Types of Budget (Jenis-Jenis Anggaran) It is necessary to be familiar with the various types of budgets to understand the whole picture and how these budgets interrelate. The types of budgets include master, operating (for income statement items comprised of revenue and expenses), financial (for balance sheet items), cash, static (fixed), flexible, capital expenditure (facilities), and program (appropriations for specific activities such as research and development, and advertising). Here, I am explaining you about them all one by one in brief. Berdasarkan maksud dan tujuannya, budget dapat digolongkan menjadi:
[1]. Master Budget A master budget is an overall financial and operating plan for a forthcoming calendar or fiscal year. Master budget biasanya dibuat tahunan atau kwartalan. Master budget adalah beberapa sub-budget yang dijadikan satu dimana aktivitas usaha yang telah direncanakan di summarized. Format master budget akan tergantung pada ukuran dan kebiasaan operasional perusahaan.
[2]. Operating and Financial Budgets Operating budget berurusan dengan cost dari barang dagangan atau jasa yang akan dibuat (read: dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan Financial Budget adalah budget yang berfocus pada: asset (aktiva), Liabilities (kewajiban: pinjaman dan hutang), stockholder’s equity (modal pemilik usaha).
[3]. Cash Budget Cash budget adalah budget yang diamksudkan untuk perencanaan cash beserta pengendaliannya. Cash budget menyajikan cash masuk dank as keluar untuk periode (kurun waktu) tertentu. Cash budget dimaksudkan untuk membantu management dalam usaha menjaga saldo kas agar tetap seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari kemungkinan terjadinya cash yang menganggur (idle cash) ataupun kekurangan cash (cash shortages). Cash budget biasanya terdiri dari empat bagian utama, yaitu: 1. Cash Receipt, mengandung: beginning cash balance (saldo awal kas), cash collections from customers (kas yang tertagih dari customer), dan other receipts (penerimaan kas lainnya). 2. Cash Disbursement, mengandung: segala pembayaran dengan cash yang dilakukan untuk maksud dan tujuan yang jelas. 3. Cash surplus or deficit section, menunjukkan: selisih antara cash receipt dengan cash payment. 4. Financing section, menyediakan: rincian rekening pinjaman (borrowing) dan re-payments yang diharapkan pada periode laporan.
-1-
[4]. Static (Fixed) Budget Static (fixed) budget adalah budget yang menunjukkan angka (satuan lain) pada kapasitas yang diharapkan. Allowance (cadangan) biasanya di set untuk tujuan tertentu dengan batasan monetary tertentu. Jenis budget ini biasanya dipergunakan pada fase dimana perusahaan sudah mulai relatif stabil. Dalam hal ini, yang dijadikan variable dalam pengukuran stabilitas biasanya “sales (penjualan)”. Static budget memiliki kelemahan (read: batasan), dimana static budget tidak akan cukup flexible terhadap kemungkinan adanya perubahan yang tak terduga. Pada prakteknya, fixed (static) budget biasanya dipergunakan untuk bagian perusahaan dimana aktifitasnya tidak berhubungan dengan: sales, production atau yang menggunakan determinasi angka (atau satuan lain) sebagai ukuran. Kerja bagian ini biasanya di tentukan dengan menggunakan keputusan management (bukan dari sales maupun production output-nya). Dengan demikian, maka bagian-bagian yang bersifat administrative, general marketing, bahkan bagian produksi pada level management pun akan masuk ke dalam categori ini.
[5]. Flexible (Expense) Budget Flexible (expense) budget adalah budget yang paling umum dipakai oleh perusahaan-perusahaan. Dimungkinkan terjadinya perbedaan serta perubahan yang tidak direncanakan. Type budget ini dibuat dan berjalan mengikuti alur alamiah opersional perusahaan. Flexible budget akan menyesuaikan cadangan budget ke aktifitas kenyataannya (the actual activity). Flexible budgets masih bisa dianggap effective sepanjang perbedaan (variasi) volume (sales and production/services output) masih berada pada kisaran yang sempit. In brief, ada empat langkah penyusunan flexible budget, yaitu: 1. Determine the relevant range over which activity is expected to fluctuate during the coming period. Determinasikan range yang relevan dimana aktifitas diperkirakan akan berfluktuasi di kurun waktu mendatang). 2. Analyze costs that will be incurred over the relevant range in terms of determining cost behavior patterns (variable, fixed, or mixed). Analisis cost yang akan tombul di sepanjang kisaran relevan untuk maksud determinasi pola perilaku cost. 3. Separate costs by behavior, determining the formula for variable and mixed costs. Pisahkan cost berdasarkan perilakunya, tentukan formulasi untuk variable dan mixed cost. 4. Using the formula for the variable portion of the costs, prepare a budget showing what costs will be incurred at various points throughout the relevant range.
