Uts Ijan

  • Uploaded by: JanuarRasidin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uts Ijan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,513
  • Pages: 6
NAMA : JANUAR RASIDIN SEM/KELAS : I/b NIM : 10951005638

Pertanyaan ; 1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam jenis syirik dan kafir ? 2. Jelaskan perbedaan tentang hakikat manusia menurut Islam dan matrealisme ? 3. Jelaskan dan berikan contoh tentang pentingnya sunnat dalam kehidupan kontemporer?

Jawaban ; 1. Jenis-jenis syirik;

Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana. 1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala a. Syirik di dalam Rububiyyah Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah. b. Syirik di dalam Uluhiyyah Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah. c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci. 2. Syirik Menurut Kadarnya a. Syirik Akbar (besar) Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam. - Syirik dalam berdoa Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya. - Syirik dalam niat, kehendak dan maksud Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata. - Syirik dalam keta’atan Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut. - Syirik dalam kecintaan Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah. b. Syirik Ashghar (kecil) 1

Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’. c. Syirik Khafi (tersembunyi) Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat. 3. Syirik Menurut Letak Terjadinya a. Syirik I’tiqodi Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini. b. Syirik Amali Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya. c. Syirik Lafzhi Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazhlafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan. Jenis-jenis kafir Kafir adalah kebalikan dari beriman, kafir berarti menolak untuk membenarkan dan mengenal walau sedikit, apa saja yang dibawa Rasulullah SAW. Pengkafiran sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu; 1. Pengkafiran akidah atau keyakinan, yaitu setiap akidah atau keyakinan yang menanggalkan, menggugurkan, atau memindahkan salah satu rukun dari rukun iman, atau menyalahi aturan Islam yang pasti atau qath’i. 2. Pengkafiran ucapan, yaitu setiap ucapan yang mengandung unsur kekafiran atau pengingkaran terhadap akidah Islam yang ma’lum minaddin bidharurati. 3. Pengkafiran amalan, yaitu setiap amalan yang secara nyata menunjukkan adanya akidah yang mengkafirkan. Misalnya, merobek-robek mushaf Al-qu’an yang diiringi unsure penghinaan, menyembah berhala, dan lain sebagainya. Macam-macam Orang Kafir Berdasarkan sebab-sebabnya yang mengarahkan seseorang kepada kekufuran, maka kufur di bagi empat macam. 2

1. Oang kafir sesat yang mengingkari Allah melalui lisannya karena

meereka tidak dapat melihat-Nya dengan mata hatinya. 2. Orang-orang kafir yang juhud, yaitu orang kafir yang mengingkari Allah dengan lisannya, padahal hati mereka mengetahui keberadaan-Nya. 3. Orang kafir yang membangkang (mu’aanidun), yaitu mereka yang mengetahui Allah denga hatinya dan mengakuinya melalui lisan, dan jika kepada mereka ditanya, siapakah yang menciptakan langit dan bumi, mereka menjawab, “Allah.” Namum demikian, mereka masih saja membangkang, enggan beriman kepada Rasul dan tidak mengikuti syariat Islam. 4. Orang-orang kafir munafik, yaitu orang-orang yang dengan lisannya berikrar mengimani Islam namun hatinya mengingkarinyadan tidak mengakuinya. Kelak, mereka menjadi penghuni neraka terbawah karena derajat kekafirannya.

2. Di dalam Al-qur’an digambarkan manusai sebagai makhluk pilahan

Tuhan, sebagai Khalifah di muka bumi serta sebagai mahluk semisamawi, semi-duniawi, yang didalamnya ditanamkan sifat mengakui Tuhan,, bebas, terpecaya, rasa tanggungjawab terhadap dirinya maupun a;am smesta; serta keunggulan atas alam semesta, langit dan bumi. Di dalam Al-qur’an dijelaskan tentang manusia, di antaranya; 1. Manusia adalah Khalifah Tuhan di bumi 2. Dibandingkan dengan makluk Tuhan yang lain manusia mempunyai kapasitas intelegensia yang paling tinggi. 3. Manusia mempunyai kecenderungan dekat dengan Tuhan, artiya keberadaan Tuhan itu sendiri adalah fitrah bagi diri manusia. 4. Penciptaan manusia benar-benar telah diperhitungkan bukan secara kebetulan 5. Manusia bersifat bebas dan merdeka 6. Manusia dikaruniai pembawaan yang mulia dan martabat 7. Manusia memiliki kesadaran moral. 8. Jiwa manusia tidak akan pernah damai, kecuali dengan mengingat Allah. 9. Segala bentuk karunia duniawi diciptakan untuk kepentingan manusia. 10. Tuhan menciptakan manusia agar menyembah-Nya dan patuh kepada-Nya menjadi tanggungjawab mereka. 3

Sedangkan menurut pandangan matrealisme tentang manusia dan hakikatnyaserta esensinya di sebut “humenisme. Artinya, hanya kehewanan manusia sajalah yang memiliki esensi bukan kemanusiaan dan hal ini menegaskan teori orang-orang yang menyangkal adanya perbedaan mendasar antara manusia dan hewan.

