A.
PENDAHULUAN Lancarnya
operasi
sebuah
fasilitas
pelatihan
olahraga
memerlukan suatu pengetahuan tentang teori manajemen dan pengembangan pribadi. Kedokteran olahraga pada tingkatan paling mendasarnya merupakan penyediaan perawatan kesehatan kepada para atlet, utamanya berkaitan dengan pengembalian menuju kompetisi dan kegiatan-kegiatan kehidupan sehari-hari yang bisa jadi dikompromikan rehabilitasi.
sementara
waktu
Anggaran-anggaran
setelah bisa
cidera
menetapkan
dan
selama
parameter-
parameter didalam sebuah tim kedokteran olahraga bisa beroperasi, tetapi suatu standar perawatan kesehatan yang memadai senantiasa merupakan hasil yang harus direalisasikan. Menetapkan
kebijakan-kebijakan
dan
prosedur-prosedur,
penjadwalan personel, penganggaran, komunikasi multi lokasi, dan organisasi-organisasi olahraga siswa merupakan contoh-contoh topik yang harus ditangani oleh supervisor fasilitas pelatihan olahraga. Tujuan bab ini adalah untuk mengenali komponen-komponen wajib manajemen ruang pelatihan olahraga dalam sebuah pola sistematis yang memperkenankan seorang pelatih olahraga menggunakan sumber dayanya dengan bijak. B.
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN DAN PROSEDUR-PROSEDUR Suatu aspek-aspek terpenting manajemen fasilitas adalah menetapkan
kebijakan-kebijakan
1
dan
prosedur-prosedur
untuk
mengoperasikan fasilitas. Kebijakan-kebijakan merupakan kerangka dasar prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang digunakan untuk mengatur dan mempercepat pengambilan keputusan. Pernyataanpernyataan yang jelas dan akurat tentang kebijakan-kebijakan untuk mengoperasikan komunikasi.
ruang
Kalangan
pelatihan
olahraga
administrator
adalah
seringkah
vital
bagi
menggunakan
pernyataan-pernyataan operasional ini untuk mengevaluasi fungsi ruang pelatihan olahraga. Prosedur-prosedur menguraikan proses dengan apa sesuatu dapat dilaksanakan. Kemungkinan ada sejumlah ketumpangtindihan di dalam definisi-definisi tertulis tentang apa dan mengapa (kebijakan) dan bagaimana
(prosedur)
itu.
Kebijakan-kebijakan
dan
prosedur-
prosedur fasilitas harus menangani isu-isu berikut: (1) populasi yang akan dilayani, (2) penggunaan tepat fasilitas-fasilitas, (3) uraianuraian pekerjaan untuk staf, (4) rantai komando, dan (5) supervise. 1. Populasi Yang Dilayani Isu pertama yang akan ditangani untuk sebuah fasilitas pelatihan olahraga adalah menetapkan populasi pasien yang akan dilayani. Tipe pasien yang terlihat dalam fasilitas-fasilitas pelatihan olahraga berbeda adalah bervariasi menurut institusinya. Klinikklinik kedokteran olahraga umumnya akan merawat setiap orang yang diserahkan kepada klinik itu oleh seorang praktisi berl isensi.Sejumlah fasilitas pelatihan olahraga universitas hanya
2
merawat atlet-atlet di mana fasilitas-fasilitas pendidikan universitas lainnya merawat
anggota-anggota cheerleader, marching band,
partisipan olahraga klub, dan bahkan partisipan olahraga di dalam sekolah. 2. Penggunaan Fasilitas Sebuah ruang pelatihan athletic merupakan suatu fasilitas perawatan
kesehatan.
