RSUD CIKALONG WETAN
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS SMF KULIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIKALONG WETAN 2019
SKABIES 1. Pengertian (Definisi)
Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh tungau Sarcoptes scabiei dan produknya. Penyakit ini berhubungan erat dengan higiene yang buruk.
2. Anamnesis
Keluhan : 1. Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada malam hari atau saat penderita berkeringat. 2. Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari, pergelangan tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola mammae dan di bawah payudara (pada wanita) serta genital eksterna (pria).
Faktor resiko : 1. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti tinggal di asrama atau pesantren. 2. Higiene yang buruk. 3. Sosial ekonomi rendah seperti di panti asuhan, dan sebagainya. 4. Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.
3. Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau abuabu dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi infeksi sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dan sebagainya.Pada anakanak, lesi lebih sering berupa vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan sehingga lesi menjadi bernanah.
4. Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dan penunjang.
5. Diagnosis Banding
1. Pioderma 2. Impetigo 3. Dermatitis 4. Pedikulosis korporis Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk menemukan tungau.
6. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa cara untuk menemukan terowongan:
Kaca pembesar Tinta cina Uji tetrasiklin Epiluminescence microscopy (dermatoskopi). Beberapa cara untuk menemukan tungau: Kerokan diambil dari beberapa lesi (papul baru, tidak eksoriasi) pada tempat predileksi, kemudian diletakkan di atas gelas obyek, ditetesi KOH/NaCl/minyak mineral, ditutup dengan kaca penutup, lalu diperiksa di bawah mikroskop. Membuat biopsi irisan kulit 7. Terapi
Medikamentosa 1. Topikal: Krim permetrin 5% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Dapat diulang setelah satu pekan. Salap sulfur 5-10%, dioleskan 3 malam berturut-turut. Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada hari ke 1,2,3, dan 8 Emulsi benzil–benzoat (10%), dioleskan selama 24 jam penuh Gama benzen heksaklorida (gameksan) 1% dalam krim atau losio, cukup sekali pemakaian, dapat diulang bila belum sembuh. 2. Sistemik : Antihistamin sedative (oral) untuk mengurangi gatal. Bila infeksi sekunder dapat ditambah antibiotic sistemik. Ivermektin (oral) 0,2 mg/kg dosis tunggal, 2-3 dosis setiap 8 – 10 hari. Tidak boleh pada anak-anak dengan berat kurang dari 15 kg, wanita hamil dan menyusui
8. Edukasi (Hospital Health Promotion)
1. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersamasama dan alas tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita skabies. 2. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
9. Prognosis
Ad vitam : Bonam Ad functionam : Bonam Ad sanationam : Bonam
10. Kepustakaan
1. PERDOSKI, 2014, Panduan Layanan Klinis Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Perdoski, Jakarta 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk. 02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama