123dok_peran+mahasiswa+terhadap+kebersihan+lingkungan+kampus+++(studi+pada+mahasiswa+fakultas+kesehatan+mas___.pdf

  • Uploaded by: hening
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 123dok_peran+mahasiswa+terhadap+kebersihan+lingkungan+kampus+++(studi+pada+mahasiswa+fakultas+kesehatan+mas___.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 19,338
  • Pages: 92
PERAN MAHASISWA TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Disusun oleh Muhammad Johan Muchlisin Nasution 090901073

DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 1 Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar kebersihan. Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya. Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan. Kata Kunci: Peran, Kebersihan Lingkungan, Kampus

i Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy environment. The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus. To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the Faculty of Social and Political Sciences. The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of cleanliness. Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by providing hygiene facilities

Keywords: Role, Environmental Hygiene, Campus

ii Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………………………………i KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….iii DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...viii DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………………………….xii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………………...xi BAB I.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………………………………………………………...1 1.2. Perumusan Masalah…………………………………………………...6 1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………...6 1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………….......6 1.4.1. Manfaat Teoritis…………………………………………..........7 1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………………………7 1.5. Defenisi Konsep……………………………………………………..8

BAB II.

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Perilaku Sosial……………………………………………...10 2.2. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial…………………………………...12 2.3. Paradigma Defenisi Sosial…………………………………….…....15 2.4. Kepedulian Lingkungan………………...…………………………..17 2.4.1. Perilaku Peduli…………………………………….……..18 iii Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Kepedulian Lingkungan………………………………….18 BAB III.

METODE PENELITAIAN 3.1. Jenis Penelitian…………………………………………………...23 3.2.Lokasi Penelitian…………………………………………………….24 3.3.Unit Analisis dan Informan…………………………………………24 3.4.Teknik Pengumpulan Data………………………………………….25 3.5.Interpretasi Data…………………………………………………..26 3.6. Keterbatasan Data………………………………………………..27

BAB IV.

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara…….28 4.2. Pimpinan Universitas……………………………………………..30 4.3.Sejarah dan Perkembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara …………………………………………………….31 4.3.1. Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara……………………………………………..31 4.3.2. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara………………………………….40 4.4. Profil Informan………………………………………………………58 4.5. Interpretasi Data……………………………………………………..72 4.5.1. Keadaan Kebersihan Lingkungan Kampus Universitas Sumatera Utara………………………………………………72 4.5.1.1. Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara…..73

iv Universitas Sumatera Utara

4.5.1.2. Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara…76 4.5.2. Hubungan Kebersihan Lingkungan Kampus Dengan Kenyamanan Belajar Mahasiswa…………………78 4.5.3. Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik…………………………………81 4.5.3.1. Kesadaran Mahasiswa dalam menjaga Kebersihan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik………………86 4.5.3.2.

Bentuk-Bentuk

Peran

Mahasiswa

Terhadap

Kebersihan

Lingkungan Kampus………………………………..89 4.5.4. Pandangan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kebersihan Yang Disediakan Pihak Universitas Sumatera Utara………..92 4.5.5. Komunitas Mahasiswa Pecinta Lingkungan Di Kampus Universitas Sumatera Utara…………………….96 BAB V.

PENUTUP 5.1. Kesimpulan………………………………………………………….99 5.2. Saran………………………………………………………………100

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

v Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar kebersihan. Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya. Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan. Kata Kunci: Peran, Kebersihan Lingkungan, Kampus

i Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy environment. The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus. To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the Faculty of Social and Political Sciences. The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of cleanliness. Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by providing hygiene facilities

Keywords: Role, Environmental Hygiene, Campus

ii Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampus secara harfiah adalah lapangan atau tegal. Ini di ambil dari bahasa latin yaitu “Campus” yang memilikai arti lapangan. Kemudian di terjemahkan menjadi daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung. Biasanya kampus meliputi ruang kuliah, perpustakaan, penginapan atau asrama bagi murid atau siswa, dan ada tempat untuk dijadikan taman yang digunakan sebagai tempat berdiskusi dan bersosialisasi.

Di Indonesia Kata kampusbiasanya digunakan untuk menyebut sebuah lembaga perguruan tinggi, Intitut perguruan tinggi, sekolah tinggi, Perguruan tinggi atau biasa disebut Universitas. Kata “kampus” juga telah diterapkan pada universitas Eropa, meskipun lembaga tersebut sebagian besar ditandai dengan kepemilikan bangunan individu di daerah perkotaan daripada

seperti

tamanrumput

di

mana

bangunan

ditempatkan.

(http://infokampusonline.com/arti-kampus-dalam-istilah-dan-penerapannya.html)

Berbicara mengenai kampus tentu tidak terlepas dari kenyamanan para mahasiswa dalam melakukan berbagai macam kegiatan seperti perkuliahan, aktifitas kemahasiswaan seperti organisasi dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu tidak terslepas dari peran berbagai pihak yang terlibat dalam kampus tersebut termasuk mahasiswa.

Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, di mana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar untuk meningkatkan 1 Universitas Sumatera Utara

produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi dan mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses pembelajaran berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat belajar siswa. dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan salah satu factor timbulnya minat bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.

Kelestarian lingkungan universitas sematera utara sangat tergantung pada kepedulian masyarakat kampus USU itu sendiri, apakah dapat menjaga dan melestarikannya atau tidak untuk masa depan calon pelajar atau justru hanya memanfaatkan segala fasilitas gedung dan yang lainnya sebagai fasilitas belajar saja. Kenyataan di lapangan memperlihatkan kondisi lingkungan kampus yang kurang tertata dengan baik. Hal itu terlihat dari kondisi beberapa fasilitas kampus yang kurang layak untuk di pergunakan seperti toilet kampus dan taman kampus. Kampus merupakan tempat bagi para mahasiswa meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu dan sudah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa/i. Seperti yang kita ketahui kenyamanan dalam menuntut ilmu tak lepas dari faktor lingkungan yang bersih dan sehat. Maka akan terasa lebih baik bila dalam proses perkuliahan kenyamanan kita tidak terganggu oleh bau yang tidak sedap yang berasal dari toilet karena toilet bersampingan dengan ruang belajar, selain itu indera penglihatan kita akan terasa lebih nyaman bila di sekeliling kita tidak terdapat sampah yang berserakan di lantai ( sampah = kertas, tissu ) Kenyamanan dalam belajar sangat menentukan konsentrasi kita menerima pelajaran. Konsentrasi akan terganggu bila kita merasa tidak nyaman. 2 Universitas Sumatera Utara

Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i, bukan hanya mahasiswa tapi dosen juga menginginkan hal tersebut.Lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan.Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini rela tempat hidupnya dikotori (dicemari). Namun apa yang terjadi saat ini, apakah masih ada harapan untuk hidup sehat?, jika tidak diimbangi dengan perilaku yang ramah lingkungan. Sampah kertas dan plastik yang merupakan jenis sampah anorganik masih banyak berserakan di lingkungan kampus, dan akan mengganggu kenyamanan kita bersama. Lingkungan kampus harus terus dan tetap dijaga kebersihan dan keteraturannya guna menyadarkan manusia - manusia berpendidikan yang tidak ramah terhadap lingkungan hidup sehingga lingkungan idaman kita dapat terwujud dan tercipta kenyamanan dalam proses perkuliahan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan langkah yang tepat untuk mengatasi pencemaran yang terjadi di kampus kita.dimulai dari diri kita sendiri selaku mahasiswa/i yang peduli terhadap lingkungan. Lingkungan merupakan tempat di mana manusia hidup, yang mana merupakan salah satu elemen kehidupan.Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup, cara berprilaku, pola pikir, bahkan kepribadian. Di dalam lingkungan di mana manusia hidup terdiri dari berbagai elemen, yang merupakan faktor pembentuk lingkungan, diantaranya yaitu, masyarakat.Masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai individu manusia yang saling berinteraksi

dan

mempunyai

suatu

tujuan

tertentu.Interaksi

antar

individu

tersebut

mengakibatkan suatu hubungan kekerabatan yang dapat dijadikan suatu sarana komunikasi dalam rangka membentuk suatu himpunan kemasyarakatan.Lingkungan merupakan tempat hidup manusia.Oleh karena itu sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan tempat tinggal menjadi senyaman mungkin, sehingga dapat menimbulkan suatu keselarasan bagi individu yang 3 Universitas Sumatera Utara

mendiaminya. Salah satu cara untuk menjaga kenyamanan lingkungan yaitu dengan cara mencanangkan dan memprioritaskan kebersihan, baik itu kebersihan individu, kebersihan kampus maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal. Lingkungan yang sehat juga penting untuk tempat-tempat pendidikan seperti kampus. Terciptanya lingkungan sehat di area kampus akan memberikan suasana nyaman dan pembelajaran menjadi optimal bagi para mahasiswa. Dalam jangka panjang, lingkungan yang sehat akan menghasilkan kinerja para staf meningkat dan prestasi mahasiswa juga demikian. Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa.Adanya gerakan sadar lingkungan harus dimulai dari masingmasing mahasiswa. Kesadaran akan berperilaku sehat akan berdampak dalam perwujudan program ini. Sehat yang dimaksudkan disini adalah sehat rohani, sehat jasmani, sehat intelektual, sehat lingkungan, dan sehat sosial. Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan sehat. Oleh sebab itu peneliti tertarik apakah mahasiswa berperan aktif dalam menjaga kebersihan kampus demi kenyamanan bersama sehingga peneliti mengangkat judul : “Peran Mahasiswa Terhadap Kerbersihan Lingkungan Kampus USU”. 1.2Perumusan Masalah

4 Universitas Sumatera Utara

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting kerena langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan di cari melalui penelitian (Soehartono, 2008: 23).Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba menarik suatu permasalahan. Maka hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian (Bungin, 2008:75). Maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus.

1.4 Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan haruslah memiliki manfaat yang jelas, baik manfaat secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

5 Universitas Sumatera Utara

1.4.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pemahaman, serta sumbangan bagi mahasiswa hingga dapat menambah wawasan ilmiah. Selain itu juga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang sosiologi lingkungan.

1.4.2.Mafaat Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah. selain itu penelitian ini juga dapat memperkaya wawasan peneliti tentang lingkungan. b. Bagi mahasiswa, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk kenyamanan bersama dalam melakukan berbagai aktifitas perkuliahan.

1.5 Defenisi Konsep

Untuk memperjelas maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam penelitian ini maka peneliti membatasi konsep-konsep yang digunakan.pemberian batasan konsep ini diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian bersangkutan seerta dalam menginterpretasikan hasil penelitian (Sanafiah Faisal 1998: 107). Adapun pendefenisian konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

6 Universitas Sumatera Utara

a. Peranan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan keikutsertaan mahasiswa dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara b. Kebersihan lingkungan kampus dalam penelitian ini adalah keindahan, kenyamanan, dan kerapian lingkungan tempat mahasiswa belajar dan beraktifitas di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. c. Prilaku mahasiswa dalam penelitian ini adalah perilaku mahasiswa yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan dalam penelitian ini khusunya kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. d. Peduli lingkungan dalam penelitian ini adalah peduli lingkungan mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7 Universitas Sumatera Utara

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain yang akan selalu menghasilkan hubungan timbal balik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat dan melaksanakan hak dan kewajiban yang harus ditunaikan. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial. Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam melakukan kerjasama, ada orang yang melakukannya diatas kepentingan pribadinya, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabar dan hanya ingin mencari untung sendiri.

8 Universitas Sumatera Utara

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk social (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya termasuk didalamnya kenyamanan ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan. Pada perkembangan menjuju kedewasaan, interaksi social diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual.Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi social, maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial.Potensi-potensi yang dimiliki seseorang dapat diketahui dari perilaku kesehariannya.Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku social.Pembentukan perilaku social seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Pada aspek eksternal situasi social memegang pernanan yang cukup penting.Situasi sosial diartikan sebagai setiap situasi dimana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain (W.A. Gerungan, 1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial bisa dikatakan sebagai situasi social. Contoh situasi sosial misalnya di lingkungan pembelajaran seperti kampus, sekolah akademi ataupun pasar dankegiatan saat rapat. 2.2Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial Bentuk dan perilaku social seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. Sedangkan sikap social dinyatakan oleh cara kegiatan yang sama dan berulang terhadap obyek social yang menyebabkan terjadinya cara tingkah laku yang dinyatakan berulang terhadap salah satu obyek social (W.A. Gerungan, 1978:151-152). Berbagi bentuk dan jenis perilaku social seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau cirri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain maupun dengan 9 Universitas Sumatera Utara

lingkungan. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku social seseorang yang menjadi anggota kelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok lainnya. Perilaku social dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu : 1.

