1.general Banking Odp 2017.pdf

  • Uploaded by: Colby Al Gaza
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1.general Banking Odp 2017.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 12,474
  • Pages: 145
GENERAL BANKING

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Divisi Manajemen Modal Manusia 2017

YOUR UNIQUENESS

Our Commitment

Parking Lot

Safe Learning Environment

Agenda 1. Struktur Organisasi 2. Memahami Bisnis Bank

Struktur Organisasi BNI

© Bank Negara Indonesia. 2012. LDP Top 1000 Middle Management.

Memahami Bisnis Bank 7

Daftar Isi I.

PENDAHULUAN 1. 2.

II.

PRODUK DANA, JASA, INVESTASI & BANCASSURANCE 3. 4.

III.

Konsep dasar perkreditan

TREASURY, KEUANGAN & AKUNTANSI 6. 7.

V.

Produk dana & jasa perbankan Pasar uang, pasar modal & investasi

PERKREDITAN 5.

IV.

Jenis & peranan bank Komunikasi di tempat kerja

Treasury Prinsip Akuntansi Perbankan

MARKETING & BUSINESS SUPPORT 8. Standar Layanan 9. Marketing & Selling 10. Teknologi Informasi

VI.

MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHAN, AUDIT & HUKUM PERBANKAN 11. 12. 13. 14.

Manajemen Risiko Kepatuhan Audit Hukum Perbankan

DANA, JASA , INVESTASI & BANCASSURANCE KOMUNIKASI PERKREDITAN

WHAT’S BANK

TREASURY & AKUNTANSI

RISK MGT, COMPLIANCE, LEGAL & AUDIT MARKETING, SELLING & TI

PENGERTIAN, JENIS & PERAN BANK

PENGERTIAN, JENIS & PERANAN BANK

Pengertian Bank Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan & menyalurkan kepada masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Tugas Bank • Menetapan & melaksanakn Kebijakan moneter • Mengatur & menjaga kelancaran sistem pembayaran

Jenis Bank • Berdasarkan Fungsi • Berdasarklan Kepemilikan • Berdasarkan Kegiatannya

Fungsi Bank Fungsi Umum • Penghimpun Dana • Penyakur dana • Pelayanan jasa keuangan • Fungsi Khusus Fungsi Khusus • Agent of Trust • Agent of Development • Agent of Services

Peranan Bank • Pengalihan Asset • Transaksi • Likuidity • Efiseinsi

PENGERTIAN BANK

Bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

FUNGSI UMUM BANK Bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yang kegiatan pokoknya mempunyai 3 fungsi pokok, sebagai berikut: • Menerima penyimpanan dana masyarakat dalam berbagai bentuk. • Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat untuk mengembangkan usaha. • Melaksanakan berbagai jasa dalam kegiatan perdagangan dan pembayaran Dalam Negeri maupun Luar Negeri, serta berbagai jasa lainnya di bidang keuangan, diantaranya Inkaso transfer, traveler check, credit card, safe deposit box, jual beli surat berharga, dan lain sebagainya.

Sesuai dengan Undang Undang Perbankan No.7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan undangundang No. 10 tahun 1998

FUNGSI KHUSUS BANK •





Agent of Trust, lembaga yang berlandaskan kepercayaan. Dalam fungsi ini harus dibangun kepercayaan yang bergerak kedua arah yaitu dari dan ke masayarakat. Agent of Development, lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi disuatu negara. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Agent Of Services, bank juga memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk transaksi keuangan kepada masyarakat.

KLASIFIKASI/JENIS BANK

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter: a. Menetapkan sasaran monter dengan memperhatikan laju inflasi yang ditetapkannya. b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara termasuk tetapi tidak terbatas pada: • Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing • Penetapan tingkat diskonto • Penetapan cadangan wajib minimum dan • Pengaturan kredit dan pembiayaan 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran: • Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas jasa sisa pembayaran • Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya • Menetapkan penggunaan alat pembayaran 3.

Mengatur dan mengawasi bank

SIFAT KHUSUS INDUSTRI PERBANKAN Terdapat dua sifat khusus industri perbankan, sebagai berikut: •



Merupakan salah satu sub-sistem industri jasa keuangan yang berfungsi sebagai jantung atau motor penggerak roda perekonomian suatu negara mencerminkan indikator kestabilan tingkat perekonomian suatu negara. Industri perbankan adalah suatu industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat sebagai salah satu modal utama. Karena adanya dua sifat khusus tersebut, industri perbankan adalah industri yang diatur sangat ketat oleh pemerintah. Perubahan fungsi serta penegakannya harus dilakukan sangat hati-hati dengan memperhatikan akibat yang ditimbulkannya dari sisi perekonomian negara serta kepercayaan masyarakat yang harus diperhatikan dengan seksama.

PERAN BANK DALAM SISTEM KEUANGAN

Pengalihan Aset (asset transmutation), pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit defisit. Dengan demikian, bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower). Transaksi (transaction), Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi keuangan. Likuiditas (liquidity), Bank juga berperan sebagai penjaga likuiditas masyarakat, dengan membantu aliran likuiditas/dana dari unit surplus kepada unit defisit. Efisiensi (efficiency), Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya.

PRODUK DANA, JASA, INVESTASI & BANCASSURANCE

PRODUK DANA, JASA, INVESTASI & BANCASSURANCE

Produk Dana • Giro • Tabungan • Deposito

Jasa Perbankan • Transfer • Inkaso • Kliring • BI RTGS • Bank Draft • Traveller Cheque • Letter of Credit • Bank Garansi • Safe Deposit Box • e-Banking

Pasar Uang • Instrumen Pasar Uang • Karakteristik Pasar Uang • Mekanisme Transaksi Pasar Uang • Risiko Pasar Uang • Transakasi Pasar Valas Transaksi Pasar Modal • Sajam • Obligasi • Reksadana Dasar Investasi • Prinsip Invstasi • Kegiatan Pokok Investasi • Tahapan Invetsasi • Strategi Portofolio

Bancassurance • Pengertian • Aktivitas bancassurance • Referensi • Kerjasama distribusi • Integrasi produk

Wealth Management • Perlindungan & melestarikan kekayaan • Pertumbuhan & akumulasi kekayaan • Distribusi & Transisi Asset

PENGERTIAN

Giro adalah simpanan dana pihak ketiga, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing (valas), yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, sesuai ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan oleh Bank

SYARAT PEMBUKAAN GIRO Semua Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) serta Badan Usaha dan Institusi lain yang sah menurut hukum yang berlaku dapat membuka rekening Giro. Umumnya, syarat dan ketentuan pembukaan rekening giro, adalah: • Cakap bertindak menurut hukum • Tidak termasuk Daftar Hitam Bank Indonesia • Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukaan rekening dan formulir syarat khusus rekening giro • Menyerahkan fotocopy indentitas diri Untuk badan usaha harus melampirkan; Surat ijin dari instansi berwenang Akte Pendirian Perusahaan, Anggaran Dasar serta perubahannya Daftar susunan pengurus (terutama untuk Yayasan/Lembaga Sosial) Surat Keputusan bagi instansi/lembaga pemerintah • Menyerahkan fotokopi NPWP • Menyerahkan pasphoto • Menandatangani Kartu Contoh Tanda Tangan • Melakukan setoran awal rekening Giro Rupiah.

INSTRUMENT PEMBAYARAN Cek (Cheque). Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang diterbitkan oleh bank sebagai pengganti uang tunai. Cek merupakan surat perintah tidak bersyarat dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk membayar suatu jumlah tertentu pada saat diunjukkan. Cek dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut: • Cek Atas Nama, Cek yang mencantumkan nama penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada nama yang tertera pada Cek tersebut. • Cek Atas Unjuk (Bearer Cheque), Cek yang tidak mencantumkan nama penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada siapa saja yang membawa • Cek Silang, Penyilangan ditujukan untuk pengamanan Cek, membatasi orang-orang dan/atau bank tertentu yang dapat memperoleh pembayaran atas Cek tersebut. Terdapat 2 (dua) jenis Cek Silang, yaitu: Cek Silang Umum, Tertarik hanya dapat membayarkan cek tersebut kepada bank lain, atau kepada nasabahnya. Cek Silang Khusus, Tertarik hanya dapat melakukan pembayaran kepada bank yang namanya dicantumkan dalam Cek silang khusus.

CONTOH CEK

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.

INSTRUMENT PEMBAYARAN LAINNYA NOTA DEBET

• Warkat yang dipergunakan untuk mendebet dana satu bank melalui lalu-lintas giral di dalam satu wilayah kliring Bank Indonesia.

DRAFT/WESEL

• Merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh satu bank dan berisi perintah tidak bersyarat dari Bank penerbit kepada bank lain untuk membayar sejumlah dana kepada pihak yang namanya tercantum pada wesel /Draft.

ENDORSEMENT

• Penyerahan satu surat berharga atas unjuk oleh seorang kepada pihak lain, dengan disertai pernyataan pengalihan haknya atas surat tersebut.

PENGERTIAN Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (UU RI No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan).

Pembukaan tabungan dapat dilakukan oleh nasabah dengan memenuhi beberapa hal, sebagai berikut: • • •

Melakukan setoran awal untuk pembukaan rekening dalam jumlah minimal yang ditentukan oleh suatu bank. Melengkapi formulir pembukaan tabungan disertai dengan dokumen yang diperlukan. Membayar biaya administrasi yang telah ditetapkan oleh bank.

MANFAAT MENABUNG • • • • •

Aman, karena uang disimpan dengan aman di bank, tentu berbeda jika di simpan di rumah Terjamin, karena tabungan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Praktis, karena terdapat layanan perbankan elektronik 24 jam per hari nasabah bisa menarik uanya kapanpun. Hemat Hemat, karena kalau sudah terbiasa menabung akan menjadi hemat Berkembang, karena bank memberikan bunga yang dihitung berdasarkan saldo tabungan

PENGERTIAN Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan dan bank (syarat-syarat tertentu). Sertifikat Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara pemilik sertifikat deposito dan bank (syarat-syarat tertentu). Dengan demikian, sertifikat deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir dengan cara “atas unjuk” (tanpa nama).

PERBEDAAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN SERTIFIKAT DEPOSITO Deposito Berjangka

Sertifikat Deposito

Perbedaan

• Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu. • Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24 bulan. • Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan maupun lembaga. • Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan waktu pembayarannya sesuai dengan yang berlaku di masing-masing bank. • Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya. • Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (pemindahbukuan). • Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya. • Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda.

