MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN PRODUK BATUBARA KUALITAS RENDAH UNTUK ENERGI LISTRIK Hasmawaty AR1 dan Nina Paramyta2 Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jendral Ahmad Yani No. 12, Palembang Sur-el:
[email protected],
[email protected] Abstract: The development of diversity in energy industri from coal needs a comprehensive exploration, involving potential, mapping, availability of suppor infrastructure, production, technology availability, etc. That exploration would give the detail conception in coal development planning, in order to fulfill the energy necessity. Increasing the diversity of coal energy industri in order to get the information about the newest data in coal potential, such as spreading, resource, and quality, utilization technology in coal can be applied in the planning of energy sector construction in Sumatera Selatan. Results of S-O analysis strategy is one of the promotion in order to draw investment to this province. Results of W-T analysis strategy is syncronization of operation priority in national and regional, and considering the environment faktor, it is necessary to prepare operation priority map and coal development, in order to keep the continuance of energy supply, province income, product of chemical industri based on coal, and to keep the environment. Keywords: Potential, Comprehensive, S-O STRATEGY, W-T strategy, and S-T strategy. Abstrak: Pengembangan keanekaragaman industri energy dari batubara diperlukan suatu kajian yang komprehensif, mencakup potensi, pemetaan, ketersediaan infrastruktur penunjang, produksi, ketersediaan teknologi dan sebagainya. Kajian tersebut akan memberikan gambaran mendetail dalam perencanaan pengembangan batubara, untuk memenuhi kebutuha nenergi. Meningkatkan keanekaragaman industri energy batubara agar dapat mengetahui tersedianya data terkini potensi batubara seperti penyebaran, sumberdaya, da nkualitas, teknologi pemanfaatan batubara dapat diaplikasika ndalam perencanaan pembanguna nsektor keenergian di Sumatera Selatan. Hasil analisis strategi S-O merupakan salah satu bentuk promosi untuk menarik investasi ke provinsi ini. Hasil analisis strategi W-T merupakan singkronisasi prioritas eksploitasi secara nasional dan regional dengan mempertimbangkan faktor lingkungan, perlu perlu disusun peta prioritas eksploitasi dan pengembangan batubara, untuk menjaga kelangsungan / kesinambungan suplai energi dan pendapatan daerah dan hasil industri kimia berbasis batubara serta untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan. Kata Kunci: Potensi, Komprehensif, Strategi S-O, Strategi W-T, dan strategi S-T
1.
perencanaan pengembangan batubara (termasuk
PENDAHULUAN
keanekaragamannya) guna memenuhi kebutuhan Dalam
rangka
pengembangan
keanekaragaman industri energi yang berbasis batubara
diperlukan
komprehensif
dan
suatukajian mendalam
yang
mengenai
pembatubaraan, yang mencakup antara lain potensi, pemetaan, ketersediaan infrastruktur
energi. Industri energi berbasis batu bara meliputi industri
keanekaragaman
batubara
yang
menggunakan bahan-bahan tambang si hitam manis batubara. Teknologi
pengolahan
khususnya
sebagainya. Kajian tersebut pada prinsipnya akan
sepertiberasaldari Sumatera Selatan, maka dapat
memberikan gambaran yang mendetail dalam
dimanfaatkan dengan teknokogi proses kimia, teknologi,
rendah
bara
penunjang, produksi, ketersediaan teknologi dan
misalnya
yang
batu
pencairan
kualitasnya
batubara,
Meningkatkan Keanekaragaman Produk Batubara …… (Hasmawaty AR & Nina P)
25
gasifikasi batubara, upgrading, pencairan, coal
coastal site, dengan batubara yang peringkat
wafer fuel dan lain-lain (Guo, C.S., Holdgate, S.,
rendah,
Uhlher, 1998).