Ada
prinsip-prinsip
tertentu
untuk
mengoperasikan sebuah fasilitas perawatan kesehatan yang harus dipatuhi. a. Kerahasiaan ketat merupakan suatu keharusan b. Prosedur-prosedur stern harus dilaksanakan c. Rasa hormat diperlukan untuk pasien-pasien yang dilayani d. Tidak ada masalah yang diabaikan akibat perasaan-perasaan pribadi staf terhadap pasien. Ini sama sekali bukan merupakan sebuah daftar yang lengkap, tetapi ini harus mendorong kalangan administrator fasilitas
mulai
mempertimbangkan
semua
konsekuensi
pemeliharaan standar-standar yang sama seperti kantor seorang dokter atau departemen di dalam sebuah rumah sakit. Pada beberapa lembaga; institusi, ruang; kamar pelatihan olahradga
hanya
digunakan
untuk jasa
ke
atlit-atlit regu
universitas. Di pihak lain ruang; kamar pelatihan olahraga bisa digunakan sebagai suatu laboratorium pengajaran yang klinis,
3
klub olahraga siswa dengan pelatihnya, atau oleh kelompokkelompok dari luar seperti kelas-kelas lainnya. Ketersediaan pelatihan olahraga tinggal untuk tujuan-tujuan ini yang harus digambarkan
di
dalam
kebijakan-kebijakan
dan
prosedur-
prosedur. Itu adalah bijaksana untuk mengidentifikasi keduanya hari-hari dan waktu untuk ini aktivitas yang luar. Setiap penggunaan tidak menyetujui di dalam kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur harus tidak dipertimbangkan. Secara umum klinik-klinik pengobatan olahraga-olahraga bukanlah tersedia bagi penggunaan-penggunaan dari pihak luar, tetapi mereka bisa menggunakan sebagai lokasi-lokasi untuk dalam jabatan programprogram tertentu. Kebanyakan fasilitas-fasilitas pelatihan perguruan tinggi atau universitas keolahragan akan membuat beberapa peraturan umum tentang perilaku di dalam pelatihan olahraga. Beberapa contoh peraturan mengenai penggunaan ruang kamar pelatihan olahraga adalah: a. Ruang pelatihan olahraga bukan tempat perkumpulan siswa, tolong jangan menggunakannya untuk hal lain dan sebagainya. b. Ruang pelatihan olahraga bukanlah satu tempat yang sesuai untuk belajar.
4
c. Orang-orang yang bukanlah pasien-pasien atau personil pelatihan olahraga dilarang tinggal di dalam ruang pelatihan tanpa ijin dari pelatih kepala olahraga. d. Tolong tinggalkan sepatu-sepatu didepan pintu. e. Tidak ada wujud rokok di dalam ruang pelatihan pada setiap waktu, karena hal ini adalah merupakan prilaku tidak sehat. f. Es hanya digunakan untuk ilmu pengobatan dan bukan untuk konsumsi, karena kalau digunakan untuk di konsumsi, maka persediaan nantinya tidak mencukupi. 3. Uraian Pekerjaan Uraian pekerjaan personel fasilitas harus disertakan ke dalam kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk para karyawan penuh waktu dan paruh waktu. Langkah pertama dalam menyediakan
uraianuraian
pekerjaan
untuk
staf
adalah
menyederhanakan hampir semua orang yang dilibatkan langsung dalam program kedokteran olahraga. Anggota-anggota tim dalam sekolah tinggi atau universitas bisa menyertakan pelatih olahraga kepala, asisten pelatih olahraga, dan dokter tim. Dalam suatu latar klinis, anggotaanggota bisa mencakup direktur medis, dokter staf, pelatih olahraga, terapi fisik, dan pembantu. Dalam sebuah latar sekolah menengah, anggota-anggota bisa mencakup pelatih olahraga, dokter tim atau keluarga, dan perawat sekolah. Dalam suatu latar
5
profesi, anggota-anggota bisa mencakup dokter tim, pelatih atletik, terapi fisik, dan personel medis lainnya. Kalangan konsultan yang berafiliasi dengan programnya harus dicantumkan ke dalam manual kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur ruang pelatihan. Mereka bisa disusun melalui pelatih olahraga kepala atau dokter tim. Mereka dapat mencakup seorang dokter praktek keluarga, dokter bedah tulang, dokter penyakit dalam, terapis fisik, dokter syaraf, dokter, dan lain-lain. Sebuah uraian terperinci kewajiban-kewajiban masingmasing
profesional
meredakan
pada
tim
kebingungan
kedokteran
menyangkut
olahraga
akan
tanggungjawab-
tanggungjawab pekerjaan mereka dan membuat operasi-operasi berjalan lebih mulus. Diskripsi tugas personil fasilitas harus tercakup didalam kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur, untuk kedua karyawan part-time dan yang full-time. Pertama masuk menyediakan diskripsi tugas untuk staf itu, untuk hanya mendaftarkan semua orang yang secara langsung dilibatkan didalam program pengobatan dan pelatihan olahraga. Para anggota regu di dalam perguruan tinggi atau universitas tersebut boleh ikut tanpa syarat yang detail, termasuk pelatih kepala olahraga, pelatih-pelatih asisten olahraga, dan dokter tim.
