Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU
http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Kedokteran Gigi
Skripsi Sarjana
2017
Perubahan Warna Gigi Permanen Manusia Setelah Perendaman dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi (Pyrus Malus I) Konsentrasi 100% Ulfha, Indri Aprilia http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1675 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
1
PERUBAHAN WARNA GIGI PERMANEN MANUSIA SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK BUAH APEL MANALAGI (Pyrus Malus I) KONSENTRASI 100% SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh: Indri Aprilia Ulfha NIM: 130600047
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 12 Oktober 2017 Pembimbing :
Tanda tangan
Astrid Yudhit, drg., M.si NIP: 1978 113 0200501 2001
……………… ……………….
Universitas Sumatera Utara
3
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 12 Oktober 2017
TIM PENGUJI KETUA
: Lasminda Syafiar, drg., M.Kes
ANGGOTA
: 1. Astrid Yudhit, drg., M.si 2. Sumadhi S, drg., Ph.D
Universitas Sumatera Utara
4
Fakultas Kedokteran gigi Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Tahun 2017
Indri Aprilia Ulfha Perubahan Warna Gigi Permanen Manusia Setelah Perendaman Dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi (Pyrus Malus I) Konsentrasi 100% Xi+ 48 halaman Bleaching merupakan suatu proses pemutihan gigi yang berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan menggunakan bahan kimia atau alami. Buah apel manalagi adalah bahan alami mengandung asam malat yang dapat memutihkan gigi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan warna gigi permanen manusia setelah direndaman dalam ekstrak buah apel 100% selama 15, 30, 45 dan 60 menit. Besar sampel adalah 6 untuk setiap kelompok perendaman 15, 30, 45 dan 60 menit. Sampel merupakan gigi premolar yang akarnya diolesi cat kuku bening dan direndam dalam kopi selama 14 hari untuk diskolorasi. Kemudian sampel direndam dalam ekstrak buah apel manalagi 100% selama 15, 30, 45 dan 60 menit. Pengukuran warna sampel dilakukan setelah diskolorasi dan setelah perlakuan pemutihan gigi menggunakan shade guide VITAPAN Classical. Ukuran skor perubahan warna: B1=1, A1=2, B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16. Dengan menggunakan uji
Universitas Sumatera Utara
5
Wilcoxon untuk melihat perbedaan warna sebelum dan sesudah perendaman pada tiap kelompok, didapat hasil p=0,000 (p<0,05) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah perendaman dan dengan menggunakan uji ANOVA One Way untuk melihat perbedaan antar kelompok, didapat hasil p=0,075 (p>0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok perendaman 15, 30, 45 dan 60 menit. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perubahan warna gigi yang signifikan pada setiap kelompok sebelum dan sesudah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi 100% selama 15, 30, 45, 60 menit, dan tidak ada perbedaan warna gigi yang signifikan antara keempat kelompok perendaman selama 15, 30, 45 dan 60 menit.
Daftar Rujukan : 41 (1992-2016)
Universitas Sumatera Utara
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dapat selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Rasa hormat dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta, yaitu Papa (DR. Ir. H. Hairulsyah, M.Si) dan Mama (Hj. Rina Nursusanti) yang telah memberikan kasih sayang yang tidak terbatas, mendoakan, memberikan nasehat, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada dik penulis Qanita Fadhillah dan Talitha Salsabila yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, motivasi, saran-saran serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 2. Astrid Yudhit, drg., M.Si selaku dosen pembimbing penulis dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang berharga kepada penulis. 3. Hj. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 4. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.
iv
Universitas Sumatera Utara
7
5. Syafrinani, drg., Sp.Pros (K) selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis selama menjalani program akademik. 6. Drs. Awaluddin Saragih, M.Si., Apt selaku Kepala Laboraturium Obat Traditional FARMASI USU atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama pembuatan ekstrak dan pelaksanaan penulisan skripsi ini. 7. Darmayanti Siregar, drg., M.KM yang telah membimbing penulis dalam mengolah data hasil penelitian selama penulisan skripsi ini. 8. Teman-teman terkasih penulis Khosy Rizky, Karsendra Varna, Singgit Suharto, Redina Istifarna, Hafizhatur Rahmadhani, Lili, Karina, Natasya, Bella, Amel, Lupi, dan teman-teman seperjuangan yang melaksanakan penulisan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi atas bantuan, semangat, dukungan moril dan doa kepada penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, maka dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan wawasan penulis di bidang Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi dan juga memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi serta masyarakat.
Medan, 11 Oktober 2017 Penulis,
Indri Aprilia Ulfha NIM : 130600047
v
Universitas Sumatera Utara
8
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………. HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………...... HALAMAN PENGUJI SKRIPSI………..................................................... KATA PENGANTAR……………………………………………………..
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….
x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 1.4 Hipotesis Penelitian……………………………………………. 1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………...
1 3 3 3 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gigi…………………………………………………………….. 2.1.1 Struktur gigi………………………………………………….. 2.1.1.1 Email…………………………………………….................. 2.1.1.2 Dentin……………………………………………………… 2.1.1.3 Pulpa……………………………………………………….. 2.1.2 Warna Gigi…………………………………………………… 2.1.3 Perubahan Warna Gigi (Diskolorasi)………………………… 2.2 Diskolorasi yang disebabkan oleh Kopi………………………..
vi
4 4 4 5 6 6 7 8
Universitas Sumatera Utara
9
2.3 Pemutihan Gigi………………………………………………… 2.4 Bahan Pemutihan Gigi…………………………………………. 2.4.1 Bahan Kimia…………………………………………………. 2.4.2 Bahan Alami…………………………………………………. 2.5 Buah Apel……………………………………………………… 2.5.1 Jenis Apel…………………………………………………….. 2.5.2 Kandungan Apel……………………………………………... 2.5.3 Apel sebagai Pemutih Gigi Alami…………………………… 2.6 Cara Mengukur Perubahan Warna Gigi……………………….. 2.6.1 Metode Subjektif…………………………………………….. 2.6.2 Metode Objektif………………………………………………
10 10 10 10 11 11 16 17 18 18 20
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian………………………………………………… 3.2 Desain Penelitian………………………………………………. 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………. 3.3.1 Waktu Penelitian…………………………………………….. 3.3.2 Tempat Penelitian…………………………………………… 3.4 Sampel…………………………………………………………. 3.5 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi………………………….. 3.5.1 Kriteria Inklusi……………………………………………….. 3.5.2 Kriteria Eksklusi……………………………………………… 3.6 Besar Sampel…………………………………………………… 3.7 Variabel Penelitian……………………………………………. . 3.7.1 Variabel Bebas……………………………………………….. 3.7.2 Variabel Tergantung………………………………………….. 3.7.3 Variabel Terkendali………………………………………….. 3.7.4 Variabel Tidak Terkendali…………………………………… 3.8 Definisi Operasional……………………………………………. 3.9 Alat dan Bahan Penelitian……………………………………… 3.9.1 Alat Penelitian………………………………………………... 3.9.2 Bahan Penelitian……………………………………………… 3.10 Prosedur Penelitian……………………………………………. 3.10.1 Persiapan Sampel…………………………………………… 3.10.2 Pembuatan Larutan Kopi…………………………………… 3.10.3 Perendaman Dalam Larutan Kopi dan Penentuan Warna….. 3.10.4 Pembuatan Ekstrak Buah Apel Manalagi…………………… 3.10.5 Perendaman Sampel Dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi…. 3.11 Pengukuran Warna Gigi……………………………………….
vii
23 23 23 23 23 23 23 23 24 24 25 25 25 25 25 25 26 26 29 29 29 30 31 32 33 33
Universitas Sumatera Utara
10
3.12 Analisis Data………………………………………………….. 3.13 Etika Penelitian……………………………………………….. 3.13.1 Informed Consent………………………………………….... 3.13.2 Ethical Clearance…………………………………………...
34 34 34 35
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Normalitas 3 Pengamat………………………………….. 4.2 Analisis Hasil Penelitian………………………………………..
36 37
BAB 5 PEMBAHASAN……………………………………………………
41
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan……………………………………………………... 6.2 Saran…………………………………………………………….
45 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
46
LAMPIRAN
viii
Universitas Sumatera Utara
11
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Perubahan Warna Gigi Dan Penyebabnya……………………………………
8
2. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Antar Tiga Pengamat Sebelum Perendaman……………………………………………………………………
36
3. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk Data Antar Tiga Pengamat Sebelum Perendaman……………………………………………………………………
36
4. Hasil uji Kruskal-wallis antara ketiga pengamat sebelum dan sesudah…….
37
5. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Skor Warna Gigi…………………
38
6. Hasil Uji Wilcoxon Warna Gigi Sebelum dan Sesudah Perendaman dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%........………………………………… 38 7. Hasil uji ANOVA One Way Perbedaan Perubahan Warna Gigi Antar Keempat Kelompok Perendaman Dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 40 100%………………………………………………………………………….
ix
Universitas Sumatera Utara
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1
Struktur Anatomi Gigi………………………………………………
5
2
Struktur Kimia Kafein……………………………………………….
9
3
Struktur Kimia Asam Klorogenat……………………………………
9
4
Apel Manalagi……………………………………………………….
12
5
Apel Rome Beauty…………………………………………………..
12
6
Apel Gala…………………………………………………………….
13
7
Apel Fuji……………………………………………………………..
13
8
Apel Anna……………………………………………………………
14
9
Apel Princess Noble…………………………………………………
14
10
Apel Granny Smith…………………………………………………..
15
11
Apel Golden Delicious………………………………………………
15
12
Apel Red Delicious…………………………………………………..
16
13
Vitapan Classical Shade Guide……………………………………..
19
14
Vita Bleachguide 3D-Master………………………………………..
19
15
Spectrophotometer…………………………………………………..
21
16
Kolorimeter………………………………………………………….
21
17
Shade Guide…………………………………………………………
26
18
Wadah Plastik……………………………………………………….
26
19
Pinset Dental………………………………………………………...
27
20
Kertas pH Indikator…………………………………………………
27
21
Pemanas Air…………………………………………………………
27
22
Blender………………………………………………………………
28
23
Waterbath……………………………………………………………
28
24
Percolator……………………………………………………………
28
25
Vacum Rotary Evaporator…………………………………………...
29
x
Universitas Sumatera Utara
13
26
Kopi………………………………………………………………….
29
27
a. Sampel yang telah direndam larutan saline……………………….
30
b. Akar sampel ditutup dengan cat kuku bening……………………..
30
c. Sampel yang telah diikat dengan benang dalam posisi menggantung
28
29
30
pada wadah…………………………………………………………..
30
a. Bubuk kopi diberi air panas……………………………………….
31
b. Pengadukan kopi………………………………………………….
31
c. Pengukuran pH kopi………………………………………………
31
a. Penuangan kopi pada setiap wadah menggunakan gelas ukur…….
31
b. Gigi dalam posisi digantung ditengah wadah selama perendaman..
31
c. Gigi direndam dalam larutan kopi selama 14 hari…………………
31
a. Buah apel manalagi dipotong-potong kecil………………………..
32
b. Buah apel diblender………………………………………………..
32
c. Proses maserasi…………………………………………………….
32
d. Hasil ekstraksi disaring menggunakan corong percolator…………
32
e. Hasil ekstraksi diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator 32
31
f. Hasil ekstraksi dipanaskan dengan waterbath………………………
32
g. Pengukuran pH buah apel………………………………………….
32
a. Seluruh sampel gigi direndam dalam wadah berisi ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%............................................................
33
b1. Pengukuran warna gigi menggunakan shade guide sebelum direndam dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%............
