Ukhuwah Islamiyah.docx

  • Uploaded by: Ferdi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ukhuwah Islamiyah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,330
  • Pages: 7
Ukhuwah Islamiyah Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du: Ukhwah Islamiyah adalah hubungan yang dijalanin oleh rasa cinta dan didasari oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikansatu bangunan yang kokoh. Ukhuwah berarti persaudaraan, dari akar kata yang mulanya berarti memperhatikan.

Alasan terkuat yang bisa menjadikan umat manusia untuk bersatu ialah bila didasari diatas ukhuwah Islamiyah. Yang sudah pasti akan menyatukan kaum muslimin, walaupun keberadaan mereka saling berjauhan, terpencar diseluruh penjuru dunia, beda negeri, suku dan bangsanya. Namun dengan pondasi tersebut mampu menyatukannya, Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan hal itu melalui firman -Nya:

]10 :‫ ﴾ [الحجرات‬١٠ ‫ة‬ٞ ‫﴿ ِإنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ِإ ۡخ َو‬ "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara". (QS al-Hujurat: 10). Dipertegas lagi hal tersebut oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya yang menyatakan tidak ada perbedaan antara orang arab dan non arab kecuali ketakwaan. Dewan juri yang saya hormati, perlu diketahui dalam menjalin hubunga dengan saudara muslim atau ukhuwah islamiyah terdapat hak dan kewajiban kita sesama muslim. Apa sajakah itu, akan saya paparkan berikut ini:

Pertama: Hendaknya seorang muslim menolong serta membantu saudaranya sesama muslim. Di sinilah peranan kita sebagai sesama muslim utnuk saling tolong menolong. Sebagaimana kita dengan saudara kandung kita sendiri, harus saling membantu yang sedang kesussahan dan memerlukan bantuan kita. Seperti yang diperintahkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam firman -Nya:

]2 :‫ ﴾ [المائدة‬٢ ‫ٱۡل ۡث ِم َو ۡٱلعُ ۡد َٰ َو ِۚ ِن‬ َ ْ‫علَى ۡٱل ِب ِر َوٱلت َّ ۡق َو َٰٰۖى َو ََل ت َ َع َاونُوا‬ َ ْ‫﴿ َوت َ َع َاونُوا‬ ِ ۡ ‫علَى‬ "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran". (QS al-Maa'idah: 2). Dan satu muslim dengan muslim lain adalah ibarat kekasih yang harus saling menyayangi, sebagaimana digambarkan oleh Allah ta'ala dalam firman -Nya:

ِۚ ۡ‫ض ُه ۡم أ َ ۡو ِليَا ٓ ُء بَع‬ ‫ع ِن ۡٱل ُمن َك ِر‬ ِ ‫ض يَ ۡأ ُم ُرونَ بِ ۡٱل َمعۡ ُر‬ ُ ۡ‫﴿ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِم َٰنَتُ بَع‬ َ َ‫وف َويَ ۡن َه ۡون‬ ٓ َٰ ُۗ َّ ‫سيَ ۡر َح ُم ُه ُم‬ َّ َ‫صلَ َٰوة َ َوي ُۡؤتُون‬ ٌ ‫ع ِز‬ َّ ‫ٱَّللُ إِ َّن‬ َّ َ‫ٱلز َك َٰوة َ َوي ُِطيعُون‬ ‫يز‬ ُ ‫ٱَّللَ َو َر‬ َّ ‫َويُ ِقي ُمونَ ٱل‬ َ َ‫ٱَّلل‬ َ َ‫سولَ ِۚ ٓۥهُ أ ُ ْولَئِك‬ ]71 :‫ ﴾ [التوبة‬٧١ ‫يم‬ٞ ‫َح ِك‬ "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul -Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS at-Taubah: 71).

Kedua: Seorang muslim tidak mendhalimi saudaranya apapun jenisnya walaupun hanya sepele. Karena kita sesama muslim harus saling membantu bukan menjatuhkan apalagi menindas sesama muslim. Karena Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam telah melarang hal tersebut. Maka oleh karena itu janaganlah diantara kita saling menzlimi ataupun menindas sesama muslim karena kita semua saudara.

