Umj-1x-alifalfiya-3981-1-jurnal.docx

  • Uploaded by: Haryadi Kurniawan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Umj-1x-alifalfiya-3981-1-jurnal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,628
  • Pages: 12
EFEKTIFITAS SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP ANKLE BRACHIAL INDEKS PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUMUKMAS Alifalfiyanˡ, LuhTiti², M. Shodikin² ˡMahasiswa Program Studi S1 Keperawatan ²Dosen S1 Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan FIKesUniversitas Muhammadiyah Jember E-mail:[email protected] Abstract Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder of carbohydrate, protein and fat that is characterized by hyperglycemia or elevated blood glucose levels that result from defects in insulin secretion or reduced insulin action. The purpose of this study to Know Gymnastics Effectiveness Against Diabetic Foot Ankle Brachial Index (ABI). The study design used is quasy experiment with a population of 105 samples taken 30 respondents most of the intervention group and the control group were obtained by purpuasiv sampling technique. Collecting data using the questionnaires and ABI measurement. Statistical analysis using the Wilcoxon test. The results of data analysis showed that diabetic foot before doing gymnastics with normal ABI 15 (50%) of respondents, while after doing gymnastics diabetic foot with normal ABI increased by 20 (75%) of respondents. There are significant differences Ankle Brachial Index (ABI) before and after the exercise of diabetic foot with p value = 0.000. Suggestions for further research be able to see the effect of exercise for diabetic foot towards the ankle brachial index (ABI) using Doppler ultrasound.

Keywords: Gymnastics Diabetic Foot, Ankle Brachial Index, Diabetes Mellitus

Abstrak Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin atau menurunnya kerja insulin. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui Efektifitas Senam Kaki Diabetik Terhadap Ankle Brachial Indeks (ABI). Desain penelitian yang digunakan yaitu Quasy eksperimen dengan jumlah populasi 105, sampel yang diambil 30 responden sebagian kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang diperoleh dengan tehnik purpuasiv sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar wawancara dan pengukuran ABI . Analisis menggunakan uji Statistik Wilcoxon. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebelum melakukan senam kaki diabetik dengan ABI normal 15 (50%) responden, sedangkan setelah melakukan senam kaki diabetik dengan ABI normal meningkat 20 (75%) responden. Terdapat perbedaan yang signifikan Ankle Brachial Indeks 1

(ABI) sebelum dan sesudah senam kaki diabetik dengan p value = 0,000. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat melihat pengaruh senam kaki diabetik terhadap ankle brachial indeks (ABI) menggunakan ultrasonografi Doppler.

Kata Kunci: Senam Kaki Diabetik, Ankle Brachial Indeks, Diabetes Mellitus

jumlahnya dimasa datang, World

PENDAHULUAN Diabetes merupakan

Mellitus suatu

(DM)

Health

gangguan

yang

hiperglikemia

ditandai atau

angka

oleh

menjadi

peningkatan

(American 2012).

kerja

Diabetes

Association,

negara yang prevalensi DM juga

dapat

meningkat dan diperkirakan pada tahun 2025 DM di Indonesia menjadi

macam organ tubuh seperti neuropati

diabetik,

kaki,

nefropati

urutan kelima (12.4 juta orang) dari

retinopati

diabetik

sebelumnya urutan ketujuh pada

dan

tahun 1995 (4.7 juta orang) (Suyono,

gangguan pembuluh darah (prince

2014).DM adalah penyakit kelompok

dan Wilson, 2006).Diabetes Melitus

gangguan metabolik yang ditandai

(DM) merupakan suatu penyakit

dengan peningkatan kadar gula darah

degeneratif dan salah satu penyakit tidak

menular

yang

orang.

