3. Isi.docx

  • Uploaded by: Ni kadek sriani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 3. Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,182
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam berbagai kegiatan pembangunan negara serta bangsa Indonesia tampak bahwa ekologi sebagai ilmu sekarang ini konsepnya sudah banyak diterapkan, misalnya konsep pelestarian segala macam sumber daya alam, konsep perlindungan plasma nutfah, pengendalian kelahiran dalam program keluarga berencana pada populasi manusia, konsep penanganan ekosistem, hasil maksimal yang berkelanjutan, konsep penanganan permasalahan daerah liran sungai, konsep perlindungan terhadap ekosistem mangrove, dan lain sebagainya. Konsep ekologi berperan demikian penting pada masa sekarang, sehingga konsep serta dasar ekologi perlu ditunjukkan sedini mungkin serta disebarluaskan ke segenap lapisan masyarakat. Ekologi sebagian besar berkepentingan dengan populasi dan komunitas. Populasi dalam ekologi, aslinya diartikan sebagai kelompok orang, lalu diperluas menjadi kelompok-kelompok makhluk yang manapun. Dengan istilah Komunitas (kadang-kadang disebut sebagai “komunitas biotik”), dimaksudkan meliputi semua populasi yang berdiam di suatu daerah tertentu. Komunitas dengan lingkungan non-hayati berfungsi bersama sebagai suatu sistem ekologik atau ekosistem. Sistem biologik yang paling besar dan hampir dapat memenuhi kebutuhan sendiri disebut biosfer atau ekosfer. Gen merupakan anasir sel, sel menyusun jaringan, jaringan menyusun organ, organ menyusun organisme, organisme menyusun populasi, populasi merupakan anasir komunitas, komunitas menyusun ekosistem, dan ekosistem menyusun biosfer. Banyak ilmuwan berbagai disiplin ilmu yang berlainan telah menggunakan hampiran melalui konsep ekosistem dalam memecahkan berbagai macam persoalan ekologi di laboratorium dan di lapangan atau di alam sesungguhnya. Menurut Odum (1983) dalam ekosistem yang majemuk seperti danau dan hutan, dilaksanakan hampiran.

1

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari ekoenergitika? 2. Bagaimana hukum dasar ekoenergetika? 3. Apa pengertian anggaran Energi? 4. Aliran Energi Yang Terjadi Dalam Ekosistem 5. Bagaimanakah efisiensi ekologi dalam ekoenergetika?

1.3 Tujuan 1.Untuk mengetahui apa pengrtian dari ekoenergitika. 2. Untuk mengetahui bagaimana hukum dasar ekoenergetika. 3. Untuk mengetahu apa pengertian anggaran Energi. 4. Untuk mengetahui bagai aliran energi yang terjadi dalam ekosistem. 5. Untuk mengetahui bagaimanakah efisiensi ekologi dalam ekoenergetika.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ekoenergitika Energetika diterjemahkan dari ergenetics yang dalam kamus Webster’s Seventh New Collegiate Dictionary berarti cabang ilmu mekanika yang berkaitan dengan energi dan trasformasinya. Eko-energetika ialah bidang ekologi yang memperbincangkan terutama tentang peran energi dan transformasinya dalam ekologi. Ekoenergenetik adalah kajian tentang energy dan proses perubahannya dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang terjadi di alam ekosistem. Kajian tentang energy meliputi konsep energy, sumber energy bentuk-bentuk energy, dan manfaat energy. Sedangkan kajian tentang transformasi energy meliputi perubahan bentuk energy yang berlangsung di dalam system hidup, system tak hidup, dan pada dua system yaitu biosistem dan fisika system secara berantai. Chapham dan Odum menyatakan bahwa energy adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Semakin besar energy, maka semakin besar kemampuan untuk melakukan kerja, begitu juga sebaliknya. Energy dinyatakan dengan satuan kalori/kilo kalori. Sumber energy utama yang bertanggung jawab atas berlangsungnya semua proses kerja di dalam ekosistem yaitu cahaya matahari, gaya gravitasi bumi, dan kekuatan internal bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energy yang bertanggung jawab atau proses fotosintesis, daur hidrologis, sirkulasi udara atmosfer, dan secara tidak langsung mempengaruhi laju metabolism hewan ektothermal. Fotosintesis merupakan proses terpenting di dalam ekosistem yang mengubah cahaya matahari menjadi zat-zat organic yang dapat dimanfaatkan oleh organism konsumen. Daur hydrogen merupakan fenomena yang melibatkan proses penguapan air yang dilakukan oleh panas matahari, yang dilanjutkan oleh proses kondensasi. Sirkulasi udara atmosfer merupakan akibat dari pemanasan udara yang dilakukan oleh panas matahari yang mengakibatkan udara menjadi panas dan tekanan meningkat.