6
C. KONTRAK Ada dua tipe dasar perjanjian dengan para pelatih olahraga dipekerjakan: perjanjian kontrak dan perjanjian jabatan tangan. Sebuah kontrak merupakan suatu dokumen tertulis yang mengikat seorang karyawan kepada seorang majikan. Tipe perjanjian ini disukai dalam berbagai sekolah menengah dan universitas, digunakan oleh sekitar separuh dari tim-tim profesional, dan jarang digunakan dalam latar-latar klinik kedokteran olahraga. Sejumlah kontrak adalah cukup mendetil, yang mengkerangkakan tanggungjawab seorang karyawan. Para pelatih olahraga staf dapat dipertimbangkan sebagai "staf pengajar" atau "staf tidak berklasifikasi" dalam Sebuah sekolah tinggi atau universitas. Mereka bisa jadi terbatas pembayaranya hanya 40 jam seminggu untuk tahun kerja bersangkutan meskipun mereka bekerja lebih dari batas 40 jam selama musim sepakbola. Sekolah tinggi atau universitas juga akan memiliki suatu manual kebijakan dan prosedur terkait karyawan-karyawannya yang mencakup banyak sspek ketenagakerjaan. Ini melibatkan hak dan tanggung jawab karyawan dan meletakkan prosedur due proses untuk pengaduan pengaduan oleh atau terhadap seorang karyawan. Ini bisa mempengaruh apa
yang dapat disertakan ke dalam kebijakan-
kebijakan dan prosedur prosedur ruang pelatihan olahraga.
7
1. Diskripsi Tugas untuk Pelatih Kepala Olahraga a. Arahkan
program
untuk
pencegahan,
perawatan,
dan
rehabilitasi luka-luka yang terkait dengan olahraga untuk semua atlit para laki-laki dan perempuan. b. Mensupervisi pelatih-pelatih yang bersertifikat full-time. c. Kurus penyerahan-penyerahan kepedulian dan perbuatan medis darurat. d. Mensupervisi pengalaman olahraga siswa, pelatih yang klinis di dalam ruang; kamar pelatihan dan membantu direktur program dengan
tugas-tugas
dari
pelatih-pelatih
siswa
kepada
tanggung-jawab yang spesifik. belajar kursus-kursus yang ditugaskan oleh departemen dari ilmu pengetahuan latihan. e. Pelihara
suatu
sistim
dari
catatan-catatan
yang
luka-
luka/kerugian di semua atlit dengan kerahasiaan yang dijamin. f. Susun rencana pembelian dari peralatan persediaan dan ilmu pengobatan medis. g. Mengendalikan peralatan dan memelihara serta mengobati di dalam ruang, kamar pelatihan. h. Koordinir memangku
suatu
masalah
jabatan
dari
berupa
dokter-dokter resep
obat,
regu
yang
penyerahan-
penyerahan, dan pengujian-pengujian. i. Patuhi dan tetapkan satu baris komunikasi antar orang tua, dokter, atlit, dan pelatih.
8
j. Koordinir layanan makanan semua khusus memberi makan seperti sepak bola preseason dan kejadian khusus. k. Didik dan nasehati staf pelatihan, atlit-atlit, para siswa, dokterdokter dan pekerja lainnya. l. Mensupervisi pemenuhan siswa olahraga dari pelatih pelatihan yang tinggal, praktek-praktek, game-game, dan olahragaolahraga musim panas seperti berkemah dan hacking. m. Tanggung-jawab lain seperti yang ditugaskan oleh direktur olahraga.
2. Diskripsi Tugas untuk Pelatih Asisten Olahraga a. Membantu didalam kepedulian, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi luka-luka yang terkait dengan olahraga. b. Membantu
dengan operasi yang sehari-hari di ruang kamar
pelatihan. c. Mengorganisir dan memelihara catatan mengenai kesehatan harian. d. Membantu
didalam memesan dan inventori pemeliharaan
untuk semua farmasi dan persediaan. e. Mengkoordinir bantuan dan mensupervisi program pelatih siswa olahraga. f. Mensupervisi dan monitor program asuransi olahraga untuk masuk kebijakan dan tingkat perubahan.
9
g. Koordinir ketetapan suatu pelatih untuk semua wanita atau pria yang
berolahraga
secara
berregu
di
universitas
yang
menggunakan bantuan dari yang lain dan menjamin pelatihpelatih dan siswa lainnya. h. Tugas-tugas lain seperti yang ditugaskan oleh direktur yang olahraga.