33
b2. Pengukuran warna gigi menggunakan shade guide sesudah direndam dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%............ 32
33
Grafik Perbedaan Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Sesudah Perendaman dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100% Selama 15 Menit, 30 Menit, 45 Menit dan 60 Menit…………………
xi
39
Universitas Sumatera Utara
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kerangka Teori
2
Kerangka Konsep
3
Lembar Penjelasan Calon Subjek Penelitian
4
Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Concern)
5
Alur Penelitian
6
Alur Pembuatan Ekstrak Buah Apel Manalagi
7
Data Pengukuran Warna Gigi Oleh Tiga Pengamat
8
Output Uji Normalitas Data 3 Pengamat Sebelum Perendaman Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%
9
Output Uji Normalitas Data 3 Pengamat Sesudah Perendaman Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%
10
Hasil Uji Validitas Data Sebelum Dan Sesudah Dengan Kruskal-wallis Antar 3 Pengamat
11
Output Uji Normalitas Data Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Sesudah Direndam dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%
12
Output Uji Non parametrik Wilcoxon Data Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Setelah Direndam dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%
13
Output Uji ANOVA One Way Perubahan Warna Gigi Antara Keempat Kelompok Perendaman Dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%
14
Informed Concern
15
Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Pembuatan Ekstrak Buah Apel Manalagi
16
Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Pengolahan Data SPSS
17
Ethical Clearance
xii
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Estetika gigi merupakan salah satu yang sangat diperhatikan pasien, termasuk warna gigi.1 Perubahan warna gigi (diskolorasi) merupakan problem estetika terutama pada gigi anterior yang jelas terlihat saat seseorang berinteraksi dengan orang lain yaitu saat berbicara atau tersenyum dan dapat memberikan dampak psikologis menurunkan kepercayaan pada diri seseorang.2 Warna gigi di rongga mulut dapat berubah oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik disebabkan oleh kromogen yang dilepaskan oleh makanan ke dalam rongga mulut selama proses pencernaan komponen makanan, minuman teh dan kopi, obat kumur, atau produk rokok.1,3 Faktor intrinsik disebabkan oleh bahan-bahan restorasi gigi (amalgam), karies, trauma, infeksi, obat-obatan (pemakaian tetracycline dan fluorida dalam dosis besar selama beberapa tahun), faktor genetik dan penyakit herediter yang memengaruhi perkembangan dan pematangan email dan dentin, penyakit sistemik pada periode pembentukan gigi. 1,3 Haywood dan Heymann (1989) memperkenalkan prosedur bleaching yang merupakan suatu proses pemutihan gigi yang berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi.4,7 Perubahan warna pada gigi (diskolorasi) dapat diatasi secara mekanis dan kimia. Cara mekanis adalah dengan melakukan scalling, polishing dan veneer.1 Cara kimia adalah dengan menggunakan bahan dental bleaching seperti hidrogen peroksida (H2O2) dan karbamid peroksida [CO(NH2)2H2O2].5,6
Karbamid
peroksida
dan
hidrogen
peroksida
terutama
diindikasikan untuk pemutihan gigi eksternal. Kedua bahan ini mengandung bahan yang sama, yaitu hidrogen peroksida yang akan terurai menjadi H2O dan O2. Konsentrasi hidrogen peroksida yang digunakan pada pemutihan gigi bervariasi. Semakin tinggi konsentrasi hidrogen peroksida yang dipakai maka akan semakin terang warna gigi yang dihasilkan.7
Universitas Sumatera Utara
2
Saat ini bahan alami sering digunakan oleh masyarakat karena dianggap lebih aman, murah dan mudah diperoleh dibandingkan bahan kimiawi. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, pemutihan gigi secara alami yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang telah berubah warna adalah buah-buahan seperti stroberi, lemon, belimbing dan apel.8,9,10 Apel merupakan salah satu hasil industri hortikultura yang tergolong penting dan banyak digemari oleh masyarakat. Apel (Malus Sylvestris Mill) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia Barat yang beriklim subtropis dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.11 Buah apel memiliki kandungan gizi yang sangat baik bagi kesehatan tubuh seperti zat besi, potassium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, asam tartar, zinc, baron, protein kalsium, magnesium, seng, karbohidrat, fosfor dan serat.12 Jenis apel yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah Manalagi. Apel Manalagi mempunyai rasa manis dengan kandungan asam rendah.13 Apel (Malus sylvestris) memiliki kandungan asam malat (melic acid) yang dapat memutihkan gigi.9 Penelitian Nuzulya Puspasari, dkk
(2012) menyatakan proses pemutihan
dengan merendam sampel gigi ke dalam jus buah apel selama 2 minggu dengan waktu 3 kali dalam sehari selama 5 menit menunjukkan adanya perubahan warna yang signifikan.9 Penelitian Luh Putu Dianita Dewi (2014) menyebutkan bahwa sampel gigi yang direndam dengan ekstrak buah apel varietas anna konsentrasi 50% selama 2 minggu juga mengalami perubahan warna yang signifikan.15 Menurut penelitian Cut Fauziah, dkk (2012), asam malat merupakan golongan asam karboksilat yang memiliki kemampuan memutihkan gigi dengan mengoksidasi permukaan email gigi sehingga kembali menjadi warna asal dan menimbulkan efek pemutihan. Asam malat memiliki kadar keasaman atau dikenal dengan kadar pH rendah yaitu dibawah 7.10 Berdasarkan kandungan dan manfaat asam malat yang didapatkan dari apel sebagai bahan pemutih gigi, peneliti tertarik untuk mengetahui perubahan warna gigi permanen manusia setelah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi (Pyrus Malus I).
Universitas Sumatera Utara
3
1.1 Rumusan Masalah Apakah ada perubahan warna gigi permanen manusia setalah direndaman dalam ekstrak buah apel manalagi selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit dengan konsentrasi 100%.
1.2 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perubahan warna gigi permanen manusia setelah direndaman dalam ekstrak buah apel manalagi selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit dengan konsentrasi 100%.
1.3 Hipotesis Penelitian Tidak ada perubahan warna gigi permanen manusia setalah direndaman dalam ekstrak buah apel manalagi selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit dengan konsentrasi 100%.
1.4 Manfaat penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam membantu merubah warna gigi menjadi lebih putih dengan menggunakan bahan alami yang murah dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar kita. 2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dokter gigi sebagai bahan alternatif pemutih gigi yang tidak berbahaya untuk kesehatan gigi. 3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pemikiran pengembangan ekstrak buah apel sebagai bahan pemutih gigi dalam bidang ilmu material kedokteran gigi.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi 2.1.1 Struktur Gigi Gigi terdiri dari mahkota gigi, leher gigi dan akar gigi. Bagian yang Nampak secara klinis dalam rongga mulut merupakan mahkota gigi. Pada potongan melintang, bagian mahkota gigi akan terlihat lapisan email, dentin dan rongga pulpa (Gambar 1).
2.1.1.1 Email Email adalah lapisan paling luar pada mahkota gigi yang berwarna putih dan merupakan jaringan yang paling teremineralisasi atau terkalsifikasi sehingga email merupakan jaringan terkeras dalam tubuh manusia.16 Email terdiri dari 95% bahan anorganik, 4% air dan 1% matriks (bahan organik) yang diukur dari beratnya. Komponen utama bahan anorganiknya adalah kalsium fosfat yang saling terkait dan memiliki struktur seperti kisi-kisi khas kristal hidroksiapatit, rumus kimianya dinyatakan dengan Ca10(PO4)6(OH)2. Sedangkan komponen organik tersebut dibentuk oleh unsur karbon (C), oksigen (O), hydrogen (H) dan nitrogen (N).17 Struktur email terbentuk dari sel-sel ameloblas dimulai dari batas antara dentin dan enamel sampai ke permukaan terluar gigi. Susunan struktur email membentuk keyhole-shape yang dikenal sebagai prisma email atau rod yang memanjang dan tegak lurus dentino enamel junction (DEJ) dan mudah terbuka oleh asam. Kecuali pada daerah tonjol dimana pada daerah tersebut prisma saling menyilang dan membelit yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap fraktur. Di daerah antara prisma email mengandung komponen organik yang bertindak sebagai jalan masuknya air dan pergerakan ion atau dikenal dengan prisma sheat.18
Universitas Sumatera Utara
5
Email merupakan jaringan keras yang tidak memiliki kolagen dalam matrik organiknya. Jaringan ini juga tidak memiliki sel hidup, pembuluh darah dan persarafan sehingga apabila mengalami kerusakan, email tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian-bagian yang rusak tersebut dan tidak akan terasa sakit maupun mengalami perdarahan.19
Gambar 1. Struktur anatomi gigi.20
2.1.1.2 Dentin Dentin merupakan jaringan keras gigi yang terletak dibawah email dan sementum, berwarna kekuning-kuningan. Susunannya terdiri atas 70% komponen anorganik (kalsium hidroksiapatit), 18% komponen organic (serabut-serabut kolagen) dan 12% adalah air. Sehingga jaringan ini lebih lunak dibandingkan email. Dentin tersusun dalam bentuk tubulus dan dipenuhi lubang-lubang kecil diseluruh ketebalannya. Tubulus tersebut berisi perluasan odontoblas yang hidup.16
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.1.3 Pulpa Pulpa terdiri dari ruang pulpa yang terdapat pada mahkota gigi dan saluran pulpa yang terdapat pada akar gigi. Dan pulpa merupakan satu-satunya jaringan lunak pada gigi yang berisi banyak pembuluh darah, saraf dan odontoblas. Pulpa berfungsi sebagai sensori, transport nutrisi, formatif dan protektif.16
2.1.2 Warna Gigi Warna gigi tergantung pada ketebalan email, warna dentin serta warna pulpa itu sendiri. Warna email adalah putih translusen dan warna struktur gigi di bawah email cenderung tampak. Dentin berada dibawah email, dengan warna normal kekuningan, tetapi oleh karena struktur poreus dan adanya persyarafan gigi akan menembus warna dentin yang menyebabkan warna gigi menjadi lebih gelap sampai kearah kuning kecoklatan. Hal ini seiring dengan pertambahan usia. Perawatan saluran akar cenderung membuat gigi menjadi gelap karena saraf yang mati dapat terdorong saat perawatan saluran akar sehingga warna gigi berubah menjadi kecoklatan oleh karena syaraf tersebut dapat menembus tubuli dentin di sekitarnya.6 Menurut Albert Henri Munsell, terdapat tiga dimensi warna yaitu:21 1. Hue (color tone) adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Dalam hal gigi, hue diwakili oleh A (reddishbrownish), B (reddish-yellowish), C (grayish shade) dan D (reddish-greyish) dalam shade guide Vita Classic. Seiring bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. 2. Chroma (brightness) merupakan kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang kuat dengan yang lemah. Bayangkan ketika pewarna merah makanan diteteskan ke dalam segelas air. Setiap kali pewarna makanan itu ditambahkan, intensitas atau kekuatan akan meningkat. 3. Value (saturation) merupakan kualitas warna yang membedakan antara warna terang dengan warna gelap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara objek dan sumber cahaya. Objek akan terlihat terang bila objek tersebut dekat dengan sumber cahaya dan objek akan terlihat gelap bila jauh dari sumber cahaya. Skala value diukur
Universitas Sumatera Utara
7
dari anga 0-10 yang artinya angka 0 untuk hitam dan 10 untuk putih. Warna gelap dapat diistilahkan value yang rendah dan sebaliknya.
