I.
JUDUL PERCOBAAN
II. TANGGAL PERCOBAAN
: Viskositas : Jumat, 09 November 2018, pukul 13.00– 15.00 WIB
III. TUJUAN PERCOBAAN
: Menentukan
kekentalan relative zat cair
(Madu) dengan Viskometer Ostwald IV. DASAR TEORI
:
VISKOSITAS Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006). Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009). Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan
dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008). Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu,
dan
viskositasnya
juga
relatif
kecil,
dan
begitu
pula
sebaliknya(Lutfy, 2007). Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair
lebih
kental
(viscous)
dari
pada
gas tidak
kental
(Mobile )
(Martoharsono, 2006). Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalahkonstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006). Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A (Ginting, 2011). Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non newtonian. 1. Cairan Newtonian Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006). 2. Cairan Non-Newtonian yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear. Metode Penentuan Kekentalan Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara: 1. Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007). Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006) 2. Cara Hopper Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi
dari
harga
resiprok
sampel. Berdasarkan hukum
stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung
pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan( D. Young , 2009).
Laju perubahan regangan geser = laju regangan Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η (eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan : η
= Tegangan geser Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu
di
dalam
suatu
fluida
tertentu
berbandingan
dengan
kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008). 3. Viscometer cup dan Bob Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993). 4. Viskometer Cone dan Plate Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut: a. Tekanan Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gastidak dipengaruhi oleh tekanan. b. Temperatur Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gasnaik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekulmolekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergeraksehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikianviskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. c. Kehadiran zat lain Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahantambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyakataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositasakan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktualirnya semakin cepat. d.Ukuran dan berat molekul Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliranalkohol
cepat,
larutan
minyak
laju
alirannya
lambat
dan
kekentalannyatinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi. e. Berat molekul Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. f. Kekuatan antar molekul Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPOdengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama
V.
ALAT DAN BAHAN
Alat a. Pipet volume 10ml
1 buah
b. Viskometer Oswald
1 buah
c. Gelas kimia 100ml
2 buah
d. Stopwacth
1 buah
e. Penangas/kompor listrik
1 buah
f. Termometer
1 buah
Bahan a. Minyak goreng kelapa sawit
100 ml
b. Aseton
secukupnya
c. Aquades
secukupnya
VI.
ALUR PERCOBAAN 1. Uji massa jenis fluida Piknometer kosong -
Ditimbang
Massa piknometer -
Ditambahkan 50 mL aquades ditimbang
Massa aquades Lar. Madu pengenceran madu 5x, 10x, 15x -
Dimasukkan ke dalam piknometer secara bergantian Ditimbang
Massa -
dihitung
Massa jenis
2. Uji viskositas Lar. Madu pengenceran madu 5x, 10x, 15x -
Dimasukkan viscometer Ostwald secara bergantian Dihisap dengan propipet sampai tanda batas atas Dibiarkan mengal Dihentikan stopwatch saat sampai tanda batas bawah
Massa jenis
3. Pengaruh suhu pada uji viskositas 5 mL Lar. Madu pengenceran madu 10x -
Dimasukkan pada gelas kimia Dipanaskan pada suhu 40C, 50C, 60C Dimasukkan ke viscometer Ostwald Dihisap dengan propipet sampai tanda batas atas Dibiarkan mengal Dihentikan stopwatch saat sampai tanda batas bawah Dicatat waktunya
Waktu alir
VII.
HASIL PENGAMATAN
No 1
Prosedur Percobaan Persiapan Larutan Piknometer kosong - Ditimbang Massa piknometer - Ditambahkan 50 mL aquades - ditimbang Massa aquades Lar. Madu pengenceran madu 5x, 10x, 15x -
Dimasukkan ke dalam piknometer secara bergantian Ditimbang
Massa -
dihitung
Massa jenis
Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah madu : larutan - aquades : 1 g/mL - lar. Madu berwarna pengenceran 5x : kuning 1,0627 g/mL keemasan - lar. Madu aquades : pengenceran 10x : tidak 1,0212 g/mL berwarna - lar. Madu massa pengenceran 15x : piknometer : 1,0004 g/mL 32,4085 g
Dugaan/Reaksi
Kesimpulan Semakin besar kali pengenxceran maka massa jenis larutan semakin kecil.
2.
