JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 87 – 93 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 87 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
PERENCANAAN REAKTIVASI JALAN REL KERETA API KORIDOR MAGELANG – AMBARAWA Rizqi Nugroho, Giovanny Natasha F. P., Moga Narayudha*), Bambang Pudjianto*) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Lalu lintas jalan raya pada lintas Semarang – Magelang mengalami kenaikan arus lalu lintas yang signifikan, derajat kejenuhan jalan raya dan waktu tempuh, dan penurunan kecepatan kendaraan. Diperlukan alternatif untuk mengatasi kondisi tersebut. Sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Jawa Tengah, untuk lintas Semarang – Magelang, jalur kereta api koridor Magelang – Ambarawa merupakan bagian dari bentuk reaktivasi jalan rel kereta api nonaktif. Studi kelayakan reaktivasi jalan kereta api lintas Semarang – Magelang tahun 2013, menunjukkan potensi penumpang kereta api sebesar 2038 pnp/hari, potensi angkutan barang sebesar 7,7 ton/hari dan didukung oleh jalan rel eksisting yang dapat direaktivasi. Berdasarkan kondisi topografi dengan kelandaian ratarata 20 o/oo, dikembangkan 3 alternatif trase dengan pemanfaatan jalur eksisting sepanjang 21,9 km dan trase alternatif terpilih sepanjang 13,1 km. Dari hasil analisis potensi penumpang dan kondisi eksisting adalah digunakan kelas 4 untuk kelas jalan rel dengan keseluruhan perencanaan tersebut didasarkan pada ketentuan PM No. 60 tahun 2012, KM No. 52 tahun 2000, dan PD PJKA No. 10 tahun 1986. kata kunci : Lalu Lintas, Alternatif Trase, Reaktivasi, Rancangan Geometri, Rancangan Struktur ABSTRACT Highway Traffic on Semarang – Magelang track was having a significant increased of traffic flow, the degree saturation of highways and travel time, and decreased of vehicle speed. An alternative is required to overcome conditions. In accordance with the Railways Master Plan of Central Java Province, for Semarang – Magelang track, the railway corridor Magelang – Ambarawa is one of the reactivation form of the non active railway. Feasibility study of railway reactivation of Semarang – Magelang track in 2013, potential train passengers by 2038 pnp/day, the potential for freight transport by 7.7 tons/day and supported by the existing of rail way which can be reactivated. Based on topography with the avarage flatness is 20 o/oo, there are 3 alternatives for railway track that was developed with the utilization of existing track along 21.9 km and selected alternative track along 13,1 km. From the result of potential analysis of the passanger and existing condition are using grade 4th for railway grade plans with overall planning is based on the previsons of PM No. 60 in 2012, KM. No. 52 in 2000, and PD PJKA No. 10 in 1986. keywords: Traffic, Alternative Alignment, Reactivation, Geometric Design, Structural Design *)
Penulis Penanggung Jawab
87
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 88
PENDAHULUAN Adanya potensi perpindahan moda transportasi jalan raya ke moda transportasi jalan rel dikarenakan lalu lintas jalan raya pada lintas Semarang – Magelang mengalami kenaikan arus lalu lintas yang signifikan, moda transportasi jalan raya yang sudah mencapai titik jenuh, waktu tempuh perjalanan yang terhitung lama, dan kecepatan maksimum kendaraan yang rendah. Akibat dari menurunnya kualitas pelayanan pada moda transportasi jalan raya tersebut, diperlukan adanya alternatif pelayanan moda transportasi. Salah satu alternatif yang berpotensi untuk diwujudkan adalah dengan diaktifkannya kembali dan direncanakannya moda transportasi jalan rel. Berdasarkan hasil analisis pada Studi Kelayakan Reaktivasi Jalan Rel Kereta Api Lintas Semarang – Magelang Dirjen KA Kemenhub RI tahun 2013, diperoleh kesimpulan bahwa untuk permintaan perjalanan