Uas Perancangan Pabrik.docx

  • Uploaded by: tiaradyepi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uas Perancangan Pabrik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,988
  • Pages: 18
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Kelapa sawit dan CPO merupakan salah satu komoditas ekspor andalan

Indonesia. Dengan usaha-usaha yang dilakukan baik pemerintah maupun perusahaan swasta yang melakukan ekstensifikasi dan pengembangan pertanian serta pemanfaatan teknologi dalam proses pembibitan dan pengolahan sawit, saat ini Indonesia menjadi negara penghasil CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia. Bisnis dan investasi pada bidang Kelapa Sawit dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Permintaan atas minyak nabati dan penyediaan biofuel telah mendorong peningkatan permintaan minyak nabati yang bersumber dari CPO (Crude Palm Oil) yang berasal dari Kelapa Sawit. Hal ini disebabkan tanaman kelapa sawit memiliki potensi menghasilkan minyak sekitar 7 ton/hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3 ton/hektar. Buah sawit yang dikenal dengan bermacam jenis, mempunyai pola panen yang kita kenal sebagai tingkat kematangan. Kematangan buah sangat menentukan hasil rendemen minyak yang dihasilkan. Berbagai standart baku mutu buah tentunya akan menjadi tolak ukur dalam perancangan pengolahan Pabrik Minyak Kelapa Sawit. Dengan melihat pola panen yang sesuai akan mendongkrak tingkat

mutu

buah.

Buah

yang telah

dipanen

selayaknya

secepatnya

didistribusikan ke pabrik pengolahan agar tidak teroksidasi oleh enzim dan udara yang meningkatkan nilai keasaman (salah satu parameter produk). Sistem distribusi, pola panen dan tidak tersedianya kapasitas pabrik pengolahan yang memadai mengakibatkan terjadinya buah restant (waste fruit) dan buah gugur (berondolan). Pabrik Kelapa Sawit yang lebih menekankan dalam hal pemanfaatan buah restan dan buah berondolan yang kualitasnya tidak memenuhi standar bahan baku CPO standar bahan pangan, mengakibatkan buah sawit restan dan berondolan memiliki kandungan Asam lemak bebas lebih dari 6%. Hal ini akibat dari berlangsungnya proses oksidasi secara alami akibat lamanya buah diolah di Pabrik ataupun logistik dan transportasi yang tidak memadai di lapangan. Sebagaimana standar pengolahan buah adalah 24-48 jam pasca panen. Dengan kondisi asam

2 lemak bebas yang tinggi ini tentu tidak memenuhi standar kualitas pangan yang disyaratkan. Selain faktor asam lemak bebas yang tinggi, secara kualitas kadar minyak yang ada pada buah restan dan berondolan tidak jauh berbeda dibanding buah segar yang diolah untuk bahan pangan, hal ini berbeda jika buah restan dan berondolan yang ada merupakan buah mentah atau belum memenuhi syarat fisiologis untuk panen. Tandan Buah Segar (TBS) dengan mutu yang baik akan menghasilkan : 1.

Minyak sebanyak 20-25%

2.

Inti (kernel) sebanyak 4-6%

3.

Cangkang 5-9%

4.

Tandan kosong (empty fruit bunch) 20-22%

5.

Serat (fiber) 12-14% Dalam proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga

menjadi CPO ( Crude Palm Oil ) , ada beberapa proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama.

Namun seiring dengan

perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing - masing stasiun pengolahan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

1.2

Prospek Pendirian Pabrik Kebutuhan CPO dalam negeri masih dicukupi melalui impor. Perancangan

pabrik CPO ini berorientasi pada pemenuhan kebutuhan CPO dalam negeri sehingga dapat mengurangi nilai impor. Data impor CPO di indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 Tabel 1.1 Jumlah Impor CPO di Indonesia Tahun Jumlah Impor CPO (Kg) 2010 31026783 2011 63674486 2012 68431118 2013 76973648 2014 192223851 2015 275947247 2016 261865693 2017 341455237 Sumber : BPS, 2017

