3 Ka.pdf

  • Uploaded by: Yukhri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 3 Ka.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,511
  • Pages: 48
Perencanaan Kereta Api REL

Pembebanan Jalan Rel 1. Gaya Vertikal - Gaya Lokomotif - Gaya Kereta (Car, Coach) - Gaya Gerbong (Wagon) - Gaya Dinamis

Lokomotif CC.201 01 - 201 72

2. Gaya Transversal (Lateral) 3. Gaya Longitudinal

Contoso S u i t e s

2

Gaya Vertikal • Merupakan beban yang paling dominan dalam struktur jalan rel, • Gaya ini menyebabkan defleksi vertikal, dan • Defleksi vertikal ini adalah indikator terbaik dari kualitas, kekuatan dan umur jalan rel.

Contoso S u i t e s

Gaya Vertikal (1/3) Gaya Lokomotif : Jenis lokomotif dapat dilihat dari cara penomorannya, mis. Lokomotif BB, berarti beban ditumpu oleh 2 bogie, yang masing-masing bogie terdiri 2 gandar dan satu gandar terdiri dari dua roda, sehingga: Jika berat lokomotif ( Wlok ) = 56 ton, maka ; Gaya pada bogie (Pbogie = Pb) = Wlok/2 = 56/2ton = 28 ton; Gaya gandar (Pgandar = Pg) = Pb/2 = 28/2 ton = 14 ton Gaya roda statis (Pstatis = Ps) = Pg /2 = 14/2 ton = 7 ton Gaya gandar, lebih dikenal dengan beban gandar (axle load)

Contoso S u i t e s

Gaya Vertikal (2/3) • Gaya Kereta (Car, Coach), Kereta dipakai untuk angkutan penumpang, sehingga karakteristiknya adalah kenyamanan (perlu ruang yang cukup) dan kecepatan yang tinggi (faktor gaya dinamis), Berat Kereta jika dimuati adalah sekitar 40 ton, dan ditumpu dengan 2 bogie (Pb = 20 ton), dengan masing-masing bogie terdiri 2 gandar (Pg = 10 ton), sehingga Ps = 5 ton. • Gaya Gerbong (Wagon), Gerbong dipakai untuk angkutan barang, dimana yang diperlukan terutama dari segi beratnya sehingga muatannya dapat besar (massal dan berat). Prinsip beban sama, dan satu gerbong dapat terdiri dari 2 gandar (tanpa bogie) dan 4 gandar (dengan 2 bogie)

Contoso S u i t e s

Gaya Vertikal (3/3) • Faktor Dinamis, diakibatkan oleh getaran-getaran dari kendaraan rel, akibat angin, dan kondisi geometrik (ketidak rataan) jalan. Untuk mentransformasikan gaya statis kepada gaya dinamis, diformulasikan faktor dinamis sebagai berikut :

Ip = 1 + 0,01 (0,62 V –5) Dimana : V = kecepatan kereta api ( km/jam)

Sebagai Contoh : Lok CC-201.., dengan V = 100 km/jam dan Ps = 7

ton, maka:

Ip = 1 + 0,01 ( 0,62 * 100 –5 ) = 1,57 Pd = Ps * Ip = 7 * 1,57 ton = 10,99 ton Contoso S u i t e s

Lokomotif CC.201 01 - 201 72

Contoso S u i t e s

Hubungan Beban Statis terhadap Dinamis • Beban dinamis lebih besar: • Percepatan dari Kecepatan • Rotasi ke bawah dari roda • Lebih kecil roda, rotasi lebih cepat, percepatan lebih besar

Pengaruh Kecepatan/Roda Pv = P + θP (AREMA) Dimana:

Pv = Beban dinamis vertical (lbs) P = Beban statis (lbs)

D33 xV θ = Dw x100

D = Jari-jari roda (in) V = Kecepatan (mph) • Roda lebih besar pengaruhnya lebih kecil

Tambahan beban dinamis dari impact seperti disebabkan oleh bidang kontak roda, rel yang tidak menerus (mis. Frog flangeways), transisi jalur (mis. pendekat jembatan), kondisi jalur, dsb. Contoso S u i t e s

2. Gaya Transversal (Lateral) • Karena gaya sentrifugal, ‘Snake motion’, dan ketidak rataan geometri jalan rel, • Bekerja pada titik yang sama dengan gaya vertikal di rel. • Akibat: • • • •

Tercabut ‘terpon’ dan Terjadi geseran pelat landas (base plate) pada bantalan kayu, Dapat merubah geometri jalan rel, Pada kondisi tertentu dapat mengakibatkan roda keluar rel (anjlogan, derailment).