terdapat potensi perpindahan moda transportasi jalan raya ke moda transportasi jalan rel dengan presentasi pengguna kendaraan roda dua 1,1%, pengguna kendaraan mobil pribadi 4,7%, pengguna travel 1,5%, pengguna bus non-ac 24,7%, dan pengguna bus ac 20,1%, dengan perkirakan permintaan perjalanan kereta api pada tahun pertama operasi (2017) adalah 2.038 pnp/hari. Selain itu, berdasarkan rekapitulasi pada tahun 2011, terdapat potensi angkutan barang untuk komoditi unggulan wilayah setempat berupa jagung sebesar 689616 ton, ubi kayu sebesar 227520 ton, tembakau sebesar 21141,71 ton, dan hasil perkebunan PTPN IX berupa hasil perkebunan kopi sebesar 263230 ton, dengan estimasi angkutan barang secara keseluruhan adalah 7,7 ton/hari. Sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian (RIP) Provinsi Jawa Tengah, untuk lintas Semarang – Magelang, jalur kereta api koridor Magelang – Ambarawa merupakan bagian dari rencana reaktivasi jalan rel kereta api nonaktif. Kondisi eksisting jalur rel kereta api koridor Magelang – Ambarawa memiliki kelandaian rata-rata 20 o/oo, beberapa sudah beralih fungsi dan badan jalan rel yang sudah tak terlihat, beberapa bangunan stasiun yang sudah tak terpakai dan beralih fungsi, untuk stasiun Ambarawa masih aktif digunakan untuk kereta api wisata. METODOLOGI Diagram alir pengerjaan laporan tugas akhit dapat dilihat pada Gambat 1. berikut : Mulai Persiapan Pendahuluan Identifikasi Masalah : 1. Peningkatan lalu lintas di ruas jalan raya Semarang – Magelang (Magelang – Ambarawa) 2. Penurunan kinerja pelayanan transportasi jalan raya (DS tinggi, t tinggi, V rendah) 3. Kondisi jalan rel kereta api koridor Magelang - Ambarawa yang sudah tidak aktif
A
Gambar 1. Bagan alir pengerjaan laporan tugas akhir 88
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 89
A Pengumpulan Data
Data Primer :
Data Sekunder :
Survei kondisi eksisting jalur kereta api Magelang – Ambarawa (koordinat, elevasi dan dokumentasi foto).
1. Kondisi fisik koridor (topografi, geoteknik dan hidrologi) 2. Kebutuhan prasarana kereta api 3. Studi terkait kondisi jalur kereta api lintas Magelang – Semarang terdahulu 4. Informasi yang terkait perencanaan reaktivasi jalan rel 5. Hasil analisa lalu lintas Magelang - Semarang dan data mengenai perkiraan jumlah penumpang kereta api
Analisis Data: 1. Demand transportasi kereta api Semarang – Magelang (Magelang - Ambarawa) 2. Analisis kondisi fisik jalur kereta api eksisting 3. Analisis studi dan informasi RIP
Penetapan Kriteria Perencanaan Alternatif Trase Tidak Optimal ? Ya Trase alternatif terpilih Perencanaan trase terpilih: 1. Geometri jalan rel 2. Struktur jalan rel 3. Bangunan pengaman, pelengkap dan fasilitas jalan rel
Selesai
Gambar 1. Bagan alir pengerjaan laporan tugas akhir (lanjutan) ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam perencanaan jalan kereta api, baik itu dari aspek geometri, struktur maupun fasilitas jalan rel, perlu diperhatikan terlebih dahulu kelas dari pada jalan rel yang akan direncanakan dan digunakan. Berdasarkan hasil analisa data yang berkaitan dengan penentuan kelas jalan rel, diperoleh nilai – nilai berikut : a. Nilai frekuensi kereta api : 1) jumlah sarana (train set) yang dibutuhkan untuk kereta api penumpang, baik untuk kelas pelayanan ekonomi maupun non-ekonomi, masing-masing 3 set atau rangkaian gerbong kereta api dengan kebutuhan masing – masing 2 trip per hari. 89
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 90
2) jumlah kebutuhan sarana untuk kereta api barang adalah satu set yang terdiri dari 3 unit gerbong barang dengan kebutuhan 2 trip per hari. Dengan kebutuhan 2 trip per hari (pulang pergi), maka jumlah nilai frekuensi adalah = (3 + 3 + 1).2 = 14 kereta api. b. Nilai daya angkut lintas kereta api, dengan ditetapkan tonase lokomotif (T1) = 100 ton (jumlah 14 lokomotif), tonase gerbong penumpang (Tp) = 45 ton (jumlah 72 gerbong) dan tonase gerbong barang (Tb) = 50 ton (jumlah 6 gerbong), Kb = 1,5, K1 = 1,4, dan S = 1,1, adalah sebagai berikut: TE = Tp + (Kb . Tb) + (K1 . T1) ......................................................................................(1) = (45 . 72) + (1,5 . (50 . 6)) + (1,4 . (100 . 14)) = 5650 ton/hari T = 360 . S . TE .........................................................................................................(2) = 360 . 1,1 . 5650 = 2237400 ton/tahun c. Nilai daya angkut penumpang (dengan asumsi berat per penumpang adalah 60 kg) dan barang dalam juta per tahun adalah sebagai berikut : 1) Kereta api penumpang: 2038 pnp/hari = 2038 x 60 x 365 = 44632200 kg/tahun = 44632,2 ton/tahun. 2) Kereta api barang : 7,7 ton / hari = 7,7 x 365 = 2810,5 ton/tahun. Jumlah nilai daya angkut lintas kereta api penumpang dan barang adalah = 44632,2 ton/tahun + 2810,5 ton/tahun = 47442,7 ton/tahun. Dari hasil pendefinisian tersebut diperoleh nilai frekuensi kereta api sebesar 14 kereta api per satu jalur/hari. Berdasarkan Keputusan Menteri No. 52 tahun 2000 tentang Jalur Kereta Api Pasal 24 ayat 2(d), nilai frekuensi 14 kereta api tergolong ke dalam jalan rel kereta api kelas 4 yang memiliki range frekuensi antara 13 kereta api per satu jalur/hari sampai dengan 25 kereta api per satu jalur/hari. Selain itu, jika digolongkan berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 tahun 2012 poin 1.5(a) tentang kelas jalan rel dengan lebar jalan rel 1067 mm terhadap nilai daya angkut lintas, jumlah nilai daya angkut lintas kereta api penumpang dan barang yang memiliki nilai 2237400 ton/tahun dan jumlah nilai daya angkut penumpang dan barang yang memiliki nilai 47442,7 ton/tahun, tergolong ke dalam jalan rel kelas 5 yang memiliki batasan daya angkut lintas kereta api < 2,5 juta ton/tahun. Dari hasil penetapan kelas berdasarkan aspek frekuensi dan daya angkut lintas tersebut, ditetapkan kesimpulan untuk menggunakan jalan rel kelas 4. Dalam perencanaan trase, sebelum menentukan trase akhir yang akan ditetapkan untuk perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang – Ambarawa, terlebih dahulu dievaluasi trase lama atau trase eksisting. Untuk kondisi eksisting jalan rel, secara keseluruhan kondisi fisiknya sudah hilang, dan sudah beralih fungsi menjadi fasilitas umum seperti tertimbun jalan raya dan tertimbun trotoar. Adapun kondisi fisik yang masih terlihat hanya tersisa ±10 % dari total panjang jalan rel yang saat ini sudah tidak beroperasi. Berikut adalah klasifikasi dan ranking dari pada trase untuk perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang – Ambarawa. 90
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 91
Tabel 1. Kasifikasi dan Ranking Pemilihan Trase Klasifikasi
Trase 1 Kapasitas 35,4 km
Rank 1
Trase 2 Kapasitas 35,0 km
Rank 2
Trase 3 Kapasitas 34,7 km
Panjang Trase Total Alinyemen 47 buah 1 35 buah 3 34 buah Horizontal Total Alinyemen 15 buah 3 16 buah 2 16 buah Vertikal Kelandaian 13,243 o/oo 2 11,478 o/oo 3 13,977 o/oo Rata - Rata Volume Galian 973518,5232 m3 322933,9235 m3 305616,2954 m3 1 3 3 3 Volume Timbunan 53812,20053 m 65994,43202 m 123465,4721 m3 Jumlah Persilangan Sebidang dengan 13 buah 3 13 buah 3 13 buah Jalan Raya Total 11 16 Keterangan ranking: total nilai ranking dengan nominal terbesar adalah yang terbaik
Rank 3 2 2 1 2 3 13
U
STASIUN JAMBU (RENCANA/BARU)
STASIUN SECANG STASIUN BRANGKAL
STASIUN AMBARAWA (RENCANA/BARU)
STASIUN GEMAWANG STASIUN JAMBU
STASIUN CANDI UMBUL STASIUN BEDONO
STASIUN PAYAMAN STASIUN PAGONAN
STASIUN AMBARAWA (EKSISTING/LAMA)
STASIUN MAGELANG
