 1991:38)
C-152
= 2,13 m3/jam = 75,21 ft3/jam b.
Desain Screw Conveyor (SC-101)
Berdasarkan kapasitas desain yang telah dihitung, maka dipilih screw conveyor sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut: Kapasitas
: 200 ft3/jam
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Panjang Conveyor
: 10 ft
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Screw
: 9 inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Pipa
: 2 ½ inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Shaft
: 2 inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
c.
Menghitung Putaran Conveyor =
Q Kecepatan Putaran yang disarankan Kapasitas Rancangan
Keterangan :
= Putaran Conveyor
Q
= Laju alir volumetrik = 62,67 ft3/jam
Kapasitas Rancangan
= 75,21 ft3/jam
Kecepatan maksimum yang disarankan untuk diameter screw conveyor 12 in yaitu 140 rpm (Tabel 5.4.a Walas, 1988, hal 79) 62,67 ft3 /jam
= 75,2067 ft3 /jam x 140
= 116,67 rpm 120 rpm
C-153
d.
Menghitung Power Motor
Daya screw conveyor dihitung dengan persamaan : Ṕ
=
s. . F . Q. .L 0,51 elevasi 30000 106
(Walas, 1988, hal. 80)
Keterangan: P
= Daya screw conveyor, hp
s
= Bearing factor untuk Diameter screw 12 in = 55
(Tabel 5.2.c Walas, 1988, hal 79)
= Putaran screw, rpm
= 120 rpm
F
= Faktor Material
=2
Q
= Laju alir massa, ft3/jam
= 62,67 ft3/jam
= Densitas material
= 134,62 lb/ft3
L
= Panjang Conveyor
= 10 ft
Elevasi
= 5 ft (55 x 120+2 x 62,67
Ṕ
=
Ṕ
= 0,31 hp
Diketahui: Efisiensi Pompa
= 90 %
G
= 1,25
Sehingga Power aktual pompa adalah: Pm
(Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)
=
G Ṕ η
ft3 lb3 )x 10+0,51 x 5 x 30000 x 134,62 jam ft 106
C-154
(1,25 x 0,3112 hp)
Pm
=
Pm
= 0,43 Hp Digunakan power screw conveyor 1 Hp
Dipakai motor HP
=1
90 %
Tabel C.16.2. Spesifikasi Screw Conveyor (SC -402) Spesifikasi Screw Conveyor Nama
: Screw Conveyor
Kode
: SC-402
Tipe
: Helicoid screw conveyor Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari
Fungsi
: Centrifuge (CF-101) menuju Bucket Elevator (BE-402)
Bahan
: Stainless Steel AISI 316
Kapasitas screw
: 2,13
m3/jam
Kecepatan screw
: 120
Rpm
Diameter pipa
: 2,5
In
Diameter shaft
: 2
In
Diameter screw
: 9
In
Max. kapasitas torque
: 16400
in-lb
Daya motor
: 1
Hp
Panjang screw
: 10
Ft
C-155
C.17. Screw Conveyor (SC-403) Fungsi
: Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Rotary dryer (RD-301) menuju Silo Storage (SS-101)
Jenis
: Helicoid screw conveyor
Gambar C.17.1 Screw conveyor (Walas, 1998) Kondisi Operasi Massa Kristal = 3.787,88 kg/Jam = 1.718,18 lb/jam Temperatur a.
= 30 oC (303 K)
Menghitung Kapasitas Rancangan Tabel C.17.1 Tabel Densitas Komponen pada SC-403 Massa
Densitas
Fraksi Berat
Kg / Jam
(kg/m3)
Wi
NH4Cl
3.768,94
2.194,4647
0,995
0,000453414
H2O
18,9394
1.018,271
0,005
0,0000049
Total
3.787,88
1
0,000458324
Komponen
mix
=
1 Wi ρi
= 1/ (0,000458324)
Wi / ρi
C-156
= 2.181,86 kg/m3 = 136,21 lb/ft3 Laju alir volumetrik =
Massa Densitas 3.787,8788
= 2.181,8635 = 1,74 m3/jam = 61,31 ft3/jam = 0,017 ft3/detik Over Desain
= 20 %
Kapasitas Design
= 1,2 1,74 m3/jam
(Tabel 6. Timmerhaus, 1991:38)
= 2,08 m3/jam = 73,57 ft3/jam b.
Desain Screw Conveyor (SC-403)
Berdasarkan kapasitas desain yang telah dihitung, maka dipilih screw conveyor sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut: Kapasitas
: 200 ft3/jam
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Panjang Conveyor
: 10 ft
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Screw
: 9 inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Pipa
: 2 ½ inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
Diameter Shaft
: 2 inchi
(Tabel 21-6, Hal 21.8 Perry's, 2008)
c.
Menghitung Putaran Conveyor =
Q Kecepatan Putaran yang disarankan Kapasitas Rancangan
C-157
Keterangan :
= Putaran Conveyor
Q
= Laju alir volumetrik = 61,31 ft3/jam = 73,57 ft3/jam
Kapasitas Rancangan
Kecepatan maksimum yang disarankan untuk diameter screw conveyor 12 in yaitu 140 rpm (Tabel 5.4.a Walas, 1988, hal 79) 61,31 ft3 /jam
= 73,5707 ft3 /jam x 140
= 116,67 rpm 120 rpm
d.
Menghitung Power Motor
Daya screw conveyor dihitung dengan persamaan : Ṕ
=
s. . F . Q. .L 0,51 elevasi 30000 106
(Walas, 1988, hal. 80)
Keterangan: P
= Daya screw conveyor, hp
s
= Bearing factor untuk Diameter screw 12 in = 55
(Tabel 5.2.c Walas, 1988, hal 79)
= Putaran screw, rpm
= 120 rpm
F
= Faktor Material
=2
Q
= Laju alir massa, ft3/jam
= 61,31 ft3/jam
= Densitas material
= 136,21 lb/ft3
L
= Panjang Conveyor
= 10 ft
Elevasi
= 5 ft
(Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)
C-158
(55 x 120+2 x 61,31
Ṕ
=
Ṕ
= 0,31 hp
ft3 lb3 )x 10+0,51 x 5 x 30000 x 136,21 jam ft 106
Diketahui: Efisiensi Pompa
= 90 %
G
= 1,25
Sehingga Power aktual pompa adalah:
G Ṕ η
Pm
=
Pm
=
Pm
= 0,43 Hp Digunakan power screw conveyor 1 Hp
Dipakai motor HP
=1
(1,25 x 0,3095 hp) 90 %
C-159
Tabel C.17.2. Spesifikasi Screw Conveyor (SC -403) Spesifikasi Screw Conveyor Nama
: Screw Conveyor
Kode
: SC-403
Tipe
: Helicoid screw conveyor Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Rotary
Fungsi
: dryer (RD-301) menuju Bucket Elevator (BE403)
Bahan
: Stainless Steel AISI 316
Kapasitas screw
: 2,08
m3/jam
Kecepatan screw
: 120
Rpm
Diameter pipa
: 2,5
In
Diameter shaft
: 2
In
Diameter screw
: 9
In
Max. kapasitas torque
: 16400
in-lb
Daya motor
: 1
Hp
Panjang screw
: 10
Ft
C.18. Belt Conveyor (BC-401) Fungsi
: Untuk mengangkut produk dari Silo Storage (SS-101) ke Gudang
Massa Kristal
: 3.787,88 kg/jam
Temperatur Kristal
: 30 oC
Tipe belt
: Flat belt on continuous plate
Dasar Pemilihan
:
Dipilih flat belt conveyor karena produk sudah dalam bentuk kantong-kantong, sehingga flat belt akan mempermudah dalam pengangkutan.