salah satu negara yang masuk dengan

berdampak buruk pada berbagai

diabetik,ulkus

juta

meningkat

perubahan gaya hidup. Indonesia

insulin

Hiperglikemia

300

DM

negara berkembang salah satunya

terjadi akibat kelainan sekresi insulin menurunnya

kejadian

Meningkatnya prevalensi DM di

kadar glukosa dalam darah yang

atau

(WHO)

memperkirakan pada tahun 2025

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

Organization

yang disebabkan oleh kurangnya

meningkat 2

insulin, tidak mampu insulin bekerja

menyebabkan

atau

DM

komplikasi mikrovaskuler meliputi

dibagi dalam beberapa bagian yaitu

retinopati, nefropati dan neuropati

DM

Insulin

sedangkan kerusakan makrovaskuler

Dependen Diabetes Melitus), DM

meliputi penyakit arteri koroner,

tipe 2 (NIDDM = Non Insulin

kerusakan pembuluh darah serebral

Dependen Diabetes Melitus), DM

dan juga kerusakan pembuluh darah

kehamilan

perifer tungkai yang biasa disebut

keduanya.

tipe

1

Klasifikasi

(IDDM

dan

=

DM

yang

kematian.

berhubungan dengan kondisi lainnya.

dengan

Diantara klasifikasi DM, DM tipe 2

Dirksen, Heitkemper, Bucher, &

paling banyak ditemui sekitar 90-

Camera,

95% dari pasien DM (Smeltzer,

2014).Pengelolaan

Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).

dapat dibagi menjadi dua kelompok

Manifestasi klinis pasien DM adalah

yaitu

peningkatan

urin

skunder. Pencegahan primer yaitu

(polyuria), peningkatan rasa haus

mencegah agar tidak terjadinya luka

(polydipsia)

dan

frekuensi

dan

peningkatan

kaki

Adapun

diabetes

2011;

pencegahan

pencegahan

(Lewis,

Waspadji, kaki

diabetes

primer

skunder

dan

yaitu

masukan makanan dengan penurunan

mencegah kecacatan akibat luka.

berat badan (polyphagia) (Black &

Tujuan pengelolaan diabetes yaitu

Hawks, 2009).Akibat lanjut atau

hilangnya berbagai keluhan gejala

komplikasi dari DM dapat bersifat

diabetes dan tercegahnya berbagai

jangka

komplikasi

panjang

berupa

baik

pembuluh

mikroangiopati dan makrongiopati

darah

dan jangka pendek yang hingga

menikmati kehidupan yang sehat dan

3

sehingga

pada

pasien

dapat

nyaman.

Apabila

seseorang

dengan gerakan-gerakan kaki yang

terdiagnosa diabetes mellitus maka

dikenal sebagai senam kaki diabetes

sangat diperlukan yaitu pencegahan

(Black & Hawks, 2009;Smeltzer et

primer yaitu dengan perawatan kaki

al., 2010; Lewis et al., 2011).

seperti membersihkan kaki, memakai kaus

kaki

dan

menggunakan

tidak

Sirkulasi darah pada daerah

berjalan

alas

kaki

kaki

pemeriksaan

(Tjokroprawiro & Murtiwi, 2014;

menyimpulkan

Prawesti bahwa

(2008)

perawatan

rentan

membutuhkan waktu

oleh karena itu skrening yang tepat untuk pasien DM adalah dengan mengukur ABI. Hubungan ABI dan

dan

keparahan ulkus diuji dengan analisis

yang lama

koefisien koreksi

dalam proses penyembuhan apabila sudah

terkena

neuropati

Spearman dan

mendapatkan nilai P = 0,008 yang

yang

menunjukkan makin rendah nilai

mengakibatkan ulkus pada kaki.

