Selasa, 13 Oktober 2009
BACAAN RENUNGAN PAGI
Katakan kepada seseorang :”PERGILAH DENGAN BEBAS!” “Untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” Lukas 4 :19. Masing-masing dari penulis Injil, mengikuti rencana yang diilhami Ilahi tetapi terpisah, berfokus pada peristiwa berbeda pada permulaan pelayanan Yesus. Peristiwa itu menentukan sifar penekanan tertentu yang dikembangkan penulis tersebut. Jadi, Matius memulai pelayanan dengan Khotbah di Atas Bukit, mengingatkan kita akan Musa di Gunung Sinai. Dalam Injil ini, didirikan di tengah ceramah Yesus yang juga bergema besar, raja yang melampaui Musa ketika Ia berkata, “Kamu telah mendengar firman … tetapi Aku berkata kepadamu …” (Matius 5 :21-44). Sementara itu di lain sisi, Markus, memulai ceritanya tentang pelayanan dengan Yesus yang menyembuhkan orang kerasukan roh jahat di rumah ibadat selama pelayanan Sabat (Markus 1 :21-28). Tindakan Yesus itu berkuasa dan dramatis, membuat para penontonnya terkagum-kagum. Gambaran tentang Yesus ini akan berulang kali timbul di seluruh Injil Markus. Di sini Yesus sangat nyata merupakan Seorang dengan tindakan yang tegas yang menimbulkan kejutan dan keheranan di setiap peristiwa. Belum lagi Injil Yohanes mempunyai penekanan berbeda pada permulaannya. Kita mendapati Yesus sedang dalam percakapan bukan dengan orang banyak, seperti dalam kitab Matius, tetapi muka dengan muka dengan murid-Nya yang pertama, terutama Natanael (Yohanes 1 :35-51). Pola ini terus ada di seluruh penyajian Yohanes ketika Ia memberitakan Injil di seputar pertemuan-pertemuan antara Yesus dan serangkaian individu yang berbeda: ibu-Nya, Nikodemus orang Farisi, wanita disumur, bangsawan, orang di kolam Betseda, dan seterusnya. Bagaimanakah dengan Lukas? Seperti Markus, Lukas memilih peristiwa di rumah ibadat pada Sabat pagi, tetapi lebih banyak di Nazaret daripada di Kapernaum. Dan sebagai gantinya mukjizat, Yesus membaca Kitab Suci dan menyampaikan ucapan yang mengusarkan orang-orang ketimbang menakjubkan mereka (Lukas 4 :16-30). Ayat yang dipilih Yesus adalah Yesaya 61 :1,2 di mana nabi meramalkan Dia yang, diurapi oleh Roh Allah, akan menyatakan kabar baik kepada orang sengsara, kebebasan kepada para tahanan, dan memulihkan penglihatan pada orang buta. Ia, Mesias, akan mengumandangkan, “Inilah tahun rahmat Allah.” Orang-orang Nazaret tidak menghargai Yesus; mereka mengenal Dia, dan Dia bukan Mesias! Tetapi memang Ia Mesias. Dan pekabaran Yobel-Nya masih bergema di seluruh negeri: “Tahun rahmat Tuhan telah darang. Pergilah dengan bebas! Hari ini, sahabatku, katakana pada seseorang, “Pergilah dengan bebas!”
Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi
PEMUDA ADVENT INDONESIA e-mail :
[email protected]