C-160
Menghitung kapasitas rancangan Komponen
Wi / ρi
Massa In
Densitas
Fraksi Berat
kg/jam
kg/m3
Wi
NH4Cl
3.768,9394
2.194,4647
0,995
0,000453414
H2O
18,9394
1018,271
0,005
0,000005
Total
3.787,8788
1
0,000458324
ρmix
=
=
1 Wi ) ρi
∑(
1 0,000458324
= 2.181,86 kg/m3 = 136,21 lb/ft3 3.787,8788
Laju alir volumetrik = 2.181,8635 = 1,74 m3/jam = 61,31 ft3/jam Kapasitas kristal
= 3.787,88 kg/jam = 3,79 ton/jam
Kapasitas over design = 1,1 x 3.787,88 kg/jam = 4.166,67 kg/jam = 4,1667 Ton/jam Dari Tabel 21-7, hal.21-11, Perry’s ed.7th dipilih spesifikasi belt conveyor sebagai berikut: Kapasitas maksimum = 32 ton/jam Lebar belt
= 14 in
C-161
Tebal belt
= 0,06 – 0,62 in
Kecepatan belt
= 100 ft/min = 30,5 m/min
Maksimum lump size = 80% under 2 in = 20% under 3 in Belt plies
=3–5
Trough width
= 9 in
Sudut elevasi
= 0o
Panjang belt
= 20 ft = 6,1 m
Cross section area load
= 0,11 ft B
A
D
C
Gambar C.18.1. Belt conveyor dengan 20o idlers (Perry’s 7ed, hal 21-12, fig. 21-3) Keterangan: A: idler (penyangga) B: Belt C: Lebar belt D: Sudut idler a) Menghitung power motor HP
= TPH ( H 0,002 V 0,001) C
C-162
Dimana : TPH
= Kapasitas bahan (ton/jam) = 4,17 ton/jam
V
= Tinggi elevasi (H sin a)
= 0 ft
C
= Faktor material
= 2 (Tabel 5.2.b Walas, 1988, hal 79)
H
= Panjang belt (ft)
= 20 ft
a
= Sudut elevasi
= 0o
Sehingga didapat nilai Hp
= 0,30 hp
Effisiensi motor
= 80% (Peter and Timmerhaus, Ed. 4, hal. 521, fig. 14-38)
Power motor
= 0,30 hp / 80% = 0,38 hp
Dipilih power motor = 1 hp
Tabel C.18.1 Spesifikasi Belt Conveyor (BC – 401) Spesifikasi Alat (BC – 401) Alat
: Belt Conveyor
Kode
: BC-401
Tipe
: Flat belt on continuous plate
Massa kristal
: 3.787,88 kg /jam
Kondisi Operasi
: Temperatur
Dimensi Alat
: Panjang belt = 20 ft (6,0960 m) : Lebar belt
Power motor
: 1 hp
Jumlah
: 1 unit
= 30C
= 14 in (0,3430 m)
C-163
C.19. Bucket Elevator (BE-401) Fungsi
: Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Screw Conveyor (SC-401) menuju Centrifuge (CF-101)
Tipe
: Spaced Bucket Centrifugal – Discharge Elevators
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengangkut zat padat yang bersifat mudah mengalir secara verikal (free flowing) dan juga merupakan salah satu jenis elevator yang sering digunakan. Kondisi Operasi : : Temperatur : Tekanan
: 35 oC : 1 atm
material outlet bucket
bucket spacing
elevator center
material inlet
Gambar C.19.1. Centrifugal Discharge spaced buckets (Perry’s, 1999)
C-164
a.
Kapasitas Pengangkutan dan Dimensi Bucket Elevator Pada perancangan bucket elevator, laju alir massa yang diangkut, ditentukan berdasarkan laju alir massa pada silo sehingga didapatkan ; Laju Alir massa
: 5.792,66 Kg/jam
Over Design
: 20 %
Kapasitas Design
: 6.951,19 Kg/jam (6,95 ton/jam)
(Timmerhaus, 1991. Tabel 6. Hal : 38)
Berdasarkan literatur pada Perry’s 7ed, pada tabel 21-8 halaman 21-15, diperoleh spesifikasi bucket elevator yang sesuai dengan kapasitas pengangkutan diatas,pada gambar C.20.1. sebagai berikut:
Gambar C.19.2. Spesifikasi Bucket Elevator (Perry’s, 1999). Dimensi Bucket
: : Width
: 6 in (15,240 cm)
: Projection : 4 in (10,160 cm) : Depth
: 4,25 in (10, 79 cm)
Bucket Spacing
= 12 in (30,48 cm)
Lebar Belt
= 7 in (17,78 cm)
C-165
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit (1,143 m/s)
b.
Putaran Poros
= 48 rpm
Power Poros
= 0,5 horsepower (hP)
Menghitung Daya yang Dipakai Tinggi Elevator (lift) = 21,11 m (69 ft)
ton jam x 2 x lift , ft hp 1000
(Perry’s,1999)
hP = 0,78 hP Efisiensi Motor
= 80 %
Daya Motor
=
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟
= 0,97 hp
Oleh karena itu, maka digunakan motor dengan daya sebesar 1 horse power.
Kode
Tabel C.19.1. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-401) : BE-401
Fungsi
:Untuk membawa NH4Cl dari screw conveyor (SC-401) menuju Centrifuge (CF-101)
Tipe
: Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator
Laju Alir
: 5.792,66 kg/jam
Dimensi bucket Ukuran
: 6 x 4 x 4,2 in
Jarak antar bucket
: 12 in
Kecepatan
: 48 rpm
Tinggi
: 25 ft
Power
: 1 hP
Jumlah
: 1 unit
C-166
C.20. Bucket Elevator (BE-402) Fungsi
: Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Screw Conveyor (SC-402) menuju Rotary Dryer (RD-301)
Tipe
: Spaced Bucket Centrifugal – Discharge Elevators
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengangkut zat padat yang bersifat mudah mengalir secara verikal (free flowing) dan juga merupakan salah satu jenis elevator yang sering digunakan. Kondisi Operasi : : Temperatur : Tekanan
: 35 oC : 1 atm
material outlet bucket
bucket spacing
elevator center
material inlet
Gambar C.20.1. Centrifugal Discharge spaced buckets (Perry’s, 1999)
C-167
1.
Kapasitas Pengangkutan dan Dimensi Bucket Elevator Pada perancangan bucket elevator, laju alir massa yang diangkut, ditentukan berdasarkan laju alir massa pada silo sehingga didapatkan ; Laju Alir massa
: 3.827,05 Kg/jam
Over Design
: 20 %
Kapasitas Design
: 4.592,46 Kg/jam (4,59 ton/jam)
(Timmerhaus, 1991. Tabel 6. Hal : 38)
Berdasarkan literatur pada Perry’s 7ed, pada tabel 21-8 halaman 21-15, diperoleh spesifikasi bucket elevator yang sesuai dengan kapasitas pengangkutan diatas,pada gambar C.20.2. sebagai berikut:
Gambar C.20.2. Spesifikasi Bucket Elevator (Perry’s, 1999). Dimensi Bucket
: : Width
: 6 in (15,24 cm)
: Projection : 4 in (10,16 cm) : Depth
: 4,25 in (10,79 cm)
Bucket Spacing
= 12 in (30,48 cm)
Lebar Belt
= 7 in (17,78 cm)
C-168
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit (1,14 m/s)
2.
Putaran Poros
= 43 rpm
Power Poros
= 0,5 horsepower (hP)
Menghitung Daya yang Dipakai Tinggi Elevator (lift) = 21,11 m (69 ft)
ton jam x 2 x lift , ft hp 1000
(Perry’s,1999)
hP = 0,66 hP Efisiensi Motor
= 80 %
Daya Motor
=
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟
= 0,82 hp
Oleh karena itu, maka digunakan motor dengan daya sebesar 1 horse power.
Kode
Tabel C.20.1. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-402) : BE-402
Fungsi
:Untuk membawa NH4Cl dari screw conveyor (SC-402) menuju Rotary Dryer (RD-301)
Tipe
: Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator
Laju Alir
: 3.827,05 kg/jam
Dimensi bucket Ukuran
: 6 x 4 x 4,2 in
Jarak antar bucket
: 12 in
Kecepatan
: 43 rpm
Tinggi
: 25 ft
Power
: 1 hP
Jumlah
: 1 unit
C-169
C.21. Bucket Elevator (BE-403) Fungsi
: Untuk mengalirkan padatan NH4Cl dari Screw Conveyor (SC-403) menuju Silo Storage (SS-101)
Tipe
: Spaced Bucket Centrifugal – Discharge Elevators
Dasar Pemilihan : Cocok untuk mengangkut zat padat yang bersifat mudah mengalir secara verikal (free flowing) dan juga merupakan salah satu jenis elevator yang sering digunakan. Kondisi Operasi : : Temperatur : Tekanan
: 35 oC : 1 atm
material outlet bucket
bucket spacing
elevator center
material inlet
Gambar C.21.1. Centrifugal Discharge spaced buckets (Perry’s, 1999)
C-170
1.
Kapasitas Pengangkutan dan Dimensi Bucket Elevator Pada perancangan bucket elevator, laju alir massa yang diangkut, ditentukan berdasarkan laju alir massa pada silo sehingga didapatkan ; Laju Alir massa
: 3.787,88 Kg/jam
Over Design
: 20 %
Kapasitas Design
: 4.545,46 Kg/jam (4,54 ton/jam)
(Timmerhaus, 1991. Tabel 6. Hal : 38)
Berdasarkan literatur pada Perry’s 7ed, pada tabel 21-8 halaman 21-15, diperoleh spesifikasi bucket elevator yang sesuai dengan kapasitas pengangkutan diatas,pada gambar C.21.2. sebagai berikut:
Gambar C.21.2. Spesifikasi Bucket Elevator (Perry’s, 1999). Dimensi Bucket
: : Width
: 6 in (15,24 cm)
: Projection : 4 in (10,16 cm) : Depth
: 4,25 in (10,79 cm)
Bucket Spacing
= 12 in (30,48 cm)
Lebar Belt
= 7 in (17,78 cm)
C-171
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit (1,143 m/s)
2.
