Jenisjenis Tes.docx

  • Uploaded by: Abi Hammad
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jenisjenis Tes.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,670
  • Pages: 11
JENIS-JENIS TES DALAM ASASMEN PSIKOLOGIS TEKNIK TES UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Asesmen Psikologis: Teknik Tes Yang dibina oleh Bapak Hariadi Kusumo

Oleh: Alfian Gita Rozzana

1701116000115

Khilya Firdausi

1701116000087

Mohammad Hfidz Ibnu Shina

170111600069

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Februari 2019 i

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, kepada : 1. Bapak Hariadi Kusumo selaku dosen pengajar mata kuliah Asesmen Psikologis: Teknik Tes yang telah memberi bekal, bimbingan dan pengarahan selama penulisan makalah ini. 2. Orang tua yang selalu memberikan semangat serta dukungan baik secara materiil maupun spiritual. 3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan serta bantuan selama penulisan makalah ini, dan 4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 3 Februari 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3 2.1 Tes Intelegensi ........................................................................................ 3 2.2 Tes Bakat ................................................................................................. 3 2.3 Tes Minat ................................................................................................ 4 2.4 Tes Kepribadian ...................................................................................... 5 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 7 3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 7 3.2 Saran ........................................................................................................ 7 DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 8

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sebagai calon guru atau konselor diharuskan untuk memiliki sebuah pengetahuan dan wawasan yang luas dalam memahami peserta didiknya. Selain itu sebagai seorang konselor juga harus mengerti perkembangan anak baik dari kemampuan, psikologis, bakat dan minatnya. Maka dari itu perlu sekali dilakukan beberapa teknik-teknik dan strategi yang harus digunakan seorang guru atau konselor dalam memahami peserta didik. Asasmen merupakan hal yang paling penting dalam dunia bimbingan dan konseling. data dari hasil asasmen yang memadai dijadikan sebagai dasar untuk melakukan bantuan yang tepat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan Satria, 2012), asesmen (penilaian) merupakan suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar. Selain itu, asesmen didefinisikan juga sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusankeputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno dan Satria, 2012). Ada banyak jenis tes psikologi yang digunakan dalam bimbingan konseling, tidak semua konselor memiliki kewenangan dalam melancarkan tes, tetapi ABKIN memfasilitasi konselor dengan adanya sertifikasi tes bagi konselor pendidikan yang bekerjasama dengan Universitas Negeri Malang. Bagi konselor yang belum memiliki sertifikasi tidak ada salahnya mengetahui beberapa tes

psikologi yang bisa dimanfaatkan untuk menghimpun data

tentang konseli yang nanti bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan saat membatu konseli mengembangkan potensi yang dimiliki.

1

Dalam makalah ini akan membahas tentang berbagai jenis-jenis tes dalam asasmen teknik tes, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi konselor untuk membantu memahami tentang apa saja jenis-jenis tes guna untuk menilai dan mengenali konseli lebih dalam 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini yakni sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan tes intelegensi? 2. Apa yang dimaksud dengan tes bakat? 3. Apa yang dimaksud dengan tes minat? 4. Apa yang dimaksud dengan tes kepribadian?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini yakni sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan tentang tes intelegensi 2. Mendeskripsikan tentang tes bakat 3. Mendeskripsikan tentang tes minat 4. Mendeskripsikan tentang tes kepribadian

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tes Intelegensi Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran, atau intelektual manusia. Inteligensi merupakan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi (high cognition). Alfred Binet (1857) mendefinisikan inteligensi terdiri dari tiga komponen yaitu: a) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan, dan c) kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Secara umum inteligensi biasa disebut kecerdasan. Intelegensi bukan kemampuan tunggal dan seragam, tetapi komposit dari berbagai fungsi. Ketika pertama kali diperkenalkan, IQ merujuk pada jenis skor yakni: ratio usia mental dengan usia kronologis. Selanjutnya pengertian IQ diperluas yakni, IQ adalah ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat teretentu, dalam hubungan dengan norma usia tertentu. Tes-tes intelegensi umum yang dirancang untuk digunakan anak-anak usia sekolah atau orang dewasa biasanya mengukur kemampuan-kemampuan verbal, untuk kadar lebih rendah, tes-tes ini juga mencakup kemampuan-kemampuan untuk berurusan dengan simbol numerik dan simbil-simbol abstrak lainnya. Ini adalah kemampuan-kemampuan yang dominan dalam proses belajar di sekolah. Kebanyakan tes intelegensi dapat di pandang sebagai ukuran kemampuan belajar atau intelegensi akademik. Testes intelegensi seharusnya digunakan tidak untuk memberi label pada individuindividu, tetapi untuk membantu memahami mereka. Adapun jenis-jenis tes intelegensi diantaranya adalah a) Tes SPM (The Standard Progressive Matrices). b) Tes CFIT (The Culture Fair Intelligence Test). c) Tes WISC dan WAIS.

2.2 Tes Bakat Meskipun tes-tes intelegensi pada awalnya dirancang untuk mengukur berbagai fungsi dalam rangka memperkirakan tingkat intelektual umum

3

individu, jelaslah bahwa tes-tes semacam itu agak terbatas cakupannya (Nastasi dan Urbina, 2007). Tes Bakat mucul dikarenakan adanya ketidakpuasaan pada tes intelegensi yang hanya memunculkan skor tunggal yang disebut IQ, karena hasil IQ belum dapat memberikan gambaran kemampuan individu di masa mendatang. Bakat dalam konteks tes bakat ini didefinisikan oleh Bennet et al (1982) sebagai: Suatu kondisi atau seperangkat karakteristik sebagaimana yang tampak dalam simptom kemampuan dasar yang bersifat individual dimana dengan melalui latihan khusus akan memungkinkan individu mencapai suatu kecakapan, keterampilan, atau seperangkat respon seperti kecakapan berbicara dalam bahasa, menciptakan musik dll. Tes bakat dimaksudkan untuk mengukur potensi seseorang mencapai aktifitas tertentu atau kemampuannya belajar mencapai aktivitas tersebut. Menurut Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, tes bakat banyak digunakan para konselor dan pengguna lain karena memiliki manfaat diantaranya : a) mengidentifikasikan kemampuan potensial yang tidak didasari individu, b) mendukung pengembangan kemampuan istimewa atau potensial inidividu tertentu, c) menyediakan informasi untuk membantu individu membuat keputusan pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara alternatif-alternatif yang ada, d) membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang bisa di antisipasi individu, e) berguna mengelompokkan individu-individu dengan bakat serupa bagi tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan.

2.3 Tes minat Menurut Hurlock (1993), minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Tiga bidang terapan hasil tes minat antara lain: 1) Konseling Karier, pengukuran minat dan bakat dapat membantu timrekrutmen perusahaan untuk menempatkan individu sesuai dengan kemampuan dan ketertarikan pada suatu bidang, 2) Konseling Pekerjaan, konselor pekerjaan dapat membantu mengidentifikasi permasalahan yang 4

