14694_naskah Makan Halan Haram.docx

  • Uploaded by: Miftah Hanif
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 14694_naskah Makan Halan Haram.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,450
  • Pages: 11
َ ۚ ‫ّللا َواتَّقُوا‬ ‫ّللاُ َرزَ قَ ُك ُُم ِم َّما َو ُكلُوا‬ َُّ ‫ل‬ ًُ ‫ط ِيبًا َح ََل‬ ََُّ ‫ُمؤْ ِمنُونَ ِب ُِه أَ ْنت ُُْم الَّذِي‬ Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. Pengertian Makanan dan Minuman Halal Makanan : Halal artinya dibenarkan. Sedangkan thoyyib artinya bermutu dan tidak membahayakan kesehatan. Halal adalah suatu pekerjaan atau suatu jenis dari segala sesuatu yang dibolehkan untuk dikerjakan atau untuk dikonsumsi, dan didalamnya tidak mengandung unsur riba dan haram, dan cara mendapatkannya secara halal dijalan Allah Swt.Sebagai muslim, diharuskan makan makanan yang halal dan thoyyib, artinya harus makan makanan yang sesuai dengan tuntunan agama dan bermutu, tidak merusak kesehatan. Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka. Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu: a. Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh hukum syara’, seperti nasi, susu, telor, dan lain-lain. b. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuatu dengan hukum syara’ maka menjadi haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain. c. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka dagingnya menjadi haram. Makanan halal dari segi jenis ada tiga :

1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung, ikan. 2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain. 3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua. Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu : 1) Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll. 2) Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal , tetapi dibenci Allah seperti pengamen. 3) Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan, wasiat, dll. 4) Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan (ghoniyah).

Allah SWT menjelaskan berhubung perkara ini di dalam surah al-Baqarah ayat 168: Maksudnya: " Wahai sekalian manusia! makanlah dari apa yang ada dibumi yang halal lagi baik; dan janganlah kamu ikut jejak langkah syaitan kerana sesungguhnya syaitan itu ialah musuh yang terang nyata bagi kamu. "

(QS. Al Maidah : 88). Artinya : “Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah berikan rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada-Nya.” Minuman : Segala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk diminum kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW. Minuman halal menurut jenisnya ada tiga, yaitu : 1) Halal minuman yang dihasilkan oleh hewani seperti susu sapi, madu, minyak samin, dll. 2) Halal minuman yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti jice wortel, juice jeruk, juice anggur, juice tomat, juice avokad, dll. Adapun minuman yang halal pada haris besarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1. Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia baik membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa maupun aqidah.

2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya telah memabukkan seperti arak yang telah berubah menjadi cuka. 3. Air atau ciran itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis (mutanajis). 4. Air atau cairan yang suci itu didaatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam.

2.2

Ciri - Ciri Makanan dan Minuman Halal Menurut Agama Islam

Ciri-ciri makanan halal : 

Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.



Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.



semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.



Binatang yang tidak diharamkan dalam al-Quran dan hadis.



Binatang yang disembelih dengan nama ALLAH SWT.



Makanan yang bersih.



Tumbuh-tumbuhan(buahan dan sayuran).

Ciri-ciri minuman halal : 

Semua minuman yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.



Semua minuman yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.



semua minuman yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.

2.3

Jenis-Jenis Makanan dan Minuman Halal Menurut Agama Islam

Makanan :



Nabati atau Tumbuhan : padi, buah-buahan, sayur-sayuran



Hewani

1. Unta - Termasuk binatang ternak yang disebut dalam surat al-Maidah ayat 1 2. Kelinci - Nabi pernah menerima daging sembelihan kelinci (Bukhori Muslim) 3. Angsa 4. Rusa 5. Itik 6. Pinguin 7. Sapi - Termasuk binatang ternak yang disebut dalam surat al-Maidah ayat 1 8. Burung Beo 9. Belalang - Dimakan oleh Nabi dan para Sahabat, bangkainya pun halal 10. Burung merpati 11. Kuda - Dimakan oleh para sahabat pada zaman Nabi (Bukhori Muslim) 12. Ayam - Pernah dikonsumsi oleh Nabi 13. Jerapah - Imam Ahmad pernah ditanya dan beliau membolehkannya 14. Tupai 15. Burung merak 16. Kijang 17. Kanguru 18. Kambing - Termasuk binatang ternak 19. Burung Unta 20. Kambing hitam 21. Merpati liar 22. Semua bangkai ikan dan belalang adalah halal dimakan, dll Minuman : Jus, air putih, susu, madu, minyak samin , teh , kopi dan lain-lain