ABI maka nilai keparahan ulkus

Melakukan perawatan kaki secara

semakin besar(Kristiani et al., 2015)

teratur dapat mengurangi penyakit

Ankle

kaki diabetik sebesar 50-60%. Untuk meningkatkan

salah

beresiko terjadi gangguan perifer

orang khususnya pada pasien DM sangat

invasive

pasien ABI > 1.0 dan apabila < 0.9

kaki wajib dilakukan oleh setiap

karena

non

melalui

ankle brachial index.Nilai ABI pada

yang dilakukan oleh Sihombing, &

diukur

satunya adalah dengan pemeriksaan

Waspadji, 2014). Menurut penelitian

Nursiswati,

dapat

brachial

merupakan

vaskularisasi

invasive

perawatan kaki dapat juga dilakukan

index

pemeriksaan pembuluh

darah

(ABI) non yang

berfungsi untuk mendeteksi tanda

4

dan gejala klinis dari iskhemia,

pada penelitian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diamana

penurunan perfusi perifer yang dapat

kelompok eksperimen yang dipilih mengakibatkan neuropati

angiopati

diabetik.

dan

ABI

tidak

adalah

secara

penelitian

random. ini

Populasi

adalahpenderita

Diabetes Mellitus tipe II. Jumlah

metode sederhana dengan mengukur

populasi pada penelitian ini sebanyak tekanan darah pada daerah ankle (kaki)

dan

memerlukan

brachial probe

30 responden. Teknik pengambilan

(tangan)

sampel

menggunakan

purpuasiv

samplingadalahpemilihan

doppler.Hasil

sampel

sesuai dengan tujuan peneliti dari pengukuran

ABI

menunjukan

populasi yang memenuhi kriteria

keadaan sirkulasi darah pada tungkai

penelitian. Penelitian dilakukan pada bulanjuli

bawah dengan rentang nilai sama

2016.

digunakan atau lebih 0,90 menunjukkan bahwa

Instrumen

adalah

yang

wawancaradan

ABI.

sirkulasi ke daerah tungkai normal dan

apabila

kurang

dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

0.90

1. KarakteristikResponden

dinyatakan

sirkulasi

ke

mengalami

obstruksi.

Nilai

kaki

BerdasarkanUmur Tabel 5.1.

ini

DistribusiFrekuensiResponden

didapatkan dari hasil perbandingan

Diabetes Mellitus tipe II BerdasarkanUsia di Wilayah

tekanan sistolik pada daerah kaki dan

KerjaPuskesmasGumukmas ,Juni

tangan (Antono & Hamonangani,

2016.

2014; Gitarja, 2015).

KelompokInterven si

Umur

Frekuensi

MATERIAL DAN METODE Penelitian menggunakanpre testcontrol

ini test

Group

-

KelompokKontro l

Persent

Freku

Persentas

ase (%)

ensi

e (%)

45-55

8

53,3%

6

40%

tahun

7

46,7%

9

60%

15

100%

15

100%

56-65

post

tahun

design,yang

Total

bertujuan untukperbedaannya hanya 5

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa

karakteristik

berdasarkan

usia,

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Mellitus tipe IIBerdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Gumukmas, Juni 2016

responden

sebagian

besar

responden berusia 45-55 tahun yaitu sebanyak

8

orang

(53,33%)

pada

kelompok intervensi, dan lebih dari

Kelompok

Kelompok

Intervensi

Kontrol

setengah responden yaitu sebanyak 9

Pek

orang (60%) dari kelompok kontrol

erja

Fre

an

kue

berusia 56-65 tahun.

nsi 2. KarakteristikRespondenBerdasa

Pers enta se (%)

Fre kue nsi

Pers enta se (%)

PNS

2

13,3

3

20%

Frekuensi

Wira

2

%

1

6,7

Responden Diabetes Mellitus tipe II

swas

7

13,3

8

%

Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah

ta

4

%

3

53,3

Kerja Puskesmas Gumukmas, Juni 2016

Tani

46,7

%

IRT

%

20%

rkanJenisKelamin Tabel 5.2. Distribusi

KelompokInter

KelompokKontr

vensi

ol

JenisKela min

Freku ensi

Persen

26,7 %

Frek

tase

uens

(%)

i

Persentase

Tota

(%)

l

Laki-laki

6

40%

7

46,7%

Perempuan

9

60%

8

53,3%

Total

15

100%

15

100%

karakteristik

karakteristik

responden

adalah

%

15

100 %

responden

terbanyak

bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 8

responden

orang

berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar

100

Berdasarkan tabel 5.3. diketahui bahwa

Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa

15

(53,33%)

pada

kelompok

intervensi dan sebanyak 9 orang (60%)

perempuan

pada kelompok kontrol.

