Diet Penyakit Hiv Yang Udah Bener !!!.docx

  • Uploaded by: agustina
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diet Penyakit Hiv Yang Udah Bener !!!.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,448
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Indonesia adalah salah satu dari negara di Asia yang memiliki kerentanan HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan sosial.Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2000 lalu melaporkan terdapat 36,1 juta orang terdeteksi mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immuno Deficiency Virus (AIDS). Para pengidap lazim disebut “orang dengan HIV/AIDS (ODHA)” dengan prevalensi yang sangat bervariasi dan rata-rata mencapai 5 persen. Lebih dari 7,4 juta orang terinfeksi HIV/AIDS di daerah Asia Pasifik, dan sebagian besar adalah para pekerja di usianya yang paling produktif. Setiap hari sekitar 14.000 orang di seluruh dunia tertular HIV/AIDS, 6.000 orang diantaranya berusia antara 15 dan 24 tahun dan akan menjadi generasi tenaga kerja yang akan datang. Kira-kira 800.000 orang dewasa, 450.000 diantaranya laki-laki, terinfeksi HIV di Asia Selatan dan Asia Tenggara pada tahun 2003. Dengan 150.000 kasus baru pada tahun 2003, Asia Timur dan Pasifik termasuk dua daerah yang masih bisa menahan masuknya HIV/AIDS. Pada akhir tahun 2003, diperkirakan akan ada sebanyak 7 juta ODHA di dua daerah ini. Di Indonesia pada tahun 2001 diperkirakan terdapat 80.000 sampai dengan 120.000 orang tertular HIV. Data Depkes RI sampai dengan September 2005 tercatat 8.250 kasus HIV/AIDS di Indonesia. Diperkirakan sampai dengan November 2006 terdapat 170 ribu dari total 220 juta jumlah penduduk di Indonesia yang mengidap HIV/AIDS dengan prevalensi sekitar 0,1 %. Menurut estimasi, terdapat 5500 kasus kematian akibat AIDS di Indonesia. Epidemi ini terutama menjangkit pada pemakai narkoba dengan menggunakan jarum suntik (injecting drug users/IDU) dan para mitra seksual mereka, mereka yang melakukan praktik pelacuran, dan para pria yang melakukan hubungan seksual sesama jenis. Pada tahun 2004, dari semua kasus HIV yang dilaporkan, 43,3 % kasus disebabkan oleh hubungan heteroseksual dan 44,1 % kasus akibat IDU. Dan sepanjang tahun 2006, di Indonesia terdapat 6.987 kasus HIV/AIDS, tapi estimasi sementara jumlah tersebut bisa mencapai 193.000 kasus atau pada kisaran 169.000 hingga 216.000 orang. Ini karena kemungkinan besar banyak dari penderita yang tidak tahu kalau mereka sudah terjangkit virus HIV. Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia pun menigkat tajam di beberapa wilayah, khusunya di Jakarta dan Papua. 1

B.

C.

Rumusan Masalah 1.

Apa Pengertian HIV AIDS ?

2.

Bagaiamana Pencegahan HIV AIDS ?

3.

Bagaiamana Pemeriksaan Diagnostik HIV AIDS ?

4.

Bagaimana Penatalaksanaan Medis HIV AIDS ?

5.

Bagaimana Penatalaksanaan Diet Penderita HIV AIDS ?

Tujuan 1.

Mengetahui Pengertian HIV AIDS.

2.

Mengetahui Pencegahan HIV AIDS.

3.

Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik HIV AIDS.

4.

Mengetahui Penatalaksanaan Medis HIV AIDS.

5.

Mengetahui Penatalaksanaan Diet Penderita HIV AIDS.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV AIDS AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena bebrbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering kali menderita keganasan,khususnya sarcoma Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang otak. Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selam periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan periode imkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit. Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag berarti group antigen, pol mewakili

polymerase,

dan env adalah

kepanjangan

darienvelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. Gen pol mengode

enzim reverse

transcriptase,

protease,

integrase.