Uji masa jenis madu Lar. Madu pengenceran madu 5x, 10x, 15x -
Dimasukkan viscometer Ostwald secara bergantian Dihisap dengan propipet sampai tanda batas atas Dibiarkan mengalir Dihentikan stopwatch saat sampai tanda batas bawah
Larutan madu pengenceran 5x : berwarna kuning (+++) Larutan madu pengenceran 10x : berwarna kuning (++) Larutan madu pengenceran 15x : berwarna kuning (+)
Waktu alir 5x : 42,51 s Waktu alir 10x : 39,23 s Waktu alir 15x :37,74 s 5x :3,6104 x 10-3 Pa.s 10x :3,2018 x 10-3 Pa.s 5x :3,0174 x 10-3 Pa.s
Ketika semakin tinggi konsentrasi, maka semakin tinggi viskositasnya. Semakin tinggi konsentrasi sebanding dengan semakin rendah kali pengenceran.
Waktu alir
3.
Pengaruh suhu pada uji viskositas 4. 5 mL Lar. Madu pengenceran madu 10x -
-
Dimasukkan pada gelas kimia Dipanaskan pada suhu 40C, 50C, 60C Dimasukkan ke viscometer Ostwald Dihisap dengan propipet sampai tanda batas atas Dibiarkan mengal Dihentikan stopwatch saat sampai tanda batas bawah Dicatat waktunya
Waktu alir
Larutan madu pengenceran 10x : kuning (++)
Suhu
Waktu (s)
40°C 37,23 50°C 36,64 60°C 32,34
Semakin tinggi suhu maka viskositasnya semakin rendah sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melewati batas atas kebatas bawah semakin cepat
VIII. ANALISIS PEMBAHASAN Percobaan yang dilakukan pada Jumat, 09 November 2018 ini berjudul Viskositas ini bertujuan untuk menentukan harga viskositas dari larutan sampel ( madu ) dengan menggunakan viskometer Ostwald . Viskositas merupakan resistensi suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap perubahan bentuk apabila bahan tersebut dibebani gaya. Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas dalam zat cair disebabkan karena adanya gaya kohesi atau tarik menarik antara molekul sejenis. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, sehingga sebelum suatu lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu. Prinsip dari metode oswald adalah sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke dalam A, kemudian dengan cara mengisap atau meniup cairan dibawa ke B, sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis m (batas atas) ke n (batas bawah).
B
A
Pada percobaan pertama dilakukan preparasi alat, dengan cara viscometer Ostwald dicuci menggunakan aquades dan di keringkan. Maka viscometer Ostwald dapat digunakan.selanjutnya, aquades di masukkan pada viscometer Ostwald sampai tanda batas atas, setelah itu stopwatch di nyalakan pada saat aquades pada tanda batas atas. Lalu ditunggu selan beberapa waktu sampai aquades berada pada tanda batas bawah, bertepatan dengan itu, stopwatch dihentikan dan dilakukan penimbangan aquades menggunakan piknometer yang digunakan untuk menghitungan nilai viskositas. Pertama dikonometer kosong di letakkan pada neraca analitik, dan didapatkan nilai sebesar 32,4085 gram. Selanjutnya, aquades dimasukkan pada piknometer 50 mL, sampai tanda batas, dan piknometer kembali dimasukkan ke dalam neraca analitik dan didapatkan massa sebesar 80,9211 gram. Lalu dilakukan perhitungan massa aquades, menggunakan persamaan : massa aquades = massa piknometer aquades – massa piknometer kosong, didapatkan massa aquades sebesar 48,5 gram. Selanjutnya, dilakukan perhitungan massa jenis dari aquades menggunakan persamaan berikut ini : = massa total- massa piknometer kosong Volume piknometer Lalu di dapatkan nilai massa jenis air sebesar 1 g/mL. Percobaan kedua yaitu uji viskositas menggunakan larutan madu. Larutan madu yang digunakan menggunakan madu dengan merk madu TJ pertama ditungkan madu ke dalam gelas kimia 100 mL sebesar 50 mL. lalu di lakukan pengenceran 5x dengan cara 5 mL madu dimasukkan ke dalam gelas ukur, selanjutnya di tuangkan ke dalam labu ukur 25 mL. pada gelas ukur, dibilas aquades, dan di masukkan ke dalam labu ukur 25 mL. lalu ditambahkan aquades sampai tanda batas. Dan dilakukan pengocokan sampai larutan benar-benar homogen. Kemudian, di tuangkan pada gelas kimia 100 mL dengan dilabeli A. lalu dibuat larutan madu dengan pengenceran 10x dan 15x.
Larutan madu dengan pengenceran 10x di buat, sama dengan prosedur pengenceran 5x namun hasil tersebut di masukkan pada gelas kimia 100 mL dengan label B, lalu ditambahkan aquades tersebut ke dalam labu ukur 25 mL sampai tanda batas. Dan aquades pada labu ukur di pindahkan ke dalam gelas kimia dengan label B. Larutan madu dengan pengenceran 15x dibuat, sama dengan prosedur pengenceran 10x namun hasil tersebut di masukkan pada gelas kimia 100 mL dengan label C, , lalu ditambahkan aquades tersebut ke dalam labu ukur 25 mL sampai tanda batas. Dan aquades pada labu ukur di pindahkan ke dalam gelas kimia dengan label C. Selanjutnya dilakukan pengukuran massa dari larutan madu dengan pengenceran 5x, 10x, 15x, dengan masukkan larutan
madu dengan
pengenceran 5x, 10x, 15x secara bergantian ke dalam piknometer dan dilakukan
pengukuran
massa.