kadar abu dan belerang dapat digunakan untuk
Meningkatkan keanekaragaman industri energy
berbasis
batubara
agar
dapat
pembakaran langsung pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
dimanfaatkan untuk studi lanjutan, antara lain: 1) Tersedianya data terkini mengenai kondisi potensi batubara (penyebaran, sumberdaya,
Potensi penyebaran batubara di Sumatra Selatan diantaranya : 1) Daerah Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten
dan kualitas). 2) Tersedianya
Banyuasin. data
teknologi
pemanfaatan
batubara yang dapat diaplikasikan pada batubara,
pemanfaatan
batubara
masukan
dalam
2) Daerah Kecamatan Lahat, KabupatenLahat. 3) Daerah
yang
dapatdiaplikasikanpadabatubara Sumatera. 3) Sebagai
tetapi memiliki keunggulan berupa
Kecamatan
Lawang
Kidul,
Kabupaten Muara Enim. 4) Daerah
perencanaan
Kecamatan
Semidang
Aji,
Kabupaten Ogan Komering Ulu.
pembangunan sektor keenergian di Sumatera Selatan.
2.2
Metode dan Langkah Penelitian
Dari latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas di sini adalah bagaimana
Penelitian
ini
adalah
suatu
rencana
pengembangan keanekaragaman Industri Energi
pengembangan dengan menggunakan metode
yang berbasis batubara dan Sumatera Selatan
atau analisis SWOT (analisis situasi) saat ini
sebagai salah satu penghasil batubara terbesar di
dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai
Indonesia.
faktor secara sistematis untuk merumuskan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas
tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan
dan batasan-batasan yang ada, maka dapat
industri
dirumuskan
percepatan dalam +/- gram daerahnya.
masalahnya
sebagai
berikut
“Bagaimana cara untuk mengetahui kondisi aktual yang berkaitan dengan perbatubaraan”.
berbasis
batubara
dalam
rangka
Analisis ini diperlukan untuk mengetahui kondisi aktual berkaitan dengan perbatubaraan termasuk berbagai peluang dan ancaman yang dihadapi dalam upaya pengembangan industri
2.
METODOLOGI PENELITIAN
batubara. Berdasarkan kondisi tersebut selanjutnya
2.1
Lokasi Penelitian
dapat disusun berbagai strategi yang perlu dikembangkan
dalam
rangka
menunjang
Lokasi penelitian di wilayah potensial batu
pengembangan industri berbasis batubara. Pada
bara di Sumatera khususnya Sumatera Selatan,
analisi SWOT ini dipetakan terlebih dulu
karena wilayah tersebut termasuk kategori
kekuatan (strength). Dari hasil pemetaan tersebut kemudian dirumuskan tujuan, kebijakan, dan
26
Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 25 - 34
strategi pengembangan yang secara umum
dapat dilihat materik antara aspek potensi dan
adalah memaksimalkan kekuatan dan ancaman.
kebutuhan terhadap kekuatan dan kelemahan
Untuk itu disusun matrik hubungan kekuatan dan
(2004, Prospect of South Sumatra to Ex Sumatra
peluang (S-O) dan kelemahan dan ancaman (W-
to Export Electricity to the Sout East Asia, The
T).
langkah-langkah
5th International International Conference and
strategis untuk mengembangkan industri energi
Exhibition on Coal Technology, Kuala Lumpur,
berbasisbatubara di Sumatera Selatan.
Malaysia).
Untuk
menghasilkan
Tabel. 1. KekuatandanKelemahan
2.3
Pengumpulan Data Sebelum data diolah serta melakukan
analisa dan perhitungan menurut prosedur
Karakteristik Potensi: Batubara Sumsel +/38.5% cadangan nasional.
penelitian diperlukan data mentah dari berbagai sumber. Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah: 1) Studi Lapangan yaitu guna mendapatkan data penelitian secara langsung di lokasi penelitian yang diperlukan dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penulisan. 2) Studi
Pustaka
yaitu
menggunakan
pengetahuan teoritis yang didapat dari
Produksi batubara Sumsel 10 juta ton/ tahun, 75% untuk kebutuhan nasional. 25% untuk kebutuhan Sumsel.
penelitian-penelitian sebelumnya serta buku
Kekuatan Tersebar luas hampir merata di setiap kabupaten dan keberadaan sumber daya sudah diketahui. Pengembangan tambang terbuka masih sangat dimungkin kan.
Kemungkinan tumpang tindihnya pemanfaatan lahan.
Cadangan besar, sustainabilitasnya cukup diandalkan.
