Alam, Ilmu, dan Amal AGAMA ISLAM, dengan berpedoman kepada Al Quranul Karim (Kitabullah) dan Sunnah Rasulullah adalah agama yang paling intensif menggerakkan pendayagunaan alam untuk kepentingan ummat manusia. Intensivitas yang dipunyai Agama Islam (Al Quran) tidak dapat disetarakan dengan ajaran manapun. Baik itu dalam anutan ummat terdahulu atau malah mungkin dalam pemahaman ummat belakangan. Al Quran memulainya dengan menanamkan pemahaman iman, yang merupakan keyakinan setiap penganut Islam. Dasarnya "keimanan kepada Khalik, Allah yang Maha Kuasa dan Maha Menjadikan". Bahwa apapun yang dimiliki oleh manusia, pada hakekatnya adalah 'pemberian Allah' untuk kemaslahatan ummat manusia itu sendiri."Sesungguhnya Kami jadikan apa yang di bumi ialah untuk menjadi hiasan baginya( manusia), karena Kami hendak menguji (manusia) siapakah di antara mereka yang paling baik karya (amalannya). Sesungguhnya Kami jadikan pula di bumi tanah yang kosong". (QS. Al Kahfi, 18 : 7-8). Umat manusia diberi kewenangan untuk mencari kehidupan akhirat dan kebahagiaan duniawiyah berbarengan, dengan berbuat baik sesama insan, dan tidak menabur kebencanaan di permukaan bumi. "Dan carilah dengan kekayaan yang diberikan Allah kepada engkau (manusia) kebahagian kampung akhirat. Jangan engkau lupakan bagian engkau di dunia ini. Buatlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat kebaikan kepada engkau. Janganlah engkau membuat bencana di muka bumi. Sesungguhnya Allah tiada mencintai orang- orang yang membuat bencana". (QS. Al Qashas, 28 : 77). Al Quran memberi isyarat, bahwa yang manusia hidup ini, hidup dengan keinginan, perasaan, hasrat, dan nafsu duniawiyah. "Manusia itu diberi perasaan berhasrat atau bernafsu, misalnya kepada perempuan (istri), anak- anak (keturunan), kekayaan yang berlimpah- limpah, dari emas dan perak, kuda yang bagus (kendaraan dan alat angkutan), binatang ternak dan sawah ladang (perkebunan). Itulah kesenangan hidup dunia. Dan di sisi Allah ada tempat kembali yang sebaik- baiknya.” (QS. Ali Imran, 3 : 14). Itulah hidup akhirat yang menjadi tujuan setiap insan yang hidup di dunia ini. Di sana ada syorga dan keridhaan Allah yang menjadi idaman dan hasrat setiap insan yang beriman. Untuk mencapai keredhaan Allah, jalan yang mesti ditempuh adalah pernyataan iman kepada Allah, permohonan keampunan dari dosa-dosa, introspeksi dan restrospeksi dari setiap kegiatan (amal) yang lalu, serta evaluasi dan kesediaan membuat yang lebih baik secara madiyah (material) maupun ruhaniyah (spiritual), diiringi keteguhan pendirian menolak segala kemungkaran, dengan berharap supaya terjauh dari azab neraka. Orang-orang yang akan memperoleh tempat kembali yang baik disisi Allah harus memiliki sifat dan sikap yang konsisten (istiqomah), yang sabar (tabah, tahan uji, intens), benar (jujur, amanah, shiddiq), patuh kepada Allah, menafkahkan harta di jalan kebaikan (Al Munfiqiina), dan selalu memohon ampun kepada Allah (melakukan koreksi di akhir malam pada setiap akhir pekerjaan hariannya). Sebagaimana diterakan oleh Allah dalam QS. Ali Imran, 2 : 16-17. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyediakan alam sebagai sumber daya (material resources) bagi manusia yang hidup di alam (bumi) ini. Alam memang tidak menyiapkan segalanya serba jadi (ready to used). Alam perlu diolah tangan manusia, sehingga mendatangkan nilai lebih dan nilai guna yang optimal bagi manusia. Untuk itu, manusia memerlukan alat dan ilmu.