2.7 (udah Ada Halaman) Tapi Blm Bener Kayanyaaa.docx

  • Uploaded by: Ratu Syifa Qolbuna
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2.7 (udah Ada Halaman) Tapi Blm Bener Kayanyaaa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,521
  • Pages: 23
Efek Ekstrak Curcuma longa terhadap Waktu Penyembuhan Luka Mus musculus penderita diabetes mellitus tipe 2

Oleh : Ratu Syifa Qolbuna

16711139

Tiar Ramadhan

16711113

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2018

pg. 1

LEMBAR PERSETUJUAN PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN

Judul Penelitian Efek Ekstrak Curcuma longa terhadap Waktu Penyembuhan Luka Mus musculus penderita diabetes mellitus tipe 2 Diajukan oleh Ratu Syifa Qolbuna

16711139

Tiar Ramadhan

16711113

Disetujui oleh pembimbing

dr.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2018

pg. 2

Daftar isi BAB I. PENDAHULUAN ...................................4Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ............................................. Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ........................................ Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined. 1.5 Keaslian Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................... Error! Bookmark not defined. 2.1 Jenis-jenis Diabetes Mellitus ........................ Error! Bookmark not defined. 2.2 Patogenesis ................................................... Error! Bookmark not defined. 2.3 Manifestasi Klinis......................................... Error! Bookmark not defined. 2.3 Klasifikasi Curcuma longa……………………………………………………………......………………. 10. 2.4 Kandungan Ekstrak Curcuma longa……………………………………………………………………11. BAB III. METODE PENELITIAN........................ Error! Bookmark not defined. 3.1 JENIS DAN DESAIN PENELITIAN .......... Error! Bookmark not defined. 3.2. ........................................................TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Error! Bookmark not defined. 3.3 SUBYEK PENELITIAN .............................. Error! Bookmark not defined. 3.4 IDENTIFIKASI VARIABEL ....................... Error! Bookmark not defined. 3.5 DEFINISI OPERASIONAL ......................... Error! Bookmark not defined. 3.6 INSTRUMEN PENELITIAN ....................... Error! Bookmark not defined. 3.7 ALUR PENELITIAN ................................... Error! Bookmark not defined. 3.8 METODE ANALISIS DATA ...................... Error! Bookmark not defined.

pg. 3

3.9 ETIKA PENELITIAN .................................. Error! Bookmark not defined. 3.10

JADWAL PENELITIAN ........................ Error! Bookmark not defined.

Daftar Pustaka ........................................................ Error! Bookmark not defined.

pg. 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyembuhan luka adalah respon fisiologis terhadap cedera dan proses yang yang melibatkan hemostasis, migrasi seluler, proliferasi, angiogenesis, deposisi matriks ekstraseluler, dan kontraksi luka dan reepitelisasi. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang terkait dengan sejumlah besar komplikasi vaskular termasuk gangguan penyembuhan luka(1). Diabetes terdiri dari dua bentuk utama yaitu diabetes tipe 1 ditandai dengan destruksi sel beta pulau pankreas yang dimediasi oleh autoimun dan diabetes tipe 2 ditandai dengan resistensi insulin. Sebagian besar kasus diabetes merupakan diabetes tipe 2(2). Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 (T2D) sering menderita gangguan penyembuhan luka yang berkembang menjadi luka kronis atau ulkus diabetes, dan dapat menyebabkan komplikasi termasuk amputasi anggota tubuh. gangguan tersebut diakibtakan oleh lamanya fase inflamasi dan tingginya kadar oksidatif stress pada penderita diabetes mellitus tipe 2(1). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa ada 108 juta orang yang hidup dengan diabetes pada tahun 1980 dan jumlah ini meningkat empat kali lipat pada tahun 2014. Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan prevalensi menjadi 151 juta pada tahun 2000, 194 juta pada tahun 2003, 246 juta pada tahun 2006, 285 juta pada tahun 2009, 366 juta pada tahun 2011, 382 juta pada tahun 2013 dan 415 juta pada tahun 2015. Setiap perkiraan didasarkan pada data terbaru yang tersedia(3). Tingkat kejadian (per 100.000 orang per-tahun) diabetes tipe 2 di antara anak-anak dan remaja sangat bervariasi berdasarkan etnisitas, dengan tingkat tertinggi yang diamati di kalangan pemuda berusia 15-19 tahun pada populasi minoritas. Secara khusus, tingkat insiden yang dilaporkan adalah 49,4 untuk penduduk asli Amerika, 22,7 untuk Asia / Pacifik Islanders, 19,4 untuk Afrika Amerika, 17 untuk Hispanik, dan 5,6 untuk kulit putih non-Hispanik(4). Korelasi faktor gaya hidup dengan diabetes mellitus tipe 2, seperti gaya hidup sedentari, aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol. Studi epidemiologi substansial telah menunjukkan bahwa obesitas adalah faktor risiko yang paling penting untuk T2DM, yang dapat mempengaruhi perkembangan resistensi insulin dan perkembangan penyakit. Hampir 90% pasien diabetes mengalami T2DM yang sebagian besar berkaitan dengan kelebihan berat badan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)(5).