• Agar roda tidak keluar rel, dibatasi: Plateral/Pvertikal < 1,2 • Bila rel dan roda aus, maka batas: Plateral/Pvertikal < 0,75

Contoso S u i t e s

3. Gaya Longitudinal • Gaya ini diakibatkan terutama oleh perubahan suhu pada rel (‘thermal strees’), dan untuk konstruksi kereta api modern, dimana dipakai rel panjang (long welded rails), gaya ini sangat memegang peranan penting. • Tambahan pada gaya longitudinal ini adalah gaya adhesi (akibat gesekan roda dan rel) dan gaya rem (akibat pengereman kendaraan rel). • Gaya longitudinal akan dibahas pada rel menerus

Contoso S u i t e s

Rel

Contoso S u i t e s

11

Rel running surface (rail thread)

Y

kepala (head) x badan (web)

Fungsi Rel • Menerima langsung beban-beban dari kereta sebelum didistribusikan ke komponen lainnya • Mengarahkan jalannya kereta • Unsur pengikat dalam membentuk struktur jalan rel

dasar (base) Penamaan rel disesuaikan dengan berat/meter, misalnya : R-54, adalah rel dengan berat sekitar 54 kg/meter. R-42, adalah rel dengan berat sekitar 42 kg/meter

Contoso S u i t e s

Double headed Rail Standard flat-footed rail section

Flat-footed Rail

Bull headed Rail

Contoso S u i t e s

72,2

Dimensi Tipe Rel UIC (International Union of Railways) - 54

70

70 mm

21

R 54 mm

49,40

36,30

159 mm

159 79,4

11

140 mm

140

Contoso S u i t e s

Dimensi Rel

Contoso S u i t e s

15

Geometri Rel • Permukaan kepala rel harus cukup lebar untuk membuat tegangan kontak sekecil mungkin • Kepala rel harus cukup tebal, untuk memberikan umur yang panjang • Badan rel harus cukup tebal, untuk menjaga dari korosi dan tegangan lentur serta tegangan horizontal • Dasar rel harus cukup lebar, untuk dapat mengecilkan distribusi tegangan ke bantalan, baik melalui pelat andas maupun tidak • Untuk tetap kaku dan menjaga bagian yang hilang akibat korosi, dasar rel harus cukup tebal • Momen inersia harus tinggi, sehingga tinggi rel diusahakan tinggi • Untuk menahan tegangan horizontal maka kepala dan dasar harus cukup lebar • Perbandingan lebar dan tinggi harus cukup, untuk menjamin stabilitas horizontal • Titik pusat sebaiknya di tengah rel • Geometri badan harus sesuai dengan pelat sambung • Jari-jari kepala rel harus cukup besar untuk membuat tegangan kontak kecil.

Contoso S u i t e s

16

• ARA (American Railways Association) membagi menjadi jenis A dan jenis B. • Jenis A kepala rel dibuat tipis dengan tujuan momen inersia tinggi, rel ini dipakai untuk kecepatan tinggi. • Jenis B kepala dibuat tebal dengan momen inersia cukup, untuk menahan bahaya aus karena beban gandar yang tinggi dan kecepatan sedang.

Contoso S u i t e s

17

Jenis Rel berdasarkan Berat • Rel yang digunakan di Indonesia: • • • • • •

Rel 25 yang berarti 25 kg/m Rel 33 Rel 44 Rel 52 Rel 54 Rel 60

Rel Standar R-60 R-60: A=60,34 cm2; Ix=3055 cm4;

Wtop=336 cm3;

Wbase=377 cm3

Rel Standar R-54 R-54: A=69,34 cm2; Ix=2346 cm4;

Wtop=283 cm3;

Wbase=308 cm3

Contoso S u i t e s

Pemilihan Dimensi  Penentuan dimensi rel didasarkan pada tegangan lentur yang terjadi di dasar rel, akibat beban dinamis roda kendaraan rel. Tegangan lentur di dasar rel ini, tidak boleh melebihi tegangan ijin baja (Si), jadi jika Sbase < Si, maka dimensi ini dianggap cukup.  Besarnya tegangan ijin sangat tergantung kepada mutu rel yang dipakai, tetapi pada umumnya mutu rel yang dipakai bertegangan 'ultimate' di atas 7000 kg/cm.  Tegangan lentur dihitung berdasarkan balok di atas tumpuan elastis (beam on elastic foundation). Beban yang bekerja adalah beban roda-roda kendaraan rel.