2.4

Hikmah Makan Makanan dan Minuman Halal Makanan dan minuman yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu

sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila makanan dan

minuman yang didapatkan dari hasil yang halal tentu sangat berguna untuk diri kita dan keluarga kita. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah bukan bererti jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat sehingga uangnnya terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat. Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu : 1) Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari, 2) Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani, 3) Mendapat perlindungan dari Allah SWT, 4) Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT, 5) Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya, 6) Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat. 7) Supaya doa dimakbulkan Allah SWT Sabda Rasulullah SAW: “Seorang lelaki bermusafir sehingga rambutnya menjadi kusut dan mukanya dipenuhi debu. Dia menadah tangannya dan berdoa kepada kepada Allah sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan mulutnya disuap dengan sesuatu yang haram bagaimana akan diperkenankan permohonannya.” (Hadis riwayat muslim, ahmad dan Tarmizi) 8) Selamat dari seksaan api neraka Saad bin abi waqas bertanya Rasulullah SAW: “Wahai rasulullah, pintalah kepada Allah SWT supaya Dia menjadikan doaku mustajab.” Jawab Baginda: “Wahai saad, jagalah soal makanmu nescaya kau menjadi orang yang makbul doanya. Demi Allah yang nyawa Muhammad dalam tangan-Nya, jika seseorang lelaki memasukkan sesuap makanan haram dalam perutnya, doanya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” “Sesiapa hamba yang dagingnya tumbuh daripada makanan haram dan riba maka neraka lebih layak baginya.” (Hadis riwayat ibnu abbas) 9) Amal ibadat diterima Allah SWT Sabda Rasulullah SAW: “ Barang siapa bersembahyang dengan mengenakan pakaian yang dibeli dengan sepuluh drham dan satu dirham daripadanya daripada sumber yang haram, Allah SWT tidak akan menerima solatnya.” (Hadis riwayat Muslim) 10) Membentuk darah daging yang baik dalam badan

Sabda rasulullah SAW: “ Ingatlah Bahawa di dalam tubuh badan manusia itu ada sepotong daging , yang apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia rosak, maka rosaklah seluruh tubuh itu, ingatlah bahawa yang dimaksudkan itu ialah hati.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim) Oleh itu, menjadi kewajipan dan tanggung jawab umat islam hari ini untuk lebih berhati-hati dan mengambil berat berkaitan permakanan halal. Hendaklah kita sentiasa memastikan setiap makanan yang diperoleh dan dimakan itu adalah halal menurut syariat Allah SWT. Sesungguhnya suruhan Allah SWT adalah untuk tujuan dan kebaikan manusia bersama.

Jenis Makanan dan Minuman Yang Diharamkan. Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat Al Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan . Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam : a. Haram Lidzatihi (makanan yang haram karena dzatnya). Maksudnya hukum asal dari makanan itu sendiri memang sudah haram. Haram bentuk ini ada beberapa, diantaranya:

1) Daging babi Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang mengandung unsur babi dalam bentuk apapun, haram dikonsumsi. Termasuk lemak babi yang dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal dengan istilah shortening, serta semua zat yang berasal dari babi yang biasanya dijadikan bahan campuran makanan (food additive). ‫ِإ َّنما‬ َّ ‫ير وما أ ُ ِه َّل ِب ِه ِلغي ِْر‬ ‫ّللا‬ ِ ‫ ح َّرم عل ْي ُك ُم ْالميْتة والدَّم ولحْ م ْال ِخ ْن ِز‬Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah”. (QS. Al-Baqarah: 173)

2) Darah. Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram dikonsumsi, baik secara langsung maupun dicampurkan pada bahan makanan karena dinilai najis, kotor, menjijikkan, dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga darah yang sudah membeku yang dijadikan

