PROPOSAL TESIS TOPIK TESIS
Tugas Mata Penyusunan Proposal Proyek Teknologi Industri Kecil dan Menengah Dosen pengampuh: Ir. Supranto.M.Sc.,Ph.D
Oleh Zufri Hasrudy Siregar, ST NIM 07/262281/PTK/4446
KEPADA
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA MAGISTER SISTEM TEKNIK (MST) Sekretariat : Jl. Teknika Utara Barek Kampus UGM Yogyakarta 55281 Tahun 2008
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D
BAB I Agenda Riset Nasional untuk Optimalkan Litbang Pusat dan Daerah Agenda Riset Nasional (ARN) yang diluncurkan bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus 2006, dimaksudkan untuk memberikan prioritas kegiatan serta sebagai tonggak dan indikator capaian pembangunan nasional iptek dalam kurun waktu 2006-2009.
I.1 PENDAHULUAN
Di hadapan pejabat Eselon I dan II Departemen Pertanian, khususnya para pejabat dan peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian, Menteri Pertanian menegaskan agar lembaga penelitian departemen teknis maupun lembaga penelitian di perguruan tinggi mensinergiskan seluruh program penelitian pertaniannya sesuai dengan kebijakan strategis yang telah disepakati bersama antara Departemen Pertanian dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Hal ini disampaikan dalam acara Sosialisasi Agenda Riset Nasional (ARN) beberapa waktu lalu di Ruang Pola Departemen Pertanian. Penguasaan iptek merupakan salah satu penentu daya saing bangsa, terutama dalam era globalisasi. Pemerintah telah menetapkan, dalam Program Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009, peningkatan kemampuan iptek sebagai salah satu agenda nasional. Dalam kerangka itulah Dewan Riset Nasional (DRN) menyusun dan meluncurkan ARN 2006-2009. Penyusunan ARN membutuhkan proses yang cukup panjang. Diawali dengan penyusunan materi pokok oleh masing-masing Komisi Teknis DRN, dilanjutkan dengan diskusi antar-Komisi Teknis DRN serta jajaran Kemeneg Ristek. Rangkaian berikutnya adalah diskusi dengan narasumber terkait, pihak legislatif, Bappenas, Departemen Keuangan serta Departemen teknis. Setelah draf keseluruhan terbentuk dilakukan serangkaian
workshop
pengayaan dan
penajaman materi ke berbagai pemangku kepentingan iptek di Indonesia.
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 2 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D Riset dan pengembangan iptek yang berpola lintas disiplin dipandang penting untuk memicu pertukaran dan sintesis keilmuan ditara para pelaku iptek di lembaga litbang, perguruan tinggi, dan lingkungan industri. Oleh karena itu, benang merah penyusunan dan penerapan ARN adalah suatu keterkaitan yang terpadu di antara enam bidang fokus ARN yang mencakup keterkaitan dalam proses maupun dalam tujuan bersama untuk mencapai kemandirian daya saing iptek, kekuatan landasan keilmuan dan basis pengetahuan masyarakat, peningkatan kapasitas iptek dan inovasi masyarakat, sistem produksi, serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan. Keenam bidang fokus peningkatan kemampuan iptek dalam RPJM 20042009 adalah: (1) ketahanan pangan, (2) sumber energi baru dan terbarukan, (3) teknologi dan manajemen transportasi, (4) teknologi informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan keamanan, dan (6) teknologi kesehatan dan obat. Bidang-bidang fokus tersebut sesuai dengan acuan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2005-2009 sebagai pedoman bagi arah kebijakan, prioritas utama dan kerangka kebijakan bagi seluruh pembangunan iptek. Khusus untuk agenda riset ketahanan pangan, ada alur benang merah yang jelas, sehingga teridentifikasi delapan permasalahan pangan utama yang terdapat pada tahap produksi, distribusi, dan konsumsi yang selalu terkait. Dengan demikian penanganannya tidak dapat dilakukan secara parsial. Kedelapan permasalahan tersebut adalah: (1) kekurangan pangan pokok akibat kebutuhan yang lebih tinggi daripada kapasitas produksi dalam negeri, (2) pengurangan luas lahan produktif akibat konversi penggunaannya untuk keperluan nonpertanian, (3) kecilnya margin usaha tani yang berakibat pada rendahnya motivasi petani untuk meningkatkan produksi, (4) kendala dalam distribusi pangan sebagai akibat keterbatasan jangkauan jaringan transportasi, (5) beberapa produk pangan tidak dapat tersedia sepanjang tahun karena belum berkembangnya teknologi pengolahan/pengawetan, (6) pola konsumsi yang kaku sehingga