01. Jess Ujian.docx

  • Uploaded by: Intan Yolanda
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 01. Jess Ujian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,729
  • Pages: 35
DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN DAFTAR ISI........................................................................................................................1 I.

IDENTITAS PASIEN..............................................................................................2

II.

STATUS PSIKIATRI...............................................................................................3

III.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL...................................................................11

IV.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT............................................16

V.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM..................................................................18

VI.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA..............................................................20

VII.

DIAGNOSIS..........................................................................................................22

VIII.

EVALUASI MULTIAXIAL..................................................................................25

IX.

FORMULASI TERAPI.........................................................................................26

X.

PROGNOSIS.........................................................................................................27

XI.

LAMPIRAN...........................................................................................................29

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

1

I. IDENTITAS PASIEN No. Rekam Medis

: XXXXXX

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 05 Agustus 2013 Kelas Perawatan

: III

Dokter yang merawat

: dr. E. Sp. KJ

Riwayat Perawatan

: Perawatan ke – I

Nama

: Tn. Z

Jenis Kelamin

: Laki – laki

Umur

: 49 tahun

Tempat / Tanggal Lahir

: Jakarta, 22 Oktober 1968

Bangsa / Suku

: Indonesia / Tionghoa

Agama

: Katolik

Status Pernikahan

: Belum menikah

Alamat

: Cengkareng

Pendidikan terakhir

: S1 bidang Akuntansi di Universitas Trisakti

Pekerjaan

: Konsultan Pajak

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

2

II. STATUS PSIKIATRI Diperoleh dari: 1. Autoanamnesis (wawancara): didapat dari pasien. 2. Alloanamnesis diperoleh dari alloanamnesa dengan perawat di Sanatorium Dharmawangsa. Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Hubungan dengan pasien Hari, tanggal wawancara

: Ny. L : Perempuan : 46 tahun : Perawat Sanatorium Dharmawangsa : Perawat pasien : Kamis, 19 Oktober 2017

Waktu wawancara

: 11.00 WIB

Tempat wawancara

: Sanatorium Dharmawangsa

A. Keluhan Utama Pasien marah-marah tanpa alasan yang jelas dan memukul kakaknya. B. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien pertama kali datang ke Sanatorium Dharmawangsa dibawa oleh keluarganya dengan keluhan marah-marah tanpa alasan yang jelas dan memukul kakaknya. Menurut keluarganya, pasien juga sering berbicara sendiri dan mendengar ada suara-suara berseru kepadanya. Suara pertama yang di dengar pasien, diyakini oleh pasien sebagai suara Tuhan. Suara-suara tersebut mengajak pasien untuk membicarakan tentang berbagai macam hal, seperti pekerjaan pasien, perekonomian, hukum, politik dan pembangunan di Indonesia dan dunia. Pasien mengatakan dirinya dapat berkomunikasi dengan Tuhan sebab pasien telah diangkat sebagai anak oleh Tuhan dan menjadi perantara antara Tuhan dengan penghuni dunia. Saat berkomunikasi dengan Tuhan, pasien melihat bola cahaya putih di depannya yang diyakini sebagai sosok Tuhan. Suara berikutnya yang didengar diyakini pasien sebagai suara ‘si jahat’ yang ingin menyakiti dan membunuh pasien. Pasien juga sering melihat bolabola api, terbang melayang – layang dan mengincar pasien yang diyakini oleh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

3

pasien sebagai usaha ‘si jahat’ untuk menyakiti dan membunuh pasien. Pasien juga mengaku terkadang mencium bau sampah atau kotoran di kamar ketika mendengar ‘si jahat’ berbicara dan mengancamnya. Pasien juga mencium bau wangi ketika berbicara dan melihat Tuhan. Pasien mengatakan bahwa keluarganya membawa pasien ke Sanatorium Dharmawangsa

karena

dijadikan tumbal oleh keluarganya yang memakai ilmu hitam untuk mencapai kesuksesan. Menurut perawat, pasien minum obat secara teratur, bahkan pasien sering menanyakan kapan waktunya minum obat. Keseharian pasien banyak dihabiskan dikamar atau duduk dibangku depan kamarnya sambil merokok atau minum kopi, dan sesekali menonton televisi saat makan. Pasien terkadang masih harus diingatkan untuk mandi. Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien lain dan perawat karena pasien merasa pasien lain dan perawat sering menjelek-jelekkan dan tidak mengerti pembicaraan pasien. C. Riwayat Penyakit Sebelumnya 

Riwayat Penyakit Psikiatri Pasien mengatakan mulai mendengar suara – suara sejak tahun 1996 tepatnya satu bulan setelah ayah pasien meninggal. Awalnya pasien mendengar banyak suara di kepalanya yang mengajak untuk berdiskusi. Tak lama setelah itu pasien mengaku dapat mendengar dan berkomunikasi dengan Tuhan. Pada tahun 2000 sampai tahun 2008 pasien pernah dirawat di Sanatorium Dharmajaya karena keluarga melihat pasien di rumah sering berbicara sendiri, sulit diatur, mudah marah, dan tidak dapat menjaga kebersihan diri sendiri. Selama perawatan pasien sering keluar masuk karena pasien terlihat membaik selama perawatan sehingga keluarga pasien memutuskan untuk membawanya pulang. Ketika keluhan-keluhan pasien datang maka keluarganya akan membawanya ke Sanatorium Dharmajaya lagi. Pada tahun 2009 pasien keluar dari Sanatorium Dharmajaya. Pada awalnya pasien masih patuh minum obat, tetapi semenjak tahun 2011 tetapi pasien menolak untuk minum obat karena

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

4

merasa sudah sembuh. Pada tahun 2013 pasien kembali mendengar suara – suara dan keluarga merasa pasien menjadi semakin sulit untuk diatur. Pasien sering berbicara sendiri dan mengamuk sampai memukul kakaknya tanpa alasan, sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke Sanatorium Dharmawangsa. 