Kecenderungan Perilaku Peran a) Sifat pemberani dan pengecut secara social. Orang yang memiliki sifat pemberani, biasanya akan suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya. b) Sifat berkuasa dan sifat patuh, orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku social, biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan keras, suka member perintah dan memimpin langsung. Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku social yang sebaliknya. c) Sifat inisiatif secara social dan pasif. Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka member masukan atau saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara social ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif. d) Sifat mandiri dan tergantung. Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan oleh diri sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara sendiri, tidak suka berusaha mencari nasihat atau

10 Universitas Sumatera Utara

dukungan dari orang lain, dan secara emosional cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku social sebaliknya. 2.

Kecenderungan Perilaku dalam Hubungan Sosial a) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya suka mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain. b) Suka bergaul dan tidak suka bergaul.Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan social yang baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan perilaku sebaliknya. c) Sifat ramah dan tidak ramah.Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang, dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya. d) Simpatik dan tidak simpatik.Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.

3.

Kecenderungan Perilaku Ekspresif a) Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama).Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan social sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang tidak suka bersain menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya. 11 Universitas Sumatera Utara

b) Sifat agresif dan tidak agresif.Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku sebaliknya. c) Sifat kalem atau tenang secara social.Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton orang. d) Sifat suka pamer atau menonjolkan diri.Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

2.3 Paradigma Defenisi Sisoal Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber (1864-1920) menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.

Bagi Weber ciri yang mencolok dari hubungan-hubungan sosial adalah kenyataan bahwa hubungan-hubungan

tersebut

bermakna

bagi

mereka

yang

mengambil

bagian

didalamnya.Melalui analisis kenyataan tindakan manusialah kita memperoleh pengetahuan mengenai ciri dan keanekaragaman masyarakat manusia.Perfektif kontruktifisme beranggapan bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam.Manusia selalu bertindak sebagai agen dengan bertindak mengkonstruksi realitas sosial.

12 Universitas Sumatera Utara

Sosiologi bagi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial, perilaku sosial terjadi dikarenakan pergeseran kearah kenyakinan, motivasi dan tujuan dari anggota masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Pada halaman pertama bukunya Wirtschaft und Gesellschaft (Economy and society),ia menuliskan bahwa sosiologi; “eine wissenchaft, welche

soziales handeln deutend versthen und dadurch in seinen wirkungen ursachlich arklaren will”. Artinya ilmu yang bertujuan untuk memahami perilaku sosial melalui penafsirannya, dan dengan itu menerangkan jalan perkembangannya dan akibat-akibatnya menurut sebab-sebabnya. Sedangkan tujuan interpretatif dari tindakan sosial adalah untuk sampai pada penjelasan kausal mengenai berbagai peristiwa beserta akibatnya.

Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial.

Pola perilaku khusus yang sama mungkin bisa sesuai dengan kategori-kategori tindakan sosial yang berbeda dalam situasi yang berbeda, tergantung pada orientasi subjektif dari individu yang terlibat. Jabatan tangan mungkin suatu ungkapan persahabatan yang spontan, mungkin mencerminkan kebiasaan, atau menunjukan persetujuan usaha dagang antara orang yang tidak memiliki hubungan sosial yang lain. Tindakan sosial hanya dapat dimengerti menurut arti subjek dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu.

Weber menganjurkan melalui penafsiran dan pemahaman (interpretave understhanding) atau dengan terminologi vestehen dan harus memahami motif tindakan aktor.Tekanan vestehen untuk 13 Universitas Sumatera Utara

memperoleh data yang valid tentang arti-arti subjektif tindakan sosial. Bagi Weber, istilah ini, tidak sekedar introspeksi. Introspeksi memberikan pemahaman atau motif sendiri atau arti subjektif, tidak cukup memahami arti-arti subjek tindakan orang lain. Sebaliknya apa yang diminta adalah empati kemampuan untuk menempatkan kerangka diri untuk berfikir kerangka orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi-situasi dan tujuannya mau dilihat dalam perfektif itu. Sosiologi sebagai cara pandang dengan metode vestehen menjadikan sosiologi menjadi cara pandang yang melakukan pembongkaran terhadap yang terkandung dari tindakan. 2.4 Kepedulian Lingkungan 2.4.1 Prilaku Peduli

Pembahasan mengenai perilaku peduli mengambil beberapadefinisi yang disadur dari beberapa sumber, sehingga penggunaan kataperilaku peduli atau kepedulian sedikit berbeda satu sama lainnya namuntetap memiliki arti yang sama. Gea, dkk (2002) menggunakan isitilahkepedulian sosial, sedangkan Baswardono (2010) dan Schiller, dkk (2002)menggunakan istilah kepedulian.Definisi pertama dari perilaku peduli atau kepedulian sosial adalahsuatu bentuk keterlibatan antara satu pihak ke pihak lainnya dalammerasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain, baiksuka maupun duka. Kepedulian sosial tidak hanya sebatas pada hubungan timbal balik antar manusia melainkan juga kepada lingkungan sosial agar tercipta kenyamanan dan ketentraman dalam lingkungan masyarakat.

2.4.2 Kepedulian Lingkungan

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhiperkembangan dan tingkah laku makhluk hidup (KBBI 2005:877).Segala sesuatuyang ada di sekitar manusia yang 14 Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi perkembangankehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung jugamerupakan pengertian lingkungan.Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1) daerahtempat suatu makhluk hidup berada; 2) keadaan atau kondisiyang melingkupi suatu makhluk hidup; 3) keseluruhan keadaanyang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhlukhidup (Bahrudin, 2009:11). Menurut Undang Undang RI No. 4 tahun 1982, tentangKententuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup danUndang-Undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang PengelolaanLingkungan Hidup, dikatakan bahwa: Lingkungan hidup adalahkesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, danmakhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dankesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Otto Soemarno, seorang pakar lingkungan mendefinisikanlingkungan hidup sebagai berikut: lingkungan adalah jumlahsemua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempatiyang mempengaruhi kehidupan kita (Harum, 1993:6) .Pengertian lingkunganhidup menurut S. J. McNaughton dan Larry L. Wolf adalahsemua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi manusia.

Menurut Emil Salim (1985) dalam bukunya: LingkunganHidup dan Pembangunan, menyatakan bahwa lingkungan hidupadalah segala benda, daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yangterdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-halyang hidup termasuk kehidupan manusia (Amos, 2008:27). Lingkungan hidupmenurut Mohamad Soerjani dan Surna T. Djajadiningrat (1985)dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan pokoknya adalahekologi, serta dengan mempertimbangkan disiplin lain, terutamaekonomi dan geografi.Berdasarkan pendapat tokohtokoh diatas, maka harus adanya pemahaman yang seimbang tentangprinsip dan konsep dasar,

15 Universitas Sumatera Utara

serta saling keterkaitan antara ekologi,ekonomi dan geografiuntuk mewujudkan lingkungan hidupyang selaras.

Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh beberapa faktor.Pertama, jenis dan masingmasing jenis unsur lingkungan hiduptersebut.Kedua, hubungan atau interaksi antar unsur dalamlingkungan hidup itu.Ketiga, kelakuan atau kondisi unsurlingkungan hidup.Keempat, faktor non-materiil suhu, cahaya dankebisingan (Otto, 1994:53). Faktor-faktor inilah yang menentukan lingkunganhidup akan menjadi lebih baik atau akan menjadi lebih buruk.Untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, antara faktorlingkungan dan lingkungannya haruslah seimbang. Dengan pekaatau sadar terhadap lingkungan, maka lingkungan akan menjadilebih baik serta dapat memberikan sesuatu yang positif yangdapat kita manfaatkan dengan baik.

Dari berbagai pengertian lingkungan yang sama itu perludisadari bahwa pengelolaan oleh manusia sampai saat ini tidaksesuai dengan etika lingkungan. Etika lingkungan sangatdibutuhkan untuk menyeimbangkan alam semesta, sementara itumanusia beranggapan bahwa manusia bukan bagian dari alamsemesta sehingga manusia secara bebas mengelolanya bahkansampai merusak lingkungan hidup.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikanilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika adalahsebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan normadalam menentukan perilaku manusia(Najmuddin, 2005:22). Etika lingkunganmerupakan kebijakan moral manusia dalam berhubungan denganlingkungannya.Etika lingkungan sangat diperlukan agar setiapkegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secaracermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.Di dalam etika lingkungan terdapat prinsip-

16 Universitas Sumatera Utara

prinsip yangdigunakan. Adapun prinsip-prisip etika lingkungan menurut SonyKeraf antara lain(Prabang, 2011:8) :

a. Sikap hormat terhadap alam b. Prinsip tanggung jawab c. Solidaritas kosmis d. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam e. Tidak merugikan f. Hidup sederhana dan serasi dengan alam g. Keadilan h. Demokrasi i. Integritas moral Hakikat Kepedulian terhadap

lingkungan adalah prilaku sangat

peduli

atau sikap

mengindahkan.Makadapat disimpulkan bahwa kepedulian lingkungan adalah peka danpeduli terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitardan senantiasa memperbaiki bila terjadi pencemaran atauketidakseimbangan.Kepedulian terhadap lingkungan hidup dapat ditinjaudengan dua tujuan utama: pertama, dalam hal tersedianyasumber daya alam, sampai sejauhmana sumber-sumbertersebut secara ekonomik menguntungkan untuk digali dankemudian dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan gunamembiayai kegiatan pembagunan. Kedua, jika kekayaanyang dimiliki memang terbatas dan secara ekonomik tidakmenguntungkan untuk digali dan diolah, maka untukselanjutnya strategi apa yang perlu ditempuh untukmemenuhi kebutuhan dan tuntutan pembagunan bangsayang bersangkutan (Najmuddin, 2005:28).

17 Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati. Pendekatan kualitatif juga dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) misalnya tentang perilaku, tindakan motivasi dan lain-lain (Moleong, 2006:6). Menurut (Nawawi, 1995:2), ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1. Sumber data dalam kondisi sewajarnya 2. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif berupa uraian-uraian atau kalimat-kalimat yang menginformasikan mengenai keadaan sebagaimana adanya sumber data dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. 3. Dalam penelitian kualitatif baik proses maupun hasil sama pentingnya. 4. Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal dan selama proses penelitian berlangsung. 3.2 Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi lokasi lokasi penelitian adalah di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara . Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena melihat kondisi lingkungan kampus khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang mana peneliti melihat kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan kampus semakin berkurang. 18 Universitas Sumatera Utara

3.3. Unit analisis dan informan Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 1999:132). Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah para siswa dan guru yang dianggap berkompeten untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007 : 76). Adapun informan dalam penelitian ini adalah : 1) Mahasiswa stambuk 2014 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2) Mahasiswa stambuk 2014 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang aktif di organanisasi Lingkungan.

3.4 Tekhnik pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dapat di bedakan atas dua bagian yaitu data primer dan data sekunder : 1. Data primer Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara : a) Observasi, yaitu pengamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan hasil wawancara. Observasi dalam penelitian peneliti hanya melihat setiap tindakan atau kegiatan dari setiap

19 Universitas Sumatera Utara

para infoman ketika melakukan wawancara di lokasi penelitian tanpa ikut terlibat langsung didalam pekerjaan yang mereka laksanakan setiap harinya. b) Wawancara mendalam, yaitu peneliti melakukan Tanya jawab secara langsung dengan para informan. Agar wawancara terarah maka digunakan instrument guide atau pedoman wawancara yang berupa urutan-urutan daftar pertanyaan sebagai acuan bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. c) Dokumentasi, dilakukan dengan menggunakan kamera foto untuk mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi serta aktivitas masyarakat atau perilaku para mahasiswa ketika beraktivitas.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan, pencatatan dokumen yaitu dengan cara mengumpulkan data mengambil referensi, dokumen, majalah, jurnal dan bahan dari situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah interpretasi data.Ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan dengan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran yang berguna untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Analisa data ditandai dengan pengoalahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik secara pengamatan, wawancara ataupun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan

20 Universitas Sumatera Utara

ditelaah kemudian tahap selanjutnya adalah mereduksi data yaitu melalui pembuatan abstrtaksi yang merupakan usaha membuat rangkuman inti.