Gen env mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

B. Pencegahan HIV AIDS Ada beberapa poin penting untuk pencegahan penyebaran dan penularan HIV/AIDS tersebut, diantaranya yaitu: 1. Pencegahan yang utama adalah melalui pendidikan Agama dan pendidikan seks yang benar. 3

2. Menghindari perilaku seks bebas dan penyimpangan seksual 3. Tidak mengkonsumsi narkoba 4. Penggunaan jarum suntik yang steril 5. Pemantauan kaum lelaki di lingkungan kerja serta perlindungan terhadap perempuan dan remaja putri Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

C. Pemeriksaan Diagnostik HIV AIDS Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah : 1. Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait dengan AIDS. 2. Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan penularan. 3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi. 4. Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen. Bila hasil pemeriksaan antibodi positif maka dilakukan pemeriksaan jumlah CD4,protein

purufied

derivative (PPD),

serologi

toksoplasma,

serologi

sitomegalovirus, serologi PMS, hepatitis, dan pap smear. Sedangkan pada pemeriksaan follow up diperiksa jumlah CD4. Bila >500 maka pemeriksaan diulang tiap 6 bulan. Sedangkan bila jumlahnya 200-500 maka diulang tiap 3-6 bulan, dan bila <200 diberikan profilaksi pneumonia pneumocystis carinii. Pemberian profilaksi INH tidak tergantung pada jumlah CD4. Perlu juga dilakukan pemeriksaan viral load untuk mengetahui awal pemberian obat antiretroviral dan memantau hasil pengobatan. Bila tidak tersedia peralatan untuk pemeriksaan CD4 (mikroskop 4

fluoresensi atau flowcytometer) untuk kasus AIDS dapat digunakan rumus CD4 = (1/3 x jumlah limfosit total)-8.

D. Penatalaksanaan Medis Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu (Endah Istiqomah : 2009) : 1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik Bertujuan

menghilangkan,mengendalikan,

dan

pemulihan

infeksi

opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis. 2. Terapi AZT (Azidotimidin) Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap

AIDS,

obat

ini

menghambat

replikasi

antiviral

Human

Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3. 3. Terapi Antiviral Baru Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah : a. Didanosine b. Ribavirin c. Diedoxycytidine d. Recombinant CD 4 dapat larut 4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.

5

E. Penatalaksanaan Diet Penderita HIV AIDS Penatalaksanaan diet untuk penderita AIDS (UGI:2012) adalah : 1) Tujuan Umum Diet Penyakit HIV/AIDS adalah: a. Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV. b. Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan otot (Lean Body Mass). c. Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi. d. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.

2) Tujuan Khusus Diet Penyakit HIV/AIDS adalah: a. Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah. b. Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada: pasien dapat membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra pengecap dan kesulitan menelan. c. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal. d. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot). e. Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.

3) Syarat-syarat Diet HIV/AIDS adalah: a. Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor stres, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi sebanyak 13% untuk setiap kenaikan Suhu 1°C. b. Protein tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati. c. Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis lemak disesuaikan dengan toleransi pasien. Apabila ada malabsorpsi lemak, digunakan lemak dengan ikatan rantai sedang (Medium Chain Triglyceride/MCT). Minyak ikan (asam lemak omega 3) diberikan bersama minyak MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.

6

d. Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi yang di anjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, Kalsium, Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat menekan kekebalan tubuh. e. Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna. f. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan gangguan fungsi menelan, pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan bertahap dengan konsistensi yang sesuai. Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental (thick fluid), semi kental (semi thick fluid) dan cair (thin fluid). g. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti (natrium, kalium dan klorida). h. Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini sebaiknya dilakukan dengan cara pendekatan perorangan, dengan melihat kondisi dan toleransi pasien. Apabila terjadi penurunan berat badan yang cepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui pipa atau sonde sebagai makanan utama atau makanan selingan. i. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering. j. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun kimia.

4) Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu kepada pasien dengan: a. Infeksi HIV positif tanpa gejala. b. Infeksi HIV dengan gejala (misalnya panas lama, batuk, diare, kesulitan menelan, sariawan dan pembesaran kelenjar getah bening). c. Infeksi HIV dengan gangguan saraf. d. Infeksi HIV dengan TBC. e. Infeksi HIV dengan kanker dan HIV Wasting Syndrome. Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu secara oral, enteral(sonde) dan parental(infus). Asupan makanan secara oral sebaiknya dievaluasi secara rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan pemberian makanan 7

enteral atau parental sebagai tambahan atau sebagai makanan utama. Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III. 1)

Diet AIDS I Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengangejala panas

tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi makan.Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde. Makanan sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan enteral komersial energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi, zat besi, tiamin dan vitamin C. bila dibutuhkan lebih banyak energy dapat ditambahkan glukosa polimer (misalnya polyjoule).

