UKHUWAH ISLAMIYAH Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya diampuni sebelum keduanya bepisah.” (H.R. Abu Daud) Diriwayatkan oleh Imam Mlik dalam Al Muwatha’ dari abi Idris Al Khaulany rahimahullah bahwa ia berkata: “Aku pernah masuk Masjid Damaskus. Tiba-tiba aku jumpai seorang pemuda yang murah senyum yang dikerumuni banyak orang. Jika Mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka mengembalikan kepada pemuda tersebut dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia, lalu dikatakan oleh mereka,’Ini Muadz bin Jabal.’ Keesokan harinya , pagi-pagi sekali aku dating ke masjid itu lagi dan kudapati dia telah berada di sana tengah melakukan shalat. Kutunggu ampai dia selesai melakukan shalat kemudian aku temui dan kuucapkan salam kepadanya. Aku berkata,’Demi Alloh aku mencintaimu. Lalu ia bertanya.’Apakah Alloh tidak lebih kau cintai?’ Aku jawab,’Ya Alloh aku cintai’. Lalu ia memegang ujung selendangku dan menariknya seraya berkata,’Bergembiralah karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw, berabda,”Alloh berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.” MAKNA UKHUWAH ISLAMIYAH Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. Hakekat Ukhuwah Islamiyah: 1.Nikmat Allah (Q.S. 3:103) 2.Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67) 3.Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63) 4.Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10) Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah: Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat Islam Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan akidah (missal:ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi) Peringkat-peringkat ukhuwah: 1. Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13) 2. Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim) 3. Ta’awun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah: 1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi menjawab: ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut menjawab: ‘Belum.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” 2. Memohon didoakan bila berpisah “Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu” (H.R. Muslim) 3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa “Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (H.R. Muslim) 4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim) “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’) 5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara) 6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu 7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya 8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya 9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan MANFAAT UKHUWAH ISLAMIYAH 1. Merasakan lezatnya iman 2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi) 3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48) Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci, dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan Al-Qur’an menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang0orang yang kufur terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayat-ayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S. AlMa’idah:14 Ada lagi derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada dan cinta, yaitu
itsar. Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan diri sendiri dalam segala sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya orang lain. Ia rela haus demi puasnya prang lain. Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain. Ia rela bersusah payah demi istirahatnya orang lain. Ia pun rela ditembus peluru dadanya demi selamatnya orang lain. Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan persaudaraan antara sesama manusia bisa merata di semua bangsa, antara sebagian dengan sebagian yang lain. Islam tidak bisa dipecah-belah dengan perbedaan unsure, warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas negara, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbeda-beda dalam harta dan kedudukan