Riwayat Kondisi Medis Sejak tahun 2013 pasien diketahui menderita diabetes dan diterapi dengan obat diabetes.



Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif Pasien mengaku tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang maupun alhohol.

D. Riwayat Keluarga 

Latar Belakang Keluarga Pasien adalah anak ke lima dari tujuh bersaudara. Pasien terlahir di dalam keluarga yang sederhana, ayah pasien (Alm) bekerja sebagai montir dan ibu sebagai penjual kue.



Riwayat Psikiatri Dalam Keluarga Kakak laki – laki pertama pasien menderita retardasi mental.

Susunan anggota keluarga

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

5

Keterangan : = Laki-laki = Perempuan = Pasien = Meninggal = Retardasi mental Susunan Anggota Keluarga 1. Nama

: Tn. K (Alm)

Pekerjaan

: Montir

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien 2. Nama

: STM : Ayah kandung : Ny. B

Pekerjaan

: Penjual kue

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien 3. Nama

: : Ibu kandung : Tn. I

Pekerjaan

:-

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien 4. Nama

:: Kakak kandung pertama : Ny. S

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien 5. Nama Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

: S1 : Kakak kandung kedua : Ny. H 6

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien 6. Nama

: STM : Kakak kandung ketiga : Ny. P

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien 7. Nama

: D3 sekretaris : Kakak kandung keempat : Tn. H

Pekerjaan

: Wirausaha

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien 8. Nama

: SLTA : Adik kandung pertama : Tn. Y

Pekerjaan

: Karyawan swasta

Agama

: Katolik

Pendidikan Hubungan dengan pasien

: S1 : Adik kandung kedua

E. Riwayat Kehidupan Pribadi 

Riwayat Prenatal dan Perinatal Tidak ada masalah baik fisik maupun mental pada ibu pasien selama kehamilan. Tidak ada riwayat merokok dan mengkonsumsi obat-obat terlarang pada ibu pasien. Pasien lahir melalui persalinan spontan dan cukup bulan.



Riwayat Masa Kanak Awal (0 – 3 tahun) Saat batita tumbuh kembang pasien normal sesuai dengan usianya, tidak ada riwayat sakit berat seperti kejang dan trauma kepala.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

7



Riwayat Masa Kanak Tengah (4 – 11 tahun) Pada masa kanak – kanak pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya, bersosialisasi dengan baik dengan teman seusianya.



Riwayat Masa Kanak Akhir (Pubertas – Remaja) Pasien bersosialisasi dengan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Pasien mulai merokok saat SMP karena pengaruh dari teman – temannya.



Riwayat Masa Dewasa i.

Riwayat Pendidikan Selama menjalani masa pendidikan dari SD hingga Sarjana pasien mengaku tidak pernah mengalami masalah akademik seperti tidak naik kelas ataupun pindah sekolah.

Jenjang SD SMP SMA Perguruan Tinggi

ii.

Tempat SD St. Yoseph SMP St. Yoseph SMAN 20

Lama studi 6 tahun 3 tahun 3 tahun

Prestasi Lulus Lulus Lulus

Trisakti

5 tahun

Lulus

Riwayat Pekerjaan Pasien pernah magang di sebuah kantor akuntan ketika masih kuliah. Setelah menyelesaikan kuliah, pasien bekerja selama 2 tahun sebagai accounting manager . Kemudian pasien pindah kerja ke perusahaan swasta dengan jabatan sebagai konsultan pajak sampai tahun 2000. Tidak ada masalah pekerjaan selama pasien bekerja.

iii.

Riwayat Hubungan dan Perkawinan Pasien belum menikah.

iv.

Militer

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

8

Pasien tidak pernah mengikuti dan terlibat dalam militer, menyaksikan pertempuran dan tidak ada cidera karena kegiatan militer. v.

Riwayat Keagamaan Pasien beragama Katolik dan rutin ke Gereja setiap minggu sebelum menjalani perawatan.

vi.

Riwayat Aktivitas Sosial Pasien jarang mengikuti aktivitas sosial selama hidupnya, karena fokus pada sekolah dan pekerjaannya. Pasien memiliki banyak teman semasa sekolah dan bekerja.

vii.

Situasi Hidup Terkini Pasien mampu mendeskripsikan tempat tinggalnya sekarang dan dapat mengingat nama – nama pasien lainnya. Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien lain dan petugas di Sanatorium Dharmawangsa

karena

merasa

pembicaraannya

tidak

dapat

dimengerti dan dijelek-jelekkan oleh pasien lain maupun petugas di Sanatorium Dharmawangsa. Pasien lebih banyak menyendiri dibangku teras di depan kamar rawatnya atau tidur-tiduran di kamar. viii.

Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum sebelumnya.

ix.

Seksual Orientasi seksual pasien normal, tidak pernah mengalami penganiayaan seksual dan tidak ada gejala masalah seksual.

x.

Persepsi Mimpi dan Fantasi Pasien jarang bermimpi. Setelah keluar dari Sanatorium Dharmawangsa pasien ingin kembali bekerja dan ingin membeli rumah untuk tempat tinggal.

xi.