3

Gaya

gravitasi

bumi

merupakan

ekuivalen

energy

yang

dapat

mengakibatkan benda-benda berpindah tempat dari posisinya menuju arah pusat bumi. Gaya gravitasi bumi mempengaruhi gerakan air dari akar menuju ke pucuk tumbuhan, mempengaruhi kecepatan aliran darah dari jantung ke bagian tubuh yang lain dan mempengaruhi gerakan dan sikap tubuh makhluk. Kekuatan internal bumi yaitu gaya gaya endogen bumi mengakibatkan gerak epirogenetik, gerak erogenetik, gempa bumi, vulkanisme dan geothermal. Gerak epirogenetik adalah gerak bumi yang sangat lambat yang arahnya naik turun di berbagai kulit bumi yang dapat mengakibatkan bagian kulit bumi melengkung sampai melekuk pada daerah yang sangat luas. Gerak erogenetik adalah gerak beralihnya letak lapisan kulit bumi yang diakibatkan oleh tekanan horizontal maupun vertical yang dapat mengakibatkan terbentuknya pegunungan.

2.2. Hukum Dasar Ekoenergetika Didasarkan oleh hukum Thermodinamika I dan Hukum Thermodinamika II (aspek aspek energy dan perubahannya mengikuti hokum ini). Thermodinamika I menyatakan bahwa eregi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energy dapat diubah bentuknya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Maka Thermodinamika I sering disebut sebagai hokum kekekalan energy. Berdasarkan prinsip kekekalan, maka jumlah energy antara sebelum dan setelah transformasi harus tetap sama, walaupun mungkin dalam bentuk yang berlainan. Hukum Termodinamika II, hukum ini menanyakan bahwa setiap terjadi transformasi energy, selalu terjadi pelepasan energy menjadi bentuk energy yang tidak bermanfaat. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa setiap terjadi transformasi energy selalu terjadi penyusutan jumlah energy yang bermanfaat. Meskipun total energy secara keseluruhan tetap tidak berkurang.

4

2.3. Anggaran Energi Anggaran Energi adalah istilah yang berkaitan dengan arah pemanfaatan energy yang berhasil ditambah oleh makhluk di dalam suatu ekosistem. Energy secara umum diarahkan untuk dua tujuan yaitu untuk kelangsungan hidup dan untuk menjaga kelestarian jenisnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas (bereproduksi: membentuk sel kelamin, aktifitas seksual, produksi air susu). Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk harus menyisihkan sejumlah energy untuk keperluan memelihara kualitas hidup agar mampu bersaing dan mengantisipasi factor-faktor mortalitas seperti penyakit, parasit, dan predator. Dalam hal ini energy dipakai untuk melangsungkan proses fisiologis tubuh, membentuk dan mengganti sel-sel yang telah rusak, memproduksi hormone dan enzim., dan memproduksi sel-sel yang rusak. Untuk menjaga kelestarian jenisnya, makhluk hidup harus menyisipkan sebagian energinya untuk keperluan reproduksi. Dalam hal ini, energy dipakai untuk membentuk sel-sel kelamin dan hormone-hormon kelamin perkembangan embrio, member nutrisi pada embrio dan hewan muda yang baru dilahirkan. Begon dkk (1990) menuliskan bahwa semua mkhluk yang hidup memerlukan bahan untuk membentuk tubuhnya dan memerlukan energi untuk semua aktivitasnya. Tubuh makhluk hidup di dalam suatu satuan luas merupakan suatu biomassa yang merupakan ‘standing crop”. Adapun yang dimaksudkan dengan biomassa ialah massa makhluk per satuan luasan tanah atau perairan dan biasanya dinyatakan dalam satuan energi (misalnya joule m-2) atau bahan organik kering (mislnya ton ha-1). Sebagian besar bimassa dalam komunitas hampir selalu terbentuk oleh tumbuhan, dan tumbuhan merupakan produsen primer biomassa.