sebanyak 9 orang (60%) pada kelompok 4. KarakteristikRespondenBerdasarka

intervensi dan 8 orang (53,33%) pada

nSuku

kelompok kontrol.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Mellitus tipe II Berdasarkan Suku di Wilayah Kerja Puskesmas Gumukmas, Juni 2016

3. KarakteristikRespondenBerdasarkan Pekerjaan

6

Su

KelompokI

Kelompok

ntervensi

Kontrol

Frek

ku

uens i

Pers

Frek

enta

uens

se

i

(%)

Ja

13

86,7

wa

2

%

Ma

13,3

dur

%

EfektifitasSena Jumla Presentas m Kaki h e DiabetikTerhad ap (ABI) Baik 15 50% Tidakbaik 15 50% 30 100% Jumlah Berdasarkan table diatas menunjukan

Pers enta se (%)

12

80%

bahwa 15 responden (50%) memiliki

20%

sirkulasi darah baik pada kaki dan 15

3 responden (50%) memiliki sirkulasi darah kaki tidak baik.

a Tot

100

15

al

15

%

100 2. Beda

%

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa

karakteristikSesudahintervensiberdas

karakteristik

arkannilai

setengah

responden

bersuku

jawa

lebih

dari

baik

pada

kelompokintervensidankelompokkon

kelompok intervensi maupun kelompok kontrol

yaitu

sebanyak

13

trol

orang

Table .5.6. Beda karakteristik kelompok

(86,67%) pada kelompok intervensi dan sebanyak

12

orang

(80%)

intervensi dan kelompok control (n=30)

pada EfektifitasSenam Kaki DiabetikTerhadap (ABI)

kelompok kontrol.

Baik Tidakbaik Jumlah

A. Data Khusus 1. DistribusiFrekuensi

ABI

Ankle

Jumlah

Presentase

20 10 30

75% 25% 100%

Brachial IndeksSebelumSenam Kaki

Diabetes

Tabel

di

atas

menunjukkan

beda

karakteristik nilai ABI memiliki nilai

KelompokIntervensidankontrol

tidak baik 10 responden (25%) setelah Table 5.5 Beda karakteristik kelompok

diberikan senam kaki diabetic nilai ABI

intervensi dan kelompok control (n=30)

sebesar 20 responden (75%).

7

3. EfektifitasSenam DiabetikTerhadap

Kaki Ankle

Menurut Natalia, Hasneli, &

Brachial

Novayelinda, (2012) dalam Wahyuni,

Indeks

A (2013)

Table .5.7

Baik

SebelumdiberikanSenam Kaki Diabetik 15

Presentase% 50%

SesudahdiberikanSenam pasien DM tipe Kaki Diabetik 20

lebih Tidakbaik Total

15 30

menjelaskan bahwa umur

50% 100%

banyak

Presentase%

P

2 adalah orang dewasa value 75%

ditemukan 0,000karena

10 30

25% 100%

semakin besar umur seseorang maka sirkulasi darah kearah daerah perifer

Tabel diatas menunjukkan hasil pretest dan posttest setelah di uji dengan uji

menurun. sedangkan menurut Lewis,

wilcoxon menunjukkan bahwa dari 30 responden di peroleh hasil P value =

dkk (2011); Black & Hawk, (2009)

