Uji Performa Mesin-1.docx

  • Uploaded by: Iman Munako
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uji Performa Mesin-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,102
  • Pages: 9
LAPORAN PRAKTIK UJI PERFORMA MESIN : PENGATURAN TIMING PENGAPIAN TERHADAP RPM DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

Tim Peneliti : 1. 2. 3. 4. 5.

Didik Armansyah Mohammad Iqbal Fadli Ganjar Muhammad Iman Munako Ardian Bagaskara

5202416001 5202416018 5202416029 5202416074 52024160

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

BAB I KAJIAN TEORITIS A. Performa Mesin Performa mesin adalah kemamapuan suatu mesin untuk menghasilkan suatu indikator tertentu seperti konsumsi bahan bakar, besarnya torsi, dan lain sebagainya. Performa mesin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kualitas bahan bakar yang digunakan, waktu pengapian yang tepat, penggunaan jenis busi yang tepat, dan lain sebagainya. B. Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu zat yang dibutuhkan dalam proses pembakaran. Dalam dunia otomotif pada umumnya kita mengenal 2 jenis bahan bakar yaitu bahan bakar bensin dan bahan bakar diesel atau lebih familiar dengan nama solar. Bahan bakar bensin di Indonesia terdapat beberapa jenis antara lain premium, pertalite, pertamax, pertamax plus. Keempatnya memiliki kualitas yang berbeda. Kualitas bahan bakar bensin dapat diketahui dengan melihat angka oktannya. 1. Premium asal mulanya adalah naphtha (salah satu Produk destilasi minyak bumi) + TEL (sejenis aditif penaik oktan) agar didapat RON 88. Namun isu lingkungan sejak era tahun 2006, mengharuskan TEL (aditif penaik oktan yang mengandung lead alias timbalhitam yang tidak sehat) di hentikan penggunaannya. Oleh karenaitu TEL diganti HOMC (High Mogas Component untuk menaikkankan Oktane ke 88. 2. Pertalite merupakan Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang diproduksi Pertamina, Jika dibandingkan dengan premium Pertalite memiliki kualitas bahan bakar lebih sebab memiliki kadar Research Oktan Number (RON) 90, di atas Premium, yang hanya RON 88. Menururt Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, , Pertalite merupakan produk yang lebih bersih dan ramah terhadap lingkungan. kualitasdari Pertalite yang lebih bagus. serta diproduksi untuk cocok dengan segala jenis kendaraan.

3. Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mensyaratkan penggunaan bahan bakarberoktan tinggi tanpa timbel (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan xatalytic converters. Pertamax, seperti halnyaPremium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertamax ada 2 jenis yang dijual bebas diindonesia yaitu pertamax 92 yang berwarna biru dan pertamax plus 98 yang berwarna merah. C. Waktu Pengapian Saat pengapian disebut juga ignition timing adalah waktu yang menunjukkan terjadinya percikan api pada busi yang dinyatakan dalam derajat engkol (d.e). Saat pengapian berbeda dengan saat pembakaran, karena pembakaran dalam silinder berlangsung secara proses yang panjang sedangkan saat pengapian terjadi sekejap dalam detik yang sangat kecil. Untuk mendapatkan daya pembakaran yang optimal maka ledakan terbesar dari campuran bahan bakar dan udara diusahakan terjadi beberapa saat setelah TMA.

BAB II PROSES EKSPERIMEN

2. 1. Mesin dan Alat Yang Digunakan Mesin :  Mesin Toyota 5K Alat :  Feeler gauge  Timing light  Obeng ( - ) dan ( + )  Kunci ring 19  Rpm tester  Buret Bahan Bakar :  Pertalite  Pertamax 2. 2. Prosedur Eksperimen a. Siapkan alat dan bahan b. Kondisikan mesin dalam kondisi standart dan pastikan semua system bekerja dengan baik. c. Lakukan eksperimen sesuai job yang diberikan. Catatan : Pada pekerjaan pengujian timing pengapian dilakukan pada rpm 1000 dan 1500. d. Pengambilan data dilakukan pada temperature kerja mesin yaitu 80o – 90o C. e. Jika pengambilan data telah selesai maka kondisikan mesin sesuai pada kondisi standart. f. Periksa kembali alat yang digunakan dan kembalikan ke tempat semula. 2. 3. Hasil Eksperimen 1. Hasil Eksperimen 1 (Bahan Bakar Pertalite) IG RPM Konsumsi Bahan Bakar Timing (time/20cc) o ( BTDC) 1 2 Rata-rata 1 2 Rata-rata 1000 1500 1250 69.98 44.74 57.36 8 1000 1500 1250 72.55 49.92 61.235 15 1000 1500 1250 62.28 53.36 57.82 10 1000 1500 1250 59.19 43.18 51.185 5