Putaran Poros
= 43 rpm
Power Poros
= 0,5 horsepower (hP)
Menghitung Daya yang Dipakai Tinggi Elevator (lift) = 21,11 m (69 ft)
ton jam x 2 x lift , ft hp 1000
(Perry’s,1999)
hP = 0,63 hP Efisiensi Motor
= 80 %
Daya Motor
=
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟
= 0,78 hp
Oleh karena itu, maka digunakan motor dengan daya sebesar 1 horse power.
Kode
Tabel C.21.1. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-403) : BE-403
Fungsi
:Untuk membawa NH4Cl dari Screw Conveyor (SC-403) menuju Silo Storage (SS-101)
Tipe
: Spaced-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator
Laju Alir
: 3.787,88 kg/jam
Dimensi bucket Ukuran
: 6 x 4 x 4,2 in
Jarak antar bucket
: 12 in
Kecepatan
: 43 rpm
Tinggi
: 25 ft
Power
: 1 hP
Jumlah
: 1 unit
C-172
C.22. Pompa (PP-101) Fungsi
: Mengalirkan Asam Klorida dari Storage Tank (ST-101) menuju ke reaktor
Tipe
: Centrifugal Pump, Single Suction
Dasar Pemilihan : Dapat digunakan range kapasitas yang besar dan tekanan tinggi Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih murah Kecepatan putarannya stabil Tidak memerlukan area yang luas
T1 P1 z1 FV
2 1
T2 P2 z2 FV
Gambar C.22.1. Process Pump Kondisi
:
Suction :
Discharge :
T1 = 30oC
T2 = 30 oC
P1 = 1 atm
P2 = 1 atm
z1 = 3,58 m
z2 = 9,17 m
GV = 7,791.92 kg/jam
GV = 7,791.92 kg/jam
C-173
Asumsi
:
Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap Fluida incompressible
Menghitung Debit Cairan ρcamp
= 921.7 kg.m-3
µcamp
= 0.9 cp = 0.0009 kg.m-1.s-1
Over design
= 10 %
(Peters & Timmerhaus, 1991)
Gv desain
= 8,571.11 kg.jam-1 = 18,856.44 lb.jam-1 = 2.3809 kg.s-1
Debit, Q : Q
=
Gv desain ρ
= 9.300 m3.jam-1 = 0.003 m3.s-1 = 1.550 gpm
Berdasarkan Fig. 7.14 a & b Walas, 1990 dan Tabel 10.17 Coulson, 2005 untuk kapasitas 1.550 gpm digunakan pompa centrifugal tipe single-suction. Menghitung Diameter Pipa Diameter pipa optimum untuk material carbon steel, dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Dop
= 226 x G0,5x ρ-0,35
(Sinnott, 2005)
= 226 x (2.3809)0,5 x (57.5)-0,35
C-174
Keterangan : Dopt
= Diameter pipa optimum (mm)
G
= Laju alir massa (kg/s)
= Densitas larutan (kg/m3) Didapatkan Dopt = 84.4282 mm = 2.5328 in. Digunakan ukuran pipa standar dengan spesifikasi sebagai berikut : NPS
3 ½ in
0.0889 m
Sch
40 in
40 m
ID
3.55 in
0.09012 m
4 in
0.1016 m
OD Thickness
0,004 m
(Geankoplis, 1993) Menghitung Bilangan Reynold (NRe) Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan : NRe
=
ρ x ID x v μ
(Geankoplis, 1993)
Keterangan : NRe
= Bilangan Reynold
= Densitas larutan (kg.m-3)
ID
= Diameter dalam pipa (m)
v
= Kecepatan aliran (m.s-1)
= Viskositas larutan (kg.m-1.s-1)
C-175
Kecepatan aliran, v : 𝑄
v
=𝐴
= 0.31879 ms-1 Maka didapat NRe = 30.409,9 (aliran turbulen>2100) Menghitung Panjang Ekuivalen Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan (fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.22.1. Tabel C.22.1. Panjang Ekuivalen untuk setiap komponen pada PP-101 Komponen
Jumlah
Le (m)
Le (feet)
Total
Pipa lurus
1
0.381
1.25
0.381
Standard elbow
4
0.732
2.4
2.928
Globe valve
1
8.839
29
8.839
Gate valve fully open
2
0.183
0.6
0.366
Total panjang equivalent
Menghitung Friction Loss Friction loss dihitung dengan persamaan 2,10-18 Geankoplis, 1983 : ΣF
= 4f
v2 v2 v2 ΔL v 2 K ex 1 K c 2 K f 1 ID 2 2 2 2
Jika kecepatan v, v1, v2 sama, maka (Geankoplis, 1983, pers,2,10-19) : ΣF
2 ΔL v K ex K c K f = 4f ID 2
12.514
C-176
Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa, 2
2 A2 V hc = 0,55 1 (Geankoplis, 1993) A1 2 α
= Kc
V2 2α
Keterangan : hc
= friction loss
V
= kecepatan pada bagian downstream
= faktor koreksi, aliran turbulen =1
A2
= luas penampang yang lebih kecil
A1
= luas penampang yang lebih besar
A2/A1
=0
Kc
= 0,55
hc
V2 = Kc 2α = 0,028 J/kg
Friksi pada pipa lurus NRe Absoluteroughness/
= 30,409.91 = 0,046 mm (commercial steel pipe) (Sinnott, 2005)
= 0,000046
ID
= 1,25 in = 0,032 m
/ID f
= 0.0005 = 0.01 (Geankoplis, 1993)
C-177
Sehingga friksi pada pipa lurus : Ff = 4 f
ΔL V 2 ID 2
= 0,25 J/kg Friksi pada sambungan (elbow) Jumlah elbow = 4 buah Kf = 0.75 hf =
K
(Geankoplis, 1993)
f
V2 2
= 0.152440337 J/kg Friksi karena ekspansi 2
Kex
A = 1 1 A2
A2
= luas penampang yang lebih kecil
A1
= luas penampang yang lebih besar
A2/A1 = 0 Kex
=1
hex
= K ex
V2 2
= 0,05 J/kg Friksi pada valve Globe valve wide = 1 = Kf = 6
(Geankoplis, 1993)
Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17
C-178
hf
=
V2 K f2
= 0,32 J.kg-1 Total friksi : ΣF
= hC + Ff + hf, elbow + hex +hf, valve = 0,804 J.kg-1
Menghitung Power Pompa Persamaan neraca energi melalui persamaan Bernaulli : -Ws
V22 V12 p p1 g Z 2 Z1 2 F = 2α ρ
Diketahui : Z1
= 3,58 m (tujuan pemompaan)
Z2
= 9,17 m (asal pemompaan)
P1
= 1 atm (101,325 N/m2)
P2
= 1 atm (101,325 N/m2)
Ws,η
= 20.41 J/kg
Dari Gambar 10,62, Coulson,1983, hal 380, untuk Q = 7,477 m3/jam, maka efisiensi pompa ( ) = 60 %,
C-179
Gambar C.22.2. Pump Efficiency Wp
=
- Ws. η (Geankoplis, 1993) 0,6
= 34.01 J.kg-1 Maka dapat diketahui besar daya yang digunakan pompa : Power
= Gv x Wp
(Geankoplis, 1983, pers,3,3-2)
= 80.9845 J.s-1 = 0.1086 kW = 0.5 HP Jadi digunakan pompa dengan daya 0,5 HP Cek Kavitasi Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003) NPSHr (Net Positive Suction Head Required) : Q
= 1.550 gpm
C-180
S
= 7900 (single suction)
(Walas, 1990)
Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm (Coulson, vol,6, 1983, Fig, 5,6,, hal, 199)
NPSHR
n Q 0,5 = S
4/3
(Walas, 1990)
= 0.59 m NPSHR
= 1.95 ft
NPSHA(Net Positive Suction Head)available : NPSHA
= 1,35 NPSHR = 1,35 (1,95ft) = 2,63 ft
NPSHA
= 0.80103 m
Karena NPSHa> NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari kavitasi
C-181
Tabel C.22.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-101) Alat
Pompa Proses
Kode
PP-101 Mengalirkan Asam Klorida dari Storage Tank (ST-101)
Fungsi
menuju ke reaktor
Jenis
Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi
Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
32,9 gpm
Efisiensi Pompa
60 %
Dimensi
NPS
: 0.0889 m
Sch,
: 40 m
Power Motor
0,5 HP
NPSHa
0,80 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan)
C.23. Pompa (PP-102) Fungsi
: Mengalirkan produk dari Reactor (RE-201) Menuju Separator (SP-201)
Tipe
: Centrifugal Pump, Single Suction
Dasar Pemilihan: Dapat digunakan range kapasitas yang besar dan tekanan tinggi Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih murah Kecepatan putarannya stabil Tidak memerlukan area yang luas
C-182
2
T1 P1 z1 FV
1
T2 P2 z2 FV
Gambar C.23.1. Process Pump Kondisi
:
Suction :
Discharge :
T1 = 60oC
T2 = 60 oC
P1 = 1 atm
P2 = 1 atm
z1 = 3,58 m
z2 = 9,17 m
GV = 9.055,28 kg/jam
GV = 9.055,28 kg/jam
Asumsi
:
Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap Fluida incompressible Menghitung Debit Cairan ρcamp
= 1332,15 kg.m-1
µcamp
= 0,67 cp = 0,067x 10-2 kg.m-1.s-1
Over design
= 10 %
(Peters & Timmerhaus, 1991)
Gv desain
= 1,1 x 9055,28 kg.jam-1 = 9.960,81 kg.jam-1 = 2,77 kg.s-1
C-183
Debit, Q : Q
=
Gv desain ρ
= 7,48 m3.jam-1
= 0,00208 m3.s-1 = 32,900 gpm Berdasarkan Fig. 7.14 a & b Walas, 1990 dan Tabel 10.17 Coulson, 2005 untuk kapasitas 32,900 gpm digunakan pompa centrifugal tipe single-suction. Menghitung Diameter Pipa Diameter pipa optimum untuk material stainless steel, dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Dop
= 260 x G0,52x ρ-0,37
(Sinnott, 2005)
= 260 x (2,767)0,52 x (1332,150)-0,37 Keterangan : Dopt
= Diameter pipa optimum (mm)
G
= Laju alir massa (kg/s)
= Densitas larutan (kg/m3)
Didapatkan Dopt = 30,81 mm = 1,21 in. Digunakan ukuran pipa standar dengan spesifikasi sebagai berikut : NPS Sch. No.