3. Sunnah atau hadist Rasulullah adalah sumber hukum Islam kedua, setelah Al-qur’an, kedua sumber ajaran Islam ini mencakup segala aspek kehidupan manusia baik saat pertama kali manusia diciptakan maupun sampai hari akhir kelak. Dan di zaman sekarang, dimana mendernisasi teknologi semakin berkembang, Al-qura’an dan sunnah memeggang peranan penting sebagai filter serta pembatas agar manusia tidak menyimpang dari kodrat dan fitrahnya. Karna banyak kita jumpai permasalah yang menjadi kontrapersi dalam masyarakat, salah satu contohnya adalah “bayi tabung”. Teknologi bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan hasil terapan sains modern yang pada prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan biologi. Sehingga meskipun memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman dan beretika sehingga sangat potensial berdampak negatif dan fatal. Oleh karena itu kaedah dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam penggunaan teknologi ini sebab penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu sesuai menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di masyarakat. mengenai hukum inseminasi buatan dan bayi tabung pada manusia harus diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan dengan sperma atau ovum suami isteri sendiri, baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina, tuba palupi atau uterus isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan, asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan. Hal ini sesuai dengan kaidah ‘al hajatu tanzilu manzilah al dharurat’ (hajat atau kebutuhan yang sangat mendesak diperlakukan seperti keadaan darurat). Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut hemat penulis, dalil-dalil syar’i yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum haram inseminasi buatan dengan donor ialah: Pertama; firman Allah SWT dalam surat al-Isra:70 dan At-Tin:4. Kedua ayat tersebuti menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri serta menghormati martabat sesama manusia. Dalam 4

hal ini inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat manusia sejajar dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diinseminasi. Kedua; hadits Nabi Saw yang mengatakan, “tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri orang lain).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang Shahih oleh Ibnu Hibban). Berdasarkan hadits tersebut para ulama sepakat mengharamkan seseorang melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari istri orang lain. Tetapi mereka berbeda pendapat apakah sah atau tidak mengawini wanita hamil. Menurut Abu Hanifah boleh, asalkan tidak melakukan senggama sebelum kandungannya lahir. Sedangkan Zufar tidak membolehkan. Pada saat para imam mazhab masih hidup, masalah inseminasi buatan belum timbul. Karena itu, kita tidak bisa memperoleh fatwa hukumnya dari mereka. Hadits ini juga dapat dijadikan dalil untuk mengharamkan inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma dan/atau ovum, karena kata maa’ dalam bahasa Arab bisa berarti air hujan atau air secara umum, seperti dalam Thaha:53. Juga bisa berarti benda cair atau sperma seperti dalam An-Nur:45 dan Al-Thariq:6. Dalil lain untuk syarat kehalalan inseminasi buatan bagi manusia harus berasal dari ssperma dan ovum pasangan yang sah menurut syariah adalah kaidah hukum fiqih yang mengatakan “dar’ul mafsadah muqaddam ‘ala jalbil mashlahah” (menghindari mafsadah atau mudharat) harus didahulukan daripada mencari atau menarik maslahah/kebaikan.

5

Rujukan  Muthahhari, Murtada. 1998. Perspektif Al-qur’an tetang Manusia dan Agama. Bandung; Mizan, hal. 62-70; 117-124  Habbanakah, Abdurarrhman. 1998. Pokok-pokok Akidah Islam. Jakarta; Gema Insani, hal. 603-612  Nata MA, Abddin, Drs. 1996. Al-qur’an dan Hadist. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, hal. 171-185

6

Related Documents

Uts Ijan
June 2020 2
Uts
June 2020 48
Uts Bioper.docx
April 2020 26
Uts Kuuu..............
June 2020 23
Tugas Uts
June 2020 30
Uts Bispar.docx
June 2020 22

More Documents from "Oming Kun"

Uts Ijan
June 2020 2