EFEKTIFITAS SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP ANKLE BRACHIAL INDEKS PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUMUKMAS Alifalfiyanˡ, LuhTiti², M. Shodikin² ˡMahasiswa Program Studi S1 Keperawatan ²Dosen S1 Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan FIKesUniversitas Muhammadiyah Jember E-mail:
[email protected] Abstract Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder of carbohydrate, protein and fat that is characterized by hyperglycemia or elevated blood glucose levels that result from defects in insulin secretion or reduced insulin action. The purpose of this study to Know Gymnastics Effectiveness Against Diabetic Foot Ankle Brachial Index (ABI). The study design used is quasy experiment with a population of 105 samples taken 30 respondents most of the intervention group and the control group were obtained by purpuasiv sampling technique. Collecting data using the questionnaires and ABI measurement. Statistical analysis using the Wilcoxon test. The results of data analysis showed that diabetic foot before doing gymnastics with normal ABI 15 (50%) of respondents, while after doing gymnastics diabetic foot with normal ABI increased by 20 (75%) of respondents. There are significant differences Ankle Brachial Index (ABI) before and after the exercise of diabetic foot with p value = 0.000. Suggestions for further research be able to see the effect of exercise for diabetic foot towards the ankle brachial index (ABI) using Doppler ultrasound.
Keywords: Gymnastics Diabetic Foot, Ankle Brachial Index, Diabetes Mellitus
Abstrak Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin atau menurunnya kerja insulin. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui Efektifitas Senam Kaki Diabetik Terhadap Ankle Brachial Indeks (ABI). Desain penelitian yang digunakan yaitu Quasy eksperimen dengan jumlah populasi 105, sampel yang diambil 30 responden sebagian kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang diperoleh dengan tehnik purpuasiv sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar wawancara dan pengukuran ABI . Analisis menggunakan uji Statistik Wilcoxon. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebelum melakukan senam kaki diabetik dengan ABI normal 15 (50%) responden, sedangkan setelah melakukan senam kaki diabetik dengan ABI normal meningkat 20 (75%) responden. Terdapat perbedaan yang signifikan Ankle Brachial Indeks 1
(ABI) sebelum dan sesudah senam kaki diabetik dengan p value = 0,000. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat melihat pengaruh senam kaki diabetik terhadap ankle brachial indeks (ABI) menggunakan ultrasonografi Doppler.
Kata Kunci: Senam Kaki Diabetik, Ankle Brachial Indeks, Diabetes Mellitus
jumlahnya dimasa datang, World
PENDAHULUAN Diabetes merupakan
Mellitus suatu
(DM)
Health
gangguan
yang
hiperglikemia
ditandai atau
angka
oleh
menjadi
peningkatan
(American 2012).
kerja
Diabetes
Association,
negara yang prevalensi DM juga
dapat
meningkat dan diperkirakan pada tahun 2025 DM di Indonesia menjadi
macam organ tubuh seperti neuropati
diabetik,
kaki,
nefropati
urutan kelima (12.4 juta orang) dari
retinopati
diabetik
sebelumnya urutan ketujuh pada
dan
tahun 1995 (4.7 juta orang) (Suyono,
gangguan pembuluh darah (prince
2014).DM adalah penyakit kelompok
dan Wilson, 2006).Diabetes Melitus
gangguan metabolik yang ditandai
(DM) merupakan suatu penyakit
dengan peningkatan kadar gula darah
degeneratif dan salah satu penyakit tidak
menular
yang
orang.
