PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PURWA HUSADA NOMOR : 003/PD-MKE/DIR-RSPH/III/2019 TENTANG MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI RUMAH SAKIT UMUM PURWA HUSADA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PURWA HUSADA Menimbang
:
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Purwa Husada, maka diperlukan implementasi dari manajemen komunikasi dan edukasi. b. Bahwa agar implementasi dari manajemen komunikasi dan edukasi dapat berjalan dengan baik perlu ada kebijakan direktur Rumah Sakit Umum Purwa Husada sebagai landasan bagi implementasi dari manajemen komunikasi dan edukasi dalam pelayanan di Rumah Sakit Umum Purwa Husada c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan peraturan direktur tentang manajemen komunikasi dan edukasi di Rumah Sakit Umum Purwa Husada.
Mengingat
:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
Kesatu
:
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PURWA HUSADA TENTANG MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI RUMAH SAKIT UMUM PURWA HUSADA.
Kedua
:
Kebijakan tentang manajemen komunikasi dan edukasi di Rumah Sakit Umum Purwa Husada sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga
:
Kebijakan tentang manajemen komunikasi dan edukasi di Rumah Sakit Umum Purwa Husada sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit Umum Purwa Husada.
Keempat
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat perubahan dan atau kekeliruan dalam penetapan ini maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di RSU PURWA HUSADA Pada tanggal Direktur,
(dr.Moch Sudjoko.M.Kes)
Lampiran Keputusan Direktur Nomor : 003/PD-MKE/DIR-RSIA/IX/2016 Tanggal : 22 September 2016
KEBIJAKAN MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI RUMAH SAKIT UMUM PURWA HUSADA 1.
Komunikasi efektif a. Komunikasi efektif meliputi : 1) Komunikasi antara rumah sakit dengan masyarakat 2) Komunikasi antara rumah sakit dengan pasien dan keluarganya 3) Komunikasi antara profesional pemberi asuhan (PPA) dengan pasien dan keluarganya 4) Komunikasi antar profesional pemberi asuhan (PPA) 5) Komunikasi di internal rumah sakit b. Komunikasi efektif antara rumah sakit dan masyarakat dilaksanakan melalui : 1) Pertemuan rumah sakit dengan mayarakat 2) Humas dan marketing 3) Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 4) Media informasi (yang dikeklola humas dan marketing dan tim IT): (minimal meliputi : jenis pelayanan, waktu pelayanan, akses dan proses mendapatkan pelayanan, call center/sms centre, layanan unggulan, kualitas pelayanan/data mutu) Leaflet / brosur (terdapat di tempat yang strategis : bagian front office dan pendaftaran, instalasi farmasi, instalasi rawat inap) Banner (terdapat di tempat yang strategis : area instalasi rawat jalan, area instalasi rawat inap, dll) Audiovisual (area instalasi rawat jalan, area instalasi rawat inap, dan ruang lain yang ditentukan, misal : ruang rapat) Website dan media sosial c. Komunikasi efektif antara rumah sakit dengan pasien dan keluarganya dilaksanakan melalui : 1) Pemberian informasi di admisi dan unit layanan pelanggan dan komplain 2) Form informasi dan edukasi (dalam rekam medis) 3) Media informasi (yang dikelola humas dan marketing dan tim IT) : (minimal meliputi : jenis pelayanan, waktu pelayanan, akses dan proses mendapatkan pelayanan, call center/sms center, layanan unggulan, kualitas pelayanan/data mutu) Leaflet / brosur (terdapat di tempat yang strategis : bagian front office dan pendaftaran, instalasi farmasi, instalasi rawat inap) Banner (terdapat di tempat yang strategis : area instalasi rawat jalan, area instalasi rawat inap, dll) Audiovisual (area instalasi rawat jalan, area instalasi rawat inap, dan ruang lain yang ditentukan, misal : ruang rapat) Website dan media sosial d. Komunikasi efektif antara profesional pemberi asuhan (PPA) dengan pasien dan keluarganya dilaksanakan melalui : 1) Pemberian informasi dan edukasi oleh PPA kepada pasien dan atau keluarganya yang kompeten dan didokumentasikan dalam rekam medis 2) Form informasi dan edukasi (dalam rekam medis) e. Komunikasi efektif antar profesional pemberi asuhan (PPA) dilaksanakan melalui : 1) Verbal, verbal melalui telepon, dan tertulis 2) Dokumentasi dalam rekam medis : Form asesmen Catatan terintegrasi / CPPT Transfer pasien
f.
g.