Batubara kualitas rendah belum diproduksi.
yang dihadapi.
wawancara
(Interview), langsung
dan
Mengadakan tanya
jawab
berhubungan dengan penelitian. 4) Pengamatan (Observasi). Lembaran-lembaran pengamatan digunakan sebagai
tempat
mencatat
hasil-hasil
pengukuran.
2.4
Pengolahan Data Hasil analisis SWOT untuk meningkatkan
keanekaragaman
produk
batubara
kualitas
rendah untuk industri energy dari batubara kualitas rendah yang ada di Sumatera Selatan,
Masih adanya cadangan yang belum terdata secara rinci.
Infrastrukturkur yang mendukung.
yang berhubungan dengan permasalahan
3) Wawancara
Kelemahan
Kebutuhan Batubara produk unggulan Sumsel, cadangannya besar tetapi pengguna relatif terbatas. Penggunaan; cocok untuk pembangkit listrik dan industri semen. Penggunaan jumlah kecil dikonversi menjadi briket.
Kebutuhan tenaga listrik untuk jaringan Sumatera dan Jawa terus meningkat.
Batubara kualitas rendah belum memenuhi syarat pembakaran di PLTU konversional.
Jumlah pengguna yang potensial menggunakan batubara dan
Penggunaan memerlukan PLTU design khusus.
Meningkatkan Keanekaragaman Produk Batubara …… (Hasmawaty AR & Nina P)
27
briket cukup besar. Dapat dikonversi menjadi bahan bakar
Pemakaian batubara hanya cocok untuk jenis penggunaan tertentu. Jalur pemasaran briket masih terbatas.
Materik antara aspek potensi dan kebutuhan terhadap peluang dan ancaman
lihat tabel
berikut:
Penggunaan; cocok untuk pembangkit listrik dan industri semen.
Tenaga listrik yang diproduksi di transmisikan ke seluruh Sumatra dan Jawa.
Koordinasi dengan pemerintahan pusat dan provinsi lainnya.
Penggunaan jumlah kecil dikonversi menjadi briket. Dapat dikonversi menjadi bahan bakar
Meningkatkan kapasitas produksi briket.
Infrastruktus, kebijakan dan SDM masih terbatas.
Membangun sistem distribusi briket batubara.
Teknologi pemakaian/ kompor briket yang ramah lingkungan.
Tabel 2. Peluang dan Ancaman Karakteristik Potensi: Batubara Sumsel +/38.5% cadangan nasional. Produksi batubara Sumsel 10 juta ton/th, 75% untuk kebutuhan nasional. 25% untuk kebutuhan Sumsel.
Kebutuhan Batubara produk unggulan Sumsel, cadangannya besar tetapi penggunaa relatif terbatas.
28
Peluang Dimungkinkan menjadi pertumbuhan sentra ekonomi baru. Dimungkinkan peningkatan status eksplorasi
Ancaman Degradasi kualitas lingkungan sangat besar.
3.
Kemungkinan terjadi konflik pemanfaatan lahan.
dibahas untuk mengidentifikasi faktor secara
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil matrik dari kedua tabel di atas
sistimatis menghasilkan luaran seperti tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan industri berbasis batubara dalam rangka percepatan
Dimungkinkan peningkatan produksi batubara kualitas rendah dengan coal up grading.
Pengembangan wilayah eksplorasi.
Pengembangan sarana dan prasarana.
Efisiensi biaya produksi untuk teknologi yang tepat. Peningkatan kualitas dan kuantitas sistem angkutan.
dalam program daerah Sumatera Selatan.
3.1
Analisis Strategi S-O Strategi yang dirumuskan, pada prinsipnya
mendasarkan mendukung
pada
faktor
internal
yang
pengembangan
industri
kimia
berbasis batubara di Sumatera Selatan, dan faktor eksternal yang memberikan peluang bagi upaya pengembangan itu sendiri. Dari hasil identifikasi kedua faktor tersebut, diperoleh
Batubara digunakan untuk bahan bakar PLTU di mulut tambang,
Investasi untuk pembangunan PLTU Mulut Tambang. Teknologi peningkatan kualitas batubara.
