159558493-latihan-soal-studi-kasus-ekonomi-teknik.pdf

  • Uploaded by: Asmara Hadi Saputro
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 159558493-latihan-soal-studi-kasus-ekonomi-teknik.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,744
  • Pages: 9
Latihan Soal Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik – Universitas Mercu Buana email: [email protected]

STUDI KASUS : Perusahaan daerah Air Minum disebuah kotamadya akan membangun pipa saluran air dari sumber mata air ke PDAM. Ada dua alternatif teknologi yang dipilih, yaitu teknologi A dan teknologi B. Kedua alternatif tersebut adalah sebagai berikut (masing-masing mempunyai nilai sisa nol ).

ongkos awal ongkos pemeliharaan tahunan umur pakai

Teknologi A .

Teknologi B .

Rp. 5,5 milyar

Rp.5 milyar

0 Permanen

0 50 tahun

Bila tingkat suku bunga adalah 6 % / tahun, teknologi mana yang sebaiknya dipilih ? n=

Teknologi A: A P Biaya kapitalisasi P = 5,5 milyar

Teknologi B: A P Biaya kapitalisasi P = P + A(A/F,i,n)/I = 5 +5x0.00344/0.06 = 5.286 milyar Dengan demikian PDAM sebaiknya memilih alternatif teknologi B, yaitu yang setiap 50 tahun dilakukan penggantian, dan bukan teknologi A yang mempunyai umur tak terhingga. ‘13

1

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

Contoh 20 : Seorang investor membayar Rp. 8 juta kepada konsultan, untuk menganalisis pemanfaatan sebidang tanah yang dapat dibelinya dengan harga Rp. 30 juta. Konsultan mengajukan beberapa alternatif benikut ini (satuan uang dalam ribuan rupiah ) dan periode analisis adalah 20 tahun.

alt. A

alt. B

alt. C

alt. D .

Total investasi

0

50.000

95.000

150.000

Penerimaan tahunan

0

5.100

10.000

15.000

Nilai sisa

0

30.000

30.000

40.000

Apabila diasumsikan bahwa tingkat suku bunga i = 10 %, maka altematif mana yang sebaiknya dipilih. Penyelesaian Alternatif A menunjukkan altematif tidak berbuat apa-apa, yaitu tidak memilih semua alternatif yang ditawarkan tersebut. Biaya investasi yang dinyatakan diatas sudah termasuk biaya tanah tetapi tidak termasuk biaya yang dibayarkan kepada konsuitan yang besarnya Rp. 8 juta tersebut. Biaya konsultan untuk suatu laporan yang mempunyai nilai proporsional ini, tidak relevan lagi dengan pemililian-pemilihan dan salah satu dan keempat alternatiftersebut, atau dikenal sebagai biaya kedaluarsa (sunk cost).

Dengan demikian contoh 20 ini dapat diselesaikan sebagai berikut:

Alternatif A : tidak berbuat apa-apa

NSB=0

Alternatif B NSB = - 50.000 + 5.100 ( P/A, 10%, 20 ) + 30.000 (P/F, 10%, 20) = 50.000 + 5.100 x 8,514 + 30.000 x0,1486 = - 2. 120

‘13

2

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

Alternatif C: NSB = - 95.000 + 10.500 (P/A, 10%, 20 ) + 30.000 (P/A, 10%, 20) = - 95.000 + 10.500 x 8,514 + 30.000 x 0,1486 = - 1.140 Alternatif D : NSB = - 150.000 + 15.000 (P/A, 10%, 20 ) + 40.000 (P/F, 10%, 20) = - 150.000 + 15.000 x 8,514 + 40.000 x 0,1486 = - 16.350

Dapat dilihat bahwa altennatif A mempunyai NSB terbesar, sehingga dengan demikian sebaiknya investor tersebut tidak melakukan kegiatan apa-apa.

Dalam banyak studi ekonomi teknik diasumsikan bahwa jika dana yang tersedia tidak diinvestasikan ke proyek yang dipertimbangkan, dana itu akan diinvetasikan ke alternatif tidak melakukan apapun. Alternatfi tidak melakukan apapun tidak berararti bahwa dana akan “disimpan di bawah kasur”, yang oleh karenanya tidak menghasilkan keuntungan. Alternatif tidak melakukan apapun berarti si investor akan “tidak melakukan apapun” terhadap proyek yang sedang dipertimbangkan dan bahwa dana yang disediakan tetapi tidak diinvestasikan akan ditanamkan ke invesatasi yang menghasilkan IRR yang sama dengan MARR.

