Ucan.docx

  • Uploaded by: Fauzan
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ucan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 995
  • Pages: 5
DAFTAR ISI A. PENGERTIAN KORUPSI : ......................................................................................................................... 1 B. CIRI, POLA dan MODUS ............................................................................................................................. CIRI-CIRI KORUPSI .................................................................................................................................. 1 POLA KORUPSI ........................................................................................................................................ 2 MODUS KORUPSI .................................................................................................................................... 2 C. KORUPSI DALAM BEBRBAGAI PERSPEKTIF ....................................................................................... 1. Korupsi dalam Perspektif Budaya ............................................................................................................ 3 2. Korupsi dalam Perspektif Agama ............................................................................................................. 3 3. Korupsi dalam Perspektif Hukum ............................................................................................................ 3 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 4

A. PENGERTIAN KORUPSI : Korupsi sesungguhnya sudah lama ada terutama sejak manusia pertama kali mengenal tata kelola administrasi. Pada kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media, seringkali perbuatan korupsi tidak lepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintahan. Korupsi juga sering dikaitkan pemaknaannya dengan politik. Sekalipun sudah dikategorikan sebagai tindakan yang melanggar hukum, pengertian korupsi dipisahkan dari bentuk pelanggaran hukum lainnya. Selain mengkaitkan korupsi dengan politik, korupsi juga dikaitkan dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan pembangunan nasional. Begitu luasnya aspekaspek yang terkait dengan korupsi hingga organisasi internasional seperti PPB memiliki badan khusus yang memantau korupsi dunia. Dasar atau landasan untuk memberantas dan menanggulangi korupsi adalah memahami pengertian korupsi itu sendiri. Pada bagian ini dibahas mengenai pengertian korupsi berdasarkan definisi-definisi umum dan pendapat para pakar. Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang berlaku di masyarakat. Korupsi di Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Melihat realita tersebut timbul public judgement bahwa korupsi adalah manisfestasi budaya bangsa. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi. Namun sampai saat ini hasilnya masih tetap belum sesuai dengan harapan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pada bagian ini akan dipaparkan definisi korupsi, bentuk-bentuk korupsi dan sejarah perkembangan korupsi. B. CIRI, POLA dan MODUS CIRI-CIRI KORUPSI : Korupsi menurut Syed Hussein Alatas dalam Sumarwani S 2011, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan. 2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat umumnya. 3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus. 4. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di mana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu. 5. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak. 6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang lain. 7. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang menghendaki keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya. 8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk pengesahan.

POLA KORUPSI : Pola-pola yang sering dipakai para koruptor dalam melakukan tindak pidana korupsi, antara lain pemalsuan, penyuapan, penggelapan, komisi, pemerasan, sistem pilih kasih, penyalahgunaan wewenang, bisnis orang dalam, nepotisme, sumbangan ilegal dan pemalsuan.

MODUS KORUPSI : Dari data pengaduan masyarakat sejak 2005-2012, komisi pemberantasan korupsi melakukan inventarisasi terhadap modus-modus korupsi sektor kesehatan dan yang terbanyak berupa : a. Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, jamkesmas, jampersal, jamkesda b. Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan, dan ASKESKIN. c. Pungli oleh PNS (Dinas kesehatan) dan pemotongan dana bantuan d. Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan e. Penyalahgunaan keuangan RSUD f. Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum Puskesmas dan RSUD g. Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD)