Dalam shahih Muslim dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ْ َ‫ « ْال ُم ْس ِل ُم أ َ ُخو ْال ُم ْس ِل ِم َلَ ي‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ .ُ‫ظ ِل ُمهُ َوَلَ يَ ْخذُلُهُ َوَلَ يَحْ ِق ُره‬ َّ ‫ئ ِمنَ ال‬ َ َ‫صد ِْر ِه ثَال‬ ٍ ‫ث َم َّرا‬ ‫ش ِر أ َ ْن يَحْ ِق َر أَخَاهُ ْال ُم ْس ِل َم‬ ِ ‫ بِ َح ْس‬- ‫ت‬ ُ ‫ َويُش‬- ‫الت َّ ْق َوى هَا ُهنَا‬ ٍ ‫ب ْام ِر‬ َ ‫ِير إِلَى‬ ]‫ضهُ » [أخرجه مسلم‬ ُ ‫علَى ْال ُم ْس ِل ِم َح َرا ٌم دَ ُمهُ َو َمالُهُ َو ِع ْر‬ َ ‫ُك ُّل ْال ُم ْس ِل ِم‬ "Satu muslim dengan muslim lainnya tidak boleh saling mendhalimi, membiarkan tidak menolongnya, tidak boleh menghinanya, yang namanya takwa letaknya disini –Beliau mengisyaratkan kearah dada sebanyak tiga kali- cukup bagi seseorang dikatakan melakukan kejelekan bila sampai menghina saudaranya muslim, tiap muslim dengan

muslim lainnya haram baginya, darah, harta dan kehormatannya". HR Muslim no: 2564. Ketiga: Termasuk keharusan dari bingkai Ukhuwah Islamiyah ialah saling menyayangi satu sama lain serta mencintai satu dengan lainnya. Dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengilustrasikan hal tersebut dalam permisalan yang sangat sempurna untuk menjelaskan pada kita seperti apa gambaran Ukhuwah Islamiyah itu, dimana sebelumnya tidak ada hubungan apa-apa diantara mereka. Rasulullah saw. Megilustrasikannya seperti jasad atau tubuh kita ini, yang apabila satu saja anngota tubuh kita merasa sakit, maka anggota tubuh yang lain akan ikut merasakan sakitnya dan ikut terjaga, dan di sinilah kita sesama umat muslim, apabila ada saudara kita sesama muslim yang sedang membutuhkan bantuan atau sedang dalam penderitaan, maka kita akan ikut turut merasakannya. Dalam perumpamaan lain Rasulallah memisalkan seperti satu bangunan yang saling menguatkan mengokohkan, seperti yang disebutkan oleh Imam Muslim dari haditsnya Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ َ‫ان ي‬ ‫ضا » [أخرجه‬ ً ‫ضهُ بَ ْع‬ ُ ‫شدُّ بَ ْع‬ ِ َ‫ « ْال ُمؤْ ِم ُن ِل ْل ُمؤْ ِم ِن َك ْالبُ ْني‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ ]‫البخاري و مسلم‬ "Satu mukmin dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya". HR Bukhari no: 481. Muslim no: 2585. Keempat: Memberi nasehat. Hendaknya seorang muslim saling memberi nasehat satu sama lain, baik dari segi permasalahan agama maupun perkara dunianya. salah satu potret nasehat yang dibutuhkan ialah mengajari mereka yang belum tahu serta mengarahkan pada kebaikan, menyuruh pada perbuatan ma'ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar. Dan perkara terbesar dalam hal ini ialah mengajak mereka mengetahui tauhid serta melarang perbuatan syirik.

Nasehat ini sendiri bentuknya adalah saling menyuruh pada kebenaran sebagaimana secara jelas disebutkan dalam surat al-Ashr, dimana Allah Shubanahu wa ta’alla berfirman:

‫ق‬ ِ ‫ص ِل َٰ َح‬ َّ َٰ ‫ع ِملُواْ ٱل‬ َ ‫ ِإ ََّل ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ َو‬. ‫سنَ لَ ِفي ُخ ۡس ٍر‬ َ َٰ ‫ٱۡلن‬ َ ‫ت َوت ََوا‬ ِ ۡ ‫ ِإ َّن‬. ‫﴿ َو ۡٱل َعصۡ ِر‬ ِ ‫ص ۡواْ ِب ۡٱل َح‬ ]3 -1 :‫ص ۡب ِر ﴾ [العصر‬ َّ ‫ص ۡواْ ِبٱل‬ َ ‫َوت ََوا‬ "Demi masa. Sesungguhnya manusi benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran". (QS al-'Ashr: 1-3). Kelima: Membalas ucapan salamnya, memenuhi undangannya, memberi nasehat, mendo'akan bila dirinya bersin, menjenguk jika dirinya sakit, dan mengiringi jenazahnya. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ قِي َل َما ُه َّن يَا َر‬.‫علَى ْال ُم ْس ِل ِم ِست‬ ِ‫َّللا‬ َ ‫ « َح ُّق ْال ُم ْس ِل ِم‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ َ ‫ع‬ َّ َ‫س فَ َح ِمد‬ َ ‫صحْ لَهُ َوإِذَا‬ َ َ‫علَ ْي ِه َوإِذَا د‬ َ ‫س ِل ْم‬ َ‫َّللا‬ َ َ‫ إِذَا لَ ِقيتَهُ ف‬:َ‫قَال‬ َ ‫ص َحكَ فَا ْن‬ َ ‫عاكَ فَأ َ ِج ْبهُ َوإِذَا ا ْست َ ْن‬ َ ‫ط‬ ]‫ض فَعُ ْدهُ َوإِذَا َماتَ فَاتَّبِ ْعهُ » [أخرجه مسلم‬ َ َ‫ف‬ َ ‫س ِمتْهُ َوإِذَا َم ِر‬ "Hak muslim atas muslim lainnya ada enam perkara". Ada yang bertanya: 'Apa saja enam perkara itu, wahai Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam? Beliau melanjutkan: "Jika engkau bertemu memberi salam padanya, apabila engkau diundang memenuhinya, jika engkau diminta nasehati maka berilah nasehat, bila bersin dan mengucapkan alhamdulillah maka do'akanlah, jika sakit engkau menjenguknya, dan bila dirinya meninggal engkau mengiringi jenazahnya". HR Muslim no: 2162. Keenam: Seorang muslim mencintai saudaranya muslim seperti ia mencintai untuk dirinya sendiri. seperti perintah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam didalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