3.6 Keterbatasan Penelitian Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksaan penelitian ini adalah : 1. Faktor internal, merupakan kendala-kendala yang berasal dari dalam peneliti yang meliputi keterbatasan waktu peneliti dan sedikitnya literatur. Dalam hal ini peneliti belum dapat mendeskripsikan penelitian ini secara komprehensif dan mendalam sehingga penyajian data dan analisis masih belum maksimal. 2. Faktor eksternal, merupakan kendala yang berasal dari luar selama proses penelitian, seperti kurangnya pemaksimalan dalam memawancarai informan dan susahnya utuk mencari waktu yang pas bagi para informan untuk bersedia diwawancarai.

21 Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera utara Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota). Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini. Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal 22 Universitas Sumatera Utara

berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Tanggal 20 Agustus 1952 telah ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun. Kemudian 2 tahun berikutnya fakultas yang ada kemudian bertambah dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956). Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Dan seiring dengan berjalannya Universitas Sumatera Utara terus melakukan penambahan fakultas seperti Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007), Fakultas Psikologi (2008), dan Fakultas Keperawatan (2009). Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006). Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan 23 Universitas Sumatera Utara

Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU. 4.2 Pimpinan Universitas Adapun pimpinan universitas dari tahun 1958 – sekarang adalah : 1957-1958

Prof. Dr. Ahmad Sofian, Presidium

1958-1962

Z. A. Soetan Koemala Pontas, Ketua Presidium

1962-1964

Prof. Mr. Mahadi, Ketua Presidium

1964-1965

Ulung Sitepu, Presidium

1965-1966

Drg. Nazir Alwi, Rektor

1966 (Mei-Nov)

Prof. Dr. S. Hadibroto, M.A., Pejabat Rektor

1966-1970

Dr. S. Harnopidjati, Rektor

1970-1978

Harry Suwondo, SH, Rektor

1978 (Mei-Juli)

O. K. Harmaini, SE, Ketua Rektorium

1978-1986

Dr. A. P. Parlindungan, SH, Rektor

1986-1994

Prof. M. Jusuf Hanafiah, Rektor

24 Universitas Sumatera Utara

1994-2010

Prof. Chairuddin P. Lubis, D.T.M.&H., Sp.A.(K), Rektor

2010-2015

Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A.(K)

4.3 Sejarah dan Perkembangan Fakultas Kesehatan Masyrarakat Dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4.3.1 Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1982 di Indonesia baru didapati 2 (dua) buah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yaitu FKM UI di Jakarta (1965) dan FKM UNHAS di Ujung Pandang (1982). Pada saat itu kedua FKM tersebut belum mampu menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sejumlah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia. Oleh sebab itu dirasa perlu untuk menambah FKM di Indonesia yang lokasinya tersebar yaitu dengan mendirikan 3 (tiga) FKM lainnya yang menyebar di seluruh tanah air yaitu FKM UNAIR di Surabaya, FKM UNDIP di Semarang dan FKM USU di Medan. Pada 1 Juni 1983 tiba di Medan dr. Does Sampoerno, MPH sebagai tim “Consortium Health Sciences (CHS)” untuk menjajaki kemungkinan dan perencanaan berdirinya FKM USU di Medan. Tim tersebut bertemu dengan Rektor USU, Pimpinan Fakultas Kedokteran USU, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK USU, Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka BKKBN Provinsi Sumatera Utara dan akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa dengan dukungan berbagai instansi, Universitas Sumatera Utara bersedia dan sanggup merencanakan pemkaan 25 Universitas Sumatera Utara

suatu Fakultas Kesehatan Masyarakat.Hal tersebut juga mengingat bahwa potensi di USU baik staf pengajar tetap maupun tidak tetap sudah cukup. Juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No 27 tahun 1981 Bab III tentang Penataan Fakultas pada Universitas Negeri dimana dijelaskan bahwa Fakultas Kedokteran dapat dikembangkan menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Untuk merealisasikan proses berdirinya FKM ini maka oleh Rektor USU, Prof. Dr. A.P. Parlindungan, SH dibentuk Panitia Pembentukan Fakultas Kesehatan Masyarakat yang diketuai oleh dr. Bachtiar Fanani Lubis selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU dengan SK No. 334/PT05/SK/C.83 tertanggal 22 September 1983. Berbagai rekomendasi yang menyokong berdirinya FKM USU adalah dari Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka BKKBN Propinsi Sumatera Utara, Ketua DPRD Kotamadya Medan dan Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Sejak saat itu dimulailah berbagai kegiatan baik yang bersifat regional maupun nasional. Kegiatan yang dilakukan dalam menyongsong berdirinya FKM USU antara lain berupa penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun FKM USU, penyusunan kurikulum, penambahan dan peningkatan mutu staf pengajar yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar negeri, penyediaan fasilitas dan sarana, dan melaksanakan berbagai seminar dan lokakarya. Pada tanggal 27 Agustus 1984 Rektor USU mengirimkan surat Nomor : 8523/PT05/C.84 kepada Dirjen Dikti Depdikbud tentang permintaan izin pembukaan FKM USU di Medan.Pada tanggal 26 s/d 30 September 1984 diadakan Semiloka Nasional Kurikulum S1 Kesehatan Masyarakat di Malino,

Sulawesi

Selatan

dengan

tujuan

menyeragamkan

kurikulum

secara

garis

besar.Selanjutnya tanggal 13-15 Desember 1984 di Bandungan Semarang dilaksanakan Semiloka Nasional Pengelolaan FKM dan telah disepakati bersama bahwa untuk ketiga Program Studi Kesehatan Masyarakat yang baru untuk sementara waktu sebelum dibukanya FKM USU, FKM UNDIP, dan FKM UNAIR maka Fakultas Kedokteran masing-masing dipercayakan mengelola

26 Universitas Sumatera Utara

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat (PSKM). Dasar pembukaan PSKM FK USU adalah SK Dirjen Dikti Depdikbud No. 11/Dikti/Kep/1985 tanggal 20 Maret 1985 tentang Pembukaan Program Studi Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada tanggal 9 April 1985 Rektor USU dengan SK No. 186/PT05/ SK/C.85 telah membentuk tim Pengelola Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU dengan susunan :

Penanggung jawab

: dr. Bachtiar Fanani Lubis

Ketua

: dr. Rozaini Nasution, SKM

Sekretaris Bidang Akademis

: dr. Nasap Sembiring, SKM

Sekretaris Bidang Adm. & Keuangan : dr. Zainal Rasyid, SKM

Sekretaris Bidang Kemahasiswaan

: dr. David H. Simanjuntak

Pada tanggal 31 Juli 1985 Rektor USU meresmikan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU (PSKM FK-USU). Kurikulum Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat disesuaikan dengan kurikulum Program Pendidikan Sarjana Bidang Kesehatan Masyarakat (SK Dirjen Dikti DepDikBud RI No.26/DJ/Kep/1983).Pada tahun akademik 1985/1986 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU (PSKM FKUSU) menerima mahasiswa sebanyak 18 orang dari lulusan Akademi (Perawat, Penilik Kesehatan dan Gizi) dan mereka ini telah menyelesaikan studinya pada tanggal 1 Agustus 1987. Pada tahun akademik berikutnya 1986/1987 diterima pula 17 orang mahasiswa lulusan akademi.

27 Universitas Sumatera Utara

Pada tahun akademik 1987/1988 mulai menerima mahasiswa lulusan SLTA melalui ujian SIPENMARU. Jumlah mahasiswa yang diterima pada tahun akademik tersebut adalah 58 orang, 38 orang lulusan SLTA dan 20 orang lulusan Akademi. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0376/O/1993 tanggal 21 Oktober 1993 tentang pembukaan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada Universitas Sumatera Utara berdirilah FKM USU sebagai fakultas ke-10 di Universitas Sumatera Utara. Peresmian pembukaan dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 25 Januari 1994. Semula Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat menggunakan fasilitas gedung Fakultas Kedokteran USU berupa ruang kuliah, ruang komputer, ruang baca, dan ruang diskusi. Pada tahun 1988 secara keseluruhan Program Studi telah pindah ke gedung baru yang luasnya 2400 m2. Pada tahun 1996 FKM-USU mendapat tambahan gedung baru tiga lantai dengan luas 2400 m2, sehingga total luas gedung FKM-USU menjadi 4800 m2.Terhitung sejak 12 Januari 2009 ruang baca FKM USU dipindahkan dari lantai III ke lantai I gedung B dan berubah menjadi Pustaka Pusat USU Cabang FKM USU, dengan demikian pengelolaan dan fungsinya sudah sama dengan Pustaka Pusat USU. Disamping itu pada tanggal 17 Agustus 2009 telah diresmikan sarana belajar terbuka yang disebut dengan ”Sanggar Akademik” dengan luas 200 m2. Sejak tahun akademik 1985/1986 selama 10 tahun PSKM FK USU/FKM USU melaksanakan kurikulum yang disusun pada Semiloka Nasional Kurikulum S1 Kesehatan Masyarakat di Malino Sulawesi Selatan. Mulai tahun akademik 1996/1997 FKM USU melaksanakan kurikulum yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0310/U/1994 tanggal 30 November 1984 tentang kurikulum yang berlaku secara nasional bagi Program Sarjana Ilmu Kesehatan. Terhitung sejak tahun akademik 2006/2007 setelah

28 Universitas Sumatera Utara

pendapat persetujuan dalam rapat Dewan Pertimbangan Fakultas (DPF) tanggal 9 Mei 2006, diikuti dengan keluarnya Keputusan Rektor USU Nomor : 888/JO5/SK/PP/ 2006 tanggal 20 Juni 2006 tentang Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas Ekstensi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan Keputusan Rektor USU Nomor : 889/JO5/SK/PP/2006 tanggal 20 Juni 2006 tentang Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas Reguler dan Reguler Mandiri pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. FKM USU mulai melaksanakan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), merujuk pada Pasal 37 ayat (2), Pasal 38 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Dengan terbitnya SK Rektor USU Nomor. 929/H5.1.R/SK/PRS/2009 tanggal 11 Mei 2009 tentang Pembentukan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenjang Program Doktor (S3) Universitas Sumatera Utara yang dalam ketetapannya membentuk Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat jenjang Program Doktor (S3) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, kemudian diikuti dengan SK Rektor USU Nomor 1465/H5.1.R/SK/SDM/2009 tanggal 12 Agustus 2009 tentang Pengangkatan Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister (S2) dan Doktor (S3) Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, SK Rektor USU Nomor. 1535/H5.1.R/SK/PRS/ 2009 tanggal 18 Agustus 2009 tentang Penetapan Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat menjadi Program Studi (S-2) Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dengan demikian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara saat ini mengelola

29 Universitas Sumatera Utara

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Strata-1 (Kode PS : 13-201), Strata-2 (Kode PS : 13101) dan Strata-3 (Kode PS : 13-001). Sebagai tidak lanjut Evaluasi Diri terkait dengan Akreditasi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Strara-1 yang telah disampaikan kepada BAN PT DepDikNas, juga telah dikunjungi oleh tim asesor BAN PT pada bulan Juli 2009 telah dilaksanakan Lokakarya Evaluasi Kurikulum dengan topik“Penyempurnaan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi” pada tanggal 2829 Juli 2009 bertempat di Hotel Sibayak, Berastagi. Evaluasi kurikulum terus berlanjut di kampus FKM USU sampai telaah dan kajian secara substansi dan komprehensif menghasilkan kurikulum yang tepat dan bisa diterapkan sebagai instrumen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hasil reakreditasi Program Studi (S1) Kesehatan Masyarakat telah diperoleh berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor : 027/BAN-PT/AkXII/S1/IX/2009 tentang Status, Peringkat dan Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan Tinggi, tanggal11 September 2009, dengan nilai B. Selama masih berstatus Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK USU dipimpin oleh Prof. dr. Rozaini Nasution, SKM sebagai Ketua Program Studi, dan pada tanggal 10 Februari 1994 beliau dilantik sebagai Dekan FKM-USU yang pertama untuk periode 1994-1997. Pada tanggal 7 Juni 1997 dilantik dr. Achsan Harahap, MPH sebagai Dekan FKM-USU yang kedua untuk periode 1997-2000 (periode pertama), dan pada tanggal 10 Juni 2000 dr. Achsan Harahap, MPH kembali dilantik untuk periode 2000-2004 (periode kedua), selanjutnya periode Dekan dr. Achsan

Harahap,

MPH

diperpanjang

sesuai

dengan

SK

Rektor

USU

Nomor

630/JO5/SK/KP/2004, tanggal 19 Mei 2004 sebagai penyesuaian atas perubahan status PTN USU menjadi PT BHMN USU. Pada hari Selasa, 28 Juni 2005 dr. Ria Masniari Lubis, MSi dilantik oleh Rektor USU sebagai Dekan FKM USU periode 2005-2010 dengan SK Nomor

30 Universitas Sumatera Utara

759/JO5/SK/KP/2005, tanggal 23 Juni 2005. Sejak bulan Juli 2010 Dekan FKM USU digantikan

Dr.