pg. 5

Kunyit atau Curcuma longa adalah tanaman herbal dari keluarga Zingiberaceae yang telah dianggap sebagai agen terapeutik penting dalam pengobatan tradisional India dan Cina. Curcuma longa atau kunyit memiliki berbagai aktivitas biologis dan pleiotropik sebagai antihiperglikemik, antioksidan, antibakteri, antineoplastik, antiproliferatif, dan agen antiinflamasi. Selain itu, memiliki potensi terapeutik terhadap gangguan neurodegeneratif, penyakit kardiovaskular, kerusakan hati, penyakit ginjal, diabetes mellitus dan hal ini dikaitkan dengan kandungan Curcumin (Curcuminoid) pada kunyit(6). Tinggnya prevalensi penyakit diabetes mellitus tipe 2 tiap tahunnya mengakibatkan peningkatkan risiko penderita mengalami amputasi akibat gangguan penyembuhan luka. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mencari pengobatan alternatif untuk mempercepat proses penyembuhan luka yaitu dengan menggunakan ekstrak Curcuma longa sebagai agen antihiperglikemi, antiinflamasi, dan antioksidan yang diduga mampu untuk mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes mellitus tipe 2. 1.3 Rumusan Masalah Apakah ekstrak Curcuma longa dapat mempengaruhi waktu penyembuhan luka Mus musculus penderita diabetes tipe 2 ? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak Curcuma longa terhadap waktu penyembuhan luka Mus musculus penderita diabetes mellitus tipe 2 .

1.4 Manfaat Penelitian 

Manfaat bagi peneliti Manfaat penelitian ini terhadap peneliti adalah bertambahnya ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya dibidang pengobatan diabetes mellitus.



Manfaat bagi pasien Penggunaan ekstrak Curcuma longa dapat mengurangi efek samping dari penggunana obat diabetes secara oral seperti metformin dan glimepirid, selain itu mengurangi biaya pengobatan diabetes mellitus karena Curcuma longa dapat ditanam sendiri dan mudah didapatkan.

pg. 6



Manfaat bagi rumah sakit Penggunaan Curcuma longa (kunyit) yang sudah familiar dimasyarakat dapat memudahkan rumah sakit untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, rumah sakit memiliki variasi pengobatan untuk pasien diabetes mellitus.

1.5 Keaslian Penelitian Penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan ciri-ciri yang relatif sama dalam tema kajian tetapi berbeda pada subjek, variabel penelitian serta metode analisis yang digunakan(6,7,8).

No.

Peneliti

Judul

Persamaan

Perbedaan

Hasil Penelitian

Utility of curcumin for the treatment of diabetes mellitus: Evidence From

Penelitian ini

Penelitian

Terdapat

ingin

tersebut

pengaruh ekstrak

mengetahui

menggunakan

Curcuma

apakah

hewan uji tikus terhadap

terdapat

sedangkan

pengaruh

percobaan yang inflamasi.

ekstak

akan dilakukan

Curcuma

menggunakan

(tahun) 1.

Mancia, dkk (2018)

preclinical and clinical studies

longa

pada

hewan

uji

tubuh

dan

mencit

(Mus

salah satunya adalah

efek

anti inflamasi yang berhubungan dengan waktu

pg. 7

penurunan

musculus)

longa

efek

penyembuhan luka 2.

Zhang,

Curcumin

Penelitian ini

Penelitian

Terjadi

dkk

and

menggunakan

tersebut

penurunan

(2013)

Diabetes: A kesamaan

menggunakan

hiperglikemik

Systematic

dosis

hewan uji tikus dan inflamasi.

