PENGARUH PENGAWASAN DENGAN MENGGUNAKAN CCTV TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT MEDAN
Disusun Oleh YUSTINA EVARIDA NPM : 250
UNVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN APRIL 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencari laba. Dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan suatu sistem manajemen yang dapat mengatur seluruh kegiatan perusahaan agar kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menjamin agar setiap yang direncanakan dapat berjalan dengan mulus tanpa melalui penyelewengan yang akan menjauhkan perusahaan dari proses pencapaian tujuan yang ingin dicapai. PT. Bank Sumut merupakan perusahaan besar, dimana pengawasan adalah suatu kegiatan yang sangat perlu dilakukan agar keamanan perusahaan dan kinerja serta disiplin kerja karyawan tetap terjaga. Dengan berkembangnya teknologi yang dewasa ini semakin canggih, maka pengawasan tidak perlu dilakukan langsung dan terus menerus oleh pimpinan perusahaan. Cukup menggunakan CCTV yang bisa menggantikan manusia dalam mengawasi berbagai macam kegiatan. Dari uraian diatas maka penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Pengawasan Dengan Menggunakan CCTV Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Medan”.
B. Rumusan Masalah 2. 3. 4.
Bagaimana cara kerja CCTV dalam mengawasi kerja karyawan? Apakah pengawasan dengan menggunakan CCTV dapat mempengaruhi kedisiplinan karyawan? Seberapa besarkah pengaruh CCTV terhadap Disiplin Kerja Karyawan?
C. Tujuan Penelitian 7. 8.
9.
Untuk mengetahui apa itu CCTV dan bagaimana cara kerja CCTV dalam mengawasi kerja karyawan. Untuk mengetahui peranan, keguanaan dan manfaat CCTV dalam menggantikan tenaga manusia melakukan pengawasan terhadap kerja karyawa. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh CCTV dalam melakukan pengawasan dan dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan.
D. Manfaat Penelitian
1. 2.
3.
Sebagai bahan informasi bagi para pimpinan perusahaan tentang pentingnya pengawasan dengan menggunakan CCTV. Sebagai bahan kajian bagi para pembaca yang ingin mengetahui seberapa kuatkah pengaruh pengawasan dengan menggunakan CCTV terhadap disiplin kerja karyawan. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mengambil judul dan tema yang sama dengan penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 2.
CCTV Pengertian CCTV
•
CCTV adalah surveillance camera system atau kamera pengawas, yang terdiri dari kamera dan system DVR (Digital Video Recording). CCTV adalah perangkat yang digunakan untuk mengawasi dan merekam segala bentuk aktifitas dalam suatu area / lokasi.
• •
CCTV dapat digunakan sebagai security alarm / alarm pengaman disebuah area / lokasi
•
.
(http://digitalviewtechnology.wordpress.com/pengenalan-cctv/) CCTV terdiri dari lensa pembentuk gambar atau CCD (Charged Couple Devices), semakin baik dan semakin banyak CCD nya maka semakin tinggi pixelnya dan semakin bagus hasilnya. Pixel adalah tingkat resulusi gambar, semakin tinggi nilai pixelnya maka semakin tajam gambarnya. (http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0409/15/humaniora/1266762.htm)
2. Sejarah CCTV Sejarah CCTV sebenarnya berawal tahun 1913 di Inggris ketika Scotland Yard mulai melakukan pemotretan diam-diam dari tempat tersembunyi untuk keperluan intelijen. Saat itu Scotland Yard memang lagi bermasalah dengan para perempuan yang menuntut mendapatkan hak suara seperti pria. Karena cara menyampaikan tuntutan sangat ekstrem: dengan mengikatkan diri di railing Downing Street 10 atau kampanye melempari kaca jendela, mereka ditangkapi dan dipenjara. Namun, dengan segala macam cara mereka bisa menolak difoto di penjara. Dengan berkembangnya teknologi, Pemerintah Inggris kemudian memasang kamera pengamat di stasiun-stasiun kereta api di London tahun 1961. Tahun 1967, kamera CCTV sederhana sudah dapat dijumpai di berbagai toko untuk mengawasi pengutil. Inggris memang sangat progresif memanfaatkan CCTV ini. Hingga saat ini, hampir 80 persen kawasan di Inggris sudah diawasi dengan kamera CCTV. Tidak hanya di stasiun bawah tanah, namun juga di tempat parkir, gedung, tempat pengambilan uang tunai, bahkan di perempatan jalan raya selalu ada kamera CCTV.