1,250 in
0,032 m
40
OD
1,660 in
0,042 m
ID
1,380 in
0,035 m
Thickness
0,140 in
0,004 m
(Geankoplis, 1993)
C-184
Menghitung Bilangan Reynold (NRe) Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan : NRe
=
ρ x ID x v μ
(Geankoplis, 1993)
Keterangan : NRe
= Bilangan Reynold
= Densitas larutan (kg.m-3)
ID
= Diameter dalam pipa (m)
v
= Kecepatan aliran (m.s-1)
= Viskositas larutan (kg.m-1.s-1)
Kecepatan aliran, v : v
𝑄
=𝐴
= 2,62 ms-1 Maka didapat NRe = 182.597,21 (aliran turbulen>2100) Menghitung Panjang Ekuivalen Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan (fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.23.1.
C-185
Tabel C.23.1. Panjang Ekuivalen untuk setiap komponen pada PP-102 Komponen
Jumlah
Le (ft)
Le (m)
Total (m)
Pipa Lurus
4
11,758
3,584
14,336
Standard Elbow
4
3,764
1,147
4,589
Globe Valve
1
38,400
11,704
11,704
Gate Valve Wide Open
2
0,828
0,252
0,505
Jumlah
31,134
Menghitung Friction Loss Friction loss dihitung dengan persamaan 2,10-18 Geankoplis, 1983 : ΣF
v12 v 22 v12 ΔL v 2 K ex Kc Kf = 4f ID 2 2 2 2
Jika kecepatan v, v1, v2 sama, maka (Geankoplis, 1983, pers,2,10-19) : ΣF
ΔL K ex K c K f = 4f ID
2
v 2
Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa, 2
hc
2 A2 V = 0,55 1 (Geankoplis, 1993) A1 2 α
= Kc
V2 2α
Keterangan : hc
= friction loss
V
= kecepatan pada bagian downstream
= faktor koreksi, aliran turbulen =1
A2
= luas penampang yang lebih kecil
A1
= luas penampang yang lebih besar
C-186
A2/A1
=0
Kc
= 0,55
hc
= Kc
V2 2α
= 1,89 J/kg Friksi pada pipa lurus NRe
= 182.597,21
Absoluteroughness/
= 0,046 mm (commercial steel pipe) (Sinnott, 2005)
= 0,000046
ID = 1,25 in = 0,032 m /ID
= 0,0013
f
= 0,0022
(Geankoplis, 1993)
Sehingga friksi pada pipa lurus : Ff = 4 f
ΔL V 2 ID 2
= 30,400 J/kg Friksi pada sambungan (elbow) Jumlah elbow = 4 buah Kf = 0,75 hf =
V2 K f2
= 17,833 J/kg
(Geankoplis, 1993)
C-187
Friksi karena ekspansi 2
Kex
A = 1 1 A2
A2
= luas penampang yang lebih kecil
A1
= luas penampang yang lebih besar
A2/A1 = 0 Kex hex
=1 = K ex
V2 2
= 3,44 J/kg Friksi pada valve Globe valve wide = 1 = Kf = 6
(Geankoplis, 1993)
Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17
V2 = Kf 2
hf
= 33,31 J.kg-1 Total friksi : ΣF
= hC + Ff + hf, elbow + hex +hf, valve = 79,381 J.kg-1
Menghitung Power Pompa Persamaan neraca energi melalui persamaan Bernaulli : -Ws
V22 V12 p p1 g Z 2 Z1 2 F = 2α ρ
C-188
Diketahui : Z1
= 3,58 m (tujuan pemompaan)
Z2
= 9,17 m (asal pemompaan)
P1
= 1 atm (101,32 N/m2)
P2
= 1 atm (101,32 N/m2)
Ws,η
= 137,57 J/kg
Dari Gambar 10,62, Coulson,1983, hal 380, untuk Q = 7,48 m3/jam, maka efisiensi pompa ( ) = 70 %,
Gambar C.23.1. Pump Efficiency Wp
=
Ws (Geankoplis, 1993) η
= 196,53 J.kg-1 Maka dapat diketahui besar daya yang digunakan pompa : Power
= Gv x Wp = 543,77 J.s-1
(Geankoplis, 1983, pers,3,3-2)
C-189
= 0,54 kW = 0,73 HP Jadi digunakan pompa dengan daya 0,75 HP Cek Kavitasi Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003) NPSHr (Net Positive Suction Head Required) : Q
= 32,900gpm
S
= 7900 (single suction)
(Walas, 1990)
Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm (Coulson, vol,6, 1983, Fig, 5,6,, hal, 199)
NPSHR
n Q 0,5 = S
4/3
(Walas, 1990)
= 3,47 ft NPSHR
= 1,06 m
NPSHA(Net Positive Suction Head)available : NPSHA
= 1,35 NPSHR = 1,35 (1,06 ft) = 4,68 ft
NPSHA
= 1,43 m
Karena NPSHa> NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari kavitasi
C-190
Tabel C.23.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-102) Alat
Pompa Proses
Kode
PP-102 Mengalirkan produk dari Reactor (RC-201)
Fungsi
menuju Separator (SP-301)
Jenis
Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi
Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
32,9 gpm
Efisiensi Pompa
70 %
Dimensi
NPS
: 1,25 in
Sch,
: 40
Power Motor
0,75 HP
NPSHa
1,057 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan)
C.24. Pompa (PP-103) Fungsi
: Mengalirkan produk Separator (SP-301) menuju ke Evaporator (EV-301)
Tipe
: Centrifugal Pump, Single Suction
Dasar Pemilihan : Dapat digunakan range kapasitas yang besar dan tekanan tinggi Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih murah Kecepatan putarannya stabil Tidak memerlukan area yang luas
C-191
2
T1 P1 z1 FV
1
T2 P2 z2 FV
Gambar C.24.1. Process Pump Kondisi
:
Suction :
Discharge :
T1 = 95oC
T2 = 95 oC
P1 = 1 atm
P2 = 1 atm
z1 = 3,58 m
z2 = 9,17 m
GV = 7,791.92 kg/jam
GV = 7,791.92 kg/jam
Asumsi : Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap Fluida incompressible Menghitung Debit Cairan ρcamp
= 1.369,0 kg.m-3
µcamp
= 1,0 cp = 0.0010 kg.m-1.s-1
Over design
= 10 %
(Peters & Timmerhaus, 1991)
Gv desain
= 8.571,11 kg.jam-1 = 18,856.44 lb.jam-1 = 2.3809 kg.s-1
C-192
Debit, Q : Q
=
Gv desain ρ
= 6.261 m3.jam-1
= 0.002 m3.s-1 = 1.043 gpm Berdasarkan Fig. 7.14 a & b Walas, 1990 dan Tabel 10.17 Coulson, 2005 untuk kapasitas 1.043 gpm digunakan pompa centrifugal tipe single-suction. Menghitung Diameter Pipa Diameter pipa optimum untuk material carbon steel, dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Dop
= 226 x G0,5x ρ-0,35
(Sinnott, 2005)
= 226 x (2.3809)0,5 x (85,5)-0,35 Keterangan : Dopt
= Diameter pipa optimum (mm)
G
= Laju alir massa (kg/s)
= Densitas larutan (kg/m3)
Didapatkan Dopt = 73.5101 mm = 2.2053 in. Digunakan ukuran pipa standar dengan spesifikasi sebagai berikut : NPS
3 in
0.0762 m
Sch
40 in
40 m
3.068 in
0.0779 m
3.5 in
0.0889 m
ID OD Thickness (Geankoplis, 1993)
0,004 m
C-193
Menghitung Bilangan Reynold (NRe) Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan : NRe
=
ρ x ID x v μ
(Geankoplis, 1993)
Keterangan : NRe
= Bilangan Reynold
= Densitas larutan (kg.m-3)
ID
= Diameter dalam pipa (m)
v
= Kecepatan aliran (m.s-1)
= Viskositas larutan (kg.m-1.s-1)
Kecepatan aliran, v : v
𝑄
=𝐴
= 0.28 ms-1 Maka didapat NRe = 29.967,3 (aliran turbulen>2100) Menghitung Panjang Ekuivalen Tabel 2.10-1, hal 93 dalam Geankoplis, 1993 memberikan informasi rasio panjang ekuivalen terhadap diameter pipa (Le/D) untuk setiap jenis komponen sambungan (fitting) atau valve. Sehingga diperoleh panjang ekuivalen (Le) untuk setiap komponen yang digunakan yang tertera pada Tabel C.24.1.