Mx =

P − λx e (cos λx − sin λx ) 4λ

Contoso S u i t e s

19

Beban 1 Gandar

jika x=0, maka :

a

P x

P Ma = 4λ

Beban 6 gandar (Lokomotif CC) dan 4 gandar ( Lokomotif BB) a P1 P2 P3

6 P −λx (cos λx − sin λx ) = 0,85 P Ma = ∑ e 4λ i =1 4λ

x

4 P −λx (cos λx − sin λx ) = 0,75 P Ma = ∑ e 4λ i =1 4λ

P1 P2 P3

a P1 P2

x

P3 P4

Contoso S u i t e s

Perancangan Rel Dalam perancangan rel, maka persamaan yang diambil : Ma = 0,85

P 4λ

Sehingga persamaan tegangan yang terjadi di dasar rel adalah: P Ma = 0,85 Sbase = 4 Wbλ Wb

Di mana : P = Tekanan roda dinamis = Ps x Ip Ps = Tekanan roda statis Ip = faktor dinamis = 1 + 0,01 (v / 1,609 - 5) v = Kecepatan rencana (km/jam) λ = damping factor = 4 k 4EI k I Wb E

= Kekakuan jalan rel = 180 (kg/cm2 ) = Momen inersia rel (cm4 ) = Section modulus base (cm3 ) = Modulus elastisitas jalan rel = 2,1.10 (kg/cm2 )

Contoso S u i t e s

Karakteristik Penampang Rel Tipe Rel

A W Ix Yb

Besaran Geometri Rel R.42 H (mm) 138,00 B (mm) 110,00 C (mm) 68,50 D (mm) 13,50 E (mm) 40,50 F (mm) 23,50 G (mm) 72,00 R (mm) 320,00 54,26 A (cm2) W (kg/m) 42,59 68,50 Yb (mm) 1,263/1369 Ix (cm4) : Luas Penampang : Berat rel per meter : Momen inersia terhadap sumbu X. : Jarak tepi bawah rel ke garis netral

R.50 153,00 127,00 65,00 15,00 49,00 30,00 76,00 500,00 64,20 50,40 71,60 1,860

R. 54 159,00 140,00 72,20 16,00 49,40 30,20 74,97 508,00 69,34 54,43 76,20 2,345

R.60 172,00 150,00 74,30 16,50 51,00 31,50 80,95 120,00 76,86 60,34 80,95 3,066

Contoso S u i t e s

CONTOH: Jalan rel kelas V pada PD-10, dengan data-data sebagai berikut : • Daya angkut lintas < 2,5 juta ton/tahun • Tekanan gandar 18 ton; Ps = 9000 kg • Kecepatan rencana 100km/jam; Ip=1+0,01(100/1,609-5) • Kekakuan jalan rel(k)=180kg/cm2 • Momen inersia rel R-42 ( I ) = 1369 cm4 • Tahanan Momen dasar (Wb) = 200 cm3 • Modulus elastisitas rel (E) = 2,1.106 kg/cm2 Dengan memasukkan nilai-nilai data Ma = 0,85 ×

1800 × {1 + 0,01 × (100 / 1,609 − 5)}

{

(

4 × 180 / 4 × 2,1 × 10 × 1369 6

)}

0 , 25

= 268,700 kgcm Sbase = Ma / Wb = 268700 / 200

kg/cm2 = 1343,5 kg/cm2

Jadi rel R-42 dianggap cukup untuk kelas jalan V.