2.1.3 Perubahan warna Gigi (Diskolorasi) Perubahan warna gigi permanen dapat berlangsung secara fisiologik maupun patologik. Perubahan warna gigi secara fisiologik dapat terjadi seiring dengan bertambahnya umur, karena dentin dapat menjadi lebih tebal. Deposisi dentin sekunder dan dentin reparatik, menghasilkan perubahan warna pada gigi. Perubahan warna secara patologik dapat bersifat ekstrinsik dan intrinsik. Sementara perubahan warna gigi dapat memberikan masalah estetika yang dapat memberikan dampak psikologi yang cukup besar, terutama apabila terjadi pada gigi anterior.22 Perubahan warna pada gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada dua macam faktor penyebab pewarnaan pada gigi, yaitu pewarnaan karena faktor dari luar (ekstrinsik) dan pewarnaan karena faktor dari dalam (intrinsik).3 1. Diskolorasi yang disebabkan faktor ekstrinsik Perubahan warna secara ekstrinsik dapat disebabkan oleh adanya deposit yang melekat pada permukaan gigi.22 Biasanya terjadi karena perlekatan warna makanan, minuman ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna kecoklatan pada gigi, yang terjadi secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selain itu keadaan kebersihan mulut yang buruk, dimana plak mengandung produk bakteri kromogenik yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi, misalnya pada pengguna alat ortodontik. Diskolorasi karena faktor-faktor tersebut dapat dihilangkan dengan skeling dan pemolesan pada saat melakukan tindakan profilaksis tanpa harus melakukan prosedur bleaching. Jenis lain diskolorasi ekstrinsik adalah noda nitrat perak yang sukar dihilangkan dengan bahan-bahan kimiawi karena stain memasuki permukaan mahkota gigi. Noda dapat dihilangkan dengan proses bleaching.3 2. Diskolorasi yang disebabkan faktor intrinsik Perubahan warna secara intrinsik disebabkan oleh faktor dari dalam jaringan gigi atau jaringan pulpa.22 Pewarnaan dari dalam disebabkan oleh bahan-bahan restorasi gigi (amalgam), karies, trauma, infeksi, obat-obatan (pemakaian tetracycline
Universitas Sumatera Utara
8
dan flourida dalam dosis besar salama beberapa tahun), gangguan selama kehamilan (seperti kekurangan nutrisi, komplikasi kehamilan,
anemia dan gangguan
perdarahan), faktor genetik dan penyakit herediter yang memengaruhi perkembangan dan pematangan email dan dentin, penyakit sistemik pada periode pembentukan gigi.3 Tabel 1. Perubahan warna gigi dan penyebabnya.6
Faktor dari Luar gigi
Penyebab perubahan warna gigi
warna gigi
kesehatan mulut jelek
Obat-obatan setelah Pertumbuhan gigi
Minocycline
kuning, coklat, hijau, hitam coklat sampai hitam. kuning kecoklatan sampai hitam Garis coklat, abuabu, hitam Bercak coklat, Putih atau garis Coklat, abu-abu
Penyebab lain pada Gigi nonvital
Trauma selama ekstirpasi pulpa Matrial restorasi Gigi
Kuning, abu-abu kecoklatan Coklat, abu-abu, hitam
Kopi, teh, makanan produk tembakau
Faktor dari Dalam gigi
Obat-obatan selama pertumbuhan gigi
Tetracycline Flouride
2.2 Diskolorasi yang disebabkan oleh kopi Kopi kaya akan substansi bioaktif, seperti nicotinic acid, asam klorogenat, trigonelline, quinolinic acid, tanin, pyrogallic acid dan kafein. Tanin atau yang disebut juga asam tanat adalah zat warna yang bertanggung jawab atas perubahan warna kecoklatan yang terjadi pada gigi.23 Berbagai macam asam yang terkandung dalam kopi juga membuat pH minuman kopi menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi asam akan melunakkan email sehingga makin rentan untuk disusupi zat warna. Kopi mengandung bahan mineral seperti Ca, K, Fe, P, Ni, Mg, dan Cr, polifenol, kafein, melanoidin, dan karbohidrat. Berikut adalah zat bioaktif utama dalam kopi, yaitu kafein dan asam klorogenat.23
Universitas Sumatera Utara
9
a. Kafein (C8H10N4O2), merupakan suatu golongan alkaloid yang dalam rumus kimia dikenal sebagai 1,3,7 trimethylxanthine yaitu salah satu jenis stimulant yang paling umum dikonsumsi oleh masyarakat seluruh dunia (Gambar 2).
Gambar 2. Struktur Kimia Kafein.23
b. Asam Klorogenat (CGA) (Gambar 3) merupakan senyawa ester yang terbentuk dari aksi beberapa asam sinamat, asam quinat, dan asam kafeat, asam ferulat serta asam p-kaumarat yang terdapat dalam bentuk bebas. Jumlah asam klorogenat mencapai 90% dari total fenol yang terdapat pada kopi.24
Gambar 3. Struktur Kimia Asam Klorogenat.23
Penelitian Nuzulya Puspasari, dkk (2012) menggunakan larutan kopi sebagai diskolorasi dengan cara sampel direndam pada larutan kopi selama 2 minggu sampai terlihat ada perubahan warna dari warna asal. 9 penelitian Nurbaetty Rochmah, dkk (2014) juga menggunakan larutan kopi selama 7 hari untuk membuat diskolorasi pada gigi.2
Universitas Sumatera Utara
10
2.3 Pemutihan gigi Pemutihan gigi atau yang lebih dikenal dengan istilah bleaching adalah suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi dan herbal yang tujuan utamanya adalah mengembalikan fungsi estetik pada seseorang.14
2.4 Bahan Pemutihan Gigi 2.4.1 Bahan Kimia Ada bermacam-macam produk pemutih gigi yang tersedia. Bahan pemutih gigi yang digunakan baik sebagai whitening maupun sebagai bleaching merupakan bahan yang mengandung peroksida. Bahan ini digunakan secara internal maupun eksternal, untuk gigi vital maupun non vital. Bahan pemutih yang digunakan secara internal adalah bahan yang bekerja dengan konsentrasi yang tinggi dan mempunyai kemampuan yang kuat serta semata-mata digunakan oleh dokter gigi, bahan pemutih yang digunakan secara eksternal adalah bahan yang bekerja dengan konsentrasi rendah, dan dapat dikerjakan di rumah oleh pasien dibawah pengawasan dokter gigi. Bentuk peroksida yang sering digunakan berupa hidrogen peroksida, karbamid peroksida dan sodium perkarbonat. Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida sering digunakan sebagai bahan pemutih gigi, yaitu 10% karbamid peroksida atau 3-6% hidrogen peroksida. Penetrasi hidrogen peroksida pada gigi lebih cepat daripada karbamid peroksida.3
2.4.2 Bahan Alami Bahan pemutih alami adalah bahan alternatif dental bleaching yang lebih aman untuk gigi, lebih murah dan mudah digunakan sehari-hari dibandingkan dengan bahan pemutihan gigi secara kimia. Buah-buahan seperti tomat, belimbing, stroberri dan apel merupakan buah yang dapat dijadikan sebagai bahan pemutih alami pada gigi yang mengalami perubahan warna. Hal ini dikarenakan tomat mengandung senyawa peroksida, belimbing mengandung asam oksalat, sedangkan stroberri dan apel mengandung asam malat.10
Universitas Sumatera Utara
11
2.5 Buah apel Apel merupakan tumbuhan asli dari zona iklim belahan bumi utara, Eropa, Asia dan Amerika Utara, dan terdiri atas 30-35 spesis dari pohon kecil dan berdaun gugur atau tumbuhan semak.25 Penemuan fosil awal di sebuah danau di Swiss sering dijadikan patokan bahwa apel sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Namun, para arkeolog memperkirakan manusia sudah menikmati apel sejak 6500 tahun yang lalu. Penyebarannya dilakukan oleh tentara-tentara Romawi yang selalu mengadakan invasi dan penjelajahan ke berbagai penjuru dunia.26 Apel adalah buah yang dibudidayakan diberbagai iklim belahan dunia, dan saat ini tumbuh di berbagai negara dengan total produksi lebih dari 71 juta ton. Dalam dunia ekonomi apel adalah buah keempat yang paling penting setelah jeruk, anggur, dan pisang. Apel dikonsumsi segar atau secara langsung setelah dipanen atau setelah periode penyimpanan hingga enam bulan atau bahkan lebih lama. Apel juga dapat diolah misalnya menjadi jus, saus, cuka, dan sari buah apel. Sebagian besar apel dibudidayakan berasal dari spesies Malus domestica dalam keluarga rosaceae. Lebih dari 7500 varietas apel telah dideskripsikan diberbagai negara. 27 Dalam catatan lain dituliskan, apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari pegunungan Caucacus di Asia Barat, dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok Asia. Varietas apel yang dikembangkan di Indonesia, umumnya didatangkan dari Eropa dan Australia. Buah ini masuk ke Indonesia sejak tahun 1934 melalui proses yang panjang.26 Apel lokal di Indonesia terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur dan berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat.
2.5.1 Jenis Apel Ada beberapa jenis apel, diantaranya : a. Apel Manalagi Buah apel manalagi (Gambar 4) merupakan salah satu jenis apel yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, karena rasanya yang manis, enak, mudah didapat dan harganya cukup terjangkau. Buah apel manalagi berbentuk bulat dengan ujung dan pangkal berlekuk dangkal, dengan diameter 4-7 cm dan berat 75-160 gram/buah.
Universitas Sumatera Utara
12
Buah apel manalagi berwarna hijau muda kekuningan dengan aroma yang harum segar. Daging buahnya berwarna putih, sedikit air dan teksturnya agak liat. Bentuk bijinya bulat pendek dan berwarna cokelat tua. Produksi buah rata-rata tiap pohonnya sekitar 75 kg per musim.13
Gambar 4. Apel manalagi (dok.)
b. Apel Rome Beauty Apel jenis ini merupakan apel yang paling banyak ditaman petani di daerah Batu Malang yaitu sekitar 70%. Apel rome beauty (Gambar 5) memiliki kulit tebal berwarna merah pudar, daging buahnya berwarna putih kekuningan. Memiliki kandungan air hingga 86,65%. Diameter buah ini berkisar antara 5-12 cm dengan berat 70-300 gram per buahnya.13
Gambar 5. Apel Rome beauty (dok.)
Universitas Sumatera Utara
13
c. Apel Gala (Royal Gala) Apel Gala (Gambar 6) ini berasal dari Selandia Baru. Warna kulit kuning dengan garis-garis berwarna merah jambu, berair, daging buah keras, manis, aroma tajam. Enak dimakan segar dan dibuat masakan.11
Gambar 6. Apel gala (Royal gala) (dok.)
d. Apel Fuji Apel fuji (Gambar 7) merupakan buah yang sangat manis dengan asam sedang. Daging buah berwarna putih kekuningan, keras dan agak kasar. Cenderung mengandung banyak air.11
Gambar 7. Apel Fuji (dok.)
e. Apel Anna Apel anna (gambar 8) mempunyai rasa asam manis dengan kandungan asamnya paling tinggi. Kadar air dan kandungan vitamin C-nya cukup tinggi.29 Apel anna berbentuk lonjong seperti trapezium terbalik. Kulit buahnya halus tetapi tipis dan berwarna merah tua. Kadar airnya sekitar 84,12%.26
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 8. Apel Anna.30
f. Apel Princess Noble Apel princess noble (Gambar 9) dikenal juga dengan sebutan apel Australia. Karena apel ini didatangkan dari Australia pada tahun 1932. Warna kulitnya hijau kekuningan dengan bintik-bintik putih. Memiliki pori-pori yang halus dan renggang. Tangkai buahnya panjang dan kecil berwarna hijau, kadar airnya 86,35% dan rasa asam.13
Gambar 9. Apel Princess Noble31
g. Apel Granny Smith Apel granny smith (Gambar 10) berasal dari Australia. Warna kulit hijau, berair, rasa asam dan ukuran sedang. Enak dimakan segar dan hanya dipakai sebagai bahan olahan masakan.11
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 10. Apel Granny Smith (dok.)
h. Apel Golden Delicious Golden delicious (Gambar 11) merupakan jenis apel yang berasal dari Amerika. Warna kulit kuning, daging buah sedikit keras, berair, rasa manis sedikit asam. Enak dimakan, segar, untuk pai dan saus apel.11
Gambar 11. Apel Golden Delicious.32
i. Apel Red Delicious Apel red delicious (Gambar 12) merupakan salah satu apel yang paling terkenal di dunia yang berasal dari Amerika. Di Indonesia, buah ini juga banyak dijumpai di pasar swalayan dan pasar tradisional. Buah ini memiliki warna kulit yang merah tua bergaris-garis, daging buah lunak, berair, rasa manis sedikit asam. 11
Universitas Sumatera Utara
16
Gambar 12. Apel Red Delicious (dok.)