makanan dan diperjualbelikan oleh sebagian orang. Adapun darah yang melekat pada daging halal, boleh dimakan karena sulit dihindari. Hal ini berdasarkan firman Allah Swt.: ُ ‫قُ ْل َل أ ِجد‬ ْ ‫ي ُمح َّر ًما على طا ِع ٍم ي‬ ‫س أ ْو فِ ْسقًا أ ُ ِه َّل‬ ِ ُ ‫فِي ما أ‬ ٌ ْ‫ير فإِنَّهُ ِرج‬ ٍ ‫طع ُمهُ إِ ََّل أ ْن ي ُكون ميْتةً أ ْو د ًما م ْسفُو ًحا أ ْو لحْ م ِخ ْن ِز‬ َّ ‫وحي إِل‬ َّ ‫ ِلغي ِْر‬Artinya: “Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan ‫ّللاِ بِ ِه‬ kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -karena sesungguhnya semua itu kotor- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-An’am: 145) 3) Khamar (minuman keras) ‫س ِم ْن عم ِل‬ ٌ ْ‫ياأيُّها الَّذِين ءامنُوا إِنَّما ْالخ ْم ُر و ْالم ْيس ُِر و ْاْل ْنصابُ و ْاْل ْزَل ُم ِرج‬ َّ ‫ ال‬Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya ‫ان فاجْ تنِبُوهُ لعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬ ِ ‫شيْط‬ (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma`idah: 90) Khamar dapat dianalogikan dengannya semua makanan dan minuman yang bisa menimbulkan mudharat dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah, misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya. Nabi saw. bersabda : ‫ ما أسْكر ك ِثيْره فق ِل ْيلُهُ حرام )رواه النسائى وأبو داود والترمذى‬Artinya: "Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam keadaan sedikit juga tetap haram." (HR. An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).

4) Semua Jenis Burung Yang Bercakar, Yang Dengan Cakarnya Ia Mencengkeram Atau َّ ‫سو ُل‬ Menyerang Mangsanya. ‫ب‬ ُ ‫نهى ر‬ ٍ ‫ب ِمن السِباعِ وع ْن ُك ِل ذِى ِم ْخل‬ ٍ ‫ ع ْن ُك ِل ذِى نا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫ّللا‬ َّ ‫“ ِمن ال‬Rasulullah Saw melarang memakan setiap binatang buas yang bertaring dan semua ‫طي ِْر‬ burung yang mempunyai cakar.” (HR.Muslim) Yang dimaksud burung yang memiliki cakar di atas adalah yang buas, seperti burung Elang dan Rajawali. Sehingga tidak termasuk sebangsa ayam, burung merpati dan sejenisnya 5) Semua Binatang Buas Yang Bertaring. ‫ب ِمن السِباعِ فأ ْكلُهُ حرا ٌم‬ ٍ ‫ ُك ُّل ذِي نا‬Artinya: “Semua binatang buas yang bertaring, maka mengkonsumsinya adalah haram.” (HR. Muslim) Yang dimaksudkan di sini adalah semua binatang buas yang bertaring dan menggunakan taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan binatang lainnya 6) Binatang yang diperintahkan supaya dibunuh. Ada lima binatang yang diperintahkan untuk dibunuh karena termasuk binatang yang merusak dan membahayakan, berdasarkan hadits

berikut: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم خمس فواسق يقتلن فى الحل والحرام الحية‬،‫عن عا ئشة رضي هللا عنها‬ ‫ والغراب اْلبقع الفأرة ولكلب العقور والحدأة )رواه مسلم‬Artinya: “Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: Lima hewan fasik yang hendaknya dibunuh, baik di tanah halal maupun haram yaitu ular, gagak, tikus, anjing hitam (gila), burung elang.” (HR. Muslim) Demikian pula cecak, termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh, sebagaimana diriwayatkan oleh َّ ‫ي صلَّى‬ Sa’ad bin Abi Waqqash, dia berkata: ‫ّللاُ عل ْي ِه وسلَّم أمر ِبقتْ ِل ْالوزغِ وس َّماهُ فُو ْي ِسقًا‬ َّ ‫ أ َّن النَّ ِب‬Artinya: “Bahwa Nabi saw memerintahkan untuk membunuh cecak, dan beliau menamakannya Fuwaisiqah (binatang jahat yang kecil)”. (HR. Muslim) Nabi saw. memerintahkan agar membunuh binatang -binatang tersebut, maka itu sebagai isyarat atas larangan untuk memakannya. Sebab, jika sekiranya binatang itu boleh dimakan, maka akan menjadi mubadzir (sia-sia) kalau sekedar dibunuh, padahal Allah melarang hamba-Nya untuk melakukan hal-hal yang mubadzir