upaya diversifikasi pangan sering terhambat, (7) adanya produk pangan yang tidak memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 3 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D termasuk kurang gizi, dan (8) belum semua rumah tangga secara ekonomi mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok. Ada tiga dokumen penting yang harus dijadikan pedoman dan arah berpijak bagi para peneliti, penentu kebijakan, dan para pelaku iptek Badan Litbang Pertanian, khususnya dalam merencanakan dan mengimplementasikan program utamanya untuk mencapai tujuan, sasaran dan strategi dalam rangka menciptakan teknologi yaitu: (1) kebijakan strategis pembangunan nasional iptek 2005-2009, (2) Buku Putih Penelitian, Pengembangan, Penerapan Iptek 2005-2025, dan (3) ARN 2006-2009, yang telah disepakati bersama antara Departemen Pertanian dengan Kemeneg Ristek. Dengan demikian akan tercipta sinergisme program dan anggaran iptek demi menjadikan iptek sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembangunan nasional
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 4 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D BAB II POTENSI DAERAH MALUKU UTARA (TERNATE) II.1 PERTANIAN Sektor pertanian tidak dapat dipungkiri merupakan sektor yang memiliki nilai setrategis, sektor ini selain mampu menyediakan bahan konsumsi juga menyerap jumlah tenaga kerja yang relatif besar. Di kota Terante sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah pedesaan bekerja/ kehidupannya bergantung pada sektor ini. II.2 Sub Sektor Pertanian Jenis komoditi tanaman bahan makanan yang banyak diusahakan pertanian di daerah ini adalah ubi kayu, jagung dan ubi jalar dengan pola pertanian relatif masih bersifat subsistem, serta penggunaan teknologi maupun sarana produksi yang juga relatif masih terbatas. Selama kurun waktu tahun 2005, luas panen, produksi dan produktivitas dari beberapa komoditi tersebut diatas tercatat : Ubi Kayu luas panennya 279 Ha dengan jumlah produsi sekitar 2.423 ton dan produktivitas 8.68 Ton / Ha, terjadi peningkatan produktivitas dibanding tahun sebelumnya yaitu 6.15 Ton / Ha. Ubi jalar luas panen 46 Ha dengan jumlah produksi 258 Ton dan produktivitas sekitar 6 Ton / Ha. Sementara jagung dan kacang tanah memiliki luas lahan dan produksi masing-masing adalah 61 Ha, 78 Ton dengan produktivitas 1.15 Ton / Ha dan 20 Ha, 23 Ton dengan produktivitas 1.16 Ton / Ha untuk kacang tanah. Secara umum dari ke 4 komoditi tersebut terjadi penurunan pada luas panen namun produktivitas meningkat. Selain
komoditi
tanaman
palawija,
petani
didaerah
ini
juga
mengusahakan tanaman hortikultura berupa sayuran dan buah-buahan. Masih dalam tahun 2005, produksi tanaman sayuran tercatat antaralain: Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 5 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D Ketimun 194,88 Ton , Terong 148,46 Ton dan kagkung 32,75 Ton. Sementara produksi buah-buahan dalam tahun yang sama adalah sebagai berikut, pisang sebesar 580,29 Ton, nenas 26 Ton dan Alpukat 26,79 Ton. Tabel 2.1 Produksi Jagung pada tahun 2005
Tabel Table
Kecamatan District (1)
Luas Panen , Produksi dan Rata – Rata Produksi Jagung Menurut Kecamatan di Kota Ternate, Tahun 2005 Area Harvested, Production And Yield Rate Of Com by District in Ternate City, Year 2005 Luas Panen Rata – Rata Produksi Area Produksi Production Harvested Yield Rate (Ton) (Ha) ( Ton / Ha ) (2)
(3)
(4)
1.Pulau Ternate
21
30,0
1,42
2.Moti
14
7,7
0,55
3.Ternate Selatan
11
12,25
1,11
4.Ternate Utara
15
20,5
1,36
61 150,8
70,45 98,02
1,15 0,65
Jumlah 2005 Total 2004
Sumber Dinas Pertania Kota Ternate Tabel 2.2 Produksi Ubi Kayu Tahun 2005
Tabel Table
Kecamatan District (1)
Luas Panen , Produksi dan Rata – Rata Produksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan di Kota Ternate, Tahun 2005 Area Harvested, Production And Yield Rate of Luas Panen Rata – Rata Produksi Area Produksi Production Harvested Yield Rate (Ton) (Ha) ( Ton / Ha ) (2)
(3)
(4)
1. Pulau Ternate
120
1 669,39
13,91
421,67
3,76
2. Moti
112 89,80
5,28
3.Ternate Selatan
17
4.Ternate Utara
30
241,72
8,00
Jumlah 2005 Total 2004
279 371,80
2 422,58 2 286,57
8,68 6,15
Suber Dinas Pertanian Kota Terante
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 6 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D
Tabel 2.3 Produksi Ubi Jalar Tahun 2005
Tabel Table 5.1.3.