Jumlah Impor CPO (Ton) 31026.78 63674.49 68431.12 76973.65 192223.9 275947.2 261865.7 341455.2

3

4.00E+05 y = 46449x - 9E+07 R² = 0.9167

Jumlah Impor (Ton/1000)

3.50E+05 3.00E+05 2.50E+05 2.00E+05 1.50E+05 1.00E+05 5.00E+04 0.00E+00 2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Tahun

Gambar 1.1 Data Impor CPO di Indonesia (BPS, 2017) Berdasarkan data tersebut, jumlah impor CPO terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah impor ini diperkirakan akan terus bertambah di tahun yang akan datang mengingat bertambahnya juga kebutuhan CPO oleh pabrikpabrik lain yang memproduksi senyawa turunannya. Sementara itu, produksi CPO di Indonesia belum memenuhi kebutuhan dalam negeri akan CPO. Artinya Indonesia memerlukan sebuah pabrik CPO baru yang dapat memenuhi kebutuhan CPO di Indonesia dan nantinya akan mengurangi impor CPO dari luar. Berdasarkan beberapa fakta tersebut, terlihat bahwa peluang bisnis untuk CPO sangat prospektif dan menjanjikan. Tidak hanya untuk pasar Indonesia, tetapi juga untuk pasar dunia. Selain itu, terlihat bahwa negara dengan pertumbuhan ekonomi dan industri yang pesat merupakan pasar yang menjanjikan untuk penjualan produk CPO. 1.3

Aplikasi CPO (crude palm oil) Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering

dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.

4 Minyak sawit sebagai bahan pengahsil biodiesel Industri pengolahan minyak sawit menghasilkan fraksi olein dan stearin. Fraksi stearin sebagai sumber yang tepat untuk dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel karena fraksi stearin memiliki bilangan setana lebih besar. Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi dimana gliserin dipisahkan dari minyak nabati. Biodiesel didapat langsung digunakan pada mesin diesel tanpamemerlukan modifikasi mesin, karena biodiesel ini mempunyai sifat fisik dan sifatkimia yang hamper sama dengan bahan bakar diesel konvensional (Sari, 2005). Hasil

penelitian

mengungkapkan

bahwa

minyak

sawit

memiliki

keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain: 1. Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi; 2. Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi; 3. Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non pangan; 4. Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya. 1.4

Renacana Kapasitas Penentuan kapasitas produksi CPO didasarkan pada beberapa pertimbangan,

yaitu proyeksi kebutuhan produk CPO, ketersediaan bahan baku, serta kapasitas pabrik CPO yang sudah ada. Laju produksi pabrik ditentukan dengan melihat kebutuhan impor CPO yang ada di Indonesia. Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah total produksi untuk dalam negeri sebesar 15.341,2 ton/tahun. Banyaknya produksi CPO ini dipengaruhi oleh industri-industri lain yang memproduksi CPO. Berdasarkan pada pertimbanganpertimbangan ini, maka ditetapkan kapasitas untuk rancangan pabrik CPO adalah 14.000 ton/tahun yang akan didirikan pada tahun 2028, dimana jumlah produksi ini akan menutupi sebagian jumlah impor CPO di Indonesia.

5 1.5

Lokasi Perancangan Pendirian pabrik CPO (crude palm oil) dengan bahan baku tandan buah

segar (TBS) direncanakan akan dibangun di Wajok Hilir, Kota Mempawah, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan karena potensi kelapa sawit di daerah tersebut sangat besar.

Gambar 1.2 Rencana Lokasi Pendirian Pabrik 1.5.1

Lokasi Pemasaran Kawasan Mempawah ini memiliki sungai pinyuh yang bisa dijadikan

akses untuk pendistribusian CPO ke berbagai daerah di Indonesia dan luar Indonesia. Selain itu, daerah Kalimantan Barat merupakan salah satu pusat pengembangan Indonesia bagian barat, sehingga akan membuka peluang usaha yang menguntungkan. 1.5.2

Utilitas Selain dekat dengan bahan baku, di kota Mempawah telah tersedia sistem

utilitas yang baik. Fasilitas utilitas pabrik meliputi penyediaan air, bahan bakar, dan listrik. Sarana penyediaan air dapat diperoleh dari Mempawai sendiri karena mempawai merupakan Ibu kota dari kabupaten Pontianak sehingga sarana yang ada cukup baik.