Nilai – nilai

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

9

Pasien dapat menilai sanitasi dirinya dan lingkungannya, pasien dapat menilai mana yang benar atau salah menurut norma yang berlaku di masyarakat, seperti bagaimana kalau pasien menemukan barang yang bukan miliknya.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL 

DESKRIPSI UMUM a) Penampilan Pasien seorang laki – laki berusia 49 tahun dengan tinggi sekitar 165 cm dan berat badan sekitar 60 kg, dengan perut agak membuncit. Penampilan sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Potongan rambut pendek, berwarna hitam dan rapi, kulit berwarna sawo

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

10

matang. Kebersihan diri pasien cukup terjaga. Pasien menggunakan kaos berwarna merah, celana ¾

berwarna coklat dengan kedua

kantong di sisi kanan maupun kiri dan sandal jepit berwarna putih. b) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Sebelum wawancara: Pasien sedang duduk sambil merokok menyendiri di bangku depan kamarnya. Selama wawancara: Pasien cukup kooperatif, duduk santai dan tampak tenang menjawab semua pertanyaan selama wawancara. Terkadang pasien suka menghentikan pembicaraan sejenak dan ketika ditanya alasannya, pasien mengaku sedang mendengar suara-suara. Setelah wawancara: Pasien merokok dan duduk di depan kamarnya. c) Sikap terhadap Pemeriksa Pasien bersikap sopan dan kooperatif terhadap pemeriksa. 

BICARA Kuantitas pembicaraan pasien cukup, arus bicara normal, volume suara sedang, dan artikulasi jelas. Nada bicara menurun dan mimik wajah sedikit datar.





MOOD DAN AFEK 

Mood

: hipotimik



Afek

: tumpul



Keserasian

: inappropiate

PIKIRAN 1. Bentuk / Proses Pikir  Hendaya Berbahasa: tidak terganggu  Flight of Ideas

: tidak ada

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

11

 Asosiasi longgar

: tidak ada

 Blocking

: tidak ada

 Sirkumtansialitas : tidak ada  Tangensialitas

: tidak ada

 Word salad

: tidak ada

 Clang association : tidak ada  Inkoherensi

: tidak ada

 Verbigerasi

: tidak ada

 Perseverasi

: tidak ada

 Ambivalensi

: tidak ada

2. Isi Pikir  Fobia

: tidak ada

 Obsesi

: tidak ada

 Kompulsi

: tidak ada

 Ide bunuh diri

: tidak ada

 Waham

: ada

o Waham kebesaran Pasien mengatakan bahwa Tuhan telah mengangkatnya sebagai anak, dan akan mengabulkan segala permintaannya. o Waham kejar  Pasien merasa ‘si jahat’ ingin menyakiti dan membunuh dirinya dengan cara mengirimkan bola – bola api yang berpijar.  Pasien mengaku di bawa ke Sanatorium Dharmawangsa sebagai tumbal oleh keluarganya yang memakai ilmu hitam.  Pasien mengatakan pasien-pasien dan para pegawai di Sanatorium Dharmawangsa sering menjelek-jelekan dia.  Thought insertion

: tidak ada

 Thought withdrawal

: tidak ada

 Thought broadcasting : tidak ada Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

12



GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi

: ada

 Halusinasi auditorik

: Pasien mendengar mendengar suara Tuhan

yang sering mengajak dirinya untuk berbicara serta pasien mendengar suara ‘si jahat’ yang ingin menyakiti dan membunuhnya.  Halusinasi visual

: Pasien meyakini melihat Tuhan dalam

wujud bola cahaya putih. Serta pasien melihat bola – bola api berpijar yang melayang.  Halusinasi olfaktorik

: Pasien terkadang mencium bau sampah

atau bau kotoran dan mencium bau wangi



2. Ilusi

: tidak ada

3. Depersonalisasi

: tidak ada

4. Derealisasi

: tidak ada

SENSORIUM DAN KOGNITIF 1. Kesadaran compos mentis (GCS 15 = E4V5M6) 2. Fungsi Kognitif  Orientasi o Waktu

: Baik, pasien mampu mengetahui waktu, hari, bulan

dan tahun. o Tempat : Baik, pasien mampu mengetahui bahwa dirinya ada di Sanatorium Dharmawangsa. o Orang

: Baik, pasien mampu mengenali pasien – pasien

lainnya dan beberapa petugas di Sanatorium Dharmawangsa.  Daya ingat o Segera

: Baik, pasien dapat mengulangi 3 kata (batu, kuda,

meja) yang diberikan kepada pasien sebelumnya dengan cepat dan berurutan. o Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan pagi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

13

o Jangka sedang : Baik, pasien masih dapat mengingat nama koas yang pernah di Sanatorium Dharmawangsa bulan lalu. o Jangka panjang : Baik, pasien dapat menceritakan dimana pasien bersekolah dari SD sampai SMA, kuliah dan pekerjaannya. 3. Konsentrasi dan Atensi Selama wawancara, konsentrasi pasien cukup baik, pasien mampu mengikuti dengan baik alur pertanyaan yang diajukan. 4. Kemampuan Membaca dan Menulis Baik. Pasien dapat membaca tulisan “Indonesia Raih Medali Emas” dan pasien dapat menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan oleh pemeriksa berupa “Sepatu Merah Bagus”. 5. Konsentrasi dan Kalkulasi Selama wawancara konsentrasi cukup baik, tidak teralihkan. Pasien dapat mengikuti dan menjawab pertanyaan. Pasien juga dapat menghitung. 6. Kemampuan Visuospasial Baik, Pasien dapat menggambar jam bundar lengkap dengan semua angkanya dan jarumnya. Pasien dapat menggambar jarum jam yang menunjukkan pukul 09.00 sesuai yang diminta oleh pemeriksa. 7. Pikiran Abstrak Baik, pasien dapat mengartikan pantun ‘berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian’.

