Senin, 16 Maret 2009
BACAAN RENUNGAN PAGI
WANITA ISTIMEWA “Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan Tuhan”. Amsal 18:22 Sebuah pernikahan yang baik adalah kasih karunia Allah. Untuk mendapat seorang pasangan yang mencintaimu sebagaimana adanya (seperti yang dilakukan oleh Allah), dan yang mau mendampingi Anda melewati masa-masa senang dan susah, masa-masa kesulitan dan air mata (seperti yang dilakukan oleh Allah), sahabat-sahabatku, itu adalah merupakan suatu berkat yang nilainya tidak dapat diperhitungkan. Saya sedang dalam perjalanan menuju Alaska untuk mengikuti pertemuan perkemahan, dan tema dudukku di pesawat dalam penerbangan yang membutuhkan waktu yang lama dari Denver, adalah seorang pebisnis yang sudah pensiun, yang sedang menuji ke utara untuk memancing. Kami bercakapcakap dan dia mengetahui bahwa Noelene dan saya menikah segera setelah tamat dari perguruan tinggi dan pergi ke India untuk menjadi misionaris. “Dia mau menikahimu dan pergi ke India?” dia berseru.”Istri anda patilah seorang wanita yang istimewa!” Wanita yang istimewa, memang itulah dia. Saya dapat menulis satu buku penuh mengenai hal itu, namum ada satu kejadian yang sudah terjadi melebihi peristiwa-peristiwa yang lainnya sejak Noelene mengatakan “Ya” untuk pertama kalinya kepadaku dan pergi ke India. Hari itu adalah hari sabat sesudah hari ucapan syukur, dan keesokan harinya pagi-pagi sekali, kami sudah harus berangkat menuju ke Beltimore Washington International Airport, dalam perjalanan kami ke Fort Lauderdale, di mana kami akan naik kapal mengikuti pelayaran selama tujuh hari di atas Lautan Karibia Barat. Kami ingin meninggalkan dinginnya es, dan mendapati air lautan yang biru dan hari-hari yang hangat yang akan segera kami kunjungi. Ketika kami sudah dekat dengan pintu gereja, tumit sepatu Noelene tersangkut di celah yang ada di jalanan. Putri kami, yang datang dari Chicago untuk mengunjungi kami, ada disebelahnya, dan saya melangkah di belakangnya, namum sebelum kami sadari, tiba-tiba saja dia terjatuh dengan wajahnya ke tanah. Darah mengalir dari hidung dan mulutnya, dan mengotori mantelnya yang berat sementara dia tergeletak di atas jalanan yang dingin. Segera saja teman-teman datang berlari untuk memberikan pertolongan, memanggil seorang perawat yang kemudian menghentikan pendarahannya. Berikutnya, perjalanan menuju ke ruang gawat darurat di rumah sakit Washington Adventis Hospital untuk mendapatkan pemeriksaan dan foto rontgen bagian hidung, mulut, muka, kedua lengan dan kedua pergelangan tangan . Ketika foto rontgen itu menunjukkan bahwa dia mengalami patah tulang pada bagian hidung saja, pertanyaannya yang pertama kepada dokter adalah:” Apakah saya dapat melanjutkan perjalanan mengikuti pelayanan tersebut?” Tetapi itu bukanlah segalanya. Dia malahan telah mengundang tamu-tamu untuk makan siang. Teman-teman kami sudah saling memberitahu bahwa acara makan siang itu dibatalkan. Namun, bagaimana juga, pada jam 12.45, ketika dia sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Noelene mengatakan kepada mereka agar tetap datang. Dia duduk di dekat meja, matanya membengkak hampir tutup, bibir tergores. Dan dia tetap mengikuti pelayaran, menggunakan kaca mata hitam besar untuk menutupi bekas-bekas besar yang menghitam. Memang wanita istimewa! Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi
PEMUDA ADVENT INDONESIA e-mail :
[email protected]