6 1.5.3

Akses Jalan Mempawah telah memiliki akses jalan yang baik, dimana untuk mencapai

Mempawah dapat diakses melalui jalan darat dan untuk mempermudah dalam pemasaran ke daerah-daerah yang dapat dijangkau melewati jalan darat. Mempawah ini juga dilengkapi adanya sungai pinyuh yang dapat membantu pendistribusian produk kepasaran di daerah-daerah yang tidak dapat ditempuh melalui jalur darat tanpa adanya hambatan karena tersedianya transportasi darat, dan laut. 1.5.4

Tenaga Kerja Kebutuhan tenaga kerja dapat diperoleh dari adanya universitas negeri

maupun universitas swasta yang ada di Kalimantan Barat, akademi-akademi serta sekolah-sekolah kejuruan di Kalimantan Barat dan sekitarnya akan menampung ketersediaan tenaga kerja ahli dan terdidik untuk ditempatkan secara proporsional.

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) adalah merupakan tanaman golongan

plasma yang menghasilkan minyak. Proses pembentukan minyak dalam kelapa sawit berlangsung selama 3 – 4 minggu sampai tingkat matang morpologis, yaitu buah telah matang dan kandungan minyak sudah optimal. Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut dengan minyak inti sawit (CPKO) (Rondang, 2006). Minyak sawit yang terkandung dalam sel-sel serat adalah sekitar 20–24% dari berat tandan sawit, sedangkan minyak inti sawit sekitar 2–4 % (Salunkhe, 1992). Berikut karakteristik dari beberapa sifat fisika-kimia dari minyak sawit dan minyak inti sawit yang disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Nilai sifat fisika-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit Sifat Bobot jenis Indeks bias pada 40°C Bilangan Iod Bilangan penyabunan Sumber : Kataren, 2005.

Minyak sawit 0,900 1,4565 – 1,4585 46 – 48 196 – 206

Minyak inti sawit 0,900 – 0,903 1,495 – 1,415 14 – 20 224 – 254

Sifat-sifat dari minyak kelapa sawit pada umumnya dipengaruhui oleh temperatur. Beberapa sifat fisik yang telah diketahui adalah sebagai berikut : 1.

Sifat fisik yang paling jelas adalah tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan karena adanya asam lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus polar.

2.

Minyak kelapa sawit berwarna kuning. Berikut dijabarkan sifat kimia dari minyak kelapa sawit antara lain adalah :

a.

Pada reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Hidrolisa ini terjadi karena adanya air atau kelembaban tinggi.

8 b.

Penambahan sejumlah basa akan terjadi reaksi penyabunan. Jumlah asamlemak

bebas

dalam

minyak

tidak

diinginkan

karena

akan

mempengaruhi kualitas minyak. c.

Bila terjadi kontak dengan sejumlah oksigen, akan terjadi reaksi oksidasi yang akan menyebabkan minyak berbau tengik (Yoeswono, 1996). Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh asam palmitat (C16) sekitar

(40-46%), kandungan asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat (C 18:1) sekitar (39-45%) dan asam linoleat (7-11%), sedangkan pada minyak inti sawit didominasi oleh asam laurat (46-52%), asam miristat (14-17%) dan asam oleat (13-19%). Kandungan asam lemak dalam kedua jenis minyak tersebut disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Komposisi asam lemak pada minyak sawit dan minyak inti sawit Asam Lemak Asam kaprilat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam oleat Asam linoleat Sumber : Kataren, 2005.

Minyak Kelapa Sawit (%) 1,1 – 2,5 40 – 46 3,6 – 4,7 39 – 45 7 – 11

2.2

CPO (Crude Palm Oil)

1.

Pengertian CPO (Crude Palm Oil)

Minyak Inti Sawit (%) 3–4 46 – 52 14 – 17 6,9 – 9 1 – 2,5 13 – 19 0,5 – 2

Crude Palm Oil adalah minyak kelapa sawit mentah yang berwarna kemerah-merahan yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit. 2.