salah satu negara yang masuk dengan
berdampak buruk pada berbagai
diabetik,ulkus
juta
meningkat
perubahan gaya hidup. Indonesia
insulin
Hiperglikemia
300
DM
negara berkembang salah satunya
terjadi akibat kelainan sekresi insulin menurunnya
kejadian
Meningkatnya prevalensi DM di
kadar glukosa dalam darah yang
atau
(WHO)
memperkirakan pada tahun 2025
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
Organization
yang disebabkan oleh kurangnya
meningkat 2
insulin, tidak mampu insulin bekerja
menyebabkan
atau
DM
komplikasi mikrovaskuler meliputi
dibagi dalam beberapa bagian yaitu
retinopati, nefropati dan neuropati
DM
Insulin
sedangkan kerusakan makrovaskuler
Dependen Diabetes Melitus), DM
meliputi penyakit arteri koroner,
tipe 2 (NIDDM = Non Insulin
kerusakan pembuluh darah serebral
Dependen Diabetes Melitus), DM
dan juga kerusakan pembuluh darah
kehamilan
perifer tungkai yang biasa disebut
keduanya.
tipe
1
Klasifikasi
(IDDM
dan
=
DM
yang
kematian.
berhubungan dengan kondisi lainnya.
dengan
Diantara klasifikasi DM, DM tipe 2
Dirksen, Heitkemper, Bucher, &
paling banyak ditemui sekitar 90-
Camera,
95% dari pasien DM (Smeltzer,
2014).Pengelolaan
Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
dapat dibagi menjadi dua kelompok
Manifestasi klinis pasien DM adalah
yaitu
peningkatan
urin
skunder. Pencegahan primer yaitu
(polyuria), peningkatan rasa haus
mencegah agar tidak terjadinya luka
(polydipsia)
dan
frekuensi
dan
peningkatan
kaki
Adapun
diabetes
2011;
pencegahan
pencegahan
(Lewis,
Waspadji, kaki
diabetes
primer
skunder
dan
yaitu
masukan makanan dengan penurunan
mencegah kecacatan akibat luka.
berat badan (polyphagia) (Black &
Tujuan pengelolaan diabetes yaitu
Hawks, 2009).Akibat lanjut atau
hilangnya berbagai keluhan gejala
komplikasi dari DM dapat bersifat
diabetes dan tercegahnya berbagai
jangka
komplikasi
panjang
berupa
baik
pembuluh
mikroangiopati dan makrongiopati
darah
dan jangka pendek yang hingga
menikmati kehidupan yang sehat dan
3
sehingga
pada
pasien
dapat
nyaman.
Apabila
seseorang
dengan gerakan-gerakan kaki yang
terdiagnosa diabetes mellitus maka
dikenal sebagai senam kaki diabetes
sangat diperlukan yaitu pencegahan
(Black & Hawks, 2009;Smeltzer et
primer yaitu dengan perawatan kaki
al., 2010; Lewis et al., 2011).
seperti membersihkan kaki, memakai kaus
kaki
dan
menggunakan
tidak
Sirkulasi darah pada daerah
berjalan
alas
kaki
kaki
pemeriksaan
(Tjokroprawiro & Murtiwi, 2014;
menyimpulkan
Prawesti bahwa
(2008)
perawatan
rentan
membutuhkan waktu
oleh karena itu skrening yang tepat untuk pasien DM adalah dengan mengukur ABI. Hubungan ABI dan
dan
keparahan ulkus diuji dengan analisis
yang lama
koefisien koreksi
dalam proses penyembuhan apabila sudah
terkena
neuropati
Spearman dan
mendapatkan nilai P = 0,008 yang
yang
menunjukkan makin rendah nilai
mengakibatkan ulkus pada kaki.
ABI maka nilai keparahan ulkus
Melakukan perawatan kaki secara
semakin besar(Kristiani et al., 2015)
teratur dapat mengurangi penyakit
Ankle
kaki diabetik sebesar 50-60%. Untuk meningkatkan
salah
beresiko terjadi gangguan perifer
orang khususnya pada pasien DM sangat
invasive
pasien ABI > 1.0 dan apabila < 0.9
kaki wajib dilakukan oleh setiap
karena
non
melalui
ankle brachial index.Nilai ABI pada
yang dilakukan oleh Sihombing, &
diukur
satunya adalah dengan pemeriksaan
Waspadji, 2014). Menurut penelitian
Nursiswati,
dapat
brachial
merupakan
vaskularisasi
invasive
perawatan kaki dapat juga dilakukan
index
pemeriksaan pembuluh
darah
(ABI) non yang
berfungsi untuk mendeteksi tanda
4
dan gejala klinis dari iskhemia,
pada penelitian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diamana
penurunan perfusi perifer yang dapat
kelompok eksperimen yang dipilih mengakibatkan neuropati
angiopati
diabetik.