C-194
Tabel C.24.1. Panjang Ekuivalen untuk setiap komponen pada PP-101 Komponen
Jumlah
Le (m)
Le (feet)
Total
Pipa lurus
1
0.381
1.25
0.381
Standard elbow
4
0.732
2.4
2.928
Globe valve
1
8.839
29
8.839
Gate valve fully open
2
0.183
0.6
0.366
Total panjang equivalent
12.514
Menghitung Friction Loss Friction loss dihitung dengan persamaan 2,10-18 Geankoplis, 1983 : ΣF
v12 v 22 v12 ΔL v 2 K ex Kc Kf = 4f ID 2 2 2 2
Jika kecepatan v, v1, v2 sama, maka (Geankoplis, 1983, pers,2,10-19) : ΣF
2 ΔL v K ex K c K f = 4f ID 2
Friksi karena kontraksi dari sungai ke pipa, 2
hc
2 A2 V = 0,55 1 (Geankoplis, 1993) A1 2 α
V2 = Kc 2α Keterangan : hc
= friction loss
V
= kecepatan pada bagian downstream
= faktor koreksi, aliran turbulen =1
A2
= luas penampang yang lebih kecil
A1
= luas penampang yang lebih besar
C-195
A2/A1
=0
Kc
= 0,55
hc
= Kc
V2 2α
= 0.021609685 J/kg Friksi pada pipa lurus NRe
= 29,97
Absoluteroughness/
= 0,046 mm (commercial steel pipe) (Sinnott, 2005)
= 0,000046
ID = 1,25 in = 0,032 m /ID
= 0.0006
f
= 0.0048 (Geankoplis, 1993)
Sehingga friksi pada pipa lurus : Ff = 4 f
ΔL V 2 ID 2
= 0.106189448 J/kg Friksi pada sambungan (elbow) Jumlah elbow = 5 buah Kf = 0.75
(Geankoplis, 1993)
V2 hf = K f 2 = 0.147338761 J/kg
C-196
Friksi karena ekspansi 2
Kex
A = 1 1 A2
A2
= luas penampang yang lebih kecil
A1
= luas penampang yang lebih besar
A2/A1 = 0 Kex hex
=1 = K ex
V2 2
= 0.039290336 J/kg Friksi pada valve Globe valve wide = 1 = Kf = 6
(Geankoplis, 1993)
Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17
V2 = Kf 2
hf
= 0.249100732 J.kg-1 Total friksi : ΣF
= hC + Ff + hf, elbow + hex +hf, valve = 0.563528963 J.kg-1
Menghitung Power Pompa Persamaan neraca energi melalui persamaan Bernaulli : -Ws
V22 V12 p p1 g Z 2 Z1 2 F = 2α ρ
C-197
Diketahui : Z1
= 3,58 m (tujuan pemompaan)
Z2
= 9,17 m (asal pemompaan)
P1
= 1 atm (101,32 N/m2)
P2
= 1 atm (101,32 N/m2)
Ws,η
= 20.166 J/kg
Dari Gambar 10,62, Coulson,1983, hal 380, untuk Q = 7,477 m3/jam, maka efisiensi pompa ( ) = 65 %,
Gambar C.24.2. Pump Efficiency Wp
=
- Ws. η (Geankoplis, 1993) 0,6
= 31.0256 J.kg-1 Maka dapat diketahui besar daya yang digunakan pompa : Power
= Gv x Wp = 73.8676 J.s-1 = 0.0991 kW
(Geankoplis, 1983, pers,3,3-2)
C-198
= 0.5 HP Jadi digunakan pompa dengan daya 0,5 HP Cek Kavitasi Untuk menghindari kavitasi, NPSH yang tersedia harus lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan, NPSHa> NPSHr, (Bachus, 2003) NPSHr (Net Positive Suction Head Required) : Q
= 14.828 gpm
S
= 7900 (single suction)
(Walas, 1990)
Putaran spesifik pompa (n) = 3.500 rpm (Coulson, vol,6, 1983, Fig, 5,6,, hal, 199)
NPSHR
n Q 0,5 = S
4/3
(Walas, 1990)
= 1.50 m NPSHR
= 4.94 ft
NPSHA(Net Positive Suction Head)available : NPSHA
= 1,35 NPSHR = 1,35 (4,94ft) = 2.032 m
NPSHA
= 6.666 ft
Karena NPSHa> NPSHr, maka pompa tidak terjadi kavitasi pompa aman dari kavitasi
C-199
Tabel C.24.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-103) Alat
Pompa Proses
Kode
PP-103 Mengalirkan produk Separator (SP-301) menuju ke
Fungsi
Evaporator (EV-301)
Jenis
Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi
Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
32,900 gpm
Efisiensi Pompa
60 %
Dimensi
NPS
: 0.076 m
Sch,
: 40 m
Power Motor
0,5 HP
NPSHa
2,03 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan)
C.25. Pompa (PP-201) Fungsi
: Mengalirkan produk keluaran Evaporator (EV-302) Menuju Crystalizer (CR-101)
Tipe
: Centrifugal Pump
Bahan komtruksi : Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
T1 P1 z1 FV
2 1
Gambar C.25.1. Process Pump
T2 P2 z2 FV
C-200
Friction loss yang perlu diperhitungkan antara lain :
Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa
Friksi pada pipa lurus
Friksi pada elbow
Friksi karena ekspansi
Friksi pada valve
Asumsi :
Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap
Fluida incompressible
Data – data perhitungan: Massa Masuk
Komponen
(kg/jam)
xi
ρi (kg/m3)
xi/ρi
NH4Cl (l)
4.344,50
0,75
1.789,60
0,00042
H2O
1.448,17
0,25
994,82
0,00025
Total
5.792,66
1,00
0,00067
Densitas feed = 1.491,7 kg/m3 = Komponen
93,1 lb/ft3 Massa Masuk (kg/jam)
xi
µi cp
xi/µi
NH4Cl (l)
4.344,50
0,750
87,50
0,0086
H2O
1.448,17
0,250
0,47
0,5351
Total
5.792,66
1,00
175,57
0,5437
C-201
Viskositas feed
= 1,84 cp = 0,001839 kg/m.s = 4,45 lb/ft.h
Suction :
Discharge:
T1 = 60,000 oC
T1 = 60,000 oC
P1 = 1 atm
P1 = 1 atm
Gv = 5.792,66 kg/jam
Gv = 5.792,7 kg/jam
Menghitung Debit Cairan Diambil over design = 10% =0,1 (Peter and Timmerhaus,1991) G V design = 6.371,93 kg/jam = 1,77 kg/detik = 14.018,25 lb/jam 𝑄=
𝐺𝑉 𝜌
𝑄 = 4,27 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 = 150,53 𝑓𝑡 3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,71 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 Menghitung Diameter Pipa Diameter pipa optimum untuk material carbon steel dihitung dengan persamaan (Coulson, 1983, pers. 5.14): 𝐷𝑜𝑝𝑡 = 226 × 𝐺 0,5 × 𝜌−0,35 Keterangan : 𝐷𝑜𝑝𝑡 : Diameter pipa optimum (mm) G
: Laju alir massa (kg/s)
𝜌
: Densitas larutan (kg/m3)
𝐷𝑜𝑝𝑡 = 61,51 𝑚𝑚 = 1,84 𝑖𝑛
C-202
Dari Appendix A.5-1 (Geankoplis 1993:892),diperoleh ukuran comersial pipe: Karakteristik
In
M
NPS
8
0,2032
Sch
40
40
ID
7,98
0,2027
OD
8,625
0,2191
Menentukan Bilangan Reynold (NRe) Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan (Geankoplis, 1993, pers.4.5-5) : 𝑁𝑅𝑒 =
𝜌×𝐼𝐷×𝑉 𝜇
Keterangan : 𝑁𝑅𝑒
: Bilangan Reynold
ρ
: Densitas larutan (kg/m3)
ID
: Diameter dalam pipa (m)
V
: Kecepatan aliran (m/s)
µ
: Viskositas larutan (kg/m.s)
Dimana: 𝑄𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝑄𝑝𝑖𝑝𝑎 =
𝜋 4
2 𝐷𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑣𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑄
𝑓𝑡
𝑖𝑛
𝑣 = 𝐴 = 0,10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 1,24 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,03 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑁𝑅𝑒 = 5.177,7 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛𝑡, 𝑁𝑅𝑒 > 2100
C-203
Menghitung Panjang Equivalent Faktor koreksi, a =1 Diameter pipa
= 8,62 in = 0,22 m
Roughness, ε
= 0,000046 (untuk pipa comerscial steel)
e/D
= 0,00021
Dari gambar. 2.10-3, Geankoplis, 1993, diperoleh f = 0,0038 Untuk panjang equivalent, dari gambar. 127 Brown,1950,diperoleh: Komponen
Jumlah
Le (m)
Le (feet)
Total
Pipa lurus
1
0,381
1,25
0,381
Standard elbow
4
0,732
2,4
2,928
Globe valve
1
8,839
29
8,839
Gate valve fully open
2
0,183
0,6
0,366
Total panjang equivalent
Menghitung Friction loss Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa. 𝐴
ℎ𝑐 = 0,551 (𝐴2 ) 1
2 𝑉2
𝑉2
= 𝐾𝑐 2∝ 2∝
Keterangan : hc
: friction loss
v
: kecepatan pada bagian downstream : faktor koreksi, aliran turbulen
a
=1 : luas penampang yang lebih
A2
kecil
12,514
C-204
: luas penampang yang lebih A1
besar
Dimana: A2/A1=0 Kc = 0,55 Sehingga : 𝑉2
ℎ𝑐 = 𝐾𝑐 2∝
(Pers.2.10-16, Geankoplis, 1993) 𝐽
ℎ𝑐 = 0,00027 𝑘𝑔 Friksi pada pipa lurus 𝑁𝑟𝑒 = 5.177,71 𝜀 𝐼𝐷
𝑓
= 0,0002 = 0,0038
(Gambar.2.10-3, Geankoplis,1993)
∆𝐿 𝑉 2
𝐹𝑓 = 4𝑓 𝐼𝐷 2∝ = 0,00043 𝐽/𝑘𝑔 Friksi pada sambungan (elbow) Jumlah elbow = 4 Kf = 0,75 (tabel 2.10-1, Geankoplis) 𝑉2
𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,0015 𝑘𝑔 Friksi karena ekspansi 𝐴
2
𝐾𝑒𝑥 = (1 − 𝐴1 ) 2
A2 : luas penampang yang lebih kecil A1 : luas penampang yang lebih besar
C-205
A2/ A1 = 0 Kex = 1 𝑉2
𝐽
ℎ𝑒 = 𝐾 2∝ = 0,00049 𝐾𝑔 Friksi pada valve Globe valve wide = 1 = Kf = 6 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983) Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983) 𝑉2
𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,0031 𝑘𝑔 Total friksi, ΣF = hC + Ff + hf, elbow + he + hf, valve Total friksi, ΣF = 0,0058 J/Kg Menghitung tenaga pompa yang digunakan Persamaan neraca energi yang dijelaskan melalui persamaan Bernaulli (pers. 2.7-28 Geankoplis, 1983) : −𝑊𝑠.𝑛 =
𝑉22 −𝑉12 2∝
+ 𝑔(𝑍2 − 𝑍1 ) +
𝜌2 −𝜌1 𝜌
+ ∑𝐹
−𝑊𝑠.𝑛 = 19,6058 𝐽/𝑘𝑔 Dimana η
= 80 % dari Gambar.10,62, Coulson, 1983
'-Ws
= 21,78 J/kg
Power, P
= G. –Ws
Power, P
= 38,56 J/detik = 0,64 J/menit
Jadi digunakan pompa dengan daya 0,1 hp daya standar untuk PP-202 = 1,5 hp Menghitung NSPH
C-206
Cek Kavitasi: Pv
= 0,001 atm
NPSH (Net Positive Suction Head) Allowable : (NPSH)A = 1,35 (NPSH)R = 0,48 m = 1,56 ft NPSH (Net Positive Suction Head) Required : Dari gambar 7.2 b Walas : N=3500rpm S=7900 (single suction) Q=0,712gal/menit NPSH𝑅 = (
𝑁𝑄 0,5 4 𝑆
)3 = 0,35𝑚 = 1,16𝑓𝑡
(pers. 7.15 Walas, 1988)
NPSH A > NPSH R, pompa aman dari kavitasi 1,56 ft>1,16ft Keterangan: NPSHR = Net Positive suction head required (ft) NPSHA = Net Positive suction head available (ft)
C-207
Tabel C.25.2. Spesifikasi Pompa Proses (PP-201) Alat
Pompa Proses
Kode
PP-201 Mengalirkan produk keluaran Evaporator (EV-301)
Fungsi
Menuju Crystalizer (CR-101)
Jenis
Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi
Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
32,9 gpm
Efisiensi Pompa
60 %
Dimensi
NPS
: 0.076 m
Sch,
: 40 m
Power Motor
0,5 HP
NPSHa
2,032 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan)
C.26. Pompa (PP-203) Fungsi
: Mengalirkan produk mother liquor keluaran Centrifuge (CF101) menuju Evaporator (EV-301)
Tipe
: Centrifugal Pump
Bahan komtruksi : Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
T1 P1 z1 FV
2 1
Gambar C.26.1. Process Pump
T2 P2 z2 FV
C-208
Friction loss yang perlu diperhitungkan antara lain :
Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa
Friksi pada pipa lurus
Friksi pada elbow
Friksi karena ekspansi
Friksi pada valve
Asumsi :
Sifat-sifat fisis cairan dianggap tetap
Fluida incompressible
Data – data perhitungan: Massa Masuk
Komponen
(kg/jam)
NH4Cl (l)
xi
ρi (kg/m3)
xi/ρi
575,56
0,29
1.826,79
0,00016
H2O
1.390,24
0,71
1.022,88
0,00069
Total
1.965,80
1,00
0,00085
Densitas feed = 1.174,2 kg/m3 = Komponen NH4Cl (l)
73,3 lb/ft3 Massa Masuk (kg/jam)
xi
µi cp
xi/µi
575,56
0,293
165,35
0,0018
H2O
1.390,24
0,707
0,82
0,8677
Total
1.965,80
1,00
331,65
0,8695
C-209
Viskositas feed
= 1,15 cp = 0,00115 kg/m.s = 2,78 lb/ft.h
Suction :
Discharge:
T1 = 30,000 oC
T1 = 30,000 oC
P1 = 1 atm
P1 = 1 atm
Gv = 1.965,80 kg/jam
Gv = 1.965,80 kg/jam
Menghitung Debit Cairan Diambil over design = 10% =0,1 (Peter and Timmerhaus,1991) G V design = 2.162,38 kg/jam = 0,6007 kg/detik = 4.757,23 lb/jam 𝑄=
𝐺𝑉 𝜌
𝑄 = 1,842 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 = 0,018 𝑓𝑡 3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0307 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 Menghitung Diameter Pipa Diameter pipa optimum untuk material carbon steel dihitung dengan persamaan (Coulson, 1983, pers. 5.14): 𝐷𝑜𝑝𝑡 = 226 × 𝐺 0,5 × 𝜌−0,35 Keterangan : 𝐷𝑜𝑝𝑡 : Diameter pipa optimum (mm) G
: Laju alir massa (kg/s)
𝜌
: Densitas larutan (kg/m3)
𝐷𝑜𝑝𝑡 = 38,96 𝑚𝑚 = 1,17 𝑖𝑛
C-210
Dari Appendix A.5-1 (Geankoplis 1993:892),diperoleh ukuran comersial pipe: Karakteristik
In
M
NPS
8
0,2032
Sch
40
40
ID
7,98
0,2027
OD
8,625
0,2191
Menentukan Bilangan Reynold (NRe) Bilangan reynold (NRe) dapat dihitung dengan persamaan (Geankoplis, 1993, pers.4.5-5) : 𝑁𝑅𝑒 =
𝜌×𝐼𝐷×𝑉 𝜇
Keterangan : 𝑁𝑅𝑒
: Bilangan Reynold
ρ
: Densitas larutan (kg/m3)
ID
: Diameter dalam pipa (m)
V
: Kecepatan aliran (m/s)
µ
: Viskositas larutan (kg/m.s)
Dimana: 𝑄𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝑄𝑝𝑖𝑝𝑎 =
𝜋 4
2 𝐷𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑣𝑝𝑖𝑝𝑎
𝑄
𝑓𝑡
𝑖𝑛