Gambar 2. Trase eksisting dan trase alternatif realinyemen HASIL PERENCANAAN Dari hasil pengklasifikasian dan ranking trase untuk perencanaan jalan rel kereta api, berdasarkan trase eksisting dan alternatif realinyemen yang ada, diambil kesimpulan untuk menggunakan trase 2 yang akan digunakan pada langkah pengerjaan berikutnya dalam perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang – Ambarawa. Untuk trase eksisting tidak dilakukan perencanaan ulang. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api dan Peraturan Dinas PJKA No. 10 tahun 1986 tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel, spesifikasi teknis untuk jalan rel kelas 4 adalah sebagai berikut: 91
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 92
a. Jari – jari minimun lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan 1330 m. Jari – jari lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan 2000 m pada trase eksisting. Jari – jari lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan 2000 m dan 1500 m pada trase baru atau realinyemen. b. Jari – jari minimun lengkung lingkaran dengan lengkung peralihan 440 m. Jari – jari lengkung lingkaran dengan lengkung peralihan 1000 m dan 800 m pada trase baru atau realinyemen. c. Jari – jari yang dipakai pada alinyemen vertikal sebesar 8000 m. d. Landai penentu maksimum 25 o/oo. e. Kelandaian maksimum di emplasemen 1,5 o/oo. f. Vmaks = 90 km/jam. g. Pmaks gandar = 18 ton. h. Tipe rel = R54. i. Jenis bantalan = beton prategang. j. Jarak antar sumbu bantalan = 60 cm. k. Jenis penambat = elastis ganda (e-clip). l. Tebal balas atas = 25 cm. m. Lebar bahu balas = 40 cm. n. Tanah dasar dengan σijin maksimal = 1,4 kg/cm2. o. Perencanaan saluran drainase dengan periode ulang curah hujan 5 tahun. p. Nomor wesel W10, tg α 1:10 dan kecepatan 35 km/jam. U
x =26600
x =27500
x =26500 x =27700 =27600
x =27400
x =26400 x =27800
x =26300
xx =26200 =26200
x =26100
x =26000
x =28100
x =28000
x =27900
x =27800
x =27700
x =27600
x =27500
x =27400
x =27300
x =27200
x =27100
x =27000
x =26900
x =26800
x =26700
x =26600
x =26500
x =26400
x =26300
x =27900 x =27200
x =26100
x =25900
x =28000
y =2250
0.051
x =26000 x =27100
737 x =27000
Cipto 0.051
y =2920
Jl. Dr.
,5
0.051
0.051
0.051
0.051
0.051
0.051
0.051 y =3020 0.051 y =2370
y =2250
y =2240
7 ,375 292
0.051
0.051
y =2200
y =2210
0.051
0.051
y =2260
0.051
y =2270
0.051
y =2200
y =2210
0.051
0.051
y =2280
0.051
y =2360
0.051
y =2290
y =2300
0.051
0.051
y =2350
0.051
y =2220
y =3000
y =3010
0.051
y =2320
y =2340
y =2970
y =2980
y =2990
y =2930
y =2940
0.051
0.051
0.051
0.051
0.051
y =2880
y =2870
y =2890
y =2900
0.051
0.051
0.051
0.051 y =2850
y =2860
0.051
y =2810
y =2820
0.051
0.051 y =2820
0.051
0.051 y =2800
0.051
562
y =2960
0.051 y =2330
0.051
y =2950
0.051 y =2320
y =2910
0.051
y =2310
0.051
y =2300
y =2840
y =2750
0.051
0.051 0.051
0.051 y =2740
0.051
0.051
0.051
0.051
y =2830
0.051 y =2790
0.051 y =2780
0.051
0.051
y =2630
y =2620
0.051 y =2640
y =2650
0.051
0.051
0.051
0.051
y =2650
y =2640
y =2630
0.051
0.051
y =2750
0.051 y =2610 0.051 y =2620
0.051
y =2700
yy=2760 =2760
0.051 y =2770
0.051
0.051 y =2600 0.051 y =2600
0.051
0.051
0.051 y =2580 0.051 y =2580
0.051
y =2700
y =2730
0.051
0.051
y =2530
y =2520 0.051 y =2530
0.051 y =2540
0.051
0.051
y =2560
y =2550
0.051
y =2610
y =2660
0.051
0.051 y =2470
0.051
0.051
0.051
0.051
y =2510
y =2500
y =2490
y =2480
y =2500
0.051 y =2520
y =2660
y =2690
0.051
0.051
0.051
0.051
y =2590
y =2670
y =2680
y =2460
0.051
y =2420
y =2410
y =2690
0.051
0.051
0.051
0.051
0.051
y =2440
y =2430
0.051
y =2470
0.051
y =2450 0.051
0.051
0.051
0.051
y =2460
0.051
y =2450
0.051
y =2440
0.051
y =2430
0.051
y =2420
0.051
y =2410
0.051
y =2400
0.051
y =2390
0.051
y =2380
y =2370
y =2360
y =2290 0.051 y =2300
0.051
9
0.051
0.051
8
PI1
y =2840
0.051
y =2270
0.051
y =2330
y =2320
y =2570
Re jos ari
y =2280
0.051
0.051 y =2270 0.051
y =2280
0.051
sa
0.051
y =2350
y =2310
De
y =2290
y =2340
PI1
Jl.