dan
ABI
tidak
adalah
secara
penelitian
random. ini
Populasi
adalahpenderita
Diabetes Mellitus tipe II. Jumlah
metode sederhana dengan mengukur
populasi pada penelitian ini sebanyak tekanan darah pada daerah ankle (kaki)
dan
memerlukan
brachial probe
30 responden. Teknik pengambilan
(tangan)
sampel
menggunakan
purpuasiv
samplingadalahpemilihan
doppler.Hasil
sampel
sesuai dengan tujuan peneliti dari pengukuran
ABI
menunjukan
populasi yang memenuhi kriteria
keadaan sirkulasi darah pada tungkai
penelitian. Penelitian dilakukan pada bulanjuli
bawah dengan rentang nilai sama
2016.
digunakan atau lebih 0,90 menunjukkan bahwa
Instrumen
adalah
yang
wawancaradan
ABI.
sirkulasi ke daerah tungkai normal dan
apabila
kurang
dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
0.90
1. KarakteristikResponden
dinyatakan
sirkulasi
ke
mengalami
obstruksi.
Nilai
kaki
BerdasarkanUmur Tabel 5.1.
ini
DistribusiFrekuensiResponden
didapatkan dari hasil perbandingan
Diabetes Mellitus tipe II BerdasarkanUsia di Wilayah
tekanan sistolik pada daerah kaki dan
KerjaPuskesmasGumukmas ,Juni
tangan (Antono & Hamonangani,
2016.
2014; Gitarja, 2015).
KelompokInterven si
Umur
Frekuensi
MATERIAL DAN METODE Penelitian menggunakanpre testcontrol
ini test
Group
-
KelompokKontro l
Persent
Freku
Persentas
ase (%)
ensi
e (%)
45-55
8
53,3%
6
40%
tahun
7
46,7%
9
60%
15
100%
15
100%
56-65
post
tahun
design,yang
Total
bertujuan untukperbedaannya hanya 5
Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui bahwa
karakteristik
berdasarkan
usia,
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Mellitus tipe IIBerdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Gumukmas, Juni 2016
responden
sebagian
besar
responden berusia 45-55 tahun yaitu sebanyak
8
orang
(53,33%)
pada
kelompok intervensi, dan lebih dari
Kelompok
Kelompok
Intervensi
Kontrol
setengah responden yaitu sebanyak 9
Pek
orang (60%) dari kelompok kontrol
erja
Fre
an
kue
berusia 56-65 tahun.
nsi 2. KarakteristikRespondenBerdasa
Pers enta se (%)
Fre kue nsi
Pers enta se (%)
PNS
2
13,3
3
20%
Frekuensi
Wira
2
%
1
6,7
Responden Diabetes Mellitus tipe II
swas
7
13,3
8
%
Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah
ta
4
%
3
53,3
Kerja Puskesmas Gumukmas, Juni 2016
Tani
46,7
%
IRT
%
20%
rkanJenisKelamin Tabel 5.2. Distribusi
KelompokInter
KelompokKontr
vensi
ol
JenisKela min
Freku ensi
Persen
26,7 %
Frek
tase
uens
(%)
i
Persentase
Tota
(%)
l
Laki-laki
6
40%
7
46,7%
Perempuan
9
60%
8
53,3%
Total
15
100%
15
100%
karakteristik
karakteristik
responden
adalah
%
15
100 %
responden
terbanyak
bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 8
responden
orang
berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar
100
Berdasarkan tabel 5.3. diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa
15
(53,33%)
pada
kelompok
intervensi dan sebanyak 9 orang (60%)
perempuan
pada kelompok kontrol.