Rujukan Early warning system Serah terima pasien (hand over) 3) Operan jaga yang didokumentasikan dalam Buku / formulir khusus 4) Rapat / pertemuan antar PPA (rapat mutu pelayanan / rapat komite medis / rapat komite keperawatan) Komunikasi efektif di internal rumah sakit dilaksanakan melalui : 1) Rapat / pertemuan rutin : Morning report Rapat internal unit kerja (minimal 1 kali per bulan) Rapat antar unit kerja beserta pimpinan (minimal 1 kali per bulan) Rapat manajemen (direktur, para manajer, dan unit/individu terkait bilamana diperlukan) minimal 1 kali per bulan Rapat mutu pelayanan (minimal 1 kali per bulan) Rapat komite medis / komite keperawatan 2) Rapat non rutin : Sesuai situasi dan kondisi 3) Media sosialisasi internal : Map informasi (surat edaran, dll) Media sosial (WA) 4) Laporan reguler / non reguler yang dilaksanakan secara verbal dan atau tertulis sesuai keperluan 5) Fasilitas komunikasi / sound system di bagian front office dan pendaftaran, yang dipergunakan dalam situasi dan kondisi khusus dimana memerlukan penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu (keadaan urgent) ke seluruh bagian rumah sakit (pemberitahuan / pengumuman kepada seluruh bagian di rumah sakit, panggilan kepada individu/tim/unit kerja, code blue, code red, dll) Rumah sakit membuat pedoman komunikasi efektif. Pedoman ini dibuat dan disusun oleh bidang pelayanan dan penunjang medis, humas dan marketing, tim PKRS, dan tim IT
2.
Rumah sakit melakukan komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarganya dengan menggunakan strategi yang berdasarkan pengenalan populasi yang dilayani rumah sakit a. Rumah sakit menggunakan data demografi untuk pasien yang dilayani rumah sakit b. Data demografi disediakan dan dibuat secara tertulis oleh bagian rekam medis dan tim informasi dan tekhnologi (IT) c. Bidang pelayanan dan penunjang medis, humas dan marketing, dan tim PKRS mengolah dan menganalisa data tersebut serta menggunakan data tersebut sebagai acuan dalam melaksanakan komunikasi efektif anatara rumah sakit dengan masyarakat
3.
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya dengan format dan bahasa yang mudah dipahami a. Informasi yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien dan keluarganya meliputi : 1) Asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit 2) Akses dan proses pelayanan rumah sakit 3) Alternatif asuhan dan pelayanan di tempat lain apabila rumah sakit tidak dapat menyediakan asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien (daftar fasilitas kesehatan rujukan dan perjanjian kerjasama/MOU, yang dibuat oleh humas dan marketing dan disampaikan ke unit terkait) b. Informasi tersebut tersedia dalam media informasi di rumah sakit c. Informasi yang terdapat dalam media informasi dibuat dalam format dan bahasa (bahasa Indonesia) yang mudah dipahami oleh masyarakat, pasien dan keluarganya d. Rumah sakit menyediakan penterjemah bahasa sesuai kebutuhan populasi yang dilayani (kerjasama/MOU dengan instansi terkait atau individu yang kompeten)
4.
Penyampaian informasi yang bersifat urgent secara akurat dan tepat waktu a. Informasi yang bersifat urgent harus disampaikan secara akurat dan tepat waktu ke seluruh bagian rumah sakit b. Informasi yang bersifat urgent meliputi :
c.
d. e.
1) Pemberitahuan yang harus segera diketahui oleh seluruh bagian di rumah sakit 2) Panggilan kepada individu/tim/unit kerja karena sesuatu hal yang harus segera dilaksanakan 3) Penyampaian code-code : code blue, code red, dll Fasilitas komunikasi / sound system di bagian front office dan pendaftaran, dapat dipergunakan dalam situasi dan kondisi khusus dimana pihak rumah sakit memerlukan penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu (keadaan urgent) ke seluruh bagian rumah sakit (pemberitahuan / pengumuman kepada seluruh bagian di rumah sakit, panggilan kepada individu/tim/unit kerja, code blue, code red, dll) Pelaksanaan code – code di rumah sakit dijabarkan dalam standar prosedur operasional pelaksanaan code-code di rumah sakit (code blue, code red, dll) Rumah sakit melaksanakan pelatihan / simulasi pelaksanaan code – code di rumah sakit secara bertahap dan sistematis di bawah koordinasi bidang pelayanan dan penunjang medis
5.
Para staf klinis / profesional pemberi asuhan (PPA) mengkomunikasikan informasi tentang asuhan dan hasil asuhan pasien a. Tatacara komunikasi antar staf klinis / profesional pemberi asuhan : 1) Komunikasi saat bekerja shift dilakukan secara / melalui : Verbal, verbal melalui telepon, dan tertulis Dokumentasi dalam rekam medis : Form asesmen Catatan terintegrasi / CPPT Transfer pasien Rujukan Early warning system Serah terima pasien (hand over) dalam satu shift jaga 2) Komunikasi antar shift dilakukan secara / melalui : Dokumentasi dalam rekam medis : Form asesmen Catatan terintegrasi / CPPT Transfer pasien Rujukan Early warning system Serah terima pasien (hand over) antar shift jaga Operan jaga yang didokumentasikan dalam Buku / formulir khusus b. Informasi tentang asuhan dan hasil asuhan pasien meliputi : 1) Status kesehatan (CPPT) 2) Informasi klinis saat transfer dan rujuk 3) Ringkasan pulang pasien rawat jalan dan rawat inap . (rumah sakit membuat profil ringkas medis rawat jalan/RMRJ untuk setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks) 4) Serah terima / operan c. Pendokumentasian pelayanan asuhan terhadap pasien dilaksanakan dalam rekam medis dengan lengkap dan benar .