Review

Curcuma

sedangkan

longa.

percobaan yang

efek

akan dilakukan menggunakan hewan

uji

mencit

(Mus

musculus). 3.

Cheung

Curcumin

samarn,

Extract for tersebut ingin tersebut

J.,

dkk Prevention

(2012).

of Type Diabetes

pg. 8

Penelitian

mengetahui

Penelitian

pada

peningkatan

dilakukan pada efektifitas

efek Curcuma objek manusia. 2 longa

Terdapat

beta

sel

pancreas

dengan

efektifitas sel

pemberian

beta pankreas

ekstrak Curcuma

yang

longa

berhubungan

dibandingkan

dengan waktu

dengan

penyembuhan

pemberian

luka.

placebo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Jenis-jenis Diabetes Mellitus Secara garis besar terdapat empat jenis diabetes mellitus yaitu, diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe 1), DM tipe 2, DM tipe lain dan DM Gestasional Diabetes Mellitus tipe 1 adalah DM yang digambarkan dengan kerusakan absolut sel beta pankreas yang menyebabkan kurangnya produksi sel beta pankreas secara absolut. Diabetes tipe 2 dimulai dengan resistensi insulin dengan kekurangan insulin relatif serta didominasi cacat sekresi insulin dengan resistensi insulin. Diabetes tipe lain adalah diabetes yang disebabkan oleh defek genetik pada sel beta pancreas). Diabetes Gestasional merupakan suatu kondisi intoleransi glukosa yang ditemukan atau dimulai pada masa kehamilan(9,10).

Gambar 1. Klasifikasi Diabetes Mellitus (robbin)

pg. 9

2.1.2 Patogenesis Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh insensitivitas insulin sebagai akibat dari resistensi insulin, penurunan produksi insulin dan kegagalan sel beta pankreas dalam mensekresi insulin. Hal tersebut menyebabkan penurunan transportasi glukosa ke hati, sel otot, dan sel-sel lemak. Salah satu penyebab terbesar terjadi diabetes mellitus tipe 2 adalah adanya induksi asam lemak bebas yang menyebabkan inflamasi pada sel beta pankreas serta menginduksi resistensi insulin pada jaringan sasaran(10,11).

Gambar 2. Mekanisme resistensi sel beta pankreas dan resistensi insulin Penderita diabetes mellitus tipe 2 mengalami peningkatan sitokin-sitokin proinflamasi yaitu TNF-alfa , IL-6, dan IL-1beta. Peningkatan sitokin-sitokin proinflamasi memperpanjang fase inflamasi(12). Selama perpanjangan fase inflamasi terjadi produksi berlebih dari reactive oxygen species (ROS) dan reactive nitrogen species (RNS) yang memberikan efek sitotoksik dan prodegradatif. Efek tersebut dapat mengganggu proses penyembuhan luka pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Selain itu, penderita diabetes mellitus tipe 2 mengalami penurunan enzim-enzim anti-oksidan seperti SOD dan katalase sebagai proteksi terhadap stress oksidatif(13).

pg. 10

2.1.3 Manifestasi Klinis Terdapat empat gambaran klinis khas pada seorang penderita DM tipe 2 yaitu, rasa haus yang berlebihan (Polidipsia), rasa ingin berkemih yang sering muncul (Poliuria), rasa lapar yang terus menerus (Polifagia) dan penurunan berat badan yang cepat dan drastis(14).

Gambar 3. Manifestasi Klinis DM Tipe 2

2.1.4 Klasifikasi Curcuma longa Klasifikasi Curcuma longa sebagai berikut(15):

pg. 11

Kelas : Liliopsida Subkelas : Commelinids Ordo : Zingiberates Family : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma longa 2.1.5 Kandungan Ekstrak Curcuma Longa Curcuma longa (turmeric atau kunyit) merupakan salah satu jenis tumbuhan rempah yang digunakan sebagai pewarna, perasa, dan pengobatan tradisional. Komponen utama ekstrak Curcuma longa adalah minyak atsiri dan Curcuminoid. Curcuminoid suatu zat yang terdiri atas campuran komponen senyawa Curcumin dengan nama kimia 1,7-bis (4-hidroksi-3-metoksifenil)- 1,6-heptadiena 3,5-dion (curcumin I), desmetoksicurcumin (curcumin II), serta bisdemetoksicurcumin (curcumin III)(15). Curcumin dikenal sebagai agen anti-hiperglikemik, antiinflamasi dan anti-oksidan sehingga digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit, salah satunya diabetes mellitus tipe 2(6). Ekstrak Curcuma longa dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Pembuatan ekstrak Curcuma longa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kusuma (2012). Komposisi ekstrak etanol kunyit yang berasal dari Wonogiri dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini(15): Nama Komponen Protein Lemak Serat Kalsium Fosfor Curcuminoid ARTurmeron 1-Phellandrene 1,8 Cineole Bicyclo Terpenes