Klinik-klinik kedokteran olahraga bisa memberikan kontrak-kontrak tertulis kepada para dokter, pelatih olahraga, dan terapi fisik. Kadang-kadang kontrak itu akan menetapkan k rite ria-kri teria pekerjaan awal. Dalam skema ini, gaji dan tunjangan seringkali tunduk pada negosiasi tahunan, di mana kondisi-kondisi ketenagakerjaan lain ditetapkan dalam dokumen sah. Sebuah perjanjian jabatan Langan merupakan perjanjian verbal yang menangani isu-isu dasar yang sama seperti kontra tertulis tetapi perjanjian tipe ini tidak ditulis. Tipe kontrak ini sama mengikatnya, menurut teorinya, seperti halnya kontrak tertulis. Kontrak ini jauh lebih terbuka terhadap penafsiran dan lebih sulit dibuktikan dalam pengadilan hukum dibanding kontrak tertulis. 1. Rantai Komando Identifikasi orang yang
bertanggungjawab atas perawatan
kesehatan para pasien clan tatanan para bawahannya adalah vital lagi operasi lancar sebuah fasilitas pelatihan olahraga. Haruslah
10
jelas siapa
yang
memiliki
tanggungjawab
pamungkas atas
keputusan-keputusan medis pada sebuah fasilitas (dokter), individu yang ditetapkan untuk mengimplementasikan keputusan-keputusan itu dalam sebuah situasi khusus (pelatih olahraga), dan orang yang bisa
ditetapkan
oleh
supervision
sebagai
agen
untuk
menyelesaikan tugas (pelatih olahraga, terapi, dan siswa). Dalam sekolah tinggi atau universitas, dokter tim mempunyaI keputusan akhir dalam urusan-urusan medis dan direktur olahraga mempunyai keputusan akhir untuk urusan-urusan administrasi dankeorganisasian. Pelatih olahraga kepala berperan sebagai seorang mediator antara keduanya clan mensupervisi staf pelatihan olahraga pada umumnya. Situasi administrasi ideal untuk seorang pelatih olahraga bisa berupa tempat di mana pelatih olahraga dipekerjakan oleh departemen kedokteran olahraga (rumah sakit, clinic, praktek pribadi,
dsb)
yang
melengkapi
pencakupan
medis
kepada
departemen-departemen olahraga sekolah tinggi atau universitas.
11
Gambar 5-1. Perbandingan dari rantai-rantai dari perintah. 2. Supervisi Para Pelatih Olahraga Siswa Para
pelatih
olahraga
siswa
merupakan
bagian
tak
terpisahkan dari sebuah program pelatihan olahraga sekolah tinggi atau universitas. Mereka merupakan sumberdaya berharga, utamanya di mana ada banyak tim dan atlet. Karena partisipasi merely dalam program-program-pelatihan olahraga, mereka harus diperlakukan sebagai seorang anggota staf. Ini harus membawa tanggung jawab menyangkut kompetensi, ketidak berpihakan, dan kerahasiaan. Para pelatih olahraga siswa ada dallam situasi sulit kerena mereka melihat dan mendengar segala sesuatu yang masih
12
bersifat pribadi. Mereka merupakan bagian dari "manajemen" dan bukannya "para pekerja" (atlet), tetapi mereka masih merupakan sejawat-sejawat atletatlet siswa. Ini kadang-kadang menyulitkan pemelilharaan jarak dan obyektivitas yang diperlukan.