Tahun 1996, Pemerintah Inggris membelanjakan lebih dari tiga perempat anggaran pencegahan tindak kriminal untuk CCTV. Tahun 1997 CCTV kepolisian Inggris sudah terkait dengan komputer sehingga bisa mengenali pemilik kendaraan dari pelat nomornya, dan tahun 1998 sudah punya peranti lunak yang bisa mengenali wajah. (http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0409/15/humaniora/1266762.htm)
3. Manfaat CCTV • •
•
Manfaat / kegunaan CCTV adalah pimpinan dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas yang terjadi pada area / lokasi karyawan dari jarak jauh dari mana saja , tanpa batasan jarak. Dengan menggunakan CCTV pimpinan perusahaan juga dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas yang terjadi dari luar area / lokasi perusahaan dengan menggunakan PDA , laptop, atau PC secara real time dari mana saja. Rekam dan simpan hasil monitoring secara otomatis kedalam hard copy baik hasil rekaman selama full 24 jam atau hasil rekaman motion detect merekam hanya jika ada gerakan yag terjadi pada daerah yang dipantau.
B. Pengawasan
1.
Pengertian Pengawasan Pengawasan menurut MC Farland ialah Suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah ditentukan. (Handayaningrat:1994:143) Pengawasan merupakan setiap upaya untuk menjaga pelaksana an setiap tindakan dankegiatan dalampengelolaan perbekalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, baik berkaitan dengan pemakaian penggunaan perbekalan, prosesmaupunhasil/keluaran/out put pengelolaan perbekalan. ( http://www.pdfcoke.com/doc/5225881/BAB-1-PENGERTIAN-DASAR)
2. Tujuan Pengawasan
Tujuan dari pengawasan adalah untuk mencocokan apakah kegiatan operasional sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan dari perusahaan.
3. Manfaat Pengawasan 4. 5. 6. 7.
Memperkecil kesalahan yang dibuat oleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya, karena karyawan selalu diawasi. Meminimalkan resiko kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Menghindari pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan di dalam komplek perusahaan. Menghindari terjadinya korupsi di lingkungan perusahaan.
C. Kedisiplinan
1.
Pengertian Kedisiplinan Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
2. Indikator-indikator Kedisiplinan Karyawan
a. b. c. d. e. f. g. h.
Tujuan dan Kemampuan Teladan Pimpinan Balas jasa Keadilan Waskat Sanksi Hukum Ketegasan Hubungan Kemanusiaan
3. Manfaat Disiplin Kerja Bagi Karyawan Dan Perusahaan
Manfaat disiplin kerja bagi karyawan : • Disukai atasan. • Lebih diprioritaskan dalam kenaikan pangkat atau golongan. • Lebih dipercaya atasan. • Resiko terkena PHK sangat kecil. Manfaat disiplin kerja bagi Perusahaan : • Akan membentuk sikap dan semangat kerja yang kuat. • Menjadikan karyawan patuh terhadap perusahaan. • Karyawan akan mau melakukan apa saja demi perusahaan. (http://www.mail-archive.com/
[email protected]/msg06310.html)
BAB III PT. BANK SUMUT A.
Sejarah Singkat Perusahaan Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan call name BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat l Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Modal dasar pada saat itu sebesar Rp. 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan peraturan Daearah Tingkat I Sumatera Utara No.2 Tahun 1999, bentuk badan dirubah kembali menjadi perseroan terbatas dengan call name Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Alina Hanum Nasution SH, dan telah mendapat pengesahan dari mentri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 juli 1999. Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp.400 miliar. Dan karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No31. modal dasar ditingkatkan