8. Intelegensia dan Daya Informasi Baik, mengikuti melalui televisi dan koran. Pasien dapat menyebutkan pengetahuan umum dan informasi saat kini seperti nama presiden dan calon presiden RI. 

IMPULSIVITAS

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

14

Selama wawancara pasien dapat mengendalikan emosi dan bersikap cukup sopan. 

DAYA NILAI 1. RTA Terganggu karena adanya waham (kebesaran dan kejar) dan halusinasi (visual, auditorik, dan olfaktorius) . 2. Tilikan Derajat 1, pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit. 3. Discriminative judgement Baik, pasien tahu jika menemukan dompet dijalan maka harus diserahkan ke pihak berwajib. 4. Social judgement Baik, pasien mampu menilai bahwa mengambil barang milik orang lain itu salah.



REABILITAS Pasien cukup dapat dipercaya, karena jawaban yang diberikan pasien setelah dikoreksi ulang dengan menanyakan ke perawat yang merawat, hasilnya sama.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT A. STATUS INTERNIS Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis Tekanan darah : 110/70 mmHg Frekuensi nadi : 88x/menit Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

15

Frekuensi napas

: 18 x/menit

Suhu

: 36,7 o C.

B. PEMERIKSAAN FISIK a. Kepala : normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut. b. Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. c. Hidung : normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis. d. Telinga : bentuk normal, tidak ada sekret. e. Mulut : bibir lembab, lidah tidak kotor, caries dentis (+) f. Jantung  Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak terlihat.  Palpasi : iktus kordis tidak teraba  Perkusi : batas jantung dalam batas normal.  Auskultasi : BJ I & II murni, Gallop (-), Murmur (-) g. Paru-paru  Inspeksi : simetris dalam keadaan diam dan gerak.  Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama kuat.  Perkusi : sonor  Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-) h. Abdomen  Inspeksi : abdomen tampak membuncit.  Palpasi : hepar dan lien tidak teraba.  Perkusi : timpani.  Auskultasi : bising usus normal i. Ekstremitas atas : akral hangat +/+, edem -/-, deformitas -/-, nyeri -/j. Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edem -/-, deformitas -/-, nyeri -/Kesan: Tidak ditemukan kelainan yang bermakna. C. STATUS NEUROLOGIK  Rangsang meningeal : (-) - Peningkatan TIK : (-) - Nn. Cranialis : baik - Pupil : bulat, isokor, diameter 3/3 mm. - Sensibilitas : baik - Motorik : baik - Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : baik - Fungsi luhur : baik - Refleks fisiologis : +/+ - Refleks patologis : -/Kesan: Tidak ditemukan kelainan yang bermakna.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

16

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Sanatorium Dharmawangsa pada tanggal 21 Agustus 2018 adalah sebagai berikut : JENIS PEMERIKSAAN

HASIL

SATUAN

NILAI NORMAL

Hematologi Hemoglobin Jumlah leukosit Hitung jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit Laju endap darah Jumlah trombosit Kimia darah Fungsi hati Protein Protein Total Albumin Globulin Bilirubin

13.3 6.4

g/dl ribu/ul

12 – 14 5 – 10

0 2 2 57 29 4 8 270

%

<1 1–3 2–6 50 – 70 20 – 40 2–8 < 20 150 – 400

% % % % % mm/jam ribu/ul

6.4 4.2 2.4

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

6-8,4 3,5-5,2 2,3-3,5 g/dl 17

Total Direk Indirek

0.46 0.18 0.28

SGOT SGPT SGOT SGPT

38 26

Karbohidrat GDP Glukosa 2 Jam PP

93 126

Fungsi Ginjal Ureum Creatinine

34 0.7

Lain-lain Asam Urat

3,1

g/dl g/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl U/I U/I mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl

<1 <0,25 <0,75 < 50 < 50 < 126 < 140 10-50 0.5-1.1 2,4-5,7

mg/dl Kesan : Tidak ditemukan kelainan laboratorium yang bermakna.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

18

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien seorang laki-laki berusia 49 tahun, suku Tionghoa, beragama Katolik, anak kelima dari tujuh bersaudara. Pendidikan terakhir S1. Penampilan sesuai dengan usia dan jenis kelamin, tinggi sekitar 165cm, BB 60 kg, kulit berwarna sawo matang. Potongan rambut pendek, berwarna hitam, kebersihan cukup terjaga. Tidak ada riwayat penyakit yang bermakna sejak lahir. Riwayat pendidikan baik dan tepat waktu. Riwayat pekerjaan sebagai karyawan magang, accounting manager dan konsultan pajak sebelum menjalani perawatan di Sanatorium Dharmawangsa. Tidak ada masalah dalam pekerjaan. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga yaitu kakak pertama pasien yang menderita retardasi mental. Saat ini pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa, dirawat sejak tahun 2013. Pasien dibawa oleh keluarga karena merasa terganggu oleh pasien yang sering berbicara sendiri, marah-marah dan memukul kakaknya tanpa alasan. Pasien memiliki riwayat pernah dirawat di Sanatorium Dharmajaya pada tahun 2000 – 2008, selama perawatan pasien sering keluar masuk. Pada tahun 2009 pasien keluar dari Sanatorium Dharmajaya dan sejak tahun 2011 tidak minum obat teratur. Pasien yakin bahwa dirinya dapat berbicara dengan Tuhan dan telah diangkat menjadi anak Tuhan dan apapun permintaanya akan dikabulkan. Pasien juga mengaku melihat Tuhan dalam wujud bola putih bercahaya. Selain itu pasien juga sering mendengar suara yang pasien anggap sebagai ‘si jahat’ yang ingin menyakiti dan membunuh pasien. Pasien juga mengatakan bahwa sering melihat bola-bola api berpijar yang mau menyerang dirinya dan berasal dari ‘si jahat’. Selain itu juga pasien sering mencium bau busuk ketika mendengar ‘si jahat’ berbicara dan mengancamnya, serta mencium bau wangi ketika berbicara dengan Tuhan. Gejala mulai mendengar suara – suara muncul sejak tahun 1996 tepatnya satu bulan setelah ayah pasien meninggal. Pada awalnya pasien mendengar banyak suara di kepalanya yang mengajak untuk berbicara. Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