0,000 < 0,005 denagn demikian H1

dalam

Wahyuni,

A

(2013)

diterima yang berarti Efektifitas Senam

mengemukakan bahwa DM tipe 2 ada

Kaki Diabetik Terhadap Ankle Brachial

akibat dari meningkatnya umur dan

Indeks (ABI) pada Klien Diabetes Mellitus

Tipe

II

diwilayah

kerja

penyebab DM tipe 2 salah satunya

Puskesmas Gumukmas

umur lebih dari 40 tahun. Sedangkan 1. KarakteristikrespondenberdasarkanU

menurut

Hastuti

Wahyuni

A

(2008)

dalam

mur

(2013)

dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang penelitiannya didapatkan bahwa umur

dapat diketahui bahwa karakteristik pasien DM tipe 2 berkisar 40-60 tahun,

responden berdasarkan umur,

dan tidak ada hubungan antara umur

sebagian besar responden berusia

dengan kejadian ulkus diabetik. Dapat

45-55 tahun 53,3% dari kelompok

ditarik

intervensi sedangkan dari kelompok

penelitian

kesimpulan tersebut

antara bahwa

dua ulkus

kontrol 9 (60%) responden dari umur

diabetik akan bisa terjadi tanpa melihat

56-65 tahun.

umur oleh karena itu penting sekali apabila seseorang dinyatakan DM

8

menjaga kaki atau daerah perifer agar

DM. sedangkan menurut

tidak terjadi luka dengan salah satu

Afriant, & Edward, (2015) dalam

tindakannya

senam

kaki

Wahyuni,

sirkulasi

dan

Purwanti, (2013)dinyatakan bahwa

tekanan pembuluh darah kaki terjaga.

tidak ada hubungan yang signifikan

2. KarakteristikRespondenBerdasarkanJ

terjadinya luka diabetes antara laki-

diabetik

adalah

Roza,

sehingga

A

(2013).

Penelitian

laki dan perempuan dan berbeda

eniskelamin

hasil penelitian yang lain tentang Berdasarkan hasil penelitian dapat

kejadian ulkus diabetikum bahwa

diketahui bahwa karakteristik

perempuan lebih banyak ditemukan

responden berdasarkan jenis kelamin

ulkus diabetik. Menurut Roza dkk.,

,sebagian besar responden adalah

(2015), Hal yang sama dengan umur

perempuan sebanyak 9 orang (60%)

disimpulkan bahwa jenis kelamin

pada kelompok intervensi dan 8

tidak

orang (53,3%) pada kelompok

terjadinya luka diabetes sehingga

control

pencegahan luka diabetes pada kaki Menurut

selalu

mengakibatkan

sangat penting.

Purwanti,

(2013)dalam Wahyuni, A (2013) . Penelitian ini tidak sejalan dengan 3.

Karakteristik

Responden

berbagai penelitian yang menyatakan Berdasarkan Pekerjaan bahwa

laki-laki

menderita DM berbeda

juga

lebih

banyak Berdasarkan hasil penelitian

Penelitian yang didapatkan

diketahui bahwa karakteristik

bahwa

responden terbanyak bekerja sebagai

perempuan paling banyak menderita

9

petani sebanyak 8 orang (53,33%)

sebagian besar responden adalah

pada kelompok intervensi dan

kelompok tidak bekerja. Berdasarkan

sebanyak 9 orang (60%) pada

analisis hubungan antara pekerjaan

kelompok kontrol

dengan

didapatkan

Menurut Kemenkes, (2010),

Aktivitas

fisik

kejadian

sehingga

bekerja dan juga berjenis kelamin

orang yang jarang berolahraga, zat

perempuan. Kelompok ini adalah ibu

makanan yang masuk ke dalam

rumah tangga. Variabel pekerjaan ini

tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun

memiliki kaitan dengan aktifitas

dalam tubuh sebagai lemak dan gula.

fisik. Kelompok tidak bekerja belum

Jika insulin tidak mencukupi untuk

tentu memiliki aktivitas fisik yang

mengubah glukosa menjadi energi

rendah. Ibu rumah tangga justru

maka akan timbul diabetes.Jenis

melakukan berbagai aktivitas seperti

pekerjaan juga erat kaitannya dengan

menyapu, memasak dan mencuci.

kejadian DM. Pekerjaan seseorang aktivitas

fisiknya.