Drs.

Surya

Utama,

M.S

berdasarkan

SK

Rektor

USU

Nomor

2048/H5.1.R/SK/SDM/2010, tanggal 7 Juli 2010.

DEKAN FKM USU

1.

Prof. dr. Rozaini Nasution, SKM (1994-1997)

2.

dr. Achsan Harahap, MPH (1997-2004)

3.

dr. Ria Masniari Lubis, Msi (2005-2010)

4.

Dr. Drs. Surya Utama, M.S (2010-2015)

VISI

Menjadi Fakultas Unggulan untuk Pengembangan Tenaga Kesehatan Masyarakat di Tingkat Nasional pada Tahun 2019 MISI

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu, teknologi, seni dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat 2.

Memperluas partisipasi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan modernisasi cara

pembelajaran dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional. 31 Universitas Sumatera Utara

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu, teknologi, seni dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional. TUJUAN

1. Menghasilkan sarjana, magister, dan doktor untuk menjadi anggota masyarakat yang bermoral, memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam bidang kesehatan masyarakat yang berbasis industri, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bidang kesehatan masyarakat yang berbasis industri, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di tingkat nasional. 3.

Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat secara

berkelanjutan untuk menempati posisi unggul dalam persaingan dan kerjasama global dalam bidang kesehatan masyarakat. 4.

Mendukung pembangunan kesehatan masyarakat dengan berperan sebagai kekuatan

konseptual dan moral yang mandiri di tingkat nasional. 4.3.2 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen

32 Universitas Sumatera Utara

dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi , dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979. Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai

tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya

diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan „embrio‟ (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.

33 Universitas Sumatera Utara

Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. Dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan tersebut diangkatlah Saudara Drs. M. Adham Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982 Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP USU belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada. Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU. Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU

34 Universitas Sumatera Utara

tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. tujuan dari pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham Nasution sebagai pPejabat Sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83. sedangkan Pejabat Sementara Para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah: 1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, S.H. 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren Pada Tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada FISIP USU adalah sebanyak 73 orang. Pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administarsi FISIP USU dipindahkan ke Gedung Biro Rektor USU Lantai I, yang sekarang merupakan Gedung Pusat Komputer yang terletak di Jalan Universitas Kampus USU. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981. Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas Kampus USU Medan. Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu: 1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

35 Universitas Sumatera Utara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi. Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua jurusan yang ada. Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah mahasiwa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang. Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan masa periode 1983-1986. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut: 1. Pembantu Dekan I : Dra. Arnita Zainuddin

36 Universitas Sumatera Utara

2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K. Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU. Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut. Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi. Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10 orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada 8 Maret1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU. Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah sebanyak 36 orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu Komunikasi. Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah 37 Universitas Sumatera Utara

Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas Belajar untuk mengikuti perkuliahan pada jenjang strata-I atau Sarjana. Pada tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26 orang. Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan yaitu Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 163/PTO5/SK/Q.86 tanggal 14 Mei 1986. Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU, kecuali mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra USU sampai selesai pendidikannya. Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 375 orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas Belajar. Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU, maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan FISIP USU. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat kembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua kalinya yaitu periode 1986-1989. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut: Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto 38 Universitas Sumatera Utara

Pada Tahun Akademi 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan yaitu Ilmu Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi. Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak 205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51 orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 241 orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang. Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207 orang yang kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141 orang. Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal selama 2 periode. Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya secara voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I.2/C/1990, tanggal 14 Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1990-1993. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

39 Universitas Sumatera Utara

Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah sebanyak 135 orang. Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 108 orang. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A2.I2/C/1993 tanggal 20 Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa periode 19931996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya sebagai berikut: Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto Pemabntu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 51141/A2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para pembantunya: Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara 40 Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU tlah berakhir. Drs. Amru Nasution sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang selanjutnya diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 1998/JO5/KP/1999 tanggal 9 Desember, Drs. Subilhar, MA diangkat sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1999-2003. Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 30 agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut. Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU. Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas – Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut: 1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi

41 Universitas Sumatera Utara

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (DI) dan Program Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153 orang. Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa. Selang tujuh tahun tepatnya tahun 2009 terjadi penambahan Program Studi Jurusan Administrasi Bisnis/Niaga Hingga sekarang ini pada tahun akademik 2013/2014 Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU mempunyai 8 (delapan) jurusan, yaitu: 1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi 5. Jurusan Antropologi 6. Jurusan Ilmu Politik 7. Jurusan Administrasi Perpajakan 8. Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

42 Universitas Sumatera Utara

Adapun struktur kepemimpinan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik adalah : Dekanat Dekan

: Prof.Dr.Badaruddin, M.Si

Pembantu Dekan

: Drs.Zakaria, MSP

Pembantu Dekan II

: Dra. Rosmiani, MA

Pembantu Dekan III : Drs. Edward, MSP

Departemen / Program Studi Administrasi Negara Ketua

: Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Sekretaris

: Dra.Elita Dewi, MSP

Ilmu Komunikasi

Ketua

: Dra.Fatma Wardy Lubis, MA

Sekretaris

: Dra. Dayana, M.Si

Ilmu Kesejahteraan Sosial Ketua

: Hairani Siregar, S.Sos, MSP

Sekretaris

: Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si

Sosiologi Ketua

: Dra.Lina Sudarwaty, M.Si

Sekretaris

: Drs. Muba Simanihuruk, M.Si.

Antropologi 43 Universitas Sumatera Utara

Ketua

: Dr. Fikarwin Zuska

Sekretaris

: Drs.Agustrisno, M.SP

Ilmu Politik Ketua

: Dra. T. Irmayani, M.Si

Sekretaris

: Drs.P.Antonius Sitepu, M.Si

Administrasi Perpajakan Ketua

: Drs. AlwiHashim Batubara, M.Si

Sekretaris

: Arlina, SH, M.Hum

Administrasi Niaga / Bisnis

Ketua

: Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA

Sekretaris

: M.Arifin Nasution, S.Sos, MSP

FISIP USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan ini memiliki 4 (empat) buah gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di kampus ini. Keempat gedung tersebut terdiri atas : 1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang 2. Gedung B yang terdiri atas 7 ruang besar 3. Gedung C yang merupakan ruangan yang dikhususkan untuk kantor dengan rincian sebagai berikut : a. Lantai 1 : Ruang PD I, PD II, dan PD III ,Ruang Dharma Wanita, Ruang Kantor Prodip III Adm. Perpajakan

44 Universitas Sumatera Utara

b. Lantai 2: Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen

Ilmu

Politik,

Departemen

Ilmu

Sosiologi,

Departemen

Ilmu

Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Antropologi. Ruang Laboratorium Radio Ilmu Komunikasi yaitu USUKOM c. Lantai 3 : Ruang Perpustakaan dan Ruang Laboratorium Komputer Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana peribadatan (Musholla), ruang Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), kantin, warnet, lapangan bulutangkis, layanan fotocopy, dan gedung serbaguna. 4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang kecil, yaitu D III-1 dan D III-2 yang dipakai untuk perkuliahan. 5. Gedung E yang terdiri atas 10 ruang sedang, yaitu E I-1 – E I-5 dan E II-I E II-5 yang dipakai untuk perluliahan.

VISI

Adapun yang menjadi visi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara adalah “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Asia Tenggara”.

MISI

Adapun yang menjadi misi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara adalah :

45 Universitas Sumatera Utara

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik. 2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain. 3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing. 4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

TUJUAN Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut: 46 Universitas Sumatera Utara

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan falsafah. b. Mengembangkan

dan

menebarkan

ilmu

pengetahuan

serta

mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila. Tugas Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut diatas dengan berpedoman pada: a. Tujuan pendidikan nasional b. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan. c. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi

Fungsi a. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran. b. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu pengetahuan sosial. c. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat. d. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan adminstratif. 4.4 Profil Informan

47 Universitas Sumatera Utara

I . PROFIL INFORMAN Nama

: Nur sania Harahap

Usia

: 19 tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku

: Batak Mandailing

Fakultas/Jurusan

: Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk

:2014

Nur sania adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Stambuk 2014. Saat ini dia mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sania, begitu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini biasa di panggil, adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Orang tua sania, Ayah berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Ibu berprofesi sebagai wirausahawan sebagai pedagang kelontong di rumahnya. Sehari-hari sania sebelum pergi ke kampus selalu membantu ibunya menjaga toko. Selain menjalankan aktifitas perkuliahan di kampusnya, Sania juga aktif mengikuti organisasi yang ada di kampusnya seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sehari hari sania beraktifitas ke kampus maupun di luar kampus menggunakan sepeda motor. Selain menjalankan aktifitas kesehariannya sebagai mahasiswa nur sania juga adalah mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Walaupun Sania tidak aktif di kumunitas/kelompok mahasiswa pencinta lingkungan tapi Sania mau meluangkan waktunya untuk memperhatikan kondisi sekitarnya, khususnya mengenai kebersihan lingkungan.

48 Universitas Sumatera Utara

Sania menuturkan bahwa kebersihan lingkungan di sekitar kampusnya khususnya di FKM sudah terlihat baik, karena petugas kebersihan telah melakukan tugasnya dengan baik. Menurut Sania indikator kampus dikatakan bersih adalah ketika tidak ada sampah yang berserakan, ruangan perkuliahan rapi, tidak ada bau yang tidak sedap mengganggu penciuman, dan nyaman untuk di gunakan sebagai tempat belajar. Sania juga berpendapat bahwa ketika kampus bersih dan nyaman di gunakan sebagai tempat menimba ilmu maka materi yang di berikan akan lebih mudah di cerna oleh pikiran, dan kampus juga akan menghasilkan mahasiswa yang betul-betul siap untuk mengabdikan diri kepada masyarakat luas. Sania juga menjelaskan bahwa selain petugas kebersihan, mahasiswa juga harus bisa menjaga dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kampus agar kampus tetap terjaga kenyamannya untuk di gunakan sebagai tempat belajar mahasiswa. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat menurut Sania sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat berantakan karena sampah. Nama

: Asbi Syahreza Putra

Usia

: 19 tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Laki-laki

Suku

: Batak Mandailing

Fakultas/Jurusan

: Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk

:2014

49 Universitas Sumatera Utara

Asbi Syahreza Putra adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara stambuk 2014 yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Asbi sebagaimana teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak pertama dari dua bersaudara, asbi memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA di medan. Sehari-hari asbi menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan untuk melakukan aktifitas dari rumah menuju kampus bahkan diluar kegiatan kampus asbi juga menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan. Selain menjalankan aktifitas sebagai mahasiswa Asbi juga aktif di komunitas pencinta lingkungan yang bernama Bank Sampah yang berdiri 2 tahun lalu. Asbi aktif di Bank Sampah karena rasa peduli terhadap lingkungan kampus yang sebelumnya tidak terjaga dengan baik.hal ini terlihat ketika Bank Sampah berdiri lingkungan kampus semakin bersih. Hal ini terjadi karena Bank Sampah memiliki banyak kegiatan untuk mengkampanyekan tentang perlunya menjaga lingkungan khususnya kampus dengan mengadakan seminar tentang lingkungan dan lain sebagainya. Bank Sampai juga memiliki perogram seperti Bank pada umumnya yaitu dengan menukarkan sampah menjadi rupiah yang mana Bank sampah tersebut mau membeli sampah yang bisa di daur ulang dengan harga yang sudah di tentukan. Menurut Asbi sebelum ada Bank Sampah kondisi lingkungan kampus FKM tidak serapi seperti saat sekarang ini. Asbi menuturkan bahwa Fakultas Kesehatan Masyarakat berbeda dengan Fakultas lain di Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kebersihan kampus FKM yang mana tidak banyak berserakan puntung rokok di lingkungan kampus bahkan di area kampus di larang merokok karena kampus FKM membuat peraturan KTR (Kawasan Tanpa Rokok). Peraturan tersebut berlaku pada mahasiswa dan dosen di kampus FKM.

