A. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian dan peranan sifat fisik batubara 2. Menentukan densitas batubara 3. Menentukan indeks ketergerusan Hardgrove dari barubara
B. TEORI Ketergerusan merupakan sifat mudah-sulitnya batubara untuk diremukkan atau digerus. Besar kecilnya ketergerusan itu, dinyatakan dengan suatu indeks yang disebut Hardgrove Grandibility Indeks atau HGI. Semakin kecil nilai HGI, berarti semakin sulit penggerusannya, dan begitu pula sebaliknya. Pertama-tama sampel digerus dan diayak hingga ukuran tertentu, yaitu antara 1190 ~ 590 mm. Setelah itu, 50 g sampel dimasukkan dalam alat Uji ketergerusan Hardgrove bersama dengan 8 buah bola. Setelah diputar sebanyak 60 kali lalu diayak dengan ayakan 75mm (200mesh). Undersize product (hasil lolos ayakan) yang diperoleh lalu ditimbang, dan disubtitusikan kepersamaan berikut: HGI = 13+6,93 W Dimana w= berta undersize product (gram) pada ayakan 75mm Hubungan antara ketergerusan dengan tingkat pembatubaraan bila nilai HGI semakin rendah, maka diperlukan daya yang lebih besar bagi mesin penggerus, karena itu, para pengguna (user) banyak mendapatkan HGI diatas 45 untuk batubara. Ketergerusan batubara merupakan sifat-fisik yang mencakup sifat-sifat lain seperti kekuatan, kekerasan, dan kuat pecah. Batubara yang paling mudah digerus adalah bituminous low voltarite dan medium voltarite bila dibandingkan dengan batubara bituminous jenis high voltarite, subbituminus dan antrasit. Sifat fisik batubara perlu diketahui dengan/untuk pengelolaan dan pengolahan. Pengolahan adalah perlakuan batubara dari diambil dari alam sampai jadi barang yang siap jadi. Pengolahan adalah proses yang berada dalam pengelolaan, bagaimana mengolah batubara tersebut menjadi produk akhir. Batubra yang mengandung sedikit volatile (zat terbang) adalah batubara yang mudah digerus. Sifat fisik batubara berpengaruh terhadap pemanfaatan batubara itu sendiri. Semakin terindentifikasi soifat batubara tersebut semakin mudah pengolahan Asam Standar dalam Hardgrove Grindibility Index (HGI) HGI menggunakan Acuan Standar sesuai ISO 5074:1994 dan ASTM D40908.ISO merupakan Internasional Standar, yaitu satandar yang diproduksi oleh BSI Group yang didirikan dibawah Royal Charte dan yang secara resmi ditunjuk sebagai Badan Standar Nasional (NSB) untuk negara inggris dan merupakan standar mutu barang dan jasa, mempersiapakan dan mempromosikan adopsi umum Inggris Standar, dan mengubah standar tersebut sebagai pengalaman dan kondisi yang
membutuhkan. Sedangkan ASTM (American Standard for Testing American) yaitu suatu standarisasi internasional yang dapat meningkatkan kualitas produk pengujian karena ASTM telah memberikan metode pengujian, sertifikasi, panduan, dan praktek-praktek yang mendukung industry.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan: 1. Sieve snaker 2. Hardgrove Grindibility Index Unit 3. Spatula 4. Neraca analitik Bahan yang digunakan: Batubara hasil preparasi sampel
D. LANGKAH KERJA
1. Menimbang 50gram contoh batubara berukuran +200mesh 2. Menggerus contoh batubara keHardgrove Grindibility Index Unit hingga 60 radian permenit 3. Menimbang contoh batubara yang telat digerus 4. Memasukkan sampai kedalam shieve dan diayak selama 10menit 5. Menimbang berat sampel yang bertahan dan lolos ayakan 200mesh 6. Menghitung nilai HGI dan nilai HGI dari kurva kalibrasi
E. DATA PENGAMATAN NO 1 2 3 4 5
SAMPEL Kertas kosong Ayakan 200 mesh kosong Contoh batubara lolos Contoh batubara tertahan Sampel contoh batubara
F. PERHITUNGAN G. ANALISIS DATA
MASSA (gr) 4,75 393,20 1,14 48,10 50
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan yaitu UjiFisik batubara dengan menggunakan alat Hardgrove Grandibility Index (HGI). Alat ini berfungsi untuk menggerus baturbara yang memiliki 8bola, dimana bola-bola tesebut akan bertumbukan pada saat terjadinya proses pemutaran, sehingga tumbukan-tumbukan ini akan mempengaruhi fisik batubara dan terjadinya pengerusan. Kemudian melakukan pengayakan menggunakan Shieving Shaker. Pengayakan ini bertujuan agara dapat ditentukan berat lolos serta yang tertahan dari sampel batubara. Didapatkan berat yang lolosayakan yaitu 1,14 gr, sedangkan berat batubara yang
tertahan yaitu 48,10 gr. Batubara yang lolos 200 mesh dapat dihitung nilai HGInya. Dan berat batubara yang didapat , dapat dicari nilai HGInya yaitu 26,9987. HGI mennetukan kualitas batubara. Batubara dengan nilai HGI yang tinggi, maka akan semakin mudah proses penggerusan terjadi. Sedangkan semakin rendah nilai HGI batubara semakin keras atau semakin buruk kualitas batubara tersebut. Semakin tinggi kualitas batubara akan semakin keras, kelembapan lebih sedikit, kadar karbonnya meningkat, dan kandungan energinya semakin besar. Penentuan nilai HGI dengan menggunakan kurva kalibrasi didapat nilainya. x(25) ―> y=2,0763 , x(50) ―> y=5,8188 , x(75) ―> y=9,5613 , x(100) ―> y= 13,3038 , x(125) ―> y= 17,046 , x(150) ―> y=20,7888 0 , x(175) ―> y= 24,5313 , x(200) ―> y=28,2738. Untuk +200 mesh, diperoleh nilai HGI sebesar 28,2738. Harga tersebut termasuk kualitas batubara yang rendah, karena standar nilai HGI dalah 31-60.
H. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan: 1. Nilai HGI dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengaplikasian batubara, semakin kecil nilai HGI, semakin sulit penggerusannya 2. Semakin kecil nilai HGI,maka semakin buruk kualitas dari suatu batubara. Begitupula sebaliknya semakin tinggi nilai HGI, semakin bagus kualitas suatu batubara dan samkin mudah digerus(rapuh) 3. Nilai HGI dari sampel yaitu sebesar 26,9987