pg. 12

Komposisi 8,67% 8,08% 7,66% 0,075% 0,096% 74,57 mg/gram 31% 9% 4,58% 17% 19,8%

Alfa- humuleme Alfa- terpineol Beta- selinene Alfa-selinene Caryphyllene oxide

3,41% 2,90% 10,18% 3,14% 5,6%

Humulene oxide

16,59%

Tabel 1 Komposisi Ekstrak Etanol Kunyit yang Berasal dari Wonogiri (Kusuma, 2012)

2.1.6 Peran Curcumin sebagai anti-hiperglikemik Menurut penelitian sebelumnya penggunaan ekstrak Curcuma longa selama 90 hari dapat meningkatkan HOMA-beta yaitu salah satu regulator gula dalam darah dan penurunan HOMA-IR yaitu resistensi insulin, hal tersebut menyebabkan peningkatan efek anti hiperglikemik(6). 2.1.7 Peran Curcumin sebagai anti-inflamasi Menurut penelitian sebelumnya Curcumin yang terkandung didalam Curcuma longa dikenal sebagai agen anti-inflmasi. Curcumin dapat menurunkan konsentrasi sitokin-sitokin pro-inflamasi yaitu TNF-alfa, IL-6, IL-1beta dan meningkatkan konsentrasi sitokin anti-inflamasi yaitu IL-10. Efek Curcumin tersebut dapat mempercepat penyembuhan luka pada tikus penderita diabetes(13). 2.1.8 Peran Curcumin sebagai anti-oksidan Selain efek antihiperglikemik dan antiinflamasi. Curcumin terbukti mampu meningkatkan enzim-enzim antioksidan pada tikus penderita diabetes mellitus tipe 2 seperti SOD dan katalase. Peningkatan enzim-enzim antioksidan dapat mencegah kerusakan oksidatif dan radikal bebas, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka pada tikus penderita diabetes tipe 2(13).

pg. 13

2.2 Kerangka Teori

Obesitas

Inflamasi sel beta pankreas Resistensi insulin

Diabetes mellitus tipe 2

Peningkatan sitokin pro-inflamasi (TNF-alfa, IL-6, IL-1beta)

Fase inflamasi berkepanjangan

Produksi berlebih ROS dan RNS yang meberikan efek sitotoksik dan prodegradatif

Gangguan pada proses penyembuhan luka

pg. 14

Penurunan enzirn antioksidan (SOD, katalase)

2.3. Kerangka Konsep Penelitian Mencit normal

Mencit normal

Mencit normal Induksi Aloksan

Mencit normal

Mencit DM

Mencit DM

Ekstrak Curcumin oral 80mg/kgBB

Mencit normal

Mencit DM

Mencit DM

Pembuatan luka 3x0,5cm punggung

Mencit normal

Mencit DM

Mencit DM Perhitungan waktu penyembuhan luka (Hari)

Hasil waktu penyembuhan

Hasil waktu penyembuhan

Hasil waktu penyembuhan

2.4. Hipotesis Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, peneliti mengambil kesimpulan sementara bahwa ekstrak Curcuma longa dapat mempengaruhi waktu penyembuhan luka Mus Musculus (Mencit) penderita diabetes mellitus tipe 2.

pg. 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan post test only control group design yang menggunakan Mus musculus jantan dewasa sebagai objek penelitian. Perlakuan adalah pemberian ekstrak Curcuma longa secara oral. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di tempat pemeliharaan dan perlakuan hewan coba, yaitu Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dan untuk pembuatan ekstrak Curcuma longa dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Penelitian berlangsung selama 60 hari.

