Yang Merasa Paling Baik Ialah Yang Terburuk.docx

  • Uploaded by: gesya
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Yang Merasa Paling Baik Ialah Yang Terburuk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 388
  • Pages: 2
Yang Merasa Paling Baik Ialah Yang Terburuk

B

anyak orang di dunia ini merasa dirinya baik, merasa paling hebat, merasa paling jago. Padahal pada hakikatnya orang yang merasa

paling dan ter adalah orang yang sudah puas dengan apa yang ia dapatkan dan akhirnya muncullah sifat sombong pada dirinya. Sifat inilah merupakan sifat yang paling membahayakan bagi hati manusia. Jika muncul seperti itulah maka manusia tak akan pernah lagi berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tetapi jika manusia merasa bahwa dirinya masih kurang, maka ia akan berusaha sebaik mungkin. Selain itu muncullah sifat sombong yang mana nanti hanya akan merugikan dirinya sendiri. Orang disekitarnya dianggap remeh, dianggap kecil, karena sudah melihat kebesaran pada dirinya sendiri. Padahal, di langit saja masih ada langit. Di era yang seperti inilah banyak sekali orang yang suka memamerkan apa yang dimilikinya. Membangga-banggakan harta, benda, kemampuan, kepintaran yang ia punya. Hal ini lah yang bisa menumbuhkan sifat ujub, yaitu……………. Ujub dalam bahasa berarti…….. Dalam Al-Qur’an Allah telah melarang manusia untuk bersifat Alkisah, dulu pada zaman (sejarah kaum khawarij) dari kisah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kaum khawarij adalah kaum yang bangga pada dirinya sendiri, merasa paling benar, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, pendapatnyalah yang paking benar. Dan pada akhirnya merekalah yang memisahkan diri dari golongan Islam., dan menjadi golongan yang sesat. Ialah sebenarnya kaum yang paling buruk. Pada zaman dahulu ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajudnya. Hampir bertahun-tahun dia tak pernah meninggalkan shalat tahajud. Pada suatu ,alam ketika hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abu dikejutkan oleh kehadiran satu makhluk yang duduk di tepi telaganya. Abu bertanya,

“Wahai hamba Allah, siapakah engkau?” sambil tersenyum, makhluk itu berkata, “Aku Malaikat utusan Allah.” Abu Hasyim terkejut sekaligus bangga karena telah didatangi oleh malaikat yang mulia. Abu lalu bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan disini?” Malaikat menjawab, “ aku disuruh mencari hamba pecinta Allah,” sambil menujukkan buku yang ia bawa. Abu Hasyim kembali bertanya, “ Wahai Malaikat, adakah namaku disitu?” Abu menyangka nahwa namanya ada di dalam buku itu, karena amal ibadahnya tak pernah putus, selalu mentgerjakan shalat tahajud setiap malam, berdoa, dan juga bermunajat kepada Allah setiap malam dan setiap hari. Malaikat segera membuka buku tersebut dan mencari nama Abu Hisyam., dan tak ada namanya yang dituliskan dalam buku tersebut. Abu Hisyam gemetar dan tersungkur jatuh di depan Malaikat, ia menangis sejadi-jadinya.

Related Documents


More Documents from "Prof. DR. H. Imam Suprayogo"