• Merupakan simpanan yang diterbitkan

• Deposito berjangka hanya dapat dicairkan atas nama pemegang sedangkan sertifikat deposito dapat dicairkan atas unjuk oleh siapapun. • Deposito Berjangka tidak dapat diperjual belikan sedangkan sertifikat deposito dapat ddiperjual belikan. • Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan sedangkan sertifikat deposito dapat dipindahtangankan . • Bunga deposito berjangka diterima tiap akhir bulan sedangkan bunga sertifikat deposito diterima dimuka. • Deposito berjangka dapat dibuka dalam mata uang asing disamping mata uang rupiah, sedangkan sertifikat deposito berjangka hanya dapat diberikan dalam mata uang rupiah. • Jumlah nominal minimum deposito berjangka adalah Rp. 1.000.000,sedangkan jumlah nominal setiap lembar sertifikat deposito adalah Rp. 5.000.000,-

dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. • Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk Sertifikat, tanpa mencantumkan nama pemilik deposito. • Sertifikat Deposito dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. • Pembayaran bunga Sertifikat Deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai.

PROSEDUR PEMBUKAAN DEPOSITO

• Datang ke loket untuk menemui Customer Service Officer (CSO) • Mengisi aplikasi pembukaan deposito • Memenuhi beberapa persyaratan. Setiap Bank memiliki syarat yang berbeda. Namun demikian, secara umum, syarat utama yang diperlukan adalah Kartu Identitas: KTP, SIM atau Paspor. • Melaksanakan setoran ke teller • CSO kemudian akan memberikan sertifikat deposito ke nasabah

PRODUK DANA, JASA, INVESTASI & BANCASSURANCE

Produk Dana • Giro • Tabungan • Deposito

Jasa Perbankan • Transfer • Inkaso • Kliring • BI RTGS • Bank Draft • Traveller Cheque • Letter of Credit • Bank Garansi • Safe Deposit Box • e-Banking

Pasar Uang • Instrumen Pasar Uang • Karakteristik Pasar Uang • Mekanisme Transaksi Pasar Uang • Risiko Pasar Uang • Transakasi Pasar Valas Transaksi Pasar Modal • Sajam • Obligasi • Reksadana Dasar Investasi • Prinsip Invstasi • Kegiatan Pokok Investasi • Tahapan Invetsasi • Strategi Portofolio

Bancassurance • Pengertian • Aktivitas bancassurance • Referensi • Kerjasama distribusi • Integrasi produk

Wealth Management • Perlindungan & melestarikan kekayaan • Pertumbuhan & akumulasi kekayaan • Distribusi & Transisi Asset

PENGERTIAN Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan, sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagi lembaga yang memberikan jaminan kepada nasabahnya TRANSFER

INKASO

KLIRING

BI RTGS

BANK DRAFT

TRAVELLER CHEQUE

LETTER OF CREDIT

BANK GARANSI

SDB

E-BANKING

TRANSFER •

Transfer merupakan suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer. – Transfer Keluar adalah proses pengiriman uang keluar secara tertulis ataupun melalui kawat – Transfer Masuk. Bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini, bank pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary bila ia memiliki rekening di bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi amanat telah dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.

INKASO •

Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh nasabah (baik perusahaan maupun perorangan) untuk melakukan penagihan terhadap surat-surat berharga (baik yang berdokumen maupun yang tidak berdokumen) yang harus dibayar setelah pihak yang bersangkutan (pembayar atau tertarik) berada ditempat lain (dalam atau luar negeri) menyetujui pembayarannya. – Inkaso Keluar , merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah bank lain. Di sini, bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk menagih warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain di kota lain. – Inkaso masuk, merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga.

KLIRING •



Kliring adalah suatu cara penyelasaian utang piutang antara bank-bank peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat-surat berharga disuatu tempat tertentu. Warkat kliring antara lain: cek, bilyet, CD, Nota Debet dan Nota Kredit. Warkat harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai nominal penuh, dan telah jatuh tempo. Pertemuan kliring dilakukan dalam dua tahap yaitu: – Kliring Penyerahan. Pada saat ini hanya penyerahan warkat debet/CEK/BG yang masih dilakukan secara hardcopy, sedangkan warkat kredit sudah dalam bentuk softcopy, dengan mencantumkan stempel “kliring” dan nomorode kelompok peserta, persetujuan penyelenggara dan peserta lain. – Kliring Retur. Setelah warkat dikembalikan kemudian dikelompokkan menurut peserta dan dicatat dalam daftar kliring retur lengkap dengan nilai nominalnya. Penyelenggara selanjutnya menyusun neraca gabungan peserta.

BI - RTGS •







Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), adalah sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual. Penyelenggara Sistem BI-RTGS adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP). Peserta Sistem BI-RTGS adalah bank dan pihak selain bank yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Penyelenggara serta Bank Indonesia. Dalam proses Penyelesaian Akhir (settlement) dilakukan melalui kegiatan pendebetan dan pengkreditan Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia.

Jenis Transaksi Yang Harus Diselesaikan Melalui Sistem BI-RTGS • Transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) atau Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS). • Transaksi antara bank dengan Bank Indonesia dalam rangka jual/beli Surat Berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) & Surat Utang Negara (SUN). • Transaksi antar bank dalam rangka jual/beli Surat Berharga yang penyelesaiannya dilakukan dengan mekanisme Delivery Versus Payment (DVP) melalui BI-SSSS. • Transaksi antar bank, baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk kepentingan nasabah bank.

TRAVELLER’S CHECK •

Traveller’s Check adalah kertas berharga dalam mata uang yang dikeluarkan oleh suatu bank, dimana bank tersebut akan membayarkan sejumlah uang yang tertera didalamnya kepada orang yang tanda tangannya tertera pada Traveller’s Check tersebut.



Karena Traveller’s Check sangat mudah dibawa kemana-mana, pemilik uang tidak perlu membawa uang tunai dalam perjalanan.



Untuk menguangkannya pemilik Traveller’s Check harus dapat menunjukkan KTP; SIM, dan atau Paspornya. Dengan demikian keamanannyapun terjamin. Traveller’s Check ini biasanya dipergunakan oleh para pelancong.

LETTER OF CREDIT •





Letter of Credit (Surat Kredit Berdokumen) merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual-beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran. Manfaat LC bagi Bank : – Penerimaan biaya administrasi berupa provisi/komisi yang merupakan fee based income bagi bank. – Pengendapan dana setoran yang merupakan dana murah bagi bank. – Pemberian pelayanan kepada nasabahnya sehingga nasabah menjadi lebih. – Loyal kepada bank. Pihak-Pihak yang terlibat dalam Letter of Credit – Pembeli atau disebut juga buyer, importer – Penjual atau disebut juga seller atau exporter – Bank pembuka atau disebut juga opening bank, issuing bank – Bank penerus atau disebut juga advising bank – Bank pembayar atau paying bank – Bank pengaksep atau accepting bank – Bank penegosiasi atau negotiating bank – Bank penjamin atau confirming bank

JENIS LETTER OF CREDIT • • • •



• • •



Revocable Letter Of Credit adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Irevocable Letter Of Credit adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit. Dalam hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C. Transferable Letter Of Credit adalah L/C yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih. Back To Back Letter Of Credit, L/C ini dipakai dalam keadaan dalam suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Red Clause Letter Of Credit adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Green Ink Clause Letter Of Credit, hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang dilakukan. Revolving Letter Of Credit, L/C yang digunakan untuk kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Stand By Letter Of Credit, merupakan suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya.

BANK GARANSI •

Bank Garansi adalah suatu fasilitas kredit non cash loan yang diberikan Bank kepada debiturnya dan atau pihak lainnya yang disetujui oleh debitur dimana Bank menyatakan sangup memenuhi kewajibankewajiban dari pihak yang dijamin kepada pihak ketiga sebagai penerima Bank Garansi, apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak yang dijamin tersebut tidak tidak memenuhi kewajiban-kewajiban (wanprestasi/cidera janji).



Penerbitan Bank Garansi hanya dapat dilakukan apabila telah memenuhi beberapa persyaratan, sebagai berikut: – – – – –



Telah dituangkan dalam perjanjian Kredit Surat Permohonan pembukaan Bank Garansi dari nasabah. Dokumen identitas pemohon. Dokumen legalitas usaha. Semua dokumen jamina yang dieprsyaratkan telah dilakukan pengikatan jamainan. Telah memberikan margin deposit sesuai ketentuan dengan peraturan pemberian kredit Bank Garansi.

SAFE DEPOSIT BOX •

Layanan Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau suratsurat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan memberikan rasa aman bagi penggunanya. Biasanya, barang yang disimpan dalam SDB adalah barang yang bernilai tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk menyimpannya di rumah.



Keuntungan yang diperoleh nasabah antara lain: –





Aman, karena ruang penyimpanan yang kokoh dilengkapi dengan sistem keamanan terus menerus selama 24 jam. Untuk membukanya, diperlukan kunci dari penyewa dan kunci dari bank. Fleksibel, karena tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan penyewa, baik bagi penyewa perorangan maupun badan. Mudah, karena persyaratan sewa cukup dengan membuka tabungan atau giro (ada bank yang tidak mensyaratkan hal tersebut, namun mengenakan tarif yang berbeda).