D. PENJADWALAN PERSONEL Penjadwalan personel merupakan satu dari pondasi-pondasi mendasar sebuah program kedokteran olahraga yang lingkungan kerja yang efisien, efektif, dan menyenangkan. Beberapa faktor harus dipertimbangkan ketika menetapkan suatu skedul kerja, termasuk tujuan fasilitas, jam operasi personel yang tersedia, daft. tingkatan pencakupan yang diperlukan untuk perawatan medis yang tepat. 1. Tujuan Fasilitas Sebuah pemahaman jelas tentang suatu misi fasilitas pelatihan olahraga diperlukan untuk secara memadai menugaskan personel. Apakah fasilitas merupakan sebuah lokasi layanan atau sebuah lokasi pengajaran dia merupakan perpaduan dari keduanya? Atmosfir yang ditemukan dalam lapangan praktek, di mana tanggungjawab
pelatih
olahraga
didefinisikan
meluas
dan
dikhususkan dalam evaluasi dan perawatan akut, adalah sangat berbeda dari yang ditemukan dalam sebuah klinik kedokteran olahraga dimana penekanannya ada pada perawatan pasca akut,
13
perawatan kronis, dan rehabilitasi, dan di mana fokusnya dikontrol sangat ketat. Dalam
sejumlah
keadaan,
pars
pelatih
olahraga
bisa
mendapati bahwa mereka bertanggungjawab atas keberadaan dalam banyak hal yang berbeda selama hari tertentu. Kesemuanya ini meliputi pencakupan praktek atau permainan di sebuah lokasi lapangan, rehabilitasi dan reevaluasi di klinik kedoketran olahraga, persiapan pra-permainan atau pra-praktek dalam ruang pelatihan olahraga, suatu tempat rehabilitasi yang jauh dari klinik ruang pelatihan olahraga utama, atau bahkan sebuah klinik atau sebuah bantuan riset terpisah di luar kampus. 2. Jam - Jam Operasi Sebuah fasilitas pelatihan olahraga harus buka beberapa jam mencukupi selama harinya untuk secara memadai mencakup kebutuhankebutuhan perawatan kesehatan para pasien yang dilayani oleh fasilitas tersebut. Ini akan berbeda-beda berdasarkan lokasi dan fokus pencakupannya. Jam-jam di dalam sebuah tempat klinik bisanya akan lebih dapat diprediksikan dibanding jam pencakupan permainan atau praktek. Mendefinisikan jam-jam operasi mempertimbangkan pengembangan sebuah skedul yang fleksibel yang memastikan bahwa fasilitas tersebut staf memadai dan memperkenankan para pelatih olahraga memvariasikan waktuwaktu mereka sesuai kebutuhan.
14
Dalam sejumlah keadaan, skedul bisa jadi berbeda untuk harihari dalam seminggu dan akhir pekan atau untuk pencakupan pagi hari versus sore hari. Dengan menganalisa kebutuhan-kebutuhan lokasi dan dengan secara akurat menelusuri pasien atau aliran kerja, adalah dimungkinkan untuk memperoleh suatu gagasan lebih spesifik tentang berapa banyak orang yang akan dibutuhkan untuk secara efesien melaksanakan kewajiban-kewajiban. 3. Pertimbangan-pertimbangan Personel Tanggung jawab staf sangat bervariasi antara para pelatih olahraga bersertifikat, pelatih olahraga bersertifikat siswa dan mahasiswa,
pelatih
olahraga
tidak
bersertifikat
siswa
dan
mahasiswa, dan konsultan professional. Penugasan-penugasan ruang tim pelatihan olahraga dan tim harus dibuat berdasarkan hal ini, kompetensi, dan juga kualifikasi individu. a. Para Pelatih olahraga Bersertifikat Penuh Waktu. Dalam Tatar-Tatar sekolah tinggi dan universitas atau sekolah menengah, staf umumnya akan ditugaskan pada olahraga tubruk, kontak, dan resiko tinggi lainnya (misalnya senam). b. Pelatih Atletik Paruh Waktu. Para pelatih olahraga paruh waktu biasanya mempunyai tanggung jawab atas satu ruang pelatihan olahraga atau olahraga selama porsi tertentu suatu hari. Dalam Tatar sekolah tinggi atau universitas, banyak pelatih mempunyai sebuah posisi
15
penuh waktu dengan suatu penganggkatan terbelah antara tanggung jawab pengajaran dalam departemen pendidikan fisik dan departemen olahraga. Pengangkatan-pengangkatan
terbelah
bisa
memicu
konflik
antara arena akademis dan arena pelatihan olahraga ketika para coache menginginkan pelatih olahraga hadir dalam lebih banyak waktu dan posisi akademis bisa jade meminta lebih banyak produktivitas ilmiah dan reset agar bisa dipromosikan. Pelatihpelatih olahraga paruh waktu juga bisa dipekerjakan di sekolahsekolah menengah atau sejumlah sekolah tinggi kecil, selama musim olahraga khusus, misalnya sepakbola, atau selama tahun sekolah keseluruhan. c. Para pelatih olahraga siswa. Para
pelatih
olahraga
siswa
diharuskan
mengakumulasi
"pengalaman klinis di bawah supervise langsung seorang instruktur klinis berkualified dalam sebuah Tatar klinis yang dapat diterima." Seperti yang didefinisikan oleh NATA, "pengalamanpengalaman klinis" melibatkan provisi untuk siswa pelatihan olahraga mengembangkan keterampilanketerampilan teknis dan pengetahuan khusus melalui penerapan langsung layanan perawatan kesehatan olahraga menyeluruh." d. Konsultan.