Makna Basmallah Ayat Basmalah termasuk dalam surat al-Fatihah. Hadits, dari ad-Da'ru Quthni dari Abu Hurairah ra., ia berkata Rasulullah saw bersabda, "Jika kalian membaca surat alFatihah, hendaklah kalian membaca bismillahirrohmanirrohim, karena ia termasuk ke dalam surat al-Fatihah. Sedangkan surat al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat, dan bismillahhirrohmanirohim termasuk ke dalam salah satu ayatnya." Makna Bismillah • Preposisi "Bi" = aku memulai • Al-Ism = nama,menunjuk pada sesuatu/person yang dinamai • Allah = nama Tuhan, berasal dari kata al-Illah Bismillah memiliki dua makna 1. Sebagai kalimat IZIN • Bismillah bukan sebagai penukar kenikmatan, contohnya makan nasi dengan membaca bismillah akan sama ni'matnya dengan makan nasi tanpa membaca bismillah, tapi bismillah merupakan kalimat izin bagi hamba Allah yang merasa hidupnya hanya sekadar "numpang", karena sesungguhnya semua yang ada di atas dunia ini milik Allah dan manusia diberi kenikmatan untuk memakai fasilitas Allah tsb. 2. Sebagai kalimat PENGAKUAN OTORITAS • Yaitu pengakuan otoritas bagi hamba Allah yang menyadari bahwa sesungguhnya yang memiliki wewenang/otoritas hanyalah Allah.Manusia hanya sebagai wakil Allah dimuka bumi ini, bukan sebagai penguasa. Bila seseorang mengucapkan bismilhirohmanirohim ia telah menandai kehambaannya dengan nama Allah, ia mengokohkan jiwanya - yang dinisbahkan kepada hakikat kehambaan - dengan salah satu dari tanda-tanda Allah. Makna ar-Rahman Ar-Rahman (Maha Pengasih), merupakan rahmat Allah dalam bentuk sarana hidup. Dilihat dari segi etimologisnya, ar-Rahman berwazan "fa'laan" yang menunjukkan banyak. Oleh karena itu rahmat Allah yang berupa sarana hidup ini diberikan untuk semua makhluk di alam semesta (rahmatan lil'alamiin) baik manusia maupun binatang, baik muslim maupun kafir. Makna ini digunakan dalam al-Quran
(QS.20:5;19:75). Makna ar-Rahim Ar-Rahim: Maha Penyayang merupakan rahmat Allah dalam bentuk petunjuk hidup. Dilihat dari segi bahasanya, ar-Rahim berwazan (berpola) "fa'iil" yang menunjuk ketetapan dan kekekalan. Ar-Rahim berupa rahmat Allah dalam bentuk petunjuk hidup, diberikan hanya untuk orang-orang yang beriman, menunjukkan keni'matan yang terus-menerus dan kekal. Dalam al-Quran makna ar-Rahim seperti terdapat pada QS.33:43;9:117. Ar-Rahman dan ar-Rahim Allah berikan bersama-sama kepada hamba-hambaNya sesuai pengucapannya yang utuh dan lengkap (selalu bismilahirohmanirohim). Allah telah memberikan kepada manusia selain sarana hidup juga petunjuk hidup (hidayah). Tinggal manusia yang berusaha menggapai petunjuk hidup (hidayah) tersebut. Fenomena sekarang, manusia umumnya menikmati sarana hidup tapi lupa/ mencampakkan petunjuk hidup yang berharga.Manusia lupa, siapa yang memberikan sarana hidup tersebut, manusia menganggapnya semata-mata atas usaha mereka, padahal semua sarana hidup tersebut Allah berikan gratis dan bersifat menyeluruh. Rasulullah menerangkan keutamaan seseorang yang mengucapkan basmalah dalam HR.Abu Daud dan dihasankan oleh Ibnu Shalah : "Setiap urusan yang baik yang tidak diawali dengan bismilahirrohmanirrohim maka tidak akan mendapat barokah." Bila pengucapan basmalah dilakukan dengan sadar dan sungguh-sungguh akan menghasilkan tiga kebaikan,yaitu: 1. Akan terjaga dari syaitan, karena dengan menyebut nama Allah akan mendorong seorang mu'min mempertimbangkan apakah ia dibenarkan mengkaitkan nama Allah dengan niat dan perbuatan yang buruk. 2. Dengan menyebut nama Allah akan timbul pada dirinya sikap yang benar dan membawa dirinya ke arah yang benar. 3. Orang tersebut akan menerima pertolongan dan ridho Allah dan akan dilindungi dari godaan syaitan, karena Allah menerima perbuatan seorang mu'min bila ia beribadah kepada-Nya.