BEBERAPA KETENTUAN SDB •

• •

• •





Adanya biaya yang dibebankan kepada penyewa, antara lain uang sewa, uang agunan kunci dan denda keterlambatan pembayaran sewa. Tidak menyimpan barang barang yang dilarang dalam SDB. Menjaga agar kunci yang disimpan nasabah tidak hilang atau disalahgunakan pihak lain. Memperlihatkan barang yang disimpan bila sewaktu-waktu diperlukan oleh bank. Jika kunci yang dipegang penyewa hilang, maka uang agunan kunci akan digunakan sebagai biaya penggantian kunci dan pembongkaran SDB yang wajib disaksikan sendiri oleh penyewa. Memiliki daftar isi dari SDB dan menyimpan foto copy (salinan) dokumen tersebut di rumah untuk referensi. Penyewa bertanggung jawab apabila barang yang disimpan menyebabkan kerugian secara langsung maupun tidak terhadap bank dan penyewa lainnya





Bank tidak bertanggung jawab atas perubahan kuantitas dan kualitas, hilang, atau rusaknya barang yang bukan merupakan kesalahan bank dan ;erusakan barang akibat force majeur, seperti: gempa bumi, banjir, perang, huru hara, dan sebagainya. Yang dilarang dalam SDB : • Senjata api / bahan peledak. • Segala macam barang yang diduga dapat membahayakan atau merusak SDB yang bersangkutan dan tempat sekitarnya. • Barang-barang yang sangat diperlukan saat keadaan darurat, seperti: surat kuasa, catatan kesehatan dan petunjuk bila penyewa sakit, petunjuk bila penyewa meninggal dunia (wasiat). • Barang lainnya yang dilarang oleh bank atau ketentuan yang berlaku

e-BANKING Phone Banking. • Transaksi keuangan dengan menggunakan telephone. • Beberapa hal hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan dalam melakukan transaksi melalui Phone Banking: • Wajib mengamankan PIN Phone Banking. • Bebas untuk membuat PIN sendiri. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera lakukan penggantian PIN. • Jenis Transaksi Phone Banking, antara lain: • Transfer dana • Informasi saldo, mutasi rekening • Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik, asuransi) • Pembelian (pulsa isi ulang)

SMS Banking • SMS Banking adalah layanan informasi perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone dengan menggunakan media SMS (short message service) • Jenis Transaksi melalui SMS Banking: • • • •



Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening Pembayaran (kartu kredit) Pembelian (pulsa isi ulang)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi SMS Banking •



Jangan memberitahukan kode akses/nomor pribadi SMS Banking Anda kepada orang lain Jangan mencatat dan menyimpan kode akses/nomor pribadi SMS Banking Anda di tempat yang mudah diketahui.

e-BANKING Internet Banking. • Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan (finansial dan non-finansial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet bank. • Jenis Transaksi Internet Banking, antara lain: • • • •

Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar Pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, telepon, handphone, listrik) Pembelian (misal: pulsa isi ulang, tiket pesawat, saham)

Mobile Banking • Mobile Banking adalah layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone GSM (Global for Mobile Communication) dengan menggunakan SMS (Short Message Service). •

Jenis Transaksi Mobile Banking, antara lain: • • • •

Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening, Informasi nilai tukar Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik, asuransi) Pembelian (pulsa isi ulang, saham)

PRODUK DANA, JASA, INVESTASI & BANCASSURANCE

Produk Dana • Giro • Tabungan • Deposito

Jasa Perbankan • Transfer • Inkaso • Kliring • BI RTGS • Bank Draft • Traveller Cheque • Letter of Credit • Bank Garansi • Safe Deposit Box • e-Banking

Pasar Uang • Instrumen Pasar Uang • Karakteristik Pasar Uang • Mekanisme Transaksi Pasar Uang • Risiko Pasar Uang • Transakasi Pasar Valas Transaksi Pasar Modal • Sajam • Obligasi • Reksadana Dasar Investasi • Prinsip Invstasi • Kegiatan Pokok Investasi • Tahapan Invetsasi • Strategi Portofolio

Bancassurance • Pengertian • Aktivitas bancassurance • Referensi • Kerjasama distribusi • Integrasi produk

Wealth Management • Perlindungan & melestarikan kekayaan • Pertumbuhan & akumulasi kekayaan • Distribusi & Transisi Asset

JUAL BELI VALUTA ASING • • • • • •

Bank juga memberikan dapat memberikan layanan transaksi jual beli mata uang asing (valas) sesuai dengan kurs (yaitu: nilai tukar mata uang terhadap mata uang lainnya Kurs Bank Notes (BN) adalah kurs yang digunakan untuk jual/beli Bank Notes secara tunai (fisik) kepada/dari pelaku transaksi. Kurs Telegraphic Transfer (TT) adalah kurs yang digunakan untuk beli/jual mata uang asing yang dilakukan secara pindah buku/ transfer. Kurs Travellers Cheque (TC) adalah kurs yang digunakan untuk jual/ beli Travellers Cheque Book Rate adalah kurs yang digunakan untuk transaksi dengan mata uang yg sama Kurs Tengah BI adalah kurs yang digunakan untuk pembukuan trx/pelaporan

TRANSAKSI KEUANGAN •

Dalam menjalankan operasional Produk Dana, Bank tidak terlepas dari risiko yang dihadapi sehingga risiko yang ada harus diminimalisir agar operasional Bank berjalan secara aman, cepat, tepat dan kurat serta sejalan dengan ketentuan peraturanperundangan yang berlaku. Hal ini dapat dilakukan dengan cara : – Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara Unit Kerja Pengelola Produk Dana, Unit Kerja Pengguna Produk Dana dan Unit Kerja Pendukung (Segregation of Duties). – Melaksanakan proses check and balance dalam menjalankan operasional Produk Dana secara dual control. – Tunduk dan patuh terhadap regulasi internal dan eksternal (Comply With Regulations). – Menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko operasional yang meliputi identifikasi, penilaian, mitigasi dan pemantauan serta pengukuran risiko operasional dan senantiasa berpedoman pada prinsip-prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) – Dalam implementasinya harus berpedoman pada Good Corporate Governance, Code of Conduct dan Business Ethic.

JENIS TRANSAKSI Penyetoran. • Penyetoran dapat dilakukan di semua kantor Cabang Bank atau di Mobile Banking atau melalui Cash Deposit Machine (CDM) atau dengan sarana lain yang ditetapkan Bank • Setoran Tunai :





Bank meneliti kelengkapan &kebenaran pengisian slip setoran – Bank meneliti keaslian & validitas serta kesesuaian jumlah setoran tunai – Setoran dalam valuta asing yang sama atau valuta yang berbeda dengan valuta rekening diperlakukan sebagai transaksi jual-beli banknotes/ Devisa Umum kecuali ditetapkan lain oleh Bank Setoran Non Tunai – Bank meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran – Bank meneliti keabsahan dan validitas serta kesesuaian Warkat Bank, Warkat Kliring atau sarana setoran non tunai lainnya yang ditetapkan oleh Bank – Setoran dalam valuta asing yang sama atau valuta yang berbeda dengan valuta rekening diperlakukan sebagai transaksi jual beli Devisa Umum kecuali ditetapkan lain oleh Bank – Setoran dengan Traveller’s Cheque (TC) berlaku sebagai transaksi Beli TC dan Jual Devisa Umum

Penarikan Tunai. • Penarikan dapat dilakukan dalam bentuk tunai dengan sarana yang ditetapkan oleh Bank seperti melalui Petugas Teller, ATM dan sarana lain yang dimungkinkan untuk dilakukan penarikan tunai. • Penarikan dalam valuta asing yang sama atau valuta asing yang berbeda dengan valuta rekening diperlakukan sebagai transaksi jual-beli banknotes /Devisa Umum kecuali ditetapkan lain oleh Bank. Penarikan dengan banknotes hanya dilayani jika persediaan banknotes mencukupi • Limit penarikan tunai sesuai ketentuan yang berlaku pada Bank • Penarikan melalui Petugas Teller – –





Penarikan dilakukan sesuai limit yang ditetapkan oleh Bank Bank melakukan verifikasi pengisian dan tanda tangan pada formulir penarikan untuk meyakini penarikan dilakukan oleh pemilik rekening Bank melakukan penghitungan uang tunai dengan akurat, sesuai jumlah penarikan tunai nasabah sebelum menyerahkan kepada nasabah.

Penarikan dengan sarana lainnya sesuai ketentuan yang ditetapkan Bank, dapat dilakukan melalui sarana ATM, Layanan penjualan dengan fasilitas tarik tunai dengan mesin EDC dan sarana lain harus diberikan petunjuk operasional yang jelas oleh Bank.

JENIS TRANSAKSI Pemindahbukuan. •



Dalam transaksi pemindahbukuan, dapat dilakukan melalui Cabang/Petugas Teller, ATM, Internet Banking, SMS Banking, Mobile Banking dan sarana lain sesuai ketentuan bank. Hal yang perlu diperhatikan : –

Bank melakukan verifikasi pengisian dan tanda tangan untuk memastikan keabsahan transaksi dan kebenaran pemilik rekening, jika pemindahbukuan dilakukan melalui Petugas Teller di cabang



Pemindahbukuan dilakukan dengan menggunakan kartu ATM, Internet Banking, SMS Banking, Mobile Banking dan sarana lain sesuai ketentuan bank, harus memperhatikan kebenaran transaksi dan pihak penerima dana untuk menghindari terjadinya penipuan, karena yang melakukan transaksi adalah nasabah pemilik rekening sendiri.

Penarikan Tunai/Pemindahbukuan dengan Surat Kuasa • Limit penarikan ditetapkan sesuai dengan ketentuan Bank • Secara prinsip penggunaan Surat Kuasa hanya berlaku untuk 1(satu) kali transaksi, kecuali ditentukan lain oleh Bank • Penarikan dengan Surat Kuasa hanya dapat dilakukan di Cabang Pengelola dengan limit penarikan yang ditetapkan Bank • Penarikan dengan menggunakan Surat Kuasa tidak diperbolehkan bagi pemilik rekening berstatus pelajar yang belum mencapai usia 17 Tahun

PERKREDITAN 52

PERKREDITAN

Prinsip Pemberian Kredit • Character • Capacity • Capital • Condition of Economy • Collateral • Four Eye Principle • Prinsip One Obligor’ • Prinsip Konsolidasi Eksposur • Prinsip Kepatuhan • Prinsip Pemantauan Kredit

Jenis Kredit • Jangka Waktu • Sifat Pengunaan • Sifat Penarikan • Sifat Pelunasan • Valuta • Metode Pembiayaan • Lokasi Bank • Cara Penarikan

Penilaian Kualitas: • Prospek Usaha • Kinerja Debitur • Kemampuan Membayar Kolektibilitas Kredit • Lancar • Dalam perhatian khusus • Jurang lancar • Diragukan • Macet

Proses Pemberian Kredit • Pengumpulan Informasi • Analisa & Persetujuan Kredit • Administrasi & Pembukuan Kredit • Pemantauan Kredit • Pelunasan & Penyelamatan Kredit

PENGERTIAN credere (Yunani) atau creditum (Latin) yang berarti kepercayaan.

Kredit memiliki pengertian sebagai penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

PRINSIP EVALUASI KREDIT •





Character, yaitu: penilaian bank atas karakter calon debitur sehingga bank dapat menyimpulkan bahwa debitur tersebut jujur, beritikad baik dan tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Capacity, yaitu: penilaian bank atas kemampuan calon debitur dalam bidang usahanya dan atau kemampuan manajemen debitur, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat / benar. Capital, yaitu: penilaian Bank atas posisi keuangan calon debitur secara keseluruhan termasuk aliran kas debitur, baik untuk masa lalu maupun proyeksi pada masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha debitur yang bersangkuran.