» ‫ « ََل يُؤْ ِم ُن أ َ َحدُ ُك ْم َحتَّى يُ ِحبَّ ِِل َ ِخي ِه َما ي ُِحبُّ ِلنَ ْف ِس ِه‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ ]‫[أخرجه البخاري و مسلم‬

"Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya seperti dia mencintai untuk dirinya sendiri". HR Bukhari no: 13. Muslim no: 45.

Sangat suka jika dirinya mendapatkan kenikmatan dalam hal agama, maka wajib baginya mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapatkan hal itu. Jika kecintaan seperti itu tidak ada, maka imannya berarti dinafikan sebagaimana disebutkan dalam hadits. Jika seseorang suka melakukan perkara wajib ataukah sunnah, maka ia suka saudaranya pun bisa melakukan semisal itu. Begitu pula dalam hal meninggalkan yang haram. Jika ia suka dirinya meninggalkan yang haram, maka ia suka pada saudaranya demikian. Jika ia tidak menyukai saudaranya seperti itu, maka ternafikan kesempurnaan iman yang wajib. Selain cara diatas, Bisa dengan cara mendo'akan kebaikan padanya dikala sendirian. Sebagaimana anjuran yang diberikan oleh suri tauladan kita dalam haditsnya Shafwan bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:

َ ِ‫ « دَع َْوة ُ ْال َم ْر ِء ْال ُم ْس ِل ِم ِل َ ِخي ِه ب‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ َ‫ب ُم ْست َ َجابَةٌ ِع ْند‬ ِ ‫ظ ْه ِر ْالغَ ْي‬ ‫عا ِل َ ِخي ِه بِ َخي ٍْر قَا َل ْال َملَكُ ْال ُم َو َّك ُل بِ ِه ِآمينَ َولَكَ بِ ِمثْ ٍل » [أخرجه‬ َ َ‫َرأْ ِس ِه َملَكٌ ُم َو َّك ٌل ُكلَّ َما د‬ ]‫مسلم‬ "Do'a seorang muslim untuk saudaranya dikala sendirian mungkin sekali untuk di ijabahi, karena disisi kepalanya ada malaikat yang ditugasi, tiap kali dia berdo'a kepada saudaranya dengan kebaikkan maka malaikat tadi mengatakan semoga Allah mengabulkan dan bagimu semisal yang engaku do'akan". HR Muslim no: 2733. Dan mendo'akan saudaranya sesama muslim adalah kebiasaan dan tradisi orang-orang shaleh terdahulu, sebagaimana telah di sitir dalam salah satu ayat yang bunyinya:

ۡ ‫﴿ َوٱلَّذِينَ َجا ٓ ُءو ِم ۢن بَعۡ ِده ِۡم يَقُولُونَ َربَّنَا‬ ‫ٱۡلي َٰ َم ِن َو ََل ت َۡج َع ۡل فِي‬ َ َ‫ٱغ ِف ۡر لَنَا َو ِ ِۡل ۡخ َٰ َونِنَا ٱلَّذِين‬ ِ ۡ ‫سبَقُونَا ِب‬ ]10 :‫ ﴾ [الحشر‬١٠ ‫وف َّر ِحي ٌم‬ ٞ ‫قُلُو ِبنَا ِغ اال ِللَّذِينَ َءا َمنُواْ َربَّنَا ٓ ِإنَّكَ َر ُء‬ "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, berilah kami ampun dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS al-Hasyr: 10).