langkah-langkah strategi sebagai berikut: 1) Melakukan promosi untuk menarik investasi, eksplorasi
dan
pengembangan
batubara
(industri energi dan industri kimia) berbasis batu bara. Penetapan Sumatera Selatan
Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 25 - 34
sebagai
lumbung
energi
nasional
PTBA merencanakan pengembangan pabrik
padadasarnya merupakan salah satu bentuk
beriket di Jawa, yaitu Serang, Semarang.
promosi untuk menarik investasi ke provinsi
5) Meningkatkan ekspor batubara. Langkah ini
ini. Investasi yang dimaksudkan disini
dapat ditempuh dengan cara meningkatkan
termasuk
kegiatan
produksi, dan menyediakan infrastruktur
promosi
pendukung yang memadai. Energi yang
kegiatan eksplorasi, Pemerintah Sumatera
diekspor ke luar negeri meliputi batubara dan
Selatan perlu mempersiapkan basis data
derevatifnya seperti listrik, briket, UBC,
(database) yang akurat dan disajikan secara
minyak dan gas sintetis batubara.
untuk
eksplorasi.
mendukung
Untuk
mendukung
transparan.
6) Mengembangkan wilayah potensi batubara
2) Menyusun optimasipengembangan batubara
sebagai sentra ekonomi baru, maka wilayah
secara komprehensif dan tidak dapat secara
yang potensi energi sebaiknya dibeikan
parsial, melainkan harus dilakukan secara
fasilitas atau infrastruktur penduduk dengan
komprehensif dan optimal. Upaya ini dapat
memperhatikan
ditempuh
lingkungan. (Machmud Hasjim, 2000).
dengan
cara
meningkatkan
UU
dan
kebijakan
koordinasi antar instansi. 3) Melakukan
sinkronisasi
ketenagalistrikan
sistem
untuk
Analisis Strategi W – T
3.2
memenuhi
kebutuhan Sumatera- Jawa serta ekspor ke
Perumusan strategi ini difokuskan pada
Malaysia dan Singapura. Langkah ini dapat
upaya
ditempuh
menghambat (kelemahan), dan dibarengi dengan
wewenang
dengan kepada
mengadakan
rapat
stakeholders,
seperti
cara
memberikan
Gubernur
untuk
koordinasi
dengan
Bupati,
Walikota,
departemaen terkait, ESDM, dan PLN.
mereduksi
mengantisipasi mengancam energi
faktor
faktor
dalam
berbasis
internal
yang
eksternal
yang
pengembangan
batubara.
Hasil
industri rumusan
dimaksud adalah:
4) Memanfaatkan batubara kualitas tinggi dan
1) Sinkronisasi
prioritas
eksploitasi
secara
yang dapat ditingkatkan kualitasnya untuk
nasional
ekspor, batubara kualitas rendah untuk PLTU
mempertimbangkan faktor lingkungan. Hal
mulut
ini dilakukan dengan cara memberikan
tambang
dan
pembuatan
briket
dan
regional
dengan
batubara, pencairan batubara, UBC, dan
wewenang
grafitasi batubara. batubara Sumatera Selatan
mengadakan rapat koordinasi stakeholders
yang berkualitas tinggi (hanya 2%) dapat
terkait, antar bupati, gubernur, departemen
langsung diekspor. Batubara kualitas rendah
terkait,
dapat diolah menjadi briket di Tanjung
lingkungan hidup dan pertanian. Selain itu
Enim, Tarakan dan Gersik, dengan produksi
perlu dperlu disusun peta isusun peta
sebesar 150.000 ton per tahun. Untuk
prioritas
meningkatkan menjadi 4 juta ton per tahun,
batubara.
kepada
seperti
Gubernur
ESDM,
untuk
kehutanan,
eksploitasi dan pengembangan
Meningkatkan Keanekaragaman Produk Batubara …… (Hasmawaty AR & Nina P)
29
2) Menyusun
prioritas
pengembangan
dan
Sumberdaya Mineral Republik Indonesia,
pemanfaatan batubara unggulan untuk setiap
2004).