2.5.2 Kandungan Apel Kandungan yang terdapat dalam buah apel antara lain9,11
:
a. Asam malat Asam malat pada apel berfungsi sebagai zat yang akan mengikis dan menghilangkan noda yang ada pada permukaan gigi. Penelitian Nuzulya Puspasari dkk menyebutkan bahwa asam malat pada buah apel telah terbukti dapat memutihkan gigi. b. Vitamin Buah apel mengandung vitamin A, berfungsi untuk menjaga kesehatan mata. Apel mempunyai kandungan vitamin C dan B yang penting untuk mempertahankan kesehatan saraf. Vitamin C penting untuk pembentukan tulang dan gigi. c. Mineral Mineral dalam buah apel antara lain kalsium, besi, magnesium, potassium dan zinc. Besi (Fe) pada buah apel, meski kandungannya tidak tinggi, namun mampu membantu penyerapan Fe dari makanan lain. Demikian pula kalsium dalam apel, dapat membantu system pencernaan untuk menyerap kalsium dari makanan lain. d. Fitokimia Fitokimia dalam buah apel merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berasal dari polusi. Zat ini juga berfungsi untuk menekan jumlah kolesterol jahat (LDL) yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
Universitas Sumatera Utara
17
e. Serat Serat dalam buah apel akan memperlancar pencernaan. Kandungan serat yang tinggi juga berguna untuk mengikat lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh untuk selanjutnya dibuang. Asam D-glucaric yang terkandung dalam buah apel merupakan kadar kolesterol. f. Tannin Buah apel juga memiliki kandungan tannin yang berfungsi untuk membersihkan dan menyegarkan mulut. g. Zat Flavoid Zat flavoid juga ada dalam buah apel. Zat flavoid merupakan zat yang berfungsi menurunkan risiko kanker. h. Quercetin Quercetin merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar antioksidan sehingga tubuh terasa lebih sehat dan mencegah berbagai penyakit. Zat quercetin ini juga ada dalam apel.
2.5.3 Apel sebagai pemutih gigi alami Buah apel (Malus sylvestris Mill) merupakan salah satu buah yang mengandung asal malat (melic acid) yang dapat membantu memutihkan gigi.9 Asam malat merupakan golongan asam karboksilat yang mempunyai kemampuan memutihkan gigi dengan mengoksidasi permukaan email gigi sehingga menjadi netral dan menimbulkan efek pemutihan.14 Pada penelitian Nuzulya Puspasari dkk (2012) menggunakan jus buah apel varietas anna dengan konsentrasi 75%. Konsentrasi 75% diketahui adalah konsentrasi yang paling tinggi dalam mengembalikan warna permukaan email gigi. Metode peleitiannya adalah sampel elemen gigi direndam sesuai kelompok selama 2 minggu dengan waktu 3 kali dalam sehari selama 5 menit. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan warna yang bermakna setelah direndam didalam jus buah apel variestas anna. Hal ini disebabkan oleh asam malat yang mampu menghilangkan stain pada permukaan gigi.
Universitas Sumatera Utara
18
Kesimpulan dari penelitian ini adalah jus apel varietas Anna memang memiliki kemampuan untuk memutihkan permukaan email gigi yang berubah warna. 9 Penelitian Luh Putu Dianita Dewi (2014) yang menggunakan ekstrak apel variestas anna dengan konsentrasi 50%. Terdapat 2 kelompok perlakuan yang direndam ekstrak buah apel selama 1 minggu dan 2 minggu, kemudian dilakukan pengukuran menggunakan shade guide. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa gigi yang telah direndam ekstrak apel (Malus sylvestris Mill) varietas Anna dengan konsentrasi 50% selama 2 minggu lebih putih dibandingkan dengan gigi yang telah direndam ekstrak apel (Malus sylvestris Mill) varietas Anna dengan konsentrasi 50% selama 1 minggu.15
2.6 Cara mengukur perubahan warna gigi Persepsi warna berbeda untuk setiap individu. Oleh karena itu untuk menstandardisasi hasil penilaian warna, beberapa teknik dan peralatan telah dikembangkan untuk memudahkan dokter gigi dalam perihal penentuan warna gigi. Secara umum, pengukuran warna gigi terbagi kepada dua kategori, yaitu pengukuran warna secara subjektif dan pengukuran warna secara objektif.
2.6.1 Metode subjektif Pengidentifikasian warna gigi dengan metode subjektif adalah cara yang paling tradisional, yaitu dilakukan secara visual dengan menggunakan shade guide. Usaha pertama untuk menggambarkan warna gigi dengan akurat dilakukan oleh seorang dokter gigi yang bernama Dr. E. B. Clark pada tahun 1931 dengan dengan berdasarkan sistem Munsell yaitu Hue sebagai dasar untuk mendefinisikan warna yang dilakukan secara visual. Lanjutan itu, VITAPAN Classical shade guide (Gambar 13) dengan 16 tab warna gigi telah dihasilkan pada tahun 1956 untuk membantu dokter gigi dalam pengidentifikasian warna gigi dengan lebih akurat.21,33 Susunan Hue pada shade guide VITAPAN Classical yaitu A1-A4 (reddish-brownish), B1-B4 (reddish-yellowish), C1-C4 (greyish shades) dan D1–D4 (reddish-grey).21 Urutan skor warna dari yang paling terang hingga yang paling gelap: B1=1, A1=2, B2=3,
Universitas Sumatera Utara
19
D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16.10 Shade guide merupakan alat mengukuran warna gigi yang sangat popular dan digunakan oleh kebanyakan dokter gigi sampai saat sekarang di seluruh dunia. Namun, disebabkan warna yang tersedia pada VITAPAN Classical shade guide didapati kurang seragam dengan warna yang terbatas, maka terhasilnya beberapa variasi shade guide seperti VITA Linearguide 3D-Master, VITA Toothguide 3D-Master, dan VITA Bleachedguide 3D-Master (Gambar 14). VITA Bleachedguide 3D-Master merupakan shade guide yang didesain khusus untuk mengevaluasi warna gigi yang telah dibleaching, dimana shade guide ini mempunyai cakupan warna yang lebih baik dan lebih mengutamakan parameter kecerahan atau value.21,33
Gambar 13. VITAPAN Classical shade guide21
Gambar 14. VITA Bleachguide 3D-Master21
Menurut Westland et al. (2007), terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan metode subjektif ini. Pertamanya, warna yang tersedia pada shade guide tidak adekuat untuk pengidentifikasian warna gigi asli yang bervariasi. Kekurangan
Universitas Sumatera Utara
20
yang kedua adalah kurangnya konsistensi antara dokter gigi dalam penentuan warna gigi. Hal ini karena setiap individu mempunyai persepsi warna yang berbeda. Selain itu, Penilaian warna gigi secara visual juga dipengaruhi oleh banyak faktor luar seperti warna dinding di sekeliling pasien, warna pakaian pasien, pencahayaan di praktek, dan kelelahan operator.34
2.6.2
Metode objektif Metode ini dikembangkan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dari
metode penilaian warna secara visual. Metode pengukuran warna secara objektif memberi 30 hasil yang lebih akurat dan spesifik berbanding metode subjektif. Alat pengukuran warna secara objektif antara lain, spektrofotometer warna, kolorimeter, dan kamera digital.35 a. Spektrofotometer warna Spektrofotometer (Gambar 15) merupakan salah satu alat untuk mengukur warna gigi secara objektif. Alat ini memberi hasil berdasarkan data spektral cahaya L*, a*, dan b* serta dapat mengukur tingkat reflektans suatu obyek. Spektrofotometer merupakan instrument pengukuran warna yang paling akurat dan fleksibel dalam bidang kedokteran gigi. Alat ini mampu mengukur jumlah cahaya yang dipantulkan dari obyek pada interval 1-25nm dalam spektrum visibel. Sebuah spektrofotometer mengukur jumlah hue dan juga nilai value atau kecerahan suatu obyek. Selain itu, jumlah cahaya yang dipantulkan dari obyek tersebut juga direkam oleh alat ini. Komponen-komponen dalam sebuah spektrofotometer antara lain, sumber cahaya, sebuah sistem optik untuk pengukuran, detektor pantulan cahaya, dan sebuah sistem untuk mengkonversi panjang gelombang cahaya yang dipantul menjadi spektrum visibel dan sebuah sistem untuk mengkonversikan spektrum menjadi nilai 31 L*, a* dan b*.35 Keuntungan penggunaan spektrofotometer dalam pengukuran perubahan warna gigi adalah tingkat sensitivitas alat ini yang sangat tinggi sehingga dapat mendapat hasil yang sangat spesifik. Namun, terdapat juga kekurangan dari penggunaan alat ini. Salah satunya adalah harga spektrofotometer yang mahal
Universitas Sumatera Utara
21
disebabkan
oleh
presisi
dan
akurasinya
yang tinggi.
Selain
itu,
posisi
spektrofotometer sewaktu mengukur warna juga harus diperhatikan karena posisi yang salah dapat menyebabkan terjadinya pembiasan sehingga hasilnya tidak akurat.36
Gambar 15. Spectrophotometer37
b. Kolorimeter Kolorimeter adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur warna gigi. (Gambar 16) Alat ini merekam cahaya merah, hijau, dan biru pada spektrum visibel. Kolorimeter tidak mengukur nilai reflektans warna dan hasilnya kurang akurat dibanding spektrofotometer.35
Gambar 16. Kolorimeter38
c. Kamera digital Kamera digital boleh digunakan untuk mengukur tingkat warna atau nilai kecerahan gigi. Alat ini mengaplikasikan sistem warna RGB, yaitu dengan merekam warna merah, hijau, dan biru suatu obyek. Pengukuran warna gigi dengan metode ini
Universitas Sumatera Utara
22
memerlukan suasana dan pencahayaan yang terkalibrasi untuk mengelakkan bias. Seluruh permukaan gigi difoto, kemudian dianalisa warnanya di komputer dengan software pengukur warna yang biasanya berdasarkan sistem CIELab. Kamera digital sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur warna gigi karena dapat mengetahui distribusi warna pada seluruh permukaan gigi dan penggunaanya lebih mudah dibanding spektrofotometer dan kolorimeter. Selain itu, metode ini juga tidak memerlukan biaya yang tinggi.21,35
Universitas Sumatera Utara
23
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium.
3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pre and post test control group design.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
3.3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan september 2016 sampai bulan Oktober 2017.
3.3.2
Tempat Penelitian
1. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU, Medan. 2. Departemen IMTKG Fakultas Kedokteran Gigi USU, Medan.
3.4 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah gigi premolar permanen manusia yang dicabut untuk keperluan ortodonti dan segera disimpan dalam larutan saline dimana maksimal penyimpanan dalam saline adalah 3 bulan sebelum dilakukan penelitian. Gigi diperoleh dari RSGMP FKG USU Medan.
3.5 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi 3.5.1 Kriteria Inklusi 1. Gigi premolar permanen 2. Gigi bebas karies 3. Tidak terdapat restorasi
Universitas Sumatera Utara
24
4. Gigi tidak retak dan atau fraktur 5. Akar terbentuk sempurna
3.5.2
Kriteria Eksklusi
1. Gigi sulung 2. Gigi sudah di preparasi 3. Gigi nekrosis
3.6 Besar Sampel. Dengan menggunakan rumus frederer berikut:39 (t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan : t = jumlah perlakuan r = jumlah pengulangan
Berdasarkan rumus frederer ini akan digunakan t = 4 karena melakukan 4 grup dengan waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit, maka besar sampel pada masing-masing grup adalah: (t-1) (r-1) ≥ 15 (4-1) (r-1) ≥ 15 3(r-1) ≥ 15 3r -3 ≥ 15 r ≥ 18 3 r≥6
Universitas Sumatera Utara
25
3.7 Variabel Penelitian 3.7.1 Variabel Bebas Waktu perendaman gigi permanen dalam ekstrak buah apel manalagi 100% yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit.