Produk Turunan CPO Produk CPO memiliki banyak kegunaan di berbagai industri antara lain : 1.

Industri sabun berupa bahan penghasil busa

2.

Industri baja berupa bahan pelumas

3.

Industri pangan berupa minyak goreng, margarin, shortening, dan vegetable ghee

9 4.

Industri oleokimia, antara lain berupa fatty acids, fatty alcohol dan glycerin, dan biodiesel

3.

Syarat Mutu Syarat mutu kualitas minyak kelapa sawit mentah adalah :

No Kriteria Uji 1 Warna 2 Kadar air dan kotoran 3 Asam lemak bebas (asam palmitat) 4 Bilangan yodium

4.

Satuan %, fraksi masa %, fraksi masa

Persyaratan Mutu Jingga kemerah-merahan 0,5 maks 0,5 maks

g Yodium / 100g

Keunggulan Minyak Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang cukup tangguh, terutama bila

terjadi perubahan musim. Berbeda dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, tanaman kelapa sawit dapat menghasilkan dua jenis minyak sekaligus, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit. Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memilki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Beberapa keunggulan minyak sawit antara lain sebagai berikut (Susanti, 2015) : 1.

Tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO menjadi sumber minyak nabati termurah.

2.

Penggunaannya sangat luas, di antaranya minyak goreng, shortening, dan margarin.

3.

Sebagai sumber energi yang baik.

4.

Dengan karakteristik unik yang dimilikinya, terutama dalam hal potensi kandungan vitamin E dan karotenoid, serta tidak mengandung asam lemak trans, berbagai penelitian telah banyak menunjukan bahwa penggunaan minyak sawit dalam bahan makanan berpengaruh positif bagi kesehatan tubuh.

5.

Mengandung antioksidan alami (tokoferol dan tokotrienol). Telah banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan bahwa tokoferol dan tokotrienol dapat melindungi sel-sel dari proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti atherosclerosis dan kanker.

10 6.

Komposisi asam lemak seimbang dan mengandung asam lemak linoleat sebagai asam lemak esensial.

7.

Produktivitas minyak sawit tinggi yaitu 3,2 ton/ha, sedangkan minyak kedelai, lobak, kopra, dan minyak bunga matahari masing-masing hanya 0,34; 0,51; 0,57; dan 0,53 ton/ha.

8.

Sifat intercgeable-nya cukup menonjol dibanding dengan minyak nabati lainnya karena memiliki keluesan dan keluasan dalam ragam kegunaan baik di bidang pangan maupun nonpangan.

9.

Sekitar 80% dari penduduk dunia, khususnya di negara berkembang masih berpeluang meningkatkan konsumsi perkapita untuk minyak dan lemak terutama minyak yang harganya murah (minyak sawit).

10. Terjadinya pergeseran dalam industri yang menggunakan bahan minyak

bumi ke bahan yang lebih bersahabat dengan lingkungan yaitu oleokimia yang berbahan baku CPO, terutama di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat. Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah dibandingkan minyak nabati lainnya yang terdiri dari sitosterol, campesterol, sigmasterol, dan kolesterol. Dalam CPO, kadar sterol berkisar 360620 ppm dengan kadar kolesterol hanya sekitar 10 ppm atau sebesar 0,001% dalam CPO. Bahkan, dari hasil penelitian dinyatakan bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit. Minyak sawit dapat dikatakan sebagai minyak goreng nonkolesterol (kadar kolesterolnya rendah).Selain kandungan kolesterol minyak kelapa sawit yang memang rendah (bahkan digolongkan bebas kolesterol), juga mengandung asam lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Minyak kelapa sawit juga mengandung karoten (sumber vitamin A) yang berfungsi sebagai bahan obat antikangker dan karoten daterofenol untuk bahan pengawet yang meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi (mencegah bau tengik). Kandungan lainnya adalah tokoferol sebagai sumber vitamin E yang dapat melindungi kulit dari oksidasi dan oleokemikal seperti asam lemak, metil ester, lemak alkohol, asam amino, dan gliserol yang dapat digunakan sebagai