Karena sifat ke-tidakpasti-an perencanaan, tiga proyeksi berikut ini mungkin perlu dilakukan: 1. One at an optimistic level (proyeksi untuk yang berada pada tingkatan optimistis)
-2-
2. One at a pessimistic or extremely conservative level (proyeksi untuk yang berada pada tingkatan pesimistis atau konservatif yang ekstrem). 3. One at a balanced, in-between level (proyeksi untuk yang berada di antaranya)
[6]. Capital Expenditure Budget Capital expenditure budget adalah daftar project (pekerjaan) jangka panjang yang penting untuk dikapitalisasi (fixed assets such as plant and equipment) dan diakui perolehannya. Cost yang diperkirakan untuk pekerjaan serta penentuan waktu atas capital expenditures diterjemahkan ke dalam angka-angka seiring dengan cara pendanaan kapitalisasi asset. Periode budget untuk type ini biasanya berkisar antara 3 (tiga) hingga 10 (sepuluh) tahun. Type budget ini sering disusun secara tersendiri oleh ”Capital Project Comitee” (jika ada), tanpa melibatkan budget comitee, tetapi jika di dalam perusahaan tidak ada capital project comitee, bisa saja disusun oleh budget comitee yang telah ada. Capital expenditures budget sering mengklasifikasikan suatu project tersendiri berdasarkan tujuan (maksud) dari project tersebut. For instant: 1. 2. 3. 4.
Expansion and enhancement of existing product lines Cost reduction and replacement Development of new products Health and safety expenditures
Kekurangan dana di dalam perusahaan sangat mungkin membuat suatu project yang prospective menjadi urung dilaksanakan, karena tidak memperoleh approval. Untuk memperoleh final approval suatu project biasanya membutuhkan persiapan otorisasi khusus, yaitu dengan membuat proposal yang lebih detail. Tetapi tidak menutup kemungkinan suatu project bisa memperoleh approval pada managerial level tertentu (tergantung pada nilai rupiah project tersebut).
[7]. Program Budget Pengajuan program budget adalah specific untuk memperoleh approval mengenai “bagaimana suatu program didanai dan pada angka berapa”. Program budget yang paling umum terjadi adalah untuk suatu product line, yaitu mengalokasikan sumberdaya pada tingkat penyelesaian suatu goal tertentu dengan cara melakukan review terhadap program yang telah berjalan (existing program). Selain untuk suatu product line, program budget jug adimaksudkan untuk aktifitas-aktifitas: research and development, marketing, training, preventive maintenance, engineering, serta public relations. Dana biasanya dialokasikan berdasarkan ke-efektif-an cost. Dalam negosiasi budget, budget yang diajukan membutuhkan penjelasan dan justifikasi. Suatu program budget biasanya tidak dapat dijadikan
-3-
alat control (pengendalian) karena cost yang terkandung di dalamnya tidak dapat dihubungkan dengan tanggung jawab individu tertentu.
Berdasarkan tingkat kebutuhan dan kenyamanan perusahaan di dalam menggunakannya, budget dapat dikelompokkan menjadi: incremental, add-on, supplemental, bracket, stretch, strategic, activitybased, target, continuous BUDGET.