2.4. Aliran Energi Yang Terjadi Dalam Ekosistem Aliran energi yang terjadi pada sebuah ekosistem adalah adanya sebuah proses berpindahnya energi yang ada pada tingkat trofik tertentu menuju trofik lainnya. Aliran ini juga bisa digambarkan dalam sebuah rantai makanan, jarringjaring makanan dan juga piramida ekologi. Dalam sebuah rantai makanan akan selalu terjadi sebuah siklus yang akan selalu berputar. Dan dari siklus inilah akan

5

terjadi sebuah perpindahan energi satu sama lainnya. Dalam hal ini energi yang didapat dari tingkat rantai makanan pertama akan perpindahan pada tingkat berikutnya dan menjadi sebuah energi baru. Tingkatan trofik pada sebuah rantai makanan pada dasarnya terdiri atas tiga jenis. Tingkatan trofik pertama adalah tingkatan terendah dimana yang duduk disini adalah makhluk yang tidak bisa memangsa seperti tumbuhan. Dilanjutkan dengan tingkat trofik kedua yang berupa hewan herbivora.

Gambar 2.1. Aliran Energi Suatu Ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut : a. Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.

6

b. b. Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan masuk ke dalam rantai makanan

dan

jaring-jaring

makanan.

Seperti

telah

diungkapkan

sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya. Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik. Organismeorganisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas keluar dari system.

Siklus aliran energi yang terjadi pada ekosistem adalah : 1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang. Adapun contoh proses aliran energi yang terjadi di air adalah jika dalam aliran energi yang terjadi pada ekosistem laut nutrisi dan juga cahaya merupakan sebuah faktor yang paling berpengaruh. Cahaya matahari tidak bisa menembus hingga dasar laut. Oleh sebab itu, proses fotosintesis hanya terjadi pada permukaan dan laut dangkal yang banyak tumbuhan laut. Pada ekosistem laut perpindahan energi paling efektif terjadi di pantai. Dengan cahaya matahari yang cukup akan menjadi sebuah tempat favorit untuk berkembangnya plankton dan alga. Oleh sebab itu, aktifitas rantai makanan di laut biasanya dimulai dari pantai

7

menuju laut dalam. Pada sebuah ekosistem air tawar aliran energi terbaik berasal dari sari tanah yang berada pada dasar sungai dan juga muara. Dengan nutrisi yang baik ini sangat disenangi oleh para konsumen tingkat pertama untuk tinggal. Karena keadaan muara yang biasanya banyak terdapat alga maka disana banyak ikan kecil. Baru berikutnya ikan tersebut akan dimangsa oleh ikan yang lebih besar. Siklus tersebut terus berlanjut hingga menuju hewan laut yang lebih besar. Aliran dari energi yang ada di sebuah ekosistem adalah sebuah hal yang akan terus berlanjut dan tidak akan berhenti hingga kiamat. Karena siklus dari ekosistem tidak akan berhenti sampai semua penghuni ekosistem punah. Aliran energi dapat menyebabkan ketergantungan antar komponen satu dengan komponen lainnya.

Gambar 2.2. Rantai Makanan

2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Apabila antara rantai makanan yang satu dengan yang lainnya terdapat hubungan (ada komponen yang sama), maka beberapa rantai makanan akan membentuk jaringjaring makanan.

8

Gambar 2.3. Rantai Makanan

3. Piramida energi adalah representasi grafis tentang bagaimana energi mengalir dalam suatu ekosistem. Piramida energi terdiri dari tingkat trofik, atau nutrisi. Dasar penentuan piramida energi adalah dengan cara menghitung jumlah energi tiap satuan luas yang masuk ke tingkat trofik dalam waktu tertentu, (misalnya per jam, per hari, per tahun). Piramida energi dapat memberikan gambaran lebih akurat tentang kecepatan aliran energi dalam ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik. Kandungan energi tiap trofik sangat ditentukan oleh tingkat trofiknya sehingga bentuk grafiknya sesuai dengan piramida ekologi yang sesungguhnya di lingkungan. Energi yang mampu disimpan oleh individu tiap trofik dinyatakan satuan kalori per m² per satuan waktu (kal/m2/th). Sebuah piramida energi adalah representasi grafis dari tingkat trofik (gizi) dimana energi matahari yang masuk ditransfer ke dalam ekosistem.