11 bahan baku minyak makan (margarin, minyak goreng, butter, dan minyak untuk pembuatan kue-kue) (Susanti, 2015). 2.3

Deskripsi Proses Kualitas hasil minyak CPO (Rendemen) yang diperoleh sangat dipengaruhi

oleh kondisis buah (TBS) yang diterima dan diproses oleh pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi meminimalkan kehilangan (loses) dalam proses pengolahannya. Tandan buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari kebun diangkut ke lokasi Pabrik pengolahan Minyak Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigde) untuk mengetahui jumlah Tonase dari TBS yang diterima oleh Pabrik. Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Kualitas produksi pada pengolahan kelapa sawit sangat berpengaruh terhadap rendement yang dihasilkan. Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil dan palm kernel melalui banyak perlakuan dan tahapan. Proses pengolahan kelapa sawit dibagi menjadi beberapa tahapan dan stasiun, yaitu sebagai berikut : 1. Stasiun penerimaan buah (fruit reception station) 2. Stasiun perebusan (sterilizing station) 3. Stasiun penebahan (threshing station) 4. Stasiun pengempaan (pressing station) 5. Stasiun pemurnian minyak (clarification station) 6. Stasiun pengolahan inti (kernel recovery station) 2.3.1

Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station) Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan buah

(TBS) dari perkebunan sebelum diolah. Pada stasiun ini dapat diketahui jumlah TBS dari masing- masing kebun. Pada stasiun penerimaan buah ini meliputi : 1.

Jembatan timbang (weight bridge)

2.

Sortasi tandan buah segar.

3.

Tempat pemindahan buah (loading ramp)

12 4. 2.3.2

Lori Buah. Stasiun Perebusan (Sterilization Station) Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olah suatu pabrik kelapa sawit,

terutama ditentukan oleh hasil rebusan. Oleh karena itu merebus, buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan merupakan hal yang mutlak dilakuakan. Merebus tandan dengan uap mempunyai fungsi sebagai berikut : a.

Merusak enzim dan menghentikan peragian yang membentuk asam lemak bebas

b.

Membekukan getah dan protein

c.

Memudahkan buah lepas dari tandan

d.

Melonggarkan inti dari tempurung

Pada stasiun rebusan terdapat alat – alat sebagai berikut : 1.

Alat Penarik (Capstand). Capstand adalah alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer.

2.

Ketel Rebusan (Sterilizer). Merupakan bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Sterilizer ini dapat memuat 8 buah lori dengan tekanan kerja maksimal 3 kg/cm2 dan suhu kerja maksimal 140oC. Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang diizinkan, rebusan diberi katup pengaman.

Seluruh

proses

perebusan

dilakukan

dalam

sterilizer

horizontal. 3.

Tippler Tippler merupakan tempat untuk menumpahkan buah kelapa sawit yang sudah direbus dengan sterilizer dengan cara memutar lori 180o. Buah kelapa sawit tersebut diangkut menggunakan conveyor menuju threser.

2.3.3

Stasiun Penebahan (Threshing Stasiun) Stasiun penebahan merupakan stasiun yang berfungsi untuk memisahkan

buah dari tandannya dengan cara bantingan – bantingan dan berputar sekitar 23 – 25 rpm yang dinamai rotary drum threshing.

13 2.3.4 1.

Stasiun Pengempaan (Pressing Station) Digester Digester merupakan sebuah alat yang terbuat dari besi pelat yang

berbentuk silinder dimana sekeliling dindingnya dipasang pelat mantel untuk memanaskan adukan. Didalam silinder tersebut terdapat as yang dipasang pisau aduk dan dibagian bawah dipasang satu pisau buang, untuk mengeluarkan masaadukan dari digester ke screw press. Digester berfungsi sebagai pencincang brondolan yang telah terebus, sehingga menjadi campuran yang homogen antar nuts dengan daging buah yang telah terpisah. Pada digester, dilakukan proses exstraksi pertama untuk mengusahakan keluarnya minyak dari brondolan buah. Mesin press adalah alat untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Buah yang keluar dari digester diperas didalam mesin press dengan tekanan 40 -50 bar dan dengan menggunakan air pengencer yang bersuhu 90 – 95 oC. Untuk menurunkan visikosits minyak, penambahan dapat pula dilakukan pada oil gutter kemudian dialirkan melalui oil gutter ke stasiun klarifikasi. Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor untuk memudahkan memisahkan nuts dan ampas. 2.