7) Binatang yang dilarang untuk dibunuh. Ada empat macam binatang yang dilarang dibunuh. Binatang tersebut telah tersebut dalam hadits berikut: ‫ابن عبَّاس نهى النَّبِي صلى هللا‬ ِ ‫ع ْن‬ ‫صرد )رواه أحمد‬ ُّ ‫ب لن ْملة والنَّحْ لة و ْال ُهدْ ُه ِد وال‬ ِ ‫ عليه وسلم ع ْن قتل أ ْربع ِمن الدوا‬Artinya: “Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw. melarang membunuh 4 hewan : semut, tawon, burung hud-hud dan burung surad.” (HR Ahmad) Nabi saw. melarang membunuh binatang-binatang itu, berarti dilarang pula memakannya. Sebab, jika binatang itu termasuk yang boleh dimakan, bagaimana cara memakannya kalau dilarang membunuhnya? 8) Binatang Yang Buruk Atau Menjijikkan. Semua yang menjijikkan –baik hewani maupun nabati- diharamkan oleh Allah swt.. Sebagaimana firmanNya, ‫) ويُح ِر ُم عل ْي ِه ُم ْالخبآئِث‬ mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (QS."Dan dia (Muhammad Al-A’raf: 157) Namun kriteria binatang yang buruk dan menjijikkan pada setiap orang dan tempat pasti berbeda. Ada yang menjijikkan bagi seseorang misalnya, tetapi tidak menjijikkan bagi yang lainnya. Maka yang dijadikan standar oleh para ulama’ adalah tabiat dan perasaan orang yang normal dari orang Arab yang tidak terlalu miskin yang membuatnya memakan apa saja. Karena kepada merekalah Al-Qur’an diturunkan pertama kali dan dengan bahasa merekalah semuanya dijelaskan. Sehingga merekalah yang paling mengetahui mana binatang yang menjijikkan atau tidak

9)Semua makanan yang bermudharat terhadap kesehatan manusia -apalagi kalau sampai membunuh diri- baik dengan segera maupun dengan cara perlahan. Misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan sejenisnya Allah Swt. berfirman: ‫ وَل ت ُ ْلقُوا بِأ ْيدِي ُك ْم إِلى الت َّ ْهلُك ِة‬Artinya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 195) Juga Nabi saw. bersabda: ‫ضرار‬ ِ ‫ َل ضرر وَل‬Artinya: “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain”. (HR. Ahmad)

b. Haram Lighairihi (makanan yang haram karena faktor eksternal). Maksudnya hukum asal makanan itu sendiri adalah halal, akan tetapi dia berubah menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Haram bentuk ini ada beberapa, diantaranya: 1) Bangkai Yaitu semua binatang yang mati tanpa penyembelihan yang syar’i dan juga bukan ْ ‫ُح ِرم‬ َّ ‫ير وما أ ُ ِه َّل ِلغي ِْر‬ hasil perburuan. Allah Swt berfirman, ‫ّللاِ بِ ِه‬ ِ ‫ت عل ْي ُك ُم ْالميْتةُ والدَّ ُم ولحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬ ‫سبُ ُع إِ ََّل ما ذ َّك ْيتُ ْم‬ َّ ‫ و ْال ُم ْنخنِقةُ و ْالم ْوقُوذة ُ و ْال ُمتردِيةُ والنَّ ِطيحةُ وما أكل ال‬Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah: 3) Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat di atas: a. Al-Munhaniqoh, yaitu binatang yang mati karena tercekik. b. Al-Mauqudzah, yaitu binatang yang mati karena terkena pukulan keras. c. Al-Mutaroddiyah, yaitu binatang yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi. d. An-Nathihah, yaitu binatang yang mati karena ditanduk oleh binatang lainnya. e. Binatang yang mati karena dimangsa oleh binatang buas. f. Semua binatang yang mati tanpa penyembelihan, seperti disetrum. g. Semua binatang yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah. h. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca basmalah. i. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya Diperkecualikan darinya3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan: a. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok. ْ َّ‫أ ُ ِحل‬ b. Belalang. Berdasarkan hadits Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah saw. bersabda: ‫ت لنا‬ ‫الطحا ُل‬ ِ ‫ان ف ْالكبِد ُ و‬ ِ ‫ان ف ْال ُحوتُ و ْالجرادُ وأ َّما الدَّم‬ ِ ‫ان فأ َّما ْالميْتت‬ ِ ‫ان ودم‬ ِ ‫ ميْتت‬Artinya: “Dihalalkan untuk kita dua

bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa”. (HR. Ahmad ) c. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadits Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Nabi bersabda: ‫ ذكاة ُ ْالجنِي ِْن ذكاة ُ أ ُ ِم ِه‬Artinya: “Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”. (HR. Ahmad)