3.7.2 Variabel Tergantung Perubahan warna gigi permanen.
3.7.3
Variabel Terkendali
1. Gigi Premolar permanen 2. Perendaman sampel gigi dalam larutan saline 3. Jenis kopi yaitu kopi hitam 4. Volume larutan kopi 400 ml 5. PH larutan kopi 4 6. Suhu air untuk menyeduh 100oC 7. Suhu perendaman larutan kopi 27oC 8. Lama sampel gigi dalam larutan kopi selama 14 hari 9. Jenis buah apel 10. Konsentrasi ekstrak buah apel 100% 11. PH ekstrak apel 5 12. Volume ekstrak apel untuk persampel 15ml
3.7.4
Variabel Tidak Terkendali
1. Tingkat kematangan buah apel 2. Warna gigi awal 3. Ketebalan dan struktur email gigi
3.8 Definisi Operasional 1. Perubahan warna gigi permanen manusia adalah perubahan warna gigi yang terjadi sesudah dilakukan perendaman ekstrak buah apel manalagi yang diukur
Universitas Sumatera Utara
26
secara visual oleh 3 pengamat dengan menggunakan shade guide VITAPAN® Classical di bawah sinar matahari. ukuran skor perubahan warna dari yang paling terang hingga yang paling gelap: B1=1, A1=2, B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16. 2. Ekstrak buah apel manalagi 100% adalah sediaan yang dibuat dari buah apel manalagi (Pyrus malus I) dengan kandungan zat adiktif dan diperoleh secara maserasi menggunakan larutan etanol 96% tanpa campuran air hingga mencapai konsentrasi 100%. 3. Perendaman gigi dalam ekstrak apel 100% yaitu merendam gigi dalam ekstrak apel 100% selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit.
3.9 Alat dan Bahan Penelitian 3.9.1 Alat Penelitian: 1. Shade guide VITAPAN® Classical (Vita Zahnfabrik, Germany)
Gambar 17. Shade Guide 2. Wadah plastik 15 ml sebagai tempat merendam gigi permanen
Gambar 18. Wadah Plastik
Universitas Sumatera Utara
27
3. Pinset dental (Caredent, U.K)
Gambar 19. Pinset 4. Kertas pH indicator (SUNCARE, USA Technology)
Gambar 20. Kertas pH indicator 5. Pemanas air (Kris, Ace Hardware, Indonesia)
Gambar 21. Pemanas Air 6. Sendok 7. Termometer 8. Timbangan 9. Pisau 10. Alas Pemotong
Universitas Sumatera Utara
28
11. Blender (Maspion, PT. Maspion Group, Indonesia)
Gambar 22. Blender 12. Kapas 13. Kertas saring 14. Beker gelas penampung 1 liter 15. Panci penguap 16. Waterbath
Gambar 23. Waterbath 17. Percolator
Gambar 24. Percolator
Universitas Sumatera Utara
29
18. Vacum rotary evaporator (Heidolph vv 2000, Germany)
Gambar 25. Vacum Rotary Evaporator
3.9.2
Bahan Penelitian:
1. Gigi premolar permanen 2. Kopi (Indocafe® Coffe-O, PT. Sari Incofood Corporation, Indonesia)
Gambar 26. Larutan Kopi 3. Air mendidih 100oC 4. Cat kuku bening 5. Ekstrak buah apel manalagi 6. Etanol 96%
3.10 Prosedur Penelitian 3.10.1 Persiapan Sampel Gigi yang telah dicabut dikumpulkan sebanyak 24 buah. Semua gigi yang memenuhi kriteria direndam kedalam wadah yang berisi larutan saline. Kemudian, gigi yang telah direndam air saline dikeluarkan dari wadah untuk dilakukan
Universitas Sumatera Utara
30
pengolesan cat kuku bening dari bagian akar hingga bagian servikal dengan tujuan untuk menutup akar sehingga larutan tidak berpenetrasi melalui tubuli dentin dan bagian apikal gigi. Ikat masing-masing gigi dengan menggunakan benang pada bagian garis servikal gigi. kemudian penutup wadah dilubangi sedikit untuk meletakkan benang agar gigi dalam posisi menggantung selama perlakuan sehingga larutan dapat merata pada seluruh permukaan gigi dan wadah plastik diberi nomor urut 1 sampai 24.
(a)
(b)
(c)
Gambar 27 (a) Sampel yang telah direndam larutan saline, (b) Akar sampel ditutup dengan cat kuku bening, (c) Sampel yang telah diikat dengan benang dalam posisi menggantung pada wadah.
3.10.2 Pembuatan larutan kopi Bubuk kopi hitam 200 gram diletakkan pada wadah gelas plastik kemudian diberi air panas 400 ml dengan suhu 100oC. Aduk hingga merata sehingga bubuk dan air tercampur dengan baik. Pembuatan larutan kopi dilakukan untuk 24 wadah sampel gigi dengan volume 15 ml untuk masing-masing wadah. Kemudian ukur pH larutan kopi dengan menggunakan kertas pH.
Universitas Sumatera Utara
31
\
( (a)
(b)
(c)
Gambar 28. (a) Bubuk kopi diberi air panas, (b) Pengadukan kopi, (c) Pengukuran pH kopi
3.10.3 Perendaman dalam larutan kopi dan penentuan warna Larutan kopi dituang ke setiap wadah plastik sebanyak 15 ml. Setiap hari larutan kopi diganti selama 14 hari. Gigi dalam posisi digantung di tengah-tengah wadah yang berisi larutan selama perendaman. Setelah 14 hari gigi dikeluarkan, dicuci dibawah air mengalir dan keringkan dengan tisu. Kemudian warna setiap gigi tersebut diamati menggunakan Shade Guide VITAPAN® Classical dibawah sinar matahari oleh 3 pengamat dan dilakukan pencatatan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 29. (a) Penuangan kopi pada setiap wadah menggunakan gelas ukur, (b) Gigi dalam posisi digantung ditengah-tengah wadah selama perendaman, (c) Gigi direndam dalam larutan kopi selama 14 hari.
Universitas Sumatera Utara
32
3.10.4 Pembuatan ekstrak buah apel manalagi Sebanyak 5 kg buah apel manalagi dicuci bersih dan dipotong-potong halus kemudian masukkan kedalam blender. Sebanyak 2 liter etanol 96% ditambahkan dan kemudian diblender. Hasil buah apel yang sudah di blender dimasukkan kedalam wadah tertutup selama 2 hari. Kemudian setelah 2 hari saring menggunakan corong percolator yang dilengkapi kapas dan kertas saring ditampung dalam Erlenmeyer. Filtrat hasil penyaringan diuapkan dengan vacuum rotary evaporator dan dipanaskan dengan water bath pada suhu 65oC sehingga menjadi ekstrak apel 100% yang kental. Setelah ekstrak buah apel selesai dibuat, ukur pH ekstrak apel dengan menggunakan kertas pH.
(a)
(e)
(b)
(c)
(f)
(d)
(g)
Gambar 30. (a) Buah apel manalagi dipotong-potong kecil, (b) Buah apel diblender, (c) Proses maserasi, (d) Hasil ekstraksi disaring menggunakan corong percolator (e) Hasil ekstraksi diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator, (f) Hasil ekstraksi dipanaskan dengan waterbath, (g) Pengukuran pH buah apel.
Universitas Sumatera Utara
33
3.10.5 Perendaman sampel dalam ekstrak buah apel manalagi Sampel kelompok perendaman dibagi menjadi empat kelompok, masingmasing 6 sampel untuk kelompok perendaman selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit dalam ekstrak buah apel manalagi. Larutan ekstrak buah apel dituang ke setiap wadah sebanyak 15 ml. Gigi dalam posisi digantung di tengah-tengah wadah yang berisi larutan selama perendaman. Setelah waktu yang ditentukan selesai, sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan air mengalir dan dikeringkan. Kemudian warna setiap gigi tersebut diamati menggunakan Shade Guide VITAPAN® Classical dibawah sinar matahari oleh 3 pengamat dan dilakukan pencatatan.
(a)
(b1)
(b2)
Gambar 31. (a) Seluruh sampel gigi direndam dalam wadah berisi ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%, (b1) Pengukuran warna gigi menggunakan shade guide sebelum direndam dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%, (b2) Pengukuran warna gigi menggunakan shade guide sesudah direndam dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%.
3.11 Pengukuran Warna Gigi 1. Pengukuran warna gigi menggunakan shade guide VITAPAN® Classical oleh 3 pengamat dilakukan di bawah sinar matahari. 2. Warna yang terdapat pada shade guide diurutkan terlebih dahulu mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap. Warna yang telah diurutkan tersebut dilakukan penomoran sesuai dengan urutannya. Urutan skor perubahan warna adalah
Universitas Sumatera Utara
34
B1=1, A1=2, B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16.10 3. Gigi diambil kemudian letakkan gigi berada sejajar diatas shade guide. 4. Lakukan pemilihan warna untuk masing-masing gigi dengan cara mendekatkan gigi dengan shade guide sampai ditemukan warna yang sesuai dengan gigi. 5. Pengamatan dilakukan pada bagian bukal gigi. 6. Pastikan jangan ada bayangan saat melihat warna pada shade guide. Saat memlih warna, beberapa perbandingan warna harus dilakukan agar menghasilkan pilihan yang tepat. 7. Sebelum mencoba pemilihan warna yang lain diperlukan untuk mengistirahatkan mata dengan melihat warna biru atau abu-abu.21
3.12 Analisis Data Analisis data pada penelitian ini yaitu : 1. Uji normalitas Shapiro-Wilk (lampiran 8) 2. Uji analisis non parametrik Kruskal-wallis untuk melihat validitas data sebelum dan sesudah antara 3 pengamat (lampiran 10). 3. Uji non parametrik Wilcoxon untuk melihat perbedaan warna gigi sebelum dan setelah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit (lampiran 12). 4. Uji analisis varian satu arah (ANOVA) untuk melihat perbedaan antara keempat kelompok perendaman yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit di dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% (Lampiran 13)
3.13 Etika penelitian Penelitian ini telah berpedoman pada norma dan etika berikut yaitu :
3.13.1 Informed Consent Informed Consent penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 14.
Universitas Sumatera Utara
35
3.13.2 Ethical Clearance Penelitian ini telah lulus uji etik pada komisi etik di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan nomor 200/TGL/EPK FK USU-RSUP HAM/2017 (Lampiran 17).
Universitas Sumatera Utara
36
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN
4.1 Hasil uji normalitas 3 pengamat Pada penelitian ini, perubahan warna dilihat oleh tiga pengamat. Data dari ketiga pengamat sebelum dan sesudah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100% pada lampiran 5 masing-masing dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah dalam rancangan penelitian sampel yang digunakan mempunyai distribusi normal. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan uji Shapiro-wilk karena sampel yang digunakan kecil (n ≤ 50). Hasil uji normalitas Shapiro-wilk pada sebelum dan sesudah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100% ketiga pengamat dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk skor pengukuran warna gigi antar tiga pengamat sebelum perendaman Pengamat
Rerata skor warna gigi
P
1
11,42
0,018
2
11,17
0,000
3
11,00
0,016
Tabel 3. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk skor pengukuran warna gigi antar tiga pengamat sesudah perendaman Pengamat
Rerata skor warna gigi
P
1
1,83
0,000
2
1,83
0,000
3
1,71
0,000
Universitas Sumatera Utara
37
Dari uji normalitas Shapiro-wilk diketahui bahwa nilai (p < 0,05) yang berarti data tidak terdistribusi normal. Oleh karena data tidak terdistribusi normal maka jenis metode statistik yang digunakan adalah metode non parametrik, yaitu uji Kruskalwallis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan data antara ketiga pengamat. Hasil uji Kruskal-wallis antara ketiga pengamat dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji Kruskal-wallis antara ketiga pengamat sebelum dan sesudah. Pengamat
N
Rerata skor warna gigi
1
24
11,42
2
24
11,17
3
24
11,00
1
24
1,83
2
24
1,83
3
24
1,71
Skor sebelum
Skor sesudah
p
0,874
0,730
Dari uji non parametrik Kruskal-wallis terlihat bahwa (p>0,05) tidak ada perbedaan yang signifikan antara tiga pengamat sehingga persepsi warna yang diamati tiga pengamat dianggap sama. Maka, hasil penelitian ini berdasarkan rerata skor tiga pengamat.