sebanyak 9 orang (60%) pada kelompok 4. KarakteristikRespondenBerdasarka
intervensi dan 8 orang (53,33%) pada
nSuku
kelompok kontrol.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Mellitus tipe II Berdasarkan Suku di Wilayah Kerja Puskesmas Gumukmas, Juni 2016
3. KarakteristikRespondenBerdasarkan Pekerjaan
6
Su
KelompokI
Kelompok
ntervensi
Kontrol
Frek
ku
uens i
Pers
Frek
enta
uens
se
i
(%)
Ja
13
86,7
wa
2
%
Ma
13,3
dur
%
EfektifitasSena Jumla Presentas m Kaki h e DiabetikTerhad ap (ABI) Baik 15 50% Tidakbaik 15 50% 30 100% Jumlah Berdasarkan table diatas menunjukan
Pers enta se (%)
12
80%
bahwa 15 responden (50%) memiliki
20%
sirkulasi darah baik pada kaki dan 15
3 responden (50%) memiliki sirkulasi darah kaki tidak baik.
a Tot
100
15
al
15
%
100 2. Beda
%
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa
karakteristikSesudahintervensiberdas
karakteristik
arkannilai
setengah
responden
bersuku
jawa
lebih
dari
baik
pada
kelompokintervensidankelompokkon
kelompok intervensi maupun kelompok kontrol
yaitu
sebanyak
13
trol
orang
Table .5.6. Beda karakteristik kelompok
(86,67%) pada kelompok intervensi dan sebanyak
12
orang
(80%)
intervensi dan kelompok control (n=30)
pada EfektifitasSenam Kaki DiabetikTerhadap (ABI)
kelompok kontrol.
Baik Tidakbaik Jumlah
A. Data Khusus 1. DistribusiFrekuensi
ABI
Ankle
Jumlah
Presentase
20 10 30
75% 25% 100%
Brachial IndeksSebelumSenam Kaki
Diabetes
Tabel
di
atas
menunjukkan
beda
karakteristik nilai ABI memiliki nilai
KelompokIntervensidankontrol
tidak baik 10 responden (25%) setelah Table 5.5 Beda karakteristik kelompok
diberikan senam kaki diabetic nilai ABI
intervensi dan kelompok control (n=30)
sebesar 20 responden (75%).
7
3. EfektifitasSenam DiabetikTerhadap
Kaki Ankle
Menurut Natalia, Hasneli, &
Brachial
Novayelinda, (2012) dalam Wahyuni,
Indeks
A (2013)
Table .5.7
Baik
SebelumdiberikanSenam Kaki Diabetik 15
Presentase% 50%
SesudahdiberikanSenam pasien DM tipe Kaki Diabetik 20
lebih Tidakbaik Total
15 30
menjelaskan bahwa umur
50% 100%
banyak
Presentase%
P
2 adalah orang dewasa value 75%
ditemukan 0,000karena
10 30
25% 100%
semakin besar umur seseorang maka sirkulasi darah kearah daerah perifer
Tabel diatas menunjukkan hasil pretest dan posttest setelah di uji dengan uji
menurun. sedangkan menurut Lewis,
wilcoxon menunjukkan bahwa dari 30 responden di peroleh hasil P value =
dkk (2011); Black & Hawk, (2009)
0,000 < 0,005 denagn demikian H1
dalam
Wahyuni,
A
(2013)
diterima yang berarti Efektifitas Senam
mengemukakan bahwa DM tipe 2 ada
Kaki Diabetik Terhadap Ankle Brachial
akibat dari meningkatnya umur dan
Indeks (ABI) pada Klien Diabetes Mellitus
Tipe
II
diwilayah
kerja
penyebab DM tipe 2 salah satunya
Puskesmas Gumukmas
umur lebih dari 40 tahun. Sedangkan 1. KarakteristikrespondenberdasarkanU
menurut
Hastuti
Wahyuni
A
(2008)
dalam
mur
(2013)
dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang penelitiannya didapatkan bahwa umur
dapat diketahui bahwa karakteristik pasien DM tipe 2 berkisar 40-60 tahun,
responden berdasarkan umur,
dan tidak ada hubungan antara umur
sebagian besar responden berusia
dengan kejadian ulkus diabetik. Dapat
45-55 tahun 53,3% dari kelompok
ditarik
intervensi sedangkan dari kelompok
penelitian
kesimpulan tersebut
antara bahwa
dua ulkus
kontrol 9 (60%) responden dari umur
diabetik akan bisa terjadi tanpa melihat
56-65 tahun.