6.
Pelaksanaan edukasi oleh pihak rumah sakit dalam rangka menunjang partisipasi pasien dan keluarganya dalam proses asuhan a. Tim promosi kesehatan rumah sakit (PKRS) mengkoordinasikan kegiatan penyampaian edukasi kepada pasien dan keluarganya (program kerja dan laporan) b. Edukasi disampaikan melalui : 1) Leaflet / brosur 2) Audiovisual 3) Media sosial 4) Verbal 5) Tertulis (rekam medis/materi informasi/edukasi) c. Edukasi di lingkungan rumah sakit dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarganya
7.
Para profesional pemberi asuhan (DPJP, PPJA, dan PPA lainnya) memberikan edukasi secara efektif a. DPJP, PPJA, dan staf PPA lainnya memberikan informasi/edukasi kepada pasien dan atau keluarganya yang kompeten, tentang semua aspek asuhan dan tindakan yang meliputi : (materi informasi/edukasi dalam rekam medis / formulir) 1) Diagnosis 2) Kondisi medis / pasien 3) Rencana asuhan / pengobatan dan tindakan 4) Kemungkinan hasil asuhan / pengobatan dan tindakan, termasuk kemungkinan hasil yang tidak terduga 5) Hak pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap rencana asuhan dan tindakan yang akan dilakukan 6) Persetujuan tindakan (informed consent) dan prosesnya 7) Asuhan lanjutan di rumah (bila diperlukan) b. Para profesional pemberi asuhan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya yang kompeten. Edukasi yang diberikan meliputi : (materi edukasi dalam rekam medis / formulir) 1) Hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan (hak, kewajiban, dan tanggung jawab pasien atau keluarganya yang kompeten untuk berpartisipasi dalam proses asuhan) 2) Konsekuensi dari keputusan tersebut (keputusan mereka) 3) Tanggung jawab pembuat keputusan terkait dengan keputusan tersebut 4) Alternatif pelayanan dan pengobatan 5) Second opinion c. Pemberian informasi/edukasi didokumentasikan di dalam rekam medis / formulir / buku khusus . d. Rumah sakit melaksanakan pelatihan terhadap staf PPA yang bertujuan agar staf PPA mendukung hak pasien dan keluarganya termasuk second opinion.
8.
Staf rumah sakit melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar, dan kebutuhan edukasi pasien dan keluarganya a. Variabel asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarganya meliputi : 1) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga 2) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan 3) Hambatan emosional dan motivasi 4) Keterbatasan fisik dan kognitif 5) Keadaan pasien untuk menerima informasi b. Variabel asesmen kebutuhan edukasi pasien dan keluarganya meliputi : 1) Kebutuhan asuhan medis 2) Kebutuhan asuhan keperawatan 3) Kebutuhan asuhan berkesinambungan setelah pulang c. Hasil asesmen digunakan untuk merencanakan kebutuhan edukasi d. Hasil asesmen dan perencanaan edukasi didokumentasikan dalam rekam medis
9.
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien a. Materi informasi/edukasi dibuat dalam bentuk tertulis, audiovisual, dan dalam media sosial oleh pihak/bagian yang berkompeten (secara kolaboratif) di bawah koordinasi bidang pelayanan dan penunjang medis dan komite medis. b. DPJP, PPJA, dan PPA lainnya (secara kolaboratif) wajib melaksanakan edukasi kepada pasien atau keluarganya yang kompeten c. Pemberian edukasi didokumentasikan dalam rekam medis / formulir
10. Materi edukasi yang berkaitan dengan pelayanan pasien a. Materi edukasi tersebut meliputi : (materi edukasi dibuat dalam bentuk tertulis, audiovisual, dan dalam media sosial) 1) Penggunaan obat-obatan secara aman dan efektif, potensi efek samping obat, potensi interaksi obat antar obat konvensional, obat bebas, serta suplemen atau makanan 2) Keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis 3) Diet dan nutrisi yang memadai
b.
4) Manajemen nyeri (panduan manajemen nyeri) 5) Teknik rehabilitasi 6) Cara cuci tangan yang aman Pemberian edukasi / materi edukasi didokumentasikan dalam rekam medis
11. Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga serta dilaksanakan secara efektif 12. Rumah sakit menerapkan asuhan yang berkesinambungan a. Rumah sakit menyediakan daftar fasilitas pelayanan kesehatan dan praktik mandiri yang dapat diakses pasien b. Apabila diperlukan, pihak rumah sakit merujuk pasien dan keluarganya yang kompeten agar mendapatkan edukasi dan pelatihan yang diperlukan untuk menunjang asuhan pasien berkelanjutan dan mencapai hasil optimal (formulir rujukan : untuk edukasi lanjutan) c. Rumah sakit menyediakan materi edukasi dalam bentuk tertulis dan memberikan pelatihan untuk pasien yang rencana pemulangannya kompleks (materi edukasi dan materi pelatihan)