Setelah
dilakukan
pengukuran
massa
didapatkan hasil sebesar : Larutan madu dengan pengenceran 5x 10x 15x
Massa (gram) 53,1 51,1 50,0
Massa jenis (gram/mL) 1,0627 1,0212 1,0004
Setelah larutan madu dengan pengenceran 5x, 10x, 15x dibuat dan dilakukan pengukuran massa, labu disiapkan viscometer Ostwald yang telah dibersihkan dan dalam keadaan kering. Pertama dimasukkan larutan madu dengan pengenceran 5x ke dalam viscometer Ostwald. Lalu larutan tersebut di isi sampai mencapai tanda batas atas, setelah itu stopwatch di nyalakan pada saat larutan madu dengan pengenceran 5x pada tanda batas atas. Lalu ditunggu selan beberapa waktu sampai larutan madu dengan pengenceran 5x berada pada tanda batas bawah, bertepatan dengan itu, stopwatch dihentikan. Didapatkan waktu alir sebesar 42,51 setelah didapatkan waktu alir dari larutan
madu dengan pengenceran 5x, maka nilai waktu alir larutan madu dengan pengenceran 5x dimasukkan pada persamaan sebagai berikut :
Didapatkan nilai viskositas dari larutan madu dengan pengenceran 5x sebesar 3,61 x 10-3 Pa.s Disiapkan viscometer Ostwald yang telah dibersihkan dan dalam keadaan kering. Pertama dimasukkan larutan madu dengan pengenceran 10x ke dalam viscometer Ostwald. Lalu larutan tersebut di isi sampai mencapai tanda batas atas, setelah itu stopwatch di nyalakan pada saat larutan madu dengan pengenceran 10x pada tanda batas atas. Lalu ditunggu selan beberapa waktu sampai larutan madu dengan pengenceran 10x berada pada tanda batas bawah, bertepatan dengan itu, stopwatch dihentikan. Didapatkan waktu alir sebesar 39,23 setelah didapatkan waktu alir dari larutan madu dengan pengenceran 10x, maka nilai waktu alir larutan madu dengan pengenceran 10x dimasukkan pada persamaan sebagai berikut :
Didapatkan nilai viskositas dari larutan madu dengan pengenceran 5x sebesar 3,2018 x 10-3 Pa.s Disiapkan viscometer Ostwald yang telah dibersihkan dan dalam keadaan kering. Pertama dimasukkan larutan madu dengan pengenceran 10x ke dalam viscometer Ostwald. Lalu larutan tersebut di isi sampai mencapai tanda batas atas, setelah itu stopwatch di nyalakan pada saat larutan madu dengan pengenceran 15x pada tanda batas atas. Lalu ditunggu selan beberapa waktu sampai larutan madu dengan pengenceran 15x berada pada tanda batas bawah, bertepatan dengan itu, stopwatch dihentikan. Didapatkan waktu alir sebesar 37,74 s, setelah didapatkan waktu alir dari larutan madu dengan
pengenceran 15x, maka nilai waktu alir larutan madu dengan pengenceran 15x dimasukkan pada persamaan sebagai berikut :
Didapatkan nilai viskositas dari larutan madu dengan pengenceran 5x sebesar 3,0174 x 10-3 Pa.s. Ketiga, dengan percobaan pengaruh suhu pada uji viskositas. Pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan larutan madu dengan pengenceran 10x yang telah dibuat pada prosedur sebelumnya. Lalu masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda dan dimasukkan ke dalam penangas air. Suhu yang digunakan pada percobaan ini yaitu 40C, 50C, 60C. Selang beberapa waktu, suhu diukur menggunakan thermometer dengan skala 200C, pada suhu 50C tabung reaksi diambil dari dalam penangas air. Lalu larutan yang ada dalam tabung reaksi di masukkan ke dalam viscometer Ostwald, pada proses tersebut suhu akan turun pada 40C, dan larutan tersebut di isi sampai mencapai tanda batas atas, setelah itu stopwatch di nyalakan pada saat larutan madu dengan pengenceran 10x pada tanda batas atas. Lalu ditunggu selan beberapa waktu sampai larutan madu dengan pengenceran 10x berada pada tanda batas bawah, bertepatan dengan itu, stopwatch dihentikan. Prosedur diatas dilakukan pada suhu 50C dan 60C. dan didapatkan waktu alir yaitu: Suhu (C)
Waktu alir (s)
40
37,23
50
36,64
60
32,34
Ketika mengambil tabung reaksi pada penangas air harus diatas suhu yang akan dilakukan percobaan, karena pada selang pengambilan tabung reaksi dari
penangas air sampai larutan pada viscometer sebelum di hitung waktunya, suhu akan mengalami penurunan, sehingga suhu harus dinaikkan. Setelah didapatkan waktu alir masing-masing suhu, maka dimasukkan ke dalam persamaan berikut:
Didapatkan nilai viskositas dari larutan madu dengan pengenceran 10x dengan suhu sebesar 3,0384 x 10-3 Pa.s; 2,9903 x 10-3 Pa.s; 2,6394 x 10-3 Pa.s pada masing-masing suhu 40; 50; 60C. Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu mengingkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil.