umur oleh karena itu penting sekali apabila seseorang dinyatakan DM
8
menjaga kaki atau daerah perifer agar
DM. sedangkan menurut
tidak terjadi luka dengan salah satu
Afriant, & Edward, (2015) dalam
tindakannya
senam
kaki
Wahyuni,
sirkulasi
dan
Purwanti, (2013)dinyatakan bahwa
tekanan pembuluh darah kaki terjaga.
tidak ada hubungan yang signifikan
2. KarakteristikRespondenBerdasarkanJ
terjadinya luka diabetes antara laki-
diabetik
adalah
Roza,
sehingga
A
(2013).
Penelitian
laki dan perempuan dan berbeda
eniskelamin
hasil penelitian yang lain tentang Berdasarkan hasil penelitian dapat
kejadian ulkus diabetikum bahwa
diketahui bahwa karakteristik
perempuan lebih banyak ditemukan
responden berdasarkan jenis kelamin
ulkus diabetik. Menurut Roza dkk.,
,sebagian besar responden adalah
(2015), Hal yang sama dengan umur
perempuan sebanyak 9 orang (60%)
disimpulkan bahwa jenis kelamin
pada kelompok intervensi dan 8
tidak
orang (53,3%) pada kelompok
terjadinya luka diabetes sehingga
control
pencegahan luka diabetes pada kaki Menurut
selalu
mengakibatkan
sangat penting.
Purwanti,
(2013)dalam Wahyuni, A (2013) . Penelitian ini tidak sejalan dengan 3.
Karakteristik
Responden
berbagai penelitian yang menyatakan Berdasarkan Pekerjaan bahwa
laki-laki
menderita DM berbeda
juga
lebih
banyak Berdasarkan hasil penelitian
Penelitian yang didapatkan
diketahui bahwa karakteristik
bahwa
responden terbanyak bekerja sebagai
perempuan paling banyak menderita
9
petani sebanyak 8 orang (53,33%)
sebagian besar responden adalah
pada kelompok intervensi dan
kelompok tidak bekerja. Berdasarkan
sebanyak 9 orang (60%) pada
analisis hubungan antara pekerjaan
kelompok kontrol
dengan
didapatkan
Menurut Kemenkes, (2010),
Aktivitas
fisik
kejadian
sehingga
bekerja dan juga berjenis kelamin
orang yang jarang berolahraga, zat
perempuan. Kelompok ini adalah ibu
makanan yang masuk ke dalam
rumah tangga. Variabel pekerjaan ini
tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun
memiliki kaitan dengan aktifitas
dalam tubuh sebagai lemak dan gula.
fisik. Kelompok tidak bekerja belum
Jika insulin tidak mencukupi untuk
tentu memiliki aktivitas fisik yang
mengubah glukosa menjadi energi
rendah. Ibu rumah tangga justru
maka akan timbul diabetes.Jenis
melakukan berbagai aktivitas seperti
pekerjaan juga erat kaitannya dengan
menyapu, memasak dan mencuci.
kejadian DM. Pekerjaan seseorang aktivitas
fisiknya.