50 Universitas Sumatera Utara

Menurut asbi mahasiswa di kampus FKM belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus. Hal ini terlihat dari prilaku beberapa mahasiswa yang tidak membuang sampah bekas makannya pada tempat yang telah di tentukan. Hal tersebut membuat kondisi lingkungan menjadi tidak bersih dan rapi. Memang ada petugas kebersihan yang di sediakan oleh pihak kampus untuk membersihkan kampus tapi kan dapat dilihat bahwa mahasiswa belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih, tutur Asbi. Nama

: Maulidia Rahma Uami

Usia

: 19 tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku

: Jawa

Fakultas/Jurusan

: Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk

:2014

Maulidia Rahma Uami adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Stambuk 2014. Saat ini dia mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Tami, begitu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini biasa di panggil, adalah anak ke tida dari empat bersaudara. Dia memiliki dua orang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Orang tua Tami, Ayah berprofesi sebagai karyawan pabrik dan Ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Tami beserta keluarga bermukim di daerah Marelan. Selain aktif menjalankan kuliah Tami juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di kampusnya. Sehari-hari Tami kuliah dengan menggunakan angkutan umum. Menurut tami ketika kita berbicara masalah kebersihan lingkungan kita harus melihat dulu bagaimana peranan

51 Universitas Sumatera Utara

individu dalam mencintai lingkungannya, apalagi kalau berbicara mengenai lingkungan kampus pasti tak lepas dari peran masyarakat kampus seperti mahasiswa maupun dosen. Tami menjelaskan bahwa keadaan kampus kususnya FKM USU sudah terlihat rapi, ini dikarenakan sebagian besar mahasiswa sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus. Hal ini terlihat dari prilaku mahasiswa maupun dosen yang membuang sampah pada tempatnya, tidak mencemari udara dengan asap rokok, dan lain sebagainya yang sifatnya tidak merusak lingkungan. Tami juga menjelaskan walau masih ada mahasiswa yang masih kurang peduli akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan Kampus FKM USU yaitu dengan mebnuang sampah tidak pada tempat yang sudah di sediakan namun hal tersebut tidak begitu terlihat mencolok hali ini dikarenakan peran dari petugas kebersihan yang selalu sigap membersihkan sampah bekas konsumsi mahasiswa yang belum sadar akan lingkungan. Selain membersihkan sampah petugas kebersihan juga selalu merapikan ruangan kuliah agar mahasiswa nyaman dalam belajar. Menurut Tami kampus dikatakan bersih apabila tidak adalagi sampah yang berserakan, ruangan kelas rapi dan nyaman untuk digunakan, adanya tempat sampah di sekitaran kampus guna untuk tempat mahasiswa membuang sampah hasil konsumsinya. Pihak Kampus FKM USU juga mendukung akan pentingnya menjaga lingkungan kampus dengan membuat peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di seputaran kampus FKM USU, memberikan sarana dan prasarana untuk menjaga lingkungan seperti tempat sampah, dan alat kebersihan. Nama

: Dinda Faradiba Lubis

Usia

: 19 tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

52 Universitas Sumatera Utara

Suku

: Batak Mandailing

Fakultas/Jurusan

: Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk

:2014

Dinda Faradiba Lubis adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara stambuk 2014 yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dinda sebagaimana teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, Dinda memiliki kakak Laki-laki yang sudah bekerja dan seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA di medan. Sehari-hari Dinda menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan untuk melakukan aktifitas dari rumah menuju kampus bahkan diluar kegiatan kampus Dinda juga menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan. Dinda menjelaskan bahwa kebersihan lingkungan di sekitar kampusnya khususnya di FKM sudah terlihat baik, karena sudah ada petugas kebersihan telah melakukan tugasnya dengan baik. Menurut Dinda indikator kampus dikatakan bersih adalah ketika tidak ada sampah yang berserakan, ruangan perkuliahan rapi, tidak ada bau yang mengganggu penciuman, dan nyaman untuk di gunakan sebagai tempat belajar. Menurut dinda selaku mahasiswa FKM USU bahwasanya mahasiswa FKM USU sudah sadar untuk melestarikan lingkungan hal ini terlihat dengan tindakan yang dilakukan mahasiswa FKM USU yang bertanggung jawab terhadap sampah bekas konsumsi untuk di buang pada tempatnya. Hal ini menurut Dinda sudah sangat efektif karena kesadararan akan pentingnya menjaga lingkungan harus dari diri kita sendiri yaitu dengan tindakan tidak membunang sdampah pada tempatnya. Selain itu mahasiswa FKM USU juga membentuk kelompok pencinta lingkungan yang di beri nama Bank Sampah, yang mana kelompok ini menampaung semua sampah yang diberikan oleh mahasiswa dengan nilai tukar rupiah sesuai dengan harga yang sudah di tetapkan

53 Universitas Sumatera Utara

oleh pengelola Bank Sampah. Kelompok ini juga di dukung oleh pihak kampus FKM USU dengan seringnya mengadakan diskusi tentang pengelolaan limbah bekas dan pentingnya menjaga lingkungan. Nama

: Hary Cahya Purnama

Usia

:19 Tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Laki-laki

Suku

: jawa

Fakultas/Jurusan

: Ilmu Sosial dan ilmu politik /Ilmu Administrasi Negara

Stambuk

:2014

Hary Cahya Purnama adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2014. Saat ini sedang kuliah dijurusan Administrasi Negara. Harry begitu biasa dia dipanggil dikalangan mahasiswa lain adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Hary memiliki satu orang adik perempuan yang masi duduk di bangu SMA dan satu orang adik laki-laki yang saat ini masih duduk di Bangku SMP. Orang tua hary, ayah berkerja sebagai wirausaha dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Hary tinggal didaerah deli tua yang sehari-hari kekampus naik sepeda motor. Mahasiswa yang sangat suka dengan musik ini sehari-hari aktif melakukan kegiatan di kampus baik perkuliahan maupun organisasi ekstra di kampus FISIP seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Menurut hary kampus dikatakan bersih apabila halaman kampus bersih, tamannya tertata rapih dengan pohon yang rapih, misalnya ada bunga-bunganya, terus ruangan kelasnya rapih, kursinya tidak rusak, nyaman untuk perkuliahan. Tapi pada kenyataannya hali tersebut belum terlihat di

54 Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara karena ,masih banyaknya sampah bekas konsimsi mahasiswa di lingkungan kampus. Tapi karena adanya petugas kebersihan di kampus hal tersebut sedikit lebih baik karena lingkungan kampus jadi lebih rapi dari sampah yang di buang begitu saja oleh para mahasiswa. Hary menjelaskan bawa kampus sudah memberikan tempat atau wadah untuk mahasiswa sebagai tempat sampah agar kampus bebas dari sampah tapi sebagian mahasiswa belum sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Hary juga menjelaskan bahwa selain petugas kebersihan, mahasiswa juga harus bisa menjaga dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kampus agar kampus tetap terjaga kenyamannya untuk di gunakan sebagai tempat belajar mahasiswa. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus terlihat sedikit berantakan karena sampah. Nama

: Yusria Aqmarina

Usia

:19 Tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku

: jawa

Fakultas/Jurusan

: Ilmu Sosial dan ilmu politik /Ilmu Antropologi

Stambuk

: 2014

Yusria Aqmarina adalah mahasiswa Ilmu Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Ria begitu biasa dia dipanggil dikalangan

55 Universitas Sumatera Utara

mahasiswa lain adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ria memiliki satu orang adik perempuan yang masi duduk di bangu SMA. Orang tua Ria, ayah berkerja sebagai Petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Ria tinggal didaerah Tembung yang sehari-hari kekampus naik sepeda motor. Mahasiswa yang sangat suka dengan Fotografi sehari-hari aktif melakukan kegiatan di kampus baik perkuliahan maupun organisasi ekstra di kampus FISIP seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Walaupun Ria tidak aktif di organisasi atau kelompok mahasiswa pencinta lingkungan tapi Ria juga selalu memperhatikan keadaan sekitanya terutama di lingkungan Kampus FISIP USU ini. Menurut Ria mahasiswa FISIP USU belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus hai ini terlihat dari kaedaan lingkungan kampus yang masih belum merdeka dari sampah. Padahal suadah ada petugas yang membersihkan tapi pada kenyataannya sebagian besar mahasiswa masih membuang sampah sembarangan dan tidak pada tempatnya. Sebagai mahasiswa FISIP USU Ria merasa harusnya mahasiswalah yang aktif melestarikan lingkungan kampus ini. Karena menurut Ria apabila kampus bersih dari sampah sudah pasti akan nyaman bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktifitas seperti kuliah, diskusi, dan berorganisasi. Pihak kampus FISIP USU juga sudah menyediakan fasilitas kebersihan seperti tempat sampah, sapu, dan lain-lain. Tapi fasilitas- fasilitas

tersebut belum

maksimal di manfaatkan oleh sebagian besar mahasiswa.

Nama

: Anggi Wardhani

Usia

:19 Tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

56 Universitas Sumatera Utara

Suku

: jawa

Fakultas/Jurusan

: Ilmu Sosial dan ilmu politik /Ilmu Administrasi Bisnis

Stambuk

: 2014

Anggi Wardani adalah salah satu mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Anggi sebagaimana teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anggi memiliki satu orang adik laki-laki yang masih duduk di bangku SMA dan seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMP. Orang tua Anggi berpropesi sebagai, ayah Karyawan PT.KIM (persero) dan ibu sebagai Guru Sekolah Dasar swasta di Medan. Setiap hari anggi ke kampus menggunakan angkutan umum. Walaupun Anggi tidak aktif dealam Organisasi ekstra maupun intra tapi Anggi selalu peduli akan kelestarian lingkungan sekitarnya khususnya di kampus FISIP USU ini. Menurut Anggi mahasiswa di FISIP USU sebagian besar masih mencemari lingkungan kampus seperti membuang sampah sembarangan sementara pihak kampus sudah menyediakan wadah atau tempat untuk mengumpulkan sampah yang nantinya akan di buang jika sudah penuh. Hal ini tentu saja mengganggu pandangan ketika kita beraktifitas di lingkungan kampus juga bisa merusak lingkungan sekitar kampus. Anggi berpendapat bahwa ini terjadi karena kurangnya kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga lingkungan, juga karena kurangnya kampanye yang di lakukan oleh pihak kampus dalam menjaga lingkungan seperti tulisan-tulisan tentang menjaga kebersihan. Anggi berpendapat indikator kampus dikatakan bersih apabila tidak ada sampah yang mencemari halaman bahkan ruangan kampus, fasilitas-fasilitas kampus terjaga dengan baik, bebas dari pencemaran udara, dan lain sebagainya. Apabila kampus sudah bersih maka kita