Sekarang kita saksikan saudara kita yang berada di Palestina, Afghanistan, Iraq, Cechnya, Kasymir, serta yang lainnya dari negeri-negeri kaum muslimin, mereka dalam penindasan, dibunuh, ditawan, ditindas dan teraniaya oleh orang kafir, maka mari kita do'akan, memohon kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla agar mengangkat bala' yang sedang mereka hadapi, dan mengembalikan tipu daya musuh-musuh Islam berbalik kearahnya. Imam Ibnu Qoyim mengatakan: "Bentuk menolong bagi saudara seiman itu sangat banyak sekali jenisnya, bisa dengan harta, kedudukan, dengan anggota badan dan membantu, memberi nasehat dan bimbingan, dengan do'a, memintakan ampun untuknya, menaruh kasihan padanya. Dan itu semua tentunya sesuai dengan kadar keimanannya, karena semakin kuat imannya maka semakin kuat bentuk pertolongannnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah imannya semakin lemah pula bentuk pertolongannya. Dan Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar menolong sahabatnya, dan beliau melakukan semua bentuk yang kita sebutkan diatas. Demikian pula pengikutnya dalam masalah memberi pertolongan juga sesuai dengan kadar tinggi rendah didalam sikap meneladani beliau". 1[1] Agama yang lurus serta sangat toleransi ialah ajaran yang dibawa oleh Ibrahim 'alaihi sallam dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam kita yang dibangun diatas dua pondasi: Pertama:

Ikhlas karena Allah ta'ala

Kedua:

Loyalitas dan berlepas diri

Maka seorang muslim adalah saudaranya sesama muslim walaupun berada diujung dunia, sedangkan tiap orang kafir adalah musuh walaupun sekiranya ia ayah dan ibunya. Dalam hal lainpun ukhuwah islamiyah ini mampu menjadi pembangun semangat generasi muda yang berakhlak mulia. Maksud dari pemuda pemuda disini ialah kita semua sebagai sesama umat muslim. Hal inipunmerupakan salah satu manfaat dari ukhuwah islamiyah.

Pemuda muslim juga dituntut untuk selalu bekerja sama dalam kerja da’wah untuk menyebarkan syi’ar islam. tugas da’wah adalah kewajiban untuk semua muslim dan merupakan tugas besar yang tidak akan mampu dilakukakan dengan bersendirian. Maka sangat dibutuhkan penyatuan barisan dan gerakan secara bersama. Berjama’ah juga mampu menguatkan pemuda muslim pada ketaatan kepada Allah SWT dan dijauhkan daripada maksiat serta godaan syaitan. Selain itu pemuda muslim sudah sepatutnya mencontoh pemuda muslim terdahulu, yaitu para pemuda cemerlang di zaman Rasulullah SAW maupun sesudahnya. Para pemuda terdahulu berlomba-lomba untuk berkorban serta menyumbangkan jasa untuk pengembangan da’wah islam. Dan disinilah sekali peranan penting ukhuwah islamiyah sebagai pemersatu pemuda pemuda dalam menyampaikan ajaran atau da’wah. Ada beberapa keutamaan dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat Islam diantaranya: 1.Ukhuwah menciptakan wihdah (persatuan) Sebagai contoh dapat kita lihat dalam kisah heroik perjuangan para pahlawan bangsa negeri yang bisa dijadikan landasan betapa ukhuwah benar-benar mampu mempersatukan para pejuang pada waktu itu. Tidak ada rasa sungkan untuk berjuang bersama, tidak terlihat lagi perbedaan suku, ras dan golongan, yang ada hanyalah keinginan bersama untuk merdeka dan kemerdekaan hanya bisa dicapai dengan persatuan. 2. Ukhuwah menciptakan quwwah (kekuatan) Adanya perasaan ukhuwah dapat menciptakan kekuatan (quwwah) karena rasa persaudaraan atau ikatan keimanan yang sudah ditanamkan dapat menentramkan dan menenangkan hati yang awalnya gentar menjadi tegar sehingga ukhuwah yang telah terjalin dapat menimbulkan kekuatan yang maha dahsyat. 3.Ukhuwah menciptakan mahabbah (cinta dan kasih sayang) Sebuah kerelaan yang lahir dari rasa ukhuwah yang telah terpatri dengan baik pada akhirnya memunculkan rasa kasih sayang antar sesama saudara seiman. Yang dulunya belum kenal sama sekali namun setelah dipersaudarakan semuanya dirasakan bersama. Inilah puncak tertinggi dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat Islam.

Related Documents


More Documents from "Rafi Irva"

Cv New.docx
December 2019 24
06-c-02-uraian.pdf
June 2020 16
Ukhuwah Islamiyah.docx
June 2020 17
Cv Ferdi Candra.pdf
December 2019 29
2. Halaman Judul Dalam.docx
October 2019 45