PRAKTIKUM IV HEMATOLOGI PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN
OLEH KELOMPOK III Ni Luh Mega Desyanti
(P07134011035)
I Putu Wijaya Pradharma
(P07134011037)
Coratry Shovariah Premilga
(P07134011039)
Ni Ketut Sutariasih
(P07134011041)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013
PRAKTIKUM IV PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN Hari, Tanggal Praktikum: Selasa, 1 Oktober 2013 I.
Tujuan I.1 Mahasiswa dapat mengetahui teknik dan cara pemeriksaan Retraksi Bekuan. I.2 Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan Retraksi Bekuan dan dapat menginterprestasikan hasil pemeriksaannya.
II. Prinsip Lima ml darah vena dimasukkan ke dalam tabung centrifuge dan masukkan pula sebatang lidi. Darah dibiarkan pada suhu kamar 2-3 jam. Serum serta sel-sel darah yang keluar dari bekuan diukur volumenya dan dinyatakan dalam persen dari volume darah seluruhnya. III. Dasar Teori III.1
Peristiwa Hemostasis Istilah Hemostasis berarti pencegahan hilangnya darah. Bila pembuluh
darah mengalami cedera atau pecah, hemostasis terjadi melalui beberapa cara, termasuk di dalamnya ialah; 1. Spasme pembuluh darah, 2. Pembentukan sumbat dari trombosit (platelet), 3. Pembekuan darah, 4. Terjadi pertumbuhan jaringan ikat ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh secara permanen. (Mardiana, 2011) III.2
Bekuan darah Bekuan darah terdiri dari jaringan benang fibrin yang berjalan dalam segala
arah dan menjaring sel-sel darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang fibrin melekat pada permukaan pembuluh darah yang rusak sedemikian rupa sehingga bekuan darah menempel pada lubang di pembuluh dan dengan demikian mencegah kebocoran darah. (Gandasoebrata, 2010)
III.3
Retraksi Bekuan Retraksi Bekuan - Serum. Dalam beberapa menit setelah terbentuk,
bekuan darah mulai menciut dan biasanya memeras keluar hampir seluruh cairan dari bekuan itu dalam, 30 sampai 60 menit. Cairan yang terperas keluar disebut serum, sebab seluruh fibrinogen dan sebagian besar faktor-faktor pembekuan yang lain telah dikeluarkan; dan dengan demikian serum berbeda dari plasma. Jelas bahwa serum tidak dapat membeku karena tidak mengandung faktor-faktor pembekuan. (Hoffbrand & Moss, 2013) Trombosit diperlukan untuk terjadinya retraksi bekuan. Oleh sebab itu kegagalan pada proses retraksi merupakan tanda bahwa jumlah trombosit yang beredar dalam darah adalah kurang. Mikrograf elektron dari trombosit dalam bekuan darah memperlihatkan bahwa trombosit-trombosit tersebut melekat pada benang-benang fibrin sebenarnya dengan cara mengikat benang-benang itu sehingga menjadi satu. Selain itu, trombosit yang terperangkap dalam bekuan terus melepaskan zat-zat prokoagulan, salah satu di antaranya ialah faktor pemantap fibrin yang menyebabkan terjadinya ikatan-ikatan silang antara benangbenang fibrin yang berdekatan. (Hoffbrand & Moss, 2013) Selain itu, trombosit memberikan dukungan langsung untuk terjadinya retraksi bekuan dengan cara mengaktifkan molekul. aktin dan miosin trombosit, yang merupakan protein-protein yang kontraktil dan dapat menimbulkan kontraksi kuat dari tonjolan-tonjolan runcing pada trombosit yang melekat pada fibrin. Jelas bahwa peristiwa ini juga akan menciutkan jaringan fibrin menjadi massa yang lebih kecil. Kontraksi molekul aktin dan miosin mungkin diaktifkan oleh trombin. dan juga oleh ion kalsium yang dilepaskan oleh gudang kalsium dalam retikulum endoplasma dan aparatus Golgi dari trombosit. (Hoffbrand & Moss, 2013) Dengan terjadinya retraksi bekuan, ujung-ujung robekan pembuluh darah ditarik saling mendekat, sehingga memungkinkan terjadinya hemostasis. (Hoffbrand & Moss, 2013) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi retraksi bekuan: 1. Kadar fibrinogen 2. Faktor-faktor pembekuan dalam serum darah 3. Jenis permukaan yang bersentuhan dengan darah beku
(Gandasoebrata, 2010) IV. Alat dan Bahan IV.1 Alat 1. Tabung Centrifuge 2. Stopwatch IV.2 Bahan 1. Sampel darah 2. Lidi V. Cara Kerja 1. Darah vena diambil kira-kira 5 ml 2. Darah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung centrifuge. 3. Ke dalam tabung centrifuge tersebut dimasukkan pula sebatang lidi. 4. Volume darah di tabung tersebut dicatat. 5. Darah dibiarkan pada suhu kamar selama 2-3 jam. 6. Setelah itu, bekuan darah dilepaskan dari tabung dengan hati-hati, tabung dimiringkan dan bekuan diangkat dari tabung dengan mengangkat lidi itu. 7. Volume serum (bersama sel-sel yang msih tertinggal dalam tabung) dicatat. 8. Serum serta sel-sel darah yang keluar dinyatakan dalam persen dari volume darah seluruhnya. VI. Interpretasi Hasil VI.1 Menurut http://www.pathology.vcu.edu Negatif : tidak ada serum yang dikeluarkan +1 : 5-10% serum dikeluarkan +2 : 10-20% serum dikeluarkan +3 : 20-35% serum dikeluarkan +4 : 35-50% serum dikeluarkan VI.2 Menurut Gandasoebrata Normal : 40-60% Abnormal : <40%
DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat. Hoffbrand, A.V. dan P.A.H.Moss. 2013. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 6. Jakarta: EGC. Mardiana. 2011. Hematologi. Diakses di http://mardianafebriyanti.blogspot.com / 2011/12/hematologi.html. Diakses tanggal 28 September 2013