Condition of economic, yaitu: penilaian bank atas kondisi pasar didalam negeri maupun diluar negeri, baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga dapat diketahui prospek pemasaran dari hasil usaha debitur yang dibiayai dengan kredit dari bank. Collateral, yaitu: penilaian bank terhadap agunan yang dimililiki oleh calon debitur. Agunan merupakan benda berwujud dan/atau tidak berwujud yang diserahkan hak dan kekuasaannya oleh calon debitur kepada bank guna menjamin pelunasan hutang debitur, apabila kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau addendumnya.

FOUR EYE PRINCIPLE •



Four Eye Principle merupakan prinsip pemutusan kredit yang melibatkan sinergi antara unit bisnis yang bertanggung jawab dalam pencapaian pendapatan dan unit risiko kredit yang bertanggung jawab untuk meminimalisir biaya risiko. Four Eye Principle merupakan prinsip utama yang mendasari pengambilan keputusan dalam pemberian kredit dimana setiap pemberian kredit minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang pejabat yang masing-masing berasal dari Unit Bisnis dan Unit Risiko Kredit yang saling independen satu dengan lain.

PRINSIP DALAM PEMBERIAN KREDIT Prinsip One Obligor

Prinsip Pemantauan Kredit



Prinsip mengkonsolidasikan jika kredit diberikan dalam satu kelompok debitur, guna mengetahui total resiko kredit secara keseluruhan





Salah satu tujuan pelaksanaan Prinsip One Obligor adalah agar fasilitas kredit yang diberikan tidak melampaui BMPK (Legal Lending Limit) dan untuk menetapkan strategi penanganan account yang akan diterapkan kepada debitur dalam suatu group debitur

Prinsip konsolidasi eksposur •

Prinsip konsolidasi eksposur merupakan pendekatan untuk mengetahui total kredit yang diperoleh debitur maupun group debitur dengan menjumlahkan kredit yang telah dan akan diberikan Bank kepada debitur maupun group debitur tersebut.

Kredit yang telah diberikan harus dipantau secara aktif dan konsisten, meliputi pemantauan terhadap usaha debitur dan pemenuhan persyaratan kredit. Dengan pemantauan, bank dapat segera mengetahui gejala-gejala penurunan kualitas kredit sehingga bank dapat segera melakukan langkah-langkah awal pencegahan dan perbaikan untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas kredit debitur

Kepatuhan dalam Regulasi •

Dalam memberikan kredit, pejabat/pegawai kredit juga harus melaksanakan ketentuan/aturan-aturan perkreditan baik ketentuan regulator ekternal maupun ketentuan internal secara benar, konsisten, konsekuen dan dapat dipertanggungjawabkan

PERKREDITAN

Prinsip Pemberian Kredit • Character • Capacity • Capital • Condition of Economy • Collateral • Four Eye Principle • Prinsip One Obligor’ • Prinsip Konsolidasi Eksposur • Prinsip Kepatuhan • Prinsip Pemantauan Kredit

Jenis Kredit • Jangka Waktu • Sifat Pengunaan • Sifat Penarikan • Sifat Pelunasan • Valuta • Metode Pembiayaan • Lokasi Bank • Cara Penarikan

Penilaian Kualitas: • Prospek Usaha • Kinerja Debitur • Kemampuan Membayar Kolektibilitas Kredit • Lancar • Dalam perhatian khusus • Jurang lancar • Diragukan • Macet

Proses Pemberian Kredit • Pengumpulan Informasi • Analisa & Persetujuan Kredit • Administrasi & Pembukuan Kredit • Pemantauan Kredit • Pelunasan & Penyelamatan Kredit

JENIS KREDIT JANGKA WAKTU • Jangka Pendek • Jangka Menengah • Jangka Panjang

SIFAT PENGGUNAAN • Konsumtif • Komersial

CARA PENARIKAN • Sekaligus • Bertahap • Sesuai Kebutuhan

KEPERLUAN • Kredit Modal Kerja • Kredit Invetsasi • Pembiayaan Proyek

SIFAT PELUNASAN • Kredit dengan angsuran • Kredit dibayar sekaligus pd jatuihtempo

SIFAT PENARIKAN • Kredit Langsung • Kredit Tidak Langsung

VALUTA • Rupiah • Valuta Asing

LOKASI BANK • Kredit Onshore • Kredit Offshore

METODE PEMBIAYAAN • Lredit Bilateral • Kredit Sindikasi

KOLLEKTIBILITAS KREDIT Tujuan penetapan kolektibilitas kredit adalah untuk mengetahui kualitas kredit sehingga Bank dapat mengantisipasi risiko kredit secara dini karena risiko kredit dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Disamping itu penetapan kolektibilitas kredit digunakan untuk menetapkan tingkat cadangan potensi kerugian akibat kredit bermasalah.

Prospek Usaha • potensi pertumbuhan usaha • kondisi pasar & posisi debitur dalam persaingan • kualitas manajemen & permasalahan tenaga kerja • dukungan dari grup/ afiliasi • upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup.

Kinerja Debitur • • • •

perolehan laba struktur permodalan arus kas sensitivitas terhadap risiko pasar

Kemampuan Membayar • ketepatan pembayaran pokok dan bunga • ketersediaan & keakuratan informasi keuangan debitur • kelengkapan dokumentasi kredit • kepatuhan terhadap perjanjian kredit • kesesuaian penggunaan dana • kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

KOLLEKTIBILITAS KREDIT • •



• •

Lancar (Kolektibilitas 1).. Yaitu apabila tidak terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga Dalam Perhatian Khusus(Kolektibilitas 2). Yaitu apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari. Kurang Lancar(Kolektibilitas 3). Yaitu apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 120 hari. Diragukan (Kolektibilitas 4). Yaitu apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 180 hari. Macet (Kolektibilitas 5). Yaitu apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga di atas 180 hari.

PROSES KREDIT

PERKREDITAN

Prinsip Pemberian Kredit • Character • Capacity • Capital • Condition of Economy • Collateral • Four Eye Principle • Prinsip One Obligor’ • Prinsip Konsolidasi Eksposur • Prinsip Kepatuhan • Prinsip Pemantauan Kredit

Jenis Kredit • Jangka Waktu • Sifat Pengunaan • Sifat Penarikan • Sifat Pelunasan • Valuta • Metode Pembiayaan • Lokasi Bank • Cara Penarikan

Penilaian Kualitas: • Prospek Usaha • Kinerja Debitur • Kemampuan Membayar Kolektibilitas Kredit • Lancar • Dalam perhatian khusus • Jurang lancar • Diragukan • Macet

Proses Pemberian Kredit • Pengumpulan Informasi • Analisa & Persetujuan Kredit • Administrasi & Pembukuan Kredit • Pemantauan Kredit • Pelunasan & Penyelamatan Kredit

ANALISA KREDIT

Analisa Kualitatif • Aspek manajemen • Aspek produksi • Aspek pemasaran • Aspek legal • Kondisi perekonomian

Analisa Kuantitatif • Neraca • Laporan Laba/Rugi • Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Analisa Jaminan dan Agunan

RESTRUKTURISASI KREDIT • Rescheduling, yaitu: strategi atau langkah penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan jangka waktu pelunasan, jumlah setoran pelunasan dan/atau pembayaran bunga. • Reconditioning, yaitu strategi/langkah penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat- syarat kredit/persyaratan baru. • Bentuk restrukturisasi lainnya seperti penurunan suku bunga kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit, penambahan kredit, konversi valuta, atau konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.

TREASURY, KEUANGAN & AKUNTANSI BANK

TREASURY, KEUANGAN & AKUNTANSI BANK

Treasury • Pengelolaan Asset • Fungsi Treasury • Pengelolaan likuiditas bank • Asset liabilities management • Mencari keuntungan • Aktivitas Treasury • Monitoring posisi likuiditas • Memperkirakan kebutuhan likuiditas • Melakukan transaksi treasury • Monitoring perkembangan suku bunga • Struktur Organisasi Treasury

Akuntansi • Prinsip & Tujuan Akuntansi • Laporan Keuangan • Ruang lingkup • Metode pencatatan • Laporan Keuangan Interim • Laporan Keuangan Konsolidasi • Penggabungan Usaha • Asset, Liablities & Modal • Rasio Keuangan • Permodalan (ATMR) • Asset Produktif & Non Produktif (NPL Gross & NPL Nett) • Rentabilitas (ROA, ROE, NIM, BOPO) • Likuiditas (LDR) • Kepatuhan (BMPK, GWM)

PENGERTIAN Treasury berasal dari kata “treasure” atau harta/kekayaan/asset. Sedangkan, treasury management berarti pengelolaan asset. Treasury is the name for the center of financial operations within a company of the funds or revenue of a government, corporation or institution. Bila dikaitkan dengan perbankan, maka treasury dalam aktifitas bank adalah tempat pengelolaan asset bank dalam bentuk penanaman dana dengan memperhitungkan sumber dana (liability/kewajiban).

FUNGSI & AKTIVITAS TREASURY •



Fungsi unit kerja bidang Treasury adalah bertanggung jawab dalam pengelolaan likuiditas bank, manajemen asset liabilities dan sekaligus sebagai unit yang mencari keuntungan (profit center). Manajemen likuiditas, yaitu bertanggung jawab dalam memastikan bahwa bank selalu dalam kondisi likuid dimana dana selalu tersedia untuk: – Membayar kewajiban yang jatuh tempo kepada pihak ketiga. – Memenuhi kebutuhan bisnis termasuk pencairan kredit dan atau membayar biaya operasional – Memenuhi ketentuan Bank Indonesia, perihal kewajiban rasio Giro Wajib Minimum, yaitu rasio simpanan minimum yang harus dipelihara oleh sebuah bank dalam bentuk giro bank di Bank Indonesia dibagi dengan simpanan dana pihak ketiga.

MANAJEMEN ASET LIABILITY Manajemen Assets Liability, sebagaimana diketahui bahwa bank berfungsi untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bank memperoleh keuntungan dari selisih pendapatan bunga dari penempatan dana (asset) dan biaya bunga atas liability/kewajiban bank. Dalam melaksanakan aktivitas tersebut maka terdapat kemungkinan gap/mismatch (perbedaan) yang dapat dikelompokkan sebagai berikut –

Gap Likuiditas (liquidity gap): yaitu perbedaan antara jumlah asset dan liability yang jatuh tempo dalam suatu periode waktu tertentu. Jatuh tempo antara asset dan liability umumnya tidak mungkin sama persis, jatuh tempo asset umumnya lebih lama dibandingkan dengan liability. Gap ini mengandung risiko likuiditas atau ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.