Abu Hurairah: Pita Kaset Hadits Rasulullah Abu Hurairah? Penghafal 1607 hadits Rasulullah Saw. Pada masa Jahiliyah orang memanggilnya Abdu Syams (budak matahari). Setelah Allah memuliakannya dengan Islam, Rasulullah saw. bertanya, "Siapa nama anda?" "Abdu Syams," jawab Abu Hurairah singkat. "Bukannya Abdur Rahman?" tanya Rasulullah. "Demi Allah, anda benar. Nama saya Abdur Rahman, ya Rasulullah!" jawab Abu Hurairah setuju. Tapi, mengapa yang lebih populer nama Abu Hurairah, bukan Abdur Rahman? Padahal nama itu pemberian Nabi Saw. Nama Abu Hurairah adalah nama panggilannya waktu kecil. Waktu itu ia punya seekor kucing betina yang sering diajaknya bermain-main. Oleh karena itu teman-temannya menjulukinya Abu Hurairah. Setelah Rasulullah Saw. tahu asal-muasal panggilan itu, beliau sering memanggilnya Abu Hirr sebagai panggilan akrab. Dan sebenarnya, Abu Hurairah sendiri lebih suka dipanggil Abu Hirr ketimbang Abu Hurairah. Konon, hirr itu artinya kucing jantan, sedangkan hurairah kucing betina. Menurut Abu Hurairah, kucing janan lebih baik dari kucing betina. Abu Hurairah masuk Islam melalui Tufail bin Amr Ad-Dausy. Islam masuk ke negeri kaum Dausy kira-kira awal tahun ketujuh Hijriyah. Ketika itu Abu Hurairah menjadi utusan kaumnya menemui Rasulullah Saw. di Madinah. Setelah bertemu Rasulullah, Abu Hurairah memutuskan untuk berkhidmat kepada Rasulullah Saw. dan menemani beliau. Sejak itu Abu Hurairah tinggal di masjid tempat Rasulullah Saw. mengajar dan mengimami shalat. Selama Rasulullah Saw. hidup, Abu Hurairah belum mau beristri. Mungkin ia khawatir bila beristri, konsentrasinya dalam membantu Rasulullah terganggu. Abu Hurairah punya seorang ibu yang masih syirik. Tak henti-hentinya ia mengajak ibuya masuk Islam, karena ia amat mencintainya. Tapi, setiap Abu Hurairah mengajak masuk Islam, ibunya selalu menolak, bahkan tak jarang mengeluarkan umpatan yang menghina Rasulullah. Sambil menangis, Abu Hurairah menemui Rasulullah Saw. "Mengapa engkau menangis, wahai Abu Hurairah," tanya Nabi Saw. "Aku tak bosan-bosannya mengajak ibuku masuk Islam. Hari ini kembali kuajak ibuku masuk Islam. Tapi, ia malah mengeluarkan kata-kata yang tak pantas mengenai engkau. Aku sendiri tak sudi mendengarnya. Tolong doakan agar ibuku mau masuk Islam, ya Rasulullah," pinta
Abu Hurairah. Rasulullah Saw. pun memenuhi permintaan Abu Hurairah dan mendoakan agar ibu Abu Hurairah itu masuk Islam. Suatu ketika Abu Hurairah pulang ke rumah ibunya. Ia bermaksud mengajak ibu yang dicintainya itu masuk agama Allah. Waktu itu pintu rumah tertutup. Tatkala ia hendak masuk, ibuya berkata, "Tunggu di tempatmu, hai Abu Hurairah!" Mungkin ibunya tengah berpakaian. Sejenak kemudian ibunya menyuruhnya masuk. Ketika telah berhadapan dengan ibunya, ibunya berkata, "Asyahadu an laa ilaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar `abduhu wa rasuuluh." Abu Hurairah kembali menemui Rasulullah sambil menangis gembira, sebagaimana sebelumnya ia menangis lantaran sedih. "Bergembiralah wahai Rasulullah! Allah mengabulkan doa anda. Ibuku telah masuk Islam," tutur Abu Hurairah dengan wajah cerah. Setelah ibunya masuk Islam, hati Abu Hurairah menjadi tenang, seolah-olah terbebas dari himpitan batu besar yang menyesakkan dada. Ia pun bisa berkonsentrasi menimba ilmu dari Rasulullah. Kecintaannya kepada ilmu sama besarnya dengan kecintaannya kepada Rasulullah. Zaid bin Tsabit pernah bercerita, suatu ketika ia, Abu Hurairah, dan seorang shahabat lainnya berdoa dan berdzikir di dalam masjid. Tiba-tiba Rasulullah Saw. mendatangi mereka. Mereka pun berhenti berdoa dan berdzikir. Rasulullah berkata, "Ulangi doa dan dzikir ang kalian baca!" Zaid bin Tsabit dan shahabat yang seorang lagi -- bukan Abu Hurairah -- berdoa. Rasulullah mengamini doa mereka berdua. Lalu Abu Hurairah berdoa, "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sebagaimana yang dimohon kedua shahabatku ini. Dan aku memohon kepada-Mu ilmu yang tak dapat aku lupakan." Rasulullah Saw. mengamini doa Abu Hurairah. Zaid dan seorang shahabat yang lain berkata, "Kami juga memohon kepada Allah ilmu yang yang tak dapat kami lupakan." Rasullah berkata, "Kalian telah didahului putra Bani Dausy (Abu Hurairah)." Allah Swt. mengabulkan permintaan Abu Hurairah. Dia berhasil mengingat dan menghafal 1607 hadits Rasulullah Saw. bagi kaum Muslimin, sehingga dengan haditshadits itu berjuta-juta kaum Muslimin hingga akhir kiamat memperoleh petunjuk. Betapa besar pahala Abu Hurairah. Ya Allah, jadikan kami seperti Abu Hurairah