Kecamatan District
Luas Panen , Produksi dan Rata – Rata Produksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan di Kota Ternate, Tahun 2005 Area Harvested, Production And Yield Rate Of Potatoes by District in Ternate City, Year 2005 Luas Panen Rata – Rata Produksi Area P r o d uk s i Production Harvested Yield Rate (Ton) (Ha) ( Ton / Ha )
(1)
(2)
(3)
(4)
1.Pulau Ternate
24
138,00
5,75
2.Moti
2
7,20
3,60
3.Ternate Selatan
12
75,12
6,26
4.Ternate Utara
8
48,00
6,00
Jumlah 2005 Total
46 243,10
268,32 1 280,50
5,83 5,27
Sumber Dinas Pertanian Kota Ternate II. 4 Sub Sektor Tanaman Perkebunan Seperti didaerah Maluku Utara umumnya, secara cultur sektor pertanian kota ternate pun didominasi oleh sub sektor tanaman perkebunan. Secara historis komoditi taman perkebunan terutama cengkeh dan pala dari daerah ini sudah dikenal sejak jaman Kolonial. Daerah ini termasuk penghasil cengkeh dan pala serta tempat persinggahan para pendatang untuk membeli hasil bimi tersebut. Jenis komoditi tanaman perkebunan banyak diusahakan oleh rumah tangga, usaha pertanian dikota ternate, disebabkan produksinya mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan hasil pertanian lainnya serta merupakan usaha turun menurun. Produksi tanaman juga merupakan komoditi eksport yang mempunyai prospek ekonomi cukup potensial untuk dipasarkan keluar negeri. Adapun jenis tanaman perkebunann yang banyak diusahakan rumah tangga pertanian didaerah ini antara lain : Cengkeh, Kelapa, Pala sementara Kayumanis dan Lada maih belum banyak diusahakan
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 7 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D Luas tanaman menghasilkan, jumlah produksi dan produktivitas beberapa komoditi tanaman perkebunan di Kota Ternate pada tahun 2005 antaralain adalah : Cengkeh, luas tanaman menghasilkan 976 Ha, produksi 824 Ton dengan produktivitas 0,84 Ton / Ha ; Kelapa luas tanaman menghasilkan 1.643 Ha, produksi 2.447 Ton dengan produktivitas 1,49 Ton / Ha ; Pala luas tanaman menghasilkan 625 Ha, produksinya mencapai 580 Ton dan produktivitasnya sebesar 0,93 Ton / Ha. II.5 Sub sektor peternakan Kebutuhan konsumsi hasil ternak masyarakat dikota Ternate, hingga saat ini masih didominasi suplai stok dari luar daerah ini, hal tersebut disebabkan produksi ternak lokal masih relatif rendah sementara dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan permintaan terhadap hasil ternak menjadi semakin meningkat pula. Jenis ternak dan hasil ternak yang banyak didatangkan dari luar kota Ternate antara lain : Ayam potong, Sapi dan Telur Meskipun dengan tingkat produksi yang relatif rendah dibanding tingkat kebutuhan masyarakat, namun masih cukup banyak petani yang mengusahakan ternak. Rumah tangga petani ternak didaerah ini lebih banyak mengusahakan jenis ternak seperti Sapi dan Kambing serta unggas berupa Ayam buras. Hingga tahun 2005, populasi jenis ternak dan unggas dikota Ternate tercatat: Sapi 1.560 ekor, Kambing 10.835 ekor dan unggas 502.638 ekor. Dibandingkan tahun 2004, terjadi kenaikan populasi sapi sebanyak 71 ekor atau 4.8 %, demikian juga jeis ternak unggas mengalami peningkatan yang siknifikan sebanyak 387.155 ekor atau 335.3%. sementara populasi Kambing mengalami penurunan sebanyak 1.633 ekor atau -13,1% dalam priode waktu yang
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 8 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D
BAB III ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL III.1 PENDAHULUAN Dalam ilmu ekonomi sumber daya alam, positive statement adalah sebuah kalimat yang merefleksikan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam penggunaan suatu sumber daya alam. Sedangkan yang dimaksud normative statement adalah sebuah kalimat yang menyatakan keadaan yang seharusnya terjadi dalam penggunaan suatu sumber daya alam. Pada umumnya kalimat ini merupakan suatu rekomendasi. Dalam membuatnya, diperlukan pengetahuan tentang bagaimana suatu keadaan dapat berubah apabila rekomendasi tersebut telah diimplementasikan. Positive statement yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah “Komposisi minyak bumi sebagai sumber energi atau sebagai bahan bakar di Indonesia relatif besar jika dibandingkan dengan komposisi non minyak bumi”.