19

Dari wawancara ditemukan adanya mood hipotimik, afek tumpul, keserasian tidak sesuai, terdapat halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan halusinasi olfaktorius. Ditemukan juga adanya waham kebesaran dan waham kejar. Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang baik. Daya konsentrasi dan daya ingat masih baik. Fungsi intelektual sesuai dengan pendidikan. Personal hygiene cukup baik, pasien agak menarik diri dari pergaulan. Dari pemeriksaan fisik, status neurologik, dan pemeriksaan laboratorium pasien tidak di dapatkan kelainan yang bermakna. Riwayat trauma kepala, gangguan mental organik, penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang disangkal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

20

VII. DIAGNOSIS Berdasarkan hasil wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium yang mengacu pada PPDGJ-III, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: AXIS I: 1. Berdasarkan gejala – gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu : 1. Adanya hendaya dalam kemampuan daya nilai realita : i. RTA

: terganggu

ii. Insight

: terganggu

iii. Aktivitas sehari-hari dan fungsi sosial

: terganggu

iv. Keluhan dari lingkungan 2. Adanya gejala psikopatologi (waham kebesaran, waham kejar, halusinasi auditorik dan halusinasi visual) Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS 2. Berdasarkan : 1. Kesadaran

: compos mentis (GCS = 15, E4 V5 M6)

2. Orientasi

: baik

3. Daya ingat

: baik

4. Kemunduran intelektual

: tidak ada

5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. 6. Penggunaan zat psikoaktif

: tidak ada riwayat menggunakan obat-

obatan Maka dapat disimpulkan bahwa pasien tidak menderita suatu gangguan mental organik serta tidak menderita suatu gangguan mental dan gangguan perilaku akibat zat psikoaktif.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

21

3. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari auto-anamnesa, didapatkan: 1. Ditemukan adanya gangguan persepsi (Halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan halusinasi olfaktorius) 2. Ditemukan adanya gangguan isi pikir (Waham kebesaran dan waham kejar) 3. Berlangsung lebih dari 1 bulan Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA (F20) 4. Berdasarkan adanya: 

Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia. o Waham kebesaran dimana pasien merasa telah diangkat menjadi anak Tuhan, mampu berkomunikasi dengan Tuhan dan Tuhan selalu mengabulkan permintaannya. o Waham kejar dimana pasien merasa ‘si jahat’ ingin menyakiti dan membunuhnya dengan cara mengirimkan benda gaib berupa bola – bola api berpijar, keluaga pasien menjadikan pasien sebagai tumbal ilmu hitam. o Halusinasi auditorik dimana pasien mendengar suara Tuhan dan ‘si jahat’. o Halusinasi visual dimana pasien melihat wujud Tuhan berupa bola putih bercahaya dan bola – bola api berpijar yang melayang. o Halusinasi olfaktorik dimana pasien mencium bau busuk dan bau wewangian.

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA TIPE PARANOID (F 20.0). AXIS II: Dari alloanamnesa disimpulkan bahwa pasien tidak memiliki gangguan kepribadian dan tidak ada retardasi mental. (Z 03.2) AXIS III:

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

22

Dari alloanamnesa, autoanamnesa dan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab, pasien memiliki penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 yang terkontrol dengan obat. AXIS IV: Berdasarkan autoanamnesa tidak ditemukan masalah psikososial dan lingkungan dalam kurun waktu 1 tahun terkahir. AXIS V: GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE 100 – 91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi. 90 – 81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa. 80 – 71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, sosial, sekolah dll. 70 – 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. 60 – 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang. 50 – 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat. 40 – 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi. 30 – 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang. 20 – 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri. 10 – 01 = Seperti diatas → persisten dan lebih serius. 0 = Informasi tidak adekuat. GAF (HLPY): 70 – 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Pasien dapat melakukan kegiatannya sendiri tanpa bantuan orang lain. GAF (Current): 70 – 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Pasien dapat melakukan kegiatannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

23

VIII. EVALUASI MULTIAXIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V

: F20.0 Skizofrenia Paranoid. : Z 03.2 Tidak ada. : Diabetes Mellitus tipe 2. : Tidak ada : GAF (HLPY) : 70-61 GAF (Current)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

: 70-61

24

IX. FORMULASI TERAPI A. Farmakologi 

Aripiprazole tablet 1 x 10 mg PO (pagi hari) sebagai obat antipsikotik generasi kedua (atipikal).



Metformin tablet 3 x 500 mg PO (sebelum makan) sebagai obat Diabetes Mellitus tipe 2.

B. Non farmakologi  Psikoterapi: Supportive Therapy o Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur dan pengawasan minum obat. o Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien dalam 

menjalankan aktivitas sehari-hari sebaik mungkin. Terapi Psikososial o Family Counseling:  Memberi informasi kepada keluarga pasien tentang 



penyakit yang diderita pasien. Memberikan motivasi kepada keluarga pasien agar turut

serta dalam pengobatan pasien. Behavioral Therapy o Pasien diajak untuk mengembangkan minat dan hobinya. o Pasien diberi motivasi untuk mengurangi kebiasaannya untuk merokok.