0.051
CT 34+837,9 429
0.051
STA
STA TC 34+525,4819
y =2310
575
STA 35+000
575
,5
STA 34+900
562
STA 34+400
550
STA 34+800
,5
STA 34+300
0.051
,5
STA 34+700
STA 34+200
,5
562
STA 34+500
33+6 52,06 60
STA 34+000
587
STA 34+600
600 PI29
STA 34+100 STA CT 34+102,9610
,5
587
PI30
,5
587
TC
y =2250
,5
550
STA
0.051
587
,5
33+80 0
y =2240
,5
562 575
612
STA 33+900
0.051
562
,5
587 ,5
33+7 00
y =2230
587
600 600
575
STA
0.051
,5
,5
STA
0.051
575
612
587
33+6 00
y =2130
600
600
600
STA
0.051
x =30600
,5
,5
612
600
33+5 00
25+ 200
x =30500
612
587
,5
STA
y =2140
,5
,5 575
562
,5
575
33+4 00
0.051
,5
,5
33+3 00
y =2150
587
562
STA
0.051
x =30400
587
612
,5
,5
625 625
STA
33+10 STA CT 0 33+12 4,4146 STA 33+000TC 32+014,07 46
y =2160
600
33+2 00
,5
25+ 300
x =30300
,5
587
612
650 ,5
STA
0.051
637 600
637 ,5
STA
587 575
625 625 612 ,5
x =30200
x =30100
625
650
637
600
STA
y =2170
,5
,5
STA 32+900
STA TC 32+376,8596
0.051
637
612
STA 32+800
STA 32+700
x =28300
STA 32+600
600
,5
,5
,5
650 625
x =28400
587
STA CT 32+538,7274 STA 32+500
,5
637
662
675
,5
650 ,5
STA 32+400
y =2180
x =30000
650 675
,5
,5 637
650
x =28500
612
STA 32+300
587 ,5
STA 32+200 STA CT 32+183,6774
31+5 97,14 29
,5
600 587
,5
687
662 ,5
637 625
675
PI28 662
650
STA 32+100
TC
612
,5
700 687
,5
PI26
STA 32+000
,5
31+900
31+800
STA
0.051
x =29900
700
712
725
700
675
662
612
STA
25+ 400
x =29800
,5
725
,5
625
31+700
600
x =29700
x =29600
675
712
,5
675
STA
A
x =29600
x =29500
737
,5 700700
x =28600
650
29 ,07 109
y =2190
31+60 0
31+50 0
STA
31+40 0
STA
A
,5
,5
,5
,5
637
687
687
662
STA
31+30 0
31+20 0
STA
STA
31+10 0
STA
,5
,5
PI27
675 662
712
712
,5
,5
650
,5
725
25+
y =2090
y =2230
0.051
y =2190
y =2220
0.051
0.051
y =2080
0.051
0.051
STA
24,71 85
637
625
725
,5 712
TC
STA ST 24+658,7141
STA 24+900
00 25+0
STA 24+800
y =2040
31+ 000
25+9
612612 ,5 ,5
,5
737 x =28700
700
687
A
STA
0.051
,5 700
,5 662 ,5 650
750 750
737
687
675
600
x =29400
x =29300
737
,5
675
,5 x =28800
ST
y =2050
STA
CT
x =29300
x =29200
737 750
750
712
650
,5
750
,5 ,5
30+ 900
30+ 800
612
725
737
700
712
625
,5
222, 2347
x =29000
,5
725
,5
650
,5
x =28900
762
687
675
,5
637
xx =29100 =29100
x =29000
750
,5
675
662
,5 ,5
,5
100 25+
24+2 94,46 68
0.051
x =29200 x =28900
x =28800
762 762 737
700700
STA
533 ,931 7
612
650
625
x =27400
775
725
700 687
,5
30+ 700
,5
762 762 ,5 ,5 750 750
712 712 ,5 ,5
687
,5
STA
30+
587
xx =28700 =28600
x =28500
xx =28700 =28800
CT
575
,5
662
,5
STA
,5 587
26+
x =28600
,5
725 725
637
30+ 600
612
x =27500
,5
30+ STA 500
600
737
,5
x =27600
,5
x =28400
737
725
625
612
,5 675
STA
30+15 6,7306
600
625
x =28300
x =28200
687
650
A
24+600
5931 629,
y =2060
30+ 400
TC
,5
,5
712 ,5
662
STA
30+3 00
30+00 0 637
612
700
,5
x =27700
650
,5
STA
30+2 00 STA
STA
STA
562
700
5
675
ST
PI17
STA 24+700
TS
STA
24+50 0
STA
24+10 2,6494
STA
24+40 0
24+3 00
22+
G
0.051
,5
30+10 0
,5
637
STA
,5
637
650 650
PI2 STA
29+800
ST
STA
24+2 00
CT
7,7253 22+19
21+
y =2070
x =28500
=28100
712 x =27800
625
612
650
,5
0.051
,5
STA STA 29+900ST 29+903 ,1883
STA 29+400
STA 29+300 662 662 ,5 ,5
x =27900
637
STA
675 675
625
STA 29+700
STA ST 29+088,51 44
675
,5
STA 29+600
,5637
STA TS 29+512,4743 STA 29+500
STA 28+700 28+655,5566 STA TS
STA 28+800
STA 28+900
STA 29+200
STA 29+100
STA 28+600
STA 29+000
