213628_bab I

BAB I PENDAHULUAN

Stevens Johnson Syndrome merupakan reaksi hipersensitivitas kompleks imun yang dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti infeksi, obat-obatan, keganasan dan ditandai oleh serangan yang menyebar luas pada kulit dan struktur stomatology, serta tanda-tanda konstitusional seperti demam, lemas, sakit kepala, sakit dada, diare, muntah, dan arthralgia (Langlais, 2014). Laporan terbaru telah menghubungkan SJS dengan penggunaan obat-obatan daripada faktor etiologi lainnya (Namayanja, 2005). Antibiotik misalnya sulfonamid adalah penyebab paling umum dari SJS, diikuti oleh analgesik, obat batuk dan pilek, obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), psikoepilepsi, dan obat antigout (Foster, 2005). Nevirapine juga telah terlibat dalam patogenesis SJS (Fagot, 2001). Nevirapine adalah non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor yang secara luas digunakan dalam kombinasi dengan obat antiretroviral lain untuk pengobatan infeksi HIV (Metry, 2001). Rejimen berbasis nevirapine dari terapi antiretroviral (ARV) telah digunakan secara luas di negara terbatas sumber daya karena kemanjurannya, aksesibilitasnya dan biayanya relatif murah (Sabbatani, 2005). Ruam yang parah, termasuk sindrom Stevens-Johnson (SJS), adalah toksisitas utama nevirapine dan dijelaskan dalam label paket dengan peringatan kotak yang menonjol (Metry, 2001). Meskipun dokter yang menangani populasi besar pasien dengan HIV

1

sangat menyadari komplikasi ini, hanya satu laporan lain dari SJS terkait nevirapine yang telah didokumentasikan dalam literatur dermatologi (Metry, 2001). Makalah laporan kasus ini akan membahas mengenai pasien perempuan usia 26 tahun yang datang ke Poli Ilmu Penyakit Mulut Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan temuan klinis terdapat lepuhan kecil berisi cairan pada bibir atas. Pasien memiliki riwayat konsumsi ARV 3 minggu yang lalu.

2