Contoso S u i t e s

Contoh Perhitungan Dimensi Rel Pada Kelas Jalan Rel (1/2) Beban roda yang dinamis ke statis ekivalen memakai persamaan TALBOT Pd = Ps + 0.01 P (V-5);

V dalam mil/jam

Pd = [9000 + 0,01 x 9000 (150/1,609-5)] kg = 16940,3 kg λ=

4

k 180 =4 = 0,0098 cm-1 4EI x 4 × 2,1 × 106 × 2346

Pd = 432150,51 kg cm Mo = 4λ Contoso S u i t e s

Contoh Perhitungan Dimensi Rel Pada Kelas Jalan Rel (2/2) M1 y σ = Ix

dimana: y = M1 = Ix =

jarak tepi bawah rel ke garis netral 0,85 Mo akibat superposisi beberapa gandar momen inersia terhadap sumbu x-x = 2346 cm

0,85 × 4322150,51 × 7,62 σ= 2346

kg/cm2

= 1193,1 kg/cm2 < 1325 kg/cm2 Contoso S u i t e s

Contoh Perhitungan Dimensi Rel Pada Kelas Jalan Rel Kelas Jalan

1

Daya Kecepatan Angkut rencana (kpj) Lintas (juta ton/thn) > 20 150

18

Beban roda dinamis (kg) 19940

Beban gandar (ton)

II

10-20

140

18

16241

III

5-10

125

18

15542

IV

2.5-5

115

18

14843

V

>2,5

100

18

14144

Jenis Rel

Tegangan dasar rel (kg/cm2)

Tegangan ijin (kg/cm2)

R-60 R-54 R-54 R-50 R-54 R-50 R-42 R-54 R-50 R-42 R-42

1042,3 1176,8 1128,2 1231,8 1097,7 1178,8 1476,3 1031 1125,8 1410 1343,5

1325 1325 1663

1843

2000

Contoso S u i t e s

a e h o

45

Umur Rel

Contoso S u i t e s

27

Umur rel sangat dipengaruhi oleh : • mutu rel, • keadaan lingkungan, dan • beban yang bekerja (daya angkut lintas). • Pada jalan lurus umur rel banyak yang lebih besar dari 40 tahun, studi lain umur rel bisa mencapai 60 tahun, tetapi biasanya umur 40 tahun dijadikan sebagai dasar umur. Umur rel dapat ditentukan dari : • Kerusakan ujung rel • Keausan baik di lurus maupun lengkung • Lelah

Contoso S u i t e s

Akibat kerusakan tersebut yang timbul adalah cacat, akibat hantaman roda pada sambungan, dari kerusakan rel ini, maka kerusakan terhadap struktur jalan rel (track deterioration), dimulai. Beberapa contoh kerusakan adalah: › Tercabutnya tirpon dari bantalan › Retaknya pelat sambungan rel › Longgarnya baut-baut sambungan rel\Naiknya lumpur di bawah bantalan sehingga umur bantalan rendah (lapuk atau patah) › Ketidakstabilan geometri (angkatan maupun alinyemen) Cara mengatasi kerusakan di ujung (sambungan) rel adalah dengan: • Pengerasan pada ujung rel • Pemeliharaan yang baik • Mengelas sambungan Contoso S u i t e s

Aus Maksimum Rel Jenis Rel R-42 R-50 R-54 R-60

a-maks (mm) 10 12 12 12

e-maks (mm) 13 15 15 15

a e h o

45

a = aus maksimum vertikal e = aus maksimum pada arah 45o dari h

Contoso S u i t e s

Persamaan Umur Rel Model persamaan umum, untuk menentukan umur rel berdasarkan keausan yaitu : T = K W D0.565 Dimana: T = umur rel ( juta ton ) K = konstanta,tergantung lokasi rel W= berat rel (lb/yard) D = Daya angkut lintas (juta ton/tahun) Besarnya harga K :

Jalan baru = 0,9538, jika tidak ada data lain dapat diambil nilai 0,545. Untuk jalan di lengkung, dipakai harga perbandingan terhadap jalan lurus, seperti pada tabel

Contoso S u i t e s

Hubungan Jari-jari Lengkung dengan Nilai K Jari-jari Lengkung 0-3500 3500-1165 1165-700 700-500 500-390 390-320 320-270 270-230 230-200 200-185 <185

Perbandingan dengan umur jalan lurus Tanpa Pelumasan Dengan Pelumasan 1 0,87 0,74 0,61 0,49 0,38 0,30 0,22 0,16 0,12 0,10

