0203-pai

  • Uploaded by: PAI
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 0203-pai as PDF for free.

More details

  • Words: 427
  • Pages: 2
02 Maret 2009

BACAAN RENUNGAN PAGI

TIMBUNAN SALJU “Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu.” Ayub 38:22

Tidak ada apa pun atau teknologi buatan manusia yang dapat bertahan menghadapi gletser. Sungai es yang bergerak mengalir ini akan menyingkirkan setiap penghalang yang kita coba letakkan untuk menghalanginya. Salju yang tak terhitung sering jatuhnya melewati ratusan tahun, mengeras menjadi es yang sangat padat sehingga semua gelembung udara terdorong keluar. Ketika lapisan demi lapisan es itu terbentuk dan terbangun menjadi dingding-dingding dengan ketebalan ratusan kaki, maka gumpalan mulai bergerak lambat turun menuju lembah, beratnya yang luarbiasa meninggalkan bekas sebuah jalan melalui kepadatan batu karang, menggaruk permukaan bumi, mencabut batu-batu dan mengerusnya menjadi serbuk-serbuk debu. Gletser itu sama-sama indah sekaligus mengerikan. Dari suatu jarak tampaknya diam dan tidak bergerak, sinar matahari memantulkan warna kebiruan dari permukaannya yang kasar. Namun ila diperhatikan dari dekat, gletser itu mengeluarkan bunyi pekikan dan geraman dikarenakan oleh tekanantekanan yang menakutkan sementara terus terus menggerinda tanpa henti-hentinya. Gletser itu membahayakan. Jembatan-jembatan salju menyembunyikan celah-celah retakan yang sewaktu-waktu runtuh kedalaman yang tak terhingga. Saya sudah pernah melihat gletser di berbagai daerah, namun sesudah kami mengunjungi Alaska, barulah saya mulai mengerti akan kekuatannya yang sungguh dahsyat. Kami terbang dari Denver ke Achorage, dan dalam waktu 2 jam terakhir saya menengok ke bawah pada barisa demi barisan gerigigerigi pegunungan yang ditutupi oleh salju dengan gletser-gletser yang tidak terhitung banyaknya menonjol keluar dari lembah-lembah yang sedemikian banyak. Pemandangan itu membuat saya menahan napas mengagumi keajaibannya yang liar. Beberapa hari kemudian, Noelene dan saya naik sebuah perahu kecil di atas Prince William Sound. Kami melihat gletser-gletser yang menghujam masuk ke dalam laut, seakan melihat “kelahiran seekor anak sapi,” di depan mata kami dinding-dding es yang besar itu retak dan menghujam masuk kedalam air. Selama beberapa tahun lamanya terpikir bahwa tidak ada kehidupan yang dapat muncul di atas gletser itu. Namun tidak demikian halnya. Seekor cacing kecil, kecil seukuran seutas benang, hidup dekat dengan permukaan ari di antara kristal-kristal es. Ketika banyangan menutupi gletser, maka mahlukmahluk kecil ini, yang masih sejenis cacing tanah, muncul untuk memakan serbuk-serbuk yang bertebaran di atas permukaan air. “Apakah anda telah memasuki timbunan salju?” Tuhan bertanya kepada Ayub. Tanpa diragukan memang hidup Ayub telah mendengar tentang salju, dan mungkin telah melihatnya juga; salju sering kali jatuh di Yerusalem dan didaerah sekitarnya. Namun Ayub tidak mempunyai gambaran tentang apakah itu salju yang mengumpulkan gletesr yang dahsyat. Walau demikian, kita telah dapat melihat sekilas akan keajaiban dunia yang telah diciptakan oleh Allah – dan juga oleh kasih karunia-Nya.

02 Maret 2009

BACAAN RENUNGAN PAGI

More Documents from "PAI"

Pom.pdf
June 2020 16
0703-pai
April 2020 21
0203-pai
April 2020 16
1903-pai
April 2020 12
0503-pai
April 2020 11
1803-pai
April 2020 8