57 Universitas Sumatera Utara

sebagai mahasiswa akan nyaman menimba ilmu di kampus ini, kita juga akan nyaman beraktifitas seperti diskusi di seputaran kampus. Memang sudah ada petugas kebersihan yang membersihkan kampus, tapi sebagai mahasiswa kita juga harus turut serta manjaga kelestarian lingkungan kampus seperti tidak membuang sampah sembarangan. Nama

: Hanum Reza

Usia

:19 Tahun

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku

: jawa

Fakultas/Jurusan

: Ilmu Sosial dan ilmu politik /Sosiologi

Stambuk

: 2014

Hanum Reza adalah mahasiswa Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Eza sebagaimana teman-teman kampus memanggilnya adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Eza memiliki dua orang kakak laki-laki dan seorang adik laki-laki. Orang tua Eza berprofesi, ayah sebagai petani dan ibu sebagai wirausaha. Eza setiap hari melakukan aktifitas ke kampus dengan menggunakan sepeda motor. Selain akif menjalankan kuliah di kampus FISIP USU Eza juga aktif di ornganisasi ekstra di kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Menurut Eza kampus dikatakan bersih apabila halaman kampus bersih, tamannya tertata rapih dengan pohon yang rapih, misalnya ada bunga-bunganya, terus ruangan kelasnya rapih, kursinya tidak rusak, nyaman untuk perkuliahan. Tapi pada kenyataannya hali tersebut belum terlihat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara karena ,masih banyaknya

58 Universitas Sumatera Utara

sampah bekas konsimsi mahasiswa di lingkungan kampus. Tapi karena adanya petugas kebersihan di kampus hal tersebut sedikit lebih baik karena lingkungan kampus jadi lebih rapi dari sampah yang di buang begitu saja oleh para mahasiswa. Menurut Eza mahasiswa FISIP USU belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus hai ini terlihat dari kaedaan lingkungan kampus yang masih belum merdeka dari sampah. Padahal suadah ada petugas yang membersihkan tapi pada kenyataannya sebagian besar mahasiswa masih membuang sampah sembarangan dan tidak pada tempatnya. Sebagai mahasiswa FISIP USU Eza merasa harusnya mahasiswalah yang aktif melestarikan lingkungan kampus ini. Karena menurut Ria apabila kampus bersih dari sampah sudah pasti akan nyaman bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktifitas seperti kuliah, diskusi, dan berorganisasi. 4.5 Interpretasi Data Pada bab ini penulis akan menyajikan data dan menganalisisnya, analisis yang digunakan dilakukan guna memperoleh jawaban permasalahn berdasarkan data dan fakta yang terdapat di lapangan. 4.5.1 Keadaan Kebersihan Lingkungan Kampus Universitas Sumatera Utara Kondisi lingkungan hidup di Universitas Sumatera Utara masih tergolong baik jika dibandingkan Universitas-Universitas dengan standard yang hampir sama dengan Universitas Sumatera Utara. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan yang dibuat oleh pihak Universitas yang kemudian di jalankan di tiap-tiap Fakultas. Seperti misalnya dengan adanya petugas-petugas kebersihan yang setiap hari melakukan tugasnya menjaga kebersihan dan kerapian kampus baik secara keseluruhan atau di tingkatan fakultas-fakultas, kemudian dengan di sediakannya alat-alat kebersihan seperti sapu, tong sampah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kebersihan. 59 Universitas Sumatera Utara

Kesemunya itu tentunya merupakan kebijakan yang telah di tetapkan oleh pihak kampus Universias Sumaera Uara. Meskipun demikian tidak dapat di pungkiri bahwasanya walau pun sudah tersedianya fasilitas kebersihan bukan berarti menjamin bahwa kampus selalu bersih. Hal ini bisa di lihat dengan masih adanya sampah yang berserakan di seputaran kampus. Seperti yang di ungkapkan salah seorang petugas kebersihan kampus Universitas Sumatera Utara yaitu ibu Zannah: “memang dek di USU ini sedah lengkapnya segala fasilitas kebersihan, Cuma terkadang adekadek mahasiswa ini belum semua memanfaafkan fasilitas tersebut. Kayak tong sampah dek, masih banyak mahasiswa yang buang sampah bukan di tong sampah. Jadi kan berantakan semua nya dek”.

Dari hasil wawancara di atas, kita dapat melihat bahwa penyediaan alat-alat fasilitas kebersihan telah di sediakan oleh pihan Universitas, seperti tong sampah dan perangkat penunjang lainnya. Juga petugas-petugas kebersihan yang bekerja untuk membersihkan lingkungan kampus. Tetapi meskipun demikian kita juga melihat bahwa penyediaan fasilititas tersebut tidak menjamin kebersihan lingkungan kampus secara keseluruhan. Karena masih dapat di temui beberapa tempat yang belum sepenuhnya bersih. Seperti yang diungkapkan oleh informan. Hal ini bukanlah kesalahan dari pihak Universitas melaikan karena rendahnya kesadaran masyarakat kampus akan pentingnya menjaga lingkungan. 4.5.1.1 Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Sering kali kita dengar slogan “Kebersihan sebagian dari iman”. Sebagian orang awam pasti akan berpikir bahwa orang yang tidak menjaga kebersihan adalah orang yang tidak mempunyai iman. Dewasa ini banyak orang yang tidak lagi peduli terhadap kebersihan, baik kebersihan

60 Universitas Sumatera Utara

tubuh, kebersihan tempat kerja, kebersihan lingkungan, dan bahkan kebersihan tempat dimana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Makna bersih tidak hanya bebas dari kotoran, tapi juga bersih dari hal-hal yang tak sepantasnya dilihat. Unmul sebagai kampus dimana lebih dari dua puluh ribu mahasiswanya menimba ilmu merupakan universitas yang besar. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak tidak menutup kemungkinan banyaknya pula sampah yang dihasilkan setiap hari. Keadaan kebersihan lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tidak jauh berbeda dengan Fakultas-Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara. Yang mana hal ini bisa di lihat dari masih banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan kampus meskipun seperti kita ketahui bahwsanya pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik telah menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti sapu dan tempat sampah dan juga telah menyediakan petugas kebersihan. Seperti kita ketahui bersama bahwa meski sudah ada fasilitas kebersihan tersebut tetapi nyantanya sampah masih berserakan dimana-mana. Seperti yang di ungkapkan salah satu petugas kebersihan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Masdah “ iya dek disini sebenarnya sudah lengkapnya fasilitas kebersihan yang di berikan kampus, tapi terkadang masih terlihat berantakan juga padahal kami para petugas sudah menyapunya pagi hari tapi siang sudah kotor lagi sore juga di sapu laginya. Mungkin memang sudah kebiasaan mahasiswa ini tak pernah sadar diri untuk membuang sampah bekasnya sendiri ke tong sampah

yang sudah disediakan kampus”. (Sumber: hasil Wawancara 23 September 2015) Seperti juga yang di ungkapkan oleh kak Yanti yang juga salah satu petugas kebersihan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

61 Universitas Sumatera Utara

“iya sih sebenarnya masih banyak juga yang kotor padahal tiap hari sudah kakak sapu dan pel lantainya tiap pagi dan sore tapi masih ada juga sampah seperti puntung rokok, bungkus rokok, dan sisa-sisa makanan mahasiswa disini, bahkan kadang pas kakak ngepel masih ada juga yang lewat-lewat padahal lantai masih basah”.

(Sumber: hasil wawancara 23 September 2015) Dari hasil wawancara di atas kita dapat melihat bahwa kebersihan lingkungan kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih belum sepenuhnya rapi meski sudah tersedia fasilitas kebersihan. Hal ini dikarenakan kurangnya kepedulian mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus. Tingkat kesadaran mahasiwa sangatlah kurang, mereka acuh tak acuh dengan keberadaan sampah dan kebersihan lingkunganya. Padahal lingkungan yang kotor sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial. 4.5.1.2 Keadaan kebersihan lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas

Sumatera Utara Sebuah pertanyaan retoris apabila anda sebagai mahasiswa menjawab “Kebersihan kampus itu tanggung jawab siapa?” Seringkali kita melihat banyak mahasiswa yang tidak perduli terhadap

62 Universitas Sumatera Utara

lingkungan fakultasnya. Seringnya membuang sampah sembarangan menjadikan sebuah budaya baru yang kini berkembang di Indonesia tak terkecuali di lingkungan kampus. Slogan kebersihan yang terpampang dimana-mana seharusnya bisa mengingatkan seluruh warga Kampus akan pentingnya kebersihan. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Seakan-akan tidak bisa membaca, mereka cenderung untuk tidak menghiraukan himbauan-himbauan tersebut. Mirisnya lagi adalah slogan-slogan yang terpasang di tempat yang tidak strategis justru membuat sampah karena merusak pemandangan mata. Berbeda dengan keadaan pada Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, kedadaan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara jika dilihat secara sekitas lebih sedikit terawat hal itu di tandai dengan beberapa perturan-peraturan seperti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara menerapkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Selain itu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara juga mendirikan suatu kelompok mahasiswa pencinta lingkungan dengan nama Bank Sampah. Pihak kampus juga menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti yang ada pada fakultas-fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara. Menurut hasil wawancara dengan Ibu Laila yang penulis lakukan terhadap petugas kebersihan yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dapat di ambil informasi sebagai berikut: “Jadi beginilah dek, kalo dilihat dari keadaan kebersihan di FKM ini memang bersih dek ko lihat tapi dek masih ada juga kelakuan-kelakuan mahasiswa yaang sukak-saukanya saja menbuang sampah sembarang, jadi cemana lagi mau di buat uda adanya semua tong sampah disitu di buat tapi taknya di buangnya di situ . Makanya kami disini jadi kerja ekstra keras tiap

ada sampah langsung kami bersihkan”. (Sumber: hasil wawancara 24 September 2015) 63 Universitas Sumatera Utara

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh petugas kebersihan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang lainnya yang bernama Ibu Rosidah: “Seperti ini lah dekku sebernanya kalo di FKM ini memang sudah agak bersih, tapi dek itu karna kami yang kerja mati-matian membersihakan sampah anak-anak mahasiswa ini. Memang gak semua dek mahasiswa yang suka-sukanya membuang sampah ada juganya yang

masih sadar mau membuang sampah di tong sampah yang sudah di sediakan”. (Sumber: hasil wawancara 24 September 2015) Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sama seperti di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dimana tingkat kepedulian mahasiswa masih belum bisa dikatakan tinggi. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial. 4.5.2 Hubungan Kebersihan Lingkungan Kampus Dengan Kenyamanan Belajar Mahasiswa Lingkungan kampus yang kondusif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mereka. Lingkungan kampus yang kondusif yang meliputi hubungan yang baik antara sesama mahasiswa serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen, 64 Universitas Sumatera Utara

lingkungan fisik seperti ukuran kelas, suhu udara di dalam ruang kelas, pengendalian kebisingan, kebersihan kampus. Lingkungan kampus yang kondusif dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Lingkungan yang tidak sehat akan membuat siswa merasa stres dan pada akhirnya menurunkan motivasi belajar mahasiswa yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya. Penelitian dalam skripsi ini ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh lingkungan kampus terhadap motivasi belajar mahasiswa sehingga dosen dan semua pihak yang terlibat di dalam pengelolaan universitas dapat menggunakannya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bahwasanya menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ternyata ada hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dengan kenyamanan belajar bmahasiswa seperti petikan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan saudara Hary mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. “Ya pasti ada lah bang. Kalau lingkungan kampus kita bersih dan gak ada bau-bau yang tidak sedap ruangan kelas rapi udah pasti nyaman la bang belajar di kelas. Tidak seperti sekarang ni

bang kalau kelas kotor mahasiswa kurang semangat belajarnya bang”. (Sumber: hasil wawancara 28 September 2015)

Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Anggi Wardhani: “Begini bang kalau berbicara masalah hubungan kebersihan lingkungan kampus dengan kenyamanan mahasiswa sedah tentu ada bang, kalau lingkungan kampus bersih maka mahasiswa juga semangat dalam melakukan segala bentuk aktifitas di kampus, baik itu kuliah maupun diskusi bang. Hal ini juga berpengaruh bang pad perstasi mahasiswa karena mahasiswa nyaman dalam bela jar di kampus karena lingkungan kampus yang bersih.”