𝑣 = 𝐴 = 0,04 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,53 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,01 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑁𝑅𝑒 = 2.810,1 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛𝑡, 𝑁𝑅𝑒 > 2100
C-211
Menghitung Panjang Equivalent Faktor koreksi, a =1 Diameter pipa = 8,625 in = 0,2191 m Roughness, ε = 0,000046 (untuk pipa comerscial steel) e/D
= 0,000210
Dari gambar. 2.10-3, Geankoplis, 1993, diperoleh f = 0,0038 Untuk panjang equivalent, dari gambar. 127 Brown,1950,diperoleh: Komponen
Jumlah
Le (m)
Le (feet)
Total
Pipa lurus
1
0,381
1,25
0,381
Standard elbow
4
0,732
2,4
2,928
Globe valve
1
8,839
29
8,839
Gate valve fully open
2
0,183
0,6
0,366
Total panjang equivalent
Menghitung Friction loss Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa. 𝐴
ℎ𝑐 = 0,551 (𝐴2 ) 1
2 𝑉2
𝑉2
= 𝐾𝑐 2∝ 2∝
Keterangan : hc
: friction loss
v
: kecepatan pada bagian down stream
a
: faktor koreksi, aliran turbulen = 1
A2 : luas penampang yang lebih kecil A1 : luas penampang yang lebih besar
12,514
C-212
Dimana: A2/A1=0 Kc = 0,55 Sehingga : 𝑉2
ℎ𝑐 = 𝐾𝑐 2∝
(Pers.2.10-16, Geankoplis, 1993)
ℎ𝑐 = 5,0702 𝐸 − 05
𝐽 𝑘𝑔
Friksi pada pipa lurus 𝑁𝑟𝑒 = 2.810,12 𝜀 𝐼𝐷
𝑓
= 0,0002 = 0,0038
(Gambar.2.10-3, Geankoplis,1993)
∆𝐿 𝑉 2
𝐹𝑓 = 4𝑓 𝐼𝐷 2∝ = 8,00404 𝐸 − 05 𝐽/𝑘𝑔 Friksi pada sambungan (elbow) Jumlah elbow = 4 Kf = 0,75 (tabel 2.10-1, Geankoplis) 𝑉2
𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,00028 𝑘𝑔 Friksi karena ekspansi 𝐴
2
𝐾𝑒𝑥 = (1 − 𝐴1 ) 2
A2 : luas penampang yang lebih kecil A1 : luas penampang yang lebih besar A2/ A1 = 0 Kex = 1 𝑉2
𝐽
ℎ𝑒 = 𝐾 2∝ = 9,21854𝐸 − 05 𝐾𝑔
C-213
Friksi pada valve Globe valve wide = 1 = Kf = 6 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983) Gate valve wide = 2 = Kf = 0,17 (tabel 2.10-1, Geankoplis, 1983) 𝑉2
𝐽
ℎ𝑓 = ∑ 𝐾𝑓 [2∝] = 0,00058 𝑘𝑔 Total friksi, ΣF = hC + Ff + hf, elbow + he + hf, valve Total friksi, ΣF = 0,0011 J/Kg Menghitung tenaga pompa yang digunakan Persamaan neraca energi yang dijelaskan melalui persamaan Bernaulli (pers. 2.7-28 Geankoplis, 1983) : −𝑊𝑠.𝑛 =
𝑉22 −𝑉12 2∝
+ 𝑔(𝑍2 − 𝑍1 ) +
𝜌2 −𝜌1 𝜌
+ ∑𝐹
−𝑊𝑠.𝑛 = 19,60 𝐽/𝑘𝑔 Dimana η = 80 % dari Gambar.10,62, Coulson, 1983 '-Ws
= 21,78 J/kg
Power, P = G. –Ws Power, P = 13,08 J/detik = 0,22 J/menit Jadi digunakan pompa dengan daya 0,0 hp daya standar untuk PP-202 = 1,5 hp Menghitung NSPH Cek Kavitasi: Pv
= 0,001 atm
NPSH (Net Positive Suction Head) Allowable : (NPSH)A
= 1,35 (NPSH)R
C-214
= 0,275 m = 0,89 ft NPSH (Net Positive Suction Head) Required : Dari gambar 7.2 b Walas : N = 3500 rpm S = 7900 (single suction) Q = 0,307 gal/menit NPSH𝑅 = (
𝑁𝑄 0,5 4 𝑆
)3 = 0,20𝑚 = 0,66𝑓𝑡
(pers. 7.15 Walas, 1988)
NPSH A > NPSH R, pompa aman dari kavitasi 0,89 ft > 0,66 ft Keterangan: NPSHR = Net Positive suction head required (ft) NPSHA= Net Positive suction head available (ft)
C-215
Tabel C.26.1. Spesifikasi Pompa Proses (PP-203) Alat
Pompa Proses
Kode
PP-203 Mengalirkan produk keluaran Centrifuge (CF-101)
Fungsi
menuju Evaporator (EV-301)
Jenis
Centrifugal Pump,single suction, single stage,
Bahan Konstruksi
Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas
32,9 gpm
Efisiensi Pompa
60 %
Dimensi
NPS
: 0.076 m
Sch,
: 40 m
Power Motor
0,5 HP
NPSHa
2,032 m
Jumlah
2 buah (1 cadangan)
C.27. Solid Storage (SS – 301) Fungsi
: Menyimpan amonium klorida dalam bentuk kristal dengan waktu tinggal selama 3 hari.
Jenis
: Tangki Silinder Vertical dengan Conical Bottom Head.
Bahan
: Stainless Steel SA 167 Grade 11 Type 316
Kondisi Operasi
:
Temperatur
: 35oC (308 K)
Tekanan
: 1 atm
C-216
D
H
h
d
Gambar C.27.1. Solid Storage penyimpanan amonium klorida kristal a.
Menentukan Kapasitas Storage (SS-101) Tabel C.27.1. Komponen bahan di dalam SS-101 Massa (kg)
wi
ρi (kg/m3)
wi/ρi
3.768,939
0,995
2.188,50
4,55E-04
H2O
18,939
0,005
1.018,27
4,91E-06
Total
3.787,878
1
3.206,77
4,60E-04
Komponen NH4Cl
1 Xi i
Densitas ()
=
ρ
= 4,60E−04
1
= 2.175,99 kg /m3 = 135,85 lb/ft3 W
= kapasitas × waktu tinggal = 3.787,88 x (3 hari x 24 jam) = 272.727,27 kg/3 hari
Volum Kristal =
W
(Coulson, 1983:238)
C-217
272.727,2727 kg
= 2,18 E+03 kg/m3 = 125,33 m3 = 4.425,56 ft3 Over design
= 10%
V
= 1,1 x 4.425,56 ft3 = 4.868,11 ft3
b. Menentukan Dimensi Storage Vtot
= V shell + V konis terpancung
Vshell
= ¼ π D2 H
Vkonis
= π h/12 (D2 + D.d + d2 )
(Wallas, 1988: 627)
Dimana : D
= diameter shell, ft
d
= diameter ujung konis, ft
H
= tinggi shell, ft
h
= tinggi konis, ft
θ
= sudut konis
h
=
Diketahui
tg ( D d ) 2
angle
of
repose
(Hesse, pers 4-17: 92) (sudut
gelinding)
zat
=
30
-
45o,
(www.powderanbulk.com). Angle of repose akan mempengaruhi kemiringan (θ) pada bagian conical. Pada perhitungan ini diambil nilai θ = 45o, karena pada kemiringan tersebut, padatan masih bisa menggelinding. h
=
tg 45( D d ) 2
C-218
= 0,809888 ( D d ) Maka,V konis = 0,262h (D2 + D.d + d2 ) V konis
= 0,262 × (0,81 (D - d) (D2 + D.d + d2 ))
V konis
= 0,21 × (D3 – d3)
Diketahui bahwa :
D 4 d
(Ludwig: 165)
d
= D/4
Maka, Vtot
= V konis terpancung+ Vshell
Diambil H/D = 2 V tot
(Tabel 4.27. Ulrich, 1984:248)
= ¼ 𝜋 D2 H + (0,211921 x (D3-d3)) = (0,25 x 3,14 x 13,98 ft2 x 13,98 x 2) + (0,21 x 13,983) - (13,98/4) = 4.868,11
Setelah dihitung, maka di dapatkan nilai D sebesar : D
= 13,98 ft
= 167,76 in = 4,26 m
D standar
= 15 ft
= 180 in
H
= 27,96 ft
= 335,52 in
= 8,52m
H standar
= 30 ft
d
= 3,75 ft
= 45 in
= 1,14 m
h
= 18,22 ft
Volume konis = 0,211921 × (D3 – d3) = 0,211921 × (153 – 3,753) = 704,0579 ft3
C-219
Vshell
= ¼ π D2 H = ¼ × 3,14 × 152 × 27,96 = 4.938,5 ft3
H total
=H+h = 30 ft + 18,22 ft = 48,224 ft
Tinggi padatan di dalam shell Vsolid di shell = Hs
4
D 2 Hs
= 25,0562 ft
Tinggi AS di storage yaitu = Hs + h = 25,0562 ft + 18,2225 ft = 43,2787 ft c.