wilayah. Langkah ini dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan/kesinambungan
3.3
Analisa Startegi S- T
suplai energi dan pendapatan daerah dan hasil industri kimia berbasis batubara serta untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan. 3) Menyusun program standar operasi untuk kegiatan
pemanfaatan
batubara
untuk
industri kimia. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin tercapainya kondisi keselamatan dan
kesehatan
kerja
yang
baik
serta
internal yang mendukung upaya pengembangan lumbung energi nasional akan dimantapkan, sedangkan
faktor
eksternal
yanng
bersifat
ancaman akan diperkecil. Dengan skenario tersebut, maka strategi pengembangan yang dapat ditempuh adalah
pencegahan penurunan kualitas lingkungan
sebagai berikut:
di lokasi operasi industri energi berbasis
1) Sinkronisasi
batubara.
perencanaan
baik
regional
maupun nasional. Untuk menghindari ketidak
4) Menyusun kebijakan untuk perkuatan data internal dalam rangka membuat
efektifan dalam perencanaan, perlu dilakukan
program
penyesuaian perencanaan daerah, regional
prioritas pemanfaatan batubara agar tidak
dan nasional. Oleh sebab itu, kebijakan
terjadi antar daerah yang berdampak pada
energi nasional perlu dilakukan sosialisasi ke
degradasi lingkungan. Selain itu, diperlukan
daerah agar dapat menjadi acuan daerah
pula upaya pningkatan kualitas informasi
dalam menyusun kebijakan energi provinsi
dengan
dan perda. Demikian juga halnya dengan
perkuatan
data
internal
yang
dilandasi survei data primer. 5) Meningkatkan
kualitas
produk Kebikan Energi Provinsi, seperti untuk
blueprint dan master plan energi Sumatera
kerja
Selatan perlu disosialisasikan ke seluruh
terampil dari luar daerah. Hal ini dapat
kabupaten/kota dengan melalui bantuan tim
dilakukan
koordinasi
mengantisipasi
SDM
persaingan
melalui
tenaga
pendirian
sekolah
energi
daerah.
Sosialisasi
/diploma bidang energi agar menghasilkan
kebijakan energi provinsi dirasakan sangat
SDM sesuai kebutuhan.
penting, karena kabupaten/kota ke depan
6) Memperkuat koordinasi antar sektor dan antar
daerah
pengembangan batubara.
Hal
dalam industri ini
pelaksanaan kimia
berbasis
diperlukan
untuk
diharapkan mempedomani kebijakan provinsi dalam menyusun kebijakan energi daerah masing-masing. Selanjutnya kebijakan energi kabupaten/kota
yang dibuat
perlu pula
memberikan wewenang kepada Gubernur
disosialisasikan ke daerah,regional maupun
untuk
nasional untuk menjamin sinkronisasi antar
mengadakan
rapat
koordinasi
stakeholder terkait, antar seektor dan antar daerah.
30
Dalam merumuskan strategi ini, faktor
(Departemen
Energi
kebijakan.
dan Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 25 - 34
menerus mengkaji standar mutu produksi dan
2) Menerapkan Domestik Market Obligation (DMO).
Minyak dan
gas
teknologi.
bumi, serta
Disamping
terus
mengkaji
sumberdaya energi lainnya sebagai kekayaan
keunggulan masing-masing produk batubara
alam yang terkandung di bumi Indonesia,
di daerah, perlu pula penyusunan proiritas
selayaknya dapat memenuhi kebutuhan yang
pengembangan
pada
berdasarkan Kunggulan masing-masing.
akhirnya
akan
memberikan
kesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsa Inonesia.
Untuk
kepentingan
5) Penguasaan
batubara
dan
di
wilayah
pemanfaatan
teknologi
daerah
ramah lingkungan dalam proses dan pasca
Sumatera Selatan dan nasional secara umum
tambang untuk meminimalkan degradasi
perlu adanya pengaturan pemasaran SDE
lingkungan.
agar dapat dipasarkan secara maksimal untuk
6) Melaksanakan
pemanfaatan
lahan/ruang
keperluan dalam negeri. Oleh sebab itu,
sesuai dengan RTRW (dengan beberapa
untuk setiap SDE perlu dilakukan kajian
revisi).
penerapan DMO, terutama untuk batubara sebagai primadona sumberdaya energi di
Analisa Strategi W – O
3.4
Sumatera Selatan.