9

Gambar 2.4. Piramida Energi Pada piramida energi tampak jelas adanya penurunan jumlah energi secara bertahap dari trofik terendah ke trofik di atasnya. Penurunan ini disebabkan oleh hal-hal berikut. 1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang dapat dimakan oleh organisme trofik di atasnya. 2. Beberapa bahan makanan yang sulit dicerna dibuang dalam keadaan masih mengandung energi kimia. 3. Hanya sebagian energi kimia dalam bahan makanan yang dapat disimpan dalam sel dan sebagian lainnya untuk melakukan aktivitas hidup. Produktivitas ekosistem yaitu keseluruhan sistem yang dinyatakan dengan biomassa atau bioenergi dalam kurun waktu tertentu. Produktivitas ekosistem merupakan parameter pengukuran yang penting dalam penentuan aliran energi total melalui semua tingkat trofi dari suatu ekosistem. Energi matahari memasuki seluruh tingkat trofi dalam suatu ekosistem melalui produsen, tersimpan dalam bentuk senyawa-senyawa organik (hasil fotosintesis). Seluruh senyawa organik yang dikandung dalam produsen dari suatu ekosistem, disebut produktivitas primer kasar (PPK). PPK digunakan oleh produsen untuk respirasi (sekitar 35%), sisanya sebagai produktivitas primer bersih (PPB). PPB dari produsen inilah yang digunakan oleh konsumen I dan konsumen berikutnya dengan nilai PPB yang semakin mengecil.

10

2.5. Efisiensi Ekologi dalam Ekoenergetika Efisiensi ekologi adalah rasio atau perbandingan antara laju aliran energi pada berbagai mata rantai dalam rantai makanan (pada berbagai aras trofik). Piramida energi dapat digunakan untuk menghitung efisiensi ekologi tersebut. Penilaian efisiensi ekologi akan lebih akurat apabila mata rantai makanan memiliki dimensi yang sama, artinya apabila membandingkan aliran energi antara dua aras trofik tersebut harus dalam satuan energi yang sama. Jadi apabila pada aras trofik I menggunakan satuan kalori, maka pada aras trofik II juga harus menggunakan satuan kalori. Aras trofik yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai efisiensi ekologi juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa organisme yang menempati aras trofik lebih tinggi, juga lebih efisien dalam menangkap energi. Padahal telah ketahui bahwa organisme yang menempati aras trofik lebih tinggi memiliki jumlah ketersediaan energi makanan yang lebih kecil dibanding organisme yang menempati aras trofik rendah. Berarti hewan karnivora misalnya singa. Singa lebih efisien menangkap energi dibandingkan dengan hewan herbivore, seperti kambing. Herbivora mempunyai efisiensi penangkapan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan karnivora. Hal ini dapat ditunjukkan pada perilaku makan, yaitu mereka mempunyai perilaku makan yang berbeda. Sebagai contohnya adalah kambing. Kambing selalu akan berusaha memakan rumput hijau bila mereka bertemu dengan rumput. Hal tersebut akan berbeda dengan harimau. Harimau tidak akan mencari mangsa bilamana tidak lapar, dan bila tidak lapar mereka tidak akan menyerang meskipun bertemu mangsa. Bahkan mereka dapat bertahan berhari-hari atau beberapa minggu bilamana telah memakan mangsanya dengan puas. Contoh lain adalah ular Piton. Ular ini akan tidur selama 1-2 bulan setelah menelan seekor kambing. Contoh lain adalah ikan Koki pada akuarium kaca. Ikan ini akan selalu menyantap makanan yang diberikan oleh manusia. Berbeda dengan ikan Oskar, yang mana ikan Oskar belum tentu menyantap mangsa yang diberikan manusia.