16
Para
profesional
yang
merupakan
bagian
daripada
tim
kedokteran olahraga berbasis konsultasi memiliki praktekprakteknya sendiri yang mempunyai sebuah dampak terhadap ketersediaan
mereka.
Sejumlah
dokter
dikontrak
untuk
menyediakan pencakupan medis kepada sebuah program olahraga, dokter-dokter lainnya adalah para relawan. Banyak program sekolah tinggi atau universitas mempunyai satu atau lebih dokter yang Nadir 2 hingga 5 atau 6 hari seminggu dalam ruang pelatihan olahraga untuk mengevaluasi dan merawat cidera dan penyakit. Komunikasi dengan para dokter ketika menyusuan sebuah jadwal
pendahuluan,
tanggungjawabnya
dan
didalam
juga
mengklarifikasi
program
tersebut
tingkatan
meniadakan
kebutuhan akan revisi-revisi konstan terhadap skedul sekali saja diterapkan. e. Pencakupan Ruang Pelatihan Olahraga Tim. Sebuah pertimbangan akhir untuk penugasan-penugasan staf adalah apakah pelatih olahraga akan ditugaskan pencakupan tim individu atau ditugaskan pada pekerjaan di luar dari sebuah lokasi tertentu. Ada keuntungan-keuntungan dan, kerugiankerugian dalam. kedua metode itu. Keuntungan utama untuk ditugaskan pencakupan tim ialah bahwa pelatih olahraga akrab dengan semua atlet, kepribadian-
17
kepribadian mereka, catatan-catatan cidera, prognosis, terapi, dan rehabilitasi mereka. Kerugiannya adalah bahwa permintaanpermintaan pencakupan praktek dan perjalanan adalah konstan. Beban waktu bisa dikurangi dengan menugaskan sekelompok pelatih olahraga pada sebuah lokasi tunggal. Penugasan-penugasan perjalan dan tanggungjawab-tanggung jawab lapangan selanjutnya dapat dirotasi antar kelompok itu. Dengan sejumlah tim yang bekerja di luar dari sebuah ruang pelatihan olahraga, pelatih olahraga A akan pergi dengan tim pertama, pelatih olahraga B akan pergi dengan tim berikutnya, dan seterusnya sampai semua pelatih olahraga bersertifikasi telah bepergian dan siklusnya dapat bermula lagi. Ada keragaman lebih banyak tetapi kesamaan lebih sedikit dengan para atlet tertentu, reaksi psikologis mereka terhadap cidera, kepercayaan mereka pada terapi dan rehabilitasi, dengan harapan-harapan coach dari para pelatih olahraga. Sekama ini juga bisa memperkenankan para pelatih olahraga dengan anakanak kecil untuk memelihara pekerjaan mereka sementara tidak bepergian untuk sate periode waktu tertentu. Kedua sistem itu digunakan dalam ruang pelatihan olahraga di seluruh negeri. E. PENGANGGARAN Manajemen sumberdaya financial terdiri dari pengeluaran uang untuk
menutupi
biaya-biaya
dan
18
pengumpulan
uang
untuk
layanan-layanan yang diberikan dalam sebuah pola teroganisir, obyektif. Kecuali klinik kedokteran medis olahraga, uang pelatihan olahraga yang datang biasanya dalam bentuk pemberian anggaran dari
organisasi.
Penyimpanan
catatan-catatan
tentang
alokasi
pendapatan dan pengeluaran memperkenankan evaluasi efisiensi dan efektivitas program bersangkutan. 1. Tipe-tipe Anggaran a. Tipe pertama adalah anggaran operasional. Anggaran ini mengalokasikan uang untuk pelaksanaan seharihari programnya. Ini mencakup biaya-biaya persediaan barang dan peralatan, termasuk pemeliharaan dan perbaikan. Di dalam sebuah
Tatar
klinis
kedokteran
olahraga,
pendapatan-
pendapatan dalam bentuk fee pssien dihasilkan. Pengeluaranpengeluaran yang dihasilkan setiap hari untuk menjalankan klinik harus seimbang dengan pendapatan-pendapatan yang diperoleh. Klinik-klinik tidak boleh berencana memperluas atau menghabiskan lebih banyak uang dibanding yang mereka dapatkan.