Banyak kesalahan telah dilakukan dalam perbandingan alternatif investasi dengan menghilangkan alternatif “tidak melakukan apapun”. Penyalah gunaan dana investasi itu dapat dicegah dengan mengenali bahwa biasanya terdapat pilihan untuk tidak berinvestasi dalam alternatif yang sedang dipertimbangkan. Bila pemasukan dari sejumlah alternatif yang diperbandingkan diasumsikan identik, maka dianggap umum untuk menggambarkan arus kas alternatif dengan hanya menunjukan biaya pada alternatif tersebut. Dalam kasus itu alternatif tidak melakukan apapun tidak akan dipertimbangkan, karena alternatif itu didasarkan pada asumsi bahwa baik pemasukan maupun pengeluaran diinvestasikan pada MARR, sehingga sehingga menghasilkan keuntungan ekuivalen besih sebesar nol.

‘13

3

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

ANALISIS NILAI TAHUNAN

Jumlah ekuivalen tahunan adalah dasar untuk perbandingan yang memiliki karakteristik yang mirip dengan harga sekarang. Kemiripaan itu terbukti saat di sadari bahwa arus kas manapun dapat diubah menjadi sebuah rangkaian jumlah yang sama bersar dengan pertama-tama menghitung harga sekarang untuk rangkaian tersebut dan kemudian mengalikan harga dengan (A/P,i,n).

Gerald J Thuesen dalam bukunya Ekonomi Teknik (2002) menyatakan : ekuivalen

tahunana

adalah

pemasukan

ekuivalen

tahunan

dikurangi

pengeluaran ekuivalen tahunan dari sebuah arus kas.

Jadi ekuivalen tahunan untuk tingkat suku bunga i dan n tahun dapat didefinisikan sebagai berikut :

AE(i) = PW(i) (A/P,i,n) n  n t   i (1  i )   F 1  i   t  n  t 0   1  i   1

Dua segi penting dari hubungan itu harus dipahami adalah, pertama, bila nilai i dan n tetap, hubungan tersebut berkurang menjadi AE(i) = PW(i) konstan. Oleh karena itu, bila arus kas yang berbeda dievaluasi berdasarkan nilai khusus i dan n, perbandingan dari jumlah ekuivalen tahunan mereka memberikan hasil yang relatif sama dengan yang dihasilkan dari pembuatan perbandingan atas dasar harga sekarang. Yaitu rasio ekuivalen tahunan untuk dua arus kas yang berbeda akan sama dengan rasio harga sekarang masing-masing kas.

Kedua, nilai AE(i) dan AW(i) akan menjadi nol bila i sama. Secara grafis itu berarti bahwa perpotongan antara sumbu horizontal (AE(i) = 0) dan fungsi AE(i) akan terjadi pada nilai i yang sama dimana fungsi PW(i) memotong sumbu horizontal (PW(i) = 0). Jadi harga sekarang dan ekuivalen tahunan dapat dikatakan menjadi dasar yang konsisten untuk perbandingan dan mereka akan menghasilkan pilihan alternatif yang sama bilai nilai i dan n tetap.

‘13

4

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

Analisis nilai tahunan digunakan untuk menentukan nilai ekivalen tahunan uniform (anuitas) yang berasal dari aliran dana (cashflow) yang dimiliki oleh suatu rencana investasi atau aktiva (asset). Analisis Nilai Tahunan ini sering digunakan karena adanya kecenderungan luas dikalangan praktisi untuk menyatakan „prestasi‟ dari suatu kegiatan dengan ukuran tahunan; misalnya pernyataan laba rugi (income statement) dari sebuah penusahaan atau, orang kebanyakan lebih mudah mengerti apabila dinyatakan proyek tersebut memberi keuntungan sekian juta setiap tahunnya selama sekian tahun.

Disamping kecenderungan tersebut, Analisis Nilai Tahunan sangat bermanfaat untuk kegiatan evaluasi rencana investasi, karena tidak perlu mempersamakan terlebih dahulu periode penelaahan masing-masing rencana investasi apabila kebetulan memiliki umur berguna yang berbeda.

Situasi Perbandingan Analisis Nilai Tahunan

Pada analisis nilai tahunan, apabila sebuah rencana investasi mempunyai nilai Bersih Tahunan yang positif, atau NTB > 0, maka rencana investasi tersebut dapat diterima, sedangkan kriteria rencana beberapa alternatif yang saling tenpisah (mutually exclusive) adalah memaksimumkan NTB dari investasi yang diperbanding-kan tersebut. NTB ini merupakan selisih antara Nilai Tahunan Penerimaan dengan Nilai Tahunan ongkos/biaya atau:

NTB = NT dari penerimaan - NT dari ongkos

NTB ini dapat dihitung langsung dari NSB yang telah diketahui dengan cara :

NTB = NSB(A/P,i%,n) = NS penerimaan ( A/P, i, n) - NS ongkos ( A/P, i, n)