analisis
univariat,
Dari
signifikan
responden adalah kelompok tidak
dalam darah akan berkurang. Pada
tingkat
tidak
yang tidak seimbang. Kebanyakan
gula
mempengaruhi
DM
kelompok bekerja dan tidak bekerja
semakin
kadar
ada
mungkin karena presentase antara
beraktivitas fisik. Aktivitas fisik
meningkat
tidak
2,
2. Analisis antara pekerjaan dengan
diubah menjadi energi pada saat
insulin
bahwa
Tipe
pekerjaan dengan kejadian DM Tipe
dapat
mengontrol gula darah. Glukosa akan
mengakibatkan
DM
hubungan yang signifikan antara
dalam Trisanwati, SK; Setyorogo (2013),
kejadian
10
Keterbatasan
sebanyak 9 (60%) responden dari
Keterbasan penelitian ini adalah
kelompok
intervensi,
belum menggunakan alat mengukur
kelompok
kontrol
ABI seperti menggunakan doppler,
responden.
Rata-rata
selain itu penelitian ini juga belum
sebelum
melibatkan pasien DM tipe 2 dalam
adalah < 0,95 dengan kategori
jumlah yang banyak dan belum
obstruksi sedang dan rata-rata nilai
mengikutsertakan banyak variable
ABI setelah senam kaki adalah >
seperti sensitifitas kaki, kadar gula
0,95 – 1.0 dengan kategori normal.
darah, capillary refill time. Meskipun
Hasil uji lebih lanjut menggunakan
terdapat keterbatasan pada penelitian
Wilcoxon
ini namun penelitian ini sudah cukup
bahwa
memamaparkan nilai ABI secara
diabetik terhadap ankle brachial
manual dimana nilai ABI ini paling
indeks pada klien diabetes mellitus
tidak sebagai indikator agar pasien
tipe II disarankan untuk senantiasa
DM mampu melakukan perawatan
melakukan senam ini setiap hari
kaki untuk mencegah luka kaki
selama 15-30 menit selain untuk
diabetes dan menghindari angka
mencegah luka diabetes juga dapat
kejadian amputasi.
mengontrol gula darah.
dilakukan
test
sedangkan 8
(53.3%) nilai
ABI
senam
kaki
didapatkan
efektifitas
senam
hasil kaki
KESIMPLAN dan SARAN DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini memaparkan bahwa
Antono, D., & Hamonangani, R. (2014). Penyakit Arteri Perifer. In S. Setiati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, & Simadibrata (Eds.), (VI, Vol. 2, p. 1591). Jakarta: Interna Publishing
rata-rata umur pasien 45-65 tahun dengan jenis kelamin laki – laki dan perempuan lebih banyak perempuan
11
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical Management For Positive Outcomes. (R. G. Carroll & S. Quallich, Eds.)
Soegondo. S., Soewondo, P., Subekti, I., (2013), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus terpadu, Jakarta: FKUI.
Hastuti, R. T. (2008). Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada Penderita Diabetes Melitus (Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta). Universitas Diponegoro.
Subagyo, J., (2011). MetodePenelitian: DalamTeori&Praktik. Jakarta: RinekaCipta
Nursalam, (2008).KonsepdanPenerapan MetodologiPenelitianIlmuKe perawatanedisi 2: PedomanSkripsi,Tesis, dan instrument PenelitianKeperawatan. Jakarta: SalembaMedika. Roza, R. L., Afriant, R., & Edward, Z. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr . M . Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 243–248. Retrieved from http://jurnal.fk.unand.ac.id Setiawan, Y. (2011). Senam kaki untukpenderita diabetes mellitus.Diperolehtanggal 2 Januari (2013) darihttp://www.lkc.or.id/2011 /10/26/senam-kaki-untukpenderita-diabetesmellitus/. Smeltzer, S., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Textbook of Medical-Surgical Nursing (12th ed., Vol. 2). Philadelphia: Wolter Kluwer Health.
12