4.2 Analisis Hasil Penelitian Untuk mengetahui perubahan warna gigi sebelum dan sesudah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%, terlebih dahulu lakukan uji normalitas data yaitu Shapiro-Wilk pada tabel 5 terlihat bahwa data tidak terdistribusi normal setelah diuji normalitas. Karena data tidak terdistribusi normal, maka uji yang digunakan adalah non parametrik Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon pada kelompok perendaman dapat dilihat pada tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Skor Warna Gigi. N
Rerata skor warna gigi
P
Skor sebelum
24
11,194
0,046
Skor sesudah
24
1,792
0,000
Selisih
24
9,402
0,433
Tabel 6. Hasil Uji Wilcoxon Warna Gigi Sebelum dan Sesudah Perendaman dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%. N
Rerata skor warna gigi
SD
Skor sebelum
24
11,194
2,6023
Skor sesudah
24
1,792
1,1869
P
0,000
Dari hasil uji Wilcoxon pada tabel 6 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan warna gigi yang signifikan setelah direndam dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100% dengan nilai p=0,000 (p<0,05) menunjukkan ada perubahan yang bermakna sebelum dan sesudah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%. Grafik perbedaan perubahan warna gigi sebelum dan sesudah perendaman ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100% selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit dapat dilihat pada gambar 32.
Universitas Sumatera Utara
39
Gambar 32. Grafik Perbedaan Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Sesudah Perendaman dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100% Selama 15 Menit, 30 Menit, 45 Menit dan 60 Menit. Untuk melihat perbedaan perubahan warna gigi antara keempat kelompok perendaman yaitu kelompok yang direndam selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit di dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas selisih nilai rerata sebelum dan sesudah perlakuan terlihat bahwa data terdistribusi normal pada tabel 5. Karena data terdistribusi normal, maka uji yang digunakan adalah ANOVA One Way. Hasil uji ANOVA One Way dapat dilihat pada tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 7. Hasil uji ANOVA One Way Perbedaan Perubahan Warna Gigi Antar Keempat Kelompok Perendaman Dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%. N
Rerata
SD
15 menit
6
8,6667
3,06232
30 menit
6
7,7778
3,39062
45 menit
6
9,2222
1,64204
60 menit
6
11,9444
2,31341
Total
24
9,4028
2,96840
P
0,075
Dari tabel 7 hasil uji ANOVA One Way dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan warna gigi yang signifikan antara keempat kelompok perendaman yaitu kelompok yang direndam selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit di dalam ekstrak buah apel manalagi 100% dengan nilai p=0,075 (p>0,05) menunjukkan tidak ada perubahan yang bermakna antar kelompok perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB 5 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, sampel direndam dalam larutan kopi terlebih dahulu dengan pH 4 selama 14 hari agar terjadi perubahan warna. Kemudian dilakukan proses pemutihan (bleaching) dengan merendam sampel gigi kedalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100% dengan kelompok waktu berbeda yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Pada penelitian ini perubahan warna dilihat menggunakan metode subjektif yang dilakukan secara visual berdasarkan sistem Munsell yaitu Hue dengan menggunakan shade guide VITAPAN Classical pada bagian bukal gigi premolar. Hue adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Susunan Hue pada Shade Guide VITAPAN Classical yaitu A1-A4 (reddish-brownish), B1-B4 (reddish-yellowish), C1-C4 (greysih), D1-D4 (reddish-grey).21 Urutan skor warna dari yang paling terang hingga yang paling gelap: B1=1, A1=2, B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16.10 Shade guide merupakan alat mengukuran warna gigi yang sangat popular dan digunakan oleh kebanyakan dokter gigi sampai saat sekarang di seluruh dunia.21 Penelitian Ima Hadya M, dkk (2014) perubahan warna dilihat juga menggunakan shade guide VITAPAN Classical.5 Hasil pengukuran warna gigi sebelum dan sesudah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit menunjukkan adanya perbedaan warna gigi yang signifikan (p<0,05) sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100% yang dapat dilihat pada tabel 6. Hal ini berarti bahwa ada perubahan warna gigi permanen manusia setelah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit dengan konsentrasi 100%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Nuzulya Puspasri, dkk (2012) menyatakan proses pemutihan dengan merendam sampel gigi ke dalam jus buah apel selama 2 minggu dengan waktu 3 kali dalam
Universitas Sumatera Utara
42
sehari selama 5 menit menunjukkan adanya perubahan warna yang signifikan.9 Penelitian Luh Putu Dianita Dewi (2014) juga mendapatkan hasil bahwa ekstrak buah apel varietas anna konsentrasi 50% mengalami perubahan warna gigi yang signifikan.15 Perubahan warna gigi menjadi lebih putih dikarenakan oleh kandungan asam malat pada buah apel manalagi. Asam malat yang terkandung dalam apel diketahui mampu menghilangkan stain pada permukaan gigi.9 Pada penelitian Taufiah Resa Ariana, dkk (2012) menyatakan asam malat pada buah lemon juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan warna gigi setelah perendaman selama 8 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam.8 Asam malat memiliki kandungan 90% dari jumlah total asam yang terdapat didalam buah apel.40 Asam malat merupakan golongan asam karboksilat yang mempunyai kemampuan memutihkan gigi dengan cara mengoksidasi permukaan email gigi.10 Zat ini dapat menembus dentin dan dapat melepaskan oksigen yang bebas pada ikatan rangkap dari senyawa organik dan anorganik dalam tubulus dentin. Oksidasi merupakan proses dimana terjadi pengikatan oksigen. Oksidasi molekul organik biasanya melibatkan pengikatan oksigen atau hilangnya hidrogen. Kemudian oksidasi ini memecah rantai pada zat chromophor sehingga terjadi reduksi warna gigi menjadi lebih terang.8 Pada tabel 7 hasil uji ANOVA One Way menunjukkan tidak ada perbedaan warna gigi yang signifikan antar keempat kelompok perlakuan yaitu kelompok yang direndam selama 15 menit (kelompok A), 30 menit (kelompok B), 45 menit (kelompok C), 60 menit (kelompok D) di dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100% dengan p=0,075 (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa lama perendaman tidak mempengaruhi perubahan warna. Pada penelitian Rochmah, dkk (2014) menyatakan jeruk nipis mampu dalam memutihkan email gigi yang mengalami diskolorasi menjadi lebih putih dengan lama waktu perendaman 30 menit, 45 menit dan 60 menit konsentrasi 2,5%, namun tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perendaman jeruk nipis berdasarkan lama waktu perendaman. Perendaman air perasan jeruk nipis 2,5% selama 60 menit dikhawatirkan terjadi overbleaching karena pada waktu tersebut proses pemutihan tidak terjadi lebih lanjut. 2 Hal ini
Universitas Sumatera Utara
43
sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa perbedaan perubahan warna gigi yang direndam dalam ekstrak buah apel manalagi selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna karena proses perendaman dengan konsentrasi 100% dikhawatirkan terjadi overbleaching. Overbleaching mengakibatkan terdegradasinya email yang mengakibatkan kerapuhan gigi dan meningkatnya porusitas. Menurut Goldstein & Garber (1995) pemutihan gigi akan mencapai suatu titik dimana molekul-molekul sederhana terbentuk maksimum, keadaan ini disebut dengan saturation point (titik jenuh). Pada titik ini, kerusakan struktur gigi dimulai, proses hilangnya email menjadi lebih cepat. Pada saat saturation point sudah tercapai maka proses pemutihan gigi harus dihentikan. Jika proses pemutihan gigi tetap dilanjutkan maka akan terjadi overbleaching. Pemutihan gigi optimum akan memberikan putih maksimum, akan tetapi pemutihan gigi yang berlebihan dapat merusak email tanpa adanya pemutihan gigi lebih lanjut. 2 Perubahan warna pada gigi dapat disebabkan oleh faktor pewarnaan dari luar (ekstrinsik). Perubahan warna ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi dan biasanya disebabkan oleh mengonsumsi minuman berwarna secara berlebihan seperti kopi yang dapat menyebabkan perubahan warna dari coklat sampai hitam karena pengaruh kadar asam dan kafein didalamnya.15 Kopi merupakan kromatogen yang paling kuat dalam mempengaruhi warna gigi dibandingkan teh dan cola.41 Potensi noda pada gigi juga besar oleh karena kopi bila dibandingkan dengan tembakau. Selain kafein, kopi kaya akan substansi bioaktif, seperti asam nikotin, trigonelline, quinolic acid, asam tanat, pyrogallic acid. Tanin atau yang disebut juga asam tanat adalah zat warna yang bertanggungjawab atas perubahan warna kecoklatan yang terjadi pada gigi. berbagai macam asam yang terkandung dalam kopi juga membuat pH minuman kopi menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi asam akan melunakkan email sehingga makin rentan untuk disusupi zat warna. 23 Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan warna pada keempat kelompok perendaman bervariasi. Bervariasinya perubahan warna yang terjadi pada masing-masing kelompok perendaman tersebut diduga berkaitan dengan ketebalan lapisan email dan usia dari pasien. Gigi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pasien yang
Universitas Sumatera Utara
44
berbeda sehingga terjadi variasi ketebalan email yang berbeda juga. Semakin tebal email gigi, maka semakin kecil kekuatan kopi untuk melakukan diskolorasi dan ekstrak buah apel manalagi dalam melakukan reaksi pemutihan. 10
Universitas Sumatera Utara
45
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini : 1. Terdapat perubahan warna gigi permanen manusia yang signifikan antara sebelum dan sesudah perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit. 2. Tidak ada perbedaan warna gigi permanen manusia yang signifikan antara keempat kelompok perendaman yaitu kelompok yang direndam selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit di dalam ekstrak buah apel manalagi konsentrasi 100%.
6.2 Saran Saran yang dapat diberikan : 1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh konsentrasi ekstrak buah apel manalagi terhadap kemampuannya dalam memutihkan permukaan email gigi. 2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan hanya mengambil ekstrak asam malat dari buah apel manalagi untuk mengetahui apakah kandungan asam malat benar-benar mampu memutihkan gigi tanpa disertai campuran kandungan zat lain. 3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh lama perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi terhadap kemampuannya dalam memutihkan permukaan email gigi. 4. Melakukan upaya-upaya sosialisasi kepada masyarakat umum bahwa ekstrak buah apel dapat digunakan untuk bahan pemutih gigi sebagai alternatif penanggulangan perubahan warna gigi yang disebabkan oleh konsumsi kopi.