STA 28+000
STA 28+100
STA 28+200
A
725
675
STA
STA TS 23+696,3354
24+10 STA 0 ST
STA
650
STA 28+300 STA TC 28+271,0825
ST
712 ,5
STA
24+00 0
,5
,5
STA
23+400
00 22+6
8229 102,
STA
700 22+
662
662 662 ,5
725x
x =28000
,5
25+ 600
25+ 700 500
ST
,5
x =23400
,5
737
,5
STA 712 ,5
712
700
x =23500
STA
STA
STA 23+900
23+
STA
800 22+
STA 23+500 23+467,2702 STA ST
TS
,5
STA 23+600
00 23+2
687
STA 23+700
0 23+30
STA
STA
STA
900 22+
STA
000 23+
STA
650 650
675 675
687 ,5
637
TC
TC
662
650 650
675
,5 750 712
725 ,5
STA
700
,5
650
STA
0 22+00
0 22+10
0 22+20
STA
0 22+30
625
,5 675 675
STA
4
662 ,5
100 23+
STA
200 21+
625
PI1
00 22+4
STA
650
STA
,5
8,6880 ISTIN 21+89 EKS
650 637
662
650
STA
,5
CT
STA ,5
637
STA
300 21+ 637
x =20300
0 21+90
STA
400 21+
625
0 21+70
STA
500 21+
,5
625
625
00 21+6
STA
637
0 21+80
STA
612 ,5
650
STA
STA
STA
625 ,5
625
00 22+5
637 ,5 625
x =20400
662
,5
,5
Yog yaka
STA
625
3 STA
PI1
662 662 ,5
637 637 ,5 ,5
637 637 ,5
637
g-
625
rta
N EME
,5
Sem aran
LINY 637 637 ,5
625
637 637 ,5 ,5
650 650
625
Jl.
REA 650
625
637 ,5 650
PERK
650 650
x =28400
762 ,5
650
675
662
25+7 00
,5
,5
STA
25+8 00
x =23600
687
687
650
STA
625 625
650
675
662 ,5
637 ,5
637 ,5
x =21600
x =21500
x =21400
x =21300
x =21200
x =21000
x =20900
x =20800
x =20700
x =20600
x =22300
AN
STA 23+800
650
EBUN
ST
618 ,49 39
775 ,5
662
,5 ,5 637
26+0 00 25+9 00
675
687 ,5
x =23700
,5 675
,5
x =21900
x =20500
725
687 675
662 662 662 ,5 ,5
TS
x =28300
,5
687 675
712
662 650
687 STA ,5 700 700
PI16
,5
650 637x =22500 ,5
x =22400
687 26+2 ,5 00 STA TS 26+
STA
687 ,5
,5
737 ,5
x =23800
,5
STA
725
,5
687 ,5
PI15 675
662 x =22700
x =22600 x =22100
712 ,5
700
712 700
x =21800
,5
712 725725
x =23900
,5
STA 28+400
x =23200
x =23100
x =23000
x =22900
x =22800
750
737 ,5
x =22400
x =22200
x =21700
662 712 ,5
x =24000 x =23500
x =23400
x =23300
x =22000
737 ,5
x =22700
x =22500
687
x =26500
CT 28+492,1514 STA 28+500STA
x =23800
x =23700
x =23600
x =24100
STA CT 27+902,1637 STA 27+900
775 762 ,5
750
700
675
662 675
STA
700
x =24200 x =23900
x =23800
,5
650
650
675
440 ,525 9
26+1 00
x =23000
x =22900
x =22300
STA
737 ,5
725
750
x =22800
x =22600
STA 675
725 712 ,5
x =24300
x =24200
x =24100
x =24000
23 30,85
725 xx =24400 =24400
x =24300
x =23200
26+ 400 STA
A
26+
26+ 300
,5
x =23100
26+ 500
STA
687
STA 27+800 STA TC 27+777,1847
712 ,5
x =24800
x =24700
STA 27+700
,5
800 26+
737
STA 27+600
A
700
x =24600
xx =24500 =24500
27+1
ST 26+ 600 ST
ST
675 A
STA
900 26+
,5
ST
A
x =25200
712
STA 27+500
ST
,5
26+ 700
000 27+
A
675 737 ,5
737
A
STA
STA
ST
00 27+1
x =24800
STA
ST
x =25300
687 ,5
725
00 27+2
750
27+300
STA
,5
x =24900
STA
687
675
x =25400
,5
STA 27+400
712 x =25100
,5
x =26600 687
,5 PI22
700
737 ,5
PI21
712 PI24 ,5
750 750
,5 ,5
687
,5
737
,5 725 725
737 712
700
762 ,5
725 700
700 700 687 675 675
750
725 737
,5
,5 x =26700
,5
675
PI2 700
,5
762
687
0
x =25500
762
750
oto775 775
PI23 687,5
,5
x =26800
712 725
712 ,5
775 ,5
Ser
700
712
700 700
x =24700
,5
,5
,5 ,5
x =25000
Jl. 725
737 x =26900
737
712
x =25600
x =25500
725 x =25400
737 x =25300 ,5 x =25200
762
762
,5 725
,5 700 712
0.051
y =2260
750 712
725 700
x =28200
,5
xx=25700 =25700
x =25600
762 750
737
y =2720
750
y =2710
725
,5
y =2510
0.051
x =28100
,5
700 687
x =25800
y =2540
x =25900
x =25800
662 ,5
