Jumat, 13 Maret 2009
BACAAN RENUNGAN PAGI
KASIH DI ATAS MESIN PEMOTONG RUMPUT “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”. Amsal 17:17
Beberapa waktu yang lalu harian Washington Post memuat sebuah gambar dari seorang tua dengan janggut yang sudah berwarna putih yang tumbuh di dagunya. Dia mengenakan sebuah topi koboi yang telah dibelinya di Mexico sekitar 15 tahun yang lalu, dengan serangkaian uang peso melingkari puncak topinya. Dan dia didudukkan di atas sebuah mesin pemotong rumput merek John Deere buatan tahun 1966. Kisah yang dicantumkan bersama dengan gambar itu diberi judul “Halaman Rumput dan Jalanan yang berangin.” Kisah itu adalah tentang Alvin Ray Straight, umur 73 tahun, yang mengendarai mesin pemotong rumputnya di sepanjang jalan jalan dari Laurens, lowa, sampai Blue River, Wisconsin, seluruhnya sekitar 250 mil, menderu-deru sepanjang jalan dengan kecepatan 5 mil perjam. Dia membutuhkan waktu selama enam minggu untuk melakukannya. Penyiar-penyiar radio dan para reporter pernah bersamanya sehari di ladang, mengikuti perilaku orangtua yang sudah beruban ini, yang merambah disepanjang jalan-jalan kecil, melewati ladangladang jagung dan padang-padang tempat sapi-sapi digembalakan, membuat mesin pemotong rumputnya menjadi semacam rumah mobil dengan meletakkan tempat tidur dari bahan gabus di atasnya, beberapa selimut dan makanan. Tetapi itu bukanlah suatu komedi. Itu adalah sebuath kisah cinta. Karena ingin menemui saudaranya, Henry yang menderita stroke. Dan apa yang harus dilakukan kalau dia tinggal sejauh 30 mil jaraknya dari terminal bus terdekat(dan takut naik bus), selain dia juga tidak dapat mengendarai mobil lagi, pada hal saudaranya sudah usia 80 tahun dan waktu begitu cepatnya berlalu? Dia menggunakan waktunya selama musim dingin “memikirkan” bagaimana dia dapat melakukan perjalanan itu. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi dengan kekuatannya sendiri, dengan tangannya sendiri di atas roda bermesin. Mesin pemotong rumputnya yang pertama hanya bertahan untuk jarak 30 mil saja sebelum mesinnya meledak. Kemudian dia membeli mesin pemotong rumput merek John Deere, dan mulai lagi. Empat hari perjalanan, sekali lagi dia harus mengganti starter dan generatornya. Sembilan puluh mil kemudian, dia kehabisan uang sama sekali. Tunjangan yang dia terima dari departemen Sosial baru dapat diambil du minggu lagi. Dia berhenti di tepi jalan dan menunggu waktu yang dua minggu itu tiba. Ketika sudah berjalan lagi sejauh 30 mil dan mencapai tepi perbatasan negara bagian Wisconsin, dia dihentikan lagi selama satu minggu oleh karena hujan lebat yang turun. Akhirnya dia tiba juga di tempat tinggal saudara lakinya, yang tinggal di rumah mobil di Blue River. Dia sudah bangkrut dan mengadakan penawaran dengan seorang petani untuk membeli John Deerenya yang sudah mogok. Apa yang membuat Alvin Straight berani melewati jalan-jalan panjang di atas mesin pemotong rumputnya yang bergerak lamban dengan bunyi meletup-letup itu? Dia berkata “ Saya tahu bahwa saya harus mengunjunginya ketika saya mendengar tentang masalah penyakitnya satu tahun yang lalu. Saya harus melihat saudara lelakiku.” Hal itu mengingatkan saya pada saudara lain yang tidak mau diam di rumah saja.
Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi
PEMUDA ADVENT INDONESIA e-mail :
[email protected]