Gap Suku Bunga (repricing gap): yaitu perbedaan antara perbedaan/gap antara assets dan liability berdasarkan kelompok jatuh tempo peninjauan kembali suku bunga asset/liability tsb.



Gap Valuta Asing (Foreign Exchange Gap) : yaitu perbedaan/gap antara nominal asset dan liability dalam valuta asing. Perubahan kurs valuta asing terhadap valuta asal (rupiah) akan mengakibatkan risiko pasar berupa perubahan kurs yang dapat mengakibatkan perubahan keuntungan bank.

KEGIATAN UNIT TREASURY Kegiatan sehari-hari, unit kerja treasury melakukan berbagai aktivitas, sebagai berikut : • Monitoring posisi liquiditas awal • Memperkirakan kebutuhan likuiditas (potential outflow/inflow) dari transaksi pasar uang, perkreditan, dan dana pihak ketiga. • Melakukan transaksi meminjam dana atau menempatkan dana sesuai dengan strategi dan limit yang telah ditentukan (likuiditas dan profit). • Monitoring perkembangan suku bunga dan pasar uang serta mengusulkan langkah-langkah yang diperlukan

Sedangkan proses Kegiatan Treasury/Dealing Room, antara lain melakukan: • Transaksi dengan pihak lawan (counterparty), seperti bank sentral (Bank Indonesia), bank lain, lembaga keuangan bukan bank, perusahaan multinasional atau perusahaan besar dan broker. • Transaksi tersebut dilakukan secara system atau secara manual melalui slip dealing. • Berdasarkan system tersebut atau slip dealing tersebut maka unit treasury operation melakukan validasi, konfirmasi sebelum dilakukan pembayaran sekaligus pembukuan • Unit treasury operation kemudian melakukan rekonsiliasi antara pembukuan dan realisasi pembayaran/penerimaan pembayaran. • Pelaporan sesuai dengan system.

STRUKTUR ORGANISASI

TREASURY, KEUANGAN & AKUNTANSI BANK

Treasury • Pengelolaan Asset • Fungsi Treasury • Pengelolaan likuiditas bank • Asset liabilities management • Mencari keuntungan • Aktivitas Treasury • Monitoring posisi likuiditas • Memperkirakan kebutuhan likuiditas • Melakukan transaksi treasury • Monitoring perkembangan suku bunga • Struktur Organisasi Treasury

Akuntansi • Prinsip & Tujuan Akuntansi • Laporan Keuangan • Ruang lingkup • Metode pencatatan • Laporan Keuangan Interim • Laporan Keuangan Konsolidasi • Penggabungan Usaha • Asset, Liablities & Modal • Rasio Keuangan • Permodalan (ATMR) • Asset Produktif & Non Produktif (NPL Gross & NPL Nett) • Rentabilitas (ROA, ROE, NIM, BOPO) • Likuiditas (LDR) • Kepatuhan (BMPK, GWM)

PRINSIP AKUNTANSI INDONESIA

Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) merupakan himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntasi yang mengatur penyusunan laporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan. PAI disusun oleh Komite Prinsip Akuntasi Indonesia, yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia, pada tahun 1984.

RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN •







Laporan Posisi Keuangan (Neraca), harus menggambarkan posisi keuangan pada suatu periode tertentu, yakni berapa aset yg dikelola perusahaan dalam operasinya (total aset), berapa bagian aset itu yang dibiayai dengan dana pihak ketiga (liabilitas atau kewajiban), dan berapa bagian yang dibiayai dengan dana pemilik sendiri (modal) Laporan Laba/Rugi, perhitungan Laba/Rugi harus menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu. Perubahan posisi keuangan harus menunjukkan semua aspek penting dari aktivitas pembiayaan dan investasi, tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas atau unsur-unsur modal kerja lainnya. Catatan atas laporan keuangan, harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai komponen utamanya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi dalam catatan atas laporan keuangan berkaitan dengan pos-pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, termasuk komitmen dan kontinjensi serta transaksitransaksi lainnya dan mengungkapkan semua informasi yang relevan. Laporan perubahan posisi keuangan, antara lain: –



Perubahan kas dan setara kas, informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan bank menghasilkan arus kas dan setara kas serta kebutuhan bank untuk menggunakan arus kas pada setiap aktivitas. Perubahan ekuitas, informasi perubahan ekuitas bank menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

UNTUK DIPERHATIKAN •





Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs saat terjadinya transaksi. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca, sedangkan selisih penjabaran tersebut dan laba rugi valuta asing dikreditkan pada perhitungan rugi laba periode berjalan Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan dan harus dipandang sebagai bagian integral dari laporan periode tahunan. Penyusunan laporan interim dapat dilakukan secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari satu tahun. Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan yang meliputi perusahaan induk dan perusahaan anak, dengan menganggap seolaholeh kedua perusahaan itu adalah suatu kesatuan. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban

ASSET Aset terbagi atas kelompok aset lancar dan aset tidak lancar. Klasifikasi aset lancar adalah: • Aset yang akan direalisasikan, termasuk dijual atau digunakan dalam siklus operasi normal; • Aset untuk tujuan diperdagangkan; • Aset akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau • Kas dan setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan

Dalam klasifikasi Asset : • Kas. • Bank • Surat-surat Berharga • Piutang Usaha • Persediaan • Biaya Dibayar di Muka • Investasi Jangka Panjang. • Aset Tetap. • Aset Tidak Berwujud • Aset Lain-lain

LIABLITIES Secara umum, liabilitas terbagi atas liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Klasifikasi liabilitas jangka pendek adalah: • Liabilitas tersebut akan diselesaikan dalam siklus operasi normal; • Liabilitas untuk tujuan diperdagangkan; • Liabilitas akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau • Perusahaan tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Termasuk dalam klasifikasi liabilitas, antara lain: • Pinjaman subordinasi, merupakan pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian subordinasi di mana pinjaman ini baru dapat dibayar kembali apabila perusahaan telah melunasi liabilitas tertentu. • Liabilitas bersyarat, adalah liabilitas yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau setidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang, dan dengan demikian pada tanggal laporan posisi keuangan belum terdapat kepastian ada atau tidaknya liabilitas tersebut.

MODAL •



Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu: selisih antara aset dan liabilitas yang ada. Sumber modal yang utama adalah: – Pemilik (disetor) – Hasil usaha. – Sumbangan – Revaluasi

Secara lebih lengkap, rincian modal, antara lain, terdiri dari: • Modal Saham, meliputi saham preferen, saham biasa dan perkiraan tambahan modal disetor. Saham treasuri adalah saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan dibeli kembali: dilaporkan disisi pasiva sebagai pengurang modal, bukan di sisi aset sebagai surat berharga atau investasi • Tambahan Modal Disetor, yang terdiri dari: (a) agio saham, (b) pembelian kembali, (c) penjualan kembali, dan (d) perbedaan kurs modal disetor • Laba Yang Ditahan, merupakan rekening untuk mencatat akumulasi hasil usaha periodik; jadi tidak boleh di debit atau di kredit karena transaksinya bukan merupakan kegiatan usaha perusahaan • Revaluasi Aset Tetap, merupakan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Jika aset tetap direvaluasi

RASIO KEUANGAN Permodalan. •

Rasio-rasio penting terkait permodalan antara lain adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR merupakan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang harus dipenuhi oleh Bank, yaitu sebesar minimum 8%.

Asset Produktif & Asset Non Produktif • Non Performing Loan Gross (NPL Gross) • Non Performing Loan Nett (NPL Net)

Rentabilitias • Return on Asset (ROA), perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset • Return on Equity (ROE), perbandingan antara laba setelah pajak dengan rata-rata ekuitas • Net Interest Margin (NIM), perbandingan antara Pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata asset produktif • BOPO, perbandingan antara total beban operasional terhadap total pendapatan operasional

RASIO KEUANGAN Likuiditas • Rasio penting terkait likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Kepatuhan • BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit), persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal Bank

GWM (Giro Wajib Minimum), jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana pihak ketiga. • GWM Rupiah-Primer.,simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo • GWM Valuta Asing, simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia dalam valuta asing sebesar persentase tertentu dari DPK dalam valuta asing • PDN (Posisi Devisa Neto) secara keseluruhan

STANDARD LAYANAN, MARKETING & BUSINESS SUPPORT

83

Standar Layanan • Penampilan diri • Kebersihan & kerapihan ruang kerja • Pengethuan Produk & Jasa Perbankan • Berkomunikasi dengan nasabah • Penangan keluhan nasabah

Marketing & Selling • Strategi Pemasaran • Selling

Teknologi Informasi Perbankan • Akses ke dalam sistem komputer • Sistem pengamanan • Masalah sistem komputer

RUANG LINGKUP PELAYANAN

Secara umum, standar layanan perbankan yang harus dipenuhi, meliputi: – – – – –

Standar penampilan petugas perbankan. Standar kebersihan dan kerapihan ruang kerja. Pengetahuan mengenai produk dan jasa perbankan. Standar berkomunikasi dengan nasabah. Standar penanganan keluhan nasabah.

Dalam melaksanakan standar penampilan pribadi ini berkaitan erat dengan faktor-faktor atau kegiatan-kegiatan berikut: • • •

Memelihara personal hygiene, lingkungan, dan perusahaan Memelihara presentasi atau penampilan pribadi Mengidentifikasi sikap tubuh, intonasi suara yang baik

PERILAKU YANG DITAMPILKAN DALAM PELAYANAN PRIMA • • • • •



• •

Wajar, yaitu: bersikap ramah, bertindak wajar atau tidak dibuat-buat, disertai dengan intonasi suara yang baik. Dalam hal berpakaian harus selalu rapi, serasi dan bersih, dan tidak menggunakan aksesoris dan make-up yang berlebihan. Selalu memberikan sambutan berupa senyum dan mengucapkan salam ketika bertemu atau berpisah dengan nasabah, termasuk ucapan terima kasih. Selalu bersikap optimis dan tidak pesimis serta tidak ragu-ragu dalam bertindak, sehingga mampu memberikan layanan yang optimal kepada nasabah. Bersikap dan berperilaku yang baik, gesit, mudah bergaul, dan cepat tanggap namun tidak over acting didepan nasabah atau tamu yang pada akhirnya dapat membuat nasabah jengkel. Mendengarkan nasabah dengan baik dan sopan santun dalam melayani. Hal tersebut diharapkan dapat membuat nasabah merasa dihargai/dihormati oleh karyawan bank. Memberikan perhatian dalam menghadapi nasabah, sehingga nasabah merasa memperoleh perhatian serius. Selalu suka membantu nasabah sejalan dengan ketentuan, hal tersebut akan menumbuhkan kenyamanan, perolehan solusi bagi sehingga nasabah merasa ringan dalam proses penyelesaian masalah yang dihadapi.