2) Binatang Disembelih Untuk Sesaji. Hewan ternak yang disembelih untuk sesaji atau dipersembahkan kepada makhluk halus, misalnya kerbau, yang disembelih untuk ditanam kepalanya sebagai sesaji kepada dewa tanah agar melindungi jembatan atau gedung yang akan dibangun, hewan ternak yang disembelih untuk persembahan Nyai Roro Kidul dan sebagainya adalah haram dimakan dagingnya, karena itu merupakan perbuatan syirik besar yang membatalkan keislaman, sekalipun ketika disembelih dibacakan basmalah. Hal ini ْ ‫ُح ِرم‬ َّ ‫نزير وما أ ُ ِه َّل ِلغي ِْر‬ sebagaimana firman Allah Swt: ُ‫ّللاِ ِب ِه و ْال ُم ْنخنِقة‬ ِ ‫ت عل ْي ُك ُم ْالميْتةُ والدَّ ُم ولحْ ُم ْال ِخ‬ ‫ب‬ َّ ‫ و ْالم ْوقُوذة ُ و ْال ُمتردِيةُ والنَّ ِطيحةُ وما أكل ال‬Artinya: “Diharamkan ُ ُّ‫سبُ ُع إَِل ما ذ َّك ْيت ُ ْم وما ذُبِح على الن‬ ِ ‫ص‬ bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala….”. (QS. Al-Ma’idah: 3)

3) Binatang Yang Disembelih Tanpa Membaca Basmalah. Hewan ternak yang disembelih tanpa membaca basmalah adalah haram dimakan dagingnya kecuali jika lupa. Allah Swt ٌ ‫ّللاِ عل ْي ِه وإِنَّهُ ل ِفس‬ َّ ‫ وَل تأ ْ ُكلُوا ِم َّما ل ْم يُذْك ِر ا ْس ُم‬Artinya: “Dan janganlah kamu memakan berfirman: ‫ْق‬ binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.” (QS. Al-An’am: 121)

4) Jallalah. Yaitu binatang yang sebagian besar makanannya adalah feses (kotoran manusia atau hewan lain atau najis), baik berupa onta, sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan feses), ayam (pemakan feses), dan selainnya َّ ‫ّللاِ صلَّى‬ َّ ‫سو ُل‬ ‫ّللاُ عل ْي ِه وسلَّم ع ْن أ ْك ِل ْالج ََّّلل ِة وأ ْلبانِها‬ ُ ‫ نهى ر‬Artinya: “Rasulullah saw. melarang memakan Jallalah dan meminum susunya.” (HR.Abu Daud) Agar Jallalah tersebut menjadi halal diharuskan untuk dikurung minimal tiga hari, dan diberi makanan yang bersih atau suci, sebagaimana yang dicontohkan oleh Abdullah bin Umar, bahwa ia pernah mengurung ayam yang suka makan feses (kotoran atau najis) selama tiga hari

5) Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri, korupsi, menipu, merampok, hasil judi, undian harapan, taruhan, menang togel dan sebagainya. ‫وَل‬ ‫اس بِا ْ ِْلثْ ِم وأ ْنت ُ ْم ت ْعل ُمون‬ ِ ‫ تأ ْ ُكلُوا أ ْموال ُك ْم بيْن ُك ْم بِ ْالب‬Artinya: ِ َّ‫اط ِل وتُدْلُوا بِها إِلى ْال ُح َّك ِام ِلتأ ْ ُكلُوا ف ِريقًا ِم ْن أ ْموا ِل الن‬ “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188)

6) Semua Makanan Halal Yang Tercampur Najis. Contohnya seperti mentega, madu, susu, minyak goreng atau selainnya yang kejatuhan tikus atau cecak. Hukumnya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Maimunah -radhiallahu ‘anha- bahwa Nabi Saw ditanya tentang ْ ‫أ ْلقُوها وما ح ْولها ف‬ minyak samin (lemak) yang kejatuhan tikus, maka beliau bersabda: . ُ‫اطر ُحوه‬ ‫ و ُكلُوا س ْمن ُك ْم‬Artinya: “Buanglah tikusnya dan buang juga lemak yang berada di sekitarnya lalu makanlah (sisa) lemak kalian”. (HR. Bukhari)

Related Documents

Dewan Makan
July 2020 22
Makan Sehat.docx
December 2019 31
Setelah Makan
June 2020 14
Doa Makan
November 2019 37

More Documents from "Aam Dewi hamidah"

Tugas Paper.docx
December 2019 10
Bab V.docx
April 2020 22
Literasi 1.pdf
April 2020 22