Universitas Sumatera Utara
46
DAFTAR PUSTAKA 1. Joiner A. The bleaching of teeth: a review of the literature. J Dent 2006; 34: 412-9. 2. Rochmah N, Ch.R DM, Lestari S. Potensi jeruk nipis (citrus aurantifolia) dalam memutihkan email gigi yang mengalami diskolorasi. IDJ 2014; 3(1): 78-83 3. Hendari R. Pemutihan gigi (tooth-whitening) pada gigi yang mengalami pewarnaan. Sultan Agung 2009; 44(118): 65-77. 4. Delfino CS, Chinelatti MA, Carrasco-guerisoli LD, Batista AR, Froner IC, Palmadibb RG. Effectiveness of home bleaching agents in discolored teeth and influence on enamel microhardness. J Appl Oral Sci 2009; 17(4): 284-8. 5. Mulky IH, Rania N, Kasuma N, Tsabitha SF. The influence of tomato juice as an alternative treatment to whiten the teeth. Indonesian Scholars Journal 2014; 1(45): 12. 6. Meizarini A, Rianti D. Bahan pemutih gigi dengan sertifikat ADA/ISO. Maj. Ked. Gigi (Dent. J.) 2005; 38(2): 73-6. 7. Riani MD, Oenzil F, Kasuma N. Pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi karbamid peroksida 10% dan hidrogen peroksida 6% secara home bleaching terhadap kekerasan permukaan email gigi. Jurnal Kesehatan Andalas 2015; 4(2): 346-52. 8. Ariana TR, Wibisono G, Praptiningsih RS. Pengaruh perasan buah lemon terhadap peningkatan warna gigi. Medali Jurnal; 2(1): 74-8. 9. Puspasari N, Effendi C, Nugraeni Y. Effect of apple juice on whitening teeth after immersion in coffe solution in vitro. IDJ 2012; 1(2): 17-9. 10. Fauziah C, Fitriyani S, Diansari V. Colour change of enamel after application of averrhoa bilimbi. Journal of Dentistry Indonesia 2012; 19(3): 53-6. 11. Saparinto C, Susiana R. Grow your own fruits: panduan praktis menanam 28 tanaman buah popular di pekarangan. Yogyakarta: Lily Publisher., 2016: 53-9. 12. Prasetio B. Budidaya tanaman buah dalam pot. Yogyakarta: lily Publisher., 2015: 147. 13. Wulandari A. Daya antibakteri ekstrak buah apel manalagi terhadap bakteri salmonella thyposa. Jurnal Healthy Science AAKMAL 2012; 2: 1-3. 14. Margaretha J, Rianti D, Meizarini A. Perubahan warna enamel gigi setelah aplikasi pasta buah stroberi dan gel karbamid peroksida 10% (effect of strawberry paste and carbamide perokside gel 10% towards the brightness enamel tooth. Material Dental Journal 2009; 1(1): 16-20. 15. Dianita Dewi LP. Perendaman gigi dengan ekstrak apel (malus sylvestris mill) varietas anna konsentrasi 50% dapat memutihkan gigi yang telah direndam larutan kopi. Skripsi. Denpasar: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, 2014. 16. Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s dental anatomy. 8 th ed., Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 115-6. 17. Sumarjodo, Damin. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata 1 fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC.,2009:13. 18. Sakaguchi RL, Powers JM. Craig’s restorative dental materials. 13 th ed., Philadelphia: Elsevier., 2012:13.
Universitas Sumatera Utara
47
19. Kumar GS. Orban’s oral histology & embryology. 13 th ed., Philadelphia: Elsevier., 2011:2. 20. Utami TW. Terapi regenerasi gigi. http://majalah1000guru.net/2011/03/terapiregenerasi-gigi/ (March 03.2011). 21. Goodacre CJ, Sagel PA. Dental esthetic in practice: part 3-understanding color and shade selection. ADA CERP 2011: 3-8. 22. Santoso P, Devi R, Meizarini A. Kekerasan permukaan email setelah aplikasi gel karbamid peroksida 10% dan pasta buah strawberry. Dentofasial 2009; 8(2): 118124. 23. Nuhu AA. Bioactive micronutrients in office: recent analytical approaches for characterization and quantification. ISRN Nutrition, 2014:1-17. 24. Yusdiali W, Mursalim, Tulliza IS. Pengaruh suhu dan lama penyaringan terhadap tingkat kadar air dan keasaman kopi robusta (coffe robusta). Universitas Hasanuddin 2013. 25. Giomaro G, dkk. Polyphenols profile and antioxidant activity of skin and pulp of a rare apple from marche region (italy). Chemistry Central Journal 2014; 8 (45): 1-10. 26. Sufrida Y, Irlansyah, Edi J, Mufatis W. Khasiat dan manfaat apel. Jakarta: Agro Media; 2007: 22-3. 27. Afzadi MA. Genetic and biochemical properties of apples that affect storability and nutritional value. Introductory Paper and the Faculty of Landscape Planning. Horticulture and Agriculture Science. Swedish: SLU; 2012: 3. 28. Jannata RH, Gunadi A, Ernawati T. Daya antibakteri ekstrak kulit apel manalagi (Malus Sylvestris Mill) terhadap pertumbuhan streptococcus mutans. E-Jurnal Pustaka Kesehatan 2014; 2(1): 24-6. 29. Susanto WH, Setyohadi BR. Pengaruh varietas apel (malus sylvestril) dan lama fermentasi oleh khamir saccharomyces cerivisiae sebagai perlakuan pra-pengolahan terhadap karakteristik sirup. Jurnal Teknologi Pertanian 2011; 12(3): 135-142. 30. Anonymous. Jual apel anna. http://jualtanamanhias.net/tanaman-apel-anna/ (2015). 31. Anonymous. Apel princess noble. https://naturindonesia.com/index.php/tanamanpangan/tanaman-pangan-a/584-apel-princess-noble (2017). 32. Ursula M. http://ursulagalery.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-apel.html (Juni 2012). 33. Ontiveros JC, Paravina RD. Color change of vital teeth exposed to bleaching performed with and without supplementary light. J Dent 2009; 1454: 1-8. 34. Westland S, Luo W, Ellwood R, Brunton P, Pretty I. Colour assessment in dentistry. Ann BMVA 2007; 4: 1-10. 35. Chu SJ, Trushkowsky RD, Paravina RD. Dental color matching instruments and systems. Review of clinical and research aspects. J Dent 2010; 385: e2-e16. 36. Chu SJ. Use of reflectance spectrophotometer in evaluating shade change resulting from tooth-whitening products. JERD 2003; 15: S42-S48. 37. Anonymous. UV-VIS-IR Spectrophotometers. http://www.angstromadvanced.com/index.asp?page=Prolist2 (Maret 19.2017). 38. Anonymous. Kolorimeter. http://www.medicalexpo.de/prod/wtw/product-80600632363.html (2017).
Universitas Sumatera Utara
48
39. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. Edisi 3. Jakarta: Rajawali Pers, 2011: 9-10. 40. Ackermann J, Fischer M, Amado R. Changes in Sugar, Acids, and Amino Acids during Ripening and Storage of Apples (Cv. Glockenapfel). J Agric Food Chern 1992; 1131-34. 41. Bazzi JZ, Bindo MJF, Rached RN, Mazur RF, Vierira S, de Souza EM. The effect of at-home bleaching and toothbrushing on removal of coffe and cigarette smoke stains and colour stability of enamel. J Calif Dent Assoc 2012; 40: 555.
Universitas Sumatera Utara
49
Lampiran 1. Kerangka Teori Bahan pemutih gigi
Email
Gigi
Makanan Faktor Ekstrinsik
Minuman Rokok Bahan Restorasi
Faktor Intrinsik
Dentin Pulpa
Kopi Diskolorasi (Perubahan warna)
Alami
Kimia
Apel
Kandungan
Jenis
Karies
Vitamin
Rome Beauty
Trauma
Asam Malat
Manalagi
Infeksi
Mineral
Gala
Obatobatan
Fitokimia Serat Tanin Flavoid Quercetin
Hidrogen Peroksida Karbamid peroksida
Fuji Anna Princess Noble Granny Smith Golden Delicious Red Delicious
Universitas Sumatera Utara
50
Lampiran 2. Kerangka Konsep
Gigi
Diskolorasi (Perendaman dalam kopi)
Perendaman dalam ekstrak buah apel manalagi 100% selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit
Asam Malat (melic acid)
Perubahan Warna Gigi
Universitas Sumatera Utara
51
Lampiran 3. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN
Salam Hormat, Saya yang bernama Indri Aprilia Ulfha, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, ingin melakukan penelitian tentang “PERUBAHAN WARNA GIGI PERMANEN MANUSIA SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK BUAH APEL MANALAGI (Pyrus Malus I) KONSENTRASI 100%”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan warna gigi permanen manusia setelah direndam dalam ekstrak buah apel selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Penampilan gigi ketika tersenyum merupakan aset yang penting dalam bersosialisasi dan mempengaruhi karier seseorang. Perubahan warna gigi menyebabkan penurunan kepercayaan diri dan mengurangi keindahan penampilan. Pemutihan gigi adalah perawatan gigi yang paling diinginkan saat ini. Penelitian ini akan bermanfaat untuk masyarakat dalam membantu merubah warna gigi menjadi lebih putih dengan menggunakan bahan alami yang murah dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar kita, yaitu ekstrak kulit pisang. Proses penelitian memerlukan gigi Bapak/Ibu yang telah dicabut atas dasar kebutuhan perawatan orthodonti. Jika Bapak/Ibu bersedia, Bapak/Ibu dapat mengisi identitas Bapak/Ibu. Kemudian Bapak/Ibu dapat meninggalkan gigi yang telah dicabut kepada dokter gigi yang merawat. Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat ketersediaan tersebut tidak mengikat dan identitas Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Demikian penjelasan dari saya, atas partisipasi dan ketersediaan waktu Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Indri Aprilia Ulfha (130600047)
Universitas Sumatera Utara
52
Lampiran 4.
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCERN)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: ………………………………
Jenis Kelamin : L / P Usia
: ……………………………….
Menyatakan bersedia untuk menjadi sampel penelitian mengenai Perubahan Warna Gigi Permanen Manusia setelah Perendaman dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi (Pyrus Malus I) Konsentrasi 100% dan tidak akan menyatakan keberatan maupun tuntutan di kemudian hari. Demikian pernyataan ini saya berikan dalam keadaan sehat / sadar dan tanpa paksaan apapun dari pihak manapun juga.