‘13

5

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

Seperti halnya pada anlisis nilai saat ini, maka pada analisis nilai tahunan terdapat tiga kemungkinan situasi yang berbeda :

Masing-masing rencana Investasi yang akan diperbandingkan memiliki

-

umur berguna yang sama. Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki

-

umur berguna yang berbeda. Rencana investasi memilikl periode analisis yang tak terbatas ( n = ~ )

-

Analisis ekonomi dari alternatif dengan umur berguna yang sama

Contoh 21 : Pada contoh 14 sebelumnya pada analisis nilai saat ini, masalah diselesaikan dengan Analisis Nilai Saat ini, maka apabila masalah tersebut diselesaikan dengan Analisis Nilai Tahunan, hasilnya adalah sebagai berikut: Penyelesaian : Alat A :

A = 30

P=100 NTBA = NTPA + NTOA = 30 – 100 (A/P,7%,5) = 30 – 100x 0,2439 = 5.619

Alat B :

A=40 G= 5

P=100 ‘13

6

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

NTBB = NTPB + NTOB = 40 – 5(A/G,7%,5) – 100(A/P,7%,5) = 40 – 5x1,865 – 100x0,2439 = 6.285

Dapat dilihat bahwa NTBB lebih besar dibandingkan NTBA, sehingga dengan demikian yang harus dipilih adalah mesin B. Kesimpulan ini sama dengan kesimpulan pada contoh pada pembahasan Analsis Nilai Saat ini.

Analisis ekonomi alternatif dengan umur berguna yang berbeda

Telah dikemukakan di depan, bahwa pada Analisis Nilai Tahunan perbedaan periode analisis tidak berpengaruh terhadap hasil Analisis Nilai Tahunan, oleh karena itu tidak perlu dipersamakan. Atau dengan perkataan lain Analisis Nilai Tahunan dari suatu rencana investasi dengan umur pakai sama akan sama dengan Analisis Nilai Tahunan setelah umur pakai disesuaikan (apabila ingin disamakan dahulu). Untuk menjelaskan pennyataan tersebut, berikut ini akan diperlihatkan perhitungan NTB untuk mesin Y pada contoh 2, pada umur pakai 6 tahun dan NTB

mesin setelah disesuaikan sebagai alternatif dengan umur pakai 24 tahun.

Untuk n = 6 tahun : 600

700

3000

NTB mesin Y = 600+700(A/P, 8%, 6)- 3000(A/P, 8%, 6) = 46,51

‘13

7

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

untuk n = 24 tahun : 700

700

700

700

600

3000

3000

3000

3000

NTBY = 600 + [700(P/F,8%,6) + 700(P/F,8%,12) + 700(P/F,8%,18) + 700(P/F,8%,24) + 700(P/F,8%,24) – {3000 + 3000 (P/F, 8%, 6) + 3000 (P/F, 8%, 12) - 3000 (P/F, 8%, 18)} ] (A/P,8%. 24) = 46,51

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut :

untuk n = 6 tahun

A1=600

700

A2 A3

A1 = 600 A2 = 700(A/F,8%.6) A3 = 3000(A/P,8%,6)

3000

NTB mesin Y = A1 + A2 - A3 = = 600+700(A/P, 8%, 6)- 3000(A/P, 8%, 6) = 46,51

untuk n =24 tahun 700

700

700

700 A1 =600 A2 A3 3000

‘13

8

3000

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

3000

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

3000

Dari gambar tersebut terlihat NTB dari mesin pengganti untuk periode 6 tahun berikutnya adalah merupakan perpanjangan dari NTB mesin pertama. Demikian juga untuk pengganti berikutnya.

Latihan : 1. Peralatan A

Peralatan B

Rp. 7.777.000

Rp. 9.999.000

Biaya eksploitasi/tahun Rp. 4.000.555

Rp. 3.555.000

Nilai jual kembali

Rp. 777.000

Rp. 1.777.000

Umur pakai

2 tahun

4 tahun

Biaya Investasi

Jika tingkat suku bunga pada saat itu adalah 30%, alternatif mana yang akan dipilih.

2. Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan proyek teknik 1, 2 dan 3, dengan arus kas sebagai berikut :

Proyek 1

Proyek 2

Proyek 3

Invesatasi

$ 6.000

$8.000

$9.000

Masa Proyek

5 tahun

5 tahun

5 tahun

Pendapatan pertahun

$ 5.200

$6.000

$7.500

Biaya tahunan

$2.100

$1.800

$2.000

Nilai sisa

$1.000

$1.500

$3.000

Tunjukan alternatif mana yang layak dan berikan alasan ketidak layakannya.

‘13

9

Ekonomi Teknik Rudini Mulya Daulay

Teknik Industri Universitas Mercu Buana 2010

More Documents from "Asmara Hadi Saputro"