3.3 Populasi dan Subyek Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi penelitian meliputi seluruh mencit Mus musculus jantan dewasa sebanyak 40 ekor. 3.3.2 Sampel Sampel penelitian diperoleh dari populasi dengan pengambilan sampel secara simple random sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jenis kelamin jantan Usia 8 minggu Berat badan sebelum perlakuan 200-250 gr Tidak ada kelainan anatomis Sehat dan aktif selama masa adaptasi Ditempatkan dalam kandang yang sama Kadar gula 70-100 mg/dl

pg. 16

Kriteria Eksklusi : 1. Tikus sakit selama masa adaptasi (gerakan tidak aktif) 2. Luka pada tikus yang infeksi 3. Tikus mati selama perlakuan berlangsung 3.3.3 Penentuan Jumlah Sampel Untuk mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus Federer sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan valid. Rumus Federer : (n-1) (t-1) ≥ 15 n = jumlah pengulangan/ jumlah sampel uji t = jumlah pengelompokkan. (n-1) ≥ 15/(4-3) (9-1) ≥ 7,5 (8) ≥ 7,5 n:9 Pada penelitian ini setiap kelompok membutuhkan minimal 9 ekor mencit untuk melaksanakan penelitian. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak Curcuma longa dan Aloksan sebagai induktor diabetes mellitus yang diberikan pada sampel. 3.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah waktu penyembuhan luka dalam hitungan hari. 3.4.3 Variabel Terkendali

pg. 17

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah umur hewan coba, jenis hewan coba, jenis kelamin hewan coba, berat badan hewan coba, perlakuan dan perawatan hewan coba. 3.5 Definisi Operasional a. Ekstrak Curcuma longa Curcumin adalah komponen utama dari Curcuma longa yang bertanggung jawab atas tindakan biologisnya. Curcumin menunjukkan efek antiparasit, antiinflamasi, antihiperglikemi dan juga menghambat karsinogenesis dan pertumbuhan kanker. Curcumin diberikan secara oral kepada tikus dengan dosis 80 mg/kgbb setiap hari sekali selama 60 hari. Penggunaan dosis berdasarkan atas penelitian yag pernah dilakukan sebelumnya, dimana dosis efektif untuk antihiperglikemik adalah dosis 80 mg/kgbb. b. Kadar gula darah Kadar gula darah adalah istilah yang mengacu pada peningkatan glukosa di dalam darah. Peningkatan glukosa di dalam darah atau hiperglikemik ditandai dengan kenaikan kadar glukosa di atas 70-100 mg/dl. Mus musculus dikatakan positif mengalami diabetes mellitus jika didapatkan kadar glukosa darah melebihi 200 mg/dl pada 48 jam setelah pemberian aloksan. Pemeriksaan kadar gula Mus musculus dengan meggunakan glukotest. c. Penyembuhan luka Penyembuhan luka adalah proses perbaikan dan penggantian bentuk dan fungsi jaringan rusak menjadi jaringan normal yang melibatkan integrasi proses fisiologis. Luka sayat dibuat dengan cara insisi pada bagian punggung Mus musculus dengan ukuran 3x0,5cm. Pemberian ekstrak Curcuma longa diberikan keesokan harinya setelah pembentukan luka sayat dan luas penyembuhan luka diukur menggunakan penggaris dalam satuan mm setiap satu hari selama 60 hari. d. Aloksan Aloksan merupakan bahan kimia yang sering digunakan dalam penelitian sebagai agen diabetogenik. Nama kimia dari aloksan adalah 2,4,5,6Tetraoxypyramidine; 2,4,5,6-pyrimidinetetrone. Aloksan dapat bersifat sebagai agen diabetogenik jika diberikan melalui rute parenteral (intravena, intraperitoneal, dan subkutan). Dosis yang diperlukan dalam pemberian secara intravena sekitar 65 mg/kg BB dan dosis secara intraperitoneal diatas 150 mg/kg BB. 3.6 Instrumen Penelitian (Alat dan Bahan) 3.6.1 Alat