11

Gambaran di atas memperlihatkan dengan jelas bahwa organisme yang efisien

dalam

menangkap

energi

juga

efisien

dalam

menggunakan

energi. Karnivora (Harimau misalnya) tidak akan membuang-buang tenaga atau energi untuk mencari, menyerang dan menangkap mangsanya bilamana mereka belum lapar benar atau belum perlu masukan energi. Sedangkan organisme yang tidak efisien dalam menangkap energi selalu berusaha untuk memakan makanan yang ditemuinya (contohnya adalah kambing yang selalu tidak diam memakan rumput dan deaunan), bilamana mereka tidak demikian maka kambing tidak dapat mencukupi keperluan energi untuk hidup mereka. Hal ini membuktikan bahwa kambing memakan rumput hanya menerima masukan energi yang relatif sedikit pada setiap kali makan rumput. Hal tersebut juga membuktikan bahwa kambing memiliki efisiensi yang rendah dalam menangkap energi dari rumput. Transfer energi dan biomasa yang terjadi pada suatu sistem trofik terdiri dari tiga komponen: konsumsi, asimilasi, dan produksi, yang menentukan jumlah energi dan biomasa yang ditransfer selama proses amakan dimakan (feeding event). Semakin besar energi atau biomasa yang ditransfer, maka efisiensi trofiknya semakin tinggi. Produksi pada setiap tingkatan trofik (Prodn) bergantung pada besarnya produksi yang terjadi tingkatan trofik sebelumnya (Prodn-1) dan efisiensi trofik (Trophic Efficiency – Etroph), di mana produksi mangsa (Prodn-1) dikonversi ke produksi konsumen (Prodn) . Prodn = Prodn-1 X Etroph = Prodn-1 X (Prodn / Prodn-1) Pada ekosistem terrestrial, distribusi biomasa yang terjadi pada setiap tingkatan trofik dapat digambarkan dengan piramida yang serupa dengan piramida energi, dengan biomasa terbesar terdapat pada produsen primer dan semakin mengecil pada tingkatan di atasnya. Hal ini dapat terjadi karena : (1) piramida energi menghasilkan ketersediaan energi untuk tingkatan trofik di atasnya semakin berkurang, karena adanya nergi yang dilepaskan pada setiap tingkatan trofuik sebelumnya. (2) Besarnya proporsi yang dilakukan oleh tumbuhan terrestrial pada jaringan strukturalnya memperkecil proporsi dari produksdi tumbuhan yang dapat diperoleh secondary production.

12

Efisiensi Ekologi dalam Ekoenergetika dibagi atas 3 macam yaitu : 

Efisiensi Konsumsi (Consumption Efficiency) Energi yang hilang di setiap tingkatan trofik membatasi produksi pada

tingkatan trofik di atasnya. Faktor utama yang membedakan variasi efisiensi konsumsi pada herbivora adalah perbedaan alokasi tumbuhan pada strukturnya. Efisiensi konsumsi herbivora yang paling rendah umumnya terjadi di ekosistem hutan (kurang dari 1 % hingga 5 %) karena besarnya alokasi tumbuhan hutan pada struktur kayunya, yang tidak mudah untuk dikonsumsi herbivora. Pada ekosistem padang rumput, efisiensi konsumsi hebivora lebih tinggi daripada di hutan (10 – 60%) karena sebagian besar materi tumbuhannya bukan berupa materi berkayu. Efisiensi konsumsi herbivora tertinggi terdapat pada ekosistem pelagik (umumnya, lebih besar dari 40 %), ekosistem dengan sebagian besar biomasa tumbuhannya lebih banyak dialokasikan pada isi sel daripada dinding selnya (seperti alga). Kandungan toksik alami tumbuhan (seperti kandungan metabolit sekunder tumbuhan) membatasi efisiensi konsumsi herbivora pada ekosistem terrestrial. Selain itu, efisiensi konsumsi karnivora seringkali lebih tinggi daripada herbivora, yaitu antara 5-100%. Contohnya vertebrata predator yang memakan mangsa vertebrata lainnya, memiliki efisiensi konsumsi lebih besar dari 50%, menunjukkan bahwa lebih banyak mangsa yang dimakan daripada yang memasuki pool tanah sebagai detritus. 