MANFAAT RUANG KERJA RAPIH • • • • • • • •

Menciptakan lingkungan kerja yang bersih, higienis, aman dan menyenangkan bagi semua orang. Meningkatkan semangat dan moralitas karyawan bank. Meminimalisir pemborosan yaitu dengan mengurangi kegiatan misalnya : mencari-cari peralatan kerja, mempermudah gerak kerja, serta mengurangi kelelahan karena harus mencari berkas atau dokumen. Membantu karyawan dalam menegakkan disiplin pribadi. Karyawan yang memiliki disiplin pribadi selalu melaksanakan tugas dengan cepat, tepat dan akurat. Menampilkan pribadi karyawan yang cekatan dan professional. Meminimalisir gerak kerja yang tak bernilai tambah, berjalan jauh atau gerak kerja dengan ketegangan yang menimbulkan kelelahan. Memperjelas jalur kerja guna meningkatkan kualitas kerja, minimalisir kelambatan waktu penyerahan. Meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi biaya operasi

SIKAP MENANGANI KELUHAN • Empati kepada penyampai keluhan (emphaty). • Kecepatan Memberikan Tanggapan ( Quick Response). • Permintaan Maaf (Apology) • Kredibilitas (Credibility) • Perhatian (Attentiveness)

STRATEGI MARKETING •





Segmentation, yaitu proses memilah kelompok nasabah berdasarkan keinginan, kekuatan dan daya beli. Dengan segmentasi kita akan mudah memasarkan produk sesuai dengan kebutuhan nasabahnya. Targeting, yaitu: proses menentukan siapa (nasabahnyang mana) dan berapa banyak yang akan di tawarkan produk yang akan kita jual. Proses ini mempertimbangkan segmentasi nasabah dan kesesuian produk yang ditawarkan. Positioning, yaitu proses menentukan posisi produk sedemikain rupa sehingga pasar/nasabah yang menjadi sasaran mengenal tawaran dan citra khas perusahaan. Jika perusahaan tidak melakukan penetapan posisi dengan baik, pasarnya akan bingung.

UNSUR PENTING DALAM MENJUAL •







Produk (Product), keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi dan benefit produk. Semakina baik kualiatas produk akan semakin besar kemungkinan keberhasilan menjual. Produk yang baik adalah produk yang mampu memenuhi keinginan nasabah. Tempat (Place), merupakan saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi, dimana dengan letak/posisi tempat (kantor. Oint menjual) yang strategis dan baik akan banyak menunjang keberhasilan proses menjual. Harga (Price), merupakan merupakan unsur yang tidak kalah penting, didalam kontek harga adalah ahrag produk itu sendiri, termasuk rangsangan rabat/discount atau potongan harga khusus, atau sistem pembayaran lain yang diatur secara periodik atau bayar dengan cicilanmerupkan bagian dari unsur harga yang tak kalah penting dalam menunjang proses keberhasilan memasarkan produk . Promosi (Promotion), merupakan proses memperkenalkan produk dengan cara tertentu, seperti promosi penjualan khusus, periklanan, tenaga penjualan, kehumasan (public relation) dan pemasaran langsung agar produk kita dikenal banyak nasabah. Proses ini sangat penting dalam membangun image produk yang mempunyai daya jual tinggi.

Selling atau menjual dapat diartikan sebagai proses atau usaha menawarkan produk kepada nasabah agar nasabah mau membeli produk yang di tawarkan • •



Tele sales/ Tele Marketing, yaitu: penjualan dengan menggunakan data base nasabah yang sudah ada menggunakan telephone Cross-Selling, yaitu: cara penjualan dengan memanfaatkan data nasabah yang ada dengan memberikan karakteristik dan nilai produk lainnya untuk memenuhi kebutuhan nasabah Consultative Selling, yaitu: penjualan dimana peran penjual sebagai rekan bisnis jangka panjang dan penasihat bisnis bagi nasabah. Penjual mengidenifikasi dan memenuhi kebutuhan strategis nasabah.

PROSES MENJUAL

PROSES MENJUAL •

Pembukaan (Opening), yaitu: tahap “pemanasan”, memberikan kenyamanan, menentukan tujuan. Karena Tahap Membuka pada penjualan terkesan amat langsung.



Investigasi (Investigating), yaitu: proses mencari tahu, berusaha mengetahui kebutuhan nasabah. Dalam proses investigasi ini dilakukan dengan dengan melakuka proses bertanya dengan fokus pada Situation Questions dan Problem Questions.



Menunjukan kemampuan (Demonstrating Capability), yaitu: menunjukkan bahwa anda dapat memenuhi kebutuhan tersebut, dan dapat menawarkan sesuatu pada nasabah anda.



Memperoleh Komitmen (Obtaining Commitment), yaitu: proses memperoleh kesepakatan dengan nasabah, melanjutkan dengan penjualan lainnya.



Menutup (Closing) Penjualan, merupakan proses terakhir dari keseluruhan proses dimana dalam proses ini dapat dipastikan apakah nasabah mau membeli produk atau tidak, jika tidak diatur kemungkinan janji pertemuan khusus untuk tindak lanjut.

TEKNOLOGI INFORMASI PERBANKAN

TEKNOLOGI INFORMASI PERBANKAN •



Untuk menjalankan operasioal banknya dengan baik, setiap bank mempunyai Sistem/aplikasi Utama (Core banking system) masingmasing yang sesuai dengan kebutuhan dan business process-nya. Kapasitas dan jenis core banking system yang digunakan sangat tergantung sekali dengan sistem operasi, besar dan luasnya business processs serta jaringan kantor yang dimiliki oleh bank

BRAINWARE

OFFLINE

ONLINE

SOFTWARE

HARDWARE

USER ID & PASSWORD Prinsip penting user-id: • Unik, terpisah, berbeda (tidak ada duplikasi) • Dinonaktifkan oleh sistem jika dalam satu periode salah beberapa kali berturut-turut (misal: salah 3 atau 4 kali berturut turut). • Dihapus setelah periode tertentu (misal 30 hari) non aktif atau revoke.

Prinsip penting password: • Tidak mudah diterka dan dalam membuat password harus dihindari : – – – –



Sama dengan user-Id Password merupakan bagian dari user-Id Merupakan salah satu nama bulan Apablia numerik bukan angka tahun/bulan/tanggal

Password baru tidak boleh sama dengan password lama pada saat diganti Password harus encrypted: – – – –

Jika password lupa harus dilakukan reset Berfungsi hanya jika user-Id aktif dan sebaliknya Kadaluarsa dalam periode tertentu (misal: 30 hari) Format password kombinasi karakter alphabet dan numerik

SECURITY POLICY Bank Wajib memiliki kebijakan & prosedur : • Manajemen • Perencanaan, Pengembangan dan pengadaan • Operasional Teknologi Informasi • Jaringan komunikasi • Pengamanan informasi • Business Continuity Plan • End user computing; • Electronic Banking; dan • Penggunaan pihak penyedia jasa Teknologi Informasi

SARANA YANG DIPERLUKAN DALAM PENANGANAN MASALAH TI •

Help Desk. Fungsi help desk harus dimiliki oleh Bank agar Bank cepat tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi oleh seluruh pengguna (user) di Bank dan menanganinya segera.



Power User. Penanganan penggunaan Power User dimana pemilik user id yang memiliki kewenangan sangat luas. Dalam rangka penanganan permasalahan, Bank wajib menetapkan prosedur penanganan power user agar penggunaanya tidak disalah gunakan



Backup. Untuk menjamin kelangsungan proses dan mengantisipasi risiko data transaksi hilang akibat crash atau kegagalam operasi, setiap periode tertentu system operasi bank melakukan proses back up data, dan data backup disimpan pada tempat khusus yang aman.



Bussines Contingency Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP). Rencana Kelangsungan Usaha (Business Continuity Plan/BCP) adalah proses manajemen terpadu dan menyeluruh mengenai dampak potensi apabila kritikal bisnis dari suatu perbankan tidak dapat berfungsi karena adanya gangguan.

MANAJEMEN RISIKO , KEPATUHAN, AUDIT & HUKUM

100

MANAJEMEN RISIKO

101

PENGERTIAN RISIKO : Potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu.

MANAJEMEN RISIKO : Serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.

KETENTUAN BANK INDONESIA PBI No. 5/8/PBI/2003 tgl. 19 Mei 2003 – Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum; SE BI No. 5/21/DPNP tgl. 29 September 2003. PBI No. 13/1/PBI/2011 tgl. 5 Januari 2011 – Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum; SE BI No. 13/23/DPNP tgl. 25 Oktober 2011 Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko yang paling kurang memuat: • •



Penerapan Manajemen Risiko Secara Umum. Penerapan Manajemen Risiko untuk masing-masing risiko, yang mengcakup 8 (delapan) risiko, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Penilaian Profil Risiko.

8 RISIKO INHERENT •







Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Risiko pasar adalah risiko pada neraca (on-balance sheet) dan rekening administratif (off-balance sheet) termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar termasuk risiko perubahan harga option. Risiko operasional adalah risiko akibat tidakkecukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid yang berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.









Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

CONTOH RISIKO INHEREN Bank A di Indonesia membeli USD 1 juta obligasi yang diterbitkan oleh Bank B dengan tenor 5 tahun dan kupon dengan floating rate 6 bulan. a. b. c.

Risiko kredit : potensi Bank B gagal bayar pokok dan bunga obligasi Risiko nilai tukar USD terhadap IDR Risiko suku bunga : kemungkinan penurunan suku bunga pasar dalam 6 bulan ke depan.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko •

• •



Tata kelola risiko (risk governance) yang mengcakup Pengawasan aktif (management oversight) Dewan Komisaris dan Direksi serta risk appetite. Kerangka manajemen risiko (risk management framework) yang meliputi kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Kecukupan proses manajemen risiko yang terdiri atas proses identifikasi, pengukuran atau penilaian, pemantauan dan pengendalian atau mitigasi risiko serta sistem informasi manajemen risiko. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.