3) Menciptakan iklim yang kondusif untuk menarik
investasi,
eksplorasi
dan
Perumusan strategi ini mengedepankan upaya
meminimalkan
kelemahan
dengan
pengembangan Sumber Daya Energi (SDE)
dibarengi langkah-langkah pemanfaatan peluang
melalui kemudahan regulasi dan keamanan
secara baik agar dapat memperkuat potensi yang
usaha. Dalam usaha menciptakan iklim yang
ada.
kondusif untuk menarik invesyasi, diperlukan
pengembangan yang diperlukan adalah:
kemudahan dan kejelasan dalam hal regulasi.
1) Meningkatkan penguasaan teknologi.
Hambatan
birokrasi
2) Meningkatkan
ditiadakan
dengan
debirokrasi.
sesegera cara
mungkin
deregulasi
Pembiayaan
dan
Dengan
dasar
ini,
maka
infrastruktur
strategi
pendukung
kegiatan eksplorasi dan eksplotasi.
untuk
3) Menyusun peta prioritas pengembangan
mengembangkan SDE tidak sedikit, untuk itu
batubara. Sampai saat ini koordinasi antar
perlu mengedepankan kerjasama pemerintah
daerah (provinsi – kabupaten/kota) dalam hal
dan
investor
pendistribusian
dala
hal
kemudahan
perencanaan pembangunan daerah dirasakan
output
SDE,
penciptaan
belum memadai.
kepastian
hukum
pengusaha
dan
bagi
investor
pengembangan
dan
4) Menyiapkan SDM untuk kegiatan industri
bisnis
kimia berbasis batubara. Kegiatan industri
pendukung dari pengembangan SDE.
4) Meningkatkan kualitas dan keandalan produk batubara guna meningkatkan daya saing
kimia berbasis batubara memerlukan kualitas SDM yang memadai dengan kualifikasi lebih spesifik.
perekonomian wilayah provinsi Sumatera Selatan. Hal ini ditempuh dengan cara terus Meningkatkan Keanekaragaman Produk Batubara …… (Hasmawaty AR & Nina P)
31
5) Memperkuat koordinasi antar sektor dan
4) Hasil analisis strategi S-O merupakan salah
antar daerah dalam pelaksanaan program
satu bentuk promosi untuk menarik investasi
lumbung energi. Koordinasi antar sektor dan
ke provinsi ini. Optimalisasi pengembangan
antar daerah dalam rangka melaksanakan
batubara
program lumbung energi nasional perlu
komprehensif.
diintensifkan (Hasyim, 2000).
ketenagalistrikan Memanfaatkan batubara
harus
dilakukan
secara
Sinkronisasi
sistem
kualitas tinggi dapat langsung diekspor. meningkatkan produksi, dan menyediakan
4.
infrastruktur pendukung yang memadai.
SIMPULAN
Wilayah yang potensi energi sebaiknya Dari hasil pembahasan di atas, dapat
dibeikan
fasilitas
infrastruktur
penduduk.
disimpulkan bahwa: 1) Batubara merupakan salah satu energi yang potensial
untuk
memenuhi
kebutuhan
guna
prioritas eksploitasi secara nasional dan
nasional.
regional dengan mempertimbangkan faktor
dimanfaatkan energi
5) Hasil analisis strategi W-T; Singkronisasi
Batubara peringkat rendah, akan tetapi
lingkungan.
memiliki keunggulan berupa kadar abu dan
wewenang kepada Gubernur dan perlu perlu
kadar
dalam
disusun peta prioritas
untuk
pengembangan batubara, untuk menjaga
belerang
penggunannya,
yang
rendah
khususnya
2) Dengan karakteristik yang demikian sesuai untuk
digunakan
sebagai
bahan
baku
teknologi konversi batubara (briket batubara, upgrading batubara, pencairan batubara, gasifikasi batubara, dan coal water fuel). 3) Untuk
pengembangan
dengan
cara
memberikan
eksploitasi dan
kelangsungan / kesinambungan suplai energi
pembakaran langsung pada PLTU.