1 1 0,88 0,73 0,70 0,62 0,55 0,48 0,44 0,40 0,37

Contoso S u i t e s

CONTOH PERHITUNGAN KEAUSAN Jalan rel baru kelas IV; rel R-54; 5juta ton/tahun (5,5 mgt (million gross tons = metric x 1.10231131)) Panjang jalan 50 km : 10 km lurus; 10 km R = 800 m; 10 km R=500 m ; 15 km R = 300 m dan 5 km R=250 m; Untuk jalan baru K = 0,9538 (lurus) Karena tidak semua lurus, maka harga K dihitung jika jalan tanpa pelumasan sebagai berikut : 10 km lurus : 10 x 0,9538 x 1,0 = 9,538 10 km R = 800 : 10 x 0,9538 x 0,74 = 7,058 10 km R = 500 : 10 x 0,9538 x 0,61 = 5,818 15 km R = 300 : 15 x 0,9538 x 0,30 = 4,292 5 km R = 250 : 5 x 0,9538 x 0,22 = 1,049 27,755 K = 27,755 / 50 = 0,555 T = 0,555 x 109 x 5,5 mgt = 158,5 mgt = 144,14 juta ton U = (158,5 mgt/tahun) / (5,5mgt/tahun) = 28,8 tahun Jadi umur.rel 28,8 tahun Contoso S u i t e s

Umur Rel Berdasarkan Lelah (Fatigue) •

Jalan rel adalah struktur yang elastis, ini berakibat rel akan terbebani cyclic (tegangan yang terjadi tarik dan tekan), dengan beban seperti ini maka bahaya lelah sangat mungkin terjadi.



Ciri dari kerusakan ini adalah dengan timbulnya retakan yang makin lama makin membesar dan diakhiri dengan patah.



Jika tegangan total di kepala rel, akibat kombinasi tegangan lentur, kontak dan suhu: (St= Sl+Sk+Ss), melebihi tegangan lelah (St > Sf), maka umur rel dihitung berdasarkan umur lelah.

Tegangan Lentur (Sl)

Tegangan Kontak (Sk)

Tegangan Suhu (Ss)

Tegangan lentur di kepala rel adalah :

Persamaan dalam menghitung tegangan kontak adalah persamaan H.R Thomas :

∆L = L α ∆t = L α ( t - tp )

M Sl = Wa Dimana : Sl M Wa

23500 × P1/3 Sk = 0,271 2 × R1/R 2 × R 2/3 2

(

= Tegangan lentur = Momen lentur = Tahanan momen atas

Dimana : Sk P R1 R2

= = = =

)

tegangan kontak (psi) beban dinamis (lb) jari-jari roda kereta (inch) jari-jari rel (inch)

Jari-jari roda akan semakin kecil dengan bertambahnya keausan, sedangkan jari-jari kepala rel,akan semakin besar, pembesarannya adalah 15%, pada saat aus maksimum

Dimana : ∆t = perbedaan suhu = (t - tp) tp = suhu pemasangan t = suhu maksimum di lapangan L = panjang rel α = koefisien muai panjang = 1,1510-5 / oC Menurut Hukum Hooke :∆L = PL/AE = Ss L/E Ss = E ∆L/L = E α (t-tp) Contoh : tp = 25oC ; t= 50oC ; E = 2,1.106 kg/cm2 Rel R-42; A= 54,26 cm2 , sehingga; Ss = 2,1.106 kg/cm2 1,15.10-5/oC(50-25)oC = 603,75 kg/cm2

Contoso S u i t e s

34

Tegangan Lelah (Sf) Perhitungan umur lelah berdasarkan 'linier cumulative damage theory' dari Miners, dengan asumsi : • Tegangan kombinasi < tegangan lelah • Akibat beban dianggap terus menerus • Tidak ada retak awal • Tidak ada bahaya negatif-negatif siklus beban • Asumsi beban : o o

Grafik S-N linier Batas umur lelah 107 siklus

Linier Cummulative Damage Theory St1 St2 St3 Stn

→ → → →

N1 N2 N3 Nn

St1 St2 St3 Stn

k

Sf

N1

N2

N3

Nn

107

Contoso S u i t e s

Ni =

Ni k Ne

Ne

(Sti / Sf )1/ k

= siklus penyebab failure pada tegangan Sti (siklus) = slope pada S-N diagram rel = Batas berulangnya beban jika lelah terjadi

Total damage : D = β1 / N1 + β2 / N2 + β3 / N3 + β4 / N4 + βn / Nn = Σ βi / N i βi

= cycle yang bekerja untuk masing-masing beban (Sti)

N

= siklus per waktu (siklus/tahun)

Kerusakan terjadi jika D = 1 Jadi umur rel : L = 1 / D = 1 / ( Σ βi / Ni) tahun Contoso S u i t e s