X. PROGNOSIS Ad vitam

: ad bonam

Ad sanationam

: dubia ad bonam

Ad functionam

: dubia ad malam

Faktor Yang Meringankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

25



Penyakit yang dideritanya tidak disebabkan oleh gangguan mental organik ataupun retardasi mental.



Tidak ada tanda dan gejala neurologis.



Selama perawatan pasien patuh minum obat.



Tidak ada ide untuk bunuh diri.

Faktor Yang Memberatkan 

Onset pada usia muda (28 tahun)



Perilaku menarik diri (pasien kurang bergaul dengan pasien lain).



Perjalanan penyakit sudah kronis dan berulang.



Tidak menikah.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

26

Keterangan : 

1996-2000

: Pasien mulai mendengar suara-suara (Halusinasi auditorik).



2000

: Pasien sering berbicara sendiri, sulit diatur, sering marah tanpa alas an dan tidak dapat menjaga kebersihan diri (Halusinasi visual, olfaktorius, waham kebesaran dan kejar muncul).



2000-2008

: Pasien dalam perawatan di Sanatorium Dharmajaya (Halusinasi dan waham hilang timbul).



2009

: Pasien keluar dari Sanatorium Dharmajaya.



2009-2010

: Keluhan membaik, pasien patuh minum obat.



2011-2012

: Pasien menolak minum obat karena merasa sembuh, keluhan muncul kembali (Halusinasi dan waham).



2013

: Pasien sering marah-marah dan memukul kakaknya tanpa alas an yang jelas, keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke Sanatorium Dharmawangsa.



2013-Sekarang : Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa. Pasien mengalami perbaikan, gejala berkurang, pasien patuh minum obat.

XI. LAMPIRAN WAWANCARA 1 Hari/tanggal

: Jumat, 24 Agustus 2018

Jam

: 09.30 WIB

Penampilan

: Kaos jingga , celana pendek warna coklat

Aktivitas

: Duduk di bangku depan kamar sambil merokok

Tempat: Di depan kamar pasien Keterangan

: A  Pemeriksa B  Pasien

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

27

A : Selamat siang pak. B : Selamat siang. A : Nama saya Melati, Bapak. Saya dokter muda disini. Nama bapak siapa? B : Nama saya Z. A : Halo pak Z salam kenal (mengajak berjabat tangan). Bapak apa kabarnya hari ini? B : Baik baik saja, senang-senang saja. (ekspresi wajah tampak sedikit mendatar dengan tatapan kosong, nada bicara menurun)  Afek tumpul dengan keserasian inappropriate. A : Wah, baiklah kalau begitu. Bapak tadi pagi sudah makan? B : Sudah. A : Kalau boleh saya tau tadi pagi bapak makan apa? B : Saya makan nasi, ayam goreng sama tempe tahu.  Memori jangka pendek baik. A : Bapak kalau makan disini? Atau dimana pak? B : Di aula dok yang di tengah itu, ini kan teras depan kamar.  Orientasi tempat baik. A : Bapak tau bapak sekarang ada dimana? B : Ini di Dharmawangsa dok.  Orientasi tempat baik A : Ini jam berapa ya pak? B : Jam 09.30 dok. Itu tuh jam nya (sambil menujuk ke arah jam dinding)  Orientasi waktu baik. A : Oh iya benar pak. Memangnya sekarang tanggal berapa pak? B : Tanggal 24 Agustus 2018. Ini ada di koran nya (sambil mengambil koran disampingnya)  Orientasi waktu baik. A : Sekarang siang atau malam dok? B : Siang dong. Itu matahari masih kelihatan.  Orientasi waktu baik.

A : Bapak dulu sekolah dimana pak? B : Saya dulu sekolah di St. Yoseph SD dan SMP nya, kalau SMA saya sekolah di

SMAN 20.  Memori jangka panjang baik. A : Bagitu ya pak. Selama di sekolah bagaimana pak? Temannya banyak? B : Ada lah dok. Tapi gak banyak. Saya fokus belajar aja. Tapi sih sama teman SMP di ajak ngerokok. Ini nih jadinya. A : Kalau kuliah nya dimana pak? B : Saya kuliah di Trisakti, ambil S1Akuntansi. Dulu pernah magang tuh 2 tahun jadi

accounting manager.Terus jadi konsultan pajak sampai tahun 2000an lah dok.  Memori jangka panjang baik. A : Wah keren pak. Enak ya pak kerja di bidang akuntansi? B : Enak aja dok. Saya sih ga ada masalah yang serius selama kerja. Teman-teman disana lumyan baik lah. Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

28

A : Pak, biasa perawat disini sering ajak ngobrol gak? B : Kadang ada sih yang ajak. Itu si ibu L. Tapi malas saya ngobrol sama mereka, mereka suka jelek-jelekin saya dok, mau nyakitin juga  Orientasi orang baik. Waham kejar A : Bapak yakin pak memangnya? Saya lihat perawat disini baik-baik. B : Yakin dok. Mereka tuh kalo ngelihatin saya kayak mau di terkam, jahat lah pokoknya. Saya males sama mereka, paling urusannya kalo mau ngambil obat aja. A : Oh begitu ya pak. Pak boleh cerita sedikit tentang keluarga bapak? B : Boleh. Saya anak ke 5. Kakak saya ada 4, 1 laki yang kena idiot dok, 3 perempuan. Adik saya ada 2 laki semua. Bapak saya udah ga ada. Ibu masih hidup sih. A : Wah banyak ya pak saudaranya. Dulu katanya ketika bapak masih dalam kandungan ada masalah gak pak? B : Gak ada dok. Saya mah lahir sehat, normal, jarang sakit-sakitan juga. A : Hubungan dengan keluarga bagaimana pak sekarang? B : Mereka sih masih jengukin saya dok disini. Tapi ya dok, saya kasih tau, mereka itu punya ilmu hitam. Makanya nih saya dimasukan disini mau dijadiin tumbal dok. Biar sukses mereka nya.  Waham kejar A : Kalau istri bapak punya? B :Saya belum menikah dok. A : Bapak masuk kesini sejak kapan memang pak? B : Tahun 2013 dok. Keluarga saya tuh yang bawa saya, kakak nomor 2. Pasti gara-gara mau dijadiin tumbal saya dok, ya makanya saya berontak lah pas dibawa. A : Sebelum disini bapak tinggal dimana pak? B : Di Citra dok sama kakak saya yang nomor 2.