C. KORUPSI DALAM BEBRBAGAI PERSPEKTIF Perspektif Permasalahan korupsi dapat dilihat dalam berbagai perspektif yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta pertahanan keamanan nasional. Pada subbab ini akan dibahas korupsi dalam aspek budaya, agama dan hukum. Korupsi masih terjadi secara masif dan sistematis. Praktiknya bisa berlangsung di manapun, di lembaga negara, lembaga privat, hingga di kehidupan sehari-hari. Korupsi dapat terjadi karena adanya tekanan, kesempatan, dan pembenaran. Melihat kondisi seperti itu maka pencegahan korupsi menjadi layak dikedepankan sebagai strategi pencegahan dini. Mengetahui bentuk/jenis perbuatan yang bisa dikategorikan sebagai korupsi adalah upaya dini untuk mencegah agar seseorang tidak melakukan korupsi. Karena itu, pendidikan integritas dan antikorupsi sejak dini menjadi penting. Melalui strategi pencegahan, diharapkan muncul generasi yang memiliki jiwa antikorupsi serta standar perilaku sehingga berkontribusi bagi masa depan bangsa. 1. Korupsi dalam Perspektif Budaya Secara umum perilaku seseorang yang melakukan praktik korupsi didorong oleh beberapa hal, antara lain perilaku serakah sebagai potensi yang ada dalam diri setiap orang, kesempatan untuk melakukan kecurangan, dan kebutuhan untuk memenuhi tingkat kehidupan yang menurutnya mapan. Dalam hal ini pelaku sadar bahwa tindakannya akan merugikan suatu pihak dan akan ada konsekuensi yang dihadapinya apabila kecurangan itu diketahui 2. Korupsi dalam Perspektif Agama Dalam konteks perilaku korup, agama sebagai dasar dari segala kepercayaan dan keyakinan tiap individu berperan penting. Dalam semua ajaran agama, tidak ada yang mengajarkan umatnya untuk berlaku atau melakukan tindakan korupsi. Namun, pada kenyataannya praktik korupsi sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan orang-orang beragama. Agama memang mengajarkan dan mengarahkan para penganutnya untuk hidup jujur, lurus, dan benar 3. Korupsi dalam Perspektif Hukum Korupsi harus dipahami sebagai tindakan melawan hukum dan ada pandangan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime). KPK telah mendata tindakan korupsi di Indonesia sehingga diperoleh hasil 50% adalah penyuapan (Republika, 2014). Dari data ini KPK memandang korupsi sebagai kejahatan luar biasa. Lebih jauh KPK mengungkap tiga sebab mengapa korupsi di Indonesia menjadi kejahatan luar biasa. a. Korupsi di Indonesia sifatnya transnasional sehingga beberapa koruptor Indonesia mengirimkan uang ke luar negeri

DAFTAR PUSTAKA Adry. 2012. “Prinsip-Prinsip Antikorupsi”. http://adrypu.blogspot.com/2012/02/prinsipprinsiantikorupsi.html. Anonim (2013). “Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2013”. http://setagu.net/indekspersepsikorupsi-indonesia-2013/ diakses 30 Maret 2013. Anwar, Bagus. 2011. “Peran KPK dan Dampak Korupsi di Indonesia”. http://bagusanwar. blogspot.com/ diakses 30 Maret 2013. Arianti, Niken. 2013. “Mencegah Korupsi di Jaminan Kesehatan Nasional” dalam Seminar Pencegahan Korupsi di Sektor Kesehatan, Rabu, 22 Mei 2013, diselenggarakan oleh Keluarga Keluarga Alumni Gadjah Mada Fakultas Kedokteran Yogyakarta (Kagama Kedokteran). http://kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/ article/1634.html diakses 16 April 2014. Bappenas RI. 2002. Public Good Governance: Sebuah Paparan Singkat. Jakarta: Bappenas RI. Batennie,

Faisal.

2012.

“Pendidikan

Anti

Korupsi

Untuk

Perguruan

Tinggi”.

http://stkipktb.ac.id/content/pendidikan-anti-korupsi-untuk-perguruan-tinggi diakses 2 April 2014. “Definisi Korupsi dan Sebab Korupsi”, http://najmudincianjur.blogspot.com/2011/09/ definisi-korupsi-dan-sebab-korupsi.html diakses 2 April 2014. Dubnick, Melvin. 2005. “Accountability and the Promise of Performance: In Search of the Mechanisms” dalam Public Performance and Management Review Vol. 28 No. 3, March 2005. Elmi, Iswan. 2013. “Catatan Mengenai Modus Operandi Korupsi di Sektor Kesehatan dan Pencegahannya” dalam Seminar Pencegahan Korupsi di Sektor Kesehatan, Rabu, 22 Mei 2013, diselenggarakan oleh Keluarga Keluarga Alumni Gadjah Mada Fakultas Kedokteran Yogyakarta

(Kagama

Kedokteran).

http://

kebiiakankesehatanindonesia.net/component/content/article/1634.html diakses 16 April 2014. Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

More Documents from "Fauzan"