Jika
keadaan
ini
terus
terjadi,
Indonesia
akan
memiliki
ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (untuk selanjutnya akan disebut sebagai BBM) atau terhadap minyak bumi sebagai bahan baku dari BBM. Dari Tabel 3-1 dapat dilihat bagaimana komposisi sumber energi di Indonesia. Komposisi dari minyak bumi masih melebihi 50% dari total energi yang dikonsumsi dalam satu periode. Sebagai informasi tambahan, pada bulan Maret 2005 konsumsi BBM mencapai 158.900 KL per hari. Komposisi minyak bumi sebagai sumber energi yang lebih besar daripada komposisi non minyak bumi menunjukkan bahwa minyak bumi sebagai sumber energi sangat dibutuhkan sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki ketergantungan terhadap BBM.
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 9 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D Sumber : CEIC Database yang dipublikasikan oleh IMF Tabel 3-1 Data Historis Komposisi Sumber Energi di Indonesia Jenis Energi Realisasi 1978/79 Realisasi 1983/84 Proyeksi 1988/89 (%) (%) (%) Non minyak 18,01 22,09 37,57 Minyak bumi 81,99 77,91 62,43
Proyeksi 2005 (%) 37 63
Total energi 100 100 100 Sumber: Blueprint Pengelolaan Energi Nasional oleh Departemen ESDM RI Minyak bumi (mentah) terbentuk dari endapan fosil yang telah melalui proses dalam skala waktu geologis sehingga BBM dikategorikan sebagai energi fosil (fossil fuel). Walaupun merupakan bahan bakar yang tidak terbarukan, minyak bumi terus dikonsumsi kendati harganya meningkat. Konsumsi domestik BBM yang cenderung meningkat ditunjukkan dalam Gambar jumlah konsumsi BBM. Di sisi yang lain, harga minyak mentah dunia sejak periode 1970 cukup berfluktuasi dan juga cenderung mengalami peningkatan.
Gambar 3-1 Data Historis Harga Minyak Mentah Dunia (1970-2004)
Sumber : CEIC Database yang dipublikasikan oleh aIMF
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 10 Rangkuman Agenda Riset Nasional
100
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D Selain diproduksi Pertamina, saat ini pemerintah juga membeli BBM dari badan usaha seperti Petronas, Mitsui, Total, dan lain lain. Dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli, pemerintah harus memberikan subsidi supaya harga jual BBM dapat terjangkau oleh masyarakat. Jenis BBM yang diberikan subsidi adalah premium, minyak tanah, dan solar. Tabel 3-2 memperlihatkan struktur harga dari BBM pada tahun 2006 sehingga diperoleh besaran subsidi yang harus dianggarkan pemerintah
Tabel 3-2 Perhitungan Subsidi Pada Tahun 2006 Kurs ICP Premium Minyak Tanah Solar (Rp/1 US$) (US$/bbl 9,900 57 a.Harga beli BBM 4.560,00 5.090,00 4.870,00 b.Harga jual BBM 4.500,00 2.000,00 4.300,00 c.PPN 10% (Rp/liter) 391,30 181,82 373,91 d.PBBKB 5% (Rp/liter) 17,01 186,96 e.Harga jual bersih 4.091,68 1.818,18 3.739,13 f.Subsidi (468,32) (3.271,82) (1.130,87) BBM g.Volume 17.080,00 10.000,00 14.498,00 BBM (juta h.Total subsidi (7.998.864, (32.718.181, (16.395.346, BBM (Rp Miliar) 27) 82) 96) Sumber: Ditjen Migas, Departemen ESDM
3.2 Klasifikasi Energi Klasifikasi energi sama dengan klasifikasi sumber daya alam, antara lain energi tidak terbarukan dan energi terbarukan. Energi terbarukan merupakan energi yang dapat dihasilkan kembali, secara alami atau dengan bantuan manusia. Sedangkan energi tidak terbarukan merupakan energi yang dapat habis sekali pakai. Klasifikasi ini harus memperhatikan aspek lain, seperti aspek pemakaian (use) dan aspek komersial (commercial). Sumber energi, dilihat dari aspek pemakaian, terdiri atas energi primer dan energi sekunder. Energi primer adalah energi yang diberikan oleh alam dan dapat langsung dikonsumsi