muncul dari karyawan terkait dengan efektivitas bekerja dari sesuai atau tidak minat karyawan, 3) Penjurusan Siswa, dengan mengetahui minat siswa dan dilengkapi dengan tes kemampuan lainnya maka dapat membantu siswa memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. Hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek penting kepribadian. Karakteristik ini secara material mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapatkan seseorang dari aktifitas waktu luang, dan fase-fase utama lainnya dari kehidupan sehari-hari. Studi tentang minat mendapatkan dorongan terkuat dari penafsiran pendidikan dan karir. Meskipun lebih sedikit kadarnya, pengembangan tes dalam area ini juga dirangsang oleh seleksi dan klasifikasi pekerjaan. Perkembangan populer tes minat, berkembang dari studi-studi yang mengindikasikan kalau individu di suatu pekerjaan dicirikan oleh kelompok minat umum yang membedakan mereka dari indivdidu di pekerjaan lainnya. Para peneliti juga mencatat perbedaan minat ini bergerak melampaui yang di asosiasikan dengan performa kerja dan yang individu di bidang kerja tertentu memiliki juga minat bukan pekerjaan yang berbeda yaitu aktifitas, hobi dan rekreasi. Karena itu, inventori minat bisa di rancang untuk menilai minat-minat pribadi dan mengaitkan minat-minat tersebut dengan wilayah kerja yang lain. Tes minat yang banyak dipakai dalam bimbingan dan konseling pada umumnya adalah Tes minat jabatan. Tes minat jabatan disusun atas dasar konsep teoritik yang menyatakan bahwa minat adalah kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu seperti obyek, pekerjaan, seseorang, tugas, gagasan, atau aktivitas. Inventori minat jabatan berupa butir-butir daftar pernyataan yang diberi bobot tertentu dan meminta individu untuk merespon secara jujur.

2.4 Tes kepribadian Tes kepribadian sering dibatasi sebagai tes yang bermaksud mengukur dan menilai aspek-aspek kognitif, artinya aspek-aspek yang bukan abilitas dan kepribadian manusia. Aspek non kognitif, sesuai analisis faktor, banyak 5

jumlahnya. Akan tetapi pada umumnya hanya dibatasi pada aspek pokok yaitu: motivasi, emosi, dan hubungan sosial. Ada dua macam teknik dalam tes kepribadian yaitu teknik proyektif dan teknik self reppory inventory. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, tes kepribadian jenis inventorilah yang sering dipakai, sedangkan tes proyektif tidak digunakan krena sudah memasuki kawasan psikologi klinis. Asumsi yang dipakai dalam tes kepribadian dengan teknik inventory adalah: (1) bahwa individu adalah orang yang paling tahu tentang keadaan dirinya masing-masing, (2) individu mempunyai kemampuan dan kesadaran untuk menyatakan keadaan dan penghayatannya menurut apa adanya. Salah satu contoh tes kepribadian adalah Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule). Tes EPPS diciptakan oleh Edwards (1953) dengan maksud terutama untuk melihat kecenderungan kebutuhan-kebutuhan khusus (needs) individu. Tes ini disusun atas daftar kebutuhan pokok manusia yang disusun loeh Henry Murray dan kawan-kawannya.

6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Didalam asasmen psikologi teknik tes terdapat berbagai jenis-jenis tes yang digunakan. Jenis tes yang digunakan adalah tes intelegensi, tes bakat, tes minat, dan tes kepribadian. Selain untuk memberikan informasi yang dibutuhkan, tes psikologi ini juga digunakan sebagai klasifikasi, evaluasi program, dan penelitian ilmiah. 3.2 Saran Asasmen merupakan hal yang paling penting dalam dunia bimbingan dan konseling. Data dari hasil asasmen yang memadai dijadikan sebagai dasar untuk melakukan bantuan yang tepat sesuai dengan tujuan. Untuk itu konselor diharapkan memahami dan melakukan beberapa teknik-teknik dan strategi untuk menilai dan mengenali peserta didik lebih dalam.

7

DAFTAR RUJUKAN Amti.E & Atok, Gl. 1983. Penggunaan Tes Dalam Konseling.P2LPTK Depdikbud Republik Indonesia. &Jakarta Anastasi, A & Urbina, S. 2006. Tes Psikologi ( Alih Bahasa : PT Indeks kelompok Gramedia). Jakarta: PT Indeks

Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),

8

Related Documents


More Documents from "maulidina"

Jenisjenis Tes.docx
May 2020 35
Rubrik Hubungan Etnik.docx
November 2019 20
Frame Reduction Doc 1.docx
November 2019 20
November 2019 22