y =2150
0.051
y =2140
y =2160
0.051
0.051
y =2130
0.051
y =2170
0.051
y =2120
0.051
y =2100
0.051
y =2180
0.051
675
750
750
700
700
STA
PPV38
PPV37
600
STA STA
STA
Elevasi
STA
Elevasi
PPV42 Elevasi
PLV 39
24+500
+685
PLV40
27+480
+687,5
PLV41
27+980
+689,9
PPV 39
24+600
+686,875
PPV 40
27+500
+687,525
PPV 41
28+000
+689,975
PTV39
24+700
PTV40
+687,5
27+520
PTV41
+687,6
28+020
STA
+690
650
PPV43
Elevasi
PLV 42
30+100
+690
PPV 42
30+200
+689,375
PTV42
30+300
+687,5
STA
Elevasi
34+500
+582,5
PPV43
34+600
+580,625
PTV43
34+700
+580
PLV43
Elevasi
600
Elevasi PLV38
PLV 37
PPV 41
PPV 40
PPV39
650
22+424,242
+637,4
21+984,353 +631,269
PPV 37
22+024,353 +631,369
PTV37
22+064,353 +631,669
PPV38
22+566,242 +637,225
PTV38
22+706,242
+639,5
Kelandaian (°/oo)
10
0
10
0
0
25
0
580,000 577,500 34+900
580,000 577,500 35+000
580,000 577,500 34+800
580,000 580,000 34+700
582,500 570,000 34+500
580,000 580,000 34+600
585,000 557,500 34+400
587,500 562,500 34+300
592,500 600,000 34+100
590,000 575,000 34+200
595,000 605,000 34+000
597,500 605,000 33+900
602,500 587,500 33+700
600,000 590,000 33+800
605,000 595,000 33+600
607,500 612,500 33+500
612,500 625,000 33+300
610,000 612,500 33+400
615,000 612,500 33+200
617,500 630,000 33+100
622,500 650,000 32+900
620,000 650,000 33+000
625,000 637,500 32+800
627,500 647,500 32+700
632,500 662,500 32+500
630,000 655,000 32+600
635,000 660,000 32+400
637,500 662,500 32+300
642,500 650,000 32+100
640,000 657,500 32+200
645,000 650,000 32+000
647,500 657,500 31+900
652,500 662,500 31+700
650,000 665,000 31+800
655,000 662,500 31+600
657,500 680,000 31+500
660,000 687,500 31+400
662,500 687,500 31+300
665,000 700,000 31+200
667,500 692,500 31+100
670,000 662,500 31+000
672,500 680,000 30+900
675,000 692,500 30+800
677,500 700,000 30+700
680,000 675,000 30+600
682,500 675,000 30+500
685,000 690,000 30+400
687,500 690,000 30+300
690,000 695,000 30+200
690,000 687,500 30+100
690,000 637,500 30+000
690,000 670,000 29+900
690,000 700,000 29+800
690,000 700,000 29+700
690,000 695,000 29+600
690,000 712,500 29+500
690,000 737,500 29+400
690,000 730,000 29+300
690,000 695,000 29+200
690,000 675,000 29+000
690,000 690,000 29+100
690,000 662,500 28+900
690,000 662,500 28+800
690,000 662,500 28+700
690,000 675,000 28+600
690,000 690,000 28+500
690,000 695,000 28+400
690,000 705,000 28+200
690,000 700,000 28+300
690,000 712,500 28+100
690,000 712,500 28+000
689,000 695,000 27+800
5
689,500 695,000 27+900
688,500 695,000 27+700
688,000 695,000 27+600
687,500 695,000 27+500
687,500 685,000 27+400
687,500 680,000 27+300
687,500 680,000 27+200
687,500 675,000 27+100
687,500 675,000 27+000
687,500 675,000 26+900
687,500 675,000 26+800
687,500 675,000 26+700
687,500 675,000 26+600
687,500 675,000 26+500
687,500 675,000 26+400
687,500 677,500 26+300
687,500 687,500 26+200
687,500 687,500 26+100
687,500 690,000 26+000
687,500 695,000 25+900
687,500 687,500 25+800
687,500 682,500 25+700
687,500 690,000 25+600
687,500 690,000 25+500
687,500 687,500 25+400
687,500 687,500 25+300
687,500 692,500 25+100
687,500 687,500 25+200
687,500 705,000 25+000
687,500 725,000 24+900
687,500 720,000 24+800
687,500 715,000 24+700
687,500 700,000 24+600
685,000 692,500 24+500
682,500 687,500 24+400
680,000 687,500 24+300
677,500 687,500 24+200