b. Tipe kedua adalah anggaran tunai. Kebanyakan ruang pelatihan olahraga tidak menyediakan tipe anggaran ini. Anggaran ini menaksir pendapatan-pendapatan yang diterima dan uang yang dikeluarkan setiap bulan selama
19
tahun fiskal sehingga tidak ada kelangkaan uang untuk menutupi penguluaran-pengaluaran dalam sate bulan tertentu. Ini memperkenankan manajemen memelihara uang tunai mencukupi untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan. c. Tipe anggaran ketiga adalah anggaran modal. Ini
merupakan
sebuah
anggaran
jangka
panjang
yang
mencakup uang yang dibelanjakan atas tanah, bangunan, renovasi, dan peralatan besar. 2. Sistem-sistem Anggaran Ada sejumlah cara berbeda untuk mempersiapkan sebuah anggaran.
Umumnya
diketahui
bahwa
sebuah
anggaran
merupakan sebuah daftar debet dan kredit terperinci. Banyak anggaran dikelola di sepanjang tahun dan menyisakan uang dalam sebuah rekening pada akhir tahun. Bila ini merupakan sebuah anggaran terbatas, uang ini selanjutnya kembali menuju organisasi. Ini seringkali terjadi pada pendidikan dan pemerintah. Namun, bila anggarannya adalah sebuah rekening bergulir, uang yang tidak dibelanjakan dalam tahun fiskal ini ditangguhkan dan bisa dibelanjakan selama tahun berikutnya. Sistem-sistem untuk mengkategorisir anggaran-anggaran adalah berbeda-beda. Satu tipe yang lazim digunakan adalah anggaran item lini. Semua pengeluaran belanja dirincikan menurut
20
kategori-kategori misalnya persediaan, pengeluaran profesional, pengeluaran operasional, dan pengeluaran modal. Anggaran-anggaran program merupakan kategori-kategori fungsional di dalam sebuah anggaran keseluruhan yang mencakup semua biaya "program" tertentu. Tipe anggaran ini seringkali terlihat dalam latar-latar perawatan kesehatan." Masing-masing area evalausi dievalausi menyangkut total biaya programnya. 3. Proses Penganggaran Dalam program-program pelatihan olahraga, uang yang tersedia harus memperkenankan pelatih olahraga memastikan perawatan kesehatan yang memadai untuk atlet-atlet dalam asuhan mereka. Sejalan ruang lingkup programnya meningkat dari sekolah menengah menuju sekolah tinggi atau universitas hingga atletik professional, rekening dolar sangat bervariasi, tetapi proporsi-proporsi total anggaran yang dihabiskan pada setiap kategori masih sangat sama. Untuk
mempersiapkan
sebuah
permintaan
anggaran
beberapa faktor perlu dipertimbangkan. Yang pertama adalah bahan-bahan (persediaan, peralatan) yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran-sasaran programnya. Ini memerlukan suatu pengetahuan tentang jumlah bahan yang akan digunakan. Dengan demikian, sebuah tempat awal untuk suatu anggaran adalah inventaris persediaan yang tersedia. Inventaris hares dilakukan
21
paling tidak setiap tahun, lebih disukai triwulanan atau setengah tahunan.
F. RENCANA PEMBELIAN Rencana-rencana pembelian yang dioperasikan oleh para pelatih olahraga mempunyai dampak besar terhadap apa, kapan, dan bagaimana
bahan-bahan
dibeli.
Dalam
institusi-institusi
publik,
biasanya ada dua rencana pembelian yang beroperasi: rekening terbuka dan tender kompetitif. Hingga batas-batas dolar yang ditetapkan, rekening terbuka bisa berlangsung untuk membeli persediaan dalam jumlah yang lebih kecil. Jumlah dolarnya bervarasi dari satu ke lain institusi dan bisa dicakup oleh undang-undang federal. Setelah suatu jumlah dolar tertentu telah dicapai, kebanyakan institusi publik harus menangani suatu prosedur tender kompetitif. Seorang pelatih olahraga akan mengirim lembaran permintaan kepada calon-calon peserta tender yang akan merespon dengan harga-harga untuk
barang-barang
tertentu.