IX.
KESIMPULAN -
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. M etode Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh larutan dengan perbedaan konsentrasi untuk mengalir melalui viscometer Ostwald dengan gaya yang disebabkan oleh berat larutan tersebut.
-
Hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin lama waktu alir maka viskositas semakin besar. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin kecil konsentrasi suatu zat cair maka waktu alirnya akan semakin cepat.
-
Hubungan pengaruh suhu terhadap viskositas. Semakin besar suhu pada zat cair, maka semakin kecil nilai viskositas.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta. Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI. Indralaya. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta. Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta. Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika. Jakarta. Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas Sriwijaya. Inderalaya.
Mengetahui, Dosen/ Asistem Pembimbing
(..................................)
Surabaya, 28 November 2017 Praktikan,
(………………………… )
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Penentuan massa jenis Massa piknometer = 32,4085 gram Massa piknometer + aquades = 80,911 gram Massa piknometer + lar. Madu pengenceran 5x = 85,5445 gram Massa piknometer + lar. Madu pengenceran 10x = 83,4703 gram Massa piknometer + lar. Madu pengenceran 15x = 82,431 gram
lar. Madu pengenceran 5x = 85,5445 g – 32,4085 g 50 mL = 1,0627 g/mL
lar. Madu pengenceran 10x = 83,4703 g – 32,4085 g 50 mL = 1,0212 g/mL lar. Madu pengenceran 15x = 82,4313 g – 32,4085 g 50 mL = 1,0004 g/mL
Penentuan viskositas dengan konsentrasi berbeda
Pengenceran 5x 𝑔 1,0101 𝑚𝐿 . 10 𝑠 0,0008 𝑃𝑎. 𝑠 = 𝑔 5x 1,0627 𝑚𝐿 . 42,51 𝑠 5x = 3,6104 𝑥 10−3 𝑃𝑎. 𝑠
Pengenceran 10x 𝑔 1,0101 𝑚𝐿 . 10 𝑠 0,0008 𝑃𝑎. 𝑠 = 𝑔 5x 1,0212 𝑚𝐿 . 39,23 𝑠 5x = 3,2018 𝑥 10−3 𝑃𝑎. 𝑠
Pengenceran 15x 𝑔 1,0101 𝑚𝐿 . 10 𝑠 0,0008 𝑃𝑎. 𝑠 = 𝑔 15x 1,0004 𝑚𝐿 . 37,74 𝑠 15x = 3,0174 𝑥 10−3 𝑃𝑎. 𝑠
Penentuan viskositas dengan suhu yang berbeda T1 = 40C 𝑔 1,0101 𝑚𝐿 . 10 𝑠 0,0008 𝑃𝑎. 𝑠 = 𝑔 5x 1,0212 𝑚𝐿 . 37,23 𝑠 5x = 3,0384 𝑥 10−3 𝑃𝑎. 𝑠
T1 = 50C 𝑔 1,0101 𝑚𝐿 . 10 𝑠 0,0008 𝑃𝑎. 𝑠 = 𝑔 10x 1,0212 𝑚𝐿 . 36,64 𝑠 10x = 2,9903 𝑥 10−3 𝑃𝑎. 𝑠 T1 = 60C 𝑔 1,0101 𝑚𝐿 . 10 𝑠 0,0008 𝑃𝑎. 𝑠 = 𝑔 15x 1,0212 𝑚𝐿 . 32,34 𝑠 15x = 2,6394 𝑥 10−3 𝑃𝑎. 𝑠
LAMPIRAN FOTO
No
keterangan
1
Massa poknometer kosong
Massa aquades + piknometer
gambar
Massa piknometer + larutan madu pengenceran
Larutan madu pengenceran 5x
Pengukuran viskositas menggunakan viskometer
Pengukuran suhu pada percobaan ketiga