[A]. Incremental Budget Incremental budgeting khusus mengawasi dan meneliti peningkatan atas suatu budget dalam rupiah atau prosentase-nya tanpa memperhitungkan atau mempertimbangkan akumulasi budget secara keseluruhan. Incremental budget menspesifikasikan pengunaan (read:pemanfaatan) sumberdaya beserta benefit yang diharapkan. Suatu project mungkin di segregasikan menjadi satu ada dua increments. Increment tambahan terkadang dibutuhkan untuk merampungkan suatu project. Tidak lupa, tenaga kerja serta sumberdaya-nya juga dimasukkan ke dalam incerement.
[B]. Add-on Budget Add-on budget adalah budget yang dipergunakan sebagai tambahan atas suatu budget yang telah berjalan (periode sebelumnya), dimana budget utamanya dianggap sudah tidak valid lagi untuk siatuasi dan kondisi saat ini, i.e.: inflasi dan kenaikan gaji pegawai (upah buruh). Dana ditambahkan pada budget utama (yang akan di add-on) guna memenuhi kecukupan sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini. Situasi dan kondisi saat ini biasanya diwakili oleh informasi-informasi yang berdasarkan atas fakta yang ada datanya. Add-on budget sering dianggap sebagai budget yang akan menggembosi profit perusahaan, karena bagaimanapun juga add-on budget adalah bentuk pembengkakan anggaran. Akan tetapi add-on budget bisa saja dibutuhkan dan dibuat untuk maksud kompetisi dan kelangsungan hidup perusahaan.
[C]. Supplemental Budget Agak mirip dengan add-on budget, “Supplemental Budgets” dimaksudkan untuk penambahan dana atas wilayah (area) operasional tertentu, akan tetapi supplemental budget tidak ditambahkan pada suatu budget yang telah ada (budget utama).
[D]. Bracket Budget Bracket budget adalah budget yang dimaksudkan untuk menutupi contingency plan (rencana darurat) dimana cost di proyeksikan pada nilai yang lebih besar dan lebih kecil dari cost dasarnya. Selanjutnya sales (penjualan) di proyeksikan mengikuti level ini. Tujuan dari metod ini adalah berjaga-jaga jika realisasi sales tidak mencapai sales yang telah diramalkan, sehingga dengan bracket budget ini akan dapat -4-
mengakomodasi perbedaan ini, dan bisa dijadikan dasar pertimbangan yang cukup oleh management untuk menyusun perencanaan cost dan biaya yang bersifat contingency. Budget yangbersifat contingency mungkin dibutuhkan jika perusahaan sedang menghadapi kemungkinan resiko yang mengakibatkan penurunan revenue yang tajam.
[E]. Stretch Budget Stretch budget bisa dikatakan istilah yang dipakai untuk mengoptimiskan istilah contingency budget. Budget jenis ini biasanya typically dipergunakan untuk area sales and marketing. Adalah jamak dalam dunia marketing untuk memompa optimistis, dengan menempatkan target yang jauh diatas realisasi yang pernah terjadi sebelumnya. Bisa dikatakan stretch budget hanya diperuntukkan bagi sales and marketing personnel saja. Sedangkan cost-nya tetap di estimasikan mengikuti standard budget.
[F]. Strategic Budget Strategic budgeting mengintegrasikan “strategic planning” dan “budgeting control”. Budget ini biasanya efektif untuk kondisi ketidakpastian atau ketidak setabilan saja.
[G]. Activity-based Budget Activity-based budgeting menganggarkan costs untuk aktifitas secara sendiri-sendiri.
[H]. Target Budget Target budget lebih tepat merupakan “planning” untuk meng-kategorisasi-kan pengeluaran utama untuk di sandingkan dengan goal perusahaan, berfocus pada formulaisasi metode atas pendanaan suatu project untuk membawa perusahaan melangkah lebih kedepan lagi. Dibutuhkan justifikasi yang ketat untuk suatu nilai (uang) yang besar dan pengajuan project yang sifatnya khusus.
[I]. Continuous Budget Continuous budget sering dikenal dengan istilah “Rolling budget”, ini dipergunakan untuk mengistilahkan budget yang memang dari awal telah direncanakan untuk diperpanjang secara teratur (on regular basis)..
Budgeting category next topic…: The budgetary process, budget coordination, departmental budgeting, comparing actual to budgeted figures, budget revision and weaknesses, control and audit, participative budgeting, and the pros and the cons of budgets. -5-