BAB XXX PENUTUP Kesimpulan
Al-Qur’an ditinjau secara garis besar masih bersifat universal, sehingga terjemahan alQur’an meskipun sempurna tidak dapat dikatakan sempurna, karena tidak ada yang mampu menandingi kalam Allah. Dan satu-satunya yang mampu sempurna dalam penerjemahannya adalah Nabi SAW. Saat ini kita tidak mungkin untuk bertemu dengan Rasulullah, namun kita bisa memahami maksud al-Qur’an melalui Sunnah Beliau. Seperti pesan beliau ketika haji Wada’, bahwa beliau berpesan untuk selalu berpegang pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Pesan beliau ini memberi inidikasi bahwa dua aspek ini yang paling penting diantara yang lain. Terbukti sekali dengan hubungan yang tak terpisahkan antara keduanya, dimana para ulama mengeluarkan pendapat berlandaskan dua sumber diatas. Thuruq Maknawiyah atau cara pendekatan terhadap makna-makna yang telah dipahami dari lafazhnya adalah peninjauan terhadap makna dengan metode atau cara-cara dalam menggali hukum. Adapun disini kita membahas hanya dua cara saja yaitu ijma dan qiyas. Seluruh ulama sepakat bahwa ijma merupakan hujjah. Ijma memiliki kedudukan pentign dalam sumber hukum islam setelah al-Quran dan sunah. Berdasarkan pada penjalan diatas maka dapat di pahami dan ditetapkan bahwa Qiyas ini merupakan salah satu usaha dari upaya untuk menetapkan suatu hukum atau dengan kata lain Qiyas merupakan salah satu dari dalil-dalil syara’ yang menuntuk kehujjahan atasnya. Dan penetapan itu telah didasarkan pada penjelasan Al-Qur’an, As Sunnah, dan upaya logika dalam menjelaskan hal tersebut.