(Sumber: hasil wawancara 28 September 2015) 65 Universitas Sumatera Utara

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara bahwa hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dengan kenyamanan belajar mahasiswa sangat erat hubungannya. Hal tersebut di buktikan dengan pernyataan-pernyataan informan seperti di atas. Tidak berbeda jauh dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara hal serupa juga terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dimana hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan informan yang merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Nur sania Harahap “Pasti ada, soalnya kalau misalnya kotorkan kelihatan jorok terus kalau udah kotor dan mengendap lama kan jadi bau tidak sedap hal itu akan mengganggu pikiran dan mahasiswa tidak akan nyamnan dalam perkuliahan. Kalau bersih lingkunganya kan semangat mahasiswa juga bertambah bang dalam menimba ilmu di kampus.”

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Asbi Syahreza Putra. Sudah pasti ada bang, karena kalau lingkungan kampus kita bersih maka akan nyaman bagi mahasiswa untuk menimba ilmu. Hal ini juga akan sangat berpengaruh pada prestasi mahasiswa. Kalau kampusnya kotor kan akan jadi gak nyaman buat mahasiswa untuk belajar.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015) Lingkungan kampus adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalani proses belajar dan melakukan aktivitas. Pengertian lingkungan kerja dapat memberikan kesamaan defenisi dari pengertian lingkugan kampus. Sihombing (2004) menyatakan bahwa: “lingkungan kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik mencakup peralatan kerja, suhu di tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang 66 Universitas Sumatera Utara

kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di perusahaan antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan. Lingkungan kerja yang mendukung produktivitas kerja akan menimbulkan kepuasan kerja bagi pekerja dalam suatu organisasi. Indikator lingkungan kerja adalah (1) fasilitas kerja, (2) gaji dan tunjangan, (3) hubungan kerja”. 4.5.3 Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419). Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010: 46). Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya. H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut Sundari ningrum dalam Sugiyah (2001: 38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu : 67 Universitas Sumatera Utara

a. Partisipasi Langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatantertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. b. Partisipasi tidak langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya. Mahasiswa sebagai kaum intelektual mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga lingkungan hidup. Selain itu mahasiswa adalah agent of change atau agen pembawa perubahan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dari sebelumya. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu caranya yaitu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dukungan berbagai pihak seperti pemerintah, WALHI, GREEN PEACE, dan juga AMDAL juga dibutuhkan dalam menciptakan lingkungan hidup yang sehat. Lingkungan yang sehat akan menciptakan perdamaian pula.

Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa, dan pemikiran kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini. Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah agen perubahan sosial karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan negara dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial 68 Universitas Sumatera Utara

yang dimiliki mahasiswa bagi pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan. Mahasiswa yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dari kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Sebagai pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari penyelesaiannya. Sehingga ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lebih-lebih mahasiswa juga harus peduli terhadap lingkungan kampusnya sendiri, baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung.

Seperti yang di ungkapkan salah satu informan di bawah ini, yang bernama Maulidia Rahma Uami dari Fakultas Kesehatan Masyarakat. “kalau masalah peran atau partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus ada bang dengan mahasiswa juga turut untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Iyakan kayak tadi di bilang mahasiswa itu gak buang sampah sembarangan.kalau gitu kan enak di lihat, kalau pun ada sampah pasti di kumpuli dan

di buang juga”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015) Sama juga halnya seperti yang di ungkapkan informan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Dinda Faradiba Lubis “berbicara masalah partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ini bang pasti ada, seperti mahasiswa sudah turut menjaga fasilitas-fasilitas kampus kayak toilet, tong sampah dan lain sebagainya. Selain itu bang sebagian besar mahasiswa disini juga sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak

mencemari lingkungan kampus”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015)

69 Universitas Sumatera Utara

Selain pendapat dari informan Fakultas Kesehatan Masyarakat ada juga pendapat yang sama dari informan yang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang bernama Yusria Aqmarina “begini bang, sebenarnya sebagian mahasiswa khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sudah turut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Hal ini terlihat dari tindakan sebagian besar mahasiswa yang mana sudah sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya. Tidak mencemari lingkungan kampus. Walau pun sebagian mahasiswa masih ada yang belum sadar bang, tapi hal

itu tertutupi oleh petugas kebersihan yang ada sehingga kampus tidak terlihat berantakan”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)

Pendapat yang sama juga di ungkapkan informan yang ada di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas Sumatera Utara yang bernama Hanum Reza.

“kalau menurut aku bang sebagian besar mahasiswa disni belum berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus, kita dapat lihat bang bahwa masih ada juga mahasiswa yang membuang sampah sembarangan, sehingga kadang kampus terlihat sedikit berantakan bang. Untung aja sekarang sudah ada petugas kebersihan yang setiap hari membersihkan lingkungan kampus sehingga kampus sedikit lebih rapi bang”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015) Peran merupakan bagian dari tindakan sosial dalam penulisan ini, peran yang di lakukan mahasiswa adalah menjaga kebersihan lingkungan kampus. Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan 70 Universitas Sumatera Utara

tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber (1864-1920) menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.

4.5.3.1 Kesadaran Mahasiswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Kesadaran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan segala aspek yang menyagkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat/kampus. Dan sebagaimana di ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam mahasiswa harus dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena

tanpa lingkungan yang bersih setiap

individu akan menderita sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu malah harganya. Sehingga semuanya harus di olah dengan baik. Lingkungan yang kotor berarti menggangu kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu ada kata perubahan hanya saja dalam segala persoalan-persoalan, semua ini tidak bisa di jalankan tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu mahasiswa maupun kelompok mahasiswa untuk menjaga kebersihan kampus, maka kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak kerugian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakat/mahasiswa tentang sadar lingkungan sangatlah penting berikut cara menjaga kebersihan lingkungan:

71 Universitas Sumatera Utara

1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat/mahasiswa bagaimana menjaga kebersihan lingkungan

2. Selalu libatkan elemen-elemen yang adadi kampusuntuk memberikan pengarahan kepada mahasiswa akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

3. Perbanyak fasilitas kebersihan di sekitar lingkungan kampus

4. Sosialisai kepada mahasiswa untuk terbiasa menjaga kebersihan kampus

Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan wawancara dengan Nur Sania Harahap: “Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat menurut saya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat berantakan karena sampah, meskipun demikian masih ada juga sebagian mahasiswa yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya sebuah peran untuk menjaga kebersihan lingkungan ka mpus

dari sampah”. (Sumber: Hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015) Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mewawancarai Hary Cahya Purnama: “Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus

sehingga kampus terlihat sedikit berantakan karena sampah”.

72 Universitas Sumatera Utara

(Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015) Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat kampus, bukan hanya peran pihak fakultas tetapi juga melibatkan peran mahasiswa didalamya. Dari hasil temuan penulis dapat dilihat bahwa kesadaran mahasiswa akan pentinya menjaga kebersihan lingkungan kampus masih belum sepenuhnya berhasil. Untuk itu di perlukan peranan pihak fakultas maupun kelompok mahasiswa untuk menyadarkan mahasiswa yang belum peduli menjaga kebersihan lingkungan untuk peduli dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus demi terciptanya lingkungan kampus yang bersih, sehat, dan nyaman. 4.5.3.2 Bentuk-bentuk peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus Mahasiswa yang dijuluki sebagai „agent of change’ seharusnya menjadi aktor dalam penyelesaian setiap permasalahan yang melilit bangsa Indonesia. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa

mempunyai

knowledge.

Mahasiswa

kecakapan

ilmu

tanggung yang

tertentu

jawab

untuk

terkenal

sebagai

yang

mereka

melaksanakan

kaum

kewajiban transfer

intelektual,

pelajari

tentu mempunyai

di

bangku

kuliah.

Ilmu tersebut hendaknya tidak hanya untuk dimiliki sendiri, dengan kata lain, mahasiswa seharusnya

juga

membaginya

dengan

orang

lain.

Masyarakat adalah pihak yang mengharapkan ilmu tersebut untuk ditularkan kepada merek a, setidaknya untuk sekedar menambah ilmu mereka maupun untuk mengatasi permasalah an

mereka.

Maka

dari

itu,

betapa

pentingnya

transfer

ilmu

dilakukan oleh mahasiswa untuk masyarakat di sekitarnya. Supaya ilmu tersebut dapat digunakan untuk memecahkan berbagai problematika masyarakat. Namun pada kenyataannya sekian banyak jumlah mahasiswa di Indonesia tidak sebanding dengan Padahal

kontribusinya betapa

menyelesaikan

segala

kompleksnya

permasalahan

permasalahan

yang di

ada. dalam

73 Universitas Sumatera Utara

masyarakat yang membutuhkan campur tangan mahasiswa sebagai agent of change yang diharapkan dapat mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kuhususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mahasiswa di harapkan memiliki peran dalam bentuk-bentuk yang nyata. Biasanya bentuk-bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus anatara lain; 1. Tidak membuang sampah sembarangan. 2. Mengikuti kegiatan atau kelompok mahasiswa pencinta lingkungan. 3. Membentuk organisasi atau komunitas yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan. 4. Melakukan sosialisai berbentuk diskusi-diskusi 5. Memanfaatkan hari bumi maupun hari lingkungan hidup sebagai momen meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga lkebersihan lingkungan. 6. Melakukan kegiatan Penghijauan di tempat yang terlihat gersang di lingkungan kampus Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan wawancara dengan Asbi Syahreza Putra : “Menurut saya bang bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus misalnya; dengan tidak membuang sampah sembarangan, kemudian untuk menambah pengetahuan dalam mewmahami pentingnya kebersihan lingkungan kampus itu yakni dengan mengikuti komunitas yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan dimana di dalam kumunitas ini mahasiswa bisa menambah wawasan tentang pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015) 74 Universitas Sumatera Utara

Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mewawancarai Anggi Wardhani: “Menurut saya bentuk peran mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus ya bisa seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga fasilitas-fasilitas kebersihan, kalau untuk diri sendiri bang saya lebih kepada dengan tidak mengotori lingkungan sekitar kampus. Saya juga pernah mengikuti kegiatan diskusi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus kita juga bisa melihat di kampus Fisip ini bahwa sebagian mahasiswa sudah berperan

dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kita ini bang”. (Sumber: hasil wawancara 28 September 2015) Jadi bisa di lihat dari hasil wawancara di atas bahwa banyak sebenarnya peran yang di lakukan mahasiswa untuk tetap menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan kampus. Seperti dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok di lingkungan kampus, menambahwawasan dengan berdiskusi tentang lingkungan oleh mahasiswa maupun komunitas pencinta lingkungan di kampus. Walaupun masih ada beberapa mahasiswa yang belum berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan di kampus. Hal tersebut di perkuat dengan masih adanya mahasiswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan masih seringnya mahasiswa merokok di daerah kampus.

4.5.4 Pandangan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kebersihan Yang Di Sediakan Pihak Universitas Sumatera Utara Pandangan adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesankesan sensoris guna memberikan arti bagi mereka. Individu sering kali di dasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri membentuk persepsi, dalam diri atau objek target yang diartikan, atau dalam konteks dimana pandangan itu di buat.

75 Universitas Sumatera Utara

Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian kompehernsip seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamannan tidak dapat terwakili oleh satu angka tunggal. Manusia memiliki kondisi lingkungan berdasarkan rengsangan yang masuk kedalam dirinya melalui keeman indra melalu saraf dan dicerna otak untuk di nilai. Dalam hal ini yang terlibat tidah hanya fisik biologis, manun juga perasaan, suara, cahaya, bau, suhu, dan lain-lain. Rangsangan di tangkap sekaligus lalu di olah otak, kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidak nyamanan di satu faktor dapat di tutupi oleh faktor lainnya. (satwiko, 2009:21-22) Pandangan yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemudian tanggapan mahasiswa terhadap kebersihan yang ada di Universitas Sumatera Utara dalam hal ini adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Untuk gambaran mengenai persepsi mahasiswa terhadap fasilitas kebersihan di Fakultas Kesehatan Masyarakat penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa diantaranya adalah Nur sania, Asbi Syahreza, Maulidia Rahma, dan Dinda Faradiba. Berikut adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan kebersihan yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat: Wawancara dengan Nur Sania Harahap “ menurut saya sih tidak terlalu di sediain, soalnya sapu itu gak pernah ada berkeliaran dimana-mana, tapi petugas penyapu selalu menyapu jadi sampah tidak nampak banyak di lantai itu. Tangga juga selalu di pel oleh petugas jadi selalu terlihat bersih. Fasilitas yang di sediain oleh piham kampus itu berupa tong sampah saja.”