pg. 18

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan tikus, silet,papan bedah, pinset, glukometer, pisau bedah, spuit, kasa, plester, dan spidol. 3.6.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ketamin HCL, Alkohol 70%, Aloksan, bubuk ekstrak Curcuma longa. 3.7 Prosedur Penelitian 3.7.1 pemilihan dan Persiapan sampel Tikus Pemilihan hewan coba dilakukan dengan metode simple random sampling, hewan coba yang digunakan adalah Mus musculus jantan yang berusia 8 minggu dengan berat badan 200-250 gr yang dibagi menjadi kelompok uji dan kelompok kontrol. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol, kelompok 2 dan 3 merupakan kelompok uji. Perbedaan kelompok 2 dan 3 yaitu pada diberikan atau tidak diberikan ekstrak Curcuma longa, dimana kelompok 2 tidak diberikan Curcuma longa dan kelompok 3 diberikan Curcuma longa. Tikus diadaptasi pada kondisi laboratorium selama seminggu sebelum diberi perlakuan. Setiap kelompok dipelihara dalam 1 kandang yang berbeda dalam suhu kamar. Tikus diberi pakan standar dan diberi minum secara ad libitum. 3.7.2 Pembuatan ekstrak Curcuma longa Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak Curcuma longa: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kunyit (10 kg) Etanol 70% Pisau Tumbukan/penggilingan Whatman nomor 4 Rotavapor penguap vakum

Ekstrak Curcuma longa dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Pembuatan ekstrak Curcuma longa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kusuma pada tahun 2012(15).    

pg. 19

Kunyit sebanyak 10 kg dikupas dengan pisau kemudian dibersihkan dengan air. Kunyit yang sudah bersih direbus sampai tekstur kunyit tidak terlalu keras. Setelah direbus, kemudian kuntit diiris dan dijemur sampai benar benar kering. Simplisia digiling dengan ukuran 100 mesh.



 

Kemudian, simplisia ditambahkan pelarut etanol 70%. Sebanyak 1 kg simplisia dan 10 L etanol 70% dimasukkan ke dalam maserator dan direndam selama enam jam sambil diaduk. Diamkan 24 jam. Kemudian, dengan menggunakan Whatman nomor 4 maserat dipisahkan dengan menyaring filtrate. Maserat dikumpulkan dan diuap menggunakan rotavapor penguap vakum pada suhu 50 derajat celcius hingga diperoleh ekstrak kental.

3.7.3 Pelakuan Terhadap Hewan Coba a. Induksi Diabetes Mellitus pada Mus musculus Mencit Mus musculus dewasa (usia 8 minggu, berat badan 200-250 gram) diadaptasi selama 1 minggu. Tikus diinduksi menggunakan aloksan monohidrat yang dilarutkan dalam 0,05 mol/L buffer sitrat (PH 4,5) dengan dosis tunggal 125 mg/kgBB secara intraperitonial. Tikus positif diabetes ketika kadar gula darah >200 mg/dl pada 48 jam setelah injeksi aloksan. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glukotest. b. Pembuatan Luka pada Mus musculus Proses pembuatan luka pada Mus musculus diawali pembiusan dengan mengikat Mus musculus di bagian kedua tangan dan kaki menggunakan plester pa7 ,b5mew.bzs,6 diatas papan bedah dengan posisi telungkup. Injeksi Ketamin HCL dosis 50 mg/kg BB secara intramuscular, sehingga Mus musculus tidak sadarkan diri, Setelah itu rambut pada punggung tikus dapat dicukur menggunakan silet, kemudian kulit Mus musculus didesinfeksi menggunakan alkohol 70% yang sudah dituangkan ke kain kasa dan dilakukan pembuatan luka sayat berukuran 3x0,5cm menggunakan pisau bedah. c. Perhitungan Kadar Gula Darah Kadar gula darah diukur sebelum pemberian aloksan untuk mengetahui kadar gula darah normal Mus musculus terlebih dahulu. Pengukuran selanjutnya dilakukan 48 jam setelah pemberian aloksan dengan dosis 125 mg/dl. Dikatakan positif jika kadar gula darah tikus melebihi 200 mg/dl. Jika telah didapatkan Mus musculus dengan kondisi diabetes, Mus musculus mulai diberi perlakuan. Perhitungan kadar gula darah menggunakan glukotest

pg. 20

3.8 Rencana Analisis Data Analisis data yang digunakan yaitu One Way Annova jika data terdistribusi normal. Jika data tidak terdistribusi normal menggunakan Kruskal Wallis. 3.9 Etika Penelitian Pada proses penelitian ini terdapat beberapa poin etika yang dijadikan pedoman yaitu: •

Peneliti mengabdikan diri untuk pencarian kebenaran ilmiah dan memajukan ilmu pengetahuan.



Peneliti melakukan kegiatannya dalam batasan yang diizinkan oleh hukum yang berlaku.