Biaasanya
pelatih
olahraga
mengirimkan permintaan tender kepada paling sedikit 3 peserta tender dan paling banyak 10. Sejumlah institusi akan menetapkan jumlah minimum permintaan yang harus dikirim atau jumlah maksimum yang bisa dikirim.
22
G. PENGUMPULAN DANA Kemampuan
untuk
menggunakan
uang
diluar
proses
penganggaran normal (pengumpulan dana) merupakan sebuah aspek semakin menarik dari pada kemampuan seorang pelatih olahraga untuk memperoleh peralatan baru. Banyak program pelatihan olahraga sekolah tinggi dan universitas aktif mengumpulkan dana dari dokterdokter wilayah, utamanya mereka yang merupakan dokter-dokter rujukan untuk program kedokteran olahraga. Sangat sering pada level sekolah tinggi atau universitas sejumlah peralatan dibutuhkan untuk memfasilitasi program-program rehabilitasi,
tetapi
terlalu
mahal
untuk
disertakan
kedalam
anggarannya. Kebanyakan departemen olahraga mempunyai sebuah yayasan untuk uang dari para donatur yang digunakan untuk proyekproyek tertentu.
H. KOMUNIKASI TEPAT GUNA Institusi-institusi yang memiliki fasilitas-fasilitas pelatihan olahraga harus menetapkan cars komunikasi multi lokasi yang cepat, handal antara lokasi-lokasi. Kemampuan untuk mengontrak seorang pelatih olahraga di lapangan atau di lokasi terpencil bisa jadi penting dalam manajaman ciders yang tepat. Ada sejumlah metode komunikasi antara markas dan pelatih-pelatih olahraga di lapangan.
23
Tiga dari metode yang paling popular adalah radio dua arch, telepon seluler atau jinjing, dan beeper. 1. Radio Dua Arah Radio dua arah merupakan unit peralatan jinjing, genggam, yang menyediakan kebebasan gerakan besar di lapangan. Sayangnya, suatu kelemahan tipe komunikasi ini ialah bahwa setiap orang yang memanteng receiver pada frekeunsi yang sama dapat memonitor percakapan. Bila privasi merupakan hal penting, sebuah telepon reguler harus digunakan. Karma radio adalah untuk komunikasi darurat, percakapan santai tidak boleti digunakan. Sebuah saluran yang jernih harus tersedia untuk mengontak layanan medic darurat, dokter tim, dan sebagainya. 2. Telepon Telepon merupakan sexual piranti komunikasi efektif antara dua fasilitas pelatihan olahraga atau Iebih. Telepon terbatas pada lokasi-lokasi dengan memperbaiki instalasi telepon. Sebuah masalah besar menyangkut telepon tradisional dapat terjadi ketika telepon satu-atunya berlokasi di sebuah area yang terkunci ketika adaministrasi sekolah keluar untuk hal tersebut Akses alternatif menuju sebuah alat komunikasi, apakah kunci untuk ruang telepon atau instalasi telepon tambahan merupakan suatu keharusan. 3. Beeper
24
Penggunaan beeper atau pager menjadi populer di banyak profesi di mana komuni.kasi instan merupakan suatu keharusan, utamanya ketika individu yang harus dicapai. sangat aktif bergerak. Sebuah beeper dapat menyiarkan sebuah pecan Suara atau menampilkan kod.e-kode alfanumerik atau numeric.
I. ORGANISASI-ORGANISASI PELATIH OLAHRAGA SISWA Organisasi-organisasi pelatih olahraga siswa merupakan sebuah tambahan memuaskan kepada suatu program pendidikan pelatihan olahraga. Banyak siswa, utamanya siswa-siswa baru, terintimidasi oleh jumlah orang dengan siapa mereka terlibat dalam ruang pelatihan olahraga. Terlihat bahwa semua pelatih olahraga siswa kelas atas mengetahui altet-atlet itu, staf pelatihan olahraga, dokter, coach, dan administrator yang kemungkinan ada dalam ruang pelatihan olahraga. Siswa-siswa baru tidak akrab dengan setiap dari orang-orang ini dan bila mereka ditinggalkan sendirian, banyak yang akan drop out karena mereka tidak dapat berhubungan dengan lingkungan tersebut. Sebuah klub pelatih olahraga siswa merupakan sebuah cars yang baik untuk, menjembatani jurang pemisah dan mempertimbangkan interaksi positif siswa-siswa baru dan kelas atas.
25