LAPORAN PROFIL RISIKO •



Bank wajib menyampaikan laporan profil risiko baik secara individual maupun secara konsolidasi kepada Bank Indonesia secara triwulanan untuk posisi Bulan Maret, Juni, September dan Desember paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah akhir bulan laporan Laporan profil risiko mengcakup penilaian tingkat inherent risk dan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko serta peringkat profil risiko. Peringkat inherent risk terdiri atas – – – – –



1 (low), 2 (low to moderate), 3 (moderate), 4 (moderate to high), 5 (high)

Sedangkan peringkat kualitas penerapan manajemen risiko dimulai dari 1 (strong), 2 (satisfactory), 3 (Fair), 4 (Marginal), 5 (Unsatisfactory).

KOMITE BASEL BASEL 1 – 1988 • Menilai kecukupan modal terhadap risiko kredit. • Risiko lainnya dan risiko suku bunga, serta risiko investasi pada surat berharga harus disupervisi oleh Supervisor. Market Risk Amendment (MRA) – 1996 Bank harus menyediakan modal yang cukup untuk mengkover risiko kredit dan risiko pasar (risiko suku bunga dan risiko saham pada trading book, risiko nilai tukar, risiko komoditas) Basel 2 – 2004 • Pilar 1 : kalkulasi kebutuhan modal minimum (risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional) • Pilar 2 : Peranan pengawas • Pilar 3 : Persyaratan pengungkapan informasi yang material (disclosure).

KOMITE BASEL BASEL 3 – 2010 • Bank harus memelihara modal ekuitas minimum dan memiliki cadangan modal minimum. • Bank harus memelihara cadangan modal countercyclical (perubahan lingkungan ekonomi/memburuknya ekonomi). • Bank harus menjaga angka Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) LCR : rasio antara jumlah aset likuid bank yang berkualitas tinggi terhadap arus kas keluar netto selama periode 30 hari. NSFR : rasio antara jumlah sumber-sumber dana yang stabil sebagai cadangan likuiditas dan kebutuhan likuiditas termasuk komitment off balance sheet.

KEPATUHAN

110

PENGERTIAN Bank Indonesia memberikan pengertian risiko kepatuhan sebagai risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Basel Committee on Banking Supervision menjelaskan bahwa fungsi kepatuhan sebuah bank dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi independen untuk mengidentifikasi, mengukur, memberikan saran, memonitor dan melaporkan risiko kepatuhan bank, yaitu risiko hukum atau sanksi-sanksi regulator, kerugian keuangan, atau kehilangan reputasi yang diderita Bank sebagai akibat dari kelalaian menjalankan kepatuhan untuk melaksanakan hukum, regulasi, code of conduct dan norma-norma dari praktik terbaik.

Prinsip Manajemen Risiko Kepatuhan Basel Committee on Banking Supervision merekomendasikan 10 prinsip : A. Tanggung Jawab Board of Director 1. BoD bank bertanggung jawab mengatur manajemen risiko kepatuhan bank. B. Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif 2. Pejabat eksekutif bank bertanggung jawab pengelolaan risiko kepatuhan bank yang efektif. 3. Pejabat eksekutif bank bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengomunikasikan kebijakan kepatuhan untuk memastikan bahwa hal tersebut sudah dipantau dan dievaluasi serta dilaporkan kepada BOD sebagai suatu upaya untuk mengelola risiko kepatuhan bank. 4. Pejabat eksekutif bank bertanggung jawab untuk membuat fungsi kepatuhan secara efektif dan permanen sebagai bagian dari kebijakan kepatuhan bank.

Prinsip Manajemen Risiko Kepatuhan Basel Committee on Banking Supervision merekomendasikan 10 prinsip : C. Tanggung Jawab Unit Fungsi Kepatuhan 5. Fungsi kepatuhan bank harus independen. 6. Fungsi kepatuhan bank harus memiliki sumber daya yang memadai untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif. 7. Tanggung jawab fungsi kepatuhan bank harus dapat membantu pejabat eksekutif dalam mengelola risiko kepatuhan secara efektif yang dihadapi oleh bank. 8. Hubungan antara internal audit harus memperhatikan ruang lingkup yang luas dari aktivitas fungsi kepatuhan sehingga harus menjadi subyek review secara periodik yang dilakukan oleh fungsi internal audit

Prinsip Manajemen Risiko Kepatuhan Basel Committee on Banking Supervision merekomendasikan 10 prinsip : D. Tanggung Jawab Lainnya 9. Isu lintas negara, dimana bank harus patuh terhadap pelaksanaan hukum dan regulasi-regulasi dalam semua area yurisdiksi dimana bisnis dijalankan dan organisasi, struktur fungsi kepatuhan, dan semua tanggung jawabnya haruslah konsisten dengan hukum lokal dan persyaratan regulator. 10. Terkait dengan outsourcing, fungsi kepatuhan harus selaras dengan aktivitas manajemen risiko bank.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KEPATUHAN Bank Indonesia , Fungsikepatuhan Bank meliputi beberapa tindakan • • •



Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan Bank; Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank; Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KEPATUHAN Paling kurang mencakup : A. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi. • Dewan Komisaris dan Direksi harus memastikan bahwa manajemen risiko kepatuhan dilakukan secara terintegrasi dengan manajemen risiko lainnya. • Dewan Komisaris dan Direksi harus memastikan bahwa setiap permasalahan kepatuhan yang timbul dapat diselesaikan secara efektif oleh satuan kerja terkait dan dilakukan monitoring atas tindakan perbaikan oleh satuan kerja kepatuhan. • Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan memiliki peranan penting dalam manajemen risiko kepatuhan. • Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan harus independen dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. B. Sumber daya manusia Pejabat dan staf di satuan kepatuhan dilarang ditempatkan posisinya karena menghadapi konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawabnya fungsi kepatuhan.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KEPATUHAN Paling kurang mencakup : C. Organisasi Manajemen Risiko Kepatuhan • Bank harus memiliki fungsi manajemen risiko kepatuhan yang memadai dengan wewenang dan tanggung jawab yang jelas. • Bank harus memiliki satuan kerja kepatuhan yang independen.

D. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit • Bank wajib memiliki rencana kerja kepatuhan yang memadai • Bank harus memastikan bahwa efektivitas penerapan manajemen risiko kepatuhan terutama dalam rangka penyusunan kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan peraturan perundangana yang berlaku. • Bank harus memiliki limit risiko yang sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil, toleransi risiko dan strategi Bank secara keseluruhan dengan memperhatikan kemampuan modal Bank.

PROSES MANAJEMEN RISIKO KEPATUHAN

AUDIT

PENGAWASAN UNIT KERJA A. Internal Membuat kebijakan perusahaan yang dituangkan dalam SOP. Contoh : • Memisahkan antara fungsi pembuat dengan pencatat, pemegang anak kunci pintu ruang khazanah dengan pemegang code pintu ruang khazanah, pelaksana dengan pemegang kuasa/otorisasi. • Melakukan rotasi pegawai secara berkala. • Pengaturan cuti. B. Eksternal • Auditor Internal – Satuan Kerja Audit Internal Memastikan bahwa operasional telah dilaksanakan secara prudent, effisien dan comply dengan peraturan intern maupun regulator. • Auditor Eksternal

PENGAWASAN UNIT KERJA • Auditor Eksternal a. Bank Indonesia Menilai kinerja dan kondisi bank sebagai bagian dari pengawasan BI dalam mengamankan dan mengelola moneter ekonomi. Pengelolaan dana pihak ketiga terjaga dengan baik. b. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bank telah melakukan program pemerintah c. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Menilai kinerja pemerintah dalam sektor perbankan Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara d. Kantor Akuntan Publik Transparansi kondisi keuangan bank yang diperlukan investor untuk bertransaksi saham di bursa efek.

Pengetahuan Dalam Menindaklanjuti Hasil Audit •



• •

Job description untuk mengetahui dan memastikan ruang lingkup tugas dan wewenang yang dimiliki, target yang harus dicapai serta key performance indicator (KPI) Standard Operating Procedure (SOP) untuk mengetahui dan memastikan dokumen/formulir yg digunakan, alur dokumen, proses transaksi, fihak terkait. Pengetahuan tentang peraturan Produk, Jasa dan Hukum Perbankan Peraturan / ketentuan dari regulator, antara lain: Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 dan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

Keterampilan dalam Menindaklanjuti Hasil Audit Dalam menyusun rencana tindak lanjut hasil audit ini, harus dapat dipastikan sbb : • Semua temuan dalam Laporan Hasil Audit telah dikonfirmasi dengan auditor dan dicocokkan dengan data. • Temuan dalam Laporan Hasil Audit berdasarkan pada ketentuan dan peraturan yang berlaku dan permasalahannya telah dibahas dan disepakati bersama. • Evaluasi tingkat kompleksitas permasalahan dan bahas untuk mendapatkan komitmen waktu untuk menyelesaikan tindak lanjut hasil audit. • Lakukan pembahasan bersama dengan pihak terkait bahwa rekomendasi dapat dilaksanakan dan dapat meningkatkan kualitas operasional serta effisiensi perusahaan. • Tentukan cara yang dipilih untuk menyelesaikan tindak lanjut hasil audit. • Siapkan alternatif lain untuk antisipasi apabila cara yang dipilih mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya

Rekomendasi & Tanggapan Hasil Audit Dalam melaksanakan rekomendasi dan tanggapan hasil audit, hal yang harus diperhatikan : • Berdasarkan rencana dan jadual waktu pelaksanaan tindak lanjut hasil audit, melakukan rekomendasi sesuai. • Apabila terjadi kelambatan dalam melakukan rekomendasi hasil audit, identifikasi permasalahannya dan cari solusi serta waktu yang diperlukan untuk melakukan rekomendasi hasil audit. • Melakukan revisi rencana tindak lanjut hasil audit atas kelambatan / tertundanya pelaksanaan rekomendasi, dan sampaikan kepada Auditor / yang berkepentingan. • Menyusun Laporan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit – Siapkan format laporan sesuai ketentuan yang berlaku – Catat waktu pelaksanaan rekomendasi audit dalam format laporan yang telah disiapkan dan berikan penjelasan / catatan atas rekomendasi audit yuang belum dapat dilaksanakan sesuai waktunya. – Kirim laporan ke Auditor / yang berkepentingan dan berikan tembusan kepada fihak terkait. – Administrasikan dan simpan dokumen / laporan yang telah dikirimkan

HUKUM PERBANKAN

125

HUKUM PERBANKAN Hukum Perbankan : 1. Hukum Publik (hukum perbankan dan ketentuan lain yang terkait) a. b. c.