Menentukan Tekanan Desain
Asumsi: 1. tekanan ke arah dinding konis diabaikan karena material termasuk freeflowing sehingga pada proses pengeluaran bahan tidak menempel pada dinding silo 2. tekanan didalam silo hanya terjadi karena akibat gaya gravitasi yaitu berupa tekanan hidrostatik saja. P abs
= P operasi + P hidrostatis
P hidrostatis
=
P abs
= 37,39 psi
(h 1) 144
(pers 3.17. Brownell, 1959:46)
Pdesain 5 -10 % di atas tekanan normal. (Rules of thumb.Walas,1988)
C-220
Tekanan desain yang dipilih 10 % diatasnya. P desain
= 1,1 × 37,39 psi = 41,13 psi = 2,8 atm
d. Menentukan Tebal Dinding Storage ts
=
P ri C f E 0,6 P
(Pers 14.31 Brownell, 1959:275)
Dimana : ts
= Tebal shell, in
P
= Tekanan dalam tangki
f
= Allowable stress = 12.650 psi
ri
= Jari-jari dalam storage
E
= Efisiensi pengelasan = 80 % (0,8) (tipe double welded butt joint)
(tabel 13.1 Brownell,1959:251)
(tabel 13.2 Brownell,1959:254) c
= Faktor korosi = 0,125 /10 tahun (tabel 6, Timmerhaus,1991:542)
Sehingga, ts
= 0,49 in
Diambil tebal standar = 1,25 in e.
Tebal Dinding Konis Storage, tc
Kemiringan konis = = 45 o tc
=
P.D C (Pers 6.154 Brownell &Young,1959:118) 2 cos ( f .E 0,6 P) 41,1336 psi x 180 in
= 2 cos 45 (12.650 x 0,8)−(0,6 x 41,1336 psi)+0,125 = 0,82 in Diambil tebal standar = 1 in
C-221
Tabel. C.27.2. Spesifikasi Alat SS-101 Spesifikasi Solid Storage Nama Alat
:
Solid Storage
Kode Alat
:
SS – 101
Fungsi
:
Menyimpan NH4Cl solid selama 3 hari
Tipe
:
Silo Storage
Kapasitas
:
3.787,88 m3
Dimensi
:
Dshell
= 4,26 m
H
= 8,52 m
Tebal shell
= 0,49 in
Tebal konis = 0,82 in Bahan Kontruksi
:
Steanless Steel AISI 316
Jumlah
:
1 buah
C.28. Gudang Produk (Warehouse) (WH-301) Fungsi
: Menyimpan produk amonium kloida (NH4Cl) selama 30 hari operasi
Tipe
: Bangunan tertutup
Kondisi operasi : Tekanan
= 1 atm
Temperatur
= 30 ºC = 303 oK
Kapasitas penyimpanan dalam waktu 1 bulan : Kapasitas
= 3.787,88 kg/jam × 30 hari × 24 jam/hari. = 2.727.272,73 kg = 2.727,27 ton
Densitas padatan NH4Cl = 2.188,5003 kg/m3
C-222
Perhitungan volume total bahan yang disimpan : Vt
=
Kapasitas 2.727.272,727 kg = 2.188,5003 kg/m3 densitas
= 1.246,18 m3 Kemasan NH4Cl berupa packing dengan kapasitas 25 kg maka : V 1 packing
=
25kg densitas 25 kg
= 2.188,5003 kg/m3 = 0,01142 m3 = 11.420 cm3 Dalam 1 group, tinggi maksimum tumpukan adalah 25 tumpukan. Bila tebal tumpukan diambil 40 cm, maka : Tinggi tumpukan
= 25 × 40
= 1000 cm = 10 m
Jika tebal sack diambil 10 cm, serta panjang dan lebar packing (sack) dengan perbandingan P : L = 2 : 1 Maka :
L
= √11.420/2. (10) = 23,9 cm
P
= 2.L = 2 × 23,9 cm = 47,8 cm
V
= P . L . 10 cm
11.420
= P . L . 10 cm
11.420
= 2L. L. 10 cm
11.420
= 2 L2 . 10 cm
C-223
Jadi diperoleh ukuran sack (packing) : P ( Panjang ) = 47,8 cm L ( lebar )
= 23,9 cm
Dipilih ukuran standar : P ( Panjang ) = 53 cm L ( lebar )
= 27 cm
T (Tebal)
= 10 cm
Maka jumlah packing : N
=
=
volumetotal volume1 packing 1.246,183 𝑚3 0,01142 𝑚3
= 109.122,85 packing Setiap 48 sack disusun ke dalam 1 kotak (alas sack), dengan ketentuan : 1 kotak
= 12 baris atau tumpukan
1 baris
= 4 sack
Tinggi Kotak (Alas sack) = 5 cm Panjang kotak = 2 × panjang sack = 2 × 53 cm = 106 cm Lebar kotak
= 2 × lebar sack = 2 × 27 cm = 54 cm
C-224
Tinggi baris
= jumlah baris × tebal sack = 12 × 10 cm = 120 cm
Gabungan dari kotak kotak disebut group. Dengan ketentuan sebagai berikut : 1 Group
= 900 kotak (ditentukan, disesuaikan agar jumlah group 9)
1 Kotak
= 48 sack
Jumlah sack per group
= Jumlah kotak × jumlah sack = 900 kotak/group × 48 sack/kotak = 43200 sack/goup
Jumlah group
=
Jumlah sack yang dibutuhkan Jumlah sack per group
= 2,52525463 group Dikarenakan Penyususnan bahan baku menggunkaan sistem 2 tingkat, sehingga dalam penghitungan jumlah group dapat dibagi dua. Jumlah group
= 2,52525463 group / 2 = 1,262627 group
Volum group
10 group
= volum per sack × jumlah sack per group = 0,01142 m3/sack × 43200 sack/group = 493,4886 m3/group
Tinggi group
= (2 × tinggi kotak) + (2 × tinggi baris tanpa kotak) = ( 2 × 5 cm) + (2 × 120 cm) = 10 cm + 240 cm = 250 cm = 2,5 m
C-225
Setiap group disusun dengan susunan ; Panjang
= 36 kotak
Lebar
= 25 kotak
Maka, P anjang group
= panjang kotak × jumlah kotak (memanjang) = 106 cm × 36 = 3816 cm = 38,16 m
Lebar group
= lebar kotak × jumlah kotak (melebar) = 54 cm × 25 = 1350 cm = 13,5 m
Jarak antar group (a)
= 1,5 m
Jarak dinding samping ke group (b) (c)
= 0,5 m
Jarak dinding belakang ke group (d)
= 0,5 m
Jarak dinding depan ke group (e)
= 4,5 m
Gambar tata letak Karung (Sack) (NH4Cl)
44 cm
90 cm
88 cm
Gambar C.26.1. Tata Letak Tumpukan satu kotak Ukuran gudang secara keseluruhan : Panjang gudang (P)
= 118,48 m
Lebar gudang (L)
= 18,5 m
Tinggi gudang (t)
= 5,5 m
Luas gudang (A)
= 2.191,88 m2
C-226
Tabel C.28.1 Spesifikasi Warehouse (WH – 301) Spesifikasi Warehouse Nama Alat
:
Gudang
Fungsi
:
Menampung sementara bahan baku amonium klorida (NH4Cl)
Kode Alat
:
GD-101
Tipe Alat
:
Bangunan Tertutup
Dimensi
:
P = 118,48 m L = 18,5 m
Kondisi Operasi
:
P = 1 atm T = 30oC