Jumat, 20 Maret 2009
BACAAN RENUNGAN PAGI
SAYA DAN ENGKAU “Tuhan Allah berfirman:’Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”. Kejadian 2:18 Yesus yang penuh dengan kasih karunia, selalu mempunyai waktu – selalu menggunakan waktu – bagi semua orang yang ditemui-Nya. Dia tidak pernah terlalu terburu-buru, terlalu sibuk, atau terlalu diatur untuk berhenti dan berbicara. Betapa berbedanya dengan kehidupan kita yang sekarang! Kita ini hidup di dalam zama komunikasi, namun betapa sulitnya menemukan waktu untuk melakukan komunikasi pada tingkatan yang paling mendasar, yaitu seorang dengan seorang berhadapa muka. Teknologi kita—pesawat telepon, email, internt- memudahkan kita untuk mengirim dan menerima pesan-pesan kepada dan dari seluruh dunia, tetapi semakin banyak peralatan yang kita gunakan, semakin membuat kita merasa frustasi atau semakin mengeringkan hubungan dalam jaringan kerja pribadi, yang Allah telah berikan kepada setiap manusia ketika Dia mengatakan, “Tidak baik, kalau manusia seorang diri saja.” Kita menekan nomor (tombol cepat, tentu saja) dan kita mendengar sebuah suara berkata,” Tekan 1 kalau Anda mau ____, tekan 2 untuk ____, tekan 3 untuk ____,” demikian seterusnya. Kita merasa ingin berteriak, “saya tidak menginginkan mesin; saya menginginkan orangnya!” dan untuk memasukkan berita, alat perekam berbunyi,” Panggilan Anda penting untuk kita.” Oh ya, Tidak cukup penting utnuk memberikan pelayanan pribadi! Kita menerima e-mail (bersamaan dengan setumpuk kertas lainnya yang tidak kita inginkan) yang meminta kita untuk mendapatkan beberapa hal. Kalau kita tidak menghentikan apa yang sedang kita lakukan dan membalas si pengirim berita, dalam waktu sekian jam kita akan mendapatkan peringatan: “Pada jam 8:57 pagi ini saya mengirimkan berita sebagai berikut... saya tidak mendapatkan balasan darimu.” Dan internet, yang membuka sejumlah informasi dan banyak sekali bahan yang keluar dari suatu sumber, dapat membuat kita terpaku berjam-jam lamanya untuk duduk di depan layar komputer, mengabaikan hubungan perorangan yang diinginkan oleh pasangan hidup dan anak-anak kita. Setengah abad yang lalu seorang ahli filsafat, Martin Buber, menulis sebuah buku kecil tetapi sangat berpengaruh, yang diterjemahkan dari bahasa Jerman, berjudul Saya dan Engkau. Di dalam buku tersebut dia menganalisis masalah perhubungan, menggambarkan perbedaan di antara mereka yang berada di golongan “Saya dan Alat” dan mereka yang berada di antara golongan “Saya da Engkau”. Dalam golongan pertama kita menghubungkan yang lainnya sebagai karang, suatu objek; dalam golongan yang terakhir sebagai perorangan. Dan di dalam golongan yang terakhir inilah kita ingin berada, khususnya kalau perhubungan menjadi semakin dan semakin jauh dari pribadi.
Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi
PEMUDA ADVENT INDONESIA e-mail :
[email protected]