Efisiensi Asimilasi (Assimilation Efficiency) Efisiensi asimilasi ini merupakan proporsi dari energi yang dicerna (In) dan

diasimilasikan (An) ke dalam aliran darah. Efisiensi Asimilasi dipengaruhi oleh kualitas makanan dan fisiologi konsumen. Materi yang tidak terasimilasi kemudian dikembalikan ke tanah dalam bentuk feces, komponen input bagi detritus-sistem. Cara menghitung efisiensi asimilasi ini ditunjukkan dengan persamaan di bawah ini. Efisiensi asimilasi seringkali lebih besar (sekitar 5-80%) daripada efisiensi konsumsi (0,1-50%). Karnivora pemakan vertebrata cenderung memiliki efisiensi asimilasi yang lebih tinggi (sekitar 80 %) daripada herbivora terrestrial (5-20%)

13

karena karnivora tersebut memakan makanan dengan structural yang lebih kecil daripada yang terdapat pada tumbuhan terrestrial. 

Efisiensi Produksi (Production Efficiency) Efisiensi produksi adalah proporsi dari energi yang terasimilasi yang

dikonversi terhadap produksi hewan. Efisiensi produksi ini meliputi pertumbuhan dari individu dan proses reproduksi untuk membentuk individu baru. Efisiensi produksi ini terutama dipengaruhi/ditentukan oleh metabolisme hewan. Energi asimilasi yang tidak tergabung dalam produksi hilang ke lingkungan dalam bentuk respiratory heat. Efisiensi produksi untuk setiap individu hewan bervariasi dari kurang dari 1 % hingga 50 % dan sangat berbeda antara homoeterm (Eprod menghabiskan

1-3%) dan poikiloterm (Eprod

sebagian

besar

energi

yang

10-50%).

Homoeterm

diasimilasikannya

untuk

mempertahankan suhu tubuh agar konstan. Efisiensi produksi pada homoiterm ini berkurang dengan semakin kecilnya ukuran tubuh. Efisiensi produksi pada poikiloterm relatif tinggi (sekitar 25%) dan cenderung menurun dengan bertambahnya ukuran tubuh.

14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang ditarik dari malakah ini adalah sebagai berikut : 1.

Ekoenergenetik adalah kajian tentang energy dan proses perubahannya dari satu bentuk ke bentuk yang lain yang terjadi di alam ekosistem. Kajian tentang energy meliputi konsep energy, sumber energy bentuk-bentuk energy, dan manfaat energy. Sedangkan kajian tentang transformasi energy meliputi perubahan bentuk energy yang berlangsung di dalam system hidup, system tak hidup, dan pada dua system yaitu biosistem dan fisika system secara berantai.

2.

Hukum dasar Ekoenergetika didasarkan oleh hukum Thermodinamika I dan Hukum Thermodinamika II (aspek aspek energy dan perubahannya mengikuti hukum ini).

3.

Anggaran Energi adalah istilah yang berkaitan dengan arah pemanfaatan energy yang berhasil ditambat oleh makhluk di dalam suatu ekosistem.

4.

- Produktifitas adalah istilah untuk menyatakan tingkat produksi atau akumulasi energy dan atau bentuk lain dari energy oleh suatu system terutama system biologi dalam kurun waktu tertentu. - Produktifitas primer merupakan laju akumulasi energy matahari oleh aktifitas fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, ke dalam bentuk bahan organic yang dapat dipergunakan sebagai bahan makanan. - Produktifitas sekunder adalah laju akumulasi bahan-bahan organic yang dilakukan oleh organism konsumen.

5.

Efisiensi ekologi adalah rasio atau perbandingan antara laju aliran energi pada berbagai mata rantai dalam rantai makanan (pada berbagai aras trofik).

15

Related Documents

3-3-3
December 2019 138
3*3
November 2019 147
3:3
June 2020 93
3-3
May 2020 98
3-3
November 2019 150
3-3
December 2019 125

More Documents from ""

3. Isi.docx
May 2020 13
4. Dapus.docx
May 2020 1
Dokumen (1).docx
June 2020 1
Ppt Email.pptx
July 2020 4
Ppt Kep.gerontik Jurnal.pptx
November 2019 25
Makalah Kelompok 14.docx
December 2019 26