10. Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi.pptx

  • Uploaded by: Deni Malik
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 10. Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,106
  • Pages: 32
Asuhan Keperawatan Klien Gerontik Dengan Gangguan Eliminasi: Inkontinensia Urin dan Konstipasi Fekal

SHINTHA SILASWATI

Kontinensia?

Kemampuan untuk mengeluarkan urin dan feses pada waktu dan tempat yang dapat diterima secara sosial  Merupakan pengalaman pertama bukti kemandirian  Masalah inkontinen menjadi serius secara psikologis karena merasa kehilangan kemampuan awal yan gpernah dimiliki 

Masalah inkontinen (fisik, psikologis, sosial)

Tantangan bagi perawat untuk mempertahankan ruangan yang bersih dan kenyamanan klien sebab masalah inkontinen mempengaruhi langsung kualitas hidup lansia

Pola Eliminasi Normal

Setiap orang memiliki pola eliminasinya masingmasing  Tidak diperlukan intervensi khusus sepanjang pola eliminasi efektif bagi individu  Perubahan pada lansia terjadi karena kekuatan otot colon yang melemah, kekuatan masa abdomen, kontrol spinkter ani 

Eliminasi Bowel  Pergerakan

bowel bervariasi beberapa kali per hari sampai dua atau tiga kali per minggu  ~30-45 menit setelah makan  defekasi

Eliminasi Urin  Sensasi

ingin berkemih terasa jika blas terisi 300 ml  Orang dewasa berkemih 6-10 kali per hari

Masalah Eliminasi yang Umum Terjadi pada Lansia

 Konstipasi

 Diare  Inkontinesia

Faktor yang mempengaruhi inkontinen Riwayat jumlah persalinan  Usia  Konstipasi  Infeksi saluran kemih  Gangguan mobilitas  Gangguan kognisi  Perubahan tempat tinggal (Button et al. 1998). 

Prevalensi   

   

11-35% lansia yang tinggal di masyarakat mengalami inkontinen (Roberts et al. 1999) Se Tidaknya 50% lansia yang tinggal di unit perawatan mengalami inkontinen Inkontinen fekal terjadi 1-2% populasi Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki 10% lansia yang tinggal di komunitas mengalami inkontinensia fekal Ada hubungan antara inkontinensia urin dan fekal, jika mengalami satu masalah akan memicu masalah lain

Fakta terkait inkontines pada lansia  Lansia

yang mengalami inkontinen jarang mencari bantuan  Berusaha menyembunyikan karena malu  Fekal inkontinensia sering menjadi alasan merujuk lansia untuk tinggal di panti  Perawat harus menstimulasi agar klien terbuka tentang masalah inkontinensia

Tipe-tipe inkontinensia Urge incontinence  Urge incontinence is the involuntary passing of urine associated with a strong desire to void. Stress incontinence  Stress incontinence is the involuntary passing of urine resulting from an increase in abdominal pressure (for example, during coughing, sneezing, or laughing). Overflow incontinence  Overflow incontinence occurs when the bladder is unable to empty normally, and fills up until it overflows. Functional incontinence  Functional incontinence results from factors affecting the person’s ability to cope with elimination, rather than from a problem with bladder function itself.

Konstipasi 

Masalah paling umum pada lansia



Dapat menjadi tanda dari masalah yang lain



Frekuensi menurun tidak berarti konstipasi.

Faktor Resiko Konstipasi    

 

Hilangnya kekuatan otot abdomen Inactivity Immobility Inadequate fluid intake Inadequate dietary bulk/fiber Ketergantungan pada laksatif atau enema



Penyakit tertentu 

  

Stroke, diabetes, metabolic imbalance, dementia, depression, GI cancer

Mengabaikan keinginan untuk defekasi Kurangnya privasi Membutuhkan bantuan

Pengobatan yang dapat menyebabkan konstipasi

 

Opioids Anticholinergics 

   

TCAs, antipsychotics

Diuretics Iron supplements Calcium channel blockers Antacids containing aluminum

 



Some anticonvulsants Some NSAIDS Some antihypertensives 

ACE inhibitors

Impaksi Fekal  

Masa dari feses yang mengeras yang terdapat pada rektum dan sulit dikeluarkan Gejalanya meliputi     



Penundaan defekasi, biasanya lebih dari tiga hari Ukuran tinja yang kecil Keram atau nyeri rektal Distensi abdomen Hilang selera makan