Pemisah Ampas Kempa (Cake Beaker Conveyor) Ampas hasil press yang masih bercampur nuts dan berbentuk gumpalan –

gumpalan dipecah dan dibawa untuk dipisahkan antara ampas dan nuts. Alat ini terdiri dari pedal–pedal yang diikat pada poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan pedal–pedal diatur sehingga pemecah gumpalan terjadi dengan sempurna. 2.3.5

Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dari

kotoran dan unsur–unsur yang dapat mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan kehilangan minyak seminimal mungkin. Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dalakukan dengan system pengendapan, sentrifuge, dan penguapan. Beberapa peralatan permurnian minyak yang digunakan pada stasiun klarifikasi adalah sebagai berikut : 1.

Talang Minyak (Oil Gutter)

14 Talang minyak berfungsi untuk menampung minyak hasil ekstraksi dari mesin press selanjutnya dilakukan pengenceran. Pengenceran bertujuan untuk memudahkan pemisahan minyak dengan pasir dan serat yang terdapat didalam minyak, suhu air pengenceran 80 – 90oC. 2. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank) Sand trap tank (Tangki Pemisah Pasir) berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke ayakan (saringan), dengan maksud agar ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabakan kehausan ayakan. 3. Ayakan Getar (Vibrator Screen) Merupakan ayakan getar yang berfungsi untuk menyaring materialmaterial yang terbawa oleh minyak kasar dari tangki pemisahan pasir. 4. Crude Oil Tank (COT) Crude oil tank (tangki minyak mentah) berfungsi menampung minyak mentah yang telah disaring untuk dipompakan ketangki pemisah. Cairan yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan akan naik ke permukaan yang selanjutnya akan mengalir ke continous settling tank. Untuk menjaga suhu tetap konstan pada 80 – 90oC maka perlu diberikan penambahan panas dengan cara menginjeksiakan uap kedalam tangki. 5. Continous Settling Tank (CST) Continous Settling Tank berfungsi untuk mengendapkan sludge (lumpur) yang terkandung dalam minyak kasar, untuk mempermudah pemisahan, suhu harus dipertahankan antara 80 – 90oC dengan sistem injeksi uap. Didalam CST minyak dibagi menjadi tiga bagian, bagian atas adalah minyak yang diambil dengan bantuan skimer untuk dialirkan kedalam oil tank, bagian tengah merupakan sludge yang masih mengandung minyak yang akan dialirkan ke sludge tank, dan bagian bawah merupakan air untuk menaikan level minyak. 6. Oil Tank (OT) Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk dipanaskan lagi dengan uap yang suhunya 90˚C untuk memisahkan bagian air, selanjutnya minyak akan dipompa ke dalam tanki tunggu sebelum diolah lebih lanjut pada oil purifier.

15 7. Oil Purifier Oil purifier berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air dan kotoran – kotoran halus yang masih ada dalam minyak, pemisahan minyak dilakukan dengan cara perbedaan berat jenis yang dimiliki minyak dan air. 8. Vacum Dryer Vakum dryer digunakan untuk memisahkan air dengan minyak dengan cara penguapan hampa. Uap air yang terkandung dalam minyak akan terhisap pada tekanan atmosfir. Uap air yang terhisap akan dibuang ke atmosfir. Air akan menguap sebesar 0,25-0,30 % , dibawah pelampung terdapat Toper spindle untuk mengatur minyak yang