industri
kimia
dan pendapatan daerah dan hasil industri kimia berbasis batubara serta untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan. 6) Program standar operasi untuk kegiatan pemanfaatan
batubara
tercapainya
kondisi
untuk
menjamin
keselamatan
dan
berbasis batubara (minsalnya pencairan dan
kesehatan kerja yang baik serta pencegahan
meningkatkan keanekaragaman batubara)
penurunan kualitas lingkungan di lokasi
lokasi yang potensial mengembangkannya
operasi industri energi berbasis batubara.
adalah di Sumatera Selatan karena daerah
7) Upaya
tersebut termasuk kategori coastal site
dengan
sehingga memudahkan kegiatan mobilisasi
dilandasi survei data primer.Kualitas SDM
peralatan
untuk
sesuai kebutuhan.Hasil analisis Strategi S-T,
demikian
untuk menghindari ketidak efektifan dalam
biaya investasi dapat ditekan sehingga harga
perencanaan, perlu dilakukan penyesuaian
produknya lebih terjangkau.
perencanaan
pembangunan
dan
pemesinan
pabrik,
dengan
peningkatan perkuatan
kualitas data
daerah,
nasional.Menerapkan
32
atau
informasi
internal
regional Domestik
yang
dan Market
Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 25 - 34
Obligation (DMO), untuk dapat memenuhi kebutuhan
yang
pada
akhirnya
akan
memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsa Inonesia. 8) Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam proses dan pasca tambang untuk meminimalkan
degradasi
lingkungan.
Strategi pengembangan yang diperlukan adalah, meningkatkan penguasaan teknologi, meningkatkan kegiatan
infrastruktur
eksplorasi
pendukung
dan
eksplotasi.
menyusun peta prioritas pengembangan batubara. 9) Sampai saat ini koordinasi antar daerah (provinsi–kabupaten/kota)
dalam
hal
perencanaan pembangunan daerah dirasakan belum memadai. Dan menyiapkan SDM memerlukan kualitas SDM yang memadai dengan kualifikasi lebih spesifik. 10) Diperkuatnya koordinasi antar sektor dan antar daerah dalam pelaksanaan program lumbung energi. Koordinasi antar sektor dan antar daerah dalam rangka melaksanakan program lumbung energi nasional perlu diintensifkan.
Meningkatkan Keanekaragaman Produk Batubara …… (Hasmawaty AR & Nina P)
33
DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Rosihan. 2002. The Implementation of Coal Liquefaction Technology: a New Challenge for Investment Opportunity in South Sumatra. Seminar Teknologi Tepat Pencairan Batubara. Jakarta.
Tjetjep, Wimpy S. 2005. Strategic Planning of Low Rank Coal Utilization in Indonesia, Indonesian – Japan Joint Seminar on UBC Technology. Jakarta.
Dhebyshire., Frank J.1988. Catalyst in Coal Liquefaction. New Director for Research, IEA Coal Research. London. Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia. 2004. Kebijakan Batubara Nasional Tahun 2004 – 2005. Jakarta. Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Provinsi Sumatera Selatan. 2005. Data dan Informasi Pertambangan dan Energi Sumatera Selatan. Palembang. Guo, C.S., Holdgate, S., Uhlher. Upgrading Process for Low 8th Australian Coal Science Conference, S, Sydney, 7 – December. Hasjim,
1998. New Rank Coal. Conference 9 D, 7 – 9
Machmud. 2000. Peluang dan Tantangan Batubara Sumatera Selatan. Makalah Seminar Nasional Pemanfaatan Batubara Peringkat Rendah Dalam Rangka Mengantispasi Energi Pasca Minyak Bumi. Jakarta.
Ismail, Syarifuddin., Hasjim, Machmud., Toha, Taufik. 2003. Utilization Opportunity of South Sumatra Low Rank Coal. The 4th International Conference and Exhibition on Coal Tech 2003. Indonesia Coal Society. ______. 2004. Prospect of South Sumatra to Ex Sumatra to Export Electricity to the Sout East Asia. The 5th International International Conference and Exhibition on Coal Technology. Kuala Lumpur, Malaysia. PTBA. 2005. Briket Batubara. Seminar dan Lokakarya teknologi Tepat Guna Tingkat Provinsi Sumatera Selatan 2005. Palembang.
34
Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.12 No.1, April 2015: 25 - 34