0

1000

1500

1250

60.19

35.52

47.855

2. Hasil Eksperimen 2 (Bahan Bakar Pertamax) IG RPM Konsumsi Bahan Bakar Timing (time/20cc) o ( BTDC) 1 2 Rata-rata 1 2 Rata-rata 1000 1500 1250 55.06 41.26 48.21 8 1000 1500 1250 59.83 44.12 51.975 15 1000 1500 1250 50.08 44.14 47.11 10 1000 1500 1250 56.76 42.61 49.685 5 1000 1500 1250 52.65 35.69 44.17 0

BAB III PEMBAHASAN

3. 1. Eksperimen Pertama (Pertalite) Pada pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan jenis bahan bakar premium, akan tetapi terbatasnya jumlah peredaran premium diganti dengan bahan bakar jenis pertalite yang memiliki angka oktan 90. IG Timing (oBTDC) 8 15 10 5 0

RPM 1 1000 1000 1000 1000 1000

2 1500 1500 1500 1500 1500

Rata-rata 1250 1250 1250 1250 1250

Konsumsi Bahan Bakar (time/20cc) 1 2 Rata-rata 69.98 44.74 57.36 72.55 49.92 61.235 62.28 53.36 57.82 59.19 43.18 51.185 60.19 35.52 47.855

Dari hasil eksperimen pertama dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perbedaan timing pengapian akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar. 2. Konsumsi bahan bakar paling efektif berada pada titik pengapian 15oBTDC untuk kecepatan mesin 1000 rpm yaitu pada angka 72.55 detik/20cc. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar paling efektif untuk kecepatan mesin 1500 rpm yaitu 53.36 detik/20cc dan berada pada titik pengapian 10oBTDC. Sedangkan untuk efektifitas rata-rata berada pada titik pengapian 15oBTDC.

3. Dari

tabel

diatas

dapat

dibuat

grafik

seperti

berikut

:

Konsumsi BBM (detik/20cc)

Grafik Konsumsi Bahan Bakar 80 70 60 50 40 30 20 10 0

8 BTDC

15 BTDC

10 BTDC

5 BTDC

0 BTDC

RPM 1000

69.98

72.55

62.28

59.19

60.19

RPM 1500

44.74

49.92

53.36

43.18

35.52

Rata-rata

57.36

61.235

57.82

51.185

47.855

3. 2. Eksperimen kedua Pada pengujian kedua dilakukan dengan menggunakan jenis bahan bakar pertama dengan nilai oktan 92. IG RPM Konsumsi Bahan Bakar Timing (time/20cc) (oBTDC) 1 2 Rata-rata 1 2 Rata-rata 1000 1500 1250 55.06 41.26 48.21 8 1000 1500 1250 59.83 44.12 51.975 15 1000 1500 1250 50.08 44.14 47.11 10 1000 1500 1250 56.76 42.61 49.685 5 1000 1500 1250 52.65 35.69 44.17 0 Dari hasil eksperimen pertama dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perbedaan timing pengapian akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar. 2. Konsumsi bahan bakar paling efektif berada pada titik pengapian 15oBTDC untuk kecepatan mesin 1000 rpm yaitu pada angka 59.83 detik/20cc. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar paling efektif untuk kecepatan mesin 1500 rpm yaitu 44.14 detik/20cc dan berada pada titik pengapian 10oBTDC. Sedangkan untuk efektifitas rata-rata berada pada titik pengapian 15oBTDC.

tabel

diatas

dapat

dibuat

grafik

seperti

berikut

:

Grafik Konsumsi Bahan Bakar 70 60

Konsumsi BBM (detik/20cc)

3. Dari

50 40 30 20 10 0

8 BTDC

15 BTDC

10 BTDC

5 BTDC

0 BTDC

RPM 1000

55.06

59.83

50.08

56.76

52.65

RPM 1500

41.26

44.12

44.14

42.61

35.69

Rata-rata

48.21

51.975

47.11

49.685

44.17

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan B. Saran

Related Documents

Uji Performa Mesin-1.docx
October 2019 12
Eave Performa
June 2020 11
Performa Invoice
November 2019 25
Uji
November 2019 66
Uji
May 2020 50

More Documents from ""