Peneliti mengenggunakan sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab.



Peneliti mengelola jalannya penelitian dengan jujur dan berkeadilan terhadap lingkungan penelitiannya.



Peneliti menghormati objek hewan penelitian secara bermoral.



Peneliti terbuka terhadap kritik dan saran dari sesama Peneliti terhadap proses dan hasil penelitian.



Peneliti mengolah, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara jujur dan bertanggung jawab.



Peneliti memberikan pengakuan melalui pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain.

3.10 Jadwal Penelitian No. Kegiatan Juli 1 2 3 4

pg. 21

Studi Kepustakaan Penulisan Proposal Pengumpulan Data Penulisan Laporan Akhir

Bulan/Tahun Agustus September

Oktober

DAFTAR PUSTAKA 1. Icli B, Nabzdyk CS, Lujan-Hernandez J, Cahill M, Auster ME, Wara AKM, et al. Regulation of impaired angiogenesis in diabetic dermal wound healing by microRNA-26a. J Mol Cell Cardiol [Internet]. 2016;91:151–9. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.yjmcc.2016.01.007 2. Maleckas A, Venclauskas L, Wallenius V, Lönroth H, Fändriks L. Surgery in the treatment of type 2 diabetes mellitus. Scand J Surg. 2015;104:40–7. 3. Cho NH, Shaw JE, Karuranga S, Huang Y, da Rocha Fernandes JD, Ohlrogge AW, et al. IDF Diabetes Atlas: Global estimates of diabetes prevalence for 2017 and projections for 2045. Diabetes Res Clin Pract [Internet]. 2018;138:271–81. Available from: https://doi.org/10.1016/j.diabres.2018.02.023 4. D’Adamo E, Caprio S. Type 2 Diabetes in Youth: Epidemiology and Pathophysiology. Diabetes Care [Internet]. 2011;34(Supplement_2):S161–5. Available from: http://care.diabetesjournals.org/cgi/doi/10.2337/dc11-s212 5. Wu Y, Ding Y, Tanaka Y, Zhang W. Risk factors contributing to type 2 diabetes and recent advances in the treatment and prevention. Int J Med Sci. 2014;11(11):1185–200. 6. Rivera-Mancía S, Trujillo J, Chaverri JP. Utility of curcumin for the treatment of diabetes mellitus: Evidence from preclinical and clinical studies. J Nutr Intermed Metab. 2018; 7. Zhang D-W, Fu M, Gao S-H, Liu J-L. Curcumin and Diabetes: A Systematic Review. Evid Based Complement Alternat Med [Internet]. 2013;2013:636053. Available from:http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3857752&too l=pmcentrez&rendertype=abstract 8. Chuengsamarn S, Rattanamongkolgul S, Luechapudiporn R, Phisalaphong C, Jirawatnotai S. Curcumin extract for prevention of type 2 diabetes. Diabetes Care [Internet]. 2012;35(November):2121–7. Available from: http://care.diabetesjournals.org/content/35/11/2121.short 9. Nathan DM, Buse JB, Davidson MB, Ferrannini E, Holman RR, Sherwin R, et al. Medical management of hyperglycemia in type 2 diabetes: A consensus algorithm for the initiation and adjustment of therapy. Diabetes Care. 2009;32(1):193–203. 10. Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9. Singapura: Elsevier Saunders. 11. Olokoba AB, Obateru OA, Olokoba LB. Type 2 diabetes mellitus: A review of current trends. Oman Med J. 2012;27(4):269–73. 12. Hameed I, Masoodi SR, Mir SA, Nabi M, Ghazanfar K, Ganai BA. Type 2 diabetes mellitus: From a metabolic disorder to an inflammatory condition. World J Diabetes [Internet]. 2015;6(4):598. Available from: http://www.wjgnet.com/1948-9358/full/v6/i4/598.htm 13. Kant V, Gopal A, Pathak NN, Kumar P, Tandan SK, Kumar D. Antioxidant and antiinflammatory potential of curcumin accelerated the cutaneous wound healing in streptozotocin-induced diabetic rats. Int Immunopharmacol [Internet]. 2014;20(2):322–30. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.intimp.2014.03.009 14. khardori 2018

pg. 22

15. Pascasarjana P, Udayana U. Program pascasarjana universitas udayana denpasar

pg. 23

Related Documents


More Documents from ""