Medan, …………………………… Pembuat Pernyataan
( ……………………………… )
Universitas Sumatera Utara
53
Lampiran 5. Alur Penelitian Gigi Premolar Pasca Ekstraksi
Perendaman dalam larutan saline
Perendaman dalam larutan kopi selama 14 hari
Pengukuran perubahan warna setelah diskolorasi menggunakan shade guide
Gigi premolar direndam dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% selama 15 menit
Gigi premolar direndam dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% selama 30 menit
Pengukuran warna setelah perendaman menggunakan shade guide VITAPAN® Classical
Pengukuran warna setelah perendaman menggunakan shade guide VITAPAN® Classical
Gigi premolar direndam dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% selama 45 menit Pengukuran warna setelah perendaman menggunakan shade guide VITAPAN® Classical
Gigi premolar direndam dalam ekstrak buah apel manalagi dengan konsentrasi 100% selama 60 menit Pengukuran warna setelah perendaman menggunakan shade guide VITAPAN® Classical
Analisa data
Universitas Sumatera Utara
54
Lampiran 6. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Apel Manalagi
Buah Apel Manalagi
Dipotong-potong halus
Tambahkan 2 liter etanol 96%
Blender
Saring menggunakan corong percolator yang dilengkapi kapas dan kertas saring ditampung dalam Erlenmeyer
Hasil penyaringan diuapkan dengan vacum rotary evaporator
Panaskan dengan water bath pada suhu 65oC
Ekstrak buah apel manalagi 100%
Ukur pH ekstrak buah apel manalagi
Universitas Sumatera Utara
55
Lampiran 7. Data Pengukuran Warna Gigi Oleh Tiga Pengamat
1. Data Pengamat Satu (INDRI) Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok A Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
C4
16
A1
2
2
A3,5
12
D2
4
3
A3
9
A1
2
4
A3
9
A1
2
5
A3,5
12
B2
3
6
A3,5
12
B2
3
Rerata
-
11,6
-
2,6
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok B
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A2
5
A1
2
2
C3
14
B1
1
3
A4
15
A1
2
4
A3
9
C1
6
5
A3
9
A1
2
6
A3
9
B1
1
Rerata
-
10,1
-
2,3
Universitas Sumatera Utara
56
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok C
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A3
9
B1
1
2
A3
9
B1
1
3
A3,5
12
B1
1
4
A3
9
A1
2
5
A3,5
12
B1
1
6
A3,5
12
A1
2
Rerata
-
10,5
-
1,3
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok D
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A4
15
B1
1
2
A4
15
B1
1
3
A4
15
B1
1
4
A2
9
B1
1
5
C3
14
B1
1
6
A3,5
12
B1
1
Rerata
-
13,3
-
1
Universitas Sumatera Utara
57
2. Data Pengamat Dua (KARIN) Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok A
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
C4
16
A1
2
2
A3,5
12
D2
4
3
A3
9
A1
2
4
A3
9
A1
2
5
A3,5
12
B2
3
6
A3,5
12
B2
3
Rerata
-
11,6
-
2,6
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok B
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A3
9
A1
2
2
A3
9
B1
1
3
A4
15
A1
2
4
A3
9
C1
6
5
A3
9
A1
2
6
A3
9
B1
1
Rerata
-
10
-
2,3
Universitas Sumatera Utara
58
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok C
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A3
9
B1
1
2
A3
9
B1
1
3
A3,5
12
B1
1
4
A3
9
A1
2
5
A3,5
12
B1
1
6
A3,5
12
A1
2
Rerata
-
10,5
-
1,3
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok D
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A4
15
B1
1
2
A4
15
B1
1
3
A3,5
12
B1
1
4
A3
9
B1
1
5
A3,5
12
B1
1
6
A3,5
12
B1
1
Rerata
-
12,5
-
1
Universitas Sumatera Utara
59
3. Data Pengamat Tiga (Astrid Yudhit, drg., MS.i) Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok A
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
C4
16
B1
1
2
C3
14
D2
4
3
A2
5
B1
1
4
A2
5
B1
1
5
A3
9
B2
3
6
A3,5
12
B2
3
Rerata
-
10,1
-
2,1
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok B
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A3
9
B1
1
2
A3
9
B1
1
3
A4
15
A1
2
4
A3
9
C1
6
5
A3
9
A1
2
6
A3
9
B1
1
Rerata
-
10
-
2,1
Universitas Sumatera Utara
60
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok C
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A3
9
B1
1
2
A3
9
B1
1
3
A3,5
12
B1
1
4
A3
9
B1
1
5
A3,5
12
B1
1
6
A3,5
12
A1
2
Rerata
-
10,5
-
1,1
Hasil Pengukuran Warna Gigi Oleh Kelompok D
Sebelum
Sesudah
Sampel
Shade
Skor
Shade
Skor
1
A4
15
B1
1
2
A4
15
B1
1
3
A4
15
B1
1
4
A3
9
B1
1
5
C3
14
A1
2
6
A3,5
12
A1
2
Rerata
-
13,5
-
1,3
Universitas Sumatera Utara
61
Lampiran 8. Output Uji Normalitas Data 3 Pengamat Sebelum Perendaman Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100% Descriptives Statistic Mean
11,4167
95% Confidence Interval for
Lower Bound
10,2294
Mean
Upper Bound
12,6040
5% Trimmed Mean
11,4907
Median
12,0000
Variance pengamat_1
Std. Deviation
2,81172
Minimum
5,00
Maximum
16,00
Range
11,00 5,00
Skewness
-,160
,472
Kurtosis
-,551
,918
11,1667
,47650
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
10,1809
Mean
Upper Bound
12,1524
5% Trimmed Mean
11,0278
Median
12,0000
Variance
5,449
Std. Deviation
2,33437
Minimum
9,00
Maximum
16,00
Range
7,00
Interquartile Range
3,00
Skewness
,653
,472
-,696
,918
11,0000
,63702
Kurtosis
Mean pengamat_3
,57394
7,906
Interquartile Range
pengamat_2
Std. Error
95% Confidence Interval for
Lower Bound
9,6822
Mean
Upper Bound
12,3178
Universitas Sumatera Utara
62
5% Trimmed Mean
11,0648
Median
10,5000
Variance
9,739
Std. Deviation
3,12076
Minimum
5,00
Maximum
16,00
Range
11,00
Interquartile Range
5,00
Skewness
-,112
,472
Kurtosis
-,716
,918
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
a
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
Df
Sig.
pengamat_1
,222
24
,004
,897
24
,018
pengamat_2
,282
24
,000
,795
24
,000
pengamat_3
,239
24
,001
,894
24
,016
a. Lilliefors Significance Correction
Universitas Sumatera Utara
63
Lampiran 9. Output Uji Normalitas Data 3 Pengamat Sesudah Perendaman Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100% Descriptives Statistic Mean
1,8333
95% Confidence Interval for
Lower Bound
1,3250
Mean
Upper Bound
2,3417
5% Trimmed Mean
1,6667
Median
1,5000
Variance pengamat_1
,24574
1,449
Std. Deviation
1,20386
Minimum
1,00
Maximum
6,00
Range
5,00
Interquartile Range
1,00
Skewness
2,142
,472
Kurtosis
5,516
,918
1,8333
,24574
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
1,3250
Mean
Upper Bound
2,3417
5% Trimmed Mean
1,6667
Median
1,5000
Variance pengamat_2
Std. Error
1,449
Std. Deviation
1,20386
Minimum
1,00
Maximum
6,00
Range
5,00
Interquartile Range
1,00
Skewness
2,142
,472
Kurtosis
5,516
,918
1,7083
,25166
Mean pengamat_3 95% Confidence Interval for
Lower Bound
1,1877
Universitas Sumatera Utara
64
Mean
2,2289
Upper Bound
5% Trimmed Mean
1,5278
Median
1,0000
Variance
1,520
Std. Deviation
1,23285
Minimum
1,00
Maximum
6,00
Range
5,00
Interquartile Range
1,00
Skewness
2,283
,472
Kurtosis
5,760
,918
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
a
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
df
Sig.
pengamat_1
,278
24
,000
,704
24
,000
pengamat_2
,278
24
,000
,704
24
,000
pengamat_3
,342
24
,000
,645
24
,000
a. Lilliefors Significance Correction
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 10. Hasil Uji Validitas Data Sebelum Dan Sesudah Dengan Kruskalwallis Antar 3 Pengamat Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
skor sebelum
72
11,194
2,7406
5,0
16,0
skor sesudah
72
1,792
1,1979
1,0
6,0
nama pengamat
72
2,00
,822
1
3
Ranks nama pengamat
N
Mean Rank
indri
24
38,19
karin
24
35,94
astrid
24
35,38
Total
72
indri
24
37,75
karin
24
37,75
astrid
24
34,00
Total
72
skor sebelum
skor sesudah
Test Statistics
a,b
skor sebelum Chi-Square df Asymp. Sig.
skor sesudah
,270
,630
2
2
,874
,730
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: nama pengamat
Universitas Sumatera Utara
66
Lampiran 11. Output Uji Normalitas Data Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Sesudah Direndam dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%. a
Descriptives
kelompok pre
1
Statistic
Mean
11.67
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean
2
Std. Error
Upper Bound
1.054
8.96 14.38
5% Trimmed Mean
11.57
Median
12.00
Variance
6.667
Std. Deviation
2.582
Minimum
9
Maximum
16
Range
7
Interquartile Range
4
Skewness
.759
.845
Kurtosis
.897
1.741
10.17
1.515
Mean 95% Confidence Interval for Lower Bound Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation
Upper Bound
6.27 14.06 10.19 9.00 13.767 3.710
Minimum
5
Maximum
15
Range
10
Interquartile Range
6
Universitas Sumatera Utara
67
Skewness
3
.156
.845
Kurtosis
-.784
1.741
Mean
10.50
.671
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean
Upper Bound
10.50
Median
10.50
Variance
2.700
Std. Deviation
1.643
Minimum
9
Maximum
12
Range
3
Interquartile Range
3 .000
.845
-3.333
1.741
Mean
13.33
.989
95% Confidence Interval for Lower Bound
10.79
Kurtosis
Mean
15.88 13.48
Median
14.50
Variance
5.867
Std. Deviation
2.422
Minimum
9
Maximum
15
Range
6
Interquartile Range
4
Kurtosis 1
Upper Bound
5% Trimmed Mean
Skewness
post
12.22
5% Trimmed Mean
Skewness
4
8.78
Mean
-1.468
.845
1.460
1.741
2.67
.333
Universitas Sumatera Utara
68
95% Confidence Interval for Lower Bound
1.81
Mean
3.52
Upper Bound
5% Trimmed Mean
2.63
Median
2.50
Variance
.667
Std. Deviation
.816
Minimum
2
Maximum
4
Range
2
Interquartile Range
1
Skewness Kurtosis 2
Mean 95% Confidence Interval for Lower Bound Mean
3
Upper Bound
.857
.845
-.300
1.741
2.33
.760
.38 4.29
5% Trimmed Mean
2.20
Median
2.00
Variance
3.467
Std. Deviation
1.862
Minimum
1
Maximum
6
Range
5
Interquartile Range
2
Skewness
2.066
.845
Kurtosis
4.649
1.741
1.33
.211
Mean 95% Confidence Interval for Lower Bound Mean
Upper Bound
.79 1.88
5% Trimmed Mean
1.31
Median
1.00
Variance
.267
Universitas Sumatera Utara
69
Std. Deviation
.516
Minimum
1
Maximum
2
Range
1
Interquartile Range
1
Skewness Kurtosis
.968
.845
-1.875
1.741
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
skor_sebelum
24
100,0%
0
0,0%
24
100,0%
skor_sesudah
24
100,0%
0
0,0%
24
100,0%
diff
24
100,0%
0
0,0%
24
100,0%
Descriptives Statistic Mean
11,194
95% Confidence Interval for
Lower Bound
10,096
Mean
Upper Bound
12,293
5% Trimmed Mean
11,133
Median
11,500
Variance skor_sebelum
Std. Deviation
2,6023
Minimum
7,7
Maximum
16,0
Range
8,3
Interquartile Range
4,2
Kurtosis
Mean 95% Confidence Interval for
,5312
6,772
Skewness
skor_sesudah
Std. Error
Lower Bound
,291
,472
-1,121
,918
1,792
,2423
1,290
Universitas Sumatera Utara
70
Mean
Upper Bound
2,293
5% Trimmed Mean
1,620
Median
1,500
Variance
1,409
Std. Deviation
1,1869
Minimum
1,0
Maximum
6,0
Range
5,0
Interquartile Range
1,0
Skewness
2,374
,472
Kurtosis
6,400
,918
9,4028
,60592
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
8,1493
Mean
Upper Bound
10,6562
5% Trimmed Mean
9,4599
Median
8,8333
Variance diff
8,811
Std. Deviation
2,96840
Minimum
3,00
Maximum
14,33
Range
11,33
Interquartile Range
4,25
Skewness
,032
,472
-,501
,918
Kurtosis
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic
a
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
skor_sebelum
,217
24
,005
,915
24
,046
skor_sesudah
,264
24
,000
,693
24
,000
24
*
,960
24
,433
diff
,140
,200
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 12. Output Uji Non parametrik Wilcoxon Data Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Setelah Direndam dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100%.
Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
skor_sebelum
24
11,194
2,6023
7,7
16,0
skor_sesudah
24
1,792
1,1869
1,0
6,0
Ranks N
Mean Rank 12,50
300,00
b
,00
,00
Negative Ranks
24
Positive Ranks
0
Ties
0
Total
24
skor_sesudah - skor_sebelum
Sum of Ranks
a
c
a. skor_sesudah < skor_sebelum b. skor_sesudah > skor_sebelum c. skor_sesudah = skor_sebelum
Test Statistics
a
skor_sesudah skor_sebelum
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-4,292
b
,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 13. Output Uji ANOVA One Way Perubahan Warna Gigi Antara Keempat Kelompok Perendaman Dalam Ekstrak Buah Apel Manalagi Konsentrasi 100% Descriptives diff N
Mean
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval for Mean Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum
Maximum
Component Variance
15 menit
6
8,6667
3,06232
1,25019
5,4530
11,8804
6,00
14,33
30 menit
6
7,7778
3,39062
1,38421
4,2195
11,3360
3,00
13,00
45 menit
6
9,2222
1,64204
,67036
7,4990
10,9454
7,33
11,00
60 menit
6 11,9444
2,31341
,94444
9,5167
14,3722
8,00
14,00
2,96840
,60592
8,1493
10,6562
3,00
14,33
2,68897
,54888
8,2578
10,5477
,89792
6,5452
12,2604
2
Total
4
9,4028
Fixed Effects Model
Between-
Rando m
2,01996
Effects
Test of Homogeneity of Variances diff Levene Statistic ,399
df1
df2 3
Sig. 20
,755
ANOVA diff Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
58,051
3
19,350
Within Groups
144,611
20
7,231
Total
202,662
23
F 2,676
Sig. ,075
Universitas Sumatera Utara
73
Universitas Sumatera Utara
74
Universitas Sumatera Utara
75
Universitas Sumatera Utara