UU Perbankan (UU No. 7 thn 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 thn 1998). UU No. 21 thn 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan beserta peraturan yang terkait. UU No. 7 thn 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 3 thn 2008 tentang Perubahan atas UU No. 24 thn 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menjadi UU dan ketentuan pelaksanaannya.

2. Hukum Privat (hukum perdata) a. b. c. d.

Hukum Agunan Hukum Penangungan Utang Bank Garansi Surat Berharga

HUKUM PUBLIK Bank : Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenisnya : 1. Bank Umum : bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat : bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

HUKUM PUBLIK RAHASIA BANK • Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan Simpanannya • Pengertian: – Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. – Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. – Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang • Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal: a. Adanya perintah tertulis dari Pimpinan Bank Indonesia dalam rangka perpajakan. b. Adanya ijin dari Pimpinan Bank Indonesia kepada pejabat Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/Panitya Urusan Piutang Negara

HUKUM PUBLIK

• •

c. Adanya Ijin dari Pimpinan Bank Indonesia kepada Polisi, jaksa atau hakim sehubungan dengan kepentingan peradilan. d. Terjadinya perkara perdata antara bank dengan nasabah yang bersangkutan e. Dalam rangka tukar menukar informasi f. Adanya permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan Ketentuan untuk menjaga Rahasia Bank berlaku pula terhadap Pihak Terafiliasi Pihak Terafiliasi adalah : a. Anggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank; b. Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

HUKUM PUBLIK c. Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik, peniliai, konsultan hukum dan konsultan lainnya; d. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga Direksi, keluarga pengurus. Undang-Undang Perbankan juga mengatur adanya sanksi pidana dan sanksi administratif. Bank Indonesia ( UU No. 23 thn 1999 diubah No. 3 thn 2004). Bank Sentral Republik Indonesia Tugas : 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. 3. Mengatur dan mengawasi Bank.

HUKUM PUBLIK Otoritas Jasa Keuangan Lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan. Fungsi : Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan (perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya). Tugas : Melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap : a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan. b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya.

HUKUM PUBLIK Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fungsi : a. Menjamin simpanan nasabah penyimpan. b. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Tugas : a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan. b. Melaksanakan penjaminan simpanan. • Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan. • Merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal (bank resolution) yang tidak berdampak sistemik. • Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Tindak Pidana Pencucian Uang : • Setiap orang yang menempatkan, mentrasfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana (misalnya di bidang perbankan) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp.10 milyard. (Pasal 3). • Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana (misalnya di bidang perbankan) dipidana karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp.5 milyard.(Pasal 4).

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Tindak Pidana Pencucian Uang : • Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana (misalnya di bidang perbankan) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp.1 milyard. (Pasal 5). • Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

PRINSIP-PRINSIP MENGENAL NASABAH PBI No. 3/10/PBI/2001, PBI No. 3/23/PBI/2001 dan PBI No. 5/21/PBI/2003 • Prinsip-Prinsip Mengenal Nasabah adalah prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan. • Transaksi Keuangan Mencurigakan : 1. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan. 2. Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh bank sesuai ketentuan undang-undang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. 3. Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. • Bank wajib menerapkan Prinsip-Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles), direksi bank wajib bertanggung jawab atas penerapannya.

TINDAK PIDANA TERORISME •





Penyidik, penuntut umum atau hakim berwenang memerintahkan bank untuk melakukan pemblokiran terhadap harta kekayaan setiap orang yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana terorisme dan/atau tindak pidana yang berkaitan dengan terorisme. Bank setelah menerima perintah tertulis dimaksud, wajib segera melakukan pemblokiran dan membuat Berita Acara Pemblokiran, dan selambat-lambatnya 1 hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan pemblokiran. Harta kekayaan yang diblokir harus tetap berada pada bank yang bersangkutan.

HUKUM PRIVAT Perjanjian dianggap sah (Ps. 1320 KUH Perdata ) 1. Adanya kesepakatan (kesepakatan/persetujuan/komitmen yang bebas tanpa adanya tekanan/intimidasi). 2. Adanya kecakapan (subyek hukum yang memenuhi syarat2 tsb di atas). 3. Suatu hal tertentu (terdapat obyek yang diperjanjikan jelas). 4. Suatu sebab yang halal (tidak bertentangan dengan UU, kesusilaan, dan ketertiban umum). Jika syarat subyektif (kesepakatan dan atau kecakapan) tidak terpenuhi, perjanjian tsb dapat dibatalkan. Sementara jika syarat obyektif (suatu hal tertentu dan atau sebab yang halal) tidak terpenuhi, perjanjian tsb batal demi hukum. Perjanjian berupa : 1. Perjanjian Notariil • Kekuatan pembuktian sempurna • Jika terjadi penyangkalan, pihak yang menyangkal harus membuktikan penyangkalannya. 2. Perjanjian dibawah tangan • Kekuatan pembuktian kurang sempurna • Pihak yang tidak menyangkal harus membuktikan perjanjian tsb 3. Perjanjian yang dilegalisasi oleh notaris untuk menjamin kebenaran/ kepastian tanda tangan. 4. Perjanjian yang diwaarmeking, untuk menjamin kebenaran/kepastian tanggal pembuatan.

HUKUM PRIVAT Surat Kuasa • Dibuat dibawah tangan atau notariil. • Kuasa berakhir : a. Ditentukan oleh Undang-undang b. Ditariknya kembali kuasa si penerima kuasa c. Pemberitahuan penghentian kuasanya d. Meninggalnya, terjadi pengampuan dan adanya pailit e. Perkawinan f. Penerbitan kuasa baru untuk urusan yang sama.

HUKUM PRIVAT Hukum Agunan 1. Agunan Utama == terkait langsung dengan obyek kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. 2. Agunan Tambahan == tidak terkait langsung dengan obyek kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Hal yang harus diperhatikan dalam penilaian agunan : a. Aspek ekonomis (nilai jual, marketabilitas, nilai yang akan datang). b. Aspek yuridis (kepemilikan, pribadi/bersama/warisan, bukti kepemilikan, data fisik). c. Aspek likuidasi. d. Aspek lingkungan hidup.

HUKUM PRIVAT Hukum Agunan Jenis jaminan kredit : a. Jaminan Umum (Ps. 1131 KUHPerdata) Setiap/semua harta milik si berutang merupakan jaminan atas pelunasan utangnya b. Jaminan Khusus : • Hak Tanggungan • Hipotik • Jaminan Fidusia • Gadai • Jaminan Resi Gudang • Personal/Corporate Guarantee • Cessie

HUKUM PRIVAT Bank Garansi • Hukum penanggungan, dimana pihak penanggung menanggung si tertanggung atas pemenuhan kewajiban si tertanggung terhadap pihak yang berkepentingan berdasarkan perjanjian pokok. • Isi dari BG minimal (cf. BI) a. Judul Garansi Bank atau Bank Garansi b. Nama dan alamat bank penerima garansi c. Tanggal penerbitan d. Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima garansi e. Jumlah uang yang dijamin f. Tanggal mulai berlaku dan berakhir g. Penegasan batas waktu penagihan klaim

HUKUM PRIVAT Hukum Surat Berharga Surat berharga : Surat yang memiliki nilai, negotiable, mudah untuk dialihkan yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksana pemenuhan suatu kewajiban berupa pembayaran sejumlah uang. 1. Cek : • Surat perintah untuk membayar tanpa syarat dari nasabah (pemilik dana pada rekening giro) kepada tertarik (bank), atas sejumlah dana kepada pemegang/penerima pada saat diunjukkan, yang berfungsi sebagai alat pembayaran tunai. • Pasal 178 – 229 d KUHD dan Ketentuan BI. • Cek dibagi a. Cek atas unjuk atau cek atas nama, dengan tambahan klausul “atau penggantinya”, harus dibayar kepada yang namanya tertera dalam cek dan pengalihannya dengan cara endosemen. b. Cek atas nama, cek kepada orang yang disebut namanya dengan tambahan klausul “tidak kepada pengganti” maka pengalihannya secara cessie.

HUKUM PRIVAT Hukum Surat Berharga c. Cek atas bawa, cek kepada pembawa atau yang disebut namanya dengan tambahan klausul “atau kepada pembawa” atau cek tanpa penyebutan nama penerimanya maka pengalihannya cukup dengan penyerahan fisik cek. • Cek yang diterbitkan dan dibayarkan di Indonesia harus diunjukkan dalam tenggang waktu 70 hari, sejak tanggal penerbitannya (Pasal 26 KUHD) ditambah 6 bulan tenggang waktu sebelum kadaluwarsa (Pasal 229 KUHD). 2. Bilyet Giro • Surat perintah pembukuan (over booking) dari penerbit (pemegang rekening giro) kepada bank untuk memindahkan sejumlah dana ke dalam rekening yang tertera pada bilyet giro tersebut, • Ketentuan BI. • Tanggal dan batas waktu a. Tanggal penerbitan atas BG b. Tanggal efektif : tanggal mulai berlakunya tenggang waktu penarikan. Apabila tidak ditulis, tgl penerbitan = tgl. Efektif. c. Tenggang waktu penarikan selama-lamanya 70 hari sejak tanggal penerbitan. d. Tenggang waktu penawaran selama-lamanya 6 bulan setelah batas waktu penarikan, setelah tenggang waktu penawaran tsb merupakan masa daluwarsa.

HUKUM PRIVAT Hukum Surat Berharga c. Tenggang waktu penarikan selama-lamanya 70 hari sejak tanggal penerbitan. d. Tenggang waktu penawaran selama-lamanya 6 bulan setelah batas waktu penarikan, setelah tenggang waktu penawaran tsb merupakan masa daluwarsa. 3. Wesel • Perintah tertulis dari penarik yang menginstruksikan kepada tertarik (Bank), untuk membayar sejumlah uang saat diminta atau pada waktu yang ditentukan kepada penerima pembayaran atau penggantinya atau pembawa wesel. • KUHD Pasal 100 sd Pasal 173

Selamat ! Anda Telah Menyelesaikan Pelatihan ODP Materi General Banking

145

Related Documents


More Documents from "Angela"