analisis

univariat,

Dari

signifikan

responden adalah kelompok tidak

dalam darah akan berkurang. Pada

tingkat

tidak

yang tidak seimbang. Kebanyakan

gula

mempengaruhi

DM

kelompok bekerja dan tidak bekerja

semakin

kadar

ada

mungkin karena presentase antara

beraktivitas fisik. Aktivitas fisik

meningkat

tidak

2,

2. Analisis antara pekerjaan dengan

diubah menjadi energi pada saat

insulin

bahwa

Tipe

pekerjaan dengan kejadian DM Tipe

dapat

mengontrol gula darah. Glukosa akan

mengakibatkan

DM

hubungan yang signifikan antara

dalam Trisanwati, SK; Setyorogo (2013),

kejadian

10

Keterbatasan

sebanyak 9 (60%) responden dari

Keterbasan penelitian ini adalah

kelompok

intervensi,

belum menggunakan alat mengukur

kelompok

kontrol

ABI seperti menggunakan doppler,

responden.

Rata-rata

selain itu penelitian ini juga belum

sebelum

melibatkan pasien DM tipe 2 dalam

adalah < 0,95 dengan kategori

jumlah yang banyak dan belum

obstruksi sedang dan rata-rata nilai

mengikutsertakan banyak variable

ABI setelah senam kaki adalah >

seperti sensitifitas kaki, kadar gula

0,95 – 1.0 dengan kategori normal.

darah, capillary refill time. Meskipun

Hasil uji lebih lanjut menggunakan

terdapat keterbatasan pada penelitian

Wilcoxon

ini namun penelitian ini sudah cukup

bahwa

memamaparkan nilai ABI secara

diabetik terhadap ankle brachial

manual dimana nilai ABI ini paling

indeks pada klien diabetes mellitus

tidak sebagai indikator agar pasien

tipe II disarankan untuk senantiasa

DM mampu melakukan perawatan

melakukan senam ini setiap hari

kaki untuk mencegah luka kaki

selama 15-30 menit selain untuk

diabetes dan menghindari angka

mencegah luka diabetes juga dapat

kejadian amputasi.

mengontrol gula darah.

dilakukan

test

sedangkan 8

(53.3%) nilai

ABI

senam

kaki

didapatkan

efektifitas

senam

hasil kaki

KESIMPLAN dan SARAN DAFTAR PUSTAKA

Penelitian ini memaparkan bahwa

Antono, D., & Hamonangani, R. (2014). Penyakit Arteri Perifer. In S. Setiati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, & Simadibrata (Eds.), (VI, Vol. 2, p. 1591). Jakarta: Interna Publishing

rata-rata umur pasien 45-65 tahun dengan jenis kelamin laki – laki dan perempuan lebih banyak perempuan

11

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical Management For Positive Outcomes. (R. G. Carroll & S. Quallich, Eds.)

Soegondo. S., Soewondo, P., Subekti, I., (2013), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus terpadu, Jakarta: FKUI.

Hastuti, R. T. (2008). Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada Penderita Diabetes Melitus (Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta). Universitas Diponegoro.

Subagyo, J., (2011). MetodePenelitian: DalamTeori&Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Nursalam, (2008).KonsepdanPenerapan MetodologiPenelitianIlmuKe perawatanedisi 2: PedomanSkripsi,Tesis, dan instrument PenelitianKeperawatan. Jakarta: SalembaMedika. Roza, R. L., Afriant, R., & Edward, Z. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr . M . Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 243–248. Retrieved from http://jurnal.fk.unand.ac.id Setiawan, Y. (2011). Senam kaki untukpenderita diabetes mellitus.Diperolehtanggal 2 Januari (2013) darihttp://www.lkc.or.id/2011 /10/26/senam-kaki-untukpenderita-diabetesmellitus/. Smeltzer, S., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Textbook of Medical-Surgical Nursing (12th ed., Vol. 2). Philadelphia: Wolter Kluwer Health.

12

More Documents from "Haryadi Kurniawan"