Kaji dengan sangat hati-hati pada pasien jantung 

Stimulasi nervus vagal akan mengurangi denyut jantung

Diare  

Pengeluaran cairan dan tinja yang tidak berbentuk secara frekuensi Penyebab      



Sindroma malarbsorbsi GI tract tumors Lactose intolerance Diverticulosis Organisme patologis Konsentrasi makanan yang diberi melalui tube

Dapat menyebabkan kehilangan cairan dan dehidrasi

Proses Keperawatan

Pengkajian   

   

 

Tentukan tipe inkontinen Persepsi klien terhadap permasalahan Pengkajian fungsional klien termasuk mobilitas, kemampuan untuk bergerak cepat, status mental, dan kebutuhan individu Situasi sosial Riwayat kesehatan Pengobatan sekarang yang didapatkan Diet dan intake cairan Status bowel Status bladder

Level Pengkajian dan Faktor yang mempengaruhi

Diagnosis

NURSING DIAGNOSIS Altered urinary elimination: incontinence related to: increased reflex activity of the bladder and loss of voluntary control of urinary elimination associated with upper motor neuron involvement if it has occurred;  decreased ability to control urination associated with decreased level of consciousness or inability to recognize sensation of bladder fullness;  inability to get to bedside commode or bathroom in a timely manner associated with:  

delay in obtaining assistance resulting from inability to communicate the urge to urinate impaired physical mobility.

Inability of usually continent person to reach toilet in time to avoid unintentional loss of urine Related Factors: Cognitive disorders (delirium, dementias, severe or profound retardation);  neuromuscular limitations impairing mobility or dexterity;  impaired vision;  psychological factors;  weakened supporting pelvic structures;  environmental barriers to toileting.

Intervensi Keperawatan pada Konstipasi

 

 



Kaji pola eliminasi dan faktor yang mempengaruhi Tingkatkan aktifitas fisik Tingkatkan asupan harian/ serat dan cairan. Jadwalkan dan dorong toileting pada saat keinginan defekasi dirasakan kuat Posisikan klien untuk memudahkan defekasi.

Intervensi Keperawatan pada Konstipasi

 



Berikan privasi dalam defekasi. Berikan laksatif sesuai dengan yang diresepkan Berikan supposutoria dan lakukan enema sesuai yang diresepkan jika tindakan lain tidak efektif

Intervensi Keperawatan Diare

   

Kaji pola eliminasi dan kemungkinan penyebab diare Pertahankan intake cairan Pertahankan integritas kulit Berikan pengobatan sesuai indikasi

Intervensi Keperawatan Inkontinen      

Kaji pola eliminasi Kaji intake cairan Ajarkan teknik-teknik yang memperkuat kontrol spinkter rektum Modifikasi pakaian untuk memudahkan toileting Kurangi barier lingkungan. Jawab panggilan dengan segera.

Intervensi Keperawatan   

  



Kembangkan jadwal toileting Kenalkan klien pada fasilitas. Berikan dukungan Pertahankan integritas kulit. Berikan pakaian khusus/ pampers jika diperlukan Berikan pengobatan sesuai yang diresepkan. Pasang kateter jika diperlukan

Evaluasi Keperawatan    

Kaji dan dokumentasikan output Kaji karakteristik urin Pola berkemih Pernyataan keluarga

Tercapai atau tidak Tujuan akhir adalah kualitas hidup, bukan hanya sebatas menjaga tetap kering/ bersih

Target  Intake

cairan yang adekuat  Kebiasaan toileting yang sehat  Pola bowel yang sesuai

Thank you

Kasus Ny. M berusia 78 tahun ditinggal meninggal suaminya 9 bulan yang lalu. Sekarang Ny. M tinggal sendiri di lingkungan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Kedua orang anak Ny. M tinggal dengan keluarganya masing-masing di kota yang berbeda. Ny. M senang memasak untuk keluarga, namun sekarang dia tinggal sendiri dan dia tidak mau memasak hanya untuk dirinya sendiri, sehingga pola maknnya menjadi tidak teratur. Aktifitasnya terbatas dan mengeluh insomnia sejak suaminya meninggal. Beberapa bulan terakhir Ny. M mengeluhkan konstipasi dan buang air besar 3-4 hari sekali dan merasa fesesnya keras serta nyeri jika buang air besar.

Related Documents


More Documents from "apriati tri wahyuningsih"