2)

Diet AIDS II Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut

teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan zat gizinya, diberikan makanan enteral atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.

3)

Diet AIDS III Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada

pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi energy, protein, vitamin dan mineral. Apabila kemampuan makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan berat badan, maka dianjurkan pemberian makanan sonde sebagai makanan tambahan atau makanan utama.

8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Penyakit AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang diakibatkan karena infeksi virus HIV. Penyakit HIV/AIDS dikatakan sangat berbahaya dikarenakan penyakit ini dapat diderita oleh siapapun dan dapat ditularkan dengan mudah melalui kebiasaan buruk dari manusia. Selain itu, sampai saat ini obatnya pun belum ada. Bahkan penyakit yang sangat mematikan ini berkembang sangat cepat di dalam kehidupan manusia. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Departemen Kesehatan, di negara kita terjadi peningkatan kasus penderita HIV/AIDS setiap tahun secara signifikan. Sesungguhnya penyakit ini timbul dari manusia sendiri. Sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kita umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual diluar nikah. Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Hanya pencegahan agar tidak terinfeksi penyakit HIV/AIDS lah jalan terbaik yang dapat kita lakukan saat ini. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

B. SARAN Adapun saran-saran dari kami yang mungkin akan berguna bagi kita semua, yaitu: 1. Bagi kita sebagai manusia, hendaknya selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan AIDS.

9

2. Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan jangan berganti-ganti pasangan seksual. 3. Apabila berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah alat suntik itu steril atau tidak. 4. Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih dahulu perikasakan apakah tranfusi darah itu bebas dari virus HIV. 5. Bagi kita sebagai generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat seperti itu tidak ada gunanya. Dan selalu hindarkan diri dari pergaulan bebas yang bersifat negatif. 6. Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun brosur-brosur, yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita memperhatikan dengan baik, agar segala sesuatu tentang AIDS dapat diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan diri sejak dini dari AIDS. 7. Bagi orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus AIDS tidak menular pada pasangan seksualnya. 8. Bagi pemerintah, hendaknya terus gencar dalam memerangi AIDS misalnya dengan memberikan penyuluhan, dan penutupan tempat-tempat prostitusi untuk mengurangi penyakit masyarakat. Selain itu, pemerintah juga seharusnya menjamin penderita AIDS agar tidak mendapatkan tekanan mental ataupun tindakan diskriminatif.

10

DAFTAR PUSTAKA Irhezt. 2010. “Makalah HIV/AIDS”. Online (http://id.wordpress.com/?ref=foocter.blog) Diakses 11 Juni 2014 Lushi Rosmayanti. 2012. “Makalah HIV/AIDS”. Online. (http://lushirosmayanti.blogspot.com/2012/11/makalah-hiv-aids-html) Diakses 11 Juni 2014. Ari Saputra. 2013. “Contoh Makalah Tentang HIV AIDS bagi murid SMA”. Online. (http://arisaputra18.blogspot.com/2013/08/contoh-makalah-tentang-hivaids-bagi.html) Diakses 11 Juni 2014. Blogger. 2013. “Contoh Makalah Tentang HIV AIDS Terbaru”. Online. (http://artikelunikl.blogspot.com/2013/07/contoh-makalah-tentang-hiv-aids-terbaru.html) Diakses 11 Juni 2014 Feri Pricopandi. 2014. “Makalah HIV AIDS”. Online. (http://independent.academi/edu/feripricopandi) Diakses 11 Juni 2014 Hulwaanah Kalhuriyyah. 2013. “Askep HIV AIDS”. Online (http://shiniciranmowi.blogspot.com) Diakses 11 Juni 2014 Ismail Boy .2013. “Makalah HIV/AIDS”. Online (http://ismailboy23.wordpres.com.2013/10/27/makalah-hivaids) Diakses 11 Juni 2014

11

Related Documents


More Documents from "yuyun dianita"

10260_farmasi Rs Fix.docx
November 2019 51
November 2019 44
Absen Penyuluhan.docx
November 2019 54
Matrik_penelitian.pdf
December 2019 51