A : Begitu ya pak. B : Iya dok. Dok saya mau minum kopi dulu ya. A : Oh,iya pak nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya. B: Baik dok. KESAN WAWANCARA I 

Kesadaran

: compos mentis



Orientasi

: tempat waktu dan orang baik



Mood

: hipotimik



Afek

: tumpul



Keserasian

: inappropiate



Waham kebesaran

: ada

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

29



Waham kejar

: ada



Memori jangka pendek

: baik



Memori jangka panjang

: baik

WAWANCARA 2 Hari/tanggal

: Selasa, 4 Agustus 2018

Jam

: 10.00 WIB

Penampilan

: Baju putih, celana pendek hitam

Aktivitas

: Duduk di bangku taman.

Tempat: Taman A : Selamat pagi pak. B : Pagi A: Apa kabar pak? B : ……. (tampak sedang mendengarkan sesuatu) A : Bapak kenapa pak? B : Ini dok, Tuhan lagi ngomong sama saya.  Halusinasi auditorik A : Tuhan siapa ya pak? B : Tuhan dok. Saya kan bisa ngomong sama Tuhan. A : Memangnya bapak bisa lihat Tuhan pak? Atau hanya mendengar saja? B : Bisa dok. Dia itu kalau kesini cuma seperti bola cahaya putih.  Halusinasi visual A : Bapak selalu bisa lihat Tuhan pak? B : Kadang-kadang aja dok, kalau Tuhan mau datang ke sini berkunjung. A : Kok Bapak bisa denger suara Tuhan Pak? B : Bisa kan saya ini sudah diangkat jadi anak Tuhan makanya saya bisa mendengar suara Tuhan. Tuhan bakal kabulin semua permintaan saya dok  Waham kebesaran A : Jadi karena Bapak bisa dengar suara Tuhan yah, keluarga Bapak yang lain gak bisa Pak? B : Ya gak bisa, cuma saya yang bisa dengar Tuhan, kan keluarga saya punya ilmu hitam. A : Sejak kapan Pak Z bisa mulai mendengar suara Tuhan? B : Sudah lama, sudah dari tahun 1996. Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

30

A : Kok bisa tiba-tiba mendengar suara Tuhan Pak? Bagaimana caranya? B : Yah, awalnya kan bapak saya meninggal, rasanya sedih banget, lalu saya berdoa terus-terusan, saya berdoa supaya saya bisa diangkat menjadi anak Tuhan, karena saya tetep mau punya seorang Ayah, eh ternyata doa saya dibalas sama Tuhan, Tuhan mau mengangkat saya jadi anaknya. A : Bapak memangnya sering ke Gereja pak? B : Dulu sering dok, tiap minggu saya ibadah terus. A : Oh begitu, biasanya yang dibicarakan sama Tuhan apa Pak ? B :Yah tentang pekerjaan saya, perekonomian, hukum, politik dan pembangunan di Indonesia ini sama dunia. Ya pokoknya semuanya lah dok. A : Itu diskusinya seharian Pak? B : Iya bisa seharian, kecuali kalo malam kan saya tidur. A : Oh begitu Pak, berarti bapak tiap hari Cuma ngomong sama Tuhan aja ya pak? B : Ada lagi dok. Tapi yang satu ini jahat dok, si jahat. Dia suka bisik-bisik, kadang teriak-teriak ke saya  Halusinasi auditorik A : Wah, memangnya dia ngomong apa sama bapak? B : Aduh, pokoknya dia mau nyakitin saya dok, katanya mau dibunuh. Saya kan anak Tuhan jadi dia gak suka. A : Kalau yang ini bapak bisa lihat bentuknya? B : Enggk dok. Dia gak mau tunjukin wujudnya. Tapi saya bisa lihat, ada bola-bola pijar yang melayang di udara. Itu pasti caranya dia buat nyakitin saya. Dia mau bunuh saya.  Halusinasi Visual dan Waham kejar A : Selain itu apa lagi yang bapak rasakan pak? B : Udah dok itu aja. Tapi ya dok, kalau saya lagi ngomong sama Tuhan itu rasanya betah banget, ada bau yang wangi sekali saya bisa cium. Tapi kalo si jahat itu yang bersuara, langsung tuh keluar bau yang kotoran yang busuk, jijik deh pokoknya.  Halusinasi olfaktorik A : Wah begitu ya pak. Baik pak ngobrol nya kita lanjutin besok ya pak. Terima kasih pak. B : Sama-sama dok. KESAN WAWANCARA II 