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015) Wawancara dengan Asbi Syahreza Putra

76 Universitas Sumatera Utara

“Ada bang, kampus memberikan fasilitas untuk menunjang kegiatan yang dilakukan oleh bank sampah ini bang seperti, alat-alat kebersihan, tempat untuk berkumpulnya komunitas bank sampah yaitu semacam sekretariat gitu bang”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015) Wawancara Dengan Maulidia Rahma Utami “Pihak fakultas sih sebenarnya memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat di gunakan mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus bang khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Cuma belum semua mahasiswa memanfaatkan fasilitas tersebut

bang”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015) Wawancara dengan Dinda Faradiba Lubis “Di Fakultas Kesehatan Masyarakat bang pihak fakultas telah memberikan fasilitasfasilitas kebersihan seperti tong sampah, sapu, dan alat kebersihan lainnya. Tapi ini tiak merata bang soalnya di kamar mandi tidak ada alat kebersihannya bang. Seperti tempat sampah, apalagi kan kalau cewek bang kan banyak sampah yang mau di buang, kalau di buang ke wc kan bisa tersumbat bang. Yah kalau bisa merata lah bang pengadaan fasilitasnya biar tidak

tercemari lingkungan kampus ini”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015) Untuk gambaran mengenai persepsi mahasiswa terhadap fasilitas kebersihan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa diantaranya adalah Hary Cahya Purnama, Yusria Aqmarina, Anggi Wardhani, dan Hamum Reza Berikut adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan kebersihan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Wawancara dengan Hary Cahya Purnama

77 Universitas Sumatera Utara

“Menurut saya bang kalau fasilitas kebersihan yang di berikan oleh pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sudah ada bang, seperti tong sampah, sapu, bahkan petugas kebersihan sudah ada di sediakan oleh pihak kampus. Tapi bang mahasiswa kurang dalam memanfaatkan fasilitas yang di berikan kampus, ini terlihat dari masih banyaknya mahasiswa yang membuang

sampah bekas konsumsinya sembarangan bang”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015) wawancara dengan Yusria Aqmarina “fasilitas yang di berikan kampus sih ada bang, tapi hal ini tidak begitu merubah pola pikir mahasiswa sini untuk lebuh sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu fasilitas yang di berikan belum lengkap bang menrut saya, seperti tidak adanya tempat sampah dan sapu di kamar mandi bang. Maunya kan kalau bisa pihak kampus lebih bisa melengkapinya bang agar kampus ini bisa terjaga kenbersihanya. Juga buat peraturan atau pun sangsi apabila membuang sampah sembarangan biar mahasiswa tidak lagi membuang sampah sembarangan

bang”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015) Wawancara dengan Anggi Wardhani “Yang ku lihat bang fasilitas yang di sediakan pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini sudah lumayan lengkap bang, bahakan sekarang sudah ada petugas kebersihan yang di sediakan oleh pihak kampus. Hal ini tetntu saja menjadikan lingkungan kampus menjadi lebih bersih bang, walaupun terkadang masih ada juga sampah yang berserakan di seputaran kampus ini di sebabkan oleh beberapa mahasiswa yang belum peduli akan menjaga kebersihan lingkungannya. Maunya pihak kampus membuat peraturan tentang pentingnya menjaga kebersihan bang. Agar kampus lebih terlihat rapi dan nyaman untuk di jadikan tempat menimba

ilmu”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015) Wawancara dengan Hamum Reza

78 Universitas Sumatera Utara

“Dalam menjaga kebersihan dilingkungan kampus Fisip, saat ini memang telah disediakan fasilitas fasilitasnya seperti tempat sampah dibeberapa titik, peralatan kebersihan dsb. Namun saya kira kuntitasnya masih minim, dan terkesan tidak terawat. Karena jumlah tempat sampah yang sedikit membuat mahasiswa malas untuk berjalan menghampirinya, ditambah mereka juga berpikir bahwa ada petugas kebersihan yang nantinya akan membersihkan. Secara keseluruhan saya kira fasilitas yang diberikan cukup baik. Selain itu kampus juga didukung oleh beberapa kebijakan dari tiap jurusan untuk melakukan penanaman

pohon, hal ini membuat lingkungan terlihat lebih asri dan sejuk.”. (sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015) Dari hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa persepsi atau tanggapan mahasiswa terhadap kebersihan kampus secara garis besar bisa di katakan sudah cukup baik. Hal itu tentunya menjadi sesuatu hal yang positif bagi pihak Universitas dimana pihak Universitas bisa dikatakan berhasil dalam menerapkan kebijakannya meskipun tidak secara keseluruhan berhasil, penyebabnya adalah kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan itu sendiri. Inilah yang menjadi tugas pihak Universitas bagaimana caranya agar bisa mengatur itu semua, dimulai dari menanamkan kesadaran bagi mahasiswa dan masyarakat kampus akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kampus serta menjadi tanggung jawab Universitas juga untuk membudayakan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. 4.5.5 Komunitas Mahasiswa Pencinta Lingkungan Di Kampus Universitas Sumatera Utara Kelompok pecinta lingkungan adalah organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemanfaatan dan pelestarian fungsi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kesamaan pandangan dan pemahaman dari semua pihak, termasuk masyarakat berikut unsur-unsur yang ada didalamnya. Kegiatan Pembinaan kelompok pecinta lingkungan adalah

79 Universitas Sumatera Utara

kegiatan pembinaan terhadap anggota masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat di bidang lingkungan hidup. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pendidikan cinta lingkungan/ konservasi non formal yang bertujuan meningkatkan pengetahuan para pecinta lingkungan tentang kegiatan cinta lingkungan dan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, selanjutnya diharapkan mau berperan dan ikut membantu menyebarluaskan informasi. Hingga saat ini di Universitas Sumatera Utara hanya ada satu Komunitas Pencinta Lingkungan yang mempunyai nama Bank Sampah. Saat ini Bank Sampah aktif di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Komunitas Bank Sampah sudah berdiri sejak pertengahan tahun 2013, dimana pada saat itu jumlah mahasiswa yang bergabung saat berdirinya berjumlah 12 orang didasari atas tujuan yang sama yaitu untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus. Seperti hasil wawancara penulis dengan informan yang aktif di komunitas Bank Sampah, bernama Asbi Syahreza Putra. “Kurang lebih 2 tahun lah bang komunitas Bank Sampah ini berdiri tepatnya tahun 2013. Saat itu pendiri terdiri dari 12 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Aku sendiri sudah 1,5 tahun aktif di komunitas Bank Sampah”. (Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015) Adapun kegiata yang dilakukan Bank Sampah yaitu mengadakan kampanye-kampanye tentang pentingnya menjaga lingkungan, mengadakan seminar atau diskusi-diskusi dengan mahasiswa tentang pengerlolaan limbah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu Bank Sampah juga mengajak mahasiswa untuk menabung sampah sisa konsumsi mahasiswa untuk di tukarkan kepada mereka dengan uang. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan yaitu Asbi Syahreza Putra “Jadi bang program Bank sampah ini, kita kayak menampungsampah-sampah dari para mahasiswa dimana teman-teman mahasiswa yang ingin mengasi sampahnya kepada kita itu akan kita kasih uang seperti kalao sampah botol itu perkilonya kita kasih Rp 1300 atau kayak kaleng itu sekilonya itu bisa sampai Rp 1500 gitu dia bang ”. 80 Universitas Sumatera Utara

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015) Dari hasil wawancara di atas bisa kita lihat bahwa sebenarnya sudah ada sebuah wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan yang positif terutama untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara. Kita dapat melihat di atas bagaimana peran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Bank Sampah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sangatlah baik meskipun hanya baru bergerak pada tataran fakultas tapi telah memberikan kontribusi yang nyata. Mudah-mudahan komunitas semacam ini bisa berkembang lebih banyak lagi hinga muncul Bank Sampah di fakultas-fakultas lain di Universitas Sumatera Utara, sehingga Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas yang kebersihan lingkunganya tetap terjaga. Tentunya kita juga berharap agar pihak Universitas mendukung program-program kebersihan lingkungan baik itu komunitas mahasiswa, ataupun aspek-aspek yang mendukungnya.

81 Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bahwa keadaan kebersihan lingkungan kampus di universitas Sumatera Utara cukup baik meskipun masih ada beberapa yang masih harus lebih diperhatikan kembali. Hal ini dipengaruhi juga oleh tingkat kesedaran yang juga masih rendah baik itu oleh mahasiswa atau yang lainnya. 2. Hal yang sama juga terjadi di bebarapa fakultas beberapa diantaranya adalah fakultas Kesehartan masyarakat dan fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik 3. Bahwa hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dan kenyaman mahasiswa sangat relevan. Semakin bersih lingkungan sekitar maka semakin nyaman pula kegiatan belajar mengajar. Hal ini terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan di fakultas kesehatan masyarakat. 4. Mahasiswa mempunyai peran terhadap lingkungan hidup, baik itu lingkungan sekitar tempat tinggal maupun lingkungan lainyanya lebih-lebih lingkungan kampus, karna mahasiswa adalah sebagai pelopor perubahan yaitu perubahan yang mengarah ke keadaan yang lebih baik. Peran tersebut juga terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan fakultas kesehatan masayarakat dimana beberapa mahasiswa terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan baik itu terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 5. Pihak universitas telah melakukan berbagai macam cara dan kebijakan untuk meningkatkan kebersihan dan kenyamanan di lingkungan salah satunya dengan 82 Universitas Sumatera Utara

menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang dan juga aturan-aturan tentang pengawasan kebersihan. 6. Tidak banyak organisasi pecinta lingkungan di univesitas sumatera utara. Salah satu organisasi yang berhasil penulis dapati hanya organisasi bank sampah, dimana kegiatan yang mereka lakukan adalah menukar samapah dengan uang. Tujuan mereka adalah agar mahasiswa lebih peduli dan juga mengajarkan cara-cara kreatif dalam menjaga lingkungan. 5.2 Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah : 1. Segala perubahan untuk tujuan yang lebih baik adalah sebuah keniscayaan, namun diperlukan sebuah control untuk menyeimbangkan perubahan yang terjadi sehingga tidak ada ketimpangan yang sangat kontras. Diharapkan agar pihak universitas mampu menstimulus mahasiswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan kampus. 2. Mahasiswa harusnya paham betul dan sadar dengan kondisi kebersihan lingkungan kampus dan menjadi pelopor terhadap hal tersebut. Karna dewasa ini mahasiswa hari ini terlihat tidak terlalu perduli. Mudah-mudahan kedepanya bisa lebih baik. 3. Fasilitas penunjang kebersihan kampus sudah bisa dikatan baik meskipun demikian diharapkan agar kiranya fasilitas dapat ditingkatkan agar penanganan kebersihan lingkungan kampus lebih efektif kedepanya.

83 Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Amos Neolaka. 2008.Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Azhari , Akyas. (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju. Bahrudin Supardi. 2019. Berbakti Untuk Bumi, Bandung: Rosdakarya. Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya. Airlangga Universitas Press. Dasar.Depertemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2000 Gea, Antonius, dkk. 2002. Character Building I: Relasi dengan Diri Sendiri. Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gerungan, W.A. , 1987, Psikologi Sosial, Bandung : Eresco

Harum M. Huasein. 1993.Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya , Jakarta: PT. Bumi Aksara, Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah.Tim Nadjmuddin

Ramly.2005.Membangun

Lingkungan

Hidup

yang

Harmonis

&

Berperadaban.Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu

Meleong, Lexy. 2006. Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nawawi, Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Otto,Soemarwono.1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Bandung: Djambatan Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005 Jakarta: Balai Pustaka

84 Universitas Sumatera Utara

More Documents from "hening"