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 11 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D walaupun belum diproses lebih lanjut. Sementara itu, energi sekunder adalah energi primer yang telah diproses lebih lanjut. Sebagai contoh, minyak bumi ketika baru digali dari dalam tanah masih merupakan energi primer. Namun, jika minyak bumi diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar, maka bahan bakar ini adalah energi sekunder. Demikian pula bila air terjun dipasang alat pembangkit listrik, maka listrik yang dihasilkan merupakan energi sekunder, sedangkan air terjun itu sendiri disebut energi primer. Bila dilihat dari nilai komersial,maka sumber energi terdiri dari sumber energi komersial, sumber energi non-komersial, dan sumber energi baru.
Energi
komersial
adalah
energi
sudah
digunakan
dan
diperdagangkan dalam skala ekonomis. Energi non-komersial adalah energi yang sudah dipakai tetapi tidak dalam skala ekonomis. Energi baru adalah energi yang sudah dipakai tetapi masih dalam tahap pengembangan (pilot project). Energi baru belum dapat diperdagangkan karena belum mencapai skala ekonomi. Keseluruhan klasifikasi dapat dilihat dalam Tabel 3-1. Tabel 3-1 Klasifikasi Sumber Energi Berdasarkan nilai komersial 1. Komersial •Minyak bumi •Gas alam •Batubara •Tenaga air •Panas bumi •Uranium 2. Non komersial •Kayu bakar •Limbah pertanian 3. Energi baru •Tenaga surya •Tenaga angin •Tenaga samudera •Biomassa Sumber : Dari berbagai sumber Berdasa ketersediaan 1. Tidak terbarukan •Minyak bumi •Batubara •Uranium •Bijih mineral 2. Terbarukan •Tenaga angin •Tenaga air •Panas bumi •Tenaga surya •Samudera •Biomassa
Berdasarkan pemakaian 1. Primer •Minyak bumi •Gas alam •Batubara •Tenaga air •Panas bumi 2. Sekunder •Listrik •LPG •BBM •Gas alam •Briket batubara
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 12 Rangkuman Agenda Riset Nasional
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D BAB IV PEMILIHAN TOPIK TESIS IV.1 Landasan Berpikir Berdasarkan dari Agenda Riset Nasional serta Energi dan Sumberdaya Mineral serta di hubungkan dengan potensi daerah Maluku Utara(Ternate) dapat diambil benar merah dari hal tersebut, Agenda Riset Nasional yang meniti beratkan pada enam aspek yaitu : (1) ketahanan pangan, (2) sumber energi baru dan terbarukan, (3) teknologi dan manajemen transportasi, (4) teknologi informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan keamanan, dan (6) teknologi kesehatan dan obat, sedangkan dari potensi Maluku Utara sendiri memiliki Sumber daya alam berupa Cengkeh, Pala, Kopra dan Ubi Kayu membutuhkan teknologi pendukung untuk mengoptimalkan hasil tersebut yang dapat digolongkan dalam diversipikasi pangan atau teknologi pengolahan pangan.
IV. 2 JUDUL TESIS Adapun judul tesis yang akan dibuat setelah melihat Agenda Riset Nasional, Potensi Daerah serta Energi dan Sumberdaya Mineral adalah : “TEKNOLOGI PEMOTONG RANTING PORTABLE DENGAN SISTEM HIDROLIK MINI”
Tugas Zufri Hasrudy Siregar, ST 13 Rangkuman Agenda Riset Nasional