Kesadaran

: compos mentis



Mood

: hipotimik



Afek

: tumpul

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

31



Keserasian

: inappropiate



Waham kebesaran

: ada



Waham kejar

: ada



Halusinasi visual

: ada



Halusinasi auditorik

: ada



Halusinasi olfaktorik

: ada

WAWANCARA 3 Hari/tanggal

: Kamis, 6 September 2018

Jam

: 10.00 WIB

Penampilan

: Kaos merah, celana pendek coklat

Aktivitas

: Duduk di depan kamar sambil merokok

Tempat: Di depan kamar A: Selamat siang pak. Ayo kita ngobrol lagi. B : Siang. Boleh. A : Gimana kabarnya hari ini pak? Apakah masih mendengar suara-suara? B : Masih. Tadi sebelum doker kesini saya sempat ngomong sama Tuhan.  Halusinasi auditorik A : Oh, ngomongin apa pak? B : Biasa lah dok, kondisi perpolitikan dan pembangunan. A : Wah begitu ya pak. Pak bapak sering menonton TV atau membaca Koran? B : Sering dok. Paling sering baca Koran. A : Kira-kira menurut bapak bagaimana Indonesia saat ini pak? B : Wah, Indonesia lagi bagus dok. Ada Asian Games di sini jadi rame berita olahraga. Presiden kita juga bikin heboh koran dengan naik motor keliling stadium  Intelegensi baik A : Memang nya bapak tau siapa presiden kita yang sekarang ? B : Jokowi dong dok. A : Wah, bapak ikut juga ya pak perkembangan di Indonesia. B : Iya dok. Soalnya saya ga ada kerjaan lain. A : Memangnya bapak tidak ngobrol atau kenalan sama pasien-pasien lain pak? Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

32

B : Kenal lah, teman sekamar saya kan si J sama K. Tapi malas lah ngomong sama mereka. Suka ngomong gak jelas, ngejelek-jelekin saya. Lagian kan mereka sakit jiwa, saya enggak, kan saya anak Tuhan.  Orientasi orang baik, Waham kejar, Insight derajat 1 A : Oh bagitu ya pak. Pak, bapak masih ingat dokter muda yang sebelum saya? B : Ingat dok . itu si dokter A sebulan lalu disini.  Memori jangka sedang baik. A : Wah bagus deh pak. Pak sekarang saya ada pertanyaan pak. Kalau bapak ketemu dompat dijalan, kira-kira bapak akan apakan dompet nya pak? B : Kalo saya pasti saya kasih ke satpam ato polisi, ya pihak berwajib lah.  Discriminative judgement baik A : Gak mau di ambil aja pak? B : Jangan lah dok, ngambil barang orang lain tanpa sepengetahuan itu kan gak baik  Social judgement baik A : Pak bapak tau arti peribahasa “air beriak tanda tak dalam” ? B : Oh kalau itu mah artinya kalau orang yang banyak bicara itu tanda kalau dia gak ada isinya.  Berpikir abstrak baik. A : Oke deh pak. Pak sekarang kita main hitung-hitungan ya. Kalau 9 dikalikan 4 berapa pak? B : 36 dok.  Kalkulasi baik A : Kalau 3% dari Rp.1.000.000,- berapa pak? B : Rp.30.000,- dong dok, saya kan orang akuntansi pasti tau dok.  Kalkulasi baik A : Pak, sekarang coba bapak baca Koran ini yang bagian sini pak (menunjukan Koran kepada pasien) B : Oh ini ya dok (sambil menunjuk). “INDONESIA RAIH MEDALI EMAS”  Kemampuan membaca baik

A : Baik pak, sekarang coba bapak tuliskan di kertas ini kalimat “Habis gelap terbitlah terang” B : (menuliskan kalimat “Sepatu Merah Bagus” di selembar kertas)  Kemampuan menulis baik A : Sekarang bapak coba gambarkan jam dinding pak dan buat penunjuk waktunya pada pukul 09.00 pak. B : (menggambar jam dinding dengan angka-angka jam, serta penunjuk waktu pukul 09.00)  Visuospasial baik A : Pak, sekarang coba bapak ulangi kata-kata saya ya pak. “Batu, kuda, meja” B : Batu, kuda, meja.  Memori jangka segera baik A : Wah bapak jago semuanya. Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

33

B : Iya nih dok, hehe. A : Pak bapak kalau mandi bisa sendiri pak? B : Bisa dok. A : Kalau minum obat bagaimana pak? Teratur? B : Teratur kok dok, bahkan saya sering minta obat nya sendiri sama ibu L itu. A : Wah, bagus deh pak. Yang teratus ya minum obat nya pak. Pak ngomongngomong bapak kedepannya mau bagaimana pak? B : Yah, nanti kalau saya sudah keluar dari sini, saya mau beli rumah buat saya tinggal sendiri dok. A : Semoga nanti bisa terwujud ya pak. B : Iya dok. A : Baiklah pak. Terima kasih atas waktunya ya pak. Senang bisa ngobrol dengan bapak. B : Iya, sama-sama dok.

KESAN WAWANCARA III 

Kesadaran

: compos mentis



Mood

: hipotimik



Afek

: tumpul



Keserasian

: inappropiate



Halusinasi auditorik

: ada



Intelegensi

: baik



Kalkulasi

: baik



Kemampuan membaca

: baik



Kemampuan menulis

: baik



Kemampuan visuospasial

: baik



Berpikir abstrak

: baik



Orientasi orang

: baik



Memori jangka sedang

: baik



Memori jangka segera

: baik



Insight

: derajat I



Discriminative judgement

: baik

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

34



Social judgement

: baik

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 13 Agustus 2018 – 15 September 2018

35

Related Documents

Jess
June 2020 28
01. Jess Ujian.docx
October 2019 31
Jess
June 2020 27
Cv Jess
October 2019 41
Case 3 Jess Pher.docx
June 2020 14

More Documents from "Renz Olex M. Canlas"

350 Kata 2.docx
October 2019 19
01. Jess Ujian.docx
October 2019 31
Texto 5
April 2020 14
Guia.docx
November 2019 22
April 2020 17