675,000 687,500 24+100
672,500 685,000 24+000
670,000 675,000 23+900
667,500 675,000 23+800
662,500 675,000 23+600
25
665,000 675,000 23+700
660,000 671,000 23+500
657,500 666,500 23+400
652,500 662,500 23+200
655,000 662,500 23+300
650,000 657,500 23+100
647,500 662,500 23+000
642,500 637,500 22+800
645,000 647,500 22+900
640,000 635,000 22+700
637,500 635,000 22+600
636,000 640,000 22+500
635,000 645,000 22+400
634,000 640,000 22+300
633,000 637,500 22+200
632,000 633,340 22+100
631,269 625,000 22+000
631,269 630,000 21+900
631,269 630,000 21+800
631,269 630,000 21+700
631,269 630,000 21+600
631,269 630,000 21+500
631,269 630,000 21+400
550 631,269 630,000 21+200
Elevasi Rencana (mdpl)
631,269 630,000 21+300
550 STA Elevasi Eksisting (mdpl)
STA Elevasi Tanah Asli (mdpl) Elevasi Rencana (mdpl) Kelandaian (°/oo)
Gambar 3. Situasi dan potongan memanjang trase KESIMPULAN Berdasarkan hasil indentifikasi masalah, analisis data, dan perencanaan reaktivasi jalan rel kereta api koridor Magelang – Ambarawa, ditetapkan kesimpulan sebagai berikut: a. Lalu lintas jalan raya pada lintas Semarang – Magelang mengalami kenaikan arus lalu lintas, derajat kejenuhan jalan raya meningkat, waktu tempuh meningkat dan kecepatan kendaraan menurun. b. Pengembangan moda transportasi berbasis jalan rel sebagai alternatif moda transportasi jalan raya dengan potensi penumpang kereta api sebesar 2038 pnp/hari dan potensi angkutan barang sebesar 7,7 ton/hari. 92
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 93
c. Adanya jalur eksisting yang mendukung untuk dilakukannya reaktivasi sepanjang 21,9 km. Kondisi trase eksisting sebagian besar sudah beralih fungsi dan ada yang sudah tidak terlihat tubuh jalan relnya. Namun stasiun Ambarawa masih aktif digunakan sebagai kereta api wisata. d. Penetapan kelas 4 sebagai kelas jalan rel berdasarkan ketentuan dan dengan spesifikasi teknis sebagaimana tercantum dalam PM Perhubungan No. 60 tahun 2012, KM Perhubungan No. 52 tahun 2000 dan PD PJKA No.10 tahun 1986. e. Direncanakan pemanfaatan trase eksisting sepanjang 21,9 km dan trase baru atau realinyemen trase sepanjang 13,1 km. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, 2009. Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Jawa Tengah, Dishubkominfo Jateng, Semarang. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, 2013. Studi Kelayakan Reaktivasi Jalan Kereta Api Lintas Semarang – Magelang, Kemenhub RI, Jakarta. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, 2000. Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun 2000 Tentang Jalur Kereta Api, Kemenhub RI, Jakarta. Perusahaan Jawatan Kereta Api, 1986. Peraturan Dinas No. 10 Tahun 1986 Tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel, PJKA, Bandung. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan No. 10 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis Peralatan Persinyalan Perkeretaapian, Kemenhub RI, Jakarta. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, 2011. Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api, Kemenhub RI, Jakarta. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, 2012. Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012 Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api, Kemenhub RI, Jakarta.
93