2003-02-13 Suara Pembaruan Lintas

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2003-02-13 Suara Pembaruan Lintas as PDF for free.

More details

  • Words: 591
  • Pages: 2
Lintas

1 of 2

http://www.suarapembaruan.com/News/2003/02/13/Nusantar/nusa12.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY

Lintas Hutan Perbatasan Kalbar Dikelola Pemprov Menteri Kehutanan pada 31 Desember 2002 telah mencabut izin penugasan pengusahaan hutan eks Yamaker di Kalbar. Dengan demikian sejak dikeluarkannya SK itu PT Perum Perhutani tidak bisa lagi melakukan aktivitas mengelola hutan eks Yamaker di sepanjang perbatasan Kalbar. Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Kalbar Ir Arman Malolongan kepadaPembaruan, Senin (10/2) mengatakan, pencabutan izin itu dituangkan dalam SK Menhut No 10344/Kpts-II/2002. Sejak itu, pengelolaan hutan diserahkan kepada provinsi. Ia mengatakan, dengan dicabutnya izin untuk Perum Perhutani itu maka hingga saat ini sudah 10 izin HPH dan 1 izin penugasan yang dicabut oleh pemerintah. Alasan pencabutan, pengelolaan itu tidak layak lagi secara ekonomis, tidak ada tanda-tanda kegiatan, dan pemilik HPH tidak melihat kenyataan di lapangan. SK Menhut itu juga memerintahkan kepada Perum Perhutani untuk menghentikan semua aktivitas di areal hutan eks Yamaker. Dikatakan, hingga saat ini HPH yang aktif di Kalbar hanya 8. Dari jumlah itu hanya 4 HPH yang disahkan rencana kerja tahunan (RKT) untuk tahun 2003. Sementara kuota tebangan untuk Kalbar tahun 2003 kurang lebih 402.000 m3. Menyinggung luas lahan yang masih berhutan di Kalbar, dikatakan, tinggal 6 juta ha. Sedang hutan produksi yang masih "perawan" tinggal sekitar 500 ribu ha yang tereletak di Kabupaten Kapuashulu, Sintang, dan Ketapang. Luas lahan yang sudah terganggu hidrologinya atau lahan kritis mencapai 3 juta ha yang tersebar di seluruh kabupaten. Hal itu dapat berpengaruh terhadap terjadinya banjir. (146)

Mundur dari Jabatan Camat DRS Achmad Samudji MM menyatakan mundur dari jabatan Camat Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur dengan alasan akan berkonsentrasi menyelesaikan studi program doktoral (S3) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ia mengaku sulit berkonsentrasi pada penyelesaian studinya jika masih harus memegang jabatan camat. Wali Kota Batu Drs Imam Kabul MSi saat dikonfirmasi, Selasa (11/2), membenarkan, surat pengunduran diri Achmad Samudji diterima Jumat (7/2) lalu dan baru Senin (10/2) disetujuinya. "Saya sulit menolak,'' katanya. Sekretaris Pemkot Batu Drs M Haryono Anwar secara terpisah mengatakan, walaupun yang bersangkutan mengundurkan diri dari jabatan camat, namun tetap sebagai pegawai negeri sipil (PNS). "Hak-haknya tetap dipenuhi sesuai pangkat dan golongannya yang sudah III-D," ujarnya. (070)

Perambahan Hutan Cagar Alam

4/28/2008 9:35 AM

Lintas

2 of 2

http://www.suarapembaruan.com/News/2003/02/13/Nusantar/nusa12.htm

PERAMBAHAN hutan cagar alam di Kelurahan Dusun Besar, Kota Bengkulu, belakangan ini meningkat, Sebagian besar lahan cagar alam tersebut dibuka penduduk untuk dijadikan sawah tanah hujan. Diperkirakan, warga yang membuka lahan di cagar alam Dusun Besar itu mencapai 100 kepala keluarga (KK). Sebagian besar dari mereka berasal dari Kabupaten Bengkulu Selatan dan sebagian lagi penduduk setempat yang tidak memiliki lahan pertanian. Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan Lembak Usman Yassin Msi kepada wartawan, di Bengkulu, baru-baru ini. Ia menambahkan, sebelumnya jumlah perambah di lahan cagar alam Dusun Besar mencapai 200 KK. Tapi, karena Dinas Kehutanan Bengkulu melakukan penertiban jumlahnya berkurang menjadi 100 KK. Namun, penertiban oleh Dinas Kehutanan bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bengkulu sudah dihentikan sejak beberapa bulan lalu, karena itu aksi perambahan kembali meningkat. Warga Lembak juga meminta KSDA Bengkulu melanjutkan program rehabilitasi lahan gundul di cagar alam Dusun Besar. Dengan demikian, kondisi cagar alam itu kembali ke posisi semula. Kepala Dinas Kehutanan Bengkulu Ir Hidayatullah MM mengatakan, pihaknya sudah meminta KSDA Bengkulu untuk merehabilitasi hutan cagar alam di Kelurahan Dusun Besar. "Yang jelas Dinas Kehutanan Bengkulu memperhatikan keluhan masyarakat Lembak atas kerusakan hutan cagar alam di Dusun Besar, Kota Bengkulu. Kita akan upayakan hutan cagar alam itu dihijaukan kembali sehingga dapat berfungsi sebagai sumber air untuk Danau Dendam Tak Sudah," ujar Hidayatullah, kepada Pembaruan, baru-baru ini. (143) Last modified: 13/2/2003

4/28/2008 9:35 AM

Related Documents