Sambungan Rel

Contoso S u i t e s

37

Sambungan Rel • Karena alasan transportasi menuju ke lokasi biasanya rel dibuat pendek • Untuk meningkatkan kenyamanan, rel dibuat panjang dan menerus dengan cara disambung menggunakan: •

Las termit •



Pengelasan menggunakan bahan kimia senyawa besi yang ditempatkan diantara kedua rel kemudian bahan tersebut direaksikan pada suhu tinggi untuk mencairkan bahan kimia tersebut dan menyambung rel tersebut

Sambungan baut • •

Digunakan suatu penyangga yang disebut sebagai fish plate yang dibaut pada kedua rel yang disambung. Dengan sambungan yang demikian akan terasa pada saat berjalan dalam kereta api.

Sambungan dengan Las

Sambungan dengan Baut

Contoso S u i t e s

• Sambungan rel adalah konstruksi yang mengikat dua ujung rel sedemikian rupa sehingga operasi kereta api tetap aman dan nyaman. Yaitu yang menggunakan pelat penyambung dan baut-mur. • Dari kedudukkan terhadap bantalan dibedakan dua macam sambungan rel, yaitu : a. Sambungan melayang b. Sambungan menumpu • Penempatan sambungan di sepur ada dua macam yaitu : a. Penempatan secara siku, dimana kedua sambungan berada pada satu garis yang tegak lurus terhadap sumbu sepur. b. Penempatan secara berselang-seling, dimana kedua sambungan rel tidak berada pada satu garis yang tegak lurus terhadap sumbu sepur.

Contoso S u i t e s

Sambungan Melayang

Antara kedua bantalan ujung berjarak 30 cm Jarak sumbu ke sumbu bantalan ujung 52 cm

Sambungan Menumpu

Contoso S u i t e s

Sambungan Siku

Sambungan Berselang-seling

Contoso S u i t e s

Sambungan Rel di Jembatan a. Didalam daerah bentang jembatan harus diusahakan agar tidak ada sambungan rel. b. Rel dengan bantalan sebagai suatu kesatuan harus dapat bergeser terhadap gelegar pemikulnya.Yang dimaksud dengan gelegar pemikul adalah bagian dari konstruksi jembatan dimana bantalan menumpu secara langsung. c. Jika digunakan rel standar atau rel pendek, letak sambungan rel harus berada di luar pangkal jembatan. d. Jika digunakan rel panjang, jarak antara ujung jembatan ke daerah muai rel adalah Ldm. Contoso S u i t e s

Panjang Daerah Muai (Ldm)

Contoso S u i t e s

Celah  Di sambungan rel harus ada celah untuk menampung timbulnya perubahan panjang rel akibat perubahan suhu.  Besar celah ditentukan sebagai berikut : - Untuk semua tipe rel, besar celah pada sambungan rel standard dan rel pendek - Pada sambungan rel panjang, besar celah dipengaruhi juga oleh tipe rel dan jenis bantalan.

Besar Celah untuk semua tipe rel pada sambungan rel standar dan rel pendek

Besar celah untuk sambungan rel panjang pada bantalan kayu. Besar Celah (mm)

Suhu Pemasangan (OC)

R.42

R.50

R.54

R.60

≤ 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 ≥ 48

16 14 12 10 8 6 5 4 3 2 2

16 16 14 11 9 6 4 3 3 3 2

16 16 15 12 10 8 6 5 3 3 2

16 16 16 13 10 8 6 5 4 3 2

Contoso S u i t e s

44

Besar celah untuk sambungan rel panjang pada bantalan beton Suhu Pemasangan (OC) ≤ 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 ≥ 46

Besar Celah (mm) R.42

R.50

R.54

R.60

16 14 13 13 10 8 7 6 5 4 3 3 2

16 16 14 12 11 9 8 6 5 4 3 3 2

16 16 15 13 11 10 8 7 5 4 3 3 2

16 16 16 14 12 10 9 7 6 5 4 3 2

Contoso S u i t e s

Suhu Pemasangan

Contoso S u i t e s

Contoso S u i t e s

SEKIAN

Contoso S u i t e s

48

Related Documents

3-3-3
December 2019 138
3*3
November 2019 147
3:3
June 2020 93
3-3
May 2020 98
3-3
November 2019 150
3-3
December 2019 125

More Documents from ""

1. Cover.docx
April 2020 8
3 Ka.pdf
April 2020 6