disalurkan kedalam bejana vacum dryer sehingga

kehampaan dalam vakum dryer tetap 76 cmHg. Kemudian melalui nozzel, minyak akan disemburkan kedalam bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana digunakan float valve dibagian bawah bejana. Pada proses ini bertujuan untuk mendapatkan minyak (CPO) dengan kandungan air 0,1%. 9. Storage Tank Storage tank merupakan tangki penampung minyak sementara sebelum dikirim ke konsumen atau tempat penampungan minyak hasil produksi. Tangki ini dilengkapi dengan alat pemanas sistem coil yang dipasang pada dasar tangki. Temperatur minyak dalam tangki dipertahankan sekitar 40 – 50o C. 10. Tangki lumpur (Sludge Tank) Sludge tank berfungsi untuk menampung sludge yang berasal dari CST. Minyak akan masuk melalui pipa yang mengarahkan sampai bagian dasar dari sludge tank. Didalam tangki ini dilakukan pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup agar minyak tergoncang dan suhu tetap dipertahankan 95oC. Pemanasan diharapkan dapat membuat minyak tetap pada keadaan mendidih hingga nantinya akan memudahkan cairan minyak melayang ke atas hingga permukaan tangki. Minyak yang telah mencapai permukaan akan mengalir kedalam pipa yang selanjutnya akan dikirim pada disanding cyclone. 11. Sand Cyclone Alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara sludge tank yang kemudian dialirkan melalui buffer tank. Sand cyclone berfungsi untuk mengurangi jumlah

16 pasir dan padatan yang mungkin masih terdapat pada minyak yang berasal dari sludge tank. Alat ini terbuat dari keramik yang memisahkan lumpur atau pasir secara garvitasi. 12. Sludge Buffer Tank Sludge buffer tank berfungsi untuk menampung sludge yang masih mengandung minyak sebelum diolah ke sludge separator. 13. Sludge Separator Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu – sudu menuju CST. Cairan dan ampas yang berat jenis lebih besar terbuang keparit. 14. Sludge Drain Tank Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke tangki penampung minyak (reclaimed oil tank) sedangkan sludge dibuang ke bak fat pit. 15. Reclaimed Oil Tank Cairan dengan kadar minyak tinggi dari tangki minyak kutipan ditampung dalam tangki ini untuk kemudian dipompa ke tangki pemisah. 16. Decanter Decanter berfungsi untuk memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat atau fraksi padat dengan cairan. Pemisahan antara kotoran dan minyak dilakukan dengan dasar perbedaan berat jenis pada dua kecepatan putaran yang berbeda antara scroll dan bowl decanter, dimana pada proses ini terdapat 3 keluaran yang berbeda yaitu : cairan ringan keluar dari bowl-exis, cairan kaya solid keluar dari bowl shell dan solid akan keluar pada bagian decanter. 17. Fat Pit Fat pit digunakan untuk menampung cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dari stasiun perebusan dan stasiun klarifikasi. Minyak yang dikutip akan dipompakan kembali ke reclaimed oil tank.

17 BAB III KESIMPULAN Pabrik pengolah TBS menjadi CPO akan dibangun di Wajok hilir, kota Mempawah, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Kapasitas produksi pada pabrik CPO ini adalah 14.000 ton/tahun. Pabrik ini akan menutupi sebagian jumlah impor CPO di Indonesia.

18 DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia 2013-2017. Jakarta. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia 2010-2017. Jakarta. Fauzi, Y. 2014. Kelapa Sawit : Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Cetakan 24. Penebar Swadaya. Jakarta. Sari YM. 2005. Potensi Minyak Kelapa Sawit (CPO) Sebagai Biodiesel Alternatif Pengganti Minyak Solar Di Provinsi Riau. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Setyamidjaja D. 2006. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. Suandi, A., dkk. 2016. Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam di PT.Bio Nusantara Teknologi. Jurnal. Vol. 2 (17). Bengkulu: Universitas Bengkulu. Susanti D dan Rahmadani. 2015. Penganalisaan Standard Industri Cpo Dankernel Di Pt Sinar Sawit Lestari Damuli. Laporan Praktik Kerja Lapang. Universitas Negeri Medan.

Related Documents

Uas Perancangan Pabrik.docx
November 2019 6
Uas Perancangan Pabrik.docx
December 2019 9
Perancangan
April 2020 44
Perancangan
May 2020 39
Uas
April